SlideShare a Scribd company logo
1 
Mimpi Indah Seorang Peminat Ilmu Ushul Fikih: 
“Ketika Ilmu Ushul Fikih Bisa Bermetamorfosis Menjadi Ilmu Sosial Keagamaan” 
Ilmu Ushul Fikih, kata sahabat saya – Prof.Drs. Akh. Minhadjie Mukti, M.A., Ph.D. – yang kini terpilih menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga, bukan sekadar sebagai Metodologi Penggalian Hukum saja. Ilmu Ushul Fikih – pada saat yang sama -- juga berfungsi untuk dijadikan sebagai pisau analisis terhadap gejala sosial dan kemudian meluruskan penyakit sosial tersebut agar sesuai dengan jalur syariat. Ushul Fikih juga sebagai kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial sehingga dapat ditimbang persesuaian tingkah laku masyarakat tersebut dengan al-Quran dan as- Sunnah. 
Meski peran Ilmu Ushul Fikih sangat vital, sayangnya banyak orang – termasuk pada peminatnya -- yang belum menyadari. Di Pesantren, Ilmu Ushul Fikih hanya dikaji secara ‘tradisional’ saja, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulunya. Mereka hanya mengulangi dan mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh para gurunya. Seorang ustadz di madrasah atau kyai di pesantren, biasanya hanya sekadar memegang kitab Ushul Fikh, dan menerangkan begitu saja apa yang tertulis dalam kitab tersebut. Banyak dari para ustadz itu yang dengan kedalaman ilmunya hanya sekadar menyampaikan apa yang tertulis dalam kitab, namun tidak dapat mendalami dan menyelami lebih jauh,apalagi mentransfer pengetahuannya yang dalam kepada para murid atayu santrinya, tentang makna yang terkandung di dalamnya, melalui pembacaan yang produktif (al-Qirâah al- Muntijah), karena mereka seolah-olah sudah merasa puas dengan pembacaan repetitif (al-Qirâah al-Mutakarrirah)-nya. 
Meski Ushul Fikih berkait dengan teks dan konteks, para ustadz dan kyai itu tidak pernah memberikan bekal kepada para siswa atau santri mengenai sistem pembacaan teks dan konteks perspektif Ilmu Ushul Fikih. Akibatnya para siswa atau santri, sebagai anak didik, juga mewarisi sikap para ustadz tadi. Ia hanya ‘tahu’ Ushul Fikih ‘ala kadarnya’ saja, yaitu metodologi penggalian hukum fikih saja, tidak lebih dari itu. 
Sayangnya lagi, Ilmu Ushul Fikih kadang hanya dijadikan sebatas mata pelajaran. Para santri tidak dilatih beristinbâth (melakukan reasoning, penalaran kritis) dengan Ilmu Ushul Fikih. Ketika ada masalah, hanya dicukupkan dengan mengkaji persoalan tersebut dengan cara membuka kitab-kitab kuning. Jika sudah ditemukan, maka berhentilah untuk berpikir. Jika belum ditemukan, maka akan dicari padanan yang dianggap sesuai lalu dilakukan qiyas yang sederhana. Jadi qiyasnya bukan merujuk kepada nash asli (al-Quran dan as-sunnah), namun qiyas kepada furû’ atau yang disebut dengan istikhrâj. Jadi mereka hanya terlatih untuk melakukan qiyas furû’ alal furû’.
2 
Semestinya dalam tahap belajar ini, si santri diajari untuk beristinbâth sesuai dengan Kaedah Ushul Fikih. Bukan berartiia langsung beristinbâth, namun ini bagian dari proses pembelajaran istinbâth. Santri dilatih untuk menganalisis peristiwa-peristiwa sosial. Kemudian masalah sosial tadi ditimbang dengan sumber asal, yaitu al-Quran dan as-Sunnah. Santri dilatih untuk melihat persoalan umat saat ini, kemudian beristinbâth sesuai dengan kaedah ushul. Jika demikian, maka ketajaman santri terhadap persoalan sosial akan semakin baik. Kelak tatkala ia sudah mendalami benar Ilmu Ushul Fikih, dengan mudah ia dapat mendeteksi realitas sosial tadi. 
Santri juga akan peka sosial. Insting Ushulnya akan bermain dengan sendirinya. Insting Ushul ini akan menjadi pendorong dan penggerak dirinya untuk berbuat dan beramal demi mewujudkan peradaban Islam yang ideal. Insting Ushulnya akan dipakai untuk membentuk masyarakat utama sesuai yang dicita-citakan oleh umat Islam, yaitu baldatunt hayyibatun wa rabbun ghafûr. 
Kenapa hal itu belum terjadi hingga kini? Nampaknya persoalannya ada di “kualitas SDM” umat Islam. Banyak ustadz, namun sekadar sebagai penyampai materi. Mereka sesungguhnya belum mendalami Ilmu Ushul Fikih secara benar. Oleh karena itu, di sini dan sekarang, yang dibutuhkan adalah upaya sistematik “Kaderisasi Ulama Ushul Fikih”. Sehingga Ilmu Ushul Fikih bisa ikut bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya – harus bisa lebih populer dan dikenal luas di kalangan cendekiawan muslim, bukan sekadar sebagai ilmu pesantren saja. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya -- harus bisa bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan yang lebih handal, bersanding dengan Ilmu-ilmu Sosial yang lain. 
Insyâallâh. 
(Dikutip dan diselaraskan darihttp://almuflihun.com/tatkala-ilmuushul- fikih-bermetamorfosis-menjadi-ilmu-sosial-keagamaan/)

More Related Content

Similar to Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan

Membaca ulil
Membaca ulilMembaca ulil
Membaca ulil
Idul Choliq
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbar
Idul Choliq
 
Tantangan Aswaja.pptx
Tantangan Aswaja.pptxTantangan Aswaja.pptx
Tantangan Aswaja.pptx
AqshonBudhairi
 
Tantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdfTantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdf
AqshonBudhairi
 
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
InternationalJournal Ihya' 'Ulum al-Din
 
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa IslamFilsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
VerawatyHatiku
 
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
Kementerian Agama Kota Pontianak Kalbar / SMPN 3 Kota Pontianak Kalbar
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
RoisMansur
 
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alResume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
Muhammad Saad
 
Bai
BaiBai
Bai
BaiBai
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
TaufikRahman392594
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqMuhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqMuhsin Hariyanto
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Muhsin Hariyanto
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
keiraalifia
 
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_MuhammadiyahFiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Edi Awaludin
 
Resensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalamResensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalam
Hafidzotul Millah
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiDarman II
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
MuhammadIlhamCahyadi
 

Similar to Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan (20)

Membaca ulil
Membaca ulilMembaca ulil
Membaca ulil
 
Perjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbarPerjalanan menuju mimbar
Perjalanan menuju mimbar
 
Tantangan Aswaja.pptx
Tantangan Aswaja.pptxTantangan Aswaja.pptx
Tantangan Aswaja.pptx
 
Tantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdfTantangan Aswaja.pdf
Tantangan Aswaja.pdf
 
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
Hegemoni dan Counter Hegemony Otoritas Tradisional: Studi Pemikiran Gender Ul...
 
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa IslamFilsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
Filsafat Islam-1.pdf himpunan mahasiswa Islam
 
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
Tokoh tokohfiqhindonesia-130318075357-phpapp01
 
islam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitianislam sebagai objek kajian dan penelitian
islam sebagai objek kajian dan penelitian
 
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alResume klasifikasi ilmu menurut imam al
Resume klasifikasi ilmu menurut imam al
 
Bai
BaiBai
Bai
 
Bai
BaiBai
Bai
 
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
5822-Article Text-16968-3-10-20200531.pdf
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāqApakah saya sedang mengalami isyfāq
Apakah saya sedang mengalami isyfāq
 
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU MuhammadiyahFiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
 
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_MuhammadiyahFiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
Fiqhul Ikhtilaf_NU_Muhammadiyah
 
Resensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalamResensi buku ilmu kalam
Resensi buku ilmu kalam
 
M. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hiM. romli, s.ag, s.hi
M. romli, s.ag, s.hi
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 

More from Muhsin Hariyanto

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
Muhsin Hariyanto
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahMuhsin Hariyanto
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Muhsin Hariyanto
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Muhsin Hariyanto
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
Muhsin Hariyanto
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMuhsin Hariyanto
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Muhsin Hariyanto
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabulMuhsin Hariyanto
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
Muhsin Hariyanto
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamMuhsin Hariyanto
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
Muhsin Hariyanto
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Muhsin Hariyanto
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
Muhsin Hariyanto
 

More from Muhsin Hariyanto (20)

Khutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 hKhutbah idul fitri 1436 h
Khutbah idul fitri 1436 h
 
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyahPembahasan ringkas di seputar fidyah
Pembahasan ringkas di seputar fidyah
 
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01Jangan pernah enggan memahami al quran-01
Jangan pernah enggan memahami al quran-01
 
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakanIstighfar, kunci rizki yang terlupakan
Istighfar, kunci rizki yang terlupakan
 
Etika dalam berdoa
Etika dalam berdoaEtika dalam berdoa
Etika dalam berdoa
 
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari rayaMemahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
Memahami ikhtilaf mengenai takbir shalat hari raya
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Manajemen syahwat
Manajemen syahwatManajemen syahwat
Manajemen syahwat
 
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
Teks khutbah idul fitri, 1 syawwal 1436 h 01
 
10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul10 hal penyebab doa tak terkabul
10 hal penyebab doa tak terkabul
 
Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)Khitan bagi wanita (01)
Khitan bagi wanita (01)
 
Strategi dakwah
Strategi dakwahStrategi dakwah
Strategi dakwah
 
Sukses karena kerja keras
Sukses karena kerja kerasSukses karena kerja keras
Sukses karena kerja keras
 
Opini dul
Opini   dulOpini   dul
Opini dul
 
Inspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayamInspirasi dari kandang ayam
Inspirasi dari kandang ayam
 
Tentang diri saya
Tentang diri sayaTentang diri saya
Tentang diri saya
 
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifBerbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positif
 
Ketika kita gagal
Ketika kita gagalKetika kita gagal
Ketika kita gagal
 
Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!Jadilah diri sendiri!
Jadilah diri sendiri!
 
Gatotkaca winisuda
Gatotkaca winisudaGatotkaca winisuda
Gatotkaca winisuda
 

Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan

  • 1. 1 Mimpi Indah Seorang Peminat Ilmu Ushul Fikih: “Ketika Ilmu Ushul Fikih Bisa Bermetamorfosis Menjadi Ilmu Sosial Keagamaan” Ilmu Ushul Fikih, kata sahabat saya – Prof.Drs. Akh. Minhadjie Mukti, M.A., Ph.D. – yang kini terpilih menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga, bukan sekadar sebagai Metodologi Penggalian Hukum saja. Ilmu Ushul Fikih – pada saat yang sama -- juga berfungsi untuk dijadikan sebagai pisau analisis terhadap gejala sosial dan kemudian meluruskan penyakit sosial tersebut agar sesuai dengan jalur syariat. Ushul Fikih juga sebagai kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial sehingga dapat ditimbang persesuaian tingkah laku masyarakat tersebut dengan al-Quran dan as- Sunnah. Meski peran Ilmu Ushul Fikih sangat vital, sayangnya banyak orang – termasuk pada peminatnya -- yang belum menyadari. Di Pesantren, Ilmu Ushul Fikih hanya dikaji secara ‘tradisional’ saja, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulunya. Mereka hanya mengulangi dan mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh para gurunya. Seorang ustadz di madrasah atau kyai di pesantren, biasanya hanya sekadar memegang kitab Ushul Fikh, dan menerangkan begitu saja apa yang tertulis dalam kitab tersebut. Banyak dari para ustadz itu yang dengan kedalaman ilmunya hanya sekadar menyampaikan apa yang tertulis dalam kitab, namun tidak dapat mendalami dan menyelami lebih jauh,apalagi mentransfer pengetahuannya yang dalam kepada para murid atayu santrinya, tentang makna yang terkandung di dalamnya, melalui pembacaan yang produktif (al-Qirâah al- Muntijah), karena mereka seolah-olah sudah merasa puas dengan pembacaan repetitif (al-Qirâah al-Mutakarrirah)-nya. Meski Ushul Fikih berkait dengan teks dan konteks, para ustadz dan kyai itu tidak pernah memberikan bekal kepada para siswa atau santri mengenai sistem pembacaan teks dan konteks perspektif Ilmu Ushul Fikih. Akibatnya para siswa atau santri, sebagai anak didik, juga mewarisi sikap para ustadz tadi. Ia hanya ‘tahu’ Ushul Fikih ‘ala kadarnya’ saja, yaitu metodologi penggalian hukum fikih saja, tidak lebih dari itu. Sayangnya lagi, Ilmu Ushul Fikih kadang hanya dijadikan sebatas mata pelajaran. Para santri tidak dilatih beristinbâth (melakukan reasoning, penalaran kritis) dengan Ilmu Ushul Fikih. Ketika ada masalah, hanya dicukupkan dengan mengkaji persoalan tersebut dengan cara membuka kitab-kitab kuning. Jika sudah ditemukan, maka berhentilah untuk berpikir. Jika belum ditemukan, maka akan dicari padanan yang dianggap sesuai lalu dilakukan qiyas yang sederhana. Jadi qiyasnya bukan merujuk kepada nash asli (al-Quran dan as-sunnah), namun qiyas kepada furû’ atau yang disebut dengan istikhrâj. Jadi mereka hanya terlatih untuk melakukan qiyas furû’ alal furû’.
  • 2. 2 Semestinya dalam tahap belajar ini, si santri diajari untuk beristinbâth sesuai dengan Kaedah Ushul Fikih. Bukan berartiia langsung beristinbâth, namun ini bagian dari proses pembelajaran istinbâth. Santri dilatih untuk menganalisis peristiwa-peristiwa sosial. Kemudian masalah sosial tadi ditimbang dengan sumber asal, yaitu al-Quran dan as-Sunnah. Santri dilatih untuk melihat persoalan umat saat ini, kemudian beristinbâth sesuai dengan kaedah ushul. Jika demikian, maka ketajaman santri terhadap persoalan sosial akan semakin baik. Kelak tatkala ia sudah mendalami benar Ilmu Ushul Fikih, dengan mudah ia dapat mendeteksi realitas sosial tadi. Santri juga akan peka sosial. Insting Ushulnya akan bermain dengan sendirinya. Insting Ushul ini akan menjadi pendorong dan penggerak dirinya untuk berbuat dan beramal demi mewujudkan peradaban Islam yang ideal. Insting Ushulnya akan dipakai untuk membentuk masyarakat utama sesuai yang dicita-citakan oleh umat Islam, yaitu baldatunt hayyibatun wa rabbun ghafûr. Kenapa hal itu belum terjadi hingga kini? Nampaknya persoalannya ada di “kualitas SDM” umat Islam. Banyak ustadz, namun sekadar sebagai penyampai materi. Mereka sesungguhnya belum mendalami Ilmu Ushul Fikih secara benar. Oleh karena itu, di sini dan sekarang, yang dibutuhkan adalah upaya sistematik “Kaderisasi Ulama Ushul Fikih”. Sehingga Ilmu Ushul Fikih bisa ikut bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya – harus bisa lebih populer dan dikenal luas di kalangan cendekiawan muslim, bukan sekadar sebagai ilmu pesantren saja. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya -- harus bisa bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan yang lebih handal, bersanding dengan Ilmu-ilmu Sosial yang lain. Insyâallâh. (Dikutip dan diselaraskan darihttp://almuflihun.com/tatkala-ilmuushul- fikih-bermetamorfosis-menjadi-ilmu-sosial-keagamaan/)