1. Ilmu Ushul Fikih seharusnya tidak hanya sebagai metodologi penggalian hukum saja, tetapi juga sebagai alat analisis terhadap gejala sosial dan kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial.
2. Namun sayangnya banyak ustadz dan kyai hanya menyampaikan materi secara tradisional tanpa mendalami dan mentransfer pengetahuan secara mendalam kepada santri.
3. Diperluk
Dokumen tersebut merangkum ruang lingkup ilmu jiwa/psikologi yang dibedakan menjadi cabang-cabang umum dan khusus, serta bidang-bidang baru seperti psikologi evolusioner, neuropsikologi klinis, dan psikologi lingkungan. Dokumen juga menjelaskan sejarah perkembangan psikologi dari masa Yunani Kuno hingga menjadi ilmu mandiri pada abad ke-19 melalui eksperimen Wilhelm Wundt di labor
Paradigma ilmu adalah seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan manusia dalam kesehariannya maupun penelitian ilmiah. Paradigma ilmu mempengaruhi teori, analisis, dan perilaku seseorang dalam melihat realitas sosial. Ada empat paradigma utama yaitu positivisme, postpositivisme, critical theory, dan konstruktivisme.
Buku ini membahas konsep akhlak dalam Islam dan filsafat Barat, menjelaskan perbedaan pandangan tentang hubungan antara akhlak, filsafat, dan metafisika. Buku ini juga menjadi rujukan untuk memahami teori-teori akhlak karena mengkritik pemikiran filsafat Barat secara lugas dan mudah dipahami meski terkadang terkesan tendensius.
Pendekatan Bayani, Burhani, dan 'Irfani digunakan bersama-sama oleh Muhammadiyah untuk mengembangkan pemikiran Islam dalam menanggapi permasalahan kontemporer. Pendekatan Bayani berfokus pada teks Alquran dan Hadis, Burhani menggunakan ilmu pengetahuan, dan 'Irfani menekankan intuisi dan kepekaan nurani. Ketiga pendekatan ini saling melengkapi untuk memecahkan berbagai masalah secara holistik.
Dokumen tersebut merangkum ruang lingkup ilmu jiwa/psikologi yang dibedakan menjadi cabang-cabang umum dan khusus, serta bidang-bidang baru seperti psikologi evolusioner, neuropsikologi klinis, dan psikologi lingkungan. Dokumen juga menjelaskan sejarah perkembangan psikologi dari masa Yunani Kuno hingga menjadi ilmu mandiri pada abad ke-19 melalui eksperimen Wilhelm Wundt di labor
Paradigma ilmu adalah seperangkat keyakinan mendasar yang memandu tindakan manusia dalam kesehariannya maupun penelitian ilmiah. Paradigma ilmu mempengaruhi teori, analisis, dan perilaku seseorang dalam melihat realitas sosial. Ada empat paradigma utama yaitu positivisme, postpositivisme, critical theory, dan konstruktivisme.
Buku ini membahas konsep akhlak dalam Islam dan filsafat Barat, menjelaskan perbedaan pandangan tentang hubungan antara akhlak, filsafat, dan metafisika. Buku ini juga menjadi rujukan untuk memahami teori-teori akhlak karena mengkritik pemikiran filsafat Barat secara lugas dan mudah dipahami meski terkadang terkesan tendensius.
Pendekatan Bayani, Burhani, dan 'Irfani digunakan bersama-sama oleh Muhammadiyah untuk mengembangkan pemikiran Islam dalam menanggapi permasalahan kontemporer. Pendekatan Bayani berfokus pada teks Alquran dan Hadis, Burhani menggunakan ilmu pengetahuan, dan 'Irfani menekankan intuisi dan kepekaan nurani. Ketiga pendekatan ini saling melengkapi untuk memecahkan berbagai masalah secara holistik.
Tulisan ini membahas tentang radikalisasi dan deradikalisasi. Penulis menyatakan bahwa diperlukan "jihad intelektual" untuk mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran dan pluralistik agar dapat mencegah radikalisasi lebih lanjut. Ia juga menyatakan peran penting pemerintah dan tokoh agama dalam mendukung kelompok-kelompok moderat dan menangani kelompok yang menyebarkan "wacana kebencian".
This paper is taken and collected based on the the search results of several writings by Abdul Moqsith Ghazali on the 'Liberal Islam Network' (JIL) site and sorted by the date of writing displayed earlier and later - because of piracy, of course, the collection of these writings without the consent of the author and the site adminstrator.
Teks tersebut membahas pemikiran gender ulama NU Kecamatan Trangkil Pati. Ada variasi pemikiran progresif di kalangan beberapa ulama, namun pemikiran patriarkal masih dominan di kalangan mayoritas anggota NU. Ulama NU di kecamatan tersebut menggunakan kerangka konseptual madzhab qauli dalam membahas masalah-masalah keagamaan, dengan mengutip pendapat ulama masa lalu dalam kitab-kitab klasik.
Kiai-kiai terkemuka di Indonesia yang dirangkum adalah Mbah Ma'shum Lasem, Kiai Sahal Mahfudh, dan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Mereka adalah tokoh-tokoh ulama yang memiliki peran penting dalam gerakan Islam di Indonesia, khususnya dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alMuhammad Saad
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Imam al-Ghazali membagi klasifikasi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu muamalah dan ilmu mukasyafah. Ilmu muamalah terdiri atas ilmu fardhu 'ain dan fardhu kifayah yang mencakup berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, matematika, dan teknik. Sedangkan ilmu mukasyafah adalah puncak ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan spiritual. Klasifikasi
Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan Islam dalam 3 kalimat. Pertama, mendefinisikan filsafat pendidikan Islam sebagai cinta terhadap pengetahuan yang mengarahkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Kedua, studi filsafat pendidikan Islam melibatkan berbagai ilmu pengetahuan agar tidak terbatas pada materi keagamaan. Ketiga, metode pendidikan Islam mencakup pendekatan guru yang mencintai siswa dan mengaj
Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan Islam dalam 3 kalimat. Pertama, mendefinisikan filsafat pendidikan Islam sebagai cinta terhadap pengetahuan yang mengarahkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Kedua, studi filsafat pendidikan Islam melibatkan berbagai ilmu pengetahuan agar tidak terbatas pada materi keagamaan. Ketiga, metode pendidikan Islam mencakup pendekatan guru yang mencintai siswa dan mengaj
Pria ini mengalami perubahan minat dari studi fiqih ke studi ushul fiqih, maqashid syariah, dan politik hukum Islam setelah menjelaskan konsep isyfaq kepada organisasi Muhammadiyah. Ia merasa sedang mengalami kondisi isyfaq yang dicirikan dengan kewaspadaan dan kasih sayang. Ia berharap dapat terus belajar fiqih dengan semangat tauhid.
Judul: Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Bahasa: Indonesia
Penulis: M. Yusuf Amin Nugroho
Jumlah halaman: 172
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: jusufan
Gambar ebook Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Ebook ini di buat dengan tujuan mulia, untuk menciptakan kehidupan yang damai antar sesama umat muslim di tengah berbagai perbedaan pendapat yang ada, khususnya dalam masalah hukum islam atau fiqih.
Sebagaimana sabda rasullullah bahwa “perbedaan adalah rahmat” dan perbedaan dalam kehidupan sosial tentunya tidak bisa di hindari, saling menghujat, merasa diri paling benar tentunya tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Di ebook ini penulis akan membahas mengenai perbedaan perbedaan pandangan dari 2 organisasi masyarakat (ormas) besar di indonesia, NU (Nahdhatul Ulama) dan Muhammadiyah.
Adapun untuk fatwa fatwa yang di bahas merupakan fatwa fatwa yang klasik dan umum di perdebatkan seperti:
1. Niat Shalat
2. Shalat Jumat
3. Qunut Subuh dan Witir
4. Rakaat Shalat Tarawih
5. Dzikir setelah Shalat
6. Penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal
7. Tawasul
8. Tahlil
9. Tata cara Dzikir
10. Hukum merokok
Dengan menggabungkan pandangan fiqih dari NU dan Muhammadiyah dalam sebuah ebook sederhana ini di penulis berharap ini dapat memudahkan kaum yang awam, atau yang selama ini fanatik untuk dapat menatap lebih dalam praktek-praktek serta dasar-dasar hukum Islam yang dianut kelompok lain. Sehingga apa yang menjadi harapan kita, yakni terwujudnya Islam Rahmatalil’alamin yang kokoh dalam persatuan dan tidak mudah diadu domba dapat terwujud!, amiin…
Buku ini membahas perbedaan pandangan hukum Islam (fiqh) antara dua organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penulis menyatukan pandangan-pandangan fiqh dari lembaga fatwa kedua organisasi dalam satu buku untuk mengajak pembaca tidak terburu-buru menilai salah satu kelompok akibat perbedaan pandangan dan memahami dasar-dasar hukum yang dianut masing-masing kelompok. Be
Makalah ini membahas tentang Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup dan dasar negara bagi bangsa Indonesia. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pancasila memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis sehingga dapat dijadikan sistem filsafat Indonesia.
Tulisan ini membahas tentang radikalisasi dan deradikalisasi. Penulis menyatakan bahwa diperlukan "jihad intelektual" untuk mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran dan pluralistik agar dapat mencegah radikalisasi lebih lanjut. Ia juga menyatakan peran penting pemerintah dan tokoh agama dalam mendukung kelompok-kelompok moderat dan menangani kelompok yang menyebarkan "wacana kebencian".
This paper is taken and collected based on the the search results of several writings by Abdul Moqsith Ghazali on the 'Liberal Islam Network' (JIL) site and sorted by the date of writing displayed earlier and later - because of piracy, of course, the collection of these writings without the consent of the author and the site adminstrator.
Teks tersebut membahas pemikiran gender ulama NU Kecamatan Trangkil Pati. Ada variasi pemikiran progresif di kalangan beberapa ulama, namun pemikiran patriarkal masih dominan di kalangan mayoritas anggota NU. Ulama NU di kecamatan tersebut menggunakan kerangka konseptual madzhab qauli dalam membahas masalah-masalah keagamaan, dengan mengutip pendapat ulama masa lalu dalam kitab-kitab klasik.
Kiai-kiai terkemuka di Indonesia yang dirangkum adalah Mbah Ma'shum Lasem, Kiai Sahal Mahfudh, dan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Mereka adalah tokoh-tokoh ulama yang memiliki peran penting dalam gerakan Islam di Indonesia, khususnya dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
Resume klasifikasi ilmu menurut imam alMuhammad Saad
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Imam al-Ghazali membagi klasifikasi ilmu menjadi dua, yaitu ilmu muamalah dan ilmu mukasyafah. Ilmu muamalah terdiri atas ilmu fardhu 'ain dan fardhu kifayah yang mencakup berbagai bidang ilmu seperti kedokteran, matematika, dan teknik. Sedangkan ilmu mukasyafah adalah puncak ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan spiritual. Klasifikasi
Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan Islam dalam 3 kalimat. Pertama, mendefinisikan filsafat pendidikan Islam sebagai cinta terhadap pengetahuan yang mengarahkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Kedua, studi filsafat pendidikan Islam melibatkan berbagai ilmu pengetahuan agar tidak terbatas pada materi keagamaan. Ketiga, metode pendidikan Islam mencakup pendekatan guru yang mencintai siswa dan mengaj
Makalah ini membahas tentang filsafat pendidikan Islam dalam 3 kalimat. Pertama, mendefinisikan filsafat pendidikan Islam sebagai cinta terhadap pengetahuan yang mengarahkan pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Kedua, studi filsafat pendidikan Islam melibatkan berbagai ilmu pengetahuan agar tidak terbatas pada materi keagamaan. Ketiga, metode pendidikan Islam mencakup pendekatan guru yang mencintai siswa dan mengaj
Pria ini mengalami perubahan minat dari studi fiqih ke studi ushul fiqih, maqashid syariah, dan politik hukum Islam setelah menjelaskan konsep isyfaq kepada organisasi Muhammadiyah. Ia merasa sedang mengalami kondisi isyfaq yang dicirikan dengan kewaspadaan dan kasih sayang. Ia berharap dapat terus belajar fiqih dengan semangat tauhid.
Judul: Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Bahasa: Indonesia
Penulis: M. Yusuf Amin Nugroho
Jumlah halaman: 172
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: jusufan
Gambar ebook Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Ebook ini di buat dengan tujuan mulia, untuk menciptakan kehidupan yang damai antar sesama umat muslim di tengah berbagai perbedaan pendapat yang ada, khususnya dalam masalah hukum islam atau fiqih.
Sebagaimana sabda rasullullah bahwa “perbedaan adalah rahmat” dan perbedaan dalam kehidupan sosial tentunya tidak bisa di hindari, saling menghujat, merasa diri paling benar tentunya tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Di ebook ini penulis akan membahas mengenai perbedaan perbedaan pandangan dari 2 organisasi masyarakat (ormas) besar di indonesia, NU (Nahdhatul Ulama) dan Muhammadiyah.
Adapun untuk fatwa fatwa yang di bahas merupakan fatwa fatwa yang klasik dan umum di perdebatkan seperti:
1. Niat Shalat
2. Shalat Jumat
3. Qunut Subuh dan Witir
4. Rakaat Shalat Tarawih
5. Dzikir setelah Shalat
6. Penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal
7. Tawasul
8. Tahlil
9. Tata cara Dzikir
10. Hukum merokok
Dengan menggabungkan pandangan fiqih dari NU dan Muhammadiyah dalam sebuah ebook sederhana ini di penulis berharap ini dapat memudahkan kaum yang awam, atau yang selama ini fanatik untuk dapat menatap lebih dalam praktek-praktek serta dasar-dasar hukum Islam yang dianut kelompok lain. Sehingga apa yang menjadi harapan kita, yakni terwujudnya Islam Rahmatalil’alamin yang kokoh dalam persatuan dan tidak mudah diadu domba dapat terwujud!, amiin…
Buku ini membahas perbedaan pandangan hukum Islam (fiqh) antara dua organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penulis menyatukan pandangan-pandangan fiqh dari lembaga fatwa kedua organisasi dalam satu buku untuk mengajak pembaca tidak terburu-buru menilai salah satu kelompok akibat perbedaan pandangan dan memahami dasar-dasar hukum yang dianut masing-masing kelompok. Be
Makalah ini membahas tentang Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup dan dasar negara bagi bangsa Indonesia. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pancasila memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis sehingga dapat dijadikan sistem filsafat Indonesia.
Similar to Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan (20)
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan
1. 1
Mimpi Indah Seorang Peminat Ilmu Ushul Fikih:
“Ketika Ilmu Ushul Fikih Bisa Bermetamorfosis Menjadi Ilmu Sosial Keagamaan”
Ilmu Ushul Fikih, kata sahabat saya – Prof.Drs. Akh. Minhadjie Mukti, M.A., Ph.D. – yang kini terpilih menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga, bukan sekadar sebagai Metodologi Penggalian Hukum saja. Ilmu Ushul Fikih – pada saat yang sama -- juga berfungsi untuk dijadikan sebagai pisau analisis terhadap gejala sosial dan kemudian meluruskan penyakit sosial tersebut agar sesuai dengan jalur syariat. Ushul Fikih juga sebagai kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial sehingga dapat ditimbang persesuaian tingkah laku masyarakat tersebut dengan al-Quran dan as- Sunnah.
Meski peran Ilmu Ushul Fikih sangat vital, sayangnya banyak orang – termasuk pada peminatnya -- yang belum menyadari. Di Pesantren, Ilmu Ushul Fikih hanya dikaji secara ‘tradisional’ saja, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para pendahulunya. Mereka hanya mengulangi dan mengulangi apa yang pernah dilakukan oleh para gurunya. Seorang ustadz di madrasah atau kyai di pesantren, biasanya hanya sekadar memegang kitab Ushul Fikh, dan menerangkan begitu saja apa yang tertulis dalam kitab tersebut. Banyak dari para ustadz itu yang dengan kedalaman ilmunya hanya sekadar menyampaikan apa yang tertulis dalam kitab, namun tidak dapat mendalami dan menyelami lebih jauh,apalagi mentransfer pengetahuannya yang dalam kepada para murid atayu santrinya, tentang makna yang terkandung di dalamnya, melalui pembacaan yang produktif (al-Qirâah al- Muntijah), karena mereka seolah-olah sudah merasa puas dengan pembacaan repetitif (al-Qirâah al-Mutakarrirah)-nya.
Meski Ushul Fikih berkait dengan teks dan konteks, para ustadz dan kyai itu tidak pernah memberikan bekal kepada para siswa atau santri mengenai sistem pembacaan teks dan konteks perspektif Ilmu Ushul Fikih. Akibatnya para siswa atau santri, sebagai anak didik, juga mewarisi sikap para ustadz tadi. Ia hanya ‘tahu’ Ushul Fikih ‘ala kadarnya’ saja, yaitu metodologi penggalian hukum fikih saja, tidak lebih dari itu.
Sayangnya lagi, Ilmu Ushul Fikih kadang hanya dijadikan sebatas mata pelajaran. Para santri tidak dilatih beristinbâth (melakukan reasoning, penalaran kritis) dengan Ilmu Ushul Fikih. Ketika ada masalah, hanya dicukupkan dengan mengkaji persoalan tersebut dengan cara membuka kitab-kitab kuning. Jika sudah ditemukan, maka berhentilah untuk berpikir. Jika belum ditemukan, maka akan dicari padanan yang dianggap sesuai lalu dilakukan qiyas yang sederhana. Jadi qiyasnya bukan merujuk kepada nash asli (al-Quran dan as-sunnah), namun qiyas kepada furû’ atau yang disebut dengan istikhrâj. Jadi mereka hanya terlatih untuk melakukan qiyas furû’ alal furû’.
2. 2
Semestinya dalam tahap belajar ini, si santri diajari untuk beristinbâth sesuai dengan Kaedah Ushul Fikih. Bukan berartiia langsung beristinbâth, namun ini bagian dari proses pembelajaran istinbâth. Santri dilatih untuk menganalisis peristiwa-peristiwa sosial. Kemudian masalah sosial tadi ditimbang dengan sumber asal, yaitu al-Quran dan as-Sunnah. Santri dilatih untuk melihat persoalan umat saat ini, kemudian beristinbâth sesuai dengan kaedah ushul. Jika demikian, maka ketajaman santri terhadap persoalan sosial akan semakin baik. Kelak tatkala ia sudah mendalami benar Ilmu Ushul Fikih, dengan mudah ia dapat mendeteksi realitas sosial tadi.
Santri juga akan peka sosial. Insting Ushulnya akan bermain dengan sendirinya. Insting Ushul ini akan menjadi pendorong dan penggerak dirinya untuk berbuat dan beramal demi mewujudkan peradaban Islam yang ideal. Insting Ushulnya akan dipakai untuk membentuk masyarakat utama sesuai yang dicita-citakan oleh umat Islam, yaitu baldatunt hayyibatun wa rabbun ghafûr.
Kenapa hal itu belum terjadi hingga kini? Nampaknya persoalannya ada di “kualitas SDM” umat Islam. Banyak ustadz, namun sekadar sebagai penyampai materi. Mereka sesungguhnya belum mendalami Ilmu Ushul Fikih secara benar. Oleh karena itu, di sini dan sekarang, yang dibutuhkan adalah upaya sistematik “Kaderisasi Ulama Ushul Fikih”. Sehingga Ilmu Ushul Fikih bisa ikut bersaing dan berkompetisi secara sehat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya – harus bisa lebih populer dan dikenal luas di kalangan cendekiawan muslim, bukan sekadar sebagai ilmu pesantren saja. Ilmu Ushul Fikih -- pada saatnya -- harus bisa bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaan yang lebih handal, bersanding dengan Ilmu-ilmu Sosial yang lain.
Insyâallâh.
(Dikutip dan diselaraskan darihttp://almuflihun.com/tatkala-ilmuushul- fikih-bermetamorfosis-menjadi-ilmu-sosial-keagamaan/)