SlideShare a Scribd company logo
Oleh:
Dr. Rina Ambar Dewanti M. Pd & Lita Mulia, M.Pd
TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN
Jadi apakah latihan itu dan apa tujuannya ?
Latihan adalah merupakan aktifitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama,
ditingkatkan secara progressif dan individual yang mengarah kepada ciri – ciri fungsi
fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Bompa 1999 ; 5
Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlit secara sadar untuk mencapai mutu prestasi
maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik, dan mental yang teratur, terarah
meningkat, bertahap,dan berulang – ulang waktunya. ( Suharno ; 1993 ; 5 )
SASARAN LATIHAN
• Sasaran latihan secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
kesiapan olahragawan dalam mencapai puncak prestasi Sukadiyanto 2005
• Harsono 1988 : 100 menyatakan tujuan serta sasaran utama latihan adalah untuk
membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin.
• Menurut Bompa (2003: 29-38), bahwa untuk mencapai tujuan utama dalam latihan,
yaitu memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun unjuk kerja dari atlet,
diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan.
LATIHAN
Uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sasaran latihan adalah membantu
pelatih atau pembina agar menerapkan kemampuan konseptual dan memberi motivasi
berlatih kepada atletnya agar terjadi peningkatkan dari segi fisik, teknik dan
prestasinya semaksimal mungkin
LATIHAN
• WHAT TO DO
CABANG/NOMOR, OTOT, KEMAMPUAN BIOMOTOR.
• HOW TO DO
METODE, JENIS LATIHAN, UNIT LATIHAN (I-V-R)
• WHEN TO DO
PERENCANAAN LATIHAN / PERIODISASI.
KAPAN LATIHAN DILAKUKAN
 Training Stage
Females Males
 Fundamental 6-8 6-9
 Learning to Train 8-11 9-12
 Training to Train 11-15 12-16
 Training to Compete 15-22+ 16-23
 Training to Win 18+/- 19+/-
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
Tahap : Fundamental ( 6 – 9 tahun)
Tujuan :
Mempelajari semua ketrampilan gerakan dasar
untuk membangun gerakan motorik. Gerakan-gerakan
fundamental harus dipraktekkan dan dikuasai sebelum
atlet diperkenalkan dengan ketrampilan yang bersifat
khusus.
Usia dimana diarahkan untuk
berpartisipasi dalam macam-macam
cabang olahraga.
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
 Tahap : Belajar untuk berlatih (9 - 12 tahun)
Tujuan :
Mempelajari dasar-Mempelajari dasar – dasar ketrampilan olahraga yang menjadi favoritnya.
Inilah tahap utama dari pembelajaran motorik.
Pada tahap ini ketrampilan gerakan mulai diarahkan pada gerakan olahraga tertentu yang menjadi
minatnya. Ketrampilan gerakan tertentu ini mulai dibina dari usia 9 sampai 12 tahun termasuk
didalamnya gerakan olahraga tertentu
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
 Tahap : Latihan berlatih (12 – 16 tahun)
Tujuan :
Mengoptimalkan kualitas kemampuan fisik atlet sebagai persiapan untuk memasuki tahap proses latihan
spesifik
Tahap 4 adalah saat dimana terjadi pertumbuhan yang pesat dan bertepatan
dengan periode dimana kapasitas aerobik mencapai keadaan yang terbesar.
Dalam olahraga hal ini dikenal dengan istilah “training the engine” , melatih
mesin tubuh untuk kelak mampu mendemostrasikan kemampuan fisiologis
sesuai tuntutan seorang atlet elit.
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
 Tahap : Latihan berlatih (12 – 16 tahun)
Membangun kapasitas aerobik. Pola latihannya adalah intensitas rendah dengan volume beban tinggi,
Penambahan waktu pada jadwal latihan. Harus ada periodisasi tunggal atau ganda dan harus mula ada
penetapan target prestasi tertentu.
Fleksibilitas harus dikembangkan demikian pula pengembangan kekuatan
dengan menggunakan berat badannya sendiri, atau mengikuti ketentuan
sesuai dengan usia perkembangan motoriknya.
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
 Tahap : Latihan untuk bertanding ( 16 – 18 tahun)
Tujuan :
Mengoptimalkan kualitas kondisi fisik atlet sebagai persiapan untuk memasuki program latihan
spesifik.Latihan untuk bertanding adalah
tahap dimana puncak dari strength velocity dan weight Velocity datang bersamaan dengan saat
dimana kekuatan mencapai keadaan maksimum.
Tahap ini lebih menekankan kepada pengembangan kekuatan dan sistim energi aerobik, yang sangat
penting bagi optimalisasi prestasi atlet.
Pengalaman bertanding harus bersifat positif disertai dengan identifikasi dan pengkajian terhadap
kelemahan-kelemahan atlet.
TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG
Tahap : Latihan untuk menang (18+ tahun)
Tujuan :
Memaksimalkan kualitas kondisi fisik, serta ketrampilan yang bersifat spesifik untuk meraih
prestasi. Pada tahap ini ketrampilan, kecepatan, stamina dan kekuatan terus menerus diperbaiki
untuk menghasilkan prestasi maksimum.
MEMAHAMI KARAKTER INDIVIDU
UMUR ANATOMIS :
Menunjuk kepada beberapa tahap dari pertumbuhan anatomis
Yang bisa kita kenali dengan mengidentifikasi karakter khusus.
Iklim, ruang gerak, daerah dapat mempengaruhi secara signifikan
kecepatan perkembangan remaja.
UMUR BIOLOGIS: menunjuk kepada pembangunan
fisik dari organ dan sistem tubuh yang menolong untuk
menentukan potensi fisik, baik dalam latihan dan pertandingan.
UMUR ATLET : Khusus pada minimal dan umur yang
berkembang untuk kompetisi level senior.
POTENSI SISTEM OLAHRAGA NASIONAL
TINGKAT
BIDANG ORGANISASI
DAN PERTANDINGAN
TUJUAN
ATLIT DENGAN PRESTASI
TERTINGGI
ATLIT DENGAN
PRESTASI TERBAIK
DASAR
PENAMPILAN
OLAHRAGA
REKREASI
MENCAPAI PRESTASI TINGGI
DAN REKOR
MEMPERTAHANKAN TINGKAT
PERSIAPAN PADA TINGKAT
TERTINGGI DAN PENGUSAHAAN
INDIVIDU PADA TINGKAT OLAHRAGA
SETINGGI MUNGKIN
LATIHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEBUTUHAN AKAN PRESTASI OLAHRAGA
YANG LEBIH BAIK, TINGGI DAN
MERANGSANG MEREKA BERPARTISIPASI
TINGGI
MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN DAN
KEMAMPUAN BIOMOTORIK,
MENYARANKAN UNTUK IKUT
SERTA DALAM OLAHRAGA YANG
MENYENANGKAN
KLASIFIKASI LATIHAN DAN KETRAMPILAN
KLASIFIKASI KETERAMPILAN
Beberapa percobaan telah dilakukan untuk menggolongkan latihan fisik. Salah satu
kriterianya berdasarkan jika seseorang terlihat dalam keadaan Baik lalu ia sehat dan
kuat. Penemu olahraga senam dari GERMAN, FRIEDERICH JAHN, mengemukakan
penggunaan kriteria berdasarkan pemakaian peralatan yang dipakai oleh pesenamnya
(EISELEN, 1845 ). Leshaft (1910) membagi seluruh latihan kedalam 3 kelompok :
CALISTHENICS ( LATIHAN SEDERHANA )
o GABUNGAN LATIHAN YANG LEBIH KOMPLEKS DENGAN
PENINGKATAN BEBAN YANG PROGRESS (MELOMPAT, GULAT)
o LATIHAN YANG KOMPLEKS (PERMAINAN, SKATING, ANGGAR)
KLASIFIKASI LATIHAN DAN KETRAMPILAN
Disamping klasifikasi atlit baik dari olahraga individu dan olahraga tim, secara
meluas klasifikasi yang diterima menggunakan BIOMOTOR
ABILITIES sebagai kriteria.
BIOMOTOR ABILITIES berisi STRENGTH, SPEED, ENDURANCE, and
COORDINATION
(GRANTIN 1940 ). Klasifiksi ini dalam prakteknya lebih banyak digunakan
oleh pelatih ( FARFEL 1960 ) . Keterampilan Olahraga dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok latihan :
 Siklis
 Asiklis
KETRAMPILAN SIKLIS
digunakan pada olahraga : berjalan, berlari, Cross country, ski, speed
skating, berenang, rowing, sepeda, kayak, dan kano. Karakter utama
dari olahraga ini adalah perlakuannya memerlukan gerakan yang
berulang-ulang untuk waktu yang lama.
KETRAMPILAN ASIKLIS
dapat dilihat pada cabang olahraga shot putting, discus throw, senam,
olahraga tim, gulat, tinju, dan anggar. Keterampilan ini terkandung
fungsi penting dari penampilan dalam satu gerakan. Contoh pada
gerakan lempar cakram tergabung pada gerakan pendahuluan swing,
transisi, turn, delivery, dan reverse step, tapi atlit melakukan dalam
satu rangkaian gerakan
KETRAMPILAN GABUNGAN ASIKLIS
Terdiri dari gerakan siklis dan diikuti dengan gerakan asiklis.
Cabang olahraganya adalah semua nomor lompat pada
Track and Field,menyelam, tumbling lines
SISTEM ENERGI DALAM LATIHAN
 Sistem energi Aerobik
 merupakan sistem energi dalam otot yang dalam kerjanya
memerlukan oksigen.
 Sistem energi Anaerobik.
 merupakan sistem energi otot yang dalam kerjanya tidak
memerlukan oksigen
SISTEM ENERGI DALAM LATIHAN
 Sistem energi Anaerobik.
 Sistem anaerobik alaktik, dimana merupakan pengunaan energi awal untuk bergerak
atau start, sehingga sering disebut “Start up system” (Thompson, 1991:2.15) Sistem ini
memiliki kerja dengan intensitas yang tinggi dengan waktu yang sangat singkat (1-5
detik) dan tidak menghasilkan zat buang seperti asam laktat, sehingga disebut
anaerobik alaktik.
 Sistem anaerobik laktik, adalah system energi tanpa menggunakan oksigen
tetapi menghasilkan zat buang atau asam laktat, sehingga disebut sistem
anaerobik laktat. Sistem ini bekerja dengan intensitas yang tinggi dalam
waktu yang relative lebih lama dibanding dengan sistem energi alaktik (6 detik
sampai 2 menit).
METABOLISME PEMBENTUKAN ENERGI DIDALAM SEL OTOT
• REAKSI AN-AEROBIK
1. ATP  ADP + P + ENERGI
2. CREATIN FOSFAT + ADP  CREATIN + ATP
3. GLYCOGEN + ADP + P  AS.LAKTAT + ATP
• REAKSI AEROBIK
1. GLYCOGEN/GLUKOSA + AS.LEMAK BEBAS + ADP + P +
O2  CO2 + H20 + ATP.
• REAKSI AN-AEROBIK NO. 1&2 DISEBUT JUGA REAKSI
ATP-PC & DAPAT BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN 20
DETIK PERTAMA.
• REAKSI AN-AEROBIK NO. 3 DISEBUT JUGA REAKSI L.A
DAN DAPAT BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN 60 DETIK
PERTAMA.
• REAKSI AEROBIK DISEBUT JUGA REAKSI O2 DAN DAPAT
BERLANGSUNG TERUS DIATAS 60 DETIK PERTAMA.
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
Aktifitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap
kondisi fisiologis, anatomis, biomekanik dan psikologis. Dalam
proses latihan salah satu hal yang harus dipegang secara teguh
oleh seorang pelatih adalah pengetahuan mengenai prinsip –
prinsip latihan. Pada prinsip latihan ini ada beberapa pakar yang
berbeda dalam hal jumlahnya, namun begitu secara definisi tidak
menunjukan perbedaan yang mendasar. Seperti halnya Harsono
( 1988 ; 98 ) dalam bukunya “coaching dan aspek – aspek
psikologis dalam latihan”, mengemukakan adanya 10 (sepuluh)
prinsip latihan, sedangkan Frank S, pyke (1991 ; 29 dalam
bukunya “better coaching, advance coaching manual”, hanya
mengemukakan 5 prinsip latihan, dan Bompa ( 1999 ; 27 ) dalam
bukunya “theory and methodology of training”, mengemukakan 7
prinsip latihan.
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
1. PRINSIP AKTIF.
2. PRINSIP MULTILATERAL
3. PRINSIP KEKHUSUSAN ( SPESIALISASI )
4. PRINSIP INDIVIDU
5. PRINSIP VARIASI
6. PRINSIP KEMBALI KE ASAL ( REVERSIBLE)
7. PRINSIP OVERLOAD
BOMPA
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
1. PRINSIP AKTIF.
Keikutsertaan aktif adalah hal penting
untuk memahami tiga
faktor dari prinsip dibawah ini:
1. Ruang lingkup dan tujuan-tujuan latihan
2. Atlit yang mandiri dan peran kreatif,
3. Atlit menjalankan tugas-tugasnya
selama tahap persiapan
2. PRINSIP MULTILATERAL
Prinsip multilateral / pengembangan
secara menyeluruh dikembangkan dari
saling ketergantungan antara organ tubuh
manusia dan sistemnya, dan antara
proses fisiologi dan psikologis nya, (Ozolin
1971).
Dalam arti lain prinsip ini disusun dari
suatu keterkaitan antara semua organisme
dan sistem kerjanya dari tubuh dan antara
proses fisiologis maupun psikologisnya
tertutama dalam perkembangan
kemampuan biomotorik nya seperti
kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelincahan, koordinasi gerak dan
sebagainya.
Prinsip ini harus digunakan umumnya pada program latihan
bagi anak – anak artinya sebelum ia menjadi seorang atlit
yang mengkhususkan dirinya ke dalam salah satu cabang
olahraga tertentu, terlebih dahulu menganut dan menerapkan
prinsip/FAHAM ini
PRESTASI
TINGGI
SPESIALISASI
LATIHAN
PERKEMBANGAN
MULTILATERAL
DEWASA
ATLIT JUNIOR
ANAK ANAK
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
3. PRINSIP KEKHUSUSAN ( SPESIALISASI )
Spesialisasi adalah latihan yang khusus untuk satu
cabang olahraga yang mengarah pada
perubahan morfologis dan fungsional dikaitkan
dengan spesifikasi cabang olahraga yang
bersangkutan. (perubahan dalam wujud teknik,
taktik dan psikologisnya). Spesialisasi bukanlah
merupakan proses yang sepihak melainkan lebih
kompleks yang didasarkan atas dasar-dasar
yang kokoh dari perkembangan yang
menyeluruh. Sejauh yang menyangkut masalah
spesialisasi ozolin (1971)memberikan saran
bahwa suatu latihan / aksi motorik khusus
dipakai untuk :
1. Memperoleh efek latihan dari cabang olahraga
yang khusus ditekuninya
2. Dipakai untuk mengembangkan kemampuan
biomotoriknya.
4. PRINSIP INDIVIDU
Sebenarnya tidak ada program latihan
yang langsung cocok semua atlet.
Masing-masing latihan harus dibuat yang
cocok bagi individual atau perorangan
karena tidak ada dua orang yang persis
sama, yang ada adalah mendekati sama.
Untuk memberikan yang terbaik dalam
prinsip individual ini, perlu diperhatikan
penyusunan latihan sebagai berikut
1. Bagaimana individual tersebut mempunyai
respons terhadap training (latihan) itu.
2. Pembebanan latihan (training) tidak akan
menimbulkan ketegangan (strain).
3. Badan tidak akan kehilangan
kemampuannya untuk dapat
menyesuaikan diri.
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
5. PRINSIP VARIASI
Untuk menjalankan suatu program latihan yang
benar biasanya akan banyak menuntut waktu dan
kerja keras dari para atlit. volume dan Intensitas
latihan akan terus menerus meningkat dalam
mengulang setiap bentuk latihan yang sering
dirasakan begitu berat oleh atlit, berat secara fisik
maupun secara psikologis. Apalagi kalau latihan
yang diterima atlit berupa latihan yang menuntut
daya tahan yang lama kelamaan akan menjadikan
rasa bosan. Kebosanan dalam latihan akan
merugikan terhadap kemajuan prestasinya. Seorang
pelatih harus kreatif dalam menyajikan program
latihan nya, pelatih harus pandai – pandai mencari
dan menerapkan variasi – variasi dalam latihannya.
6. PRINSIP LEMBALI KE ASAL ( REVERSIBLE)
Artinya, bila atlet berhenti dari latihan
dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu
yang lama, maka kualitas organ tubuhnya
akan mengalami penurunan fungsi secara
otomatis. Sebab proses adaptasi yang
terjadi sebagai hasil dari latihan akan
menurun bahkan hilang.
Pernurunan fungsi organ berbanding lurus
dengan waktu berhenti latihan, semakin
lama waktu istirahatnya maka semakin
banyak penurunan fungsi organnya.
PRINSIP PRINSIP LATIHAN
7. PRINSIP OVERLOAD
Prinsip latihan yang paling mendasar adalah “Over Load” yaitu suatu
prinsip latihan dimana pembebanan dalam latihan harus melebihi ambang
rangsang terhadap fungsi fisiologi yang dilatih.
Pembebanan latihan harus selalu ditambah pada waktu tertentu sehingga
secara teratur latihan itu semakin berat dengan ketentuan-ketentuan
tertentu pula. Dalam melakukan latihan porsi latihan harus bervariasi,
hari-hari latihan berat harus diselingi dengan hari-hari latihan ringan.
PERSIAPAN LATIHAN
Faktor – Faktor Yang perlu di persiapkan dalam program latihan
pada setiap cabang olahraga adalah :
1. Persiapan Fisik
2. Persiapan Teknik
3. Persiapan Taktik
4. Persiapan Mental
PERSIAPAN FISIK
Dalam suatu pembinaan olahraga prestasi, pembinaan kondisi fisik sangatlah
diperhatikan. Dikarenakan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting
dalam program latihan. Hal tersebut diungkapkan oleh Harsono (2001:4) bahwa:
Latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara
sistematis, berencana, dan progresif, dan yang tujuannya ialah untuk meningkatkan
kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi
atlet semakin meningkat.
Tujuan Utama mempersiapkan fisik dalam latihan adalah meningkatkan potensi
fungsional atlet dan mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang
paling tinggi. MEMBANGUN:
KEKUATAN MAKSIMAL YANG LEBIH BESAR
DAYA TAHAN AEROBIK YANG LEBIH BESAR
KOORDINASI KEMAMPUAN GERAK YANG LEBIH BAIK
KELENTUKKAN YANG LEBIH BAIK
5 KOMPONEN UTAMA FISIK
1. STRENGTH
2. ENDURANCE
3. SPEED
4. FLEXIBILITY
5. COORDINATION
5 KOMPONEN UTAMA FISIK
10 KOMPONEN BIOMOTORIK
1. ENDURANCE
2. STRENGTH
3. SPEED
4. FLEXIBILITY
5. CORDINATION
6. AGILITY
7. ACURATION
8. BALANCE
9. REACTION
10.POWER
ENDURANCE (DAYA TAHAN)
Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan tubuh
mengatasi kelelahan. Namun secara definitive daya tahan merupakan
kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan
oleh pembebanan yang berlangsung relatif lama. Dalam arti lain juga
dapat dikatakan bahwa daya tahan merupakan kemampuan organisme
tubuh untuk melakukan pembebanan selama mungkin baik secara statis
maupun dinamis tanpa menurunnya kualitas kerja.
JENIS – JENIS DAYA TAHAN
Pada prinsipnya kemampuan daya tahan
berhubungan erat dengan sistem metabolisme
energi dalam tubuh, sehingga pengertian daya
tahan selalu dikaitkan dengan sistem energi
tubuh. Apabila dikaitkan dengan sistem
metabolisme energi tubuh, maka daya tahan
dapat dibedakan atas daya tahan aerobik dan
daya tahan anaerobik.
JENIS – JENIS DAYA TAHAN
Daya tahan aerobik, adalah
kemampuan organisme tubuh
mengatasi kelelahan yang
disebabkan pembebanan
aerobik yang berlangsung lama.
Yang termasuk pembebanan
aerobik adalah segala aktivitas
fisik yang berlangsung relatif
lama dengan intensitas rendah
sampai sedang seperti lari
jarakjauh, bersepeda,
berenang jarak jauh dan lain
sebagainya.
Daya tahan anaerobik, adalah
kemampuan organisme tubuh
mengatasi kelelahan yang disebabkan
pembebanan yang berlangsung secara
anaerobik dengan intensitas tinggi (80-
100%). Ciri utama dan kegiatan
anaerobik adalah pelaksanaannya
berlangsung cepat dan singkat seperti
lari 100, 200, 400 meter, tolak peluru,
lompat tinggi, tennis, smash dalam voli
dan lain sebagainya.
Metode-metode latihan Daya Tahan Aerobik.
Lari/kerja yang berlangsung lama :
a.dengan tempo yang tetap - Point to point
b.dengan tempo yang berubah-ubah
2. Lari lintas alam ( cross country run )  Point to Point
3. Fartlek  bermain-main kecepatan : Point to Point
4. Lari dengan Prinsip Interval, disebut juga Jog and Stride ( jog sebagai interval dan Stride sebagai latihan ).
Contoh :
lari selama 12 menit dengan (100 - 100) atau (200 - 200), kalau sudah mampu istirahatnya dibuat tetap (200 - 100); (300 - 100)
angka yang ditulis lebih dulu adalah jarak latihan, angka yang ditulis kemudian adalah jarak jogging sebagai istirahat.
5. Latihan Daya Tahan dengan metode Interval.
Kita mengenal 3 metode latihan interval.
•Metode latihan Interval yang Ekstensif
•Metode latihan Interval yang Intensif
STRENGTH ( KEKUATAN)
menurut Harsono (1988:176) mengatakan “kekuatan adalah kemampuan
otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan” .
(Suharno,1993) kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi
tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam melakukan
aktivitas.
Bompa(1999), mendefenisikan kekuatan sebagai kemampuan otot dan
syaraf untuk mengatasi beban internal dan eksternal.
Secara sederhana kekuatan adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan
tenaga seseorang dengan mempergunakan otot untuk menerima beban
sewaktu bekerja.
Secara fisiologis kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban
atau tahanan.
SPEED ( KECEPATAN)
Harsono (2001:36), adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-
gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-
singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu
jarak dalam waktu yang cepat
KEMAMPUAN MELAKUKAN GERAKAN DENGAN WAKTU YANG
SINGKAT/ PENDEK.
Flexibility ( Kelentukan)
Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
persendian melalui jangkauan gerak yang luas (James
Tangkudung, 2006: 67)
Jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung
pada ligament, jaringan penghubung dan otot – otot. Batas
jangkauan sendi disebut posisi akhir. Cedera dapat terjadi
bila anggota badan atau otot dipaksa diluar batas
kemampuannya.
COORDINATION (KORDINASI)
Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat
kompleks dan erat kaitannya dengan unsur pokok yang lain seperti
kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan (Bompa, 1994:
327)
Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan
dengan berbagai tingkat kesukaran dengan capat dan efesien dan
penuh ketepatan. (James Tangkudung, 2006: 68)
Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan
berbagai gerakan yang berbeda dan mampu mengkoordinasikan
seluruh bagian tubuh dengan baik.
AGILITY ( KELINCAHAN)
Kelincahan (agility) menurut Bompa (2009) atau ada juga yang
menggunakan istilah ketangkasan secara sederhana dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam mengubah arah gerakan. Dalam beberapa
buku juga ada yang menyamakan agility dengan quickness yang
disebutkan sebagai kecepatan dalam mengubah arah.
Accuracy ( Ketepatan)
Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam
mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
(Sajoto, 1998: 59)
Menurut Suharno (2003: 35), akurasi adalah keterampilan untuk
menggerakan suatu objek agar tepat saran, sehingga tujuannya tercapai
dengan baik. Misalkan dalam permainan futsal, seorang pemain yang
mempunyai akurasi yang baik, akan bisa menggerakan bola tepat pada
sasaran.
BALANCE ( KESEIMBANGAN)
Keseimbangan menurut Harsono (1988:23), adalah kemampuan untuk
mempertahankan sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi
atau sikap yang efisien selagi kita bergerak.
Sementara itu, menurut Ratinus Darwis (1992:119), keseimbangan
(balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem saraf otot
tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kta bergerak.
REACTION ( REAKSI)
kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan
jawaban secepatnya secara kinetis terhadap
suatu rangsangan (Sumosarjono, 1999: 155).
Menurut Bompa pengertian waktu reaksi adalah jarak antara
diterimanya suatu stimulus terhadap respon gerak atau
motorik yang dilakukan secara sadar yang ditandai dengan
terjadinya reaksi otot atau gerakan yang pertama.
POWER ( DAYA LEDAK)
Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan
maksimal dalam waktu yang cepat. (Harsono, 1998: 20).
Sukadiyanto (2005: 117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan
kecepatan.
Menurut Bompa (1999: 61), power adalah kemampuan otot untuk
mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.
PERSIAPAN TEKNIK
Satu elemen yang membedakan berbagai macam olahraga
adalah struktur dari gerak khususnya. Pada dasarnya suatu
teknik meliputi semua struktur teknik dan elemennya
tergantung pada suatu nilai gerakan yang efisien melalui
usaha dari atlit tersebut untuk melaksanakan tugasnya dalam
olahraga.
TEKNIK yang BAIK = EFISIENSI yang TINGGI
Inovasi teknik dalam olahraga dapat berasal dari imajinasi
pelatih / dari penyelidikan ilmiah ke aspek fisiologis dan
mekanis olahraga
PERSIAPAN TAKTIK
taktik adalah tindakan konseptual atau seri pendek dari tindakan
dengan tujuan mencapai sebuah tujuan jangka pendek. Tindakan ini
dapat diimplementasikan sebagai satu atau lebih tugas
tertentu. Istilah ini umumnya digunakan
dalam konteks bisnis , protes dan militer , serta
dalam catur , olahraga , atau aktivitas kompetitif lainnya . Kata ini
berasal dari bahasa Yunani Kuno taktike , yang berarti seni
pengaturan .
Pengertian sederhana
 Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana
menerapkan teknik teknik dilapangan yang telah dikuasai dipakai
untuk mendapatkan kemenangan
PERSIAPAN TAKTIK
 Menurut Wikipedia, pengertian strategi adalah pendekatan secara
keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan,
perencanaan, dan eksekusi suatu aktivitas yang dijalankan selama
kurun waktu tertentu.
PERSIAPAN MENTAL
 Mental adalah ukuran ketahanan dan kepercayaan diri
individu yang dapat memprediksi kesuksesan dalam
olahraga, pendidikan, dan tempat kerja. Sebagai konsep
yang luas, ini muncul dalam konteks pelatihan olahraga,
dalam konteks serangkaian atribut yang memungkinkan
seseorang menjadi atlet yang lebih baik dan mampu
mengatasi pelatihan yang sulit dan situasi persaingan yang
sulit dan muncul tanpa kehilangan kepercayaan diri . Dalam
beberapa dekade terakhir, istilah tersebut telah umum
digunakan oleh pelatih, psikolog olahraga.
FAKTOR LATIHAN
KOMPONEN LATIHAN
1. VOLUME LATIHAN
2. INTENSITAS LATIHAN
3. DENSITAS LATIHAN
4. KOMPLEKSITAS LATIHAN
VOLUME
Volume adalah kuantitas dari kerja yang ditampilkan,
mengabungkan antara jarak dengan jam latihan ( Bompa)
Volume latihan adalah diperkirakan sebagai jumlah total
pengulangan yang ditampilkan selama periode waktu khusus. Fleck
dan Kraemer, 1996
VOLUME
Volume relatif
Jumlah total waktu yang dipakai
dalam latihan oleh sekelompok
atlet, tidak memperhatikan
sampai kesetiap individu.
Volume absolut
Ukuran jumlah kerja yang dilakukan setiap
atlet per satuan waktu. (biasanya dalam
menit)
Volume latihan maksimal: adalah tahapan latihan yang mutlak dialami
oleh atlet dalam suatu periodisasi program latihan. Tanpa pernah
mengalami kondisi latihan dengan volume maksimal seorang atlet tidak
akan pernah
mencapai kondisi adaptasi fisiologis.
UKURAN VOLUME
 Ukuran Volume latihan berupa jarak (meter atau kilometer),
waktu (menit/jam). Set, Berat (Kg)
 Latihan dayatahan sejauh 10 Km
 Latihan dayatahan lari selama 30 menit.
 Latihan dayatahan kecepatan 2 set, 20x200 meter.
 Latihan Kekuatan Bench Press dgn 50 kg, sebanyak 6 repetisi
perset sebanyak 6 set.
INTENSITAS
 Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat
penting untuk dikaitkan dengan kualitas kerja yang dilakukan
dalam kurun waktu yang diberikan. ( bompa, 1999)
 Intensitas adalah hal yang utama dari kekuatan individu saat
menerima stimulus atau kerja dari prestasi dalam waktu tertentu
sampai satu seri latihan. (Haree,1982)
 Menurut Sukadiyanto (2010: 15) intensitas latihan adalah
fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang
dilakukan dalam latihan dan kekuatan rangsangan
tergantung dari beban kecepatan gerakan, variasi interval atau
istirahat di antara tiap ulangan
Skala Intensitas untuk komponen Kecepatan dan
Kekuatan
No. intensitas Prosentase % Intensitas
1 30 – 50 Rendah
2 50 - 70 Intermediate
3 70 - 80 Sedang
4 80 – 90 Submaximum
5 90 – 100 Maximum
6 100 - 105 Supermaximum
Harre, 1982
Intensitas Daya tahan
Zone Tipe Intensitas Heart rate/min
1 Rendah 120 – 150
2 Sedang 150 – 170
3 Tinggi 170 – 185
4 Maksimum > 185
Dimanika Intensitas dan Volume
 Intensitas:
• Meningkatkan kecepatan dalam
jarak tertentu atau meningkatkan
berat beban.
• Mempersingkat istirahat interval.
• Meningkatkan densitas latihan.
 Volume:
• Memperpanjang waktu latihan.Meningkatkan
jumlah bentuk latihan per siklus latihan,Menambah
jumlah pengulangan. Meningkatkan jarak atau
durasi tiap pengulangan atau drill
Densitas/kepadatan
 Suatu Frekuensi dimana atlet dihadapkan pada sejumlah
rangsangan persatuan waktu.
 Menyangkut hubungan yang tampak dalam waktu antara kerja
dan fase pemulihan dari latihan.
 Kepadatan yang memadai akan menjamin efisiensi dari latihan,
jadi atlet terhindar dari kelelahan kritis.
Bompa,1999
Densitas/kepadatan
Densitas adalah frekuensi dalam melakukan rangkaian stimuli
(rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.
Densitas menunjukan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara
aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas
dinilai, berdasarkan perimbangan antara aktifitas dengan pemulihan.
Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
seseorang. Lama.waktu istirahat atau interval antar aktivitas tergantung
kepada.berbagai faktor, antara lain intensitas latihan, status kemampuan
peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang ditingkatkan.
Densitas
Cara yang dianjurkan untuk menentukan lamanya
istirahat antara dua rangsangan adalah menggunakan
sistim denyut nadi. Beberapa pedoman disarankan,
antara lain :
1. Pada latihan yang cukup berat, latihan bisa dilanjutkan lagi setelah
istirahat dengan denyut nadi turun sampai 120 - 140 per menit.
2. Untuk latihan daya tahan densitas optimalnya sebaiknya dengan rasio
1: 0,5 sampai 1 : 1 (aktifitas : istirahat).
3 Untuk latihan beban/kekuatan khususnya untuk meningkatkan
kekuatan maksimum atau power diperlukan waktu istirahat 2 - 5
menit.
Kompleksitas Latihan
Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsur yang
dilakukan dalam latihan. Hal ini erat kaitannya untuk mengatasi masalah
koordinasi neuro muscullar.
STRENGTH (KEKUATAN)
KEKUATAN/STRENGTH
Secara sederhana kekuatan adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan tenaga. Kemampuan
seseorang dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Secara
fisiologis kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau tahanan.
Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi Fisik, tanpa kekuatan seseorang tidak bisa
melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat, dan lain sebagainya. Begitu juga
tanpa kekuatan orang tidak bisa berlari cepat, melempar, memukul dan lain lain. Jadi jelas
bagi kita bahwa kekuatan dibutuhkan dalam banyak aktifitas fisik dan diperlukan setiap
cabang olahraga. Berapa besar kekuatan yang dibutuhkan serta jenis kekuatan yang mana
yang diperlukan ? Sangat tergantung dari karakteristik dari cabang olahraganya yang
menunjukkan kekhususan dari suatu cabang olahraganya.
Tujuan & Metode Latihan
 Tujuan latihan bagi atlet di awal TPU adalah latihan-latihan
untuk menyiapkan otot, ligamen dan jaringan pengikat
siap/atau lebih siap untuk menerima latihan kekuatan dengan
beban yang ringan, sedang, sampai berat
 Untuk menyiapkan otot, ligamen, dan jaringan pengikat tubuh
maka metode latihan yang paling cocok adalah: latihan-latihan
yang dikenal dengan nama latihan sirkuit (circuit training)
 Latihan sirkuit dapat diberikan dalam bentuk-bentuk latihan
tahanan tanpa alat, latihan kekuatan dengan alat (mesin
kekuatan, free weights dll)
Periodisasi
Persiapan
Kompetisi Transisi
Umum Khusus Pra Kom Utama Transisi
Strength
Anatomi
cal
Adaptati
on
Hypertrophy
Max Strength
Conversion
- Power
- Musc End
- Power End
Maintenance of
Power or Maximal
Strength
C
Compensa
tion
TAHAPAN LAT. KEKUATAN
Tujuan utama dari tahapan ini adalah menyiapkan seluruh komponen otot-otot, ikat sendi, tendons, dan
Persendian sehingga beradaptasai secara fisiologis untuk menghadapi fase latihan yang lama dan
melelahkan pada fase – fase berikutnya. Lamanya latihan adaptasi anatomi adalah 4 – 10 minggu.
Circuit Training
1. Dengan beban sendiri
2. Weight Training (free weight, weight training machine)
3. Medicine Ball
Short Circuit 6 - 9 Alat
Medium Circuit 9 - 12 Alat
Long Circuit 12 - 15 Alat
Push
Up
Sit Up
Squat
Back
up
Pull up
Crunch
Lompat
kangguru
Diagonal
arm-leg
1
2
3
4
5
6
7
8
KEKUATAN MAKSIMAL
(MAXIMUM STRENGTH)
Metode Orthodox
Menjembatani latihan untuk meningkatkan kekuatan maksimal dan latihan untuk meningkatkan
kekuatan yang cepat digunakan latihan kekuatan dengan metode konservatif (Orthodox) :
Neural Activation Method (NAM)
Meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot, ciri :
POWER TRAINING
Tahap ini merupakan tahap pengubahan dari
Maximum Strength ke Power atau yang mengarah ke
spesifik cabang tertentu (1 – 2 Bulan)
TCSSM(Time Control Speed Strength method)
Metode latihan kekuatan untuk mendapatkan kekuatan yang cepat (Power) :
kemampuan otot untuk Memperagakan kecepatan kontraksi
yang tinggi dalam waktu yang relatif lama. Rebounding in
basketball, Spiking in Volleyball, Jumping to head the ball in
Soccer.
Kombinasi antara kekuatan dan daya tahan yakni
kemampuan otot untuk mempertahankan atau mengatasi
kelelahan disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu
yang relatif lama. Oleh karena itu kekuatan membicarakan
tentang kemampuan otot maka daya tahan kekuatan sering
disebut daya tahan otot
( muscular endurance ).
Plyometrics atau juga dikenal dengan istilah stretch
shortening cycle myotatic stretch reflex, plyometrics mengacu
pada latihan dimana pembebanan otot terjadi pada kontraksi
eksentris , diikuti seketika dengan kontraksi konsentris.
Plio- lebih
Metrik- untuk mengukur
Plyometric- untuk meningkatkan di (dalam) ukuran
LATIHAN PLYOMETRIC DIBAGI DALAM 2 KELOMPOK
UTAMA BERDASARKAN TINGKAT IMPACT PADA SISTEM
SYARAF PUSAT :
1. LOW IMPACT EXERCISE
2. HIGH IMPACT EXERCISE
1. ROPE JUMPS
2. JUMP WITH LOW AND SHORT STEPS, HOPS, AND JUMP.
3. JUMP OVER ROPE OR LOW BENCHES 25 – 30 CM ( 10 -15 INCHES )
4. THROW 2 – 4 KG ( BALL MEDICINE )
5. TUBING
6. THROWING LIGHT IMPLEMENTS ( BASEBALL )
1. STANDING LONG AND TRIPLE JUMPS
2. JUMP WITH HIGHER AND LONGER STEPS, HOPS AND JUMPS
3. JUMP OVER ROPE OR HIGH BENCHES ≥35 CM ( 15 INCHES OR
HIGHER )
4. THROW 5 – 6 KG ( BALL MEDICINE )
5. TUBING
6. THROWING HEAVY IMPLEMENTS
7. DROP JUMP AND RFEACTIVE JUMP
8. SHOCK MUSCLE TENSION
Adalah metode latihan power dengan menggunakan
peralatan (equipment) yang beratnya lebih kecil dari
kekuatan maksimal (Track and Field, Medicine Ball,
Heavy Bells, Rubber Cords) dan semua gerakan
dilakukan dengan cepat (Fast)
Pemeliharaan
Tujuan utama dari tahap ini adalah mempertahankan
prestasi yang telah dicapai selama tahap sebelumnya,
juga Program pada tahap ini adalah fungsi dari
kekhususan kebutuhan dari cabang Olahraganya.
Perbandingan pemberian antara kekuatan maksimal,
daya ledak dan daya tahan otot harus mencerminkan
kebutuhan kecabangan, fase ini berlangsung selama
2 – 4 bulan tergantung dari tingkatan prestasi
atlitnya.
Program latihan kekuatan berakhir 5 – 7 hari sebelum pertandingan
utama Program latihan kekuatan harus berakhir jadi atlit dapat
menyimpan semua cadangan tenaga/energi untuk penampilan
terbaiknya.
Untuk cabang olahraga yang mempunyai Karaktersitik power tetap
dipertahankan latihan power Maksimal 2 kali dalam minggu terakhir
sebelum kompetisi
ENDURANCE
Periodisasi
Persiapan Kompetisi Transition
Umum Khusus Pra Kom Utama Transition
Endurance
(Daya tahan)
Aerobic
Endurance
Dev Spec End
Main. End & Sport
Specific End
Aerobic
Endurance
Periodisasi Daya Tahan (Endurance Perodization)
General Preparation
Specific
Prep
Pre Comp Competition Transition
Aerobic Endurance Development Specific
Endurance
Main. End &
Sport
Specific End
Compensation
Aerobic
Foundatio
n
Aerobic
Developme
nt
An Aerobic
Treshold
Lactat Tolerance
&
Aerobic Max
Aerobic
Foundation/Ae
robic
Development
4 – 8
minggu
8 – 12
minggu
8 – 12
minggu
8 – 24 minggu 4 minggu
Duration Classification Energy Supplied By
1-4 seconds Anaerobic ATP (in muscles)
4-20 seconds Anaerobic ATP + PC
20-45 seconds Anaerobic
ATP + PC + Muscle
glycogen
45-120 seconds Anaerobic, Lactic Muscle glycogen
120-240 seconds Aerobic + Anaerobic
Muscle glycogen +
lactic acid
240-600 seconds Aerobic
Muscle glycogen + fatty
acids
Metode Intensitas Repetisi Interval Set/Seri
Metode Latihan
Interval yg
Ekstensif
Rendah –sedang,
DN < 170 X/menit
Banyak Singkat Lebih banyak
Metode Latihan
Interval yg
Intensif
Sedang-Tinggi,
DN 170 X - 190
X/menit
Tidak
Banyak
Lebih
lama
Maks 3 set
Speed Endurance
Special Endurance
1
Special Endurance
2
Intensity 95-100% 90-100% 90-100%
Distance 80-150 metres 150-300metres 300-600 metres
No of
Repetitions/Set
2 to 5 1 to 5 1 to 4
No of Sets 2 to 3 1 1
Total
distance/session
300-1200 metres 300 -1200 metres 300-1200 metres
Example 3 x (60, 80, 100) 2x150m+2x200m 3 x 500m
Tujuan latihan daya tahan adalah :
→Menekan Denyut Nadi istirahat (Nadi Basal) serendah mungkin
→Mendorong Denyut Nadi kerja maksimal setinggi mungkin
→Menggeser Defleksi Aerobik − Anaerobik selambat mungkin (periode kerja aerobik
lebih panjang dari sebelumnya walaupun Denyut Nadi sudah tinggi > 180X/menit)
VO2 Max = Jumlah O2 yang diproses tubuh pada kerja maksimal.
→Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerobik dan anaerobik
→Kapasitas anaerob sangat terbatas
→VO2Max – Pria (> 70 ml/kg/min)
-Wanita (66 – 69 ml/kg/min)
 Latihan dengan denyut nadi 130 – 140 X/menit
(<65% DNM)
 Lamanya latihan 60 menit – 2 jam
 Bentuk latihan slow continuous run
 Ciri utama, volume besar intensitas rendah
 Latihan dengan denyut nadi 150 – 160 X/menit (65 –
80%)
 Lamanya latihan 30 – 60 menit
 Istirahat 2 – 3 menit (130 DN)
 Bentuk latihan continous run dengan intensitas
meningkat, dapat juga dengan cross country (seperti
continous run tapi di alam terbuka)
 Latihan dengan denyut nadi 170 X/menit (80 - 100 %
DNM)
 Lamanya latihan 2 menit – 12 menit
 Pengulangan 3 – 8 kali
 Interval < 3 menit
 Bentuk latihan interval training
 Latihan dengan intensitas Maksimum
 Lamanya latihan 30 – 90 detik
 Lama durasi latihan 8 minggu
 Perbandingan 1 : 1 (kerja : istirahat)
 Pengulangan 3- 4 kali
 2 – 3 set
 Istirahat antar set 10 – 20 menit (istirahat aktif)
 Bentuk latihan Interval Training – Speed Endurance
 Latihan dengan intensitas Maksimum
 Lamanya latihan 30 – 90 detik
 Lama durasi latihan 8 minggu
 Perbandingan 1 : 1 (kerja : istirahat)
 Pengulangan 3- 4 kali
 2 – 3 set
 Istirahat antar set 10 – 20 menit (istirahat aktif)
 Bentuk latihan Interval Training – Speed Endurance
→ Latihan dengan maksimal intensitas (DN Kompetisi)
→ Diarahkan ke bentuk kecabangan & kompetisi
→ Istirahat antar pengulangan1 – 2 menit
→ Istirahat antar set 5 – 10 menit (Aktif) jalan/joging
→ Bentuk latihan full speed
Dan kemudian diarahkan pada kebutuhan cabang olahraga (SAQ
Training)
Ciri utama : Volume rendah Intensitas tinggi
(sesuai dengan grafik volume dan intensitas yang tertera di
periodisasi)
→Menjaga Kebugaran dengan melakukan aktifitas ringan dan sedang
→melakkan aktifitas fisik lain selain spesifik kecabangannya (cross
training)
→Pemulihan atau latihan pemulihan (recovery training)
SPEED
Persiapan Kompetisi
Transit
ion
Umum Khusus Pra Kom Utama
Transit
ion
Speed Anaerobic
Maximum Speed and
Anaerobic Endurance
Maximum speed, Specific
speed, Agility, Reactive
agility
Sport-specific preparations,
Specific speed, Agility,
Reactive agility
Type of Training
Target Energy System
Objectives Distance (m) % of Best
Recovery Time
Global Specific
Repetitions Sets
Speed Anaerobic
ATP – PC Speed 20 - 80 90 - 95 3 – 5 min
6 – 8
min
Glycolytic Anaerobic Power 20 - 80 95 - 100 3 – 5 min
6 – 8
min
Speed
Endurance
Anaerobic
ATP – PC Short Speed End 50 – 80 90 – 95 1 – 2 min
5 – 7
min
Power 50 – 80 95 – 100 2 – 3 min
7 –
10
min
Glycolytic Short Speed End < 80 90 - 95 1 min
3 – 4
min
Power < 80 95 - 100 1 min
4
min
ATP – PC &
Glycolytic
Speed End 80 - 150 90 - 95 5 – 6 min
W.H. Freeman,2001, Peak When it Count : Periodization for American Track & Field, 4th ed.
Type of Training
Target Energy System
Objectives
Distanc
e (m)
% of
Best
Recovery Time
Global Specific
Repetition
s
Sets
Tempo
Extensive
Aerobic
Oxidative
Metabolism
Aerobic
Capacity
> 200 < 70 < 45 s
< 2
min
Aerobic
Power
> 100 70 – 79 30 – 90 s
2 – 3
min
Intensive Mix
Glycolytic
Oxidative
Anaerobic
Capacity
> 80 80 - 90 30 s – 5 min
2 – 3
min
Special Endurance
Anaerobic
ATP – PC &
Glycolytic
Long Speed
End
150 -
300 90 - 95 10 – 12 min
Glycolytic
Anaerobic
Power
150 -
300
95 -
100
12 – 15 min Full
Glycolytic
Lactate
Tolerance
300 -
600
95 -
100
Full Full
W.H. Freeman,2001, Peak When it Count : Periodization for American Track & Field, 4th ed.
Latihan harus dilakukan dengan intensitas dan metode yang tepat yang membentuk
laktat,
I ATP
ADP + Energi (1 – 2 detik)
II KP + ADP ATP + Kreatin (Anaerobik
Alaktasit) : 6 – 8 detik
IIIa Glukosa + ADP ATP + Laktat (Anaerobik Laktasit) : 8” –
2 menit
IIIb Glukosa + O2 + ADP ATP + Air + CO2 (Aerob Alaktasit) : 1 jam
IV Lemak + O2 + ADP ATP + Air + CO2 (Aerob Alaktasit) tak
terbatas
Jumlah lemak Atlet + 10 – 15 Kg, secara teoritis cukup banyak untuk berjalan selama15000
menit (250 jam) untuk pace marathon selama 4000 menit
(66,6 jam)
Kita mengenal berbagai latihan daya tahan Anaerobik, antara lain :
1. Alaktasit (Anaerobic Alactacid Training)
2. Laktasit ( Anaerobic Lactacid Training)
3. Toleransi terhadap laktat (Anaerobic Lactacid Tolerance Training)
Latihan Daya Tahan Anaerobik Alaktasit dapat diuraikan Sbb :
Lamanya Latihan Klasifikasi Penyedian Energi Catatan
1 – 4 detik Anaerobik Alaktasit ATP Pembentukan asam laktat
dalam jumlah yang
banyak
4 – 20 detik Anaerobik Alaktasit ATP + PC
20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit ATP, PC
Anaerobik Laktasit Glukogen otot
Latihan Daya Tahan Anaerobik Laktasit diuraikan Sbb :
Lamanya
Latihan
Klasifikasi Penyedian
Energi
Catatan
20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit
+ Anaerobik
Laktasit
ATP, PC
Glukogen otot
Pembentukan asam laktat dalam jumlah yang
banyak
45 – 120
detik
Glukogen otot Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan
asam laktat makin berkurang
120 – 220
detik
Aerob + Anaerobik
Laktasit
Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan
asam laktat makin berkurang
Latihan Daya Tahan Anaerobik untuk dapat bertoleransi terhadap
laktat:
Lamanya
Latihan
Klasifikasi Penyedian
Energi
Catatan
20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit
+ Anaerobik
Laktasit
ATP, PC
Glukogen otot
Pembentukan asam laktat dalam jumlah yang
banyak
45 – 120
detik
Glukogen otot Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan
asam laktat makin berkurang
Kecepatan dalam olahraga direalisasikan
dalam
bentuk
Speed Agility Quickness
Speed yang berarti kecepatan berlari,berenang,
bersepeda,mendayung dll.
Agility kemampuan mengubah arah dengan cepat
(Bola Basket, Sepak Bola, bulu Tangkis, Tenis, Tae
Kwon Do,Judo)
Quickness (kecepatan aksi reaksi) pada moment
yang mana seperti yang diperagakan atlet Tae Kwon
Do waktu menghindari serangan, atlit anggar, atlit
Judo, Atlit Tinju dan lain-lain.
1. Melatih Teknik Berlari yang benar
2. Efisiensi Dalam bergerak
3. Koordinasi gerak
1. Arm swing
2. Angkling
3. Butt kickers
4. Knee Up
5. Kicking
6. Clawing
7. Step by step ( all bout running
Mechanic )
8. Variasi Latihan Koordinasi
Training parameter
Distance 10 – 15 meter
Set 2 – 4 each
Training
Parameter
Extensive Tempo
(Aerobic Capacity & Aerobic
Power)
Intensive Tempo
(Anaerobic Capacity)
Distance > 200 Meter > 80 Meter
Intensity 70 % Max speed 80 % - 90% Max speed
Rest Between
Repetition
45 Second 30 s – 5 min
Rest Between set 2 min 3 – 10 min
Training Parameter
Distance 50 – 150 Meter
Intensity 90 - 100 % Max speed
Rest Between Repetition 1 – 10 min
Rest Between set 3 - 4 min
Training Parameter
Distance 20 – 80 meter
Intensity 90 - 100 % Max speed
Rest Between Repetition 3 – 5 min
Rest Between set 6 - 8 min
Training Parameter
Distance < 80 meter
Intensity 95 - 100 % Max speed
Rest Between Repetition 1 min
Rest Between set 4 min
Metode khusus dan drill paling dominan dalam
pengembangan kecepatan khusus dan perbaikan
kemampuan yang terkait (abilities), seperti waktu bereaksi
dan Kelincahan (agility).
Selama tahap kompetisi intensitas latihan ditingkatkan pada
metode latihan khusus
 Latihan Kelincahan (Agility) diberikan pada Akhir Fase Persiapan
Khusus dan pada Fase Kompetisi
 Berikan latihan ini dengan tanpa menimbulkan kelelahan
 Berikan latihan kelincahan yang tepat sehari sebelum
pertandingan
 Ini akan membantu kesiapan mental dan kesiapan fisik dalam
mengahadapi pertandingan
Kualitas adalah kunci dari sukses latihan kecepatan dan kelincahan :
1. Mulai dengan Pemanasan.
2. Latihan kecepatan dan kelincahan (Speed and agility drills) dapat dilakukan terpisah
atau dilakukan di awal latihan setelah pemanasan
3. latihan ini akan lebih maksimal jika sebelumnya telah memiliki dasar kekuatan dan
power (strength and power base).
4. Bentuk latihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraga
Training Parameter
Set 2 - 5
Repetition 10
Ratio work & rest 1 : 5
Training Session 2 X/week
Competition Session 1 X/week
Fase ini mengarahkan latihan pada kebutuhan sistem energi cabang
Disesuaikan dengan kebutuhan kecepatan, kelincahan serta reaksi cabang masing masing
Melakukan latihan kelincahan disambung dengan
melakukan teknik kecabangan
No Jenis Latihan Set
1 30 sec shutlle run 30 sec tendangan
sabit kanan kiri
2 – 4
2 5 X Clap Push Up 30 sec Pukulan Lurus
kanan kiri
2 - 4
3 30 sec Squat Trush 30 Bantingan 2 - 4
4 30 sec V Sit Up 30 sec Uper Cut 2 - 4
KELENTUKAN (FLEKSIBILITY)
FLEKSIBILITAS
Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang
luas.Jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung pada pengaturan
tendo – tendo, ligament, jaringan penghubung dan otot – otot. Batas jangkauan
sendi disebut
posisi akhir. Cedera dapat terjadi bila
anggota badan atau otot dipaksa diluar
batas kemampuannya. Latihan kelentukan dapat menolong
mengurangi resiko cedera dengan
meningkatnya jangkauan gerak sendi.
Kemampuan kelentukan yang terbatas juga
dapat menyebabkan penguasaan teknik yang
kurang baik dan prestasi rendah juga
menghalangi kecepatan dan daya tahan lari
karena otot – otot harus bekerja keras untuk
mengatasi tahapan menuju langkah yang
panjang
Metode Pengembangan Kelentukan
Tiga kelompok latihan kelentukan;
1. Metode Aktif, terdiri dari ;
a. Metode Statis
b. Metode Ballistik
2. Metode Pasif
3. Metode Kombinasi atau PNF ( Proprioceptive
Neuromuscular Facilitation ) (Kabat,1958)
PEREGANGAN /KELENTUKAN AKTIF
 STATIS
PEREGANGAN OTOT – OTOT TERTENTU TANPA BANTUAN ORANG
LAIN
6 – 12 det PEREGANGAN STATIS
 BALISTIK/DINAMIS
PEREGANGAN ANGGOTA TUBUH DENGAN RITMIS ATAU GERAKAN
MEMUTAR, MEMANTUL – MANTULKAN ANGGOTA TUBUH
PEREGANGAN / KELENTUKAN PASIF
 STATIS
PEREGANGAN OTOT – OTOT TERTENTU TANPA BANTUAN ORANG
LAIN
6 – 12 det PEREGANGAN STATIS
 BALISTIK/DINAMIS
PEREGANGAN ANGGOTA TUBUH DENGAN RITMIS ATAU GERAKAN
MEMUTAR, MEMANTUL – MANTULKAN ANGGOTA TUBUH
PERENCANAAN LATIHAN TAHUNAN
PERIODISASI
 APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERIODISASI ?
PERIODISASI ADALAH PENGATURAN PERENCANAAN DAN
TAHAPAN DARIPADA SUATU PROGRAM LATIHAN DIMANA SETIAP TAHAPAN DARIPADA
PROSES LATIHAN MEMPUNYAI TUJUAN BERBEDA
PERIODISASI ADALAH SEBUAH PERENCANAAN JANGKA PANJANG DARI
SUATU PROGRAM LATIHAN.MERUPAKAN VARIASI DARIPADA DINAMIKA
VOLUME DAN INTENSITAS LATIHAN YANG BERTUJUAN MENCEGAH
TERJADINYA OVERTRAINING, MENGAKOMODIR ATLET MERAIH
PENAMPILAN TERBAIK SESUAI DENGAN WAKTU YANG DIINGINKAN
PERIODISASI
Periodisasi program latihan merupakan tahapan pengaturan latihan yang
bertujuan untuk pengembangan berbagai aspek latihan, yang akan
mengakomodir tercapainya ketepatan prestasi puncak yang meliputi
pentahapan latihan, peningkatan kualitas komponen biomotor, teknik,
psikologis dan nutrisi, dimana pemberian stress latihan, pemulihan dan
adaptasi berikut proses kompensasinya diatur sedemikian rupa, agar
dapat berjalan seiring dan saling memberikan kontribusi positif, sehingga
penampilan puncak atlet terjadi sesuai dengan kalender yang telah
dirancanakan.
TAHAPAN PERIODISASI LATIHAN
1. Preparatory
2. Transition
3. Competition
 Maintenance
 Peaking
4. Active rest
Matveyev’s
1. Preparatory
 General
 Specific
2. Competition
 Pra
 Mayor
3. Transisi
Tudor O. Bompa
BAGAN PEMILAHAN TAHAPAN LATIHAN MENURUT
TERMINOLOGI PERIODISASI TUDOR BOMPA
FASE LATIHAN
SUB FASE
LATIHAN
SIKLUS MAKRO
SIKLUS MIKRO
PERSIAPAN
PERSIAPAN
UMUM
PERSIAPAN
KHUSUS
PRA
KOMPETISI
KOMPETISI
UTAMA
TRANSISI
KOMPETISI TRANSISI
PERENCANAAN LATIHAN TAHUNAN
SIKLUS LATIHAN
Week of program
6 10 14 18 22 26
30
25
20
15
10
5
Plan
Actual
Start
Tudor O. Bompa, Ph.D., Professor Emeritus
PERIODISASI SIKLUS LATIHAN
 Macrocycle
Periode waktu yang panjang, 1
tahun
 Mesocycle
Periode waktu yang sedang,
beberapa minggu – beberapa
bulan
 Microcycle
Periode waktu yang singkat, 1
atau beberapa minggu
Matveyev’s
1. Macrocycle
2 – 6 Mikro
2. Microcycle
Periode waktu yang singkat, 1 minggu
( 7 Days )
3. Training Unit
1 day training
4. Training Season
Latihan pagi - sore
Tudor O. Bompa
PERIODISASI SIKLUS LATIHAN
 Macrocycle
Periode waktu yang panjang, 1
tahun
 Mesocycle
Periode waktu yang sedang,
beberapa minggu – beberapa
bulan
 Microcycle
Periode waktu yang singkat, 1
atau beberapa minggu
Matveyev’s
1. Macrocycle
2 – 6 Mikro
2. Microcycle
Periode waktu yang singkat, 1 minggu
( 7 Days )
3. Training Unit
1 day training
4. Training Season
Latihan pagi - sore
Tudor O. Bompa
STRUKTUR PERIODISASI
 MACRO ………….2 – 6 MINGGU
 MICRO ………….. 1 MINGGU
 TRAINING UNIT…1 HARI
 SESSION ……….. PAGI/ SORE

More Related Content

Similar to Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx

chegu abbas - Latihan fartlek
chegu abbas - Latihan fartlekchegu abbas - Latihan fartlek
Prinsip latihan
Prinsip latihanPrinsip latihan
Prinsip latihanSaba Alias
 
Kelesuan & pemulihan
Kelesuan & pemulihanKelesuan & pemulihan
Kelesuan & pemulihanSaba Alias
 
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitasPrinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
SalamatunNF
 
Kertas kerja 4x200 m
Kertas kerja 4x200 mKertas kerja 4x200 m
Kertas kerja 4x200 mMirul Kimi
 
Sepak takraw spts
Sepak takraw sptsSepak takraw spts
Sepak takraw sptsJimmy Siow
 
Qgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihanQgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihan
Ahmad NazRi
 
Program latihan olahraga balapan
Program latihan olahraga balapanProgram latihan olahraga balapan
Program latihan olahraga balapan
cikgujamil
 
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01Latihanfartlek 111219031847-phpapp01
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01Mohd Rowa
 
chegu abbas - Jenis latihan Fizikal
chegu abbas - Jenis latihan Fizikalchegu abbas - Jenis latihan Fizikal
chegu abbas - Jenis latihan Fizikal
Chegu Abbas : Guru PJ SK Bandar Baru Sungai Buloh
 
Jenis latihan 1
Jenis latihan  1Jenis latihan  1
Jenis latihan 1
Fauzi Arshad
 
Teori latihan olahraga
Teori latihan olahragaTeori latihan olahraga
Teori latihan olahraga
Mat Wadi
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahNik Zawawi
 
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
Janetthy Chai
 
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdfDr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
MuhammadJulistiaDina
 
Asas sains pliometrik
Asas sains pliometrikAsas sains pliometrik
Asas sains pliometrik
qilahsuha
 
" Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " ." Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " .
uus_76
 

Similar to Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx (20)

chegu abbas - Latihan fartlek
chegu abbas - Latihan fartlekchegu abbas - Latihan fartlek
chegu abbas - Latihan fartlek
 
Prinsip latihan
Prinsip latihanPrinsip latihan
Prinsip latihan
 
Kelesuan & pemulihan
Kelesuan & pemulihanKelesuan & pemulihan
Kelesuan & pemulihan
 
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitasPrinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
Prinsip dasar latihan dan program latihan disabilitas
 
Kertas kerja 4x200 m
Kertas kerja 4x200 mKertas kerja 4x200 m
Kertas kerja 4x200 m
 
Sepak takraw spts
Sepak takraw sptsSepak takraw spts
Sepak takraw spts
 
Qgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihanQgj3053 prinsip latihan
Qgj3053 prinsip latihan
 
Program latihan olahraga balapan
Program latihan olahraga balapanProgram latihan olahraga balapan
Program latihan olahraga balapan
 
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01Latihanfartlek 111219031847-phpapp01
Latihanfartlek 111219031847-phpapp01
 
chegu abbas - Jenis latihan Fizikal
chegu abbas - Jenis latihan Fizikalchegu abbas - Jenis latihan Fizikal
chegu abbas - Jenis latihan Fizikal
 
Jenis latihan 1
Jenis latihan  1Jenis latihan  1
Jenis latihan 1
 
Teori latihan olahraga
Teori latihan olahragaTeori latihan olahraga
Teori latihan olahraga
 
2 latihan-fizikal
2 latihan-fizikal2 latihan-fizikal
2 latihan-fizikal
 
Prinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolahPrinsip latihan olahraga sekolah
Prinsip latihan olahraga sekolah
 
Tugasan 2
Tugasan 2Tugasan 2
Tugasan 2
 
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
Jenis2latihan 130330114542-phpapp02
 
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdfDr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
Dr. Johansyah Lubis, M.Pd ( Penyusunan Program Latihan ).pdf
 
6 prinsip prinsip latihan
6 prinsip prinsip latihan6 prinsip prinsip latihan
6 prinsip prinsip latihan
 
Asas sains pliometrik
Asas sains pliometrikAsas sains pliometrik
Asas sains pliometrik
 
" Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " ." Melatih fisik renang " .
" Melatih fisik renang " .
 

Recently uploaded

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 

Recently uploaded (10)

Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 

Teori dan metodologi latihan - Copy.pptx

  • 1. Oleh: Dr. Rina Ambar Dewanti M. Pd & Lita Mulia, M.Pd
  • 2. TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN Jadi apakah latihan itu dan apa tujuannya ? Latihan adalah merupakan aktifitas olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progressif dan individual yang mengarah kepada ciri – ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Bompa 1999 ; 5 Latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlit secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik, dan mental yang teratur, terarah meningkat, bertahap,dan berulang – ulang waktunya. ( Suharno ; 1993 ; 5 )
  • 3. SASARAN LATIHAN • Sasaran latihan secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan dalam mencapai puncak prestasi Sukadiyanto 2005 • Harsono 1988 : 100 menyatakan tujuan serta sasaran utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. • Menurut Bompa (2003: 29-38), bahwa untuk mencapai tujuan utama dalam latihan, yaitu memperbaiki prestasi tingkat terampil maupun unjuk kerja dari atlet, diarahkan oleh pelatihnya untuk mencapai tujuan umum latihan.
  • 4. LATIHAN Uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sasaran latihan adalah membantu pelatih atau pembina agar menerapkan kemampuan konseptual dan memberi motivasi berlatih kepada atletnya agar terjadi peningkatkan dari segi fisik, teknik dan prestasinya semaksimal mungkin
  • 5. LATIHAN • WHAT TO DO CABANG/NOMOR, OTOT, KEMAMPUAN BIOMOTOR. • HOW TO DO METODE, JENIS LATIHAN, UNIT LATIHAN (I-V-R) • WHEN TO DO PERENCANAAN LATIHAN / PERIODISASI.
  • 6. KAPAN LATIHAN DILAKUKAN  Training Stage Females Males  Fundamental 6-8 6-9  Learning to Train 8-11 9-12  Training to Train 11-15 12-16  Training to Compete 15-22+ 16-23  Training to Win 18+/- 19+/-
  • 7. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG Tahap : Fundamental ( 6 – 9 tahun) Tujuan : Mempelajari semua ketrampilan gerakan dasar untuk membangun gerakan motorik. Gerakan-gerakan fundamental harus dipraktekkan dan dikuasai sebelum atlet diperkenalkan dengan ketrampilan yang bersifat khusus. Usia dimana diarahkan untuk berpartisipasi dalam macam-macam cabang olahraga.
  • 8. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG  Tahap : Belajar untuk berlatih (9 - 12 tahun) Tujuan : Mempelajari dasar-Mempelajari dasar – dasar ketrampilan olahraga yang menjadi favoritnya. Inilah tahap utama dari pembelajaran motorik. Pada tahap ini ketrampilan gerakan mulai diarahkan pada gerakan olahraga tertentu yang menjadi minatnya. Ketrampilan gerakan tertentu ini mulai dibina dari usia 9 sampai 12 tahun termasuk didalamnya gerakan olahraga tertentu
  • 9. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG  Tahap : Latihan berlatih (12 – 16 tahun) Tujuan : Mengoptimalkan kualitas kemampuan fisik atlet sebagai persiapan untuk memasuki tahap proses latihan spesifik Tahap 4 adalah saat dimana terjadi pertumbuhan yang pesat dan bertepatan dengan periode dimana kapasitas aerobik mencapai keadaan yang terbesar. Dalam olahraga hal ini dikenal dengan istilah “training the engine” , melatih mesin tubuh untuk kelak mampu mendemostrasikan kemampuan fisiologis sesuai tuntutan seorang atlet elit.
  • 10. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG  Tahap : Latihan berlatih (12 – 16 tahun) Membangun kapasitas aerobik. Pola latihannya adalah intensitas rendah dengan volume beban tinggi, Penambahan waktu pada jadwal latihan. Harus ada periodisasi tunggal atau ganda dan harus mula ada penetapan target prestasi tertentu. Fleksibilitas harus dikembangkan demikian pula pengembangan kekuatan dengan menggunakan berat badannya sendiri, atau mengikuti ketentuan sesuai dengan usia perkembangan motoriknya.
  • 11. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG  Tahap : Latihan untuk bertanding ( 16 – 18 tahun) Tujuan : Mengoptimalkan kualitas kondisi fisik atlet sebagai persiapan untuk memasuki program latihan spesifik.Latihan untuk bertanding adalah tahap dimana puncak dari strength velocity dan weight Velocity datang bersamaan dengan saat dimana kekuatan mencapai keadaan maksimum. Tahap ini lebih menekankan kepada pengembangan kekuatan dan sistim energi aerobik, yang sangat penting bagi optimalisasi prestasi atlet. Pengalaman bertanding harus bersifat positif disertai dengan identifikasi dan pengkajian terhadap kelemahan-kelemahan atlet.
  • 12. TAHAPAN DALAM PENGEMBANGAN PRESTASI ATLET JANGKA PANJANG Tahap : Latihan untuk menang (18+ tahun) Tujuan : Memaksimalkan kualitas kondisi fisik, serta ketrampilan yang bersifat spesifik untuk meraih prestasi. Pada tahap ini ketrampilan, kecepatan, stamina dan kekuatan terus menerus diperbaiki untuk menghasilkan prestasi maksimum.
  • 13. MEMAHAMI KARAKTER INDIVIDU UMUR ANATOMIS : Menunjuk kepada beberapa tahap dari pertumbuhan anatomis Yang bisa kita kenali dengan mengidentifikasi karakter khusus. Iklim, ruang gerak, daerah dapat mempengaruhi secara signifikan kecepatan perkembangan remaja. UMUR BIOLOGIS: menunjuk kepada pembangunan fisik dari organ dan sistem tubuh yang menolong untuk menentukan potensi fisik, baik dalam latihan dan pertandingan. UMUR ATLET : Khusus pada minimal dan umur yang berkembang untuk kompetisi level senior.
  • 14. POTENSI SISTEM OLAHRAGA NASIONAL TINGKAT BIDANG ORGANISASI DAN PERTANDINGAN TUJUAN ATLIT DENGAN PRESTASI TERTINGGI ATLIT DENGAN PRESTASI TERBAIK DASAR PENAMPILAN OLAHRAGA REKREASI MENCAPAI PRESTASI TINGGI DAN REKOR MEMPERTAHANKAN TINGKAT PERSIAPAN PADA TINGKAT TERTINGGI DAN PENGUSAHAAN INDIVIDU PADA TINGKAT OLAHRAGA SETINGGI MUNGKIN LATIHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBUTUHAN AKAN PRESTASI OLAHRAGA YANG LEBIH BAIK, TINGGI DAN MERANGSANG MEREKA BERPARTISIPASI TINGGI MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN BIOMOTORIK, MENYARANKAN UNTUK IKUT SERTA DALAM OLAHRAGA YANG MENYENANGKAN
  • 15. KLASIFIKASI LATIHAN DAN KETRAMPILAN KLASIFIKASI KETERAMPILAN Beberapa percobaan telah dilakukan untuk menggolongkan latihan fisik. Salah satu kriterianya berdasarkan jika seseorang terlihat dalam keadaan Baik lalu ia sehat dan kuat. Penemu olahraga senam dari GERMAN, FRIEDERICH JAHN, mengemukakan penggunaan kriteria berdasarkan pemakaian peralatan yang dipakai oleh pesenamnya (EISELEN, 1845 ). Leshaft (1910) membagi seluruh latihan kedalam 3 kelompok : CALISTHENICS ( LATIHAN SEDERHANA ) o GABUNGAN LATIHAN YANG LEBIH KOMPLEKS DENGAN PENINGKATAN BEBAN YANG PROGRESS (MELOMPAT, GULAT) o LATIHAN YANG KOMPLEKS (PERMAINAN, SKATING, ANGGAR)
  • 16. KLASIFIKASI LATIHAN DAN KETRAMPILAN Disamping klasifikasi atlit baik dari olahraga individu dan olahraga tim, secara meluas klasifikasi yang diterima menggunakan BIOMOTOR ABILITIES sebagai kriteria. BIOMOTOR ABILITIES berisi STRENGTH, SPEED, ENDURANCE, and COORDINATION (GRANTIN 1940 ). Klasifiksi ini dalam prakteknya lebih banyak digunakan oleh pelatih ( FARFEL 1960 ) . Keterampilan Olahraga dapat digolongkan menjadi 3 kelompok latihan :  Siklis  Asiklis
  • 17. KETRAMPILAN SIKLIS digunakan pada olahraga : berjalan, berlari, Cross country, ski, speed skating, berenang, rowing, sepeda, kayak, dan kano. Karakter utama dari olahraga ini adalah perlakuannya memerlukan gerakan yang berulang-ulang untuk waktu yang lama.
  • 18. KETRAMPILAN ASIKLIS dapat dilihat pada cabang olahraga shot putting, discus throw, senam, olahraga tim, gulat, tinju, dan anggar. Keterampilan ini terkandung fungsi penting dari penampilan dalam satu gerakan. Contoh pada gerakan lempar cakram tergabung pada gerakan pendahuluan swing, transisi, turn, delivery, dan reverse step, tapi atlit melakukan dalam satu rangkaian gerakan
  • 19. KETRAMPILAN GABUNGAN ASIKLIS Terdiri dari gerakan siklis dan diikuti dengan gerakan asiklis. Cabang olahraganya adalah semua nomor lompat pada Track and Field,menyelam, tumbling lines
  • 20. SISTEM ENERGI DALAM LATIHAN  Sistem energi Aerobik  merupakan sistem energi dalam otot yang dalam kerjanya memerlukan oksigen.  Sistem energi Anaerobik.  merupakan sistem energi otot yang dalam kerjanya tidak memerlukan oksigen
  • 21. SISTEM ENERGI DALAM LATIHAN  Sistem energi Anaerobik.  Sistem anaerobik alaktik, dimana merupakan pengunaan energi awal untuk bergerak atau start, sehingga sering disebut “Start up system” (Thompson, 1991:2.15) Sistem ini memiliki kerja dengan intensitas yang tinggi dengan waktu yang sangat singkat (1-5 detik) dan tidak menghasilkan zat buang seperti asam laktat, sehingga disebut anaerobik alaktik.  Sistem anaerobik laktik, adalah system energi tanpa menggunakan oksigen tetapi menghasilkan zat buang atau asam laktat, sehingga disebut sistem anaerobik laktat. Sistem ini bekerja dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang relative lebih lama dibanding dengan sistem energi alaktik (6 detik sampai 2 menit).
  • 22. METABOLISME PEMBENTUKAN ENERGI DIDALAM SEL OTOT • REAKSI AN-AEROBIK 1. ATP  ADP + P + ENERGI 2. CREATIN FOSFAT + ADP  CREATIN + ATP 3. GLYCOGEN + ADP + P  AS.LAKTAT + ATP • REAKSI AEROBIK 1. GLYCOGEN/GLUKOSA + AS.LEMAK BEBAS + ADP + P + O2  CO2 + H20 + ATP.
  • 23. • REAKSI AN-AEROBIK NO. 1&2 DISEBUT JUGA REAKSI ATP-PC & DAPAT BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN 20 DETIK PERTAMA. • REAKSI AN-AEROBIK NO. 3 DISEBUT JUGA REAKSI L.A DAN DAPAT BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN 60 DETIK PERTAMA. • REAKSI AEROBIK DISEBUT JUGA REAKSI O2 DAN DAPAT BERLANGSUNG TERUS DIATAS 60 DETIK PERTAMA.
  • 25. PRINSIP PRINSIP LATIHAN Aktifitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi fisiologis, anatomis, biomekanik dan psikologis. Dalam proses latihan salah satu hal yang harus dipegang secara teguh oleh seorang pelatih adalah pengetahuan mengenai prinsip – prinsip latihan. Pada prinsip latihan ini ada beberapa pakar yang berbeda dalam hal jumlahnya, namun begitu secara definisi tidak menunjukan perbedaan yang mendasar. Seperti halnya Harsono ( 1988 ; 98 ) dalam bukunya “coaching dan aspek – aspek psikologis dalam latihan”, mengemukakan adanya 10 (sepuluh) prinsip latihan, sedangkan Frank S, pyke (1991 ; 29 dalam bukunya “better coaching, advance coaching manual”, hanya mengemukakan 5 prinsip latihan, dan Bompa ( 1999 ; 27 ) dalam bukunya “theory and methodology of training”, mengemukakan 7 prinsip latihan.
  • 26. PRINSIP PRINSIP LATIHAN 1. PRINSIP AKTIF. 2. PRINSIP MULTILATERAL 3. PRINSIP KEKHUSUSAN ( SPESIALISASI ) 4. PRINSIP INDIVIDU 5. PRINSIP VARIASI 6. PRINSIP KEMBALI KE ASAL ( REVERSIBLE) 7. PRINSIP OVERLOAD BOMPA
  • 27. PRINSIP PRINSIP LATIHAN 1. PRINSIP AKTIF. Keikutsertaan aktif adalah hal penting untuk memahami tiga faktor dari prinsip dibawah ini: 1. Ruang lingkup dan tujuan-tujuan latihan 2. Atlit yang mandiri dan peran kreatif, 3. Atlit menjalankan tugas-tugasnya selama tahap persiapan 2. PRINSIP MULTILATERAL Prinsip multilateral / pengembangan secara menyeluruh dikembangkan dari saling ketergantungan antara organ tubuh manusia dan sistemnya, dan antara proses fisiologi dan psikologis nya, (Ozolin 1971). Dalam arti lain prinsip ini disusun dari suatu keterkaitan antara semua organisme dan sistem kerjanya dari tubuh dan antara proses fisiologis maupun psikologisnya tertutama dalam perkembangan kemampuan biomotorik nya seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi gerak dan sebagainya.
  • 28. Prinsip ini harus digunakan umumnya pada program latihan bagi anak – anak artinya sebelum ia menjadi seorang atlit yang mengkhususkan dirinya ke dalam salah satu cabang olahraga tertentu, terlebih dahulu menganut dan menerapkan prinsip/FAHAM ini PRESTASI TINGGI SPESIALISASI LATIHAN PERKEMBANGAN MULTILATERAL DEWASA ATLIT JUNIOR ANAK ANAK
  • 29. PRINSIP PRINSIP LATIHAN 3. PRINSIP KEKHUSUSAN ( SPESIALISASI ) Spesialisasi adalah latihan yang khusus untuk satu cabang olahraga yang mengarah pada perubahan morfologis dan fungsional dikaitkan dengan spesifikasi cabang olahraga yang bersangkutan. (perubahan dalam wujud teknik, taktik dan psikologisnya). Spesialisasi bukanlah merupakan proses yang sepihak melainkan lebih kompleks yang didasarkan atas dasar-dasar yang kokoh dari perkembangan yang menyeluruh. Sejauh yang menyangkut masalah spesialisasi ozolin (1971)memberikan saran bahwa suatu latihan / aksi motorik khusus dipakai untuk : 1. Memperoleh efek latihan dari cabang olahraga yang khusus ditekuninya 2. Dipakai untuk mengembangkan kemampuan biomotoriknya. 4. PRINSIP INDIVIDU Sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok semua atlet. Masing-masing latihan harus dibuat yang cocok bagi individual atau perorangan karena tidak ada dua orang yang persis sama, yang ada adalah mendekati sama. Untuk memberikan yang terbaik dalam prinsip individual ini, perlu diperhatikan penyusunan latihan sebagai berikut 1. Bagaimana individual tersebut mempunyai respons terhadap training (latihan) itu. 2. Pembebanan latihan (training) tidak akan menimbulkan ketegangan (strain). 3. Badan tidak akan kehilangan kemampuannya untuk dapat menyesuaikan diri.
  • 30. PRINSIP PRINSIP LATIHAN 5. PRINSIP VARIASI Untuk menjalankan suatu program latihan yang benar biasanya akan banyak menuntut waktu dan kerja keras dari para atlit. volume dan Intensitas latihan akan terus menerus meningkat dalam mengulang setiap bentuk latihan yang sering dirasakan begitu berat oleh atlit, berat secara fisik maupun secara psikologis. Apalagi kalau latihan yang diterima atlit berupa latihan yang menuntut daya tahan yang lama kelamaan akan menjadikan rasa bosan. Kebosanan dalam latihan akan merugikan terhadap kemajuan prestasinya. Seorang pelatih harus kreatif dalam menyajikan program latihan nya, pelatih harus pandai – pandai mencari dan menerapkan variasi – variasi dalam latihannya. 6. PRINSIP LEMBALI KE ASAL ( REVERSIBLE) Artinya, bila atlet berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu yang lama, maka kualitas organ tubuhnya akan mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Sebab proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil dari latihan akan menurun bahkan hilang. Pernurunan fungsi organ berbanding lurus dengan waktu berhenti latihan, semakin lama waktu istirahatnya maka semakin banyak penurunan fungsi organnya.
  • 31. PRINSIP PRINSIP LATIHAN 7. PRINSIP OVERLOAD Prinsip latihan yang paling mendasar adalah “Over Load” yaitu suatu prinsip latihan dimana pembebanan dalam latihan harus melebihi ambang rangsang terhadap fungsi fisiologi yang dilatih. Pembebanan latihan harus selalu ditambah pada waktu tertentu sehingga secara teratur latihan itu semakin berat dengan ketentuan-ketentuan tertentu pula. Dalam melakukan latihan porsi latihan harus bervariasi, hari-hari latihan berat harus diselingi dengan hari-hari latihan ringan.
  • 32. PERSIAPAN LATIHAN Faktor – Faktor Yang perlu di persiapkan dalam program latihan pada setiap cabang olahraga adalah : 1. Persiapan Fisik 2. Persiapan Teknik 3. Persiapan Taktik 4. Persiapan Mental
  • 33. PERSIAPAN FISIK Dalam suatu pembinaan olahraga prestasi, pembinaan kondisi fisik sangatlah diperhatikan. Dikarenakan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam program latihan. Hal tersebut diungkapkan oleh Harsono (2001:4) bahwa: Latihan kondisi fisik mengacu kepada suatu program latihan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan progresif, dan yang tujuannya ialah untuk meningkatkan kemampuan fungsional dari seluruh sistem tubuh agar dengan demikian prestasi atlet semakin meningkat. Tujuan Utama mempersiapkan fisik dalam latihan adalah meningkatkan potensi fungsional atlet dan mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang paling tinggi. MEMBANGUN: KEKUATAN MAKSIMAL YANG LEBIH BESAR DAYA TAHAN AEROBIK YANG LEBIH BESAR KOORDINASI KEMAMPUAN GERAK YANG LEBIH BAIK KELENTUKKAN YANG LEBIH BAIK
  • 34. 5 KOMPONEN UTAMA FISIK 1. STRENGTH 2. ENDURANCE 3. SPEED 4. FLEXIBILITY 5. COORDINATION
  • 36. 10 KOMPONEN BIOMOTORIK 1. ENDURANCE 2. STRENGTH 3. SPEED 4. FLEXIBILITY 5. CORDINATION 6. AGILITY 7. ACURATION 8. BALANCE 9. REACTION 10.POWER
  • 37. ENDURANCE (DAYA TAHAN) Secara sederhana daya tahan dapat diartikan dengan kemampuan tubuh mengatasi kelelahan. Namun secara definitive daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk mengatasi kelelahan yang disebabkan oleh pembebanan yang berlangsung relatif lama. Dalam arti lain juga dapat dikatakan bahwa daya tahan merupakan kemampuan organisme tubuh untuk melakukan pembebanan selama mungkin baik secara statis maupun dinamis tanpa menurunnya kualitas kerja.
  • 38. JENIS – JENIS DAYA TAHAN Pada prinsipnya kemampuan daya tahan berhubungan erat dengan sistem metabolisme energi dalam tubuh, sehingga pengertian daya tahan selalu dikaitkan dengan sistem energi tubuh. Apabila dikaitkan dengan sistem metabolisme energi tubuh, maka daya tahan dapat dibedakan atas daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik.
  • 39. JENIS – JENIS DAYA TAHAN Daya tahan aerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan aerobik yang berlangsung lama. Yang termasuk pembebanan aerobik adalah segala aktivitas fisik yang berlangsung relatif lama dengan intensitas rendah sampai sedang seperti lari jarakjauh, bersepeda, berenang jarak jauh dan lain sebagainya. Daya tahan anaerobik, adalah kemampuan organisme tubuh mengatasi kelelahan yang disebabkan pembebanan yang berlangsung secara anaerobik dengan intensitas tinggi (80- 100%). Ciri utama dan kegiatan anaerobik adalah pelaksanaannya berlangsung cepat dan singkat seperti lari 100, 200, 400 meter, tolak peluru, lompat tinggi, tennis, smash dalam voli dan lain sebagainya.
  • 40. Metode-metode latihan Daya Tahan Aerobik. Lari/kerja yang berlangsung lama : a.dengan tempo yang tetap - Point to point b.dengan tempo yang berubah-ubah 2. Lari lintas alam ( cross country run )  Point to Point 3. Fartlek  bermain-main kecepatan : Point to Point 4. Lari dengan Prinsip Interval, disebut juga Jog and Stride ( jog sebagai interval dan Stride sebagai latihan ). Contoh : lari selama 12 menit dengan (100 - 100) atau (200 - 200), kalau sudah mampu istirahatnya dibuat tetap (200 - 100); (300 - 100) angka yang ditulis lebih dulu adalah jarak latihan, angka yang ditulis kemudian adalah jarak jogging sebagai istirahat. 5. Latihan Daya Tahan dengan metode Interval. Kita mengenal 3 metode latihan interval. •Metode latihan Interval yang Ekstensif •Metode latihan Interval yang Intensif
  • 41. STRENGTH ( KEKUATAN) menurut Harsono (1988:176) mengatakan “kekuatan adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan” . (Suharno,1993) kekuatan adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan/beban, menahan atau memindahkan beban dalam melakukan aktivitas. Bompa(1999), mendefenisikan kekuatan sebagai kemampuan otot dan syaraf untuk mengatasi beban internal dan eksternal. Secara sederhana kekuatan adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan tenaga seseorang dengan mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Secara fisiologis kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau tahanan.
  • 42. SPEED ( KECEPATAN) Harsono (2001:36), adalah kemampuan untuk melakukan gerakan- gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat- singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat KEMAMPUAN MELAKUKAN GERAKAN DENGAN WAKTU YANG SINGKAT/ PENDEK.
  • 43. Flexibility ( Kelentukan) Kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas (James Tangkudung, 2006: 67) Jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung pada ligament, jaringan penghubung dan otot – otot. Batas jangkauan sendi disebut posisi akhir. Cedera dapat terjadi bila anggota badan atau otot dipaksa diluar batas kemampuannya.
  • 44. COORDINATION (KORDINASI) Koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks dan erat kaitannya dengan unsur pokok yang lain seperti kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelentukan (Bompa, 1994: 327) Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan capat dan efesien dan penuh ketepatan. (James Tangkudung, 2006: 68) Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda dan mampu mengkoordinasikan seluruh bagian tubuh dengan baik.
  • 45. AGILITY ( KELINCAHAN) Kelincahan (agility) menurut Bompa (2009) atau ada juga yang menggunakan istilah ketangkasan secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan dalam mengubah arah gerakan. Dalam beberapa buku juga ada yang menyamakan agility dengan quickness yang disebutkan sebagai kecepatan dalam mengubah arah.
  • 46. Accuracy ( Ketepatan) Ketepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. (Sajoto, 1998: 59) Menurut Suharno (2003: 35), akurasi adalah keterampilan untuk menggerakan suatu objek agar tepat saran, sehingga tujuannya tercapai dengan baik. Misalkan dalam permainan futsal, seorang pemain yang mempunyai akurasi yang baik, akan bisa menggerakan bola tepat pada sasaran.
  • 47. BALANCE ( KESEIMBANGAN) Keseimbangan menurut Harsono (1988:23), adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromuscular tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kita bergerak. Sementara itu, menurut Ratinus Darwis (1992:119), keseimbangan (balance) adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem saraf otot tersebut dalam suatu posisi atau sikap yang efisien selagi kta bergerak.
  • 48. REACTION ( REAKSI) kecepatan reaksi adalah kemampuan tubuh untuk memberikan jawaban secepatnya secara kinetis terhadap suatu rangsangan (Sumosarjono, 1999: 155). Menurut Bompa pengertian waktu reaksi adalah jarak antara diterimanya suatu stimulus terhadap respon gerak atau motorik yang dilakukan secara sadar yang ditandai dengan terjadinya reaksi otot atau gerakan yang pertama.
  • 49. POWER ( DAYA LEDAK) Daya ledak adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat. (Harsono, 1998: 20). Sukadiyanto (2005: 117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Menurut Bompa (1999: 61), power adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang amat singkat.
  • 50. PERSIAPAN TEKNIK Satu elemen yang membedakan berbagai macam olahraga adalah struktur dari gerak khususnya. Pada dasarnya suatu teknik meliputi semua struktur teknik dan elemennya tergantung pada suatu nilai gerakan yang efisien melalui usaha dari atlit tersebut untuk melaksanakan tugasnya dalam olahraga. TEKNIK yang BAIK = EFISIENSI yang TINGGI Inovasi teknik dalam olahraga dapat berasal dari imajinasi pelatih / dari penyelidikan ilmiah ke aspek fisiologis dan mekanis olahraga
  • 51. PERSIAPAN TAKTIK taktik adalah tindakan konseptual atau seri pendek dari tindakan dengan tujuan mencapai sebuah tujuan jangka pendek. Tindakan ini dapat diimplementasikan sebagai satu atau lebih tugas tertentu. Istilah ini umumnya digunakan dalam konteks bisnis , protes dan militer , serta dalam catur , olahraga , atau aktivitas kompetitif lainnya . Kata ini berasal dari bahasa Yunani Kuno taktike , yang berarti seni pengaturan . Pengertian sederhana  Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik teknik dilapangan yang telah dikuasai dipakai untuk mendapatkan kemenangan
  • 52. PERSIAPAN TAKTIK  Menurut Wikipedia, pengertian strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi suatu aktivitas yang dijalankan selama kurun waktu tertentu.
  • 53. PERSIAPAN MENTAL  Mental adalah ukuran ketahanan dan kepercayaan diri individu yang dapat memprediksi kesuksesan dalam olahraga, pendidikan, dan tempat kerja. Sebagai konsep yang luas, ini muncul dalam konteks pelatihan olahraga, dalam konteks serangkaian atribut yang memungkinkan seseorang menjadi atlet yang lebih baik dan mampu mengatasi pelatihan yang sulit dan situasi persaingan yang sulit dan muncul tanpa kehilangan kepercayaan diri . Dalam beberapa dekade terakhir, istilah tersebut telah umum digunakan oleh pelatih, psikolog olahraga.
  • 55. KOMPONEN LATIHAN 1. VOLUME LATIHAN 2. INTENSITAS LATIHAN 3. DENSITAS LATIHAN 4. KOMPLEKSITAS LATIHAN
  • 56. VOLUME Volume adalah kuantitas dari kerja yang ditampilkan, mengabungkan antara jarak dengan jam latihan ( Bompa) Volume latihan adalah diperkirakan sebagai jumlah total pengulangan yang ditampilkan selama periode waktu khusus. Fleck dan Kraemer, 1996
  • 57. VOLUME Volume relatif Jumlah total waktu yang dipakai dalam latihan oleh sekelompok atlet, tidak memperhatikan sampai kesetiap individu. Volume absolut Ukuran jumlah kerja yang dilakukan setiap atlet per satuan waktu. (biasanya dalam menit) Volume latihan maksimal: adalah tahapan latihan yang mutlak dialami oleh atlet dalam suatu periodisasi program latihan. Tanpa pernah mengalami kondisi latihan dengan volume maksimal seorang atlet tidak akan pernah mencapai kondisi adaptasi fisiologis.
  • 58. UKURAN VOLUME  Ukuran Volume latihan berupa jarak (meter atau kilometer), waktu (menit/jam). Set, Berat (Kg)  Latihan dayatahan sejauh 10 Km  Latihan dayatahan lari selama 30 menit.  Latihan dayatahan kecepatan 2 set, 20x200 meter.  Latihan Kekuatan Bench Press dgn 50 kg, sebanyak 6 repetisi perset sebanyak 6 set.
  • 59. INTENSITAS  Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk dikaitkan dengan kualitas kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. ( bompa, 1999)  Intensitas adalah hal yang utama dari kekuatan individu saat menerima stimulus atau kerja dari prestasi dalam waktu tertentu sampai satu seri latihan. (Haree,1982)  Menurut Sukadiyanto (2010: 15) intensitas latihan adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan gerakan, variasi interval atau istirahat di antara tiap ulangan
  • 60. Skala Intensitas untuk komponen Kecepatan dan Kekuatan No. intensitas Prosentase % Intensitas 1 30 – 50 Rendah 2 50 - 70 Intermediate 3 70 - 80 Sedang 4 80 – 90 Submaximum 5 90 – 100 Maximum 6 100 - 105 Supermaximum Harre, 1982
  • 61. Intensitas Daya tahan Zone Tipe Intensitas Heart rate/min 1 Rendah 120 – 150 2 Sedang 150 – 170 3 Tinggi 170 – 185 4 Maksimum > 185
  • 62. Dimanika Intensitas dan Volume  Intensitas: • Meningkatkan kecepatan dalam jarak tertentu atau meningkatkan berat beban. • Mempersingkat istirahat interval. • Meningkatkan densitas latihan.  Volume: • Memperpanjang waktu latihan.Meningkatkan jumlah bentuk latihan per siklus latihan,Menambah jumlah pengulangan. Meningkatkan jarak atau durasi tiap pengulangan atau drill
  • 63. Densitas/kepadatan  Suatu Frekuensi dimana atlet dihadapkan pada sejumlah rangsangan persatuan waktu.  Menyangkut hubungan yang tampak dalam waktu antara kerja dan fase pemulihan dari latihan.  Kepadatan yang memadai akan menjamin efisiensi dari latihan, jadi atlet terhindar dari kelelahan kritis. Bompa,1999
  • 64. Densitas/kepadatan Densitas adalah frekuensi dalam melakukan rangkaian stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan. Densitas menunjukan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai, berdasarkan perimbangan antara aktifitas dengan pemulihan. Perimbangan ini berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama.waktu istirahat atau interval antar aktivitas tergantung kepada.berbagai faktor, antara lain intensitas latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang ditingkatkan.
  • 65. Densitas Cara yang dianjurkan untuk menentukan lamanya istirahat antara dua rangsangan adalah menggunakan sistim denyut nadi. Beberapa pedoman disarankan, antara lain : 1. Pada latihan yang cukup berat, latihan bisa dilanjutkan lagi setelah istirahat dengan denyut nadi turun sampai 120 - 140 per menit. 2. Untuk latihan daya tahan densitas optimalnya sebaiknya dengan rasio 1: 0,5 sampai 1 : 1 (aktifitas : istirahat). 3 Untuk latihan beban/kekuatan khususnya untuk meningkatkan kekuatan maksimum atau power diperlukan waktu istirahat 2 - 5 menit.
  • 66. Kompleksitas Latihan Kompleksitas latihan menunjukkan tingkat keragaman unsur yang dilakukan dalam latihan. Hal ini erat kaitannya untuk mengatasi masalah koordinasi neuro muscullar.
  • 68. KEKUATAN/STRENGTH Secara sederhana kekuatan adalah Kemampuan untuk mengaplikasikan tenaga. Kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Secara fisiologis kekuatan merupakan kemampuan otot mengatasi beban atau tahanan. Kekuatan merupakan kemampuan dasar kondisi Fisik, tanpa kekuatan seseorang tidak bisa melompat, mendorong, menarik, menahan, mengangkat, dan lain sebagainya. Begitu juga tanpa kekuatan orang tidak bisa berlari cepat, melempar, memukul dan lain lain. Jadi jelas bagi kita bahwa kekuatan dibutuhkan dalam banyak aktifitas fisik dan diperlukan setiap cabang olahraga. Berapa besar kekuatan yang dibutuhkan serta jenis kekuatan yang mana yang diperlukan ? Sangat tergantung dari karakteristik dari cabang olahraganya yang menunjukkan kekhususan dari suatu cabang olahraganya.
  • 69. Tujuan & Metode Latihan  Tujuan latihan bagi atlet di awal TPU adalah latihan-latihan untuk menyiapkan otot, ligamen dan jaringan pengikat siap/atau lebih siap untuk menerima latihan kekuatan dengan beban yang ringan, sedang, sampai berat  Untuk menyiapkan otot, ligamen, dan jaringan pengikat tubuh maka metode latihan yang paling cocok adalah: latihan-latihan yang dikenal dengan nama latihan sirkuit (circuit training)  Latihan sirkuit dapat diberikan dalam bentuk-bentuk latihan tahanan tanpa alat, latihan kekuatan dengan alat (mesin kekuatan, free weights dll)
  • 70. Periodisasi Persiapan Kompetisi Transisi Umum Khusus Pra Kom Utama Transisi Strength Anatomi cal Adaptati on Hypertrophy Max Strength Conversion - Power - Musc End - Power End Maintenance of Power or Maximal Strength C Compensa tion
  • 72. Tujuan utama dari tahapan ini adalah menyiapkan seluruh komponen otot-otot, ikat sendi, tendons, dan Persendian sehingga beradaptasai secara fisiologis untuk menghadapi fase latihan yang lama dan melelahkan pada fase – fase berikutnya. Lamanya latihan adaptasi anatomi adalah 4 – 10 minggu.
  • 73. Circuit Training 1. Dengan beban sendiri 2. Weight Training (free weight, weight training machine) 3. Medicine Ball Short Circuit 6 - 9 Alat Medium Circuit 9 - 12 Alat Long Circuit 12 - 15 Alat
  • 74.
  • 75.
  • 77.
  • 78. KEKUATAN MAKSIMAL (MAXIMUM STRENGTH) Metode Orthodox Menjembatani latihan untuk meningkatkan kekuatan maksimal dan latihan untuk meningkatkan kekuatan yang cepat digunakan latihan kekuatan dengan metode konservatif (Orthodox) :
  • 79. Neural Activation Method (NAM) Meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot, ciri :
  • 80. POWER TRAINING Tahap ini merupakan tahap pengubahan dari Maximum Strength ke Power atau yang mengarah ke spesifik cabang tertentu (1 – 2 Bulan)
  • 81. TCSSM(Time Control Speed Strength method) Metode latihan kekuatan untuk mendapatkan kekuatan yang cepat (Power) :
  • 82. kemampuan otot untuk Memperagakan kecepatan kontraksi yang tinggi dalam waktu yang relatif lama. Rebounding in basketball, Spiking in Volleyball, Jumping to head the ball in Soccer.
  • 83.
  • 84. Kombinasi antara kekuatan dan daya tahan yakni kemampuan otot untuk mempertahankan atau mengatasi kelelahan disebabkan pembebanan kekuatan dalam waktu yang relatif lama. Oleh karena itu kekuatan membicarakan tentang kemampuan otot maka daya tahan kekuatan sering disebut daya tahan otot ( muscular endurance ).
  • 85.
  • 86. Plyometrics atau juga dikenal dengan istilah stretch shortening cycle myotatic stretch reflex, plyometrics mengacu pada latihan dimana pembebanan otot terjadi pada kontraksi eksentris , diikuti seketika dengan kontraksi konsentris. Plio- lebih Metrik- untuk mengukur Plyometric- untuk meningkatkan di (dalam) ukuran
  • 87. LATIHAN PLYOMETRIC DIBAGI DALAM 2 KELOMPOK UTAMA BERDASARKAN TINGKAT IMPACT PADA SISTEM SYARAF PUSAT : 1. LOW IMPACT EXERCISE 2. HIGH IMPACT EXERCISE
  • 88. 1. ROPE JUMPS 2. JUMP WITH LOW AND SHORT STEPS, HOPS, AND JUMP. 3. JUMP OVER ROPE OR LOW BENCHES 25 – 30 CM ( 10 -15 INCHES ) 4. THROW 2 – 4 KG ( BALL MEDICINE ) 5. TUBING 6. THROWING LIGHT IMPLEMENTS ( BASEBALL )
  • 89. 1. STANDING LONG AND TRIPLE JUMPS 2. JUMP WITH HIGHER AND LONGER STEPS, HOPS AND JUMPS 3. JUMP OVER ROPE OR HIGH BENCHES ≥35 CM ( 15 INCHES OR HIGHER ) 4. THROW 5 – 6 KG ( BALL MEDICINE ) 5. TUBING 6. THROWING HEAVY IMPLEMENTS 7. DROP JUMP AND RFEACTIVE JUMP 8. SHOCK MUSCLE TENSION
  • 90. Adalah metode latihan power dengan menggunakan peralatan (equipment) yang beratnya lebih kecil dari kekuatan maksimal (Track and Field, Medicine Ball, Heavy Bells, Rubber Cords) dan semua gerakan dilakukan dengan cepat (Fast)
  • 91.
  • 92. Pemeliharaan Tujuan utama dari tahap ini adalah mempertahankan prestasi yang telah dicapai selama tahap sebelumnya, juga Program pada tahap ini adalah fungsi dari kekhususan kebutuhan dari cabang Olahraganya. Perbandingan pemberian antara kekuatan maksimal, daya ledak dan daya tahan otot harus mencerminkan kebutuhan kecabangan, fase ini berlangsung selama 2 – 4 bulan tergantung dari tingkatan prestasi atlitnya.
  • 93. Program latihan kekuatan berakhir 5 – 7 hari sebelum pertandingan utama Program latihan kekuatan harus berakhir jadi atlit dapat menyimpan semua cadangan tenaga/energi untuk penampilan terbaiknya. Untuk cabang olahraga yang mempunyai Karaktersitik power tetap dipertahankan latihan power Maksimal 2 kali dalam minggu terakhir sebelum kompetisi
  • 95. Periodisasi Persiapan Kompetisi Transition Umum Khusus Pra Kom Utama Transition Endurance (Daya tahan) Aerobic Endurance Dev Spec End Main. End & Sport Specific End Aerobic Endurance
  • 96. Periodisasi Daya Tahan (Endurance Perodization) General Preparation Specific Prep Pre Comp Competition Transition Aerobic Endurance Development Specific Endurance Main. End & Sport Specific End Compensation Aerobic Foundatio n Aerobic Developme nt An Aerobic Treshold Lactat Tolerance & Aerobic Max Aerobic Foundation/Ae robic Development 4 – 8 minggu 8 – 12 minggu 8 – 12 minggu 8 – 24 minggu 4 minggu
  • 97. Duration Classification Energy Supplied By 1-4 seconds Anaerobic ATP (in muscles) 4-20 seconds Anaerobic ATP + PC 20-45 seconds Anaerobic ATP + PC + Muscle glycogen 45-120 seconds Anaerobic, Lactic Muscle glycogen 120-240 seconds Aerobic + Anaerobic Muscle glycogen + lactic acid 240-600 seconds Aerobic Muscle glycogen + fatty acids
  • 98. Metode Intensitas Repetisi Interval Set/Seri Metode Latihan Interval yg Ekstensif Rendah –sedang, DN < 170 X/menit Banyak Singkat Lebih banyak Metode Latihan Interval yg Intensif Sedang-Tinggi, DN 170 X - 190 X/menit Tidak Banyak Lebih lama Maks 3 set
  • 99. Speed Endurance Special Endurance 1 Special Endurance 2 Intensity 95-100% 90-100% 90-100% Distance 80-150 metres 150-300metres 300-600 metres No of Repetitions/Set 2 to 5 1 to 5 1 to 4 No of Sets 2 to 3 1 1 Total distance/session 300-1200 metres 300 -1200 metres 300-1200 metres Example 3 x (60, 80, 100) 2x150m+2x200m 3 x 500m
  • 100. Tujuan latihan daya tahan adalah : →Menekan Denyut Nadi istirahat (Nadi Basal) serendah mungkin →Mendorong Denyut Nadi kerja maksimal setinggi mungkin →Menggeser Defleksi Aerobik − Anaerobik selambat mungkin (periode kerja aerobik lebih panjang dari sebelumnya walaupun Denyut Nadi sudah tinggi > 180X/menit)
  • 101. VO2 Max = Jumlah O2 yang diproses tubuh pada kerja maksimal. →Pada kerja maksimal sumber energi adalah aerobik dan anaerobik →Kapasitas anaerob sangat terbatas →VO2Max – Pria (> 70 ml/kg/min) -Wanita (66 – 69 ml/kg/min)
  • 102.
  • 103.  Latihan dengan denyut nadi 130 – 140 X/menit (<65% DNM)  Lamanya latihan 60 menit – 2 jam  Bentuk latihan slow continuous run  Ciri utama, volume besar intensitas rendah
  • 104.  Latihan dengan denyut nadi 150 – 160 X/menit (65 – 80%)  Lamanya latihan 30 – 60 menit  Istirahat 2 – 3 menit (130 DN)  Bentuk latihan continous run dengan intensitas meningkat, dapat juga dengan cross country (seperti continous run tapi di alam terbuka)
  • 105.
  • 106.  Latihan dengan denyut nadi 170 X/menit (80 - 100 % DNM)  Lamanya latihan 2 menit – 12 menit  Pengulangan 3 – 8 kali  Interval < 3 menit  Bentuk latihan interval training
  • 107.
  • 108.  Latihan dengan intensitas Maksimum  Lamanya latihan 30 – 90 detik  Lama durasi latihan 8 minggu  Perbandingan 1 : 1 (kerja : istirahat)  Pengulangan 3- 4 kali  2 – 3 set  Istirahat antar set 10 – 20 menit (istirahat aktif)  Bentuk latihan Interval Training – Speed Endurance
  • 109.  Latihan dengan intensitas Maksimum  Lamanya latihan 30 – 90 detik  Lama durasi latihan 8 minggu  Perbandingan 1 : 1 (kerja : istirahat)  Pengulangan 3- 4 kali  2 – 3 set  Istirahat antar set 10 – 20 menit (istirahat aktif)  Bentuk latihan Interval Training – Speed Endurance
  • 110.
  • 111. → Latihan dengan maksimal intensitas (DN Kompetisi) → Diarahkan ke bentuk kecabangan & kompetisi → Istirahat antar pengulangan1 – 2 menit → Istirahat antar set 5 – 10 menit (Aktif) jalan/joging → Bentuk latihan full speed Dan kemudian diarahkan pada kebutuhan cabang olahraga (SAQ Training) Ciri utama : Volume rendah Intensitas tinggi (sesuai dengan grafik volume dan intensitas yang tertera di periodisasi)
  • 112. →Menjaga Kebugaran dengan melakukan aktifitas ringan dan sedang →melakkan aktifitas fisik lain selain spesifik kecabangannya (cross training) →Pemulihan atau latihan pemulihan (recovery training)
  • 113. SPEED
  • 114. Persiapan Kompetisi Transit ion Umum Khusus Pra Kom Utama Transit ion Speed Anaerobic Maximum Speed and Anaerobic Endurance Maximum speed, Specific speed, Agility, Reactive agility Sport-specific preparations, Specific speed, Agility, Reactive agility
  • 115. Type of Training Target Energy System Objectives Distance (m) % of Best Recovery Time Global Specific Repetitions Sets Speed Anaerobic ATP – PC Speed 20 - 80 90 - 95 3 – 5 min 6 – 8 min Glycolytic Anaerobic Power 20 - 80 95 - 100 3 – 5 min 6 – 8 min Speed Endurance Anaerobic ATP – PC Short Speed End 50 – 80 90 – 95 1 – 2 min 5 – 7 min Power 50 – 80 95 – 100 2 – 3 min 7 – 10 min Glycolytic Short Speed End < 80 90 - 95 1 min 3 – 4 min Power < 80 95 - 100 1 min 4 min ATP – PC & Glycolytic Speed End 80 - 150 90 - 95 5 – 6 min W.H. Freeman,2001, Peak When it Count : Periodization for American Track & Field, 4th ed.
  • 116. Type of Training Target Energy System Objectives Distanc e (m) % of Best Recovery Time Global Specific Repetition s Sets Tempo Extensive Aerobic Oxidative Metabolism Aerobic Capacity > 200 < 70 < 45 s < 2 min Aerobic Power > 100 70 – 79 30 – 90 s 2 – 3 min Intensive Mix Glycolytic Oxidative Anaerobic Capacity > 80 80 - 90 30 s – 5 min 2 – 3 min Special Endurance Anaerobic ATP – PC & Glycolytic Long Speed End 150 - 300 90 - 95 10 – 12 min Glycolytic Anaerobic Power 150 - 300 95 - 100 12 – 15 min Full Glycolytic Lactate Tolerance 300 - 600 95 - 100 Full Full W.H. Freeman,2001, Peak When it Count : Periodization for American Track & Field, 4th ed.
  • 117. Latihan harus dilakukan dengan intensitas dan metode yang tepat yang membentuk laktat, I ATP ADP + Energi (1 – 2 detik) II KP + ADP ATP + Kreatin (Anaerobik Alaktasit) : 6 – 8 detik IIIa Glukosa + ADP ATP + Laktat (Anaerobik Laktasit) : 8” – 2 menit IIIb Glukosa + O2 + ADP ATP + Air + CO2 (Aerob Alaktasit) : 1 jam IV Lemak + O2 + ADP ATP + Air + CO2 (Aerob Alaktasit) tak terbatas Jumlah lemak Atlet + 10 – 15 Kg, secara teoritis cukup banyak untuk berjalan selama15000 menit (250 jam) untuk pace marathon selama 4000 menit (66,6 jam)
  • 118. Kita mengenal berbagai latihan daya tahan Anaerobik, antara lain : 1. Alaktasit (Anaerobic Alactacid Training) 2. Laktasit ( Anaerobic Lactacid Training) 3. Toleransi terhadap laktat (Anaerobic Lactacid Tolerance Training) Latihan Daya Tahan Anaerobik Alaktasit dapat diuraikan Sbb : Lamanya Latihan Klasifikasi Penyedian Energi Catatan 1 – 4 detik Anaerobik Alaktasit ATP Pembentukan asam laktat dalam jumlah yang banyak 4 – 20 detik Anaerobik Alaktasit ATP + PC 20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit ATP, PC Anaerobik Laktasit Glukogen otot
  • 119. Latihan Daya Tahan Anaerobik Laktasit diuraikan Sbb : Lamanya Latihan Klasifikasi Penyedian Energi Catatan 20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit + Anaerobik Laktasit ATP, PC Glukogen otot Pembentukan asam laktat dalam jumlah yang banyak 45 – 120 detik Glukogen otot Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan asam laktat makin berkurang 120 – 220 detik Aerob + Anaerobik Laktasit Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan asam laktat makin berkurang Latihan Daya Tahan Anaerobik untuk dapat bertoleransi terhadap laktat: Lamanya Latihan Klasifikasi Penyedian Energi Catatan 20 – 45 detik Anaerobik Alaktasit + Anaerobik Laktasit ATP, PC Glukogen otot Pembentukan asam laktat dalam jumlah yang banyak 45 – 120 detik Glukogen otot Glukogen otot Makin panjang lamanya latihan, pembentukan asam laktat makin berkurang
  • 120. Kecepatan dalam olahraga direalisasikan dalam bentuk Speed Agility Quickness
  • 121. Speed yang berarti kecepatan berlari,berenang, bersepeda,mendayung dll. Agility kemampuan mengubah arah dengan cepat (Bola Basket, Sepak Bola, bulu Tangkis, Tenis, Tae Kwon Do,Judo) Quickness (kecepatan aksi reaksi) pada moment yang mana seperti yang diperagakan atlet Tae Kwon Do waktu menghindari serangan, atlit anggar, atlit Judo, Atlit Tinju dan lain-lain.
  • 122. 1. Melatih Teknik Berlari yang benar 2. Efisiensi Dalam bergerak 3. Koordinasi gerak
  • 123. 1. Arm swing 2. Angkling 3. Butt kickers 4. Knee Up 5. Kicking 6. Clawing 7. Step by step ( all bout running Mechanic ) 8. Variasi Latihan Koordinasi Training parameter Distance 10 – 15 meter Set 2 – 4 each
  • 124. Training Parameter Extensive Tempo (Aerobic Capacity & Aerobic Power) Intensive Tempo (Anaerobic Capacity) Distance > 200 Meter > 80 Meter Intensity 70 % Max speed 80 % - 90% Max speed Rest Between Repetition 45 Second 30 s – 5 min Rest Between set 2 min 3 – 10 min Training Parameter Distance 50 – 150 Meter Intensity 90 - 100 % Max speed Rest Between Repetition 1 – 10 min Rest Between set 3 - 4 min
  • 125.
  • 126. Training Parameter Distance 20 – 80 meter Intensity 90 - 100 % Max speed Rest Between Repetition 3 – 5 min Rest Between set 6 - 8 min
  • 127. Training Parameter Distance < 80 meter Intensity 95 - 100 % Max speed Rest Between Repetition 1 min Rest Between set 4 min
  • 128. Metode khusus dan drill paling dominan dalam pengembangan kecepatan khusus dan perbaikan kemampuan yang terkait (abilities), seperti waktu bereaksi dan Kelincahan (agility). Selama tahap kompetisi intensitas latihan ditingkatkan pada metode latihan khusus
  • 129.  Latihan Kelincahan (Agility) diberikan pada Akhir Fase Persiapan Khusus dan pada Fase Kompetisi  Berikan latihan ini dengan tanpa menimbulkan kelelahan  Berikan latihan kelincahan yang tepat sehari sebelum pertandingan  Ini akan membantu kesiapan mental dan kesiapan fisik dalam mengahadapi pertandingan
  • 130. Kualitas adalah kunci dari sukses latihan kecepatan dan kelincahan : 1. Mulai dengan Pemanasan. 2. Latihan kecepatan dan kelincahan (Speed and agility drills) dapat dilakukan terpisah atau dilakukan di awal latihan setelah pemanasan 3. latihan ini akan lebih maksimal jika sebelumnya telah memiliki dasar kekuatan dan power (strength and power base). 4. Bentuk latihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan cabang olahraga Training Parameter Set 2 - 5 Repetition 10 Ratio work & rest 1 : 5 Training Session 2 X/week Competition Session 1 X/week
  • 131. Fase ini mengarahkan latihan pada kebutuhan sistem energi cabang Disesuaikan dengan kebutuhan kecepatan, kelincahan serta reaksi cabang masing masing
  • 132. Melakukan latihan kelincahan disambung dengan melakukan teknik kecabangan No Jenis Latihan Set 1 30 sec shutlle run 30 sec tendangan sabit kanan kiri 2 – 4 2 5 X Clap Push Up 30 sec Pukulan Lurus kanan kiri 2 - 4 3 30 sec Squat Trush 30 Bantingan 2 - 4 4 30 sec V Sit Up 30 sec Uper Cut 2 - 4
  • 134. FLEKSIBILITAS Kemampuan untuk melakukan gerakan persendian melalui jangkauan gerak yang luas.Jangkauan gerak alami tiap sendi pada tubuh tergantung pada pengaturan tendo – tendo, ligament, jaringan penghubung dan otot – otot. Batas jangkauan sendi disebut posisi akhir. Cedera dapat terjadi bila anggota badan atau otot dipaksa diluar batas kemampuannya. Latihan kelentukan dapat menolong mengurangi resiko cedera dengan meningkatnya jangkauan gerak sendi. Kemampuan kelentukan yang terbatas juga dapat menyebabkan penguasaan teknik yang kurang baik dan prestasi rendah juga menghalangi kecepatan dan daya tahan lari karena otot – otot harus bekerja keras untuk mengatasi tahapan menuju langkah yang panjang
  • 135. Metode Pengembangan Kelentukan Tiga kelompok latihan kelentukan; 1. Metode Aktif, terdiri dari ; a. Metode Statis b. Metode Ballistik 2. Metode Pasif 3. Metode Kombinasi atau PNF ( Proprioceptive Neuromuscular Facilitation ) (Kabat,1958)
  • 136. PEREGANGAN /KELENTUKAN AKTIF  STATIS PEREGANGAN OTOT – OTOT TERTENTU TANPA BANTUAN ORANG LAIN 6 – 12 det PEREGANGAN STATIS  BALISTIK/DINAMIS PEREGANGAN ANGGOTA TUBUH DENGAN RITMIS ATAU GERAKAN MEMUTAR, MEMANTUL – MANTULKAN ANGGOTA TUBUH
  • 137. PEREGANGAN / KELENTUKAN PASIF  STATIS PEREGANGAN OTOT – OTOT TERTENTU TANPA BANTUAN ORANG LAIN 6 – 12 det PEREGANGAN STATIS  BALISTIK/DINAMIS PEREGANGAN ANGGOTA TUBUH DENGAN RITMIS ATAU GERAKAN MEMUTAR, MEMANTUL – MANTULKAN ANGGOTA TUBUH
  • 139. PERIODISASI  APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERIODISASI ? PERIODISASI ADALAH PENGATURAN PERENCANAAN DAN TAHAPAN DARIPADA SUATU PROGRAM LATIHAN DIMANA SETIAP TAHAPAN DARIPADA PROSES LATIHAN MEMPUNYAI TUJUAN BERBEDA PERIODISASI ADALAH SEBUAH PERENCANAAN JANGKA PANJANG DARI SUATU PROGRAM LATIHAN.MERUPAKAN VARIASI DARIPADA DINAMIKA VOLUME DAN INTENSITAS LATIHAN YANG BERTUJUAN MENCEGAH TERJADINYA OVERTRAINING, MENGAKOMODIR ATLET MERAIH PENAMPILAN TERBAIK SESUAI DENGAN WAKTU YANG DIINGINKAN
  • 140. PERIODISASI Periodisasi program latihan merupakan tahapan pengaturan latihan yang bertujuan untuk pengembangan berbagai aspek latihan, yang akan mengakomodir tercapainya ketepatan prestasi puncak yang meliputi pentahapan latihan, peningkatan kualitas komponen biomotor, teknik, psikologis dan nutrisi, dimana pemberian stress latihan, pemulihan dan adaptasi berikut proses kompensasinya diatur sedemikian rupa, agar dapat berjalan seiring dan saling memberikan kontribusi positif, sehingga penampilan puncak atlet terjadi sesuai dengan kalender yang telah dirancanakan.
  • 141. TAHAPAN PERIODISASI LATIHAN 1. Preparatory 2. Transition 3. Competition  Maintenance  Peaking 4. Active rest Matveyev’s 1. Preparatory  General  Specific 2. Competition  Pra  Mayor 3. Transisi Tudor O. Bompa
  • 142. BAGAN PEMILAHAN TAHAPAN LATIHAN MENURUT TERMINOLOGI PERIODISASI TUDOR BOMPA FASE LATIHAN SUB FASE LATIHAN SIKLUS MAKRO SIKLUS MIKRO PERSIAPAN PERSIAPAN UMUM PERSIAPAN KHUSUS PRA KOMPETISI KOMPETISI UTAMA TRANSISI KOMPETISI TRANSISI PERENCANAAN LATIHAN TAHUNAN
  • 143. SIKLUS LATIHAN Week of program 6 10 14 18 22 26 30 25 20 15 10 5 Plan Actual Start Tudor O. Bompa, Ph.D., Professor Emeritus
  • 144. PERIODISASI SIKLUS LATIHAN  Macrocycle Periode waktu yang panjang, 1 tahun  Mesocycle Periode waktu yang sedang, beberapa minggu – beberapa bulan  Microcycle Periode waktu yang singkat, 1 atau beberapa minggu Matveyev’s 1. Macrocycle 2 – 6 Mikro 2. Microcycle Periode waktu yang singkat, 1 minggu ( 7 Days ) 3. Training Unit 1 day training 4. Training Season Latihan pagi - sore Tudor O. Bompa
  • 145. PERIODISASI SIKLUS LATIHAN  Macrocycle Periode waktu yang panjang, 1 tahun  Mesocycle Periode waktu yang sedang, beberapa minggu – beberapa bulan  Microcycle Periode waktu yang singkat, 1 atau beberapa minggu Matveyev’s 1. Macrocycle 2 – 6 Mikro 2. Microcycle Periode waktu yang singkat, 1 minggu ( 7 Days ) 3. Training Unit 1 day training 4. Training Season Latihan pagi - sore Tudor O. Bompa
  • 146. STRUKTUR PERIODISASI  MACRO ………….2 – 6 MINGGU  MICRO ………….. 1 MINGGU  TRAINING UNIT…1 HARI  SESSION ……….. PAGI/ SORE

Editor's Notes

  1. NOTE: To change the image on this slide, select the picture and delete it. Then click the Pictures icon in the placeholder to insert your own image.