Pengertian Semiotika
Secara Estimologis
Istilah semiotika berasal dari kata Yunani; Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya: asap menandai adanya api.
Lebih jelas lagi, kita banyak mengenal tanda-tanda dalam kehidupan berkeluarga dan masyarakat. Misalnya, bila di sekitar rumah ada tetangga yang memasang janur maka itu petanda ada ‘hajatan’ perkawinan, tetapi bila terpasang bendera warna kuning di depan rumah dan sudut jalan maka itu pertanda ada kematian.
Secara Terminologis
Semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Jadi, kesimpulan dari pengertian semiotika ini adalah ilmu untuk mengetahui tentang sistem tanda, ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.
Pengertian Semiotika
Secara Estimologis
Istilah semiotika berasal dari kata Yunani; Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya: asap menandai adanya api.
Lebih jelas lagi, kita banyak mengenal tanda-tanda dalam kehidupan berkeluarga dan masyarakat. Misalnya, bila di sekitar rumah ada tetangga yang memasang janur maka itu petanda ada ‘hajatan’ perkawinan, tetapi bila terpasang bendera warna kuning di depan rumah dan sudut jalan maka itu pertanda ada kematian.
Secara Terminologis
Semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Jadi, kesimpulan dari pengertian semiotika ini adalah ilmu untuk mengetahui tentang sistem tanda, ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Ia mampu menggantikan sesuatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan.
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders PeirceToto Haryadi
Pengantar semiotika sebagai teori dalam melakukan interpretasi karya visual. Semiotika yang akan dibahas fokus pada semiologi Saussure dan semiotika Peirce.
Pada slide ini juga dijelaskan perbedaan konsep semiologi Saussure dengan konsep semiotika Peirce, sehingga bisa memilih salah satu teori sesuai dengan karya yang dianalisis serta sesuai dengan kebutuhannya
Hakikat matematika artinya menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik ditinjau dari arti kata matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun peran dan kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya.
System, System’s environment, and Understanding.pptxDidi Sugandi
Belajar membedakan (to make distinction, distinguish) dan tetap menyatukan kebedaan (différance), sehingga tidak menghasilkan pemisahan (separation). Terutama ketika membaca “sistem-sistem sosial” (social systems)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pengantar semiotika: Ferdinand De Saussure dan Charles Sanders PeirceToto Haryadi
Pengantar semiotika sebagai teori dalam melakukan interpretasi karya visual. Semiotika yang akan dibahas fokus pada semiologi Saussure dan semiotika Peirce.
Pada slide ini juga dijelaskan perbedaan konsep semiologi Saussure dengan konsep semiotika Peirce, sehingga bisa memilih salah satu teori sesuai dengan karya yang dianalisis serta sesuai dengan kebutuhannya
Hakikat matematika artinya menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik ditinjau dari arti kata matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun peran dan kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya.
System, System’s environment, and Understanding.pptxDidi Sugandi
Belajar membedakan (to make distinction, distinguish) dan tetap menyatukan kebedaan (différance), sehingga tidak menghasilkan pemisahan (separation). Terutama ketika membaca “sistem-sistem sosial” (social systems)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
5. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengidentifikasi
perbedaan jenis semiotika
Mahasiswa mampu menganalisis fenomena
simbolis menggunakan teori semiotika
Mahasiswa mampu membuat pesan semiotik
6. Teori Semiotika
Semiotik (semiotic) adalah teori tentang
‘tanda’. Secara garis besar semiotik
digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu:
semiotik pragmatik (semiotic pragmatic),
semiotik sintatkik (semiotic syntactic), dan
semiotik semantik (semiotic semantic).
9. Semiotika Pragmatik
Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan
tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang
menginterpretasikan, dalam batas perilaku subyek. Semiotik
prakmatik merupakan tinjauan tentang pengaruh arsitektur (sebagai
sistem tanda) terhadap manusia dalam menggunakan bangunan.
10. Semiotika Sintaktis
Semiotik Sintaktik menguraikan tentang kombinasi
tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun
hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik
Sintaktik ini mengabaikan subyek yang
menginterpretasikan.
Dalam arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan
tentang perwujudan arsitektur sebagai paduan dan
kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya
arsitektur akan dapat diuraikan secara komposisional
dan ke dalam bagian-bagiannya, hubungan antar
bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara
jelas.
11. Semiotika Semantik
Semiotik Semantik menguraikan tentang pengertian
suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan.
Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan
tentang sistem tanda sesuai dengan arti yang
disampaikan.
Perwujudan makna suatu rancangan dapat dikatakan
berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan
oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami
dan diterima secara tepat oleh pengamatnya, jika
ekspresi yang ingin disampaikan perancangnya sama
dengan persepsi pengamatnya.
12. Charles Sanders Peirce
Teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari
tiga elemen utama, yakni tanda (sign), object, dan
interpretant.
Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat
ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan
sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar
tanda itu sendiri.
Tanda menurut Peirce terdiri dari Simbol (tanda yang muncul
dari kesepakatan), Ikon (tanda yang muncul dari perwakilan
fisik) dan Indeks (tanda yang muncul dari hubungan sebab-
akibat).
13.
14. Interpretant atau pengguna tanda adalah konsep pemikiran
dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke
suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Hal yang terpenting dalam proses semiosis adalah
bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu
digunakan orang saat berkomunikasi.
Contoh: Saat seorang gadis mengenakan rok mini, maka
gadis itu sedang mengomunikasi mengenai dirinya kepada
orang lain yang bisa jadi memaknainya sebagai simbol
keseksian.
15. Ferdinand de Saussure
Teori semiotik dibagi menjadi dua bagian (dikotomi) yaitu
penanda (signifier) dan pertanda (signified).
Penanda dilihat sebagai bentuk/wujud fisik dapat dikenal
melalui wujud karya arsitektur,
Sedang pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap
melalui konsep, fungsi dan/atau nilai-nlai yang
terkandung didalam karya arsitektur.
Menurut Saussure, tanda terdiri dari: Bunyi-bunyian dan
gambar, disebut signifier atau penanda, dan konsep-
konsep dari bunyi-bunyian dan gambar, disebut signified.
16.
17. Roland Barthes
Roland Barthes (1915-1980), dalam teorinya tersebut
Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan
pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi.
Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda pada realitas,
menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti.
Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya
beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung,
dan tidak pasti.
18.
19. Baudrillard
Baudrillard memperkenalkan teori simulasi. Di
mana peristiwa yang tampil tidak mempunyai
asal-usul yang jelas, tidak merujuk pada realitas
yang sudah ada, tidak mempunyai sumber
otoritas yang diketahui.
Konsekuensinya, kata Baudrillard, kita hidup
dalam apa yang disebutnya hiperrealitas (hyper-
reality). Segala sesuatu merupakan tiruan,
tepatnya tiruan dari tiruan, dan yang palsu
tampaknya lebih nyata dari kenyataannya.
20. Semiotika Teks
Pengertian teks secara sederhana adalah “kombinasi
tanda-tanda”. Dalam pemahaman yang sama, semua
produk desain (termasuk arsitektur dan interior) dapat
dianggap sebagai sebuah teks, karena produk desain
tersebut merupakan kombinasi elemen tanda-tanda
dengan kode dan aturan tertentu, sehingga
menghasilkan sebuah ekspresi bermakna dan berfungsi.
Dalam menganalisis dengan metode semiotika, pada
prinsipnya dilakukan dalam dua tingkatan analisis, yaitu
:
21. Prinsip dasar analisis teks adalah polisemi (keanekaragaman
makna sebuah penanda). Konotasi tanda berkaitan dengan
kode nilai, makna sosial, dan berbagai perasaan, sikap, atau
emosi. Tiap teks adalah kombinasi sintagmatik tanda-tanda
yang melalui kode sosial tertentu menghasilkan konotasi
tertentu (metafora dan metonimi menjadi bagian dari
kombinasi tanda).
Konotasi yang berbeda bergantung pada posisi sosial
pembaca dan faktor lain yang mempengaruhi cara berpikir
dan menafsirkan teks. Konotasi yang diterima luas secara
sosial akan menjadi denotasi (makna teks yang dianggap
benar). Denotasi merepresentasikan mitos budaya,
kepercayaan, dan sikap yang dianggap