Teknik pengambilan sample meliputi penyampelan secara acak dan tidak acak. Pengambilan sample secara acak mencakup penyampelan acak sederhana, berstrata, dan proporsional. Pengambilan sample secara tidak acak meliputi penyampelan dengan pertimbangan tertentu, sistematis, kebetulan, dan jatah. Kekeliruan dalam pengambilan sample dapat terjadi karena kekeliruan sample maupun nonsample.
5. A. PENYAMPELAN
SECARA ACAK
1. PENYAMPELAN ACAK
SEDERHANA
2. PENYAMPELAN
BERSTRATA
3. PENYAMPELAN
PROPORSIONAL
4. PENYAMPELAN
KELOMPOK
B. PENYAMPELAN
SECARA TIDAK ACAK
1. PENYAMPELAN
DENGAN
PERTIMBANGAN
TERTENTU
2. PENYAMPELAN
SISTEMATIS
3. PENYAMPELAN
KEBETULAN
4. PENYAMPELAN JATAH
6. A. 1. PENYAMPELAN ACAK SEDERHANA
Adalah cara memperoleh sample dengan cara
memberi peluang yang sama kepada stiap
anggota populasi untuk bisa terpilih menjadi
anggota sample.
Sample yang diperoleh dengan cara ini
disebut sample acak sederhana (simple
random sample) atau sample acak (random
sample)
Cara yang digunakan untuk pengacakan
antara lain :
Undian Tabel bilangan acak
8. CARA TABEL BILANGAN ACAK
Cara
Untuk penggunaan tabel bilangan acak
dapat dilakukan dengan memperhatikan
sebagian kecil bilangan acak yang termuat
dalam tabel.
9. 2. PENYAMPELAN BERSTRATA
BACK
Biasa digunakan jika populasi terdiri dari
beberapa golongan atau kelompok yang
mempunyai susunan bertingkat atau lapisan
atau strata (tidak homogen).
Contoh : tingkatan kelas (sekolah), tingkatan
penghasilan (masyarakat)
Keuntungan : meningkatkan
keterwakilan dan
memungkinkan peneliti
mempelajari perbedaan yang
mungkin ada antara variasi sub-
kelompok populasi.
10. Penyampelan proporsional adalah
pengambilan sample dengan memperhatikan
perimbangan unsur atau kategori dalam
populasi.
Untuk dapat memenuhi prinsip proporsional,
peneliti harus mengetahui macam dan
banyaknya kelompok atau kategori dalam
populasi.
CONTOH
3. PENYAMPELAN PROPORSIONAL
11. Misalnya ada 245 pegwai dalam sebuah kantor yang terdiri
dari 100 orang golongan I, 75 orang golongan II, 50 orang
golongan III, dan 20 orang golongan IV. Jika kita mengambil
sebuah sample proporsional berukuran 15, maka kita harus
mengambil :
1. (100/245) x 15 = 6,12 atau 6 orang dari golongan satu
2. (75/245) x 15 = 4,59 atau 5 orang dari golongan II
3. (50/245) x 15 = 3,06 atau 3 orang dari golongan III
4. (20/245) x 15 = 1,20 atau satu orang dari golongan IV
Karena keempat golongan tersebut juga merupakan strata
maka sample yang diperoleh dapat disebut sample
proporsional berstrata. Jika pengambilan pada setiap
golongan dilakukan dengan cara acak, sampel yang
diperoleh disebut sampel acak proporsional berstarata.
CONTOH
12. 4. PENYAMPELAN KELOMPOK
Dalam beberapa keadaan, populasi terdiri dari
kelompok, seperti penduduk Jakarta dapat
dikelompokkan menurut jenis kelamin, jenis
pekerjaan, dsb; atau dikelompokkan
berdasarkan wilayah. Jadi, penyampelan
kelompok tidak memilih individu, melainkan
kelompok. Dengan demikian kesimpulan dari
peneliti tidak berlaku untuk
individu melainkan berlaku untuk kelompok.
BACK
13. Pemilihan sekelompok subjek berdasarkan
ciri/sifat yang erat kaitannya dengan ciri/sifat
populasi yang ingin diteliti
CONTOH
B. 1. PENYAMPELAN DENGAN
PERTIMBANGAN TERTENTU (PURPOSIVE
SAMPLING)
14. Seorang peneliti memilih
penduduk yang bermukim
pada tiga kecematan yang
masing – masing
kecematan diketahui
sangat berhasil, berhasil,
dan kurang berhasil
tanaman cengkehnnya.
CONTOH
15. 2. PENYAMPELAN SISTEMATIS
(SISTEMATIC SAMPLING)
Teknik ini merupakan modifikasi
penyampelan acak, dilakukan bardasarkan
daftar anggota populasi yang sudah tersedia (
daftar nama buku telepon dsb ) ini dilakukan
karena pengambilan acak secara murni
membutuhkan banyak waktu untuk populasi
yang cukup besar.
CONTOH
16. Mengambil 100 kepala RT
dari populasi 2000 kepala
RT.
Proses
a. tentukan panjang interval pengambilan
b. tentukan anggota sampel untuk masing-
masing interval.
17. 3. PENYAMPELAN KEBETULAN
(INCIDENTAL SAMPLING)
Memilih anggota sampel yang kebetulan
dijumpai di tempat-tempat tertentu. Anggota
populasi yang kebetulan tidak dijumpai maka
tidak diperhatikan dan tidak diperhitungkan
dalam pemilihan subjek ke dalam sampel
CONTOH
18. Sampel dipilih dari orang-
orang yang lewat di depan
pasar dan ditanya
pendapatnya tentang rencana
perluasan jalan di kota
tertentu. Jadi siapa saja yang
lewat pada saat itu di depan
pasar akan menjadi anggota
sampel. Warga kota lainnya
tidak ikut di perhitungkan
dalam pengambilan sampel.
19. 4. PENYAMPELAN JATAH
(QUOTA SAMPLING)
Banyaknya subyek yang akan diselidiki
ditentukan terlebih dahulu jika jatah itu
sudah ditetapkan maka penelitian segera
dilaksanakan
CONTOH
20. Seorang Bidan ingin mengetahui apakah
masyarakat setuju akan adanya program
KB. Sebelum mengumpulkan data
ditentukan bahwa dia akan
mewawancarai sebanyak 100 orang yang
datang ke Klinik “X”. Kepada setiap
pasien yang datang ke klinik ditanyakan
apakah orang itu setuju atau tidak dengan
program tersebut. Orang yang ditanya
mungkin hanya menjawab setuju atau
tidak setuju. Bidan tersebut akan berhenti
setelah dia menanyai sebanyak 100 orang
dan akan menulis hasil temuannya
22. Kekeliruan timbul di sebabkan oleh kenyataan
bahwa penelitian dilakukan terhadap sampel
dan tidak secara lengkap di lakukan terhadap
populasi. Hasil penelitian yang di lakukan
terhadap sampel akan berbeda hasilnya jika
prosedur yang sama dilakukan terhadap
populasi.
A. KEKELIRUAN SAMPEL
23. CONTOH KEKELIRUAN SAMPEL
Ada 50 siswa dalam suatu kelas . sebuah
sampel berukuran 20 diambil secara acak dan
dihitung rata-rata nilai matematika, yaitu 7,25.
Tetapi setelah di hitung nilai rata-rata dari
seluruh siswa diperoleh 7,37. Selisih kedua hasil
ini, yaitu 0,12 merupakan kekeliruan sampel.
BACK
24. B. KEKELIRUAN NONSAMPEL
Kekeliruan bisa terjadi baik berdasarkan
sampel atau berdasarkan sensus. Kekeliruan
nonsampel merupakan kekeliruan sistematis
yang sulit atau tidak dapat saling
meniadakan.
PENYEBAB
25. PENYEBAB TERJADINYA KEKELIRUAN
NONSAMPEL
Populasi tidak terdefinisikan sebagaimana
mestinya.
Angket atau instrumen pengumpulan data
tidak dirumuskan dengan tepat.
Istilah yang digunakan tidak terdefinisi
dengan baik.
Responden tidak memberikan jawaban
yang akurat, atau tidak memberikan
jawaban.
Pencatatan, tabulasi, dan perhitungan data
yang tidak benar.
BACK