Dokumen tersebut memuat visi dan misi pembangunan Provinsi Jawa Barat untuk periode 2005-2025 yang mencakup tujuh bidang unggulan untuk mewujudkan Jawa Barat sebagai provinsi termaju di Indonesia serta sepuluh Common Goals (CG) untuk mewujudkan visi tersebut."
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Saat ini dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tidak terdapat penjabaran eksplisit mengenai paradigma apa yang digunakan sebagai kerangka acuan teoretis dalam melakukan pembangunan daerah. Jika terdapat penjabaran yang jelas mengenai paradigma apa yang digunakan, maka keberhasilan pembangunan dapat di evaluasi berdasarkan pada paradigma tersebut.
Penelitian ini menciptakan instrumen yang berfungsi untuk mendeteksi paradigma apa yang digunakan sebagai kerangka teoretis dalam melakukan pembangunan daerah. Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Barat.
Lokasi Pembangunan Kawasan Agropolitan Panggungharjo ini berada diatas tanah Kas Desa Panggungharjo yang berada diwilayah pedukuhan Sawit dan Kweni dengan luas sekitar 10 Ha. Kawasan Agropolitan Panggungharjo merupakan Kawasan Terpadu yang meliputi : Wisata, Bisnis, Budidaya, Tempat Pendidikan-Pelatihan-Penelitian (teknik dan manajemen). Posisi Geografis Desa Panggungharjo yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta yang merupakan ‘pintu gerbang utama’ memasuki Kabupaten Bantul, merupakan kawasan strategis untuk pengembangan kegiatan ekonomi-bisnis berbasis perdesaan.
Posisi Desa Panggungharjo sebagai Juara Lomba Desa Nasional 2014, yang merupakan salah satu tujuan utama kegiatan study banding dan tempat pembelajaran dari Desa-Desa diseluruh indonesia. Dari sisi sumberdaya manusia di Desa Panggungharjo mencapai Indeks Pendidikan 69,55 ditahun 2013, berada jauh diatas indeks pendidikan nasional yang pada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,90. Hal ini merupakan bukti kekuatan dan kemampuan warga Panggungharjo dalam mengelola dan mengembangkan aset Kawasan Agropolitan ini.
Saat ini dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tidak terdapat penjabaran eksplisit mengenai paradigma apa yang digunakan sebagai kerangka acuan teoretis dalam melakukan pembangunan daerah. Jika terdapat penjabaran yang jelas mengenai paradigma apa yang digunakan, maka keberhasilan pembangunan dapat di evaluasi berdasarkan pada paradigma tersebut.
Penelitian ini menciptakan instrumen yang berfungsi untuk mendeteksi paradigma apa yang digunakan sebagai kerangka teoretis dalam melakukan pembangunan daerah. Wilayah studi dalam penelitian ini adalah Provinsi Jawa Barat.
The following slides are the preliminary version of my talk on the importance of open data for governmental data. The slides were presented in front of the Board of Planning and Development of West Java Province. I'll develop the slides with more narrative approach.
Instrumen Monev Rakerkesnas 2016 untuk KabupatenMuh Saleh
Instrumen Monitoring dan Evaluasi Resolusi Rakerkesnas untuk Provinsi.
Semoga dengan Instrumen ini semakin meningkatkan kualitas Pembangunan Kesehatan di Indonesia
SEMESTER 5. PPT buat Presentasi Final Studio Perencanaan bareng sama kelas A di ruang teater. Layout by Teh Sally. Pas presentasi, poster dan x-banner dipasang di depan. PWK FT UNDIP Semarang 2015 angkatan 2013.
Studio 1 belajar ttg memahami profil wilayah, dari situ bisa ditarik garis besar permasalahan utama di swatu wilayah. Nah di studio 2 ini, diselesaikan masalahnya. Jadi wilstudnya ya sama. Cari data juga, cuma data yg buat perencanaan ini lebih dalam, kalo yg di studio 1 kan kaya secara umum aja gituw. Jadi yg studio 2 ini nentuin dulu mau direncanain kaya gimana, aspek dan objek apa aja yang kena perencanaan, terus nyari data mendalam ttg aspek dan objek itu.
Jadi alurnya bukan survey-->dapat masalah-->tujuan--> rencana, karena itu udah di studio 1; tetapi yang ini tujuan-->rencana-->survey-->perencanaan.
Studio Perencanaan kebagi jadi perencanaan wilayah (regional) sama perencanaan focused area (perkotaan). Kalau kurikulum dulu, studio perencanaannya dipisah jadi 2 itu, kalo sekarang dirapel.
Disini aku ganti wilstud, di studio 1 aku di kelompok Weleri Raya (Welerich), di studio 2 aku di kelompok Kendal Raya (Bondokenceng) haha sempet baper
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
1. VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025
DENGAN IMAN DAN TAKWA,
PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA
TUJUH BIDANG UNGGULAN SEBAGAI PENCIRI
Jawa Barat TERMAJU DI INDONESIA TAHUN 2025
1. PENYELENGGARAAN Pemerintahan YANG Bermutu
(Beyond the expectation), Akuntabel Dan BERBASIS ILMU
PENGETAHUAN.
2. Masyarakat Yang Cerdas, Produktif dan Berdaya Saing
TINGGI.
3. PENGELOLAAN Pertanian dan Kelautan.
4. Energi Baru dan TERBAHARUKAN SERTA
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR.
5. Industri Manufaktur, INDUSTRI JASA dan INDUSTRI
KREATIF.
6. Infrastruktur Yang Handal dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup YANG BERIMBANG Untuk
Pembangunan Yang Berkelanjutan.
7. Pengembangan Budaya Lokal dan Menjadi Destinasi
Wisata DUNIA.
VISI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2005 – 2025
DAN
VISI PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2013 - 2018
MISI
MISI PERTAMA :
Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya
saing
MISI KEDUA :
Membangun Perekonomian yang Kokoh dan
Berkeadilan
MISI KETIGA :
Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme
Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik
MISI KEEMPAT :
Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan
Pembangunan Infrastruktur Strategis yang
Berkelanjutan
MISI KE LIMA :
Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya,
Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan
Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal
VISI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2013-2018
JAWA BARAT MAJU DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA
DARI KELIMA MISI INI , PEMBANGUNAN DI JAWA
BARAT HARUS BERBASIS IPTEK
3
3. 1. Jabar bebas putus jenjang sekolah
2. Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan sasaran usia 15 tahun
ke atas
3. Pendidikan berkebutuhan khusus
4. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi
5. Peningkatan fasilitas pendidikan dan kompetensi tenaga pendidik
CG 1 Meningkatkan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan
1. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, puskesmas PONED dan pemenuhan
sumber daya kesehatan
2. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak
3. Peningkatan Layanan Rumah sakit Rujukan dan Rumah sakit Jiwa
4. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta peningkatan perilaku hidup
bersih dan sehat
CG 2 Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Layanan
Kesehatan
CG 3 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah, Energi dan
Air Baku
1. Penangnan kemacetan lalu lintas di Metropolitan Bodebek-Karpur dan Bandung Raya
2. Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, Cianjur-Sukabumi-Bogor, Jakarta-Cirebon,
Bandung-tasikmalaya serta Jabar selatan
3. Infrastruktur jalan dan perhubungan
4. Infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis;
5. Kawasan industri terpadu, infrastruktur permukiman dan perumahan;
6. Jabar mandiri energy perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan domestik; dan
7. Pemenuhan kecukupan air baku dan pengembangan infrastruktur air bersih perkotaan dan
perdesaan di Jawa Barat
1. Peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
UMKM
2. Perkuatan peran BUMD dalam pembangunan dan mewujudkan Jawa Barat sebagai tujuan investasi
3. Pengembangan skema pembiayaan alternative
4. Pengembangan industri manufaktur
5. Pengembangan industri keratif dan wirausahawan muda kreatif
CG 5 Meningkatkan Ekonomi Non Pertanian
CG 4 Meningkatkan Ekonomi Pertanian
1. Jabar sebagai sentra produksi benih/bibit nasional
2. Pengembangan agribisnis, forest business, marine business, dan agroindustri
3. Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton GKG dan
swasembada protein hewani
4. Jawa Barat bebas rawan pangan
5. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi) disentra produksi
pangan
1. Konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung 45%
2. Pengendalian pencemaran limbah industri, limbah domestik dan pengelolaan
sampah regional
3. Penanganan bencana longsor dan banjir
CG 6 Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan
kebencanaan
CG 7 Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan
wisata serta kepemudaan
1. Modernisasi Pemerintahan dan profesionalisme aparatur
2. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi public
3. Penataan system hukum dan penegakan hukum
4. Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multipihak
5. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas
pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan
6. Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan
CG 10 Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola
pemerintahan dengan penerapan IPTEK
1. Pengembangan fasilitas olahraga dan kepemudaan
2. Pelestarian seni budaya tradisonal dan benda cagar budaya di Jawa
Barat
3. Gelar karya dan kreativitas seni budaya di Jawa Barat
4. Pengembangan Destinasi wisata
CG 8 Meningkatkan ketahanan keluarga dan
kependudukan
1. Peningkatan ketahanan keluarga dan program keluarga berencana
2. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan ekonomi keluarga
3. Peningkatan pengelolaan kependudukan
1. Pengurangan Kemiskinan
2. Peningkatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial
dan perlindungan sosial terhadap PMKS;
3. Peningkatan ketentraman dan keamanan masyarakat
CG 9 Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah
kesejahteraan Sosial dan Keamanan
KegiatanPrioritasTematikSektoralJawaBarat
4. 1. Pengembangan industri manufaktur;
2. Pengembangan industri keramik dan gerabah;
3. Pengembangan industri perberasan dan
makanan, olahan berbasis bahan baku lokal,
perkebunan, budidaya ikan air tawar dan air
payau,serta ternak sapi perah, sapi potong,
kambing/domba, ayam ras serta unggas lokal;
4. Pengembangan wisata sejarah dan wisata
pilgrimage (ziarah);
5. Pengembangan metropolitan BODEBEK
KARPUR.
1. Pengembangan industri mangga gedong gincu dan
industrialisasi perikanan;
2. Pengembangan sistem perdagangan komoditi beras
dan palawija;
3. Pengembangan industri batik dan rotan, serta industri
makanan olahan berbahan baku lokal;
4. Pelestarian keraton, wisata sejarah, wisata ziarah
(pilgrimage) dan mengembangkan ekowisata;
5. Pengembangan Metropolitan Cirebon Raya serta
Kawasan BIJB dan Aerocity Kertajati.
1. Pengembangan Kawasan Pendidikan Tinggi dan
Riset Terpadu di Jatinangor;
2. Pengembangan klaster unggas, perikanan budidaya
air tawar dan tangkap, serta ternak sapi perah, sapi
potong, domba Garut, kambing dan jejaringnya serta
pengembangan sentra produksi pakan ternak;
3. Pengembangan produksi tanaman industri (kopi, teh,
kakao, karet, atsiri) dan hortikultura (sayuran, buah-
buahan, tanaman hias) yang berorientasi ekspor;
4. Pengembangan jasa perdagangan, industri kreatif
dan pariwisata;
5. Pengembangan Metropolitan Bandung Raya, pusat
pertumbuhan baru (growth center) Pangandaran dan
Rancabuaya.
1. Pengembangan sentra ternak sapi potong, sapi
perah, ayam ras dan unggas lokal;
2. Pengembangan agribisnis ikan air tawar, dan ikan
hias untuk pasar regional dan global;
3. Pengembangan pusat pemuliaan padi varietas
pandan wangi dan varietas unggul lainnya;
4. Pengembangan agrowisata koridor Bogor-Puncak-
Cianjur; ekowisata pemandangan alam dan bahari
koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan
mengelola cagar biosfer Cibodas.
5. Pengembangan pusat pertumbuhan baru (growth
center) Pelabuhan Ratu dan Metropolitan
BODEBEK KARPUR.
KEGIATAN PRIORITAS
(2013 – 2018)
TEMATIK KEWILAYAHAN JAWA BARAT6
5. KODE PRIORITAS TEMATIK SEKTORAL TEMA PENELITIAN
CG 1 1. Peningkatan pelayanan pendidikan non
formal plus kewirausahaan dengan
sasaran usia 15 tahun keatas
2. Pendidikan berkebutuhan khusus
1. Mengembangkan pendidikan non
formal dengan tidak berbatas waktu
dan tempat
2. Mengembangkan sarana pendidikan
untuk yang berkebutuhan khusus
3. Mengembangkan kurikulum
pendidikan untuk yang berkubutuhan
khusus.
CG 2 • Pemberantasan penyakit menular dan
penyakit tidak menular serta peningkatan
perilaku hidup bersih dan sehat
1. Pendekatan sosial untuk penurunan
kematian ibu melahirkan dan
kematian bayi
2. Pendekatan teknologi untuk
Penurunan kematian ibu melahirkan
dan kematian bayi
3. Peningkatan Kualitas Hidup Balita
(Golden Age)
4. Metoda pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular
8.PRIORITASTEMATIKSEKTORAL(COMMONGOALS/CG)
6. KODE PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
CG 3 1. Kawasan industri terpadu, infrastruktur
permukiman dan perumahan
2. Jabar mandiri energy perdesaan untuk
listrik dan bahan bakar kebutuhan domestik
3. Pemenuhan kecukupan air baku dan
pengembangan infrastruktur air bersih
perkotaan dan perdesaan di Jawa Barat
1. Model kawasan industri (IKM) terpadu
yang ramah lingkungan
2. Model mandiri energy pedesaan berbasis
produk dan limbah pertanian
3. Peta kebutuhan air baku untuk rumah
tangga dan/atau pertanian di Jabar Selatan
dan Pesisir Utara
CG 4 1. Jabar sebagai sentra produksi benih / bibit
nasional
2. Pengembangan agribisnis, forest business,
marine business dan agroindustri
3. Perlindungan lahan pertanian
berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton GKG
dan swasembada protein hewani
1. Teknologi produksi benih/bibit (tomat,
cabe, kentang, kedelai, dan ayam buras)
2. Uji adaptasi benih pada berbagai
agroekosistem
3. Kelembagaan penyebaran benih dan
pemasaran
4. Harmonisasi kebijakan tentang
perlindungan lahan usaha tani
5. Teknologi pengelolaan lahan untuk
pertanian berkelanjuta.
6. Sistem informasi data komoditi pertanian
PRIORITASTEMATIKSEKTORAL(COMMONGOALS/CG)
LANJUTAN….
7. KODE PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
CG 5 Pengembangan industri manufaktur Industri manufaktur untuk
pengembangan alat-alat pertanian
CG 6 1. Pengendalian dan pencemaran
limbah industri, limbah domestik
dan pengelolaan sampah regional
2. Penanganan bencana longsor dan
banjir
1. Kelembagaan pengelolaan sampah
tingkat RW
2. Mengendalikan perilaku nyampah
pada masyarakat
3. Pra Bencana, Early warning system
untuk longsor
4. Alat pendeteksi korban longsor
5. Pengembangan alat survival portable
untuk penyediaan air dan energy
6. Komposter skala rumah tangga
7. Pengembangan Bioremediasi limbah
industri batik dan atau kulit
8. Model Mitigasi bencana
(prabencana) dan Model Tanggap
darurat bencana (pasca bencana)
berdasarkan sumber sumber daya
yang ada di desa rawan bencana
PRIORITASTEMATIKSEKTORAL(COMMONGOALS/CG)
LANJUTAN….
8. KODE PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
CG 7 Pelestarian seni budaya tradisional dan
benda cagar budaya di Jawa Barat
• Kajian kearifan local spirit sunda
untuk pembangunan masyarakat Jawa
Barat
CG 8 Peningkatan pemberdayaan ekonomi
keluarga
1. Model agribisnis untuk
meningkatkan pendapatan petani
(pedesaan)
2. Model industri kreatif pemanfaatan
sampah (perkotaan)
CG 9 Peningkatan rehabilitasi sosial,
pemberdayaan sosial, jaminan sosial
dan perlindungan sosial terhadap
PMKS
1. Kajian kebijakan pemerintah
terhadap jaminan sosial masyarakat
2. Model Pengurangan Kemiskinan
CG 10 Peningkatan kualitas kominikasi
organisasi dan komunikasi public
Model Pengembangan/peningkatan
komunikasi yang efektif
PRIORITASTEMATIKSEKTORAL(COMMONGOALS/CG)
LANJUTAN….
9. WILAYAH PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
BKPP I
(Kota Depok,
Kota Bogor,
Kota Sukabumi,
Kab. Sukabumi,
Kab. Cianjur)
1. Pengembangan
sentra ternak sapi
potong, sapi perah,
ayam ras lokal
2. Pengembangan
pusat pemuliaan
padi varietas pandan
wangi dan varietas
unggul lainnya
1. Penciptaan varietas padi tahan
genangan (lebih dari 2 minggu)
2. Model pengembangan sentra produk
pakan ternak sapi
BKPP II
(Kab. Purwakarta,
Kab. Karawang,
Kab. Subang,
Kab. Bekasi,
Kota Bekasi)
1. Pengembangan
industri manufaktur
2. Pengembangan
industri keramik dan
gerabah
3. Pengembangan
budidaya ikan air
tawar
1. Teknologi permesinan pendukung
sektor pertanian dan perikanan
2. Penguatan daya saing industri kreatif
keramik dan gerabah
3. Kelembagaan pemasaran untuk
penguatan klaster ikan nila (Kab.
Purwakarta) dan ikan patin (Kab.
Subang)
9.PRIORITASTEMATIKKEWILAYAHAN
10. WILAYAH PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
BKPP III
(Kota Cirebon,
Kab. Cirebon,
Kab. Indramyu, Kab.
Majalengka, Kab.
Kuningan)
1. Pengembangan industri
mangga gedong gincu
dan industrialisasi
perikanan
2. Pengembangan sistem
perdagangan komoditi
barang dan palawija
3. Pengembangan industri
batik dan rotan, serta
industri makanan
olahan berbahan baku
lokal
1. Estimasi Populasi dan jenis lalat buah
(mangga) di lokasi Majalengka, Cirebon,
Indramayu, Sumedang)
2. Lembaga pemasaran beras, kedelai,
palawija untuk perluasan posisi tawar
petani
3. Penguatan industri kreatif batik, rotan, dan
industri makanan olahan berbahan baku
lokal
4. Penetapan spesifikasi gedong gincu tiap
wilayah
5. Pengembangan mesin grading warna
ukuran dan alat panen mangga
6. Modul pasar terstruktur mangga gedong
gincu
7. Pengaruh atraktan alami terhadap
penurunan serangan lalat buah
8. Optimasi pemupukan organik / anorganik
(pemupukan berimbang) untuk
menurunkan bercak putih daging buah
pada mangga gedong gincu
PRIORITASTEMATIKKEWILAYAHAN
Lanjutan…..
11. WILAYAH PRIORITAS SEKTORAL TEMA PENELITIAN
BKPP IV
(Kota Bandung,
Kota Banjar,
Kota Cimahi,
Kota Tasikmalaya,
Kab. Bandung,
Kab. Bandung Barat,
Kab. Garut,
Kab. Tasikmalaya,
Kab. Pangandaran)
1. Pengembangan klaster
unggas, perikanan
budidaya air tawar
dan tangkap, sapi
perah, sapi potong,
domba garut, kambing
dan jejaringnya serta
pengembangan sentra
produk pakan ternak
2. Pengembangan
produksi tanaman
industri (kopi, teh,
kakao, karet, atsiri)
dan hortikultura yang
berorientasi ekspor
3. Pengembangan jasa
perdagangan, industri
kreatif dan pariwisata
1. Model pengembangan sentra produk
pakan ternak unggas
2. Kajian peran gapoktan mendorong
ekspor
3. Penguatan kualitas tea powder teh
rakyat untuk kuliner dan biofarmaka
4. Diversifikasi aneka jajanan dan oleh-
oleh khas Jawa Barat yang mengandung
teh
5. Model pemberdayaan masyarakat lokal
dalam industri pariwisata
6. Pengemabangan sistem aerophonik
untuk industri benih holtikultara
PRIORITASTEMATIKKEWILAYAHAN
Lanjutan…..