Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...Rivalri Kristianto Hondro
Saluran komunikasi secara fisik menghubungkan dua mesin secara konseptual bekerja seperti halnya kabel. Dalam mengecek atau memeriksa kebenaran suatu data informasi yang ditransfer dalam komputer, diperlukan suatu tanda. Tanda yang dimaksud adalah tanda untuk pengecekan yang disebut parity. Parity adalah suatu bit yang ditambahkan pada data yang berfungsi sebagai pengecekan untuk mendeteksi bit yang error. Untuk memeriksa kesalahan ini digunakannya metode parity LRC (Longitudinal redundancy Check) yaitu pengiriman data yang di lakukan secara per blok. Setiap blok terdiri dari 8 byte dan setiap blok memiliki block check character (BCC) atau karakter pemeriksa blok yang diletakan pada akhir blok Metode sederhan dengan sistem interaktif operator memasukan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar. Error Otomatis / Parity Check Penambahan parity bit untuk akhir masing-masing kata dalam frame. Tetapi problem dari parity bit adalah inplus noise yang cukup panjang merusak lebih dari satu bit, pada rate yang tinggi.
Gelombang transversal adalah jenis gelombang yang memiliki arah rambat yang tegak lurus terhadap arah getarannya. Ini berarti bahwa osilasi gelombang terjadi dalam bidang yang tegak lurus dengan arah perambatannya. Gelombang transversal memiliki beberapa karakteristik penting
Perangkat Lunak Deteksi Bit Error dengan Implementasi Longitudinal Redundancy...Rivalri Kristianto Hondro
Saluran komunikasi secara fisik menghubungkan dua mesin secara konseptual bekerja seperti halnya kabel. Dalam mengecek atau memeriksa kebenaran suatu data informasi yang ditransfer dalam komputer, diperlukan suatu tanda. Tanda yang dimaksud adalah tanda untuk pengecekan yang disebut parity. Parity adalah suatu bit yang ditambahkan pada data yang berfungsi sebagai pengecekan untuk mendeteksi bit yang error. Untuk memeriksa kesalahan ini digunakannya metode parity LRC (Longitudinal redundancy Check) yaitu pengiriman data yang di lakukan secara per blok. Setiap blok terdiri dari 8 byte dan setiap blok memiliki block check character (BCC) atau karakter pemeriksa blok yang diletakan pada akhir blok Metode sederhan dengan sistem interaktif operator memasukan data melalui terminal dan mengirimkan ke komputer akan menampilkan kembali ke terminal, sehingga dapat memeriksa apakah data yang dikirimkan dengan benar. Error Otomatis / Parity Check Penambahan parity bit untuk akhir masing-masing kata dalam frame. Tetapi problem dari parity bit adalah inplus noise yang cukup panjang merusak lebih dari satu bit, pada rate yang tinggi.
Gelombang transversal adalah jenis gelombang yang memiliki arah rambat yang tegak lurus terhadap arah getarannya. Ini berarti bahwa osilasi gelombang terjadi dalam bidang yang tegak lurus dengan arah perambatannya. Gelombang transversal memiliki beberapa karakteristik penting
2. Terminologi Transmisi
Point to Point
Direct link antara dua device, dan hanya
2 peralatan sama-sama memakai media.
Multipoint
Konfigurasi multipoint dimana dapat lebih
dari dua device pada medium yang sama.
3. Data : sesuatu yang bisa diolah menjadi informasi
Data analog - mempunyai nilai kontinyu untuk
interval tertentu
Contoh : data suara, gambar
Data digital - mempunyai nilai diskrit
Contoh: data biner (komputer), teks(ASCII)
4. Sinyal: gelombang listrik dan elektromagnetis untuk
encoding data.
Sinyal analog: gelombang elektromagnetis
kontinyu
Sinyal digital: pulsa tegangan, positif=1,
negatif=0.
Transmisi: cara pengiriman data melalui propagasi
gelombang sinyal pada media transmisi.
5. Transmisi Analog
Dapat berupa data analog atau data digital
Menggunakan amplifier untuk memperbaiki
kualitas.
Transmisi Digital
Dapat berupa data analog atau data digital
Menggunakan repeater untuk
mendapatkan kembali sinyal digital
6. Kode Transmisi
ASCII 7-bit (American Standard Code for
Information Interchange)
ASCII 8-bit (American Standard Code for
Information Interchange)
SBCDIS (Standard Binary Coded Decimal
Interchange Code)
EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal
Interchange Code)
7. Satuan Transmisi
Baud (bd) : kecepatan modulasi
Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu
gelombang periodik sehingga menjadikan suatu
sinyal mampu membawa suatu informasi.
Bit per second (bps) : kecepatan transmisi
per Bit
jumlah data dalam bit yang melewati suatu medium
dalam satu detik.
Character per second (cps) : kecepatan
transmisi per Karakter
Satuan untuk mengukur kecepatan pengiriman data
dalam sistem komputer. CPS dapat dijadikan
sebagai satuan pengukur kecepatan printer.
8. Kapasitas Jalur Transmisi
NarrowBand
Bandwidth rendah
VoiceBand
Bandwidth Sedang
WideBand
Bandwidth besar
Jenis Channel Kapasitas
Transmisi
Biaya
Total
Biaya
Rata-rata
Tingkat
Kesalahan
NarrowBand 50-300 bps Rendah Tinggi Tinggi
VoiceBand 300-500 bps Sedang Sedang Sedang
WideBand 1 juta bps Tinggi Rendah Rendah
9. Klasifikasi Transmisi Data
Untuk dapat lebih menjelaskan mengenai
transmisi data, maka transmisi data dapat
dikelompokkan ke dalam tiga hal utama :
1. Bagaimana data mengalir melalui peralatan
2. Jenis hubungan fisik
3. Jenis waktu yang digunakan untuk transmisi
10. Metode Transmisi Data
1. Bagaimana data mengalir melalui peralatan
Simplex
Transmisi data dimana data hanya
mengalir dalam satu arah pada jalur
komunikasi data
Contoh yang sering ditemukan menggunakan mode ini adalah siaran
televisi dan siaran radio. Mode ini dapat diaplikasikan saat media
transmisi yang digunakan dikuasai penuh oleh pihak pengirim.
Keseluruhan bandwidth digunakan oleh pengirim.
Simplex Duplex
11. Half-Duplex
Transmisi data dimana data dapat
mengalir dalam dua arah pada jalur
komunikasi data, dengan kondisi saling
bergantian
Contoh media yang menggunakan media
ini adalah radio walkie talkie.
12. Full-Duplex
Transmisi data dimana data mengalir
dalam dua arah pada jalur komunikasi
data secara serempak
Contoh telephone, handphone, dan
sebagainya.
13. Metode Transmisi Data
2. Jenis hubungan fisik
Pengiriman paralel
Bit-bit data yang membentuk karakter
dikirim secara serempak melalui jumlah
penghantar yang terpisah.
14. Pengiriman serial
Bit-bit data yang membentuk karakter dikirim
secara berurutan dan tidak serempak jalur
penghantar
contoh seperti seorang pengguna
menghubungkan terminal ke host komputer
yang berada pada bangunan yang lain.
15. Pengiriman data Synchronous
Pengiriman sejumlah blok data secara kontinyu
tanpa bit awal dan bit akhir, dimana waktu
penerimaan bit-bit data dari sumber harus sama
dengan waktu penerimaan bit-bit data oleh
penerima.
Terdapat dua jenis synchronous :
1. Bit synchronous
2. Character synchronous
Metode Transmisi Data
3. Jenis waktu yang digunakan untuk transmisi
17. 2. Character Synchronous
01010110 00010110 00010110
Sumber Penerima
SYN SYN
Pada transmisi ini menggunakan bit pengontrol
SYN. Umumnya dua buah karakter kontrol SYN
dapat digunakan di awal blok data yang akan
ditransmisikan.
18. Pengiriman data Asynchronous
Pengiriman satu karakter data tiap satu
waktu tertentu.
Untuk dapat mengenali karakter yang
dikirimkan dari sumber, maka tiap karakter
ditambahkan start bit (0) di awal dan stop
bit (1) di akhir karakter.
19. Perubahan informasi saat pengiriman
disebabkan :
Keadaan media pengirim
Gangguan terhadap media
Sinyal informasi lemah
Jarak yang ditempuh
Peralatan pembantu
23. 1. Echo Checking
Adalah dengan mengirim kembali data yang
diterima oleh penerima ke pengirim.Untuk
dibandingkan dg data awal. Jika data
keduanya sama maka tidak terjadi
kesalahan.
Tujuan dari pengecekan ini adalah untuk
menyakinkan bahwa alat-alat input/output
seperti misalnya card reader, printer, tape
drive, disk drive dan lain-lain masi tetap
berfungsi dengan memuaskan bila akan
dipergunakan.
24. 2. Parity Check
menambahkan bit pendeteksi pada akhir
karakter yg ditansmisikan. Bit tersebut
dinamakan Bit Paritas
ASCII 7 bit
P
Bit Paritas
25. -Parity check-
Ada 2 jenis Parity check
1. Paritas ganjil (Odd Parity)
Bit paritas=0 jika bit 1 jumlah ganjil
=1 jika bit 1 jumlah genap
2. Paritas genap (Even Parity)
Bit paritas=0 jika bit 1 jumlah genap
=1 jika bit 1 jumlah ganjil
26. Contoh :
1. Representasikan karakter B dalam ASCII
dengan pariti ganjil!
B = 42 (heks) = 1000010 (7 bit)
jumlah "1" adalah 2 (genap)
maka pariti diset ( = 1)
Maka representasi B dalam ASCII sistem
pariti ganjil adalah 11000010
2. Sama dengan di atas, tetapi untuk pariti
genap
B = 01000010
28. Pengirim dan Penerima menggunakan
sistem pariti bit yang sama . Asumsi pariti
genap
Pengirim men-generate bit pariti dan
mengirimkan karakter beserta bit
paritinya, total 8 bit
Pada Penerima, setiap karakter (8 bit)
yang diterima diperiksa apakah bit "1"
berjumlah genap atau tidak. Bila genap,
dianggap tidak ada kesalahan. Bila ganjil
karakter tersebut ditolak
29. Keterbatasan:
hanya mampu mendeteksi (bukan
mengoreksi kesalahan), karena tidak
dapat menunjukkan posisi bit yang salah
hanya mampu mendeteksi satu (atau
sejumlah ganjil) kesalahan. Bila ada dua
kesalahan akan dianggap benar
30. Contoh:
1. Pengirim transmit karakter B (dalam
pariti genap)
0100 0010
Bit ke-3 dari kanan berubah menjadi 1
karena derau (misalnya)
Penerima mendapat :
0100 0110
Karena jumlah bit "1" berjumlah 3
(ganjil), maka Penerima menolak
karakter yang baru saja diterima
31. 2. Pengirim transmit karakter B (dalam
pariti genap)
0100 0010
Bit ke-3 dan 4 dari kanan berubah
menjadi 1 karena derau (misalnya)
Penerima mendapat :
0100 1110
Karena jumlah bit "1" berjumlah 4
(genap), maka Penerima menganggap
karakter yang baru saja diterima valid.
32. 3. Cyclic Redudancy Checking
Pendeteksian kesalahan dengan cara
membagi nilai bilangan binari dari data
dengan suatu nilai bilangan lainnya
(constanta). Pengecekkan dilakukan
dengan mencocokkan sisa bagi.
Teknik CRC dapat menggunakan : modulo
arithmetic atau polynomials.
33. Modulo arithmetic menggunakan penambahan
biner tanpa pembawa, yang hanya merupakan
operasi XOR. Pengurangan biner tanpa pembawa
juga diterjemahkan sebagai operasi XOR. Sebagai
contoh:
1. Modulo Arithmetic
34. Contoh:
Sisi Pengirim
Misal: Data dikirim 1001 bit #m = 4
Misal: constant 101 #r = 3
Tambahkan data yang dikirim dengan r-1 bit 0
#100100
Bagi bilangan ini (100100) dengan constant
(101), maka akan didapat hasil bagi (quotient)
dan sisa pembagian (remainder)
Tambahkan remainder ke data asal: 100111
35. Sisi penerima:
Bagi data (100111) yang diterima dengan
constant (101).
Jika sisanya 0, berarti tidak terjadi kesalahan,
Jika sisanya bukan 0, berarti terjadi kesalahan.
sesuai dengan kriteria generator yang digunakan.
ex: m=110101, r=1001