Dokumen tersebut membahas empat tanggapan terhadap Firman Tuhan berdasarkan perumpamaan penabur, yaitu: hati yang keras, dangkal, tidak setia karena terhalang semak duri, dan hati yang baik yang setia dan berbuah. Dokumen ini mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi hati mereka masing-masing terhadap Firman serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
11. Kepada setiap orang yang
mendengar firman tentang Kerajaan
Sorga, tetapi tidak mengertinya,
datanglah si jahat dan merampas
yang ditaburkan dalam hati orang
itu; itulah benih yang ditaburkan di
pinggir jalan. MATIUS 13:19
14. Ya Allah, Engkaulah
Allahku, aku mencari
Engkau, jiwaku haus
kepada-Mu, tubuhku
rindu kepada-Mu, seperti
tanah yang kering dan
tandus, tiada berair.
MAZMUR 63:2
15. SIKAP HATI: Hati yang dangkal
Tanggapan terhadap Firman #2
MATIUS 13:20-21
16. Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu ialah orang yang
mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. Tetapi ia
tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, orang
itu pun segera murtad. MATIUS 13:20-21
18. SEDIA berubah (Available)
Berbahagialah orang
yang berdukacita, karena
mereka akan dihibur.
MATIUS 5:3-4
Sebab dukacita menurut
kehendak Allah
menghasilkan pertobatan
yang membawa
keselamatan dan yang
tidak akan disesalkan
2 KORINTUS 7:10
20. Yang ditaburkan di tengah semak
duri ialah orang yang mendengar
firman itu, lalu kekuatiran dunia ini
dan tipu daya kekayaan menghimpit
firman itu sehingga tidak berbuah.
MATIUS 13:-22
21. SEMAK DURI adalah
hal-hal yang bersaing
kesetiaan dengan Firman
Tuhan namun dibiarkan
tinggal tetap di hati kita:
• Pola pikir dunia
(kekuatiran dunia),
• Gaya hidup dunia (tipu
daya kekayaan),
22. Pola Pikir
Duniawi
Pola Pikir
Alkitabiah
Tak seorang pun dapat
mengabdi kepada dua
tuan. Karena jika demikian,
ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi
yang lain, atau ia akan
setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan
yang lain. MATIUS 6:24
26. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang
setelah mendengar firman itu, menyimpannya
dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam
ketekunan. (LUKAS 8:15) . . . ada yang seratus kali
lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga
puluh kali lipat." (MATIUS 13:23)
27. 13 Orang benar akan
bertunas seperti pohon
korma, akan tumbuh
subur seperti pohon aras
di Libanon; 14 mereka
yang ditanam di bait
TUHAN akan bertunas di
pelataran Allah kita. 15
Pada masa tua pun
mereka masih berbuah,
menjadi gemuk dan
segar,
MAZMUR 92:13-15
LUKAS 8:15 - Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Merupakan kesalahan mereka sendiri bahwa mereka tidak mengerti.
Mereka tidak memperhatikannya, tidak menahannya; mereka tidak datang dengan rancangan untuk mendapatkan apa yang baik
Hati yang keras dan kering (13:19 “yang ditaburkan dalam hati orang itu”) tidak siap untuk ditaburi firman Tuhan.
C.H. Spurgeon – Jika Kebenaran tidak memasuki hati, pengaruh-pengaruh jahat segera menyingkirkannya.
Iblis dengan cerdik memanfaatkan situasi ini. Ia langsung mencuri firman itu untuk memastikan bahwa orang itu tidak akan percaya dan diselamatkan (Mrk 4:15; Luk 8:12).
Hal ini juga sesuai dengan catatan lain dalam Alkitab yang menjelaskan bahwa Iblis telah membutakan mata rohani orang-orang sehingga mereka tidak melihat cahaya injil (2 Kor 4:4).
Arti dari bagian ini diberikan di ayat 20-21 - menunjukkan antusiasme yang luar biasa terhadap firman Tuhan.
Mereka segera menerima (ayat 20a). Menerimanya pun dengan gembira (ayat 20b). Ada hasrat yang besar. Ada luapan sukacita.
Namun, HAL, INI HANYA SEBENTAR SAJA, KARENA TIDAK MENGAKAR. Pada saat ujian integritas dan penderitaan datang, antusiasme itu pun lenyap (ayat 21).
Injil memang membawa sukacita. Keselamatan kekal dan damai sejatera diberikan (bdk. Rm 5:1-2).
Walaupun demikian, tetapi tidak semua orang yang bergembira pada saat mendengarkan injil telah menerima injil itu dengan sungguh-sungguh.
SUKACITA SEJATI DARI INJIL bersifat PERMANEN dan tidak dibatasi oleh keadaan.
Sukacita ini bahkan semakin terlihat jelas pada waktu ada penderitaan. Ada harga yang harus dibayar pada saat seseorang mau menerima firman Tuhan (ayat 21b “apabila datang penganiayaan dan penindasan karena firman itu”).
KITA PERLU BERHATI-HATI DALAM SITUASI INI. Ada beragam alasan mengapa orang-orang yang mengaku dirinya Kristen dapat bergembira.
Mereka mungkin memiliki status ekonomi dan karir yang lebih baik sesudah masuk ke gereja.
Sebagian mungkin mengalami mujizat.
Mereka mendapatkan komunitas yang ramah dan baik.
Khotbah-khotbah yang didengarkan bersifat menghibur.
Namun, tanpa penerimaan injil yang sungguh-sungguh, semua keuntungan ini hanya berada di permukaan belaka. Tidak ada akar yang kuat.
Salah satu musuh para petani adalah rumput liar dan semak duri.
KEKUATIRAN DUNIA - Kuatir tentang kebutuhan hidup
TIPU DAYA KEKAYAAN - Ini tentang mereka yang menginginkan kekayaan, tentang kenyamaman dan kemewahan hidup.
KECINTAAN TERHADAP DUNIA, membuat mereka tidak berani berkorban demi pertumbuhan rohani mereka.
Hobi menyedot perhatian dan waktu mereka.
Ambisi dalam pekerjaan dan karir menguras tenaga mereka.
Demi uang mereka rela meninggalkan ibadah.
Tidak jarang kebenaran dijual untuk meraih impian mereka.
Pendeknya, disiplin rohani adalah hal terakhir yang mereka lakukan jika mereka masih memiliki waktu.
Berbuah 30, 60, atau 100 kali lipat menunjuk pada hasil yang sangat banyak.
Hasil yang berbeda (30, 60, dan 100) dipengaruhi oleh kualitas tanah di beberapa tempat di ladang yang sama.
Lukas 8:15 menambahkan bahwa orang-orang ini menyimpan firman itu dalam hati mereka yang baik sehingga dapat berbuah.
Yang ditegaskan di sini adalah internalisasi (keyakinan / kesadaran) dan konsistensi untuk memegang firman itu.
PERUBAHAN TERJADI DI DALAM HATI, BUKAN HANYA PADA BATAS PIKIRAN / PERASAAN belaka.
Perubahan ini juga terus-menerus, tidak peduli di tengah situasi seperti apapun.
Menurut kitab Mazmur, kehidupan orang percaya itu digambarkan seperti Pohon kurma dan pohon aras Libanon! Apa istimewanya? Apa maknanya?
BERTUNAS SEPERTI POHON KORMA (Phoenix dactylifera) , maksudnya untuk menggambarkan bahwa orang percaya itu akan memiliki akar yang kuat. Orang benar akan mampu tegar berdiri ditengah berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah.
POHON ARAS LIBANON? “cedrus libani” (bhs. Ibrani: eres; bhs. Yunani: kedros), pohon yang tingginya bisa mencapai 40 meter ini kayunya sangat keras dan tahan lama. Tidak mudah lapuk. Ya, karenanya tidak heran bila kayu ini juga dipakai untuk pembangunan, baik istana raja Daud, Bait Salomo (bdk.II Sam.5:11; I Raj.5:6-10). Bukan itu saja, kayu jenis ini jika dibakar akan mengeluarkan bau yang harum. Karena itu para imam juga menggunakan jenis kayu pohon aras untuk dibakar pada mezbah persembahan.Saudara, apakah kehidupan kita seperti pohon aras yang kokoh, kuat, dan tidak mudah lapuk oleh berbagai persoalan hidup? Apakah kehidupan kita telah mengeluarkan bau harum, baik dari tutur kata, sikap dan tindakan? Sebagai orang percaya, bertunaslah seperti pohon kurma yang menghasilkan buah yang menyenangkan, dan jadilah kokoh seperti aras Libanon dalam mengarungi kehidupan ini. Amin!
SEBAGAI PENUTUP, kita perlu menandaskan bahwa penerimaan firman mengandung sisi ilahi dan insani.
Di satu sisi, KITA MEMBUTUHKAN KASIH KARUNIA ALLAH UNTUK MENERIMA FIRMAN itu.
Di sisi lain, KITA PERLU MENGEMBANGKAN SIKAP YANG BENAR TERHADAP FIRMAN TUHAN.
Kita harus menjaga dan mempersiapkan hati kita. Oleh anugerah-Nya, kita pasti akan berbuah lebat bagi kemuliaan Allah.