SlideShare a Scribd company logo
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
DAN SYNCHRONOUS
Outline
• Sinkronisasi
• Transmisi Asynchronous
• Transmisi Synchronous
• Deteksi Kesalahan
Sinkronisasi
• Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya
beberapa proses pada saat yang bersamaan.
• Tujuannya adalah menghindari terjadinya
inkonsistensi data karena pengaksesan oleh
beberapa proses yang berbeda (mutual
exclusion) serta untuk mengatur urutan
jalannya proses-proses sehingga dapat berjalan
dengan lancar dan terhindar dari deadlock atau
starvation.
Sinkronisasi
• Transmisi data dengan kecepatan 10000 bitspersecond
(bps)
• 1 bit ditransmisikan setiap 1/10000 = 0.1 ms.
• Sampling akan dilakukan setiap interval 0.1 ms
• Akan terjadi masalah jika masing-masing pihak (transmitter
atau reciever) menggunakan clock-nya sendiri dan tidak
disamakan dengan tepat.
• Jika ada perbedaan 1 persen (lebih cepat atau lebih
lambat), smapling akan meleset 0.001 ms dari tengah bit.
• Ketika bit yang ditransmisikan sudah mencapai 50 bit atau
lebih, maka reciever akan error karena pen-sampling-annya
dalam bit yang salah (50 x 0.001 = 0.05 ms)
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
• Pada transmisi Asinkron, sebelum terjadi
komunikasi, tdk diadakan sinkronisasi clock
antara pengirim dan penerima
• Data dikirim per karakter dan masing masing
karakter memiliki bit start (biasanya 0) dan bit
stop (biasanya 1)
• Start bit berfungsi untuk menandakan adanya
rangkaian bit karakter yang siap dicuplik.
• Stop bit berfungsi untuk melakukan proses
menunggu karakter berikutnya
TRANSMISI ASYNCHRONOUS
Framming Error
• Jika bit ke 7 adalah 1 dan bit ke 8 adalah 0 maka bit 8
akan dianggap suatu start bit. Kondisi ini diistilahkan
framing error.
• Kondisi dimana karakter plus start dan stop bit yang
kadang-kadang dinyatakan suatu frame.
• Framing error juga jika beberapa kondisi noise
menyebabkan munculnya kesalahan dari suatu start bit
selama kondisi idle
TRANSMISI SYNCHRONOUS
• Dengan transmisi synchronous, ada level lain
dari sinkronisasi yang perlu agar receiver
dapat menentukan awal dan akhir dari suatu
blok data.
• Untuk itu, tiap blok dimulai dengan suatu pola
preamble bit dan diakhiri dengan pola
postamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol
informasi.
SYNCHRONOUS
• Pada transmisi sinkron, sebelum terjadi komunikasi,
diadakan sinkronisasi clock antara pengirim dan
penerima.
• Data dikirim dalam satu blok data (disebut Frame) yang
berisi bit bit pembuka (preamble bit), bit data itu
sendiri dan bit bit penutup (postamble bit).
Ditambahkan juga bit-bit kontrol pada blok tersebut.
• Dengan kata lain synchronous adalah sistem operasi
untuk kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan,
berkelanjutan dan dapat diprediksi. contoh: chating
TRANSMISI SYNCHRONOUS
• Preamble Bit Flag Berisi tanda awal frame
• Control Fields Berisi informasi control (cont : address)
• Data Field Berisi data dari transmitter
• Control Fields Berisi informasi control (cont : deteksi
kesalahan)
• Postamble Bit Flag Berisi tanda akhir frame
Transmisi Serial
• Transmisi serial adalah transmisi
data dimana dalam satu satuan
waktu hanya satu bit yang
disalurkan.
Transmisi Paralel
• Transmisi paralel adalah transmisi data
dimana dalam satu satuan waktu beberapa bit
(biasanya 8-bit) bisa disalurkan bersamaan.
Deteksi Kesalahan
• Pengiriman informasi selalu mengalami
perubahan yang diakibatkan oleh :
– Media pengiriman itu sendiri
– Gangguan terhadap sinyal
– Sinyal melemah
– Peralatan tambahan yang digunakan
Metode
• Metode deteksi kesalahan
– Vertical-redundancy-checking
– Longitudinal-redundancy-checking
– Cyclic-redundancy-checking
Vertical-Redudancy-Checking
• Biasa disebut dengan parity-checking karena
menggunakan sistem pengecek'kan paritas dan
merupakan sistem untuk mencari kesalahan data
yang paling sederhana
• Odd parity (Paritas Ganjil) :
• Jumlah bit satu dalam setiap byte harus ganjil
• Bila jumlah bit satu dalam 7 bit pertama adalah genap ,
maka parity-bit diubah jadi 1 dan sebaliknya
• Even Parity (Paritas Genap)
– Jumlah bit satu dalam setiap byte harus genap
Vertical-Redudancy-Checking
• Contoh :
– Odd-parity :
• Jika huruf A disusun dalam kombinasi data biner berupa
"1000001",dimana jumlah bit satu dalam 7 bit pertama
adalah genap, maka parity-bit diubah menjadi 1
– Even Parity
• Huruf M disusun dalam kode biner adalah "1001101",
dimana didalam 7 bit pertama jumalh bit 1 adalah
genap,maka parity-bit ini diubah menjadi 0
Longitudinal-Redudancy-Checking
• Biasa digunakan untuk memperbaiki kelemahan pada
VRC (parity-checking)
• Data dikirim secara per blok (frame) berisi 8 byte dan
setiap frame terdapat satu parity-bit
• Fungsi parity bit disini adalah sebagai kontrol seperti
pada parity checking
• Parity-bit ini membuat 7 parity-bit dari byte sebelumnya
• Kelemahan :
– Terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit
untuk karakter
• Kelebihan :
– Lebih baik jika dibandingkan dengan VRC
Cyclic-Redudancy-Checking
• Prosesnya cukup sederhana dan tidak banyak
membutuhkan tambahan bit berupa parity-bit
• Data dikirim per-frame dan setiap frame
terdiri dari bit yang panjang
• Pada akhir blok ditambahkan beberapa
control-bit untuk menjamin kebenaran data
• Control-bit dibentuk oleh komputer pengirim
berdasarkan perhitungan atas data yang
dikirim
CRC

More Related Content

What's hot

Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
poposayangmomo
 
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Syafrizal
 
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
Rivalri Kristianto Hondro
 
Komunikasi Data - Multiplexing
Komunikasi Data - MultiplexingKomunikasi Data - Multiplexing
Komunikasi Data - Multiplexing
Adi Ginanjar Kusuma
 
IMK - Strategi Banyak Window
IMK - Strategi Banyak WindowIMK - Strategi Banyak Window
IMK - Strategi Banyak Window
nadiapreviani
 
Modul 4 representasi pengetahuan
Modul 4   representasi pengetahuanModul 4   representasi pengetahuan
Modul 4 representasi pengetahuan
ahmad haidaroh
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
laurensius08
 
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair CipherTeknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Rivalri Kristianto Hondro
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
ahmad haidaroh
 
aritmatika komputer
aritmatika komputeraritmatika komputer
aritmatika komputer
dewi2093
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
personal
 
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiPertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiwillyhayon
 
Hebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adalineHebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adaline
petrus fendiyanto
 
Modul 3 pencarian heuristik
Modul 3   pencarian heuristikModul 3   pencarian heuristik
Modul 3 pencarian heuristik
ahmad haidaroh
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayes
dedidarwis
 
kriptografi hill cipher
kriptografi hill cipherkriptografi hill cipher
kriptografi hill cipher
Adi Ginanjar Kusuma
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
KuliahKita
 
Rangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflopRangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflop
Muhammad Zami
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
personal
 

What's hot (20)

Jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruanJaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
 
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijitalBab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
Bab 4 operasi-operasi dasar pengolahan citra dijital
 
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...
 
Komunikasi Data - Multiplexing
Komunikasi Data - MultiplexingKomunikasi Data - Multiplexing
Komunikasi Data - Multiplexing
 
Algoritma brute force
Algoritma brute forceAlgoritma brute force
Algoritma brute force
 
IMK - Strategi Banyak Window
IMK - Strategi Banyak WindowIMK - Strategi Banyak Window
IMK - Strategi Banyak Window
 
Modul 4 representasi pengetahuan
Modul 4   representasi pengetahuanModul 4   representasi pengetahuan
Modul 4 representasi pengetahuan
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair CipherTeknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
Teknik Enkripsi dan Dekripsi Playfair Cipher
 
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full AdderPertemuan 3a   Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
Pertemuan 3a Rangkaian Aritmatik-Half n Full Adder
 
aritmatika komputer
aritmatika komputeraritmatika komputer
aritmatika komputer
 
Adc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutanAdc dan dac lanjutan
Adc dan dac lanjutan
 
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-aiPertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 3-pemecahan-masalah-ai
 
Hebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adalineHebb, perceptro dan adaline
Hebb, perceptro dan adaline
 
Modul 3 pencarian heuristik
Modul 3   pencarian heuristikModul 3   pencarian heuristik
Modul 3 pencarian heuristik
 
Data Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive BayesData Mining - Naive Bayes
Data Mining - Naive Bayes
 
kriptografi hill cipher
kriptografi hill cipherkriptografi hill cipher
kriptografi hill cipher
 
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
Kriptograf - Algoritma Kriptografi Klasik (bagian 1)
 
Rangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflopRangkaian sekuensial flipflop
Rangkaian sekuensial flipflop
 
Bab 6 adder
Bab 6 adderBab 6 adder
Bab 6 adder
 

Viewers also liked

Aa komdat06 jenis & metode transmisi
Aa komdat06 jenis & metode transmisiAa komdat06 jenis & metode transmisi
Aa komdat06 jenis & metode transmisiIrmha Surya
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmu
karlina apriliani
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
Nurmahmudah M.Phil.
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 

Viewers also liked (6)

CVMahmoudAlnouno
CVMahmoudAlnounoCVMahmoudAlnouno
CVMahmoudAlnouno
 
Aa komdat06 jenis & metode transmisi
Aa komdat06 jenis & metode transmisiAa komdat06 jenis & metode transmisi
Aa komdat06 jenis & metode transmisi
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmu
 
94805153 laporan-transmisi-ranta
94805153 laporan-transmisi-ranta94805153 laporan-transmisi-ranta
94805153 laporan-transmisi-ranta
 
Filsafat Ilmu
Filsafat IlmuFilsafat Ilmu
Filsafat Ilmu
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 

Similar to Transmisi asynchronous dan synchronous

Teknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data DigitalTeknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data Digitalguest995d750
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5Enchenk
 
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralelPerbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
kelamanbelalang
 
20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringanBambang Gastomo
 
bab6.ppt
bab6.pptbab6.ppt
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptxASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
DeliaRizkiRahmadiant
 
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptxPresentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
hafizhGamers
 
Pengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi DataPengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi Data
Software Engineering Professionals (SEP)
 
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkapDeteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Muhammad Love Kian
 
Transmisi Data.ppt
Transmisi Data.pptTransmisi Data.ppt
Transmisi Data.ppt
AdrieSaputra2
 
Metode transmisi 5
Metode transmisi 5Metode transmisi 5
Metode transmisi 5wahyu101192
 

Similar to Transmisi asynchronous dan synchronous (12)

Teknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data DigitalTeknik Komunikasi Data Digital
Teknik Komunikasi Data Digital
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralelPerbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
Perbedaan transmisi data_serial_dan_paralel
 
20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan20110620 komdat jaringan
20110620 komdat jaringan
 
bab6.ppt
bab6.pptbab6.ppt
bab6.ppt
 
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptxASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
ASYNCHRONOUS_DAN_SYNCHRONOUS.pptx
 
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptxPresentasi Komdat Kelompok 2.pptx
Presentasi Komdat Kelompok 2.pptx
 
Pengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi DataPengantar Komunikasi Data
Pengantar Komunikasi Data
 
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkapDeteksi dan koreksi kesalahan lengkap
Deteksi dan koreksi kesalahan lengkap
 
Transmisi Data.ppt
Transmisi Data.pptTransmisi Data.ppt
Transmisi Data.ppt
 
Ns 3
Ns 3Ns 3
Ns 3
 
Metode transmisi 5
Metode transmisi 5Metode transmisi 5
Metode transmisi 5
 

Transmisi asynchronous dan synchronous

  • 2. Outline • Sinkronisasi • Transmisi Asynchronous • Transmisi Synchronous • Deteksi Kesalahan
  • 3. Sinkronisasi • Sinkronisasi adalah proses pengaturan jalannya beberapa proses pada saat yang bersamaan. • Tujuannya adalah menghindari terjadinya inkonsistensi data karena pengaksesan oleh beberapa proses yang berbeda (mutual exclusion) serta untuk mengatur urutan jalannya proses-proses sehingga dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari deadlock atau starvation.
  • 4. Sinkronisasi • Transmisi data dengan kecepatan 10000 bitspersecond (bps) • 1 bit ditransmisikan setiap 1/10000 = 0.1 ms. • Sampling akan dilakukan setiap interval 0.1 ms • Akan terjadi masalah jika masing-masing pihak (transmitter atau reciever) menggunakan clock-nya sendiri dan tidak disamakan dengan tepat. • Jika ada perbedaan 1 persen (lebih cepat atau lebih lambat), smapling akan meleset 0.001 ms dari tengah bit. • Ketika bit yang ditransmisikan sudah mencapai 50 bit atau lebih, maka reciever akan error karena pen-sampling-annya dalam bit yang salah (50 x 0.001 = 0.05 ms)
  • 5. TRANSMISI ASYNCHRONOUS • Pada transmisi Asinkron, sebelum terjadi komunikasi, tdk diadakan sinkronisasi clock antara pengirim dan penerima • Data dikirim per karakter dan masing masing karakter memiliki bit start (biasanya 0) dan bit stop (biasanya 1) • Start bit berfungsi untuk menandakan adanya rangkaian bit karakter yang siap dicuplik. • Stop bit berfungsi untuk melakukan proses menunggu karakter berikutnya
  • 7. Framming Error • Jika bit ke 7 adalah 1 dan bit ke 8 adalah 0 maka bit 8 akan dianggap suatu start bit. Kondisi ini diistilahkan framing error. • Kondisi dimana karakter plus start dan stop bit yang kadang-kadang dinyatakan suatu frame. • Framing error juga jika beberapa kondisi noise menyebabkan munculnya kesalahan dari suatu start bit selama kondisi idle
  • 8. TRANSMISI SYNCHRONOUS • Dengan transmisi synchronous, ada level lain dari sinkronisasi yang perlu agar receiver dapat menentukan awal dan akhir dari suatu blok data. • Untuk itu, tiap blok dimulai dengan suatu pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. Pola-pola ini adalah kontrol informasi.
  • 9. SYNCHRONOUS • Pada transmisi sinkron, sebelum terjadi komunikasi, diadakan sinkronisasi clock antara pengirim dan penerima. • Data dikirim dalam satu blok data (disebut Frame) yang berisi bit bit pembuka (preamble bit), bit data itu sendiri dan bit bit penutup (postamble bit). Ditambahkan juga bit-bit kontrol pada blok tersebut. • Dengan kata lain synchronous adalah sistem operasi untuk kejadian yang terjadi pada waktu bersamaan, berkelanjutan dan dapat diprediksi. contoh: chating
  • 10. TRANSMISI SYNCHRONOUS • Preamble Bit Flag Berisi tanda awal frame • Control Fields Berisi informasi control (cont : address) • Data Field Berisi data dari transmitter • Control Fields Berisi informasi control (cont : deteksi kesalahan) • Postamble Bit Flag Berisi tanda akhir frame
  • 11. Transmisi Serial • Transmisi serial adalah transmisi data dimana dalam satu satuan waktu hanya satu bit yang disalurkan.
  • 12. Transmisi Paralel • Transmisi paralel adalah transmisi data dimana dalam satu satuan waktu beberapa bit (biasanya 8-bit) bisa disalurkan bersamaan.
  • 13. Deteksi Kesalahan • Pengiriman informasi selalu mengalami perubahan yang diakibatkan oleh : – Media pengiriman itu sendiri – Gangguan terhadap sinyal – Sinyal melemah – Peralatan tambahan yang digunakan
  • 14. Metode • Metode deteksi kesalahan – Vertical-redundancy-checking – Longitudinal-redundancy-checking – Cyclic-redundancy-checking
  • 15. Vertical-Redudancy-Checking • Biasa disebut dengan parity-checking karena menggunakan sistem pengecek'kan paritas dan merupakan sistem untuk mencari kesalahan data yang paling sederhana • Odd parity (Paritas Ganjil) : • Jumlah bit satu dalam setiap byte harus ganjil • Bila jumlah bit satu dalam 7 bit pertama adalah genap , maka parity-bit diubah jadi 1 dan sebaliknya • Even Parity (Paritas Genap) – Jumlah bit satu dalam setiap byte harus genap
  • 16. Vertical-Redudancy-Checking • Contoh : – Odd-parity : • Jika huruf A disusun dalam kombinasi data biner berupa "1000001",dimana jumlah bit satu dalam 7 bit pertama adalah genap, maka parity-bit diubah menjadi 1 – Even Parity • Huruf M disusun dalam kode biner adalah "1001101", dimana didalam 7 bit pertama jumalh bit 1 adalah genap,maka parity-bit ini diubah menjadi 0
  • 17. Longitudinal-Redudancy-Checking • Biasa digunakan untuk memperbaiki kelemahan pada VRC (parity-checking) • Data dikirim secara per blok (frame) berisi 8 byte dan setiap frame terdapat satu parity-bit • Fungsi parity bit disini adalah sebagai kontrol seperti pada parity checking • Parity-bit ini membuat 7 parity-bit dari byte sebelumnya • Kelemahan : – Terjadi overhead akibat penambahan bit pariti per 7 bit untuk karakter • Kelebihan : – Lebih baik jika dibandingkan dengan VRC
  • 18. Cyclic-Redudancy-Checking • Prosesnya cukup sederhana dan tidak banyak membutuhkan tambahan bit berupa parity-bit • Data dikirim per-frame dan setiap frame terdiri dari bit yang panjang • Pada akhir blok ditambahkan beberapa control-bit untuk menjamin kebenaran data • Control-bit dibentuk oleh komputer pengirim berdasarkan perhitungan atas data yang dikirim
  • 19. CRC