Dokumen tersebut membahas teori-teori belajar dan motivasi anak, yaitu teori behavioristik, sosial kognitif, dan konstruktivisme. Dokumen juga menjelaskan model-model pembelajaran berdasarkan prinsip konstruktivisme seperti pembelajaran kooperatif, inquiry based learning, problem based learning, dan contextual teaching and learning. Selain itu, dokumen tersebut memberikan contoh-contoh kasus siswa dan rencana untuk meningkatkan motivasi mereka den
Teori Belajar dan Motivasi belajar anak_Klp 6 (3) (1).pdf
1. TEORI BELAJAR DAN MOTIVASI
BELAJAR ANAK
Kelompok 6 :
Martina Dwi Wardani (223128915186)
Nurul Annisa Husain (223128915605)
Rachmita Mustika Putri (223128915172)
Wiranti Mulyandari (223128915177)
2. Penerapan Teori Behavioristik, Teori Sosial Kognitif, Dan Teori
Konstruktivisme di dalam Kelas
Teori Behaviorisme :
● Memberikan latihan-latihan agar terbentuk pembiasaan dan
perilaku peserta didik didalam kelas.
● Selalu memberikan latihan-latihan agar membentuk perilaku
ataupun kebiasaan dalam proses belajar siswa.
3. Penerapan Teori Behavioristik, Teori Sosial Kognitif, Dan Teori
Konstruktivisme di dalam Kelas
Teori Sosial Kognitif :
● Seorang guru perlu fokus pada proses berpikir peserta didik dan memberikan strategi
yang tepat berdasarkan fungsi kognitif mereka.
● Melibatkan peserta didikdalam berbagai kegiatan, seperti memberikan waktu bagi
mereka untuk bertanya.
● Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta peserta didikuntuk
menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan memberikan kegiatan tanya jawab
untuk siswa.
● Membantu peserta didikmenemukan solusi baru untuk suatu masalah dan
mengembangkan cara berfikir tinggi tinggi kritis
4. Penerapan Teori Behavioristik, Teori Sosial Kognitif, Dan Teori
Konstruktivisme di dalam Kelas
Teori Konstruktivisme :
● Peserta didik terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan peserta
didikannya.
● Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama dan materi-materi interaktif
● Mendorong peserta didikuntuk berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking).
● Peserta didikterlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya
diskusi.
● Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu
kepada peserta didikuntuk merespons.
5. Model-model pembelajaran berdasarkan prinsip konstruktivisme:
● Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Menurut Warsono & Hariyanto (2014, hlm. 161) pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah kelompok kecil peserta
didik, bekerja sama dan belajar bersama dengan saling membantu secara
interaktif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
6. Model-model pembelajaran berdasarkan prinsip konstruktivisme:
● Inquiry Based Learning
Menurut Priansa & Donni (2017, hlm. 258) Inquiry learning adalah model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan dan
menarik simpulan dari prinsip-prinsip umum berdasarkan pengalaman dan
kegiatan praktis.
7. Model-model pembelajaran berdasarkan prinsip konstruktivisme:
● PBL (Problem Based Learning)
Stepien,dkk,1993 (dalam Ngalimun, 2013: 89) menyatakan bahwa PBL
adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan
suatu masalah melalui tahaptahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
8. Model-model pembelajaran berdasarkan prinsip konstruktivisme:
● CTL (Contextual Teaching and Learning)
Menurut Riyanto (2014: 159), Contextual Teaching and Learning (CTL)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antar
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
9. 3a. Tania, umur 7 tahun, berkemampuan rendah dan keinginan yang rendah untuk
sukses.
Rencana untuk meningkatkan motivasi siswa yang ada di kelas dengan
gambaran sebagai berikut:
• Tahap praoperasional.
• Melakukan wawancara dan motivasi belajar dengan menggunakan teori behaviorisme.
• Mengajak Tania untuk mendisplinkan diri dalam belajar untuk dapat meningkatkan
kemampuan berubah menjadi lebih baik,
• Kebutuhan permasalahan Tania untuk meningkatkan kemampuan yg lebih baik
menggunakan metode behaviorisme, kemudian untuk permasalahan tidak memiliki
keinginan untuk sukses bisa memotivasi menggunakan motivasi perspektif humanistik.
• Motivasi dari sudut pandang prespektif humanistik disini memotivasi dan mengajak
Tania untuk memunculkan jati dirinya.
10. 3b. Samuel, 10 tahun, yang bekerja keras untuk menjaga harga dirinya pada tingkat
tinggi, tetapi memiliki rasa takut akan gagal yang kuat.
Rencana untuk meningkatkan motivasi siswa yang ada di kelas dengan
gambaran sebagai berikut:
• Termasuk tahap operasional konkret
• Sudah cukup dewasa untuk menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya
bisa menerapkan logika pada objek fisik.
• Guru memberikan logika bahwa untuk mencapai keberhasilan, kita harus
menghadapi kegagalan
• Menggunakan perspektif humanistik
11. 3c. Sandra, 13 tahun, yang tenang di kelas dan meremehkan keterampilan mereka.
Rencana untuk meningkatkan motivasi siswa yang ada di kelas dengan
gambaran sebagai berikut:
• Memberikan motivasi dari sudut pandang prepektif sosial
• Memotivasi dilakukan didalam proses pembelajaran dengan dengan adanya
variasi belajar yang melibatkan kerja antar tim
• Memberikan motivasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitif, ditahap Formal
Operations/operasional formal yang sudah memiliki kecapakan kognitif pada
puncak perkembangannya (Husamah, 2016)
12. 3d. Robert, 16 tahun, yang menunjukkan sedikit minat di sekolah dan saat ini tinggal
bersama dengan bibinya (Anda sudah tidak dapat menghubungi orangtuanya).
Rencana untuk meningkatkan motivasi siswa yang ada di kelas dengan
gambaran sebagai berikut:
• Termasuk tahap operasional formal
• Remaja berpikir dengan cara lebih abstrak, logis, dan lebih idealistik.
• Guru hendaknya bertemu tatap muka dengan Robert untuk mengungkapkan keluh
kesahnya tentang minatnya dalam bersekolah dengan sejujur-jujurnya.
• Menggunakan perspektif humanistik dan sosial