Tugas Akhir Slide PowerPoint Pengantar Ekonomi Mikro
Dosen: Dr. Sigit Sardjono, M.S
Kelas V - Kelompok 2
Prodi Akutansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus Surabaya
2022
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Tugas Akhir Slide PowerPoint Pengantar Ekonomi Mikro
1. PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.S
Tugas Akhir Slide PowerPoint
Kelas V – Kelompok 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas 17 Agustus Surabaya
2022
4. TEORI PERMINTAAN
• Permintaan (demand) adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada
berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu.
• Faktor-faktor penentu permintaan:
• 1. Harga barang itu sendiri
• 2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersdebut
• 3. Corak distribusi pendapatan masyarakat
• 4. Cita rasa masyarakat
• 5. Jumlah penduduk
5. TEORI PERMINTAAN
• Hukum Permintaan:
• Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang
diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit
permintaan barang tersebut (cateris paribus).
• Daftar Permintaan:
• Suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara harga
dengan jumlah barang yang diminta masyarakat.
• Kurva Permintaan :
• Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara suatu harga tertentu dengan jumlah
barang tersebut yang diminta para pembeli.
6. TEORI PERMINTAAN
• • PERMINTAAN TERHADAP BUKU TULIS PADA BERBAGAI
TINGKAT HARGA
Keadaan Harga (Rupiah) Jumlah yang
diminta (unit)
P 5000 200
Q 4000 400
R 3000 600
S 2000 900
T 1000 1300
7. TEORI PERMINTAAN
• • KURVA PERMINTAAN TERHADAP BUKU TULIS PADA
BERBAGAI TINGKAT HARGA
8. PERMINTAAN PERORANGAN DAN
PERMINTAAN PASAR
• • PERMINTAAN PASAR TERHADAP BUKU
Harga (Rupiah) Permintaan Vero
(unit)
Permintaan alifia
(unit)
Permintaan pasar
(unit)
5000 10 10 20
4000 15 15 30
3000 30 20 50
2000 50 30 80
1000 70 45 115
11. EFEK FAKTOR BUKAN HARGA
1. HARGA BARANG-BARANG LAIN
• Barang Pengganti
• Barang Pelengkap Barang Netral
2. PENDAPATAN PARA PEMBELI
• Barang Inferior Barang Esensial
• Barang Normal
• Barang Mewah
14. TEORI PENAWARAN
• Penawaran (supply) adalah jumlah barang dan jasa yang dijual pada berbagai tingkat
harga pada waktu dan tempat tertentu
• Faktor-faktor penentu penawaran:
• 1. Harga barang itu sendiri
• 2. Harga barang lain
• 3. Biaya produksi
• 4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tsb
• 5. Tingkat teknologi yang digunakan
15. TEORI PENAWARAN
• Hukum Penawaran :
• Semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak jumlah barang yang
ditawarkan, dengan anggapan cateris paribus
• Kurva Penawaran :
• Suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara suatu harga tertentu dengan
jumlah barang yang ditawarkan
• Daftar Penawaran :
• Suatu tabel yang memberi gambaran dalam angka-angka tentang hubungan antara
harga dengan jumlah barang yang ditawarkan
16. TEORI PENAWARAN
• • PENAWARAN BUKU TULIS
Keadaan Harga (Rupiah) Jumlah yang
diminta (unit)
A 5000 900
B 4000 800
C 3000 600
D 2000 375
E 1000 100
20. Pengertian elastisitas permintaan : permintaan terhadap perubahan harga. Jadi elasitisitas
Permintaan mempersoalkan jumlah yang diminta perubahan dengan perubahan tingkat harga
Rumus Elastisitas Permintaan:
Atau secara matematis dapat ditulis :
Dengan : Ep = Koefisien elastisitas permintaan.
∆Q = Perubahan jumlah permintaan.
∆P = Perubahan harga.
P = Harga mula – mula.
Q = Jumlah permintaan mula – mula
ELASTISITAS DEMAND
21. • 1.Permintaan Elastis :
Permintaan disebut elastis jika koefisien elastisitasnya lebih besar daripada satu. Artinya,
presentase perubahan permintaan lebih besar daripada presentase perubahan harga. Barang –
barang yang mempunyai sifat permintaan elastis adalah barang – barang yang mempunyai
pengganti (substitusi) dan barang mewah.
• 2.Permintaan Inelastis :
Permintaan Inelastis jika koefisien elastisitas permintaannya kurang dari satu. Artinya,
presentase perubahan permintaan lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Barang –
barang yang mempunyai sifat permintaan Inelastis adalah barang – barang kebutuhan pokok
dan barang – barang yang tidak mempunyai pengganti (substitusi).
JENIS ELASTISITAS PERMINTAAN
22. • 3.Permintaan Elastis Uniter :
Permintaan disebut elastis Uniter apabila persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan
persentase perubahan harga.
• 4.Permintaan Elastis Sempurna :
Permintaan disebut elastis sempurna apabila koefisien elastisitas permintaanya sama dengan tak terhingga.
Situasi ini terjadi apabila harga bertambah sedikit sehingga kuantitas yang diminta menjadi tak terbatas.
Situasi ini juga terjadi apabila kenaikan harga relatif sangat kecil sekalipun, kuantitas yang diminta menjadi
tak terbatas
• 5.Permintaan Inelastis Sempurna:
Permintaan inelastis sempurna merupakan kebalikan dari permintaan elastis sempurna. Pada permintaan
inelastis sempurna, koefisien elastisitas permintaanya adalah nol. Ini terjadi karena berapa pun harga
berubah, kuantitas yang diminta tetap tidak berubah. Oleh karena itu, kurva permintaannya berbentuk
vertikal
23. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi permintaan :
I. Harga Barang Komplementerdan Barang Substitusi.
II. Jumlah Pendapatan.
III. Jumlah dan Karakteristik Penduduk.
IV.Perubahan Tradisi, Mode, dan Selera Masyarakat
V. Kondisi Sosial dan Ekonomi.
Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Elastisitas Permintaan:
• Ketersediaan Barang Substitusi
• Pendapatan yang Dibelanjakan untuk Suatu Barang
24. ELASTISITAS SUPPLY/PENAWARAN
• Pengertian Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah suatu istilah dalam ekonomi mikro yang menafsirkan pengaruh
dari besar atau kecilnya persepsi terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan karena
perubahan harga.
• Hukum Elastisitas Penwaran
Hukum supply and demand, penawaran (supply) suatu barang atau jasa akan naik apabila
harganya mengalami kenaikan. Begitu pun sebaliknya, penawaran (supply) terhadap suatu
barang atau jasa menjadi berkurang pada saat harga turun.
25. JENIS-JENIS ELASTISITAS PENAWARAN
• Penawaran Inelastis Sempurna (Perfectly Inelastic Supply)
Suatu barang atau jasa memiliki penawaran yang tidak elastis sempurna jika jumlahnya
dipasok dengan berapa pun harganya. Elastisitas penawaran seperti itu adalah nol, artinya
tidak ada elastisitas.
• Penawaran yang Relatif Kurang Elastis (Relatively Less-Elastic Supply)
Ketika perubahan penawaran relatif lebih kecil dibandingkan dengan perubahan harga, kita
bisa mengatakan bahwa produk tersebut memiliki penawaran yang relatif kurang elastis.
Dalam kasus seperti ini, elastisitas harga penawaran diasumsikan nilainya kurang dari angka 1.
26. • Penawaran Elastis yang Relatif Lebih Besar (Relatively Greater-Elastic Supply)
Jika perubahan penawaran relatif lebih banyak dibandingkan dengan perubahan harga, kita
asumsikan bahwa produk tersebut memiliki penawaran yang relatif lebih elastis. Artinya, nilai
elastisitas harga penawaran lebih besar dari angka 1.
• Elastis Kesatuan (Unitary Elastic)
Untuk produk dengan elastisitas unit penawaran, perubahan kuantitas yang ditawarkan dari
suatu produk persis sama dengan perubahan harganya. Dengan kata lain, perubahan harga dan
penawaran barang atau jasa itu saling proporsional satu sama lain. Itu artinya, nilai elastisitas
harga penawaran dalam kasus seperti itu sama dengan 1.
• Penawaran Elastis Sempurna (Perfectly Elastic Supply)
Suatu barang atau jasa dengan penawaran elastis sempurna memiliki elastisitas tak terhingga.
Dalam kasus seperti itu, penawaran menjadi nol.
Jenis penawaran elastis seperti ini menunjukkan fakta bahwa pemasok komoditas semacam itu
bersedia memasok sejumlah produk dengan harga lebih tinggi. Dalam kurva penawaran elastis
sempurna, garis lurus sejajar dengan kuantitas atau jumlah produk.
27. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ELASTISITAS PENAWARAN (EP)
• Sifat Industri: Sifat industri yang sedang dibahas adalah salah satu faktor terpenting yang
mempengaruhi elastisitas harga penawaran.
• Sifat Barang: Ketersediaan barang substitusi juga merupakan salah satu faktor yang
menentukan EP. Substitusi adalah barang-barang yang faktor produksinya dapat ditransfer
dengan mudah.
• Definisi Komoditas: Definisi komoditas juga memainkan peran penting dalam EP. Jika
suatu komoditas memiliki definisi yang sempit, maka akan memiliki EP yang lebih besar
dan sebaliknya.
• Waktu: Waktu juga merupakan salah satu faktor penting yang menentukan fleksibilitas
harga karena terlihat bahwa harga lebih elastis dalam jangka panjang dibandingkan dengan
perusahaan jangka pendek.
28. RUMUS MENGHITUNG ELASTISITAS PENAWARAN
• Ep= [(Δq/q)×100] ÷ [(Δp/p)×100] = (Δq/q) ÷ (Δp/p)
Dimana:
• Ep = Elastisitas penawaran
• Δq = Perubahan jumlah yang ditawarkan
• Q = Jumlah yang ditawarkan
• Δp = Perubahan harga
• P = Harga
29. ELASTISITAS PENDAPATAN
Elastisitas pendapatan adalah ukuran sensitivitas permintaan ketika pendapatan konsumen
berubah. Ingat, ketika mengukurnya, kita mengasumsikan faktor-faktor lain adalah konstan
(ceteris paribus).
Faktor Elastisitas Pendapatan :
• Harga barang itu sendiri
• Harga barang pelengkap
• Harga barang substitusi
• Selera dan preferensi konsumen
Rumus Elastisitas Pendapatan.
Elastisitas Pendapatan = % Jumlah Permintaan Barang / % Perubahan Pendapatan
30. PENGERTIAN ELASTISITAS SILANG
Elastisitas silang (cross elasticity) atau elastisitas harga silang (cross price elasticity) adalah
tingkat perubahan respon yang merujuk pada permintaan suatu barang (X) akibat perubahan
harga barang lain yang mendukungnya (Y); seperti barang substitusi (pengganti) atau
pelengkap.
Rumus Elastisitas Silang :
(% perubahan permintaan produk X) : (% perubahan harga jual produk Y)
31. JENIS ELASTISITAS SILANG
• Barang pengganti atau substitusi merupakan jenis elastisitas silang yang positif (EXY > 0), di mana
barang X dan Y merupakan barang yang memiliki peran atau fungsi yang sama sehingga dapat
menggantikan (alternatif) satu sama lain ketika salah satunya mengalami kenaikan harga. Contohnya
adalah teh dan kopi, Pizza Hut dan Domino’s Pizza, KFC dan A&W.
• Barang pelengkap atau komplementer yang merupakan elastisitas silang negatif (EXY < 0), di mana
barang X merupakan barang yang berfungsi untuk melengkapi barang Y. Saat harga barang Y naik,
maka permintaan barang Y akan menurun. Sehingga, permintaan akan barang X juga
menurun. Contohnya adalah kasur dan seprai. Kamu tidak akan membeli seprai sebelum membeli
kasurnya terlebih dahulu kan
• Barang yang tidak terkait (EXY = 0). Seperti namanya, elastisitas silang ini ditujukan bagi dua
barang yang sama sekali tidak terkait satu sama lain. Kenaikan harga barang X tidak akan
memengaruhi permintaan barang Y. Contohnya adalah kaos dan laptop. Kenaikan harga laptop tidak
akan memengaruhi penjualan kaos, begitu pula sebaliknya.
34. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta. Manfaat inilah
yang dikenal dengan istilah utilitas (utility). Jadi sebenarnya permintaan suatu barang
menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang tersebut atau dengan kata lain permintaan
suatu barang merupakan derifikasi (penurunan) dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility),
tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Secara rasional,
utility akan meningkat jika jumlah barang yang dikonsumsi meningkat. Permasalahannya adalah
bagaimana mengukur nilai manfaat tersebut? Dalam hal ini ada dua cara pengukuran nilai manfaat
dan suatu barang, yakni secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan
secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order, atau rangking).
35. NILAI BARANG
Kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu (1)
kebutuhan pokok dan (2) kebutuhan sekunder (bukan pokok). Termasuk kebutuhan
pokok pada umumnya ialah makanan, pakaian, perumahan, dan ada yang
menambahkan dengan kesehatan. Sedangkan kebutuhan di luar kebutuhan pokok
ini termasuk kebutuhan sekunder. Untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan
ini diperlukan barang dan jasa. Sedang kemampuan barang dan jasa dalam
memenuhi kebutuhan manusia disebut disebut "nilai"
Nilai barang dapat dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan
jasa untuk memenuhi keperluan manusia. Sebagai contoh beras (nasi) dapat
memenuhi kebutuhan akan makanan.
b. Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada
suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
36. PEMENUHAN KEPUASAN
Hukum Gossen 1: Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus, maka
kenikmatannya akan terus-menerus berkurang, sampai akhirnya datang
kekenyangan (kejenuhaan).
Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas untuk memenuhi semua
kebutuhan manusia Oleh karena itu. hendaknya manusia dapat berpikir rasional
dalam menentukan kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat
pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran yang rasional di sini artinya
menentukan target kebutuhan yang harus dipenuhi, disesuaikan dengan
kemampuan, lingkungan, dan waktu yang tersedia atau mungkin tersedia. Banyak
pendapat ahli ekonomi, terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran klasik,
membicarakan tentang kebutuhan dan pemuasannya.
38. 1. GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY)
Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang
tersebut. Menurut Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai
oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Kepuasan
maksimum yang diberikan oleh sejumlah barang tersebut akan menjadi maksimum bila barang
terakhir yang dimilikinya tidak memberikan tambahan kepuasan lagi. Untuk memudahkan pengertian
guna batas ini, Gossen memberikan contoh sebagai berikut:
•Seorang petani yang berdiam di tempat yang sangat terpencil mendapat lima karung dari hasil
tanaman padinya. Petani tersebut tidak dapat menambah jumlah hasil padinya lagi dan jumlah ini
adalah keseluruhan padi yang dimilikinya. Padi sejumlah lima karung tersebut dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Karung pertama untuk makan dirinya sendiri. Keperluan ini adalah
keperluan terpenting. Oleh karena itu, kita beri kemanfaatannya dengan nilai sepuluh. Karung kedua
diperuntukkan sebagai benih agar pada tahun yang akan datang dapat mendapat panenan lagi.
Keperluan ini diberi angka sembilan. Karung ketiga dipakai untuk memberi makan kudanya. Kita beri
nilai tujuh. Karung keempat dipergunakan untuk makanan ayam. Kita beri nilai empat. Karung kelima
dipergunakan untuk memberi makan burung merpati kegemarannya. Kita beri nilai dua. Guna batas
dari padi milik petani tersebut adalah nilai yang diberikan untuk makanan merpati, yaitu yang kita beri
angka dua. Semakin banyak barang yang dipunyai maka nilai yang kita berikan kepada barang
tersebut semakin kecil.
39. 2. GUNA TOTAL (UTILITY)
Guna total (total utility) ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen
berbagai jumlah barang. Guna total ini akan semakin besar jika barang yang
dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di mana guna total ini akan
mencapai titik maksimum, maka kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan
total gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah barang tersebut.
41. Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu
unit barang lagi yang dikonsumsi.
Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan) - TU1 (sebelum ada penambahan) = Mux
atau (TUx+1)-(TUx) = MUX
● Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total
utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU
akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang
bisa menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dari turunan
pertama dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal. Bagi konsumen
yang rasional akan selalu berusaha memaksimalkan guna barang dan jasa yang
didapat dari pengeluaran pendapatannya. Untuk ini ia perlu mempertimbangkan
barang apa yang akan dibelinya dan berapa jumlah yang akan dibelinya. Kalau
ia hanya menghadapi satu jenis barang saja maka persoalannya tidaklah begitu
sulit. Jika yang dihadapi lebih dari satu jenis barang maka ia perlu
mempertimbangkan bagaimana komposisi barang-barang yang akan dibelinya
itu.
43. Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula (1)
kemudian diuji apakah juga memenuhi formula, dan (2) jika salah satu tidak terpenuhi maka harus
dicari kombinasi yang lain. Harga barang X dan Y mempunyai perbandingan 1 : 2 karena harga
barang X sebesar $ 1 dan harga barang Y sebesar $ 2. Jika mengacu pada rumus (formula) 1,
maka besarnya MUy dua kali MUX, yang artinya setiap $ 1 yang dikeluarkan konsumen untuk
membelI barang Y mempunyai manfaat dua kali dari manfaat barang X.
Dari Tabel 4.3 di atas yang memenuhi persyaratan pertama ada 4 kombinasi, yaitu:
Kombinasi 1:4 barang X dan 1 barang Y.
2. Kombinasi II: 6 barang X dan 2 barang Y.
3. Kombinasi III: 7 barang X dan 4 barang Y.
4. Kombinasi IV: 8 barang X dan 5 barang Y.
Selanjutnya kita lihat dari keempat kombinasi di atas yang memenuhi syarat
kedua adalah kombinasi 7 barang X dan 3 barang Y (7x$1+3x52 $ 13). Hal ini
dikarenakan dengan jumlah uang yang dimiliki konsumen ($ 13) mampu
memberikan utility yang maksimal (MUx/Px MUy/Py) kombinasi 7 barang
(1) Syarat pertama: MUx/Px = MUy/Py 26/1 =40/2=20
(2) Syarat kedua: X. Px+Y. Py telah memenuhi syarat pertama =
1 (income)
(3) 7x51+3x52 = 13..........memenuhi syarat kedua
45. Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah
Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen, hal ini disebabkan :
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut
konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti
yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (Income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut
akan berkurang. Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli
konsumen tersebut adalah barang normal.
Pertanyaan yang penting adalah dapatkah kita mengukur secara pasti nilai guna
dari suatu barang? Jawabnya adalah tidak. Oleh karena itu, metode kardinal tidak
umum dipakai dalam teon (kehidupan) ekonomi yang modern, tetapi prinsip
marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini.
47. Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
01
Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru
(doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi
komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yang digunakan
tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif.
02
Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik
karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan
berubah. Orang memiliki income meningkat tersebut bisa membeli kombinas yang
lebih banyak yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi yang baru in
konsumen akan merasakan tingkat kepuasannya bertambah
03 Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja
48. Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan
ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik
tetapi bisa diungkapkan secara ordinal. Ungkapan utilitas itu bisa dalam bentuk
lebih suka, lebih baik, lebih enak, dan sebagainya.
Cara kedua ini tingkat utility diukur melalui ordinal atau rangking. Akan tetapi, tidak
disebutkan nilai gunanya secara pasti. Dalam hal ini mengonsumsi 4 barang/jasa
pada umumnya lebih memuaskan daripada mengonsumsi 1 barang/jasa, tetapi
berapa nilai kepuasannya tidak dapat diketahui secara pasti. Pada umumnya
masyarakat tidak hanya mengonsumsi satu barang, tetapi kombinasi barang.
Misalkan saja masyarakat mengonsumsi 2 barang, yaitu buah jeruk dan buah apel.
Konsumen secara rasional ingin membeli sebanyak-banyaknya buah jeruk dan
buah apel, tetapi mereka dihadapkan pada kendala keterbatasan dana. Oleh
karena itu, konsumen dapat mengubah-ubah kombinasi jeruk dan apel yang
dibelinya sedemikian rupa sehingga jika salah satu diperbanyak jumlahnya maka
yang lain mestilah dikurangi agar manfaat yang diperoleh konsumen tetap sama.
49. Fenomena ini dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau indifference curve (IC), yaitu kurva
yang menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang. Guna
menjelaskan perilaku konsumen, pada pendekatan kedua menggunakan kurva indifference curve
(kurva tak acuh). Berbeda dengan pendekatan classical approach yang kepuasan konsumen bisa
diukur dengan numerik, pada pendekatan indifference curve ini kepuasan konsumen tidak bisa
diukur tetapi bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ungkapan itu bersifat ordinal, yaitu ungkapan lebih
enak, lebih baik, lebih suka, dan seterusnya. Oleh karena itu, pendekatan indifference curve ini juga
disebut dengan pendekatan ordinal.
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan ril, teori
indifference curve memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
A. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
B. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
C. Utility dinyatakan secara ordinal.
D. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal
utility)
E. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
F. Consistency and transitity of choice.
51. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka
panjang". Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada proses
produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan
bulan bahkan tahun Bagi perusahaan jangka pendek dapat sangat pendek sekali. Umumnya adalah dalam
industri di mana sumber-sumber tetap yang digunakan oleh perusahaan dalam industri tersebut sangat
sedikit jumlahnya atau dapat ditambah dan dikurangi dalam jangka pendek. Berbagai industri tekstil
berada dalam klasifikasi ini. Untuk industri lain, jangka pendek ini mungkin satu tahun atau lebih.
Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk menambah kapasitas produksi perusahaan mobil, kapal,
atau pesawat.
Adanya kesulitan mengklasifikasi secara general ini menyebabkan teori ekonomi acuan jangka pendek
dan jangka panjang bukan berdasarkan waktu tetapi apakah produsen dapat mengubah faktor produksi
yang ia gunakan atau tidak. Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif apabila produsen tetap
mengutamakan mesin yang ada. Dalam kurun waktu satu bulan produsen tersebut akan merasa lebih
untung apabila menyewa tambahan peralatan produksinya, dan dalam kurun waktu satu tahun akan lebih
menguntungkan lagi apabila produsen tersebut membayar sendiri tambahan peralatan produksi yang baru
lagi.
52. Jangka pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah jumlah
beberapa sumber yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Jika perlu kita dapat membayangkan suatu
jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga tak ada sumber yang dapat diubah Jumlahnya. Kemudian dengan
memperpanjang jangka waktu yang dibicarakan maka perusahaan mengubah input faktor produksi. Jumlah salah satu
sumber. Dengan memperpanjang jangka waktu maka semakin banyak sumber yang menjadi variabel sehingga akhirnya
semua sumber menjadi variabel. Setiap jangka waktu yang terletak antara jangka waktu di mana tak ada sumber yang
variabel dan jangka waktu di mana hanya satu sumber yang variabel dinamakan jangka pendek. Guna mempermudah
uraian kita akan menggunakan batasan yang lebih tegas. Periode jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses
produksi tertentu di mana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Sedang faktor lain tidak dapat ditambah
atau dikurangi jumlahnya oleh produsen berapa pun output dihasilkan. Konsep jangka pendek yang akan kita gunakan
adalah jangka waktu yang demikian pendek sehingga perusahaan tak punya waktu untuk mengubah jumlah sumber
sumber seperti tanah, gedung, mesin-mesin, dan manajemen. Dalam kurun waktu yang lebih panjang kemungkinan
produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-faktor produksi yang ia gunakan menjadi lebih besar.
53. Seperti yang telah disinggung di depan, apa yang dimaksud dengan panjang sebenarnya tidak ada
kaitannya sama sekali dengan waktu Par mengarkan jangka panjang sebagai keadaan proses produksi
di mana semua t produksi bersifat variabel, Artinya jumlahnya dapat diubah-ubah. Sebesarnya
produks jangka panjang merupakan rangkaian saja dari keadaan produ pendek atau dapat dikatakan
sebaliknya bahwa keadaan produksi jangka merupakan suatu potret pada suatu saat tertentu dari
rangkaian film yang d Rangkaian film itu sendi dapat diartikan sebagai jangka panjang. Dalam jangka
panjang semua faktor produksi dapat diubah-ubah jum sehingga produsen mempunyai kesempatan
untuk mendapatkan kombinasi ta faktor produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi
jangka pendek d jangka panjang secara mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu tertentu. Dal arti,
mungkin saja bagi suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun terma jangka pendek, tetapi
untuk proses produksi lain kurun waktu tersebut termas jangka panjang, Jangka panjang tak
menimbulkan kesulitan pembatasan (defen jangka waktu ini cukup panjang sehingga perusahaan
dapat mengubah jum semua sumber yang digunakannya per unit waktu. Jadi dalam jangka waktu
panjang semua sumber adalah variabel. Tak ada persoalan untuk membedakan sumber te dan sumber
variabel. Perusahaan memiliki cukup waktu untuk mengubah skala pabrik sesuai dengan
kebutuhannya.
54. 5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam
ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ialah hubungan
teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dalam proses
produksi Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber
masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa
memperhitungkan harga. Fungi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk memasukkan
sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan
55. Fungsi ini memberikan cara yang mudah untuk menghubungkan wat dengan
input. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada Amish
input yang digunakan. Perusahaan dapat menaikkan atau mengurangi output
dengan menambah atau mengurangi input yang digunakan, atau karena sumber
sumber bias. Dikombinasikan dengan berbagai perbandingan untuk
menghasilkan suatu barang, output juga bisa ditingkatkan dengan menjumlahkan
salah satu sumber sedang jumlah sumber lain yang digunakan tetap tak berubah.
Misalnya, karena terdapat berbagai kombinasi antara tanah, tenaga kerja, dan
jumlah pupuk yang dapat digunakan untuk menghasilkan padi, kita dapat
mengharapkan bahwa kenaikan Jumlah pupuk yang dipakai dapat meningkatkan
hasil padi dengan luas tanah dan Jumlah tenaga kerja yang sama. Output yang
dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan.
Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang
lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. Semakin kurang efisien.
teknik yang digunakan maka akan semakin kecil output yang dihasilkan. Kita
akan terus memakai anggapan bahwa berapa pun jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan, teknik yang digunakan haruslah teknik yang paling efisien.
56. Q=F(C,L,B,S)
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu
menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang
digunakan. Jadi, barang produksi merupakan variabel
tidak bebas dan faktor produksi merupakan variabel
bebas. Secara matematis fungsi produksi dapat
dituliskan sebagai berikut
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
57. sebagai contoh, fungsi produksi tambak udang menunjukkan jumlah untuk yang dihasilkan dari luas
tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja
karyawannya. Hubungan antara o input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier .
58. Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi
diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP
(marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh
sejumlah tenaga kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang
tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apabila menambah satu tenaga
kerja (labor).
AP= TP/Labor
MP=TP2-TP1
Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah
MP • MP=0TP/O L
5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
59. Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan
Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan
produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor
faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila
kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total a
Jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun. Hal ini terja
akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah
karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns) Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.1.
5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (The Law of Di
minishing Returns)
60. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
● Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan
faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produks total apabila kita
menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus Produksi total itu akan bertambah
terus tetapi dengan tambahan yang semakin ke dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai
maksimum kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (Low of Diminishing Returns). Keadaan ini dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Jika ada tambahan tenaga kerja yang terus-menerus mula-mula jumlah produksi meningkat dan
biasanya dengan tambahan yang semakin besar. Kemudian dengan tambahan tenaga ker
berikutnya jumlah produksi total juga meningkat tetapi dengan tambahan produk yang semakin
kecil
• Akhirnya tambahan jumlah tenaga kerja selanjutnya akan tetap meningkatkan
jumlah produksi tetapi sampai pada jumlah tenaga kerja tertentu, produksi total
akan mencapai maksimum; yang berarti pada tambahan tenaga kerja berikutnya
justru akan menurunkan jumlah produksi total. Hubungan antara AP, MP, dan
TP sangat penting untuk dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan
produsen dalam melakukan kegiatan usahanya. .
61. Pertama, hubungan antara produksi marjinal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat produksi total
(TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka
pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. Kemudian pada saat
kurva produksi total (TP) mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal,
artinya produksi marjinal (MP) sama dengan nol. . Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP)
dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat, produksi marjinal (MP)
lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun
produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa
pada saat produksi rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan
produksi rata-rata (AP), atau kurva produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi
marjinal (MP).
Kedua, hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi marjinal (MP). Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat,
produksi marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP), dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun
produksi marjinal (MP) lebih rendah daripada produksi rata-rata (AP). Hal ini menunjukkan bahwa pada saat produksi
rata-rata (AP) mencapai titik maksimum produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP), atau kurva
produksi rata-rata (AP) berpotongan dengan kurva produksi marjinal (MP).
• Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP = AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP<AP.
62. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi mari itu sangat berguna untuk melihat tingkat
efisiensi penggunaan faktor produksi p Gambar 5.1 kita membagi fungsi produksi itu dalam tiga tingkatan atau
tahap, v tahap I, tahap I, dan tahap III. Tahap I ditandai dari produksi awal hingga Apy maximal. Tahap II dimulai
dari AP maximal hingga MP-nya sama dengan 0 (nol) Tahap Il ditandai dari TP yang mulai menurun.
Tahap 1 Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), v pada saat produksi marjinal
(MP) sama dengan produksi rata-rata (AP). Jika istr ditambah, AP bertambah. Bertambahnya AP ini menunjukkan
terjadinya efisie labor. Pada stage (tahap) ini TP juga bertambah.
Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP)
mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang
tetapi MP masih positif. Hal in dikarenakan TP masih terus bertambah. Masih meningkatnya TP karena efisiens
tanah masih terus bertambah. Dalam suatu proses produksi semakin banyak labor yang dipakai menyebabkan
tingkat efisiensi dari labor semakin berkurang.
Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP)
menurun terus. Pertanyaannya sekarang ialah pada jumlah berapa produsen akan menggunakan tenaga kerja
dalam kegiatan produksinya. Tahap I dan tahap III disebut sebagai tahap yang tidak rasional dan tahap II disebut
sebagai tahap rasional.
63. 5.4 Produksi Jangka Panjang
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor
produksi bersifat variabel.
64. 5.4.1 Isoquant
1. Pengertian kurva isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antar dua input yang
bervariabel menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
2. Sifat dari kurva isoquant
Ciri-ciri umum isoquant :
a. Cembung ke arah titik origin
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah
c. Kurva isoquant terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan
3. MRTS (Marginan Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah.
MRTS di C = -∆ K / ∆ L
Jika terjadi subtitusi dari kombinasi satu kelainnya menghasilkan rasio K dan L-nya :
K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
65. 5.4.2 Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian isocost
Isocost adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh
produsen dengan sejumlah anggaran tertentu. Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapatdibeli oleh perusahaan
dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.
2. Gambar kurva isocost
Slope kurva isocost adalah
= M/Pk : M/Pl = M/Pk x Pl/M = Pl/Pk
Sedangkan fungsi TC = Pl L + Pk K
66. 3. Perubahan isocost adalah
Kurva isocost dapat berubah disebabkan :
• Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang
lainnya tetap
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang
lainnya tetap
• Jumlah modal berubah, berkurang, atau bertambah
a. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi
labor turun atau naik sedang lainnya tetap (b)
(a)
67. b. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi kapital turun atau naik
sedang lainnya tetap
c. Kurva isocost berubah jika Jumlah modal berubah, berkurang, atau
bertambah
68. 5.4.3 Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen adalah suatu keadaan seimbang di mana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah-
ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya. Artinya apabila produsen mengurangi atau menambah tingkat produksinya
maka keuntungan yang diperoleh akan berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi
lebih kecil.
MRTS = Slope Iso Quant
-MPl/MPk = -Pl/Pk
Pl.MPk = Pk.MPl
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan dibagi Pl.PC maka hasil:
𝑃𝑙 . 𝑀𝑃𝑘
𝑃𝑙 . 𝑃𝑘
=
𝑃𝑘 . 𝑀𝑃𝑙
𝑃𝑙 . 𝑃𝑘
𝑀𝑃𝑘
𝑃𝑘
=
𝑀𝑃𝑙
𝑃𝑙
69. 5.4.4 Jalur Ekspansi
(Expansion Path)
Expansion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik least cost combination (LCC) diberbagai isoquant. least cost
combination (LCC) adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.
5.4.5 Hasil dari Pengembangan
Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka :
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL + aC akan mengahsilkan bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan :
1. b > a
2. b = a
3. b < a
70. 1. B > a disebut Increasing return to scale
Jika input bertambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar diatas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya meningkat
menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari 200 unit.
2. B = a disebut Cosntant return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari dua kali lipat.
3. B < a disebut Decreasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah lebih dari dua kali lipat.
Dari gambar diatas jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya
meningkat tidak menjadi 200 unit tetapi meningkat kurang dari 200 unit.
71. 5.4.6 Memilih Kombinasi Input yang
Efesien (Ridge Line)
Pada gambar diatas, kurva IQ1 dititik L1 menunjukkan minimum labor dan di titik K1
minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Demikian juga pada IQ2 di titik L2
yang menunjukkan minimum labor dan K2 menunjukkan minimum kapital. Pada IQ3 di
titik L3 adalah minimal labor dan K3 adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, dan
K3 juga titik-titik L1, L2, dan L3 dihubungkan akan membentuk gambar bagai ridge line.
Daerah yang dibatasi ke dua ridge line itu disebut daerah relevan.
72. 5.4.7 Kombinasi Ongkos Terkecil
(Least Cost Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghbungkan
semua titik keseimbangan produsen adalah titik singgung antara isoquant dan
isocot dinamakan jalur perluasan (expansion path).
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk adalah
membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi,
advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain sebagainya. Misalkan
sabun cuci, sabun mandi, rokok kretek, dan lain sebagainya.
Terdapat dua model pasar persaingan monopoli. Pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis
barang tersebut memang hanya satu macam. Maka kurva permintaannya miring dari kiri atas ke
kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya karena
jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap penjual lainnya.
85. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan
monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva
demandnya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat in
elastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya
di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna.
86. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal
yaitu :
1. Mendapat laba supernormal
2. Mendapat laba normal
3. Menderita kerugian
87. Dari gambar di bawah, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1
dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
88. MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR=MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya TC=TR yaitu sebesar OP1KQ1.
89. MR=Mc adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang
maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR=MC harga jual produk sebesar OP2,
sedang biaya rata-ratanya OP1. biaya rata-rata (AC) lebih besar penerimaan rata-rata (AR). Kerugian
yang minimal ini output/jumlah peroduksi yang harus dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
90. 1. Perubahan harga berakibat perubahan permintaan yang besar
Bentuk kurva demandnya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan
harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Krva permintan yang dihadapi oleh
persaingan monopolistik sangat elastis.
2. Efesiensi masing-masing perusahaan
Akan terdapat beberapa efesiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang bila
masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Perusahaan
baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh.
91. 3. Promosi penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan
monopoli. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam persaingan monopoli dibadingkan dengan
oligopoli.
4. Jenis produk yang tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam
yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau
warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu
diberikan ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen dan
persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
94. PENGERTIAN PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli yaitu keadaan di mana hanya sedikit
penjual sehingga tindakan seorang produsen akan
mendorong produsen lain untuk bereaksi.
Sesuai dengan definisinya,berarti antara penjual yang
satu dengan yang lain dapat saling memengaruhinya.
Jadi interdependency di antara masing-masing penjual
merupakan hal yang sangat penting dalam penentuan
output dan harga yang terjadi.
95. CIRI-CIRI OLIGOPOLI MENURUT DOUGLAS
Asumsi Keterangan
Jumlah Penjual Lebih dari satu bisa 2, 4, atau 10. Penelitian
dari Herfindaljika ada 4 (empat) perusahaan
besar (CR Four) di pasaritu yang mampu
menguasai lebih dari 40 persen pangsapasar.
Kondisi Biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami
penurunan,konstan, dan meningkat.
Jumlah Pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah
pembeliyang sangat banyak.
Kondisi Demand Close substitute tetapi bisa homogen atau
terdiferensiasi.
Fungsi Tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang
maksimal.Sedang jangka panjang menginginkan
menguasai pasar.
Strategi Penjualan Strategi penjualan dilakukan dengan
mendorong promosi,desain produk, dan
distribusi channel.
96. KARAKTER OLIGOPOLI
Derusahaan saling bersepakat untuk melakukan
penentuan harga dan jumlahproduksi
01
Perusahaan tidak saling melakukan
kesepakatan.
02
97. CIRI-CIRI PASAR OLIGOPOLI
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda Menghasilkan
barang, standar misalnya perusahaan baja, skuminium Sedin yang menghasilkan
barang berbeda misalnya perusahaan mob motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat, Apabila tanpa adanya kerja
sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan
harga, perusahaan lain akan men menurunkan yang lebih besar lagi sehingga
keduanya akan sama atau leng pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru
dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan
barang sing berbeda.
98. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di
mana wilayah pasarsuatu perusahaan sangat kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka
salingpengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam
masalah penentuan harga/outputdari oligopoli.
99. MODEL OLIGOPOLI
Model Cournot
Model cournot adalah model
pasar duopoli (dua penjual)
yang pertama kalditeliti oleh
Augustin Cournot tahun 1938.
Model ini beranggapan bahwa
arangvang dihasilkan dua
perusahaan adalah sama dan
bersifat substitut sempurnaserta
struktur ongkos produksi per
unit sama.
100. MODEL OLIGOPOLI
Model Betrand
Bertrand yang menyatakan bahwa masing masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesainga untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun
yang ditentukan oleh perusahaan. Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan
model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil dari pasar. Namun, model inipun tidak lepas dari kritik sepertinya model Cournot, yaitu:
a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang d pernah menggunakan
pengalamannya untuk mengantisipasi pesainga tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetap tidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat har persaingan pasar,
tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan pera atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar
101. MODEL OLIGOPOLI
Model Chamberlin
1. Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjad apabila pasar ditetapkan
satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada
di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
2. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan tidak menyadari akan
ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing
perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat output-nya, atau
perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam
usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
3. Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap
pesaingnya yang ada di pasar. Setiap ada perubahan tingkat output atau tingkat harga yang
dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan memengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu
akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Akibatnya keseimbangan stabil di
pasar pada tingkat harga dan output monopoli
4. Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya penggabungan
(collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar.
102. MODEL OLIGOPOLI
Model The Kinked-Demand Model
1. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan deferensiasi produk.
Perusahaan oligopolis akan belajar lewat peng bahwa ia tidak akan melakukan perang
harga karena akan merugikan dised Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan
hal yang sama sehingg semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan
berpengalaman
2. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut.
3. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan sinna dalam
industri tidak akan mengikutinya.
103. MODEL OLIGOPOLI
Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von
Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari
model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu
perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader
sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku
seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model
Cournot. Adanya pengakuan berarti bahwa perusahaan duopolis
yang kuat dapat menentukan ad perusahaan pesaing dan
bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya
perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam
memperoleh keuntungan maksimum.
104. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar Dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand
Curve Model)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah
kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah.
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya
dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini
mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan
datang berbondong-bondong untuk membeli barang
tersebut
105. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP
KESEJAHTERAAN
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di
satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para
produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC
yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh karena P> MC;
seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
106. KEUNTUNGAN OLIGOLPOLI SECARA SISTEMATIS
Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-
diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang memungkinkan
terjadinya kerja sama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi
tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti
monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu
terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya
produsen baru dalam industri.
109. Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual
sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti ini adalah kasus
monopoli murni atau pure monopoly.
Ada atau tidaknya bentuk monopoli murni, prinsip-prinsip monopoli murni
memberikan suatu alat yang sangat berguna unruk menganalisis persoalan
penentuan harga, output, dan alokasi sumber.
PENETUAN HARGA PADA PASAR MONOPOLI
110. 1. Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat di beli dari tempat lain.
2. Tidak Mempunya Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (Close Subtitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan
tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industry.
4. Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena itu perusahaan monopoli merupakan satu-satunya penjual dalam pasar,
makan penentuah harga dapat dikuasainya.
5. Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Perusahaan monopoli adalah satu-satunya perusahaan dalam industri, maka tidak perlu
mepromosikan barangnya dengan menggunakan iklan.
CIRI – CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR
MONOPOLI
111. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Pasar Monopoli :
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki
oleh perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale)
hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak
monopoli kepada perusahaan.
Hambatan Bagi Perusahaan yang Akan Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industry persaingan murni
makan dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu
indsutri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Masuknya perusahaann baru
akan mengubah keadaan pasar dimana perusahaan itu bergerak. Hal tersebut menyebabkan
kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh masing-masing
perusahaan akan bergeser ke bawah. Sang monopolis dapat mengahalangi masuknya
perusahaan baru ke dalam insdutri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan
bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya.
112. 1. Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh PDAM, Pertamina
2. Hak Paten
Sumber terjadinya monopoli untuk suatu maca barang tertentu atau cara produksi
tertentu. Contoh produk-produk Microsoft-Windows
3. Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang masih terbatas, mungkin
hanya bisa memberikan “ruang hidup” untuk satu perusahaan saja.
SUATU PERUSAHAAN MONOPOLI BISA TIMBUL KARENA
BEBERAPA SEBAB, YAITU :
113. POSISI KESEIMBANGAN
Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti
bahwa produsen bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih
banyak barang produksinya.
Hubungan P, TR, dan MR
Perbedaan kurva permintaan Monopolis dengan persaingan lain adalah jika persaingan
sempurna kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva permintaan persaingan Monopolis
kecondongannya bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang landai. Sementara itu,
kurva permintaan seorang Monopolis berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat
inelastis. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan penerimaan total berkurang, bukannya
bertambah. Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per unit waktu untuk Sang
Monopolis akan lebih rendah dari harga per unit pada tingkat penjualan.
114. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopoli
Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena
1. biaya awal yang besar (set up cost)
2. demandnya belum berkembang karena belum dikenal
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala perusahaan
yang lebih besar dan skala optimum perusahaan dan menjalankannya pada tingkat output
yang lebih besar dan tingkat output optimum jika dia ingin mendapat laba yang
maksimal. Skala perusahaan menjadi besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan
lebih menguntungkan kalau menggunakan skala pemisahaan yang lebih kecil dan skala
yang ada untuk menghasilkan tingkat output x dengan tingkat output yang paling efisien.
Dengan menggunakan SAC melebihi tingkat output yang paling efisien dapat mencapai
biaya per unit yang lebih rendah dan yang dapat diperoleh dengan SAC yang lebih besar
dan menjalankan SAC melewati tingkat output optimum.
115. 1. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai
posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan
dicapai pada saat MR = MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh
"ekuilibrium perusahaan" atau "equal pasar". Equal pasar yang
menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR
MC, yaitu pada produksi sebesar Q.
Pada gambar, laba maksimal (P1KLP2) dicapai pada saat MC =
MR. Laba maksimal dicapai bila Monopolis menjual
produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah
barang yang dijual sebanyak OQ. Jika Monopolis menjual
dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang
diperoleh ya tidak maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang
dijual tidak menuruti kaidah MR = MC.
116. 2. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami
Impas
Besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena
adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC
jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P)
sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
Besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi
apabila kenaikan ongkos rata-rata yang terus-menerus
sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga
per unit (P). Dengan demikian, dalan jangka pendek
dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR
= 0P1LQ dan TC = OP2KQ.
117. Kerugian Adanya Monopoli
1. Output yang Lebih Kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga
dan memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya
produksi rata-rata minimum sama saja. Sebenarnya kita memperkirakan kurva biaya Sang Monopoli seperti
ini akan lebih tinggi daripada dalam persaingan murni. Jika industri adalah suatu industri dengan
persaingan bebas, masing-masing perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang cukup besar
untuk dapat mengambil. Keuntungan dan skala.
2. Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya perusahaan baru untuk masuk Memungkinkan diperolehnya laba
jangka panjang. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya
produksinya. Artinya, konsumen membayar lebih banyak untuk produk tersebut dari diperlukan untuk
menarik berbagai sumber yang diperlukan untuk tetap dalam industri tersebut. Dihalanginya perusahaan
baru untuk masuk dalam pasar merupakan isyarat untuk meluaskan output dalam industri yang
bersangkutan.
3. Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber-sumber pada tingkat efisiensi puncaknya.
Monopoli mempergunakan sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik -baiknya.
Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan murni, dalam ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala
optimum perusahaan pada tingkat output optimum .
118. Tindakan tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa
mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap masyarakat adalah
:
1. Menetapkan Undang-Undang anti monopoli
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di dalam patar dengan Tujuan
membatasi kekuasaan monopoli Dengan adanya perusahaan tandingan harga dan
output dapat dikendalikan
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopoli.
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah, yaitu :
1. Pengaturan langsung terhadap harga yang dijual oleh monopoli
2. Pengaturan melalui pengenaan pajak
119. 1. Pengaturan harga
Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan
menarik Sang Monopoli untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya
sesuai dengan permintaan konsumen. Sang Monopoli memperoleh laba
maksimal di mana biaya marginal sama dengan pendapat marginal. Dalam
pasar persaingan sempurna seorang pengusaha atau produsen akan
menghasilkan barang dengan berpedoman pada kesamaan antara biaya
marginal (MC) dan penerimaan marginal (MR) juga sama dengan
penerimaan rata-rata (AR) atau sama dengan tingkat harga (P), yang mana
dapat ditunjukkan pada perpotongan antara kurva biaya marginal (MC) dan
kurva penerimaan rata-rata (AR) pada titik K. Pada tak keseimbangan K itu
berarm produsen akan menghasilkan barang sebanyak OQ dengan tingkat
harga barang setinggi Pini berarti bahwa dengan adanya produsen monopoli
jumlah barang yang dihasilkan bagi masyarakat lebih sedikit, yaitu setinggi
01’ dibanding dengan apabila produsen bekerja dalam pasar persaingan
sempurna (X) dan juga harga barang dalam pasar monopoli lebih tinggi
dibanding dengan harga pada pasar persaingan sempurna (p),
120. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan
Decrusing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi
kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi
permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya
beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (
decreasing cost)
Kalau seandainya perusahaan monopoli dibiarkan memilih
kebijaksanaan output dan harganya, perusahaan akan
memilih output OQ1 dan harga OPI, karena akan
menghasilkan keuntungan maksimum baginya. Masalahnya
bagi pemerintah dalam kasus ini adalah bila mewajibkan
perusahaan tersebut untuk berproduksi pada P-MC dengan
output Q3 dan harga OP3 maka ini berarti bahwa
perusahaan tersebut akan menanggung rugi RL bahwa
ongkos per unit (AC) OPZ lebih besar dan harga jual OP3.
121. 3. Perpajakan
Pajak yang dikenakan terhadap monopolis dapat bersifat tetap
dasarnya (lumpsum) dan dapat bersifat khusus (spesific). Pajak yang
lumpsum sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat jumlah
barang yang dihasilkan, sedangkan pajak yang khusus sifatnya
tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan oleh monopolis
tersebut.
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsurn ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang
yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti
biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya
marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
Gambar ini menggambarkan keadaan dan seorang produsen
monopolis yang dikenai pajak lumpsum.
122. b. Pajak khusus (specifit)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Pajak khusus ini
dikenakan sebagai pajak persatuan (per unit) barang yang di hasilkan semakin banyak
barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau produsen tersebut .
Rata-rata maupun biaya marginal karna pajak tersebut sama artinya dengan menambah
biaya variabel.
123. Sifat Dasar Diskriminasi harga
Monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar. Produsen
berusaha memperluas pasar dengan mengadakan promosi, advertensi, dan mengadakan
diskriminasi harga. Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi
yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada
dua pasar atau lebih. Diskriminasi harga produksen berusaha untuk memperluas pasar
dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua pasar yang
berbeda berarti dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainan dan tidak ada
kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di pasar yang satu dijual kembali dipasar
yang lain oleh pembeli di salah satu pasar tersebut.
DISKRIMINASI HARGA
124. Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda
Para penjual mengetahui perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok
berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang yang dibeli.
Macam-Macam Diskriminasi Harga
1. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan dimana seorang produsen
Monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen dengan cara produsen
Monopolis menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
Diskriminasi harga derajat pertama sering dilakukan oleh dokter, pengacara, dan profesi-
profesi lain.
2. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Diskriminasi harga derajat kedua adalah versi yang lebih sederhana, dimana penjual
hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. Misalnya
produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda.
3. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Diskriminasi harga derajat ketiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional.
Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
125. Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar :
a. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan
dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali dipasar dengan
harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin
dipertahankan Sang Monopolis.
b. Kedua, elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di
antara pasar-pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas permintaan bisa dilihat dari
kecondongan kurva demand-nya. Semakin condong semakin elastis. Kedua pasar atau
lebih bila dilihat kurva demad-nya harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
PEMBAGIAN PASAR PENJUALAN YANG BERBEDA
126. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Gambar disamping menjelaskan bahwa biaya
marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini
konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Dengan
kata lain, produk yang dijual mempunyai biaya produksi
yang sama. Kelompok A mempunyai permintaan yang
relatif inelastis, sementara permintaan kelompok B lebih
tinggi elastisitasnya. Setiap kurva permintaan mempunyai
kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb.
Perusahaan berupa memaksimalkan keuntungan total
dengan menwarkan output kepada setiap kelompok harga
dimana MC = MR.
PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI SECARA GRAFIK
DAN NUMERIK