Makalah ini membahas sejarah Timor Leste sebelum kedatangan Portugis, termasuk beberapa kerajaan yang ada seperti Kerajaan Amanatun. Kerajaan-kerajaan ini mempunyai sistem kepercayaan tradisional sebelum agama Kristen dibawa masuk oleh Portugis.
Judul: Memahami Jabrix4D: Situs Togel dan Slot Online Terpercaya di Indonesia
SEJARAH TIMOR
1. SEJARAH TIMOR LESTE
(sebelum awal kedatangan bangsa Portugis)
O
L
E
H
Hasan Pandiangan
100706048
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Timur Leste
sebelum awal kedatangan Portugis”
Makalah ini berisikan tentang sejarah negara Timur Leste, Kerajaan-
kerajaan yang ada di negara Timur Leste, sislsirah raja-raja dan pembagian
administrative di negara Timur leste. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Sejarah Timur Leste sebelum awal
kedatangan Portugis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
3. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa’e) adalah sebuah
negara di Asia Tenggara. Terletak di sebelah utara Australia dan di bagian timur
pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau
Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Luas negara Timor
Leste adalah sekitar 15,410 km2 (5,400 sq mi).
Timor Leste pernah dijajah Portugis pada abad ke 16 dan dikenal sebagai
Timor Portugis sampai Portugis melepas negara ini. Pada tahun 1975, Timor
Leste memproklamasikan kemerdekaannya, tetapi Indonesia menjadikan wilayah
Timor Leste ini sebagai provinsi ke-27 dengan nama Timor Timur. Setelah
referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus1999, di bawah perjanjian
yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk
Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Timor Timur menjadi negara
berdaulat pertama pada abad ke-21 yaitu pada tanggal 20 Mei 2002. Ketika
menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis
"Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka. Timor Leste menjadi salah satu
dari dua negara yang didominasi oleh umat Katolik Roma di Asia Timur setelah
Filipina.
4. BAB II
PEMBAHASAN
1.2. Sejarah Timur Leste
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah
utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga
meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di
Timor Barat. Timor Leste dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia, Timor
Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama
Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk
memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka.
abad ke-16 : Kedatangan kaum Portugis
1902 : Pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara definitive
1975 : Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi Anyelir
1976 : Bergabung dengan Indonesia, menjadi Provinsi Timor Timur
1976 - 1980: Perang saudara; konon sekitar 100.000 - 250.000 orang tewas
1991: Insiden Santa Cruz
1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan presiden B. J. Habibie
1999: Kerusuhan besar-besaran antara pro- dan anti-kemerdekaan dan
pengungsian warga Timor Timur
2002: Terbentuknya negara Timor Leste
2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor Leste memberontak menuntut
keadilan; pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan
pihak militer.
Geografi Timor Leste
Timor Leste berlokasi di Asia Tenggara, pulau Timor merupakan bagian
dari wilayah Maritim Asia Tenggara, dan merupakan kawasan paling timur di
Kepulauan Sunda Kecil. Letak geografis Timor Leste adalah: Di sebelah utara
terdapat Selat Ombai, Selat Wetar, dan Laut Banda. Di sebelah selatan terdapat
Laut Timor dan Australia. Di sebelah barat terdapat Provinsi Nusa Tenggara
Timur yang merupakan bagian dari Indonesia. Di sebelah timur terdapat Taman
5. Nasional Nino Konis Santana yang berupa hutan tropis kering. Disana terdapat
beberapa spesies tumbuhan dan hewan unik.
Kebanyakan wilayah Timor Leste berupa pegunungan dan gunung
tertinggi di Timor Leste adalah Gunung Tatamailau yang dikenal sebagai Gunung
Ramelau dengan ketinggian 2.963 meter. Timor Leste beriklim tropis dan
umumnya panas dan lembab. Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim
hujan. Ibukotanya, kota terbesar, dan pelabuhan utama adalah Dulu, dan kota
terbesar kedua adalah Baucau. Letak astronomis Timor Leste adalah antara 8o LS-
10o LS dan 124o BT-128o BT.
2.2. Kerajaan-Kerajaan Yang Ada di Timor Leste
2.2.1 Kerajaan Amanatun
Kerajaan Amanatun (Onam) adalah salah satu peradaban tertua yang ada
di Timor Tengah Selatan. Pada masa pendudukan kolonial Belanda, Timor
Tengah Selatan dikenal dengan nama Zuid Midden Timor hingga pada akhirnya
diganti dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi provinsi setelah negara
Republik Indonesia resmi berdiri. Selain Amanatun, dua kerajaan besar di Timor
adalah Kerajaan Belu dan Kerajaan Mollo.
Nama “Amanatun” berasal dari kata “Ama” dan “Mnatu”, yang berarti
“Bapak” dan “Emas”. Sedangkan penyebutannya sebagai nama kerajaan
disebabkan karena Raja Tnai Pah Banunaek senang mengenakan busana dan
perhiasan dari emas. Kerajaan yang beribukota di Nunkolo ini merupakan
kerajaan yang terletak paling selatan di wilayah Timor Tengah Selatan. Mulanya,
Kerajaan Amanatun hanya meliputi wilayah-wilayah kecil, termasuk Noebone dan
Noebanu, atau yang dulu disebut juga sebagai wilayah Anas. Anas merupakan
sebuah wilayah di bawah kuasa Dinasti Nesnay. Berdasarkan Gouvernement
Besluit (Keputusan Pemerintah Hindia Belanda) No. 2 Tahun 1913, Anas
bergabung dengan wilayah Timor Tengah Selatan dan menjadi distrik dari
Kerajaan Amanatun.
Riwayat Kepulauan Timor, yang sudah tersurat sejak tahun 1350, serta
menggambarkan hubungan para penguasa Timor dengan bangsa-bangsa Eropa,
yakni Portugis dan Belanda. Diceritakan, pada 11 November 1749, Belanda dan
Portugis terlibat perebutan tanah jajahan di Timor, konflik ini dikenal sebagai
6. Perang Penfui. Kerajaan Amantun berdiri di belakang Portugis karena tidak setuju
dengan rencana Belanda yang ingin membagi wilayah Timor meski pada akhirnya
Kerajaan Amanatun jatuh juga ke tangan Belanda yang berhasil mengalahkan
Portugis.
Upaya penyatuan beberapa kerajaan yang ada di wilayah Timur Tengah
Selatan dalam suatu wilayah administratif mulai tampak sejak dekade kedua abad
ke-20. Pada 1920, Kota Soe ditetapkan menjadi ibukota Zuid Midden Timor atas
kesepakatan bersama dari ketiga raja yang berkuasa di sana, yaitu Raja Lay Akun
Oematan (Kerajaan Molo), Raja Pae Nope (Kerajaan Amanuban), dan Raja Kolo
Banunaek (Kerajaan Amanatun).
Meski selalu berada di bawah penindasan kolonial, beberapa kali Kerajaan
Amanatun melakukan perlawanan terhadap penjajah. Raja Muti Banunaek II yang
memerintah pada kurun 1900-1915 pernah diasingkan ke Ende, Flores, pada 1915,
karena tidak mau takluk kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sang raja
yang pemberani ini tinggal di tanah pembuangan hingga akhir hayatnya, wafat
pada 1918. Setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Amanatun bersama Kerajaan
Molo dan Kerajaan Amanuban membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan
dengan ibu kota Soe, yang sekarang termasuk ke dalam wilayah provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT).
Adapun raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Amanatun adalah
sebagai berikut: Tnai Pah Banunaek, Tsu Pah Banunaek, Nopu Banunaek, Bnao
Banunaek I, Nifu Banunaek, Kili Banunaek, Bnao Banunaek II, Nono Luan
Banunaek, Bnao Banunaek III, Bnao Banunaek IV, Bab’i Banunaek, Bnao
Banunaek V (Bnao Nunkolo), Kusat Muti (Muti Banunaek I), Loit Banunaek,
Muti Banunaek II, Kusa Banunaek, Kolo Banunaek (Abraham Zacharias
Banunaek), serta Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek (Raja Laka Banunaek).
Profil dan riwayat singkat masing-masing raja Amanatun ini disajikan dengan
cukup gamblang oleh penulis.
Sistem pemerintahan Kerajaan Amanatun sering berganti-ganti seiring
perubahan zaman dan kondisi politik. Kerajaan Amanatun seringkali terpaksa
mengikuti kebijakan pemerintah kolonial, dari Portugis, Belanda, hingga pada
zaman pendudukan Jepang. Ketika Negara Republik Indonesia terbentuk pun
7. Kerajaan Amanatun kemudian melebur dan menjadi bagian dari negara kesatuan
tersebut, kendati tidak lagi berupa kerajaan yang semi-otonom. Setelah menjadi
bagian NKRI, pusat pemerintahan Amanatun dipindahkan ke Kota Oinlasi dan
hingga kini menjadi ibukota Kecamatan Amanatun Selatan. Bentuk
pemerintahannya pun berubah menjadi daerah swapraja. Raja Laka Banunaek
menjadi Kepala Daerah Swapraja Amanatun pertama. Jika di tengah-tengah
pemerintahan sang raja meninggal dunia, maka sebagai penggatinya diangkatlah
seorang Wakil Kepala Daerah Swapraja dari keturunan bangsawan.
Pemimpin Kerajaan Amanatun bersama dengan raja-raja lainnya yang
tergabung di dalam Dewan Raja-Raja ikut berperan penting dalam pembentukan
Provinsi NTT di mana sebelumnya wilayah ini termasuk ke dalam Provinsi Sunda
Kecil. Pemerintah Indonesia sendiri yang kala itu masih berbentuk Republik
Indonesia Serikat (RIS) telah menguatkan berdirinya NTT dengan beberapa
perkembangan kebijakan. Terakhir, melalui UU No. 69 Tahun 1958, terbentuklah
daerah Swatantra Tingkat II di Nusa Tenggara Timur dengan 12 Kabupaten.
Sementara itu, tentang kelompok suku yang paling dominan dalam
struktur sosial masyarakat Amanatun, buku ini menyebutkan nama Suku Missa,
selain suku-suku lain yang lebih kecil jumlahnya seperti Suku Tkesnai, Suku
Amafnya, Suku Nai Usu, dan lain-lainnya. Populasi penduduk Kerajaan
Amanatun relatif tinggi. Tahun 1870, misalnya, tercatat jumlah penduduk
Kerajaan Amanatun sudah melebihi angka 12.000 jiwa.
Kepercayaan masyarakat lokal. Sebelum masuknya agama Nasrani yang
dibawa Portugis, penduduk Timor, termasuk warga Amanatun, masih menganut
suatu kepercayaan atas Dewa Langit (Uis Neno) yang dinggap sebagai pencipta
alam dan pemelihara kehidupan di dunia. Sejumlah ritual upacara yang ditujukan
kepada Uis Neno dimaksudkan untuk meminta hujan, sinar matahari,
mendapatkan keturunan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Orang Timor juga percaya kepada Dewa Bumi alias Uis Afu, juga sering
disebut sebagai Dewi Uis Neo. Upacara yang ditujukan kepada Dewi Uis Neo
adalah meminta berkah bagi kesuburan tanah yang sedang ditanami. Di samping
itu, masyarakat Amanatun juga mempercayai adanya makhluk-makhluk gaib yang
mendiami tempat-tempat tertentu, seperti di hutan, mata air, sungai, dan pohon
8. yang dianggap angker. Ritual-ritual untuk menyucikan makhluk-makhluk gaib itu
sering dilakukan dengan dipimpin oleh pejabat desa sekaligus pemuka adat. Selain
itu, roh-roh nenek moyang yang dianggap mempunyai pengaruh yang luas kepada
jalan hidup manusia, juga disucikan oleh warga adat Amanatun. Berbagai
malapetaka yang datang dinilai sebagai tindakan atau peringatan dari arwah
leluhur terhadap mereka yang telah lalai dan berbuat jahat. Meskipun agama
Kristen yang dibawa Portugis pada akhirnya secara formal telah diterima dan
dipeluk oleh sebagian besar dari penduduk Timor, namun sebagian besar dari
mereka masih percaya akan adanya dewa-dewa, makhluk-makhluk halus, roh
nenek moyang, dan percaya akan ilmu sihir.
Silsilah Raja-Raja
Berikut nama raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Amanatun:
1. Raja Tnai Pah Banunaek
2. Raja Tsu Pah Banunaek
3. Raja Nopu Banunaek
4. Raja Bnao Banunaek I
5. Raja Nifu Banunaek
6. Raja Kili Banunaek
7. Raja Bnao Banunaek II
8. Raja Nono Luan Banunaek
9. Raja Bnao Banunaek III
10. Raja Bnao Banunaek IV
11. Raja Bab‘i Banunaek
12. Raja Bnao Banunaek V atau Raja Bnao Nunkolo (1766)
13. Raja Kusat Muti atau Raja Muti Banunaek I (1832)
14. Raja Loit Banunaek (1899)
15. Raja Muti Banunaek II (1900-1915)
16. Raja Kusa Banunaek (1916-1919)
17. Raja Kolo Banunaek atau Raja Abraham Zacharias Banunaek (1920-1946)
18. Raja Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek atau Raja Laka Banunaek
(1946-1965) .
9. Sistem pemerintahan yang berlaku di Kerajaan Amanatun tidaklah kekal,
sering berganti-ganti seiring perubahan zaman dan kondisi perpolitikan . Kerajaan
Amanatun sudah mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis,
seperti pembagian wilayah administratif yang menurun dari raja hingga ke
pemerintahan tingkat desa. Ada beberapa kontrak politik yang pernah
ditandatangani oleh raja-raja Amanatun dengan pemerintah Hindia Belanda
kendati banyak di antaranya yang berlangsung alot dalam memperoleh
kesepakatan. Kontrak politik atau korte veklaring antara Kerajaan Amanatun dan
pemerintah kolonial Hindia Belanda tersebut antara lain:
1. Korte veklaring tertanggal 27 Juli 1908, ditandatangani oleh Raja Muti
Banunaek pada 14 april 1909.
2. Korte veklaring tertanggal 22 Agustus 1910, ditandatangani oleh Raja
Muti Banunaek pada 14 Juni 1913.
3. Korte veklaring tertanggal 30 September 1916, ditandatangani Raja Kusa
Banunaek pada 23 oktober 1917.
4. Korte veklaring tertanggal 27 April 1921, ditandatangani oleh Raja Kolo
Banunaek pada 21 Februari 1923.
Kontrak-kontrak politik ini selalu dibuat sesuai dengan kebutuhan
pemerintah kolonial Belanda di mana posisi raja-raja Amanatun selalu di pihak
yang lemah dan dirugikan.
Kelompok suku yang paling dominan di dalam struktur sosial masyarakat
Amanatun adalah suku Missa, selain suku-suku lain yang lebih kecil jumlahnya
seperti suku Tkesnai, suku Amafnya, suku Nai Usu, dan lain-lainnya. Sumber
pemasukan kerajaan adalah dari hasil produksi jagung, cendana, dan lilin,
Sebelum agama Nasrani yang dibawa orang-orang/misionaris Portugis disebarkan,
penduduk Timor, termasuk warga Kerajaan Amanatun, masih berkeyakinan
kepada suatu kepercayaan akan adanya Dewa Langit atau Uis Neno yang dinggap
sebagai pencipta alam dan pemelihara kehidupan di dunia.
2.2.2 Kerajaan Wehali
Sejak tahun 1260 telah berdiri kerajaan Wehali, kerajaan ini berdiri seabad
sebelum zaman keemasan Majapahit. Kerajaan ini merupakan kerajaan pribumi
10. satu-satunya yang lolos dari pengaruh kerajaaan-kerajaan Hindu-Budha yang
sudah bertebaran di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Timor, sudah tersusun suatu
struktur masyarakat dan tata kekuasaan pemerintahan dari kerajaan Wehali
maupun kerajaan-kerajaan lainnya. System dan tata pemerintahan di kerajaan
Wehali, pimpinan tertinggi adalah Maromak Oan yaitu sebagai pemimpin
tertinggi baik masalah duniawi maupun masalah religius. Dalam menjalankan
pemerintahannya ia dibantu oleh para Loro, dan Loro dibantu oleh Nai.
Di kerajaan Wehali pernah terjadi perang antara Wewiku dan Wehali, juga
antara Liura Likuisaen dengan Wehali dan dapat dikalahkan oleh kerajaan Wehali.
Kemudian keadaan di kerajaan Wehali dapat dipulihkan kembali, dan Wehali
berkuasa hingga kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Timor. Kerajaan Wehali
telah mempersatukan berbagai kerajaan kecil di Pulau Timor, seperti kerajaan
Rote, kerajaan Soe, kerajaan Belu, kerajaan Amarasi, kerajaan Amanuban,
kerajaan Bonoboro, kerajaan Lautem, dan lain-lain di sekitar pulau Timor.
Menurut sejarah versi Kolonial Belanda maupun menurut versi pengarung
lautan dari Majapahit yang dimuat dalam naskah-naskah Negarakertagama semasa
Hayam Wuruk, kerajaan Wehali di Timor sudah eksis. Kerajaan itu kaya akan
kayu cendana, minyak wangi cendana, kuda dan rempah-rempah.
Kekalahan armada Portugis di Makasar yang dihancurkan Belanda. Dan
perjanjian Gowa tahun 1661 tentang hukuman Belanda kepada Portugis, hanya
boleh berdagang di Timor bagian timur saja. Begitu pula Belanda menghukum
Portugis supaya orang-orang Portugal yang sudah bercampur dengan penduduk
asli Flores timur yang dikenal sebagai orang-orang Tropaz diusir dari Flores dan
diharuskan hanya boleh tinggal di wilayah timur pulau Timor. Perlakuan Belanda
terhadap Portugis tidak menggubris kedaulatan raja Wehali yang berdaulat di
seluruh pulau Timor. Kerajaan Wehali mempersatukan kerajaan kecil di sebagian
besar pulau Timor. Dengan adanya perjanjian gowa, maka Belanda telah
mengucilkan Portugis di Nusantara dengan hanya boleh berdagang kayu cendana,
kuda, dan rempah-rempah di bagian timur pulau Timor. Dalam hal ini Belanda
sama sekali tidak melibatkan wewenang dan kedaulatan raja Wehali, raja orang-
orang Timor dari Rote di barat sampai Lautem di timur. Perjanjian Gowa tersebut
11. sekaligus menghancurkan kedaulatan raja Wehali dan hapuslah kerajaan itu,
akibat hukuman Belanda yang diberikan kepada Portugis.
2.2.3. Kerajaan Luca
Kerajaan Luca merupakan suatu bentuk kerajaan kecil sebagai hasil
penggabungan dari dua buah kelompok adat yang telah ada sebelumna yaitu, Uma
Bot dan Kan Lor. Akan tetapi dalam perkembangannya kerajaaan Luca berhasil
tumbuh dan berkembang menjadi suatu kerajaan yang besar dan kuat. Lokasi yang
dipilih sebagai pusat pemerintahannya terletak pada daratan Cnua Luca yang
berada di dekat sungai Luca. Daerah tersebut secara administratif sekarang masuk
dalam wilayah desa Luca, kecamatan Viqueque kabupaten Viqueque. Dalam
menjalankan roda pemerintahannya kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja
dengan dibantu oleh beberapa penasehatnya (Pahin liurai). Setelah Portugis
menguasai seluruh daratan Timor bagian timur, maka seperti kerajaan-krajaan
lainnya, kerajaan Luca juga menerima perlakuan yang buruk dari pemerintah
Portugis yaitu berupa berbagai bentuk penekanan (penindasan) dan perlakuan
yang semena-mena.
Sebagai puncak dari perlakuan yang semena-mena tersebut akhirnya
ditanggapi oleh rakyat Luca dengan suatu bentuk pemberontakan yang meletus
paa tahun 1779. Pemberontakan itu sendiri dipimpin langsung oleh rajanya.
Dalam hal ini untuk membangkitkan semangat rakyatnya, maka raja
menggunakan taktik dengan menganggap dirinya sebagai nabi dan ratu adil.
Akibat dari taktik ini raja berhasil mendapat simpati dari rakyatnya. Bahkan raja
Luca juga mendapatkan dukungan yang luas dari raja-raja pribumi setempat yang
ada di sekitanya.
Pemberontakan yang dipimpin oleh raja Luca akhirnya dapat dipadamkan
pada tahun 1785. Meskipun pemberontakan berhasil dipadamkan, tetapi
pemerintah Portugis masih tetap menaruh kekhawatiran terhadap sisa-sisa
penguasa kerajaan. Dari sikap ini akhirnya pada tahun 1908 pemerintah Portugis
berusaha untuk melemahkan kekuasaan yang masih tersisa dengan jalan
menurunkan status kerajaan Luca menjadi sebuah desa.Sisa-sisa kerajaan Luca
pada masa sekarang masih terdapat di daerah Cnua Luca. Lokasinya berada di
sebuah bukit yang tidak begitu tinggi.
12. Kerajaan Luca tersebut hanya tinggal berupa puing-puing bangunan dan
sedikit bekas benteng atau pagar, tempat ini kemudian dikenal dengan sebutan
Padari Rai-Hun. Masyarakat setempat hingga kini masih tetap mengkeramatkan
lokasi sekitar bekas kerajaan Luca tersebut. Meskipun kerajaan Luca secara
resmi telah dibubarkan oleh pemerintah Portugis, tetapi sisa-sisa peradabannya
sedikit banyak masih tampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa Luca
pada saat ini. Bentuk-bentuk peradaban tersebut misalnya berupa penghormatan
pada para bekas keturunan raja. Selain itu bentuk lain dari warisan peradaban
kerajaan Luca yang masih tampak dalam kehidupan masyarakat misalnya berupa
penggunaan bahasa kiasan dalam berbagai bentuk upacara resmi yang berkaitan
dengan adat.
2.3. Bentuk Sosial dan Ekonomi Timor Leste
2.3.1 Bentuk Sosial masyarakat dan Kebudayaan Timor Leste
Menurut beberapa sumber sejarah dan tradisi adat lisan yang ada dan
terpelihara secara turun-temurun dikatakan bahwa jauh sebelum kedatangan
leluhur para penguasa atau raja-raja Timor, sudah ada penduduk asli Timor yang
dikenal dengan nama suku “Melus” orang Melus ini dikenal dengan sebutan
Emafatuk oan ai oan (manusia penghuni batu dan kayu). Suku ini masih sangat
primitive dan hanya mempergunakan peralatan dari batu dan kayu untuk
mempertahankan hidupnya dari alam sekitar.
Berdasarkan sumber-sumber tulisan dari orang-orang Cina, Portugis, dan
Belanda diungkapkan bahwa leluhur para raja Timor berasal dari jazirah Malaka
(Malaysia) yang datang ke Timor, beberapa abad sebelum kedatangan bangsa
Eropa. Adapun versi lain yang mengatakan bahwa leluhur para penguasa Timor
terdiri dari empat suku dan berasal dari jazirah Malaka, yang setelah mengalahkan
suku asli Melus, akhirnya menguasai seluruh pulau Timor jauh sebelum
kedatangan bangsa Eropa yang kemudian membagi wilayah ini menjadi 2 yaitu,
Timor Portugis dan Timor Belanda. Mereka terdiri dari empat suku yang dikenal
dengan nama “Sina Mutin Malaka” dan mendarat untuk pertama kalinya di teluk
Wetoh (Maubesi) di Belu selatan kabupaten Belu.
Sebelum bangsa Portugis menemukan daratan Timor, daerah ini telah
dihuni oleh kelompok mayarakat yang beradab. Mereka hidup dalam kelompok
13. yang terpisah-pisah. Akibat dari pemisahan tersebut telah memaksa masing-
masing kelompok untuk menyusun dan membentuk budaya sendiri-sendiri.
Akhirnya di daratan Timor bagian timur muncul berbagai macam bentuk
kebudayaan, tetapi pada dasarnya dilatar belakangi oleh akar budaya yang sama.
Dalam perkembangannya, masing-masing kelompok masyarakat tersebut
saling membentuk tatanan-tatanan yang mengatur kehidupan mereka sendiri-
sendiri di dalam suatu bentuk pemerintahan sederhana berupa kerajaan-kerajaan
kecil. Tiap-tiap kerajaan biasanya dipimpin oleh seorang penguasa (raja/liura).
Tugas pokok dari seorang pemimpin kerajaan adalah menciptakan suatu kondisi
kehidupan seperti yang dikehendaki bersama, misalnya kehidupan yang aman,
adil, makmur. Tetapi dengan masuknya unsur kebudayaan asing (pemerintah
Portugis), maka kehidupan yang sebelumnya dianggap sudah mapan kemudian
mengalami perubahan yang sangat drastis. Apalagi setelah adanya campur tangan
asing dirasa sangat merugikan rakyat, situasi seperti ini yang pada akhirnya
menimbulkan munculnya pemberontakan-pemberontakan.
2.3.2 Bentuk Ekonomi Timor Timur
Timor Timur mengharapkan bisa mengeksploitasikan minyak bumi di
Celah Timor (Timor Gap), namun sepertinya sulit untuk mendapatkan pendapatan
devisa yang besar di Celah Timor karena Australia telah mengiming-imingi Timor
Timur dengan pengelolaanya dan Australia mendapatkan hasil eksploitasinya
sebesar 80% dan sisanya diberikan ke Timor Timur. Australia juga telah
menghalang-halangi Timor Timur untuk dapat menguasai Celah Timor secara
penuh, dengan cara mengulur-ulur penyelesaian perbatasan kedua negara.
Walaupun telah merdeka, Timor Timur masih sangat tergantung dengan
pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako sampai bahan bakar
minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur. Australia pernah
mencoba menguasai distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari tapi gagal
karena terlalu mahal dan kurang dikenal rakyat Timor Timur. Selain amat
tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Timur
mengadopsi mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang
mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi
provinsi Indonesia.
14. BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah
utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Timor Leste secara resmi merdeka
pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika
menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis
"Timor Leste" Leste : Kerajaan Amanatun, kerajaan Luca, dan kerajaan Wehali.
Secara administratif Timor Leste dibagi menjadi 13 distrik, 65 subdistrik, 442
sucos (desa), dan 2.225 aldeias.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dipandang perlu
untuk memberikan saran dan kritik kepada penulis selanjutnya yaitu supaya
mengembangkan makalah. Penulis juga sangat menyadari akan segala
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis
berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
15. DAFTAR PUSTAKA
1. “Provinsi Nusa Tenggara Timur”, tersedia di www.docstoc.com, data diunduh
pada 6 November 2012.
2. http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1999/10/17/0065.html
3.
file:///H:/sejarah%20timor%20leste/%C2%BB%20Sejarah%20Timor%20Leste.ht
m
4. Kebudayaan Timor”, tersedia di www.anakgununglakaan.blogspot.com,
5. “Kerajaan Amanatun”, tersedia di www.wikipedia.com,