SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
PEMBENTUKAN LEMBAGA
PENJAMIN SIMPANAN UNTUK
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
(LPS-LKM)
Disusun sebagai Tugas Akhir
Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera
Ika Astika (101180010)
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Legalitas
LKM (2013)
LKM
Berbadan
Koperasi
Promosi
Perkoperasian
Dinilai 2 Kaki
Intermediasi,
tanpa
Penjaminan
BAB I PENDAHULUAN
I.2 PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana pengaturan mengenai LPS-LKM
dewasa ini?
2. Bagaimana permasalahan dan implikasi hukum
yang terjadi akibat belum terbentuknya LPS-LKM?
3. Apa saja elemen yang perlu ditentukan dalam
merealisasikan kebijakan pembentukan LPS-LKM?
BAB I PENDAHULUAN
I.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengulas kerangka hukum, perbandingan
pengaturan antara LKM berbadan koperasi dan
KSP, serta perbandingan dengan LPS lain.
2. Mengidentifikasi permasalahan hukum yang
terjadi akibat kekosongan LPS-LKM.
3. Menganalisis elemen norma yang perlu diatur
dalam penyusunan aturan turunan LPS-LKM.
BAB I PENDAHULUAN
I.4 KEGUNAAN PENELITIAN
Umum:
Sumbangsih atas diskursus LPS-LKM
Khusus:
Menganlisis kebutuhan pembentukan LPS-LKM
BAB I PENDAHULUAN
I.5 KERANGKA KONSEPTUAL
•KOPERASI
•LPS
•BU BADAN HUKUM
BAB I PENDAHULUAN
I.6 METODOLOGI PENELITIAN
Kualitatif
Yuridis-N
ormatif
Kajian Normatif
& Kepustakaan
Wawancara
BAB I PENDAHULUAN
I.7 SISTEMATIKA PENULISAN
1. Bab I: Latar Belakang
2. Bab II: Pertanyaan penelitian pertama
3. Bab III: Pertanyaan penelitian kedua
4. Bab IV: Pertanyaan penelitian ketiga
5. Bab V: Kesimpulan dan Saran
BAB II
PENGATURAN TENTANG LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO BERBADAN KOPERASI
DAN LPS-LKM
II. 1 Lembaga Keuangan Mikro Berbadan Hukum Koperasi
(1/2)
Pasal 16 dan penjelasannya UU
25/1992:
Jenis koperasi:
1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
2. Koperasi Konsumen
3. Koperasi Produsen
4. Koperasi Pemasaran
5. Koperasi Jasa
KSP X KOPERASI
JASA
Pasal 16 UU 10/1998
Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana harus
meperoleh izin sebagai Bank
Umum/BPR, kecuali diatur
dalamm UU tersendiri
II. 1 Lembaga Keuangan Mikro Berbadan Hukum Koperasi
(2/2)
Berikut adalah perbandingan antara KSP & LKM-Koperasi:
Keterangan KSP LKM-Koperasi
Modal & Wilayah Permenkop UKM 5/2019 tentang Perizinan
Usaha KSP:
Primer
1. Kab/Kota: 15jt
2. Lintas Kab/Kota: 75jt
3. Lintas Provinsi: 375jt
Sekunder
1. Kab/Kota: 50jt
2. Lintas Kab/Kota: 150jt
3. Lintas Provinsi: 500jt
POJK 10/2021 tentang Perizinan
Usaha dan Kelembagaan LKM:
1. Desa/kelurahan: 300jt
2. Kecamatan: 500jt
3. Kabupaten: 1M
Izin Usaha Permenkop UKM 2/2017 tentang Usaha Simpan
Pinjam oleh Koperasi:
1. Kab/Kota: Bupati/Walikota
2. Lintas Kab/Kota: Gubernur
3. Lintas Provinsi: Menteri Koperasi dan
UKM
POJK 10/2021:
OJK
Keterangan KSP LKM-Koperasi
Suku Bunga PP 9/1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi:
Ditentukan oleh Rapat Anggota
PP 89/2014 tentang Suku Bunga
Pinjaman atau Imbal Jasa
Pembiayaan dan Luas Cakupan
Wilayah Usaha Keuangan Mikro:
1. LKM melaporkan suku bunga
maksimum kepada OJK setiap
4 bulan
2. Wajib melapor ke OJK apabila
ingin menaikkan suku bunga
3. LKM mempublikasikan suku
bunga di kantor
4. LKm dilarang menerapkan
suku bunga melebihi yang
sudah dilaporkan kepada OJK
Batasan Pemberian
Pinjaman
PP 9/1995:
Ditentukan oleh Rapat Anggota
POJK 19/2021 tentang
Penyelenggaraan usaha LKM:
1. Maksimum 10% dari ekuitas
untuk 1 nasabah
2. Maksimum 20% dari ekuitas
apabila memenuhi ketentuan:
a. Rekam jejak nasabah baik
b. Ada agunan atau penjaminan
kredit
Keterangan KSP LKM-Koperasi
Pengawasan UU 25/1992 dan PP 9/1995:
1. Dilakukan oleh Menteri
Koperasi dan UKM
2. KSP memberikan laporan
berkala dan tahunan kepada
Menteri
UU 1/2013 dan POJK
14/2014 tentang Pembinaan
dan Pengawasan LKM:
1. OJK berkoordinasi
dengan Menteri
Koperasi dan UKM
2. Pembinaan dan
pengawasan
didelegasikan kepada
Pemda atau pihak lain,
apabila Pemda belum
siap
3. LKM menyampaikan
laporan keuangan 4
bulan dan laporan lain
(diminta OJK)kepada
OJK
II. 2 Lembaga Penjamin Simpanan untuk Lembaga Keuangan Mikro
Pasal 19 UU 1/2013 mengatur sebagai berikut:
(1) Untuk menjamin Simpanan masyarakat pada LKM, Pemerintah Daerah dan/atau LKM dapat
membentuk lembaga penjamin simpanan LKM.
(2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah bersama Pemerintah Daerah dan LKM dapat mendirikan
lembaga penjamin simpanan LKM.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan demikian, yang dapat mendirikan LPS-LKM adalah:
* OJK pernah mengketangkah pembentukan LPS-LKM pada 2014/2015 di tingkat provinsi
Pemerintah
Daerah dan LKM
Pemerintah
Daerah
LKM
Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah,
dan LKM
II. 3 LPS-Perbankan sebagai Benchmarking LPS-LKM
1. Berdasarkan UU 24/2004, LPS-Perbankan menjamin simpanan nasabah dalam bentuk giro,
deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamkaan dengan
itu.
2. UU 10/1998 mengamatkan pembentukan LPS-Perbankan melalui PP, namun pada akhirnya
dibuat melalui undang-undang.
3. Pembayaran klaim penjaminan nasabah perbankan sepanjang memenuhi kriteria berikut:
4. Perlindungan hukum eksplisit bagi nasabah setelah bank melakukan perlindungan hukum
implisit.
Tercatat
Tidak melakukan
tindakan yang
merugikan bank
Bunga simpanan
tidak melebihi
bunga penjaminan
II. 4 LPS di Negara Lain
LPS di Bangladesh
1. Memiliki history kredit mikro yang
mendorong pengguna jasa untuk
menabung sebagai upaya keluar dari
kemiskinan
2. Non-bank Financial Institution (NBFI)
diregulasi melalu Financial Institution Act
1993.
3. LPS didirikan melalui The Bank Deposit
Insurance Ordiannce 1984 dengan
melakukan fungsi penjaminan bank
dengan nilai penjaminan 100.00 Taka.
4. Februari 2022, disetujui rancangan
undang-undang untuk mengubah scope
penjaminan yaitu Bank and Financial
Institution Deposit Insurance Protection Act
2022.
LPS di Jepang
1. Negara maju di Asia dan memiliki tingkat
perlindungan dan keamaan tinggi
2. LPS didirikan melalui Deposit Insurance
Act No. 34 of 1971 dengan perubahan
terkahir melalui Act No. 45 of 2017
3. LPS melakukan fungsi penjaminan pada
Financial Institutions (FI) termasuk bank
dan non-bank.
4. Deposit Insurance Corporation of Japan
menjamin simpanan sampai ¥10.000.000
5. Penjaminan simpanan pada koperasi
pertanian, perikanan, dll, dijamin melalui
Agricultural and Fishery Cooperative
Savings Insurance Corporation
BAB III
IMPLIKASI HUKUM KETIADAAN LEMBAGA
PENJAMIN SIMPANAN UNTUK LEMBAGA
KEUANGAN MIKRO
III. 1 LKM Pemegang Izin Usaha
LKM mengelola simpanan senilai Rp 464.150.000.000,- yang tersebar di 226 LKM
III.1.1 Miskonsepsi Bentuk LKM di Masyrakat
1. LKM-Koperasi ditafsirkan sebagai KSP yang dilembagakan
2. Pada kasus gagal bayar KSP, masyarakat mempertanyakan peran OJK
3. LKM adalah koperasi Jasa, sedangkan KSP adalah jenis yang berbeda, terbukti dari data
LKM terdaftar menggunakan nama: Koperasi LKM/S (…), Koperasi Jasa LKM/s (...), dan
Koperasi (…)
III. 2 Kedudukan LPS bagi LKM
1. Keadilan bagi industri keuangan mikro.
2. LKM-Koperasi perlu dilihat secara utuh sebagai badan hukum yang memiliki
pertanggungjawaban terbatas dengan organisasi sebagai berikut:
3. LKM telah melakukan perlindungan hukum secara implisit terhadap masyarkat penyimpan
dengan cara:
Analisis atas kelayakan
penyaluran kredit
Mengumumkan laporan
keuangan
Mekanisme Penggabungan,
peleburan, dan pembubaran yang
memperhatikan kepentingan
penyimpan
III. 3 Implikasi Hukum Belum Terbentuknya LPS-LKM
1. Ketiadaan pelrindungan hukum eksplisit bagi masyarakat penyimpan LKM
2. LKM bukan lembaga yang kebal terhadap problem keuangan atau managemen, dibuktikan
dengan dicabutnya beberapa LKM. Pada periode 2021-2022, terdapat 4 LKM yang dicabut
izinnya, yaitu:
No Nama LKM Wilayah Tanggal Pencabutan
1 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis Gapoktan Rukun Makmur
Pekalongan 7 Juli 2022
2 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis Gapoktan Melati Makmur
Pekalongan 7 Juli 2022
3 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Al Ummahat
Mojokerto 29 Maret 2022
4 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro
Berkah Margo Mulyo
Batang 24 November 2021
5 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro
Syariah Madani Emas Nusantara
Medan 26 Juli 2021
BAB IV
ELEMEN PENGATURAN DALAM REGULASI
TERKAIT LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
UNTUK LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
IV. 1 Amanat Pembentukan LPS-LKM
1. Pasal 19 UU 1/2013 mengamantkan pembentukan LPS-LKM oleh beberapa pihak
2. Fleksibilitas pengaturan menyebabkan ketidakpastian hukum
V.1.1 Instrumen Hukum untuk Pembentukan LPS-LKM
1. UU 1/2013 mengatur bahwa LPS-LKM akan dibentuk melalui PP. Pengaturan ini
sama dengan amanat pembentukan LPS-Perbankan pada Pasal 37B UU 10/1998
2. LPS-Perbankan pada akhirnya dibuat melalui undang-undang karena pemerintah
melihat bahwa materi muatan yang diatur adalah domain undang-undang
3. Berkaca pada praktik legislasi yang demikian, maka pembentukan LPS-LKM juga
dapat menggunakan undang-undang sepanjang materi muatannya sesuai dengan
UU 12/2011
4. Belum dibentuknya LPS-LKM adalah bentuk ketertinggalan hukum dari
perkembangan masyarakat, dan oleh karenanya, pembentukannya disa dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan hukum di masyarakat.
IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2)
1. Tugas, Fungsi, dan Wewenang LPS-LKM
Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
penjaminan simpanan
•Kebijakan terkait premi, kontribusi LKM, pengelolaan kekayaan
LPS-LKM, pengelolaan data simpanan, syarat dan tata cara
pembayaran klaim, komunikasi dengan LKM, dan pengaturan sanksi
administratif
Koordinasi dengan OJK untuk penyelamatan dan
penyelesaian LKM gagal
•LPS-LKM mengambil peran penyelamatan apabila dimungkinkan
•Memberikan penjaminan simpanan
IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2)
2. Badan Hukum LPS-LKM, mendukung penyelenggaraan
kewenangan publik
3. Kepesertaan
4. Besaran premi penjaminan
5. Nilai simpanan yang dijamin
6. Pembayaran klaim penjaminan
7. Pembayaran klaim penjaminan
IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2)
2. Badan Hukum LPS-LKM, mendukung penyelenggaraan
kewenangan publik
3. Kepesertaan
4. Besaran premi penjaminan
5. Nilai simpanan yang dijamin
6. Pembayaran klaim penjaminan
7. Pembayaran klaim penjaminan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1 Kesimpulan
1. LKM merupakan koperasi jasa yang sama sekali berbeda dengan KSP
2. LKM-Koperasi memiliki karakteristik badan hukum yang memiliki
pertanggungjawbana terbatas. Ketiadaan LPS-LKM menimbulkan
ketidakpastikan hukum
3. Pemerintah pusat tidak bersedia membangun LPS-LKM sebagimana
LPS-Perbankan sehingga perlu menggandeng Pemerintah Daerah dan LKM.
Namun, pembentukan LPS-LKM secara sektoral di tingkat provinsi akan
memicu konflik hukum
4. Diskursus pembentukan LPS-LKM perlu digaungkan kembali dan segera
dibentuk karena LPS-LKM merupakan wujud keadlina ekonomi, dukungan
untuk memberdayakan masyarakat, dan kepastian hukum bagi LKM dan
masyarakat dalam dinamika bisnis keuangan.
V. 2 Saran
1. Pemangku kepentingan perlu melaksanakan dan menguatkan sosialisasi untuk
meluruskan miskonsepsi antara LKM-Koperasi dan KSP di masyarakat
2. Pemangku kepentingan perlu mengkoordinasikan pembentukan LPS-LKM
sebagai bentuk pelaksanaan UU 1/2013. Desain kelembagaan dapat
memperimbangkan desain LPS-Perbankan dan LPS di negara lain.
3. Elemen norma dalam peraturan terkait pembentukan LPS-LKM dapat
diupayakan sesuai dengan karakteristik LKM sekaligus tetap pada koridor
akuntabilitas LPS-LKM
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS

Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganArimbi Priadipa
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Teguh Prayogo
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisideivie dedep
 
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganPresentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganArif Kurniawan
 
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"Kanaidi ken
 
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptxY. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptxBambangDjokoSoejono
 
Pp nomor 33 tahun 2020
Pp nomor 33 tahun 2020Pp nomor 33 tahun 2020
Pp nomor 33 tahun 2020HendriTAsworo
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxageefonzi1
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganFahma Fahmita
 
PPT Invest Kel 7.pptx
PPT Invest Kel 7.pptxPPT Invest Kel 7.pptx
PPT Invest Kel 7.pptxgrrff
 
Ojk vs illegal investment
Ojk vs illegal investmentOjk vs illegal investment
Ojk vs illegal investmentRizky Karo Karo
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganmusica stani
 
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopPermen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopSupri Yanto
 

Similar to Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS (20)

Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga KeuanganMateri pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
Materi pertemuan 2 - Pasar dan Lembaga Keuangan
 
Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam Di IndonesiaLembaga Keuangan Islam Di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia
 
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
Implikasi UU Terhadap Kelembagaan Ekonomi 2013
 
Tatacara mpkk
Tatacara mpkkTatacara mpkk
Tatacara mpkk
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
 
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuanganPresentasi uu otoritas jasa keuangan
Presentasi uu otoritas jasa keuangan
 
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
 
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptxY. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx
Y. Kebijakan Pengawasan koperasi.pptx
 
Pp nomor 33 tahun 2020
Pp nomor 33 tahun 2020Pp nomor 33 tahun 2020
Pp nomor 33 tahun 2020
 
12702185.ppt
12702185.ppt12702185.ppt
12702185.ppt
 
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptxResume BI OJK LPS Agee FM.pptx
Resume BI OJK LPS Agee FM.pptx
 
Uu no 1_tahun_2013
Uu no 1_tahun_2013Uu no 1_tahun_2013
Uu no 1_tahun_2013
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
PPT Invest Kel 7.pptx
PPT Invest Kel 7.pptxPPT Invest Kel 7.pptx
PPT Invest Kel 7.pptx
 
Ojk vs illegal investment
Ojk vs illegal investmentOjk vs illegal investment
Ojk vs illegal investment
 
Perkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.pptPerkoperasian-UU172012.ppt
Perkoperasian-UU172012.ppt
 
MATERI.pptx
MATERI.pptxMATERI.pptx
MATERI.pptx
 
makalah ojk
makalah ojkmakalah ojk
makalah ojk
 
Otoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuanganOtoritas jasa keuangan
Otoritas jasa keuangan
 
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kopPermen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
Permen kukm nomor 2 th 2017 usp kop
 

Recently uploaded

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 

Recently uploaded (10)

BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 

Tinjauan untuk perlindungan hukum melalui LPS

  • 1. PEMBENTUKAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN UNTUK LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LPS-LKM) Disusun sebagai Tugas Akhir Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera Ika Astika (101180010)
  • 2. BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Legalitas LKM (2013) LKM Berbadan Koperasi Promosi Perkoperasian Dinilai 2 Kaki Intermediasi, tanpa Penjaminan
  • 3. BAB I PENDAHULUAN I.2 PERTANYAAN PENELITIAN 1. Bagaimana pengaturan mengenai LPS-LKM dewasa ini? 2. Bagaimana permasalahan dan implikasi hukum yang terjadi akibat belum terbentuknya LPS-LKM? 3. Apa saja elemen yang perlu ditentukan dalam merealisasikan kebijakan pembentukan LPS-LKM?
  • 4. BAB I PENDAHULUAN I.3 TUJUAN PENELITIAN 1. Mengulas kerangka hukum, perbandingan pengaturan antara LKM berbadan koperasi dan KSP, serta perbandingan dengan LPS lain. 2. Mengidentifikasi permasalahan hukum yang terjadi akibat kekosongan LPS-LKM. 3. Menganalisis elemen norma yang perlu diatur dalam penyusunan aturan turunan LPS-LKM.
  • 5. BAB I PENDAHULUAN I.4 KEGUNAAN PENELITIAN Umum: Sumbangsih atas diskursus LPS-LKM Khusus: Menganlisis kebutuhan pembentukan LPS-LKM
  • 6. BAB I PENDAHULUAN I.5 KERANGKA KONSEPTUAL •KOPERASI •LPS •BU BADAN HUKUM
  • 7. BAB I PENDAHULUAN I.6 METODOLOGI PENELITIAN Kualitatif Yuridis-N ormatif Kajian Normatif & Kepustakaan Wawancara
  • 8. BAB I PENDAHULUAN I.7 SISTEMATIKA PENULISAN 1. Bab I: Latar Belakang 2. Bab II: Pertanyaan penelitian pertama 3. Bab III: Pertanyaan penelitian kedua 4. Bab IV: Pertanyaan penelitian ketiga 5. Bab V: Kesimpulan dan Saran
  • 9. BAB II PENGATURAN TENTANG LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BERBADAN KOPERASI DAN LPS-LKM
  • 10. II. 1 Lembaga Keuangan Mikro Berbadan Hukum Koperasi (1/2) Pasal 16 dan penjelasannya UU 25/1992: Jenis koperasi: 1. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) 2. Koperasi Konsumen 3. Koperasi Produsen 4. Koperasi Pemasaran 5. Koperasi Jasa KSP X KOPERASI JASA Pasal 16 UU 10/1998 Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana harus meperoleh izin sebagai Bank Umum/BPR, kecuali diatur dalamm UU tersendiri
  • 11. II. 1 Lembaga Keuangan Mikro Berbadan Hukum Koperasi (2/2) Berikut adalah perbandingan antara KSP & LKM-Koperasi: Keterangan KSP LKM-Koperasi Modal & Wilayah Permenkop UKM 5/2019 tentang Perizinan Usaha KSP: Primer 1. Kab/Kota: 15jt 2. Lintas Kab/Kota: 75jt 3. Lintas Provinsi: 375jt Sekunder 1. Kab/Kota: 50jt 2. Lintas Kab/Kota: 150jt 3. Lintas Provinsi: 500jt POJK 10/2021 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan LKM: 1. Desa/kelurahan: 300jt 2. Kecamatan: 500jt 3. Kabupaten: 1M Izin Usaha Permenkop UKM 2/2017 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi: 1. Kab/Kota: Bupati/Walikota 2. Lintas Kab/Kota: Gubernur 3. Lintas Provinsi: Menteri Koperasi dan UKM POJK 10/2021: OJK
  • 12. Keterangan KSP LKM-Koperasi Suku Bunga PP 9/1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi: Ditentukan oleh Rapat Anggota PP 89/2014 tentang Suku Bunga Pinjaman atau Imbal Jasa Pembiayaan dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Keuangan Mikro: 1. LKM melaporkan suku bunga maksimum kepada OJK setiap 4 bulan 2. Wajib melapor ke OJK apabila ingin menaikkan suku bunga 3. LKM mempublikasikan suku bunga di kantor 4. LKm dilarang menerapkan suku bunga melebihi yang sudah dilaporkan kepada OJK Batasan Pemberian Pinjaman PP 9/1995: Ditentukan oleh Rapat Anggota POJK 19/2021 tentang Penyelenggaraan usaha LKM: 1. Maksimum 10% dari ekuitas untuk 1 nasabah 2. Maksimum 20% dari ekuitas apabila memenuhi ketentuan: a. Rekam jejak nasabah baik b. Ada agunan atau penjaminan kredit
  • 13. Keterangan KSP LKM-Koperasi Pengawasan UU 25/1992 dan PP 9/1995: 1. Dilakukan oleh Menteri Koperasi dan UKM 2. KSP memberikan laporan berkala dan tahunan kepada Menteri UU 1/2013 dan POJK 14/2014 tentang Pembinaan dan Pengawasan LKM: 1. OJK berkoordinasi dengan Menteri Koperasi dan UKM 2. Pembinaan dan pengawasan didelegasikan kepada Pemda atau pihak lain, apabila Pemda belum siap 3. LKM menyampaikan laporan keuangan 4 bulan dan laporan lain (diminta OJK)kepada OJK
  • 14. II. 2 Lembaga Penjamin Simpanan untuk Lembaga Keuangan Mikro Pasal 19 UU 1/2013 mengatur sebagai berikut: (1) Untuk menjamin Simpanan masyarakat pada LKM, Pemerintah Daerah dan/atau LKM dapat membentuk lembaga penjamin simpanan LKM. (2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah bersama Pemerintah Daerah dan LKM dapat mendirikan lembaga penjamin simpanan LKM. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dengan demikian, yang dapat mendirikan LPS-LKM adalah: * OJK pernah mengketangkah pembentukan LPS-LKM pada 2014/2015 di tingkat provinsi Pemerintah Daerah dan LKM Pemerintah Daerah LKM Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan LKM
  • 15. II. 3 LPS-Perbankan sebagai Benchmarking LPS-LKM 1. Berdasarkan UU 24/2004, LPS-Perbankan menjamin simpanan nasabah dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamkaan dengan itu. 2. UU 10/1998 mengamatkan pembentukan LPS-Perbankan melalui PP, namun pada akhirnya dibuat melalui undang-undang. 3. Pembayaran klaim penjaminan nasabah perbankan sepanjang memenuhi kriteria berikut: 4. Perlindungan hukum eksplisit bagi nasabah setelah bank melakukan perlindungan hukum implisit. Tercatat Tidak melakukan tindakan yang merugikan bank Bunga simpanan tidak melebihi bunga penjaminan
  • 16. II. 4 LPS di Negara Lain LPS di Bangladesh 1. Memiliki history kredit mikro yang mendorong pengguna jasa untuk menabung sebagai upaya keluar dari kemiskinan 2. Non-bank Financial Institution (NBFI) diregulasi melalu Financial Institution Act 1993. 3. LPS didirikan melalui The Bank Deposit Insurance Ordiannce 1984 dengan melakukan fungsi penjaminan bank dengan nilai penjaminan 100.00 Taka. 4. Februari 2022, disetujui rancangan undang-undang untuk mengubah scope penjaminan yaitu Bank and Financial Institution Deposit Insurance Protection Act 2022. LPS di Jepang 1. Negara maju di Asia dan memiliki tingkat perlindungan dan keamaan tinggi 2. LPS didirikan melalui Deposit Insurance Act No. 34 of 1971 dengan perubahan terkahir melalui Act No. 45 of 2017 3. LPS melakukan fungsi penjaminan pada Financial Institutions (FI) termasuk bank dan non-bank. 4. Deposit Insurance Corporation of Japan menjamin simpanan sampai ¥10.000.000 5. Penjaminan simpanan pada koperasi pertanian, perikanan, dll, dijamin melalui Agricultural and Fishery Cooperative Savings Insurance Corporation
  • 17. BAB III IMPLIKASI HUKUM KETIADAAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN UNTUK LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
  • 18. III. 1 LKM Pemegang Izin Usaha LKM mengelola simpanan senilai Rp 464.150.000.000,- yang tersebar di 226 LKM III.1.1 Miskonsepsi Bentuk LKM di Masyrakat 1. LKM-Koperasi ditafsirkan sebagai KSP yang dilembagakan 2. Pada kasus gagal bayar KSP, masyarakat mempertanyakan peran OJK 3. LKM adalah koperasi Jasa, sedangkan KSP adalah jenis yang berbeda, terbukti dari data LKM terdaftar menggunakan nama: Koperasi LKM/S (…), Koperasi Jasa LKM/s (...), dan Koperasi (…)
  • 19. III. 2 Kedudukan LPS bagi LKM 1. Keadilan bagi industri keuangan mikro. 2. LKM-Koperasi perlu dilihat secara utuh sebagai badan hukum yang memiliki pertanggungjawaban terbatas dengan organisasi sebagai berikut: 3. LKM telah melakukan perlindungan hukum secara implisit terhadap masyarkat penyimpan dengan cara: Analisis atas kelayakan penyaluran kredit Mengumumkan laporan keuangan Mekanisme Penggabungan, peleburan, dan pembubaran yang memperhatikan kepentingan penyimpan
  • 20. III. 3 Implikasi Hukum Belum Terbentuknya LPS-LKM 1. Ketiadaan pelrindungan hukum eksplisit bagi masyarakat penyimpan LKM 2. LKM bukan lembaga yang kebal terhadap problem keuangan atau managemen, dibuktikan dengan dicabutnya beberapa LKM. Pada periode 2021-2022, terdapat 4 LKM yang dicabut izinnya, yaitu: No Nama LKM Wilayah Tanggal Pencabutan 1 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Gapoktan Rukun Makmur Pekalongan 7 Juli 2022 2 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Gapoktan Melati Makmur Pekalongan 7 Juli 2022 3 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Al Ummahat Mojokerto 29 Maret 2022 4 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Berkah Margo Mulyo Batang 24 November 2021 5 Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Madani Emas Nusantara Medan 26 Juli 2021
  • 21. BAB IV ELEMEN PENGATURAN DALAM REGULASI TERKAIT LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN UNTUK LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
  • 22. IV. 1 Amanat Pembentukan LPS-LKM 1. Pasal 19 UU 1/2013 mengamantkan pembentukan LPS-LKM oleh beberapa pihak 2. Fleksibilitas pengaturan menyebabkan ketidakpastian hukum V.1.1 Instrumen Hukum untuk Pembentukan LPS-LKM 1. UU 1/2013 mengatur bahwa LPS-LKM akan dibentuk melalui PP. Pengaturan ini sama dengan amanat pembentukan LPS-Perbankan pada Pasal 37B UU 10/1998 2. LPS-Perbankan pada akhirnya dibuat melalui undang-undang karena pemerintah melihat bahwa materi muatan yang diatur adalah domain undang-undang 3. Berkaca pada praktik legislasi yang demikian, maka pembentukan LPS-LKM juga dapat menggunakan undang-undang sepanjang materi muatannya sesuai dengan UU 12/2011 4. Belum dibentuknya LPS-LKM adalah bentuk ketertinggalan hukum dari perkembangan masyarakat, dan oleh karenanya, pembentukannya disa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hukum di masyarakat.
  • 23. IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2) 1. Tugas, Fungsi, dan Wewenang LPS-LKM Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan penjaminan simpanan •Kebijakan terkait premi, kontribusi LKM, pengelolaan kekayaan LPS-LKM, pengelolaan data simpanan, syarat dan tata cara pembayaran klaim, komunikasi dengan LKM, dan pengaturan sanksi administratif Koordinasi dengan OJK untuk penyelamatan dan penyelesaian LKM gagal •LPS-LKM mengambil peran penyelamatan apabila dimungkinkan •Memberikan penjaminan simpanan
  • 24. IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2) 2. Badan Hukum LPS-LKM, mendukung penyelenggaraan kewenangan publik 3. Kepesertaan 4. Besaran premi penjaminan 5. Nilai simpanan yang dijamin 6. Pembayaran klaim penjaminan 7. Pembayaran klaim penjaminan
  • 25. IV. 2 Elemen Norma dalam Pengaturan LPS-LKM (1/2) 2. Badan Hukum LPS-LKM, mendukung penyelenggaraan kewenangan publik 3. Kepesertaan 4. Besaran premi penjaminan 5. Nilai simpanan yang dijamin 6. Pembayaran klaim penjaminan 7. Pembayaran klaim penjaminan
  • 27. V. 1 Kesimpulan 1. LKM merupakan koperasi jasa yang sama sekali berbeda dengan KSP 2. LKM-Koperasi memiliki karakteristik badan hukum yang memiliki pertanggungjawbana terbatas. Ketiadaan LPS-LKM menimbulkan ketidakpastikan hukum 3. Pemerintah pusat tidak bersedia membangun LPS-LKM sebagimana LPS-Perbankan sehingga perlu menggandeng Pemerintah Daerah dan LKM. Namun, pembentukan LPS-LKM secara sektoral di tingkat provinsi akan memicu konflik hukum 4. Diskursus pembentukan LPS-LKM perlu digaungkan kembali dan segera dibentuk karena LPS-LKM merupakan wujud keadlina ekonomi, dukungan untuk memberdayakan masyarakat, dan kepastian hukum bagi LKM dan masyarakat dalam dinamika bisnis keuangan.
  • 28. V. 2 Saran 1. Pemangku kepentingan perlu melaksanakan dan menguatkan sosialisasi untuk meluruskan miskonsepsi antara LKM-Koperasi dan KSP di masyarakat 2. Pemangku kepentingan perlu mengkoordinasikan pembentukan LPS-LKM sebagai bentuk pelaksanaan UU 1/2013. Desain kelembagaan dapat memperimbangkan desain LPS-Perbankan dan LPS di negara lain. 3. Elemen norma dalam peraturan terkait pembentukan LPS-LKM dapat diupayakan sesuai dengan karakteristik LKM sekaligus tetap pada koridor akuntabilitas LPS-LKM