Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya padi mulai dari persyaratan tumbuh, pembibitan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, dan analisis ekonomi. Produksi rata-rata padi di Indonesia adalah 4-5 ton per hektar, dan dokumen ini memberikan petunjuk lengkap untuk meningkatkan hasil panen melalui penerapan praktik budidaya yang tepat.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya cabai merah mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman, panen hingga pasca panen. Termasuk di dalamnya adalah cara penanganan hama dan penyakit yang sering dihadapi.
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya mentimun mulai dari persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, sampai panen. Beberapa poin pentingnya adalah persyaratan iklim dan media tanam untuk mentimun, cara pembibitan dan penanaman, jadwal pemupukan, hama dan penyakit serta cara menanggulanginya, serta petunjuk panen mentimun.
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merahsujononasa
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya cabai merah, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pasca panen. Termasuk di dalamnya adalah cara mengatasi hama dan penyakit seperti ulat grayak, kutu daun, penyakit layu dan antraknosa.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya tembakau mulai dari persyaratan tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga pasca panen. Syarat utama adalah curah hujan 2000 mm/tahun dan suhu 21-32 derajat C, sedangkan tahapan-tahapannya meliputi pembibitan selama 35-55 hari, penanaman dengan jarak 60-120 cm, pemupukan sebanyak 3 k
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya cabai mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pascapanen. Terdapat berbagai masalah seperti hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai beserta cara penanggulangannya seperti penyemprotan pestisida nabati.
Teknis budidaya kedelai memberikan informasi tentang syarat tumbuh, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen kedelai. Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asalkan drainase dan aerasinya baik, dengan suhu 20-30°C dan curah hujan 100-400 mm/bulan. Tahapan budidaya meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan berkala, pengendalian h
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknis budidaya tanaman terong mulai dari persyaratan tumbuh, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, perawatan, panen, hingga pengendalian hama dan penyakit. Teknik budidaya yang disarankan adalah pemilihan varietas unggul, pengaturan waktu tanam, dan pengendalian secara alami dan kimiawi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya cabai merah mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan tanaman, panen hingga pasca panen. Termasuk di dalamnya adalah cara penanganan hama dan penyakit yang sering dihadapi.
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya mentimun mulai dari persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, sampai panen. Beberapa poin pentingnya adalah persyaratan iklim dan media tanam untuk mentimun, cara pembibitan dan penanaman, jadwal pemupukan, hama dan penyakit serta cara menanggulanginya, serta petunjuk panen mentimun.
Teknis budidaya cabe merah budidaya cabai merahsujononasa
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya cabai merah, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pasca panen. Termasuk di dalamnya adalah cara mengatasi hama dan penyakit seperti ulat grayak, kutu daun, penyakit layu dan antraknosa.
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang budidaya tembakau mulai dari persyaratan tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen, hingga pasca panen. Syarat utama adalah curah hujan 2000 mm/tahun dan suhu 21-32 derajat C, sedangkan tahapan-tahapannya meliputi pembibitan selama 35-55 hari, penanaman dengan jarak 60-120 cm, pemupukan sebanyak 3 k
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya cabai mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, perawatan, panen hingga pascapanen. Terdapat berbagai masalah seperti hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman cabai beserta cara penanggulangannya seperti penyemprotan pestisida nabati.
Teknis budidaya kedelai memberikan informasi tentang syarat tumbuh, pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta panen kedelai. Kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asalkan drainase dan aerasinya baik, dengan suhu 20-30°C dan curah hujan 100-400 mm/bulan. Tahapan budidaya meliputi persiapan lahan, penanaman, pemupukan berkala, pengendalian h
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknis budidaya tanaman terong mulai dari persyaratan tumbuh, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, perawatan, panen, hingga pengendalian hama dan penyakit. Teknik budidaya yang disarankan adalah pemilihan varietas unggul, pengaturan waktu tanam, dan pengendalian secara alami dan kimiawi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, persiapan lahan dan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit yang sering menyerang beserta cara pengendaliannya, hingga tanda-tanda panen. Aspek-aspek kunci yang dibahas antara lain varietas benih yang baik, persiapan pupuk dan media tanam, teknik penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit blas pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan dapat menurunkan hasil panen hingga 70%. Jamur ini menginfeksi berbagai bagian tanaman dan tumbuh baik pada suhu 28 derajat celcius. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah varietas tanaman, jarak tanam, dan kondisi lingkungan. Upaya pencegahan dan pengendalian melip
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknis budidaya tanaman panili, mulai dari persyaratan pertumbuhan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Budidaya panili memerlukan iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, dan tanah gembur berpasir dengan pH 5,7-7. Teknik pembibitan meliputi seleksi dan persiapan bibit generatif dan vegetatif serta penyemaian. Pemeliharaan mel
Dokumen tersebut membahas lima jenis hama dan penyakit utama padi sawah, yaitu tikus, keong mas, penggerek batang, tungro, dan hawar bakteri. Untuk setiap hama dan penyakit dijelaskan ciri-cirinya, dampaknya terhadap tanaman padi, serta cara pengendaliannya secara biologis, kultural, dan kimiawi.
Blas (pyricularia oryzae) merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman padi sehingga menyebabkan kerusakan dan menimbulkan kerugian yang parah. penyakit blas dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida nabati.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman karet, di antaranya penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus, penyakit kering alur sadap yang merupakan gangguan fisiologis, dan penyakit gugur daun Corynospora dan Colletotrichum yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides.
Dokumen tersebut memberikan pedoman lengkap tentang budidaya jagung, mulai dari syarat pertumbuhan, persyaratan benih dan lahan, teknik budidaya seperti pemupukan dan pengelolaan tanaman, hingga tahap panen dan pasca panen. Budidaya jagung memerlukan curah hujan 85-200 mm/bulan dan suhu 23-30°C, serta dilakukan pada ketinggian 1000-1800 m dpl. Teknik budidaya mencakup persiapan benih dan lahan
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangIda Haerani
Dokumen tersebut membahas tentang hama, penyakit, dan cara pemeliharaan tanaman kacang panjang. Hama yang dijelaskan antara lain lalat kacang, kutu daun, ulat grayak, penggerek biji, dan ulat bunga. Penyakitnya adalah antraknose, penyakit mosaic, penyakit sapu, dan penyakit layu bakteri. Cara pemeliharaan mencakup penggunaan polybag, ajir, serta pembuatan bedengan dan
Dokumen tersebut membahas hama-hama utama pada tanaman padi yaitu siput murbai, penggerek batang, wereng batang coklat, walang sangit, dan tikus. Hama-hama tersebut dapat merusak tanaman padi mulai dari fase persemaian hingga panen dengan cara menggigit batang, memakan daun, atau menghisap bulir padi. Upaya pengendaliannya meliputi sanitasi, pola tanam, penggunaan musuh alami,
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman kopi, di antaranya penyakit karat daun kopi, penyakit bercak daun Cercospora, penyakit jamur upas, penyakit jamur akar cokelat, dan penyakit kanker belah. Penyakit-penyakit tersebut dijelaskan gejalanya beserta penyebab, siklus hidup patogen, dan cara pengendaliannya.
Teknik budidaya melon meliputi penentuan pola tanam monokultur, pembuatan lubang tanam, cara penanaman bibit, pemeliharaan tanaman seperti penjarangan, penyiangan, dan pemupukan berkala, serta pengendalian hama dan penyakit seperti layu bakteri dan busuk pangkal batang. Panen dilakukan setelah 3 bulan tanam dengan memotong tangkai buah, dan diperkirakan produksi per hektar mencapai 10-15 ton.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis budidaya kentang mulai dari persyaratan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hama penyakit dan panen. Kentang dapat dibudidayakan pada ketinggian 1.000-3.000 m dpl dengan curah hujan 1500 mm/tahun menggunakan umbi bibit berat 30-50 gram dan varietas unggul. Teknik budidaya mencakup pemupukan, penanaman jarak 80x40 cm, pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah dan iklim, persiapan lahan dan media tanam, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hama dan penyakit yang sering menyerang beserta cara pengendaliannya, hingga tanda-tanda panen. Aspek-aspek kunci yang dibahas antara lain varietas benih yang baik, persiapan pupuk dan media tanam, teknik penanaman dan pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit blas pada tanaman padi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan dapat menurunkan hasil panen hingga 70%. Jamur ini menginfeksi berbagai bagian tanaman dan tumbuh baik pada suhu 28 derajat celcius. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyakit ini adalah varietas tanaman, jarak tanam, dan kondisi lingkungan. Upaya pencegahan dan pengendalian melip
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknis budidaya tanaman panili, mulai dari persyaratan pertumbuhan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Budidaya panili memerlukan iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, dan tanah gembur berpasir dengan pH 5,7-7. Teknik pembibitan meliputi seleksi dan persiapan bibit generatif dan vegetatif serta penyemaian. Pemeliharaan mel
Dokumen tersebut membahas lima jenis hama dan penyakit utama padi sawah, yaitu tikus, keong mas, penggerek batang, tungro, dan hawar bakteri. Untuk setiap hama dan penyakit dijelaskan ciri-cirinya, dampaknya terhadap tanaman padi, serta cara pengendaliannya secara biologis, kultural, dan kimiawi.
Blas (pyricularia oryzae) merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman padi sehingga menyebabkan kerusakan dan menimbulkan kerugian yang parah. penyakit blas dapat dikendalikan dengan menggunakan pestisida nabati.
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman karet, di antaranya penyakit jamur akar putih yang disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus, penyakit kering alur sadap yang merupakan gangguan fisiologis, dan penyakit gugur daun Corynospora dan Colletotrichum yang disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola dan Colletotrichum gloeosporioides.
Dokumen tersebut memberikan pedoman lengkap tentang budidaya jagung, mulai dari syarat pertumbuhan, persyaratan benih dan lahan, teknik budidaya seperti pemupukan dan pengelolaan tanaman, hingga tahap panen dan pasca panen. Budidaya jagung memerlukan curah hujan 85-200 mm/bulan dan suhu 23-30°C, serta dilakukan pada ketinggian 1000-1800 m dpl. Teknik budidaya mencakup persiapan benih dan lahan
Hama dan Penyakit Tanaman Kacang PanjangIda Haerani
Dokumen tersebut membahas tentang hama, penyakit, dan cara pemeliharaan tanaman kacang panjang. Hama yang dijelaskan antara lain lalat kacang, kutu daun, ulat grayak, penggerek biji, dan ulat bunga. Penyakitnya adalah antraknose, penyakit mosaic, penyakit sapu, dan penyakit layu bakteri. Cara pemeliharaan mencakup penggunaan polybag, ajir, serta pembuatan bedengan dan
Dokumen tersebut membahas hama-hama utama pada tanaman padi yaitu siput murbai, penggerek batang, wereng batang coklat, walang sangit, dan tikus. Hama-hama tersebut dapat merusak tanaman padi mulai dari fase persemaian hingga panen dengan cara menggigit batang, memakan daun, atau menghisap bulir padi. Upaya pengendaliannya meliputi sanitasi, pola tanam, penggunaan musuh alami,
Dokumen tersebut membahas beberapa penyakit penting pada tanaman kopi, di antaranya penyakit karat daun kopi, penyakit bercak daun Cercospora, penyakit jamur upas, penyakit jamur akar cokelat, dan penyakit kanker belah. Penyakit-penyakit tersebut dijelaskan gejalanya beserta penyebab, siklus hidup patogen, dan cara pengendaliannya.
Teknik budidaya melon meliputi penentuan pola tanam monokultur, pembuatan lubang tanam, cara penanaman bibit, pemeliharaan tanaman seperti penjarangan, penyiangan, dan pemupukan berkala, serta pengendalian hama dan penyakit seperti layu bakteri dan busuk pangkal batang. Panen dilakukan setelah 3 bulan tanam dengan memotong tangkai buah, dan diperkirakan produksi per hektar mencapai 10-15 ton.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis budidaya kentang mulai dari persyaratan tanah, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hama penyakit dan panen. Kentang dapat dibudidayakan pada ketinggian 1.000-3.000 m dpl dengan curah hujan 1500 mm/tahun menggunakan umbi bibit berat 30-50 gram dan varietas unggul. Teknik budidaya mencakup pemupukan, penanaman jarak 80x40 cm, pemeliharaan
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman kacang tanah, mulai dari persyaratan tanah, teknik budidaya seperti pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pasca panen. Kacang tanah dapat tumbuh di berbagai jenis tanah tetapi yang paling cocok adalah tanah bertekstur ringan dan sedang. Teknik budidayanya meliputi pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyak
it's only for student from college who studies management of agribussiness !
i hope it will be usefull \(^u^)/
follow me http://twitter.com/aindapryl
add me https://www.facebook.com/andari.latief
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya mangga mulai dari agroekologi, varietas yang dianjurkan, persiapan lahan dan penanaman, pemupukan, pangkasan, pengendalian hama dan penyakit, hingga panen dan pasca panen. Metode budidaya yang disarankan adalah penerapan teknologi yang sesuai dengan karakteristik tanaman mangga untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan gejala, morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan tentang morfologi, siklus hidup, gejala, dan cara pengendaliannya.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis budidaya lada mulai dari persyaratan tanah dan iklim, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen. Beberapa poin pentingnya adalah tanaman lada membutuhkan curah hujan tinggi dan suhu 20-34 derajat, pemupukan harus sesuai umur tanaman, serta panen pertama diumur 3 tahun ketika buah sudah berwarna kuning atau merah.
Dokumen tersebut memberikan pedoman teknis budidaya kelapa sawit mulai dari persyaratan tanah dan iklim, pembibitan, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, panen, hingga pengendalian hama dan penyakit. Beberapa poin pentingnya adalah syarat tanah yang subur dan berdrainase baik, pola tanam 9x9x9 meter, pemupukan berkala menggunakan pupuk NPK dan borax, serta penyerbukan buatan untuk meningkatkan hasil
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya tanaman jagung manis, mulai dari klasifikasi, syarat tumbuh, cara penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. Tanaman jagung merupakan tanaman pokok kedua setelah padi di Indonesia dan memiliki peranan penting dalam industri agribisnis.
Prospek budidaya tanaman terong makin baik untuk dikelola secara intensif dan komersial dalam skala agribisnis, namun hasil rata-ratanya masih rendah. Hal ini disebabkan bentuk kultur budidaya yang masih sampingan, belum memadainya informasi teknik budidaya di tingkat petani
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya semangka mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hama penyakit dan panen. Syarat utama adalah iklim dan tanah yang sesuai serta pemupukan berimbang menggunakan pupuk organik dan anorganik ditambah hormon tumbuh alami. Teknik budidaya mencakup pembuatan media semai, penanaman bibit, pemeliharaan tanaman termasuk penyemprotan hormon dan
Teknis budidaya pepaya membutuhkan syarat pertumbuhan tertentu seperti suhu dan kelembaban udara. Bibit dipersiapkan dari biji yang disemai dalam polybag. Tanaman ditanam pada lubang yang telah diberi pupuk, dan dipelihara dengan penyiangan, pemupukan, dan pengairan. Hama dan penyakit yang menyerang diatasi dengan pestisida organik. Pepaya siap panen pada umur 9-12 bulan.
Dokumen tersebut memberikan panduan budidaya kubis mulai dari persiapan lahan, fase persemaian, tanam, pra pembentukan krop, pembentukan krop, panen dan pasca panen. Langkah-langkah pentingnya adalah persiapan pupuk dan media tanam, pengendalian hama secara mekanik dan sanitasi, serta panen pada umur 81-105 hari ketika krop sudah padat dan tepi daun luar melengkung ke luar.
Dokumen ini memberikan panduan teknis budidaya tanaman kopi mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen hingga pengolahan hasil. Termasuk didalamnya adalah cara-cara pencegahan dan pengendalian hama penyakit serta pemupukan. Dokumen ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman kopi.
Teknis budidaya cengkeh memberikan informasi tentang syarat pertumbuhan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen dan penanganan pasca panen cengkeh. Tanaman cengkeh tumbuh optimal pada 300-600m dpl dengan suhu 22-30°C dan curah hujan 1500-4500mm/tahun. Bibit cengkeh dibibitkan dalam polybag selama 1-2 tahun sebelum dipindahkan ke lapangan dengan jarak tanam 8x8m. Panen dimulai pada umur 4,
Dokumen tersebut memberikan panduan teknis budidaya tomat mulai dari persiapan lahan, pembibitan, tanam, perawatan, panen hingga pasca panen. Beberapa poin pentingnya adalah: lahan harus subur dengan pH 5-6 dan curah hujan 750-1250 mm/tahun, pemupukan menggunakan pupuk NPK dan kandang, penanaman jarak 60x80 cm, perawatan meliputi penyemprotan pupuk cair dan hormon, panen dilakukan pada umur
Dokumen ini memberikan panduan teknis tentang budidaya tanaman jarak, mulai dari persyaratan tumbuh, persiapan lahan, pembibitan, pemeliharaan, panen hingga pemanfaatan hasil. Tanaman jarak dapat tumbuh dengan baik di Indonesia dan memberikan manfaat ekonomis dari minyak dan sabun yang dihasilkan dari bijinya. PT. Natural Nusantara memberikan bantuan teknis agar budidaya jarak dapat berproduksi sesuai harapan dengan memper
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
1. TEKNIS BUDIDAYA PADI
Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA
berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi
padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ).
SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur 19-270C, memerlukan
penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan
pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH
tanah 4 - 7.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal
benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan
dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan
masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam
menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih
berkecambah serentak.
C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari
dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.
D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang
bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang
diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian
disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi
tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta
2. TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk Olah Tanah (kg) 14 hari ( kg ) 30 hari ( kg ) 45 hari ( kg ) 60 hari ( kg )
Urea 36,5 9 9 9 9
ZA 3,5 1 1 1 1
SP-36 6,5 1,5 1,5 1,5 1,5
KCl 20 5 5 5 5
Dolomit 13 3 3 3 3
SPR NASA 2 botol ( siram) 2 botol ( siram) - - -
Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton / 1000 M2 Gabah Kering Panen
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah
(kg)
10–14 hari ( kg ) 25–28 hari ( kg ) 42–45 hari ( kg )
Urea 12 6 6 6
SP-36 10 50 - -
KCl - - 7 8
SPR NASA 1 botol (siram) 5 5 5
POC
NASA
-
4-5 ttp/tgk
(semprot)
4-5 ttp/tgk
(semprot)
4-5 ttp/tgk
(semprot)
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah
(kg)
10–14 hari ( kg ) 25–28 hari ( kg ) 25–28 hari ( kg )
Urea 10 4,5 4 4
SP-36 11,5 - - -
KCL - - 5 6,5
POC NASA
20-40 ttp
(siram)
4-8 ttp/tgk
(semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk
(semprot)
HORMONIK - -
1 ttp/tgk campur
NASA
Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/1000 M2 Gabah Kering Panen
Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA
1. Pemberian SUPER NASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian
disiramkan ( hanya disiramkan)
2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPER NASA atau POC NASA, sedang pupuk makro
lainnya disebar secara merata.
3. G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang
gas beracun dan menyerap oksigen.
H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok
dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan
dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting
bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk
menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
• Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang
daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan
bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR
atau Pestona
• Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit
terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
4. • Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi
berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng
padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala:
tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman
yang tidak mengering menjadi kerdil.Pengendalian: (1) bertanam padi serempak,
menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb,
membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang
lebah; (2) penyemprotan BVR
• Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti
berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir
padi berbintik-bintik hitam. Pengendalian:(1) bertanam serempak, peningkatankebersihan,
mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2)
penyemprotan BVR atau
PESTONA
• Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah
padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau
PESTONA
• Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza
innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu
(Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu,
kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering.
Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian
biji) disebut "beluk".Pengendalian:(1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan
lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati,
membakar jerami;(2) menggunakan BVR atau PESTONA
• Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada
petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian:
pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular
dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
5. • Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir
dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
• Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah.
Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah
busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA,
pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
• Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung
tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai
membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1)
membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-
48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
(2) pemberian GLIO di awal tanam
• Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman
yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat
pembentukan anakan
• Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi
kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam,
mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
•Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik
tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-
hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti
IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2)
pengendalian diawal dengan GLIO
• Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua
bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang
pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha
pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan
BVR atau PESTONA.
• Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala:
menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning
hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54,
IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
6. K. PANEN DAN PASCA PANEN
• Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk
• Alat yang digunakan ketam atau sabit
• Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
• Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
• Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
• Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
• Beras siap dikonsumsi
ANALISIS EKONOMIS PER 1000 M2
A. Produksi 1 Ton
Benih 3 kg x Rp. 3.000 = Rp. 9.000,-
Pupuk Makro ( Urea, TSP, ZA, KCl, Dolomit) Rp. 125.800,-
SUPER NASA 3 botol x Rp. 73.000,- = Rp. 219.000,-
PESTISIDA ALAMI ( Pestona + BVR ) Rp. 95.000,-
Tenaga Olah Tanah 4 HOK x Rp. 15.000,- = Rp. 60.000,-
Tanam 6 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 30.000,-
Gulma (Matun) 5 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 25.000,-
Panen 10 HOK x Rp. 7.500,- = Rp. 75.000,-
Lain-lain Rp. 50.000,-
TOTAL BIAYA = Rp. 688.800,-
HASIL PRODUKSI 1.000 kg x Rp. 1.200 =Rp. 1.200.000,-
KEUNTUNGAN = Rp. 1.200.000 - Rp. 688.800 =Rp. 511.200,-
B. Produksi 0,8 Ton
Benih 3 kg x Rp. 3.000 = Rp. 9.000,-
Pupuk Makro ( Urea, TSP, KCl) Rp. 88.500,-
SUPER NASA 1 botol Rp. 73.000,-
POC NASA 2 botol Rp. 41.000,-
PESTISIDA ALAMI (PESTONA + BVR) Rp. 95.000,-
Tenaga Olah Tanah 4 HOK x Rp. 15.000,- = Rp. 60.000,-
Tanam 6 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 30.000,-
Gulma (Matun) 5 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 25.000,-
Panen 10 HOK x Rp. 7.500,- = Rp. 75.000,-
Lain-lain Rp. 50.000,-
TOTAL BIAYA = Rp. 546.500,-
HASIL PRODUKSI 800 kg x Rp. 1.200 = Rp. 960.000,-
KEUNTUNGAN = Rp. 9620.000 - Rp. 546.500 = Rp. 413.500,-
C. Produksi 0,6 Ton
Benih 3 kg x Rp. 3.000 = Rp. 9.000,-
Pupuk Makro ( Urea, TSP, KCl) Rp. 67.250,-
POC NASA 2 botol Rp. 41.000,-
HORMONIK 1 botol Rp. 19.500,-
PESTISIDA ALAMI (PESTONA + BVR) Rp. 78.700,-
Tenaga Olah Tanah 4 HOK x Rp. 15.000,- = Rp. 60.000,-
Tanam 6 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 30.000,-
Gulma (Matun) 5 HOK x Rp. 5.000,- = Rp. 25.000,-
Panen 10 HOK x Rp. 7.500,- = Rp. 75.000,-
Lain-lain Rp. 50.000,-
7. TOTAL BIAYA = Rp. 455.450,-
HASIL PRODUKSI 600 kg x Rp. 1.200 = Rp. 720.000,-
KEUNTUNGAN = Rp.720.000 - Rp. 455.450 = Rp. 264.550,-
Catatan :
Keuntungan bervariasi tergantung : harga pupuk makro dan tenaga kerja setempat, serangan
hama penyakit, teknis budidaya, dan harga jual gabah setempat.