Makalah Reformulasi Pemikiran Hukum IslamIvan Putra
Reformulasi Pemikiran Hukum Islam menguraikan gagasan Mahmud Syaltut tentang reformasi pemikiran hukum Islam. Syaltut melihat hukum Islam perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan mendekati sumbernya secara kontekstual dan sosiologis. Ia mereformasi pemahaman tentang kesaksian perempuan, perkawinan beda agama, dan hukum pidana.
Tulisan ini membahas tentang radikalisasi dan deradikalisasi. Penulis menyatakan bahwa diperlukan "jihad intelektual" untuk mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran dan pluralistik agar dapat mencegah radikalisasi lebih lanjut. Ia juga menyatakan peran penting pemerintah dan tokoh agama dalam mendukung kelompok-kelompok moderat dan menangani kelompok yang menyebarkan "wacana kebencian".
The document discusses the benefits of meditation for reducing stress and anxiety. Regular meditation practice can help calm the mind and body by lowering heart rate and blood pressure. Studies have shown that meditating for just 10-20 minutes per day can have significant positive impacts on both mental and physical health over time.
La Unión Europea ha acordado un paquete de sanciones contra Rusia por su invasión de Ucrania. Las sanciones incluyen restricciones a las transacciones con bancos rusos clave y la prohibición de la venta de aviones y equipos a Rusia. Los líderes de la UE esperan que las sanciones aumenten la presión económica sobre Rusia y la disuadan de continuar su agresión contra Ucrania.
This paper is taken and collected based on the the search results of several writings by Abdul Moqsith Ghazali on the 'Liberal Islam Network' (JIL) site and sorted by the date of writing displayed earlier and later - because of piracy, of course, the collection of these writings without the consent of the author and the site adminstrator.
Teks tersebut membahas pentingnya memahami perbedaan mazhab dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa mazhab mulai muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad karena perbedaan pendapat dalam memimpin umat. Ada empat alasan utama mengapa memahami mazhab penting, yaitu: (1) mazhab merupakan kekayaan budaya Islam, (2) memungkinkan pilihan hukum yang sesuai konteks, (3) mencegah kebing
Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaanMuhsin Hariyanto
1. Ilmu Ushul Fikih seharusnya tidak hanya sebagai metodologi penggalian hukum saja, tetapi juga sebagai alat analisis terhadap gejala sosial dan kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial.
2. Namun sayangnya banyak ustadz dan kyai hanya menyampaikan materi secara tradisional tanpa mendalami dan mentransfer pengetahuan secara mendalam kepada santri.
3. Diperluk
Makalah Reformulasi Pemikiran Hukum IslamIvan Putra
Reformulasi Pemikiran Hukum Islam menguraikan gagasan Mahmud Syaltut tentang reformasi pemikiran hukum Islam. Syaltut melihat hukum Islam perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dengan mendekati sumbernya secara kontekstual dan sosiologis. Ia mereformasi pemahaman tentang kesaksian perempuan, perkawinan beda agama, dan hukum pidana.
Tulisan ini membahas tentang radikalisasi dan deradikalisasi. Penulis menyatakan bahwa diperlukan "jihad intelektual" untuk mengembangkan pemahaman keagamaan yang toleran dan pluralistik agar dapat mencegah radikalisasi lebih lanjut. Ia juga menyatakan peran penting pemerintah dan tokoh agama dalam mendukung kelompok-kelompok moderat dan menangani kelompok yang menyebarkan "wacana kebencian".
The document discusses the benefits of meditation for reducing stress and anxiety. Regular meditation practice can help calm the mind and body by lowering heart rate and blood pressure. Studies have shown that meditating for just 10-20 minutes per day can have significant positive impacts on both mental and physical health over time.
La Unión Europea ha acordado un paquete de sanciones contra Rusia por su invasión de Ucrania. Las sanciones incluyen restricciones a las transacciones con bancos rusos clave y la prohibición de la venta de aviones y equipos a Rusia. Los líderes de la UE esperan que las sanciones aumenten la presión económica sobre Rusia y la disuadan de continuar su agresión contra Ucrania.
This paper is taken and collected based on the the search results of several writings by Abdul Moqsith Ghazali on the 'Liberal Islam Network' (JIL) site and sorted by the date of writing displayed earlier and later - because of piracy, of course, the collection of these writings without the consent of the author and the site adminstrator.
Teks tersebut membahas pentingnya memahami perbedaan mazhab dalam Islam. Ia menjelaskan bahwa mazhab mulai muncul setelah wafatnya Nabi Muhammad karena perbedaan pendapat dalam memimpin umat. Ada empat alasan utama mengapa memahami mazhab penting, yaitu: (1) mazhab merupakan kekayaan budaya Islam, (2) memungkinkan pilihan hukum yang sesuai konteks, (3) mencegah kebing
Tatkala ilmu ushul fikih bermetamorfosis menjadi ilmu sosial keagamaanMuhsin Hariyanto
1. Ilmu Ushul Fikih seharusnya tidak hanya sebagai metodologi penggalian hukum saja, tetapi juga sebagai alat analisis terhadap gejala sosial dan kerangka berfikir untuk melihat realitas sosial.
2. Namun sayangnya banyak ustadz dan kyai hanya menyampaikan materi secara tradisional tanpa mendalami dan mentransfer pengetahuan secara mendalam kepada santri.
3. Diperluk
Judul: Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Bahasa: Indonesia
Penulis: M. Yusuf Amin Nugroho
Jumlah halaman: 172
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: jusufan
Gambar ebook Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Ebook ini di buat dengan tujuan mulia, untuk menciptakan kehidupan yang damai antar sesama umat muslim di tengah berbagai perbedaan pendapat yang ada, khususnya dalam masalah hukum islam atau fiqih.
Sebagaimana sabda rasullullah bahwa “perbedaan adalah rahmat” dan perbedaan dalam kehidupan sosial tentunya tidak bisa di hindari, saling menghujat, merasa diri paling benar tentunya tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Di ebook ini penulis akan membahas mengenai perbedaan perbedaan pandangan dari 2 organisasi masyarakat (ormas) besar di indonesia, NU (Nahdhatul Ulama) dan Muhammadiyah.
Adapun untuk fatwa fatwa yang di bahas merupakan fatwa fatwa yang klasik dan umum di perdebatkan seperti:
1. Niat Shalat
2. Shalat Jumat
3. Qunut Subuh dan Witir
4. Rakaat Shalat Tarawih
5. Dzikir setelah Shalat
6. Penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal
7. Tawasul
8. Tahlil
9. Tata cara Dzikir
10. Hukum merokok
Dengan menggabungkan pandangan fiqih dari NU dan Muhammadiyah dalam sebuah ebook sederhana ini di penulis berharap ini dapat memudahkan kaum yang awam, atau yang selama ini fanatik untuk dapat menatap lebih dalam praktek-praktek serta dasar-dasar hukum Islam yang dianut kelompok lain. Sehingga apa yang menjadi harapan kita, yakni terwujudnya Islam Rahmatalil’alamin yang kokoh dalam persatuan dan tidak mudah diadu domba dapat terwujud!, amiin…
Dokumen tersebut membahas tentang peran intelektual muslimah sejati yang memiliki kepakaran tertentu dan memahami realita masyarakat. Intelektual muslimah seharusnya menggunakan ideologi Islam sebagai sumber solusi untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Dokumen tersebut juga memberikan beberapa kiat bagi intelektual muslimah untuk menjalankan peran strategisnya.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah skripsi yang akan dibuat oleh penulis. Skripsi akan meneliti pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel Syekh Maulana Ishaq karya Wawan Susetya. Dibahas pula rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan metodologi penelitian yang akan digunakan."
Buku ini membahas perbedaan pandangan hukum Islam (fiqh) antara dua organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penulis menyatukan pandangan-pandangan fiqh dari lembaga fatwa kedua organisasi dalam satu buku untuk mengajak pembaca tidak terburu-buru menilai salah satu kelompok akibat perbedaan pandangan dan memahami dasar-dasar hukum yang dianut masing-masing kelompok. Be
Kiai-kiai terkemuka di Indonesia yang dirangkum adalah Mbah Ma'shum Lasem, Kiai Sahal Mahfudh, dan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Mereka adalah tokoh-tokoh ulama yang memiliki peran penting dalam gerakan Islam di Indonesia, khususnya dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
Ahmad Wahib meninggal dalam usia yang masih muda. Sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi telah menabraknya dipersimpangan jalan Senen Raya-Kalilio. Peristiwa itu terjadi tanggal 31 Maret malam tahun 1973. Ketika itu Wahib baru saja keluar dari kantor Majalah Tempo, tempat ia bekerja sebagai calon reporter.
Strategi , Metode, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran Menurut Ibnu Sina.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas tentang profil Ibnu Sina, karya-karyanya, dan strategi pembelajaran menurut Ibnu Sina. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan besar abad ke-10 yang berasal dari Persia. Karya-karyanya yang terkenal adalah asy-Syifa, al-Qanun fi al-Tibb, dan an-Najat. Menurut Ibnu Sina, strategi pembelajaran meliputi kurikulum yang mengutamakan pengembangan pot
ABSTRACT
Poligamy has been a sensitive issue and a heated debate among ulamas, Muslim scholars, and interpreters of the Qur’an since a long time ago. Among various opinions of the Qur’an interpreters on interpreting verses considered as the source of law on poligamy and which is written in the books of the Qur’anic exegeses, it can be classified into three groups. Firstly, it is the group of interpreters who allow poligamy absolutely and extremely flexible. Secondly, it is the group of interpreters who allow poligamy but under very strict requirements. Finally, it is the group of interpreters who reject and prohibit and even consider poligamy as an unlawful act for any reasons. Within such a context Shaykh Mushthafā al-‘Adawī wants to give a full explanation about the understanding on poligamy especially that is related to the concept of equality in the poligamy by interpreting qur’anic verses which are understood controversially by using the methode of interpreting the Qur’an with other verses of the Qur’an, sound narration, munāsabah al-ayāt (interralated quranic verses), and the context of the verse of poligamy itself.
Key words: Adil; al-Tashīl li Ta’wīl al-Tanzīl; Mushthafā al-‘Adawī
ABSTRAK
Poligami telah menjadi isu sensitif dan perdebatan sengit antara para ulama, ilmuwan Muslim, dan penafsir Alquran sejak dahulu kala. Ada tiga pendapat dalam menafsirkan ayat-ayat yang dianggap sebagai sumber hukum tentang poligami dan yang ada dalam kitab-kitab tafsir Alquran. Pertama, kelompok penafsir yang mengizinkan poligami dan sangat fleksibel. Kedua, kelompok penafsir yang mengizinkan poligami namun memiliki persyaratan yang sangat ketat. Ketiga, kelompok penafsir yang menolak dan melarang dan bahkan menganggap poligami sebagai tindakan melanggar hukum karena alasan apapun. Dalam konteks seperti itu, Syekh Mushthafā al-’Adawī ingin memberikan penjelasan lengkap tentang pemahaman poligami terutama yang berkaitan dengan konsep kesetaraan dalam poligami dengan menafsirkan ayat-ayat qur’an yang dipahami secara kontroversial dengan menggunakan metode untuk menafsirkan Qur’an dengan ayat-ayat Al Qur’an lainnya, narasi yang baik, munāsabah al-ayāt, dan konteks ayat poligami itu sendiri.
Kata kunci: Adil; al-Tashīl li Ta’wīl al-Tanzīl; Mushthafā al-‘Adawī
Judul: Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Bahasa: Indonesia
Penulis: M. Yusuf Amin Nugroho
Jumlah halaman: 172
Format ebook: PDF
Harga: Rp. 0,-
Perekomendasi: jusufan
Gambar ebook Fiqh Al Ikhtilaf NU Muhammadiyah
Ebook ini di buat dengan tujuan mulia, untuk menciptakan kehidupan yang damai antar sesama umat muslim di tengah berbagai perbedaan pendapat yang ada, khususnya dalam masalah hukum islam atau fiqih.
Sebagaimana sabda rasullullah bahwa “perbedaan adalah rahmat” dan perbedaan dalam kehidupan sosial tentunya tidak bisa di hindari, saling menghujat, merasa diri paling benar tentunya tidak akan membuat segalanya menjadi lebih baik.
Di ebook ini penulis akan membahas mengenai perbedaan perbedaan pandangan dari 2 organisasi masyarakat (ormas) besar di indonesia, NU (Nahdhatul Ulama) dan Muhammadiyah.
Adapun untuk fatwa fatwa yang di bahas merupakan fatwa fatwa yang klasik dan umum di perdebatkan seperti:
1. Niat Shalat
2. Shalat Jumat
3. Qunut Subuh dan Witir
4. Rakaat Shalat Tarawih
5. Dzikir setelah Shalat
6. Penentuan awal Ramadhan dan 1 Syawal
7. Tawasul
8. Tahlil
9. Tata cara Dzikir
10. Hukum merokok
Dengan menggabungkan pandangan fiqih dari NU dan Muhammadiyah dalam sebuah ebook sederhana ini di penulis berharap ini dapat memudahkan kaum yang awam, atau yang selama ini fanatik untuk dapat menatap lebih dalam praktek-praktek serta dasar-dasar hukum Islam yang dianut kelompok lain. Sehingga apa yang menjadi harapan kita, yakni terwujudnya Islam Rahmatalil’alamin yang kokoh dalam persatuan dan tidak mudah diadu domba dapat terwujud!, amiin…
Dokumen tersebut membahas tentang peran intelektual muslimah sejati yang memiliki kepakaran tertentu dan memahami realita masyarakat. Intelektual muslimah seharusnya menggunakan ideologi Islam sebagai sumber solusi untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Dokumen tersebut juga memberikan beberapa kiat bagi intelektual muslimah untuk menjalankan peran strategisnya.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah skripsi yang akan dibuat oleh penulis. Skripsi akan meneliti pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel Syekh Maulana Ishaq karya Wawan Susetya. Dibahas pula rumusan masalah, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan metodologi penelitian yang akan digunakan."
Buku ini membahas perbedaan pandangan hukum Islam (fiqh) antara dua organisasi besar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Penulis menyatukan pandangan-pandangan fiqh dari lembaga fatwa kedua organisasi dalam satu buku untuk mengajak pembaca tidak terburu-buru menilai salah satu kelompok akibat perbedaan pandangan dan memahami dasar-dasar hukum yang dianut masing-masing kelompok. Be
Kiai-kiai terkemuka di Indonesia yang dirangkum adalah Mbah Ma'shum Lasem, Kiai Sahal Mahfudh, dan KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus). Mereka adalah tokoh-tokoh ulama yang memiliki peran penting dalam gerakan Islam di Indonesia, khususnya dalam organisasi Nahdlatul Ulama.
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
Ahmad Wahib meninggal dalam usia yang masih muda. Sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi telah menabraknya dipersimpangan jalan Senen Raya-Kalilio. Peristiwa itu terjadi tanggal 31 Maret malam tahun 1973. Ketika itu Wahib baru saja keluar dari kantor Majalah Tempo, tempat ia bekerja sebagai calon reporter.
Strategi , Metode, Pendekatan dan Teknik Pembelajaran Menurut Ibnu Sina.pdfZukét Printing
Makalah ini membahas tentang profil Ibnu Sina, karya-karyanya, dan strategi pembelajaran menurut Ibnu Sina. Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan besar abad ke-10 yang berasal dari Persia. Karya-karyanya yang terkenal adalah asy-Syifa, al-Qanun fi al-Tibb, dan an-Najat. Menurut Ibnu Sina, strategi pembelajaran meliputi kurikulum yang mengutamakan pengembangan pot
ABSTRACT
Poligamy has been a sensitive issue and a heated debate among ulamas, Muslim scholars, and interpreters of the Qur’an since a long time ago. Among various opinions of the Qur’an interpreters on interpreting verses considered as the source of law on poligamy and which is written in the books of the Qur’anic exegeses, it can be classified into three groups. Firstly, it is the group of interpreters who allow poligamy absolutely and extremely flexible. Secondly, it is the group of interpreters who allow poligamy but under very strict requirements. Finally, it is the group of interpreters who reject and prohibit and even consider poligamy as an unlawful act for any reasons. Within such a context Shaykh Mushthafā al-‘Adawī wants to give a full explanation about the understanding on poligamy especially that is related to the concept of equality in the poligamy by interpreting qur’anic verses which are understood controversially by using the methode of interpreting the Qur’an with other verses of the Qur’an, sound narration, munāsabah al-ayāt (interralated quranic verses), and the context of the verse of poligamy itself.
Key words: Adil; al-Tashīl li Ta’wīl al-Tanzīl; Mushthafā al-‘Adawī
ABSTRAK
Poligami telah menjadi isu sensitif dan perdebatan sengit antara para ulama, ilmuwan Muslim, dan penafsir Alquran sejak dahulu kala. Ada tiga pendapat dalam menafsirkan ayat-ayat yang dianggap sebagai sumber hukum tentang poligami dan yang ada dalam kitab-kitab tafsir Alquran. Pertama, kelompok penafsir yang mengizinkan poligami dan sangat fleksibel. Kedua, kelompok penafsir yang mengizinkan poligami namun memiliki persyaratan yang sangat ketat. Ketiga, kelompok penafsir yang menolak dan melarang dan bahkan menganggap poligami sebagai tindakan melanggar hukum karena alasan apapun. Dalam konteks seperti itu, Syekh Mushthafā al-’Adawī ingin memberikan penjelasan lengkap tentang pemahaman poligami terutama yang berkaitan dengan konsep kesetaraan dalam poligami dengan menafsirkan ayat-ayat qur’an yang dipahami secara kontroversial dengan menggunakan metode untuk menafsirkan Qur’an dengan ayat-ayat Al Qur’an lainnya, narasi yang baik, munāsabah al-ayāt, dan konteks ayat poligami itu sendiri.
Kata kunci: Adil; al-Tashīl li Ta’wīl al-Tanzīl; Mushthafā al-‘Adawī
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. 1
Apakah Saya Sedang Mengalami Isyfāq?
Hari Ahad Malam (yang lalu), 29 Maret 2015, saya diminta oleh
teman-teman dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta
untuk menjelaskan konsep Isyfâq, yang antara lain ditulis oleh Ibnu
Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya: Madârijus Sâlikîn.
Saya pun menyetujui dan datang tepat waktu.
Setelah menjadi Imam Shalat ‘Isya’ di Masjid KHA Dahlan (di
lingkungan kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota
Yogyakarta), segera – saya dan para jamaah – menuju Aula Kantor
tersebut.
Setelah usia bertadarus al-Quran bersama Ketua Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta (Ustadz Aris Madani),
segeralah saya dipersilakan untuk menjelaskan konsep Isyfâq (dalam
durasi waktu +/- 60 menit).
Setelah usai presentasi, ada beberapa pertanyaan dari para
jamaah yang mengusik diri saya, antara lain: (1) Kapan dan seperti apa
isyfâq itu terjadi pada diri kita? (2) Bagiamana cara kita meraih isyfâq,
dan (3) Bagaimana seharusnya kita menyikapinya kita berada dalam
kondisi isyfâq?
Sejak itulah, saya mulai merenung dan bahkan beberapa kali
berkontemplasi. Dan, tiba-tiba saya ingin bertanya pada diri saya
sendiri: “Jangan-jangan saya pun pernah mengalami isyfâq itu”
Begini ceritanya.
Saya tidak tahu persis, sejak kapan dan bagaimana diri saya tiba-
tiba lebih tertarik untuk belajar Ilmu Ushul Fiqih, kajian tentang Maqashid
Syari’ah dan Politik Hukum (Utamanya: Politik Hukum Islam), setelah
beberapa kali membaca disertasi Guru Saya: “Prof.Dr. Mahfud MD,
ditambab lagi dengan keadaan Indonesia saat itu. Saya menjadi sangat
penasaran: “Apakah keresahan saya ini mirip dengan dengan Paul
Ormerod, atau sama sekali berbeda, ketika Dia menulis buku yang
berjudul the Death of Economics? Yang jelas saya tahu, di pertengahan
bukunya Pak Paul menulis seperti ini:
2. 2
Kini, sedikitnya di Harvard, ilmu politik telah mengalahkan ilmu
ekonomi sebagai mata kuliah favorit. Makin banyak ekonom memertanyakan
absahnya dalil-dalil pokok ilmu ekonomi. Sebagian karya mereka merupakan
paduan dari ilmu-ilmu lain, seperti ilmu politik dan biologi. Pendekatan,
metode, dan teknik baru yang mereka kembangkan pada gilirannya telah
menyingkapkan kerapuhan ilmu ekonomi ortodoks.
Asumsi saya sementara, kondisi ini agak mirip dengan apa yang
terjadi di Indonesia sekarang. Kini, fakultas berbasis teknologi informasi
dan komputer sangat diminati khalayak. Terkadang fakultas ekonomi
hanya sebagai cadangan saja, itu pun sudah digandeng pula dengan ilmu
lain. Misalnya seperti mata kuliah komputer akuntansi.
Jika Paul menjabarkan transformasi itu dikarenakan perubahan
pandangan para pengikut ekonomi ortodoks yang memberontak dan
hengkang, saya yakin di Indonesia perubahan tersebut lebih disebabkan
oleh kehausan akan teknologi dan kesadaran bahwa di era globalisasi
ini, segala yang berbau teknologi dan komputer lebih menjanjikan
kemapanan.
Nah, saya -- alumnus Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga --
yang dulu sangat mencintai Ilmu Fiqih, tiba-tiba ‘bosan’ untuk
memelajarinya. Kalau pun saya membacanya kembali, itu terjadi karena
saya adalah ‘mubaligh kampung’ yang dipaksa orang untuk menjelaskan
Islam dengan pendekatan Fiqih dan menjawab hamper semua
pertanyaan dengan Ilmu Fiqih yang sudah ‘agak’ saya jauhi itu.
Bahkan di tengah kebosanan saya untuk bersentuhan dengan
Ilmu Fiqih itu, pernah menjadikan diri saya – untuk sementara – akrab
dengan Kajian Tasawuf.
Kini, saya tengah ‘menikmati’ kajian Ushul Fiqih, Maqashid
Syari’ah dan Politik Hukum (Utamanya: Politik Hukum Islam) yang untuk
sementara ini saya cermati dengan ‘kerinduan yang sangat dalam’.
Bahkan, karena provokasi dari beberapa guru saya: Prof.Dr. Mahfid
MD, Prof.Dr. Muchtar Masud, Prof.Dr. Bambang Cipto, Prof.Dr. Tulus
Warsito dan Prof.Dr. Syamsul Anwar, saya tengah benar-benar
menikmati bacaan dan kajian-kajian Ushul Fiqih, Maqashid Syari’ah dan
Politik Hukum (Utamanya: Politik Hukum Islam), dan banyak
menghabiskan waktu saya untuk mengkajinya, di samping sesekali
3. 3
membaca buku-buku Tasawuf yang agak beragam. Padahal, saya -- saat
ini – tengah mengajar mata kuliah: Fiqih Mu’amalah, yang – dengan
sedikit memaksa diri – saya harus tetap bersentuhan dengan buku-buku
dan kajian-kajian tentang Fiqih Mu’amalah, baik yang klasik maupun
kontemporer.
Saya tidak tahu, apakah saya ini sedang tersesat atau ‘sedang’
galau. Yang jelas ‘saya’ pernah menyatakan pada diri saya sendiri:
“insyaallah saya masih dalam keadaan “‘isyfâq”, yang oleh al-Harawi –
dalam kitab Manâzilus Sâirin -- disebut sebagai: “kewaspadaan secara
terus-menerus yang disertai dengan rasa kasih-sayang”. Saya tetap
mencinta sesuatu yang pantas saya cintai: “Ilmu Fiqih”, tetapi untuk
sementara waktu tengah bermesraan dengan: Kajian Ushul Fiqih,
Maqashid Syari’ah dan Politik Hukum (Utamanya: Politik Hukum Islam).
Saya tidak tahu, sampai kapan saya mengalami kondisi semacam
ini. Tetapi, yang jelas ‘saya’ tetap sadar bahwa saya tidak boleh lengah
untuk senantiasa (tetap) berdzikir (baca: dzikrullâh) dengan ucapan,
tindakan dan hati saya, kapan pun dan di mana pun saya berada.
Jadi, isyfâq yang saya alami saat ini bisa saya maknai sebagai
sebuah sikap kehati-hatian dalam rangka mengantisipasi terjadinya
sesuatu yang tidak baik, dan untuk selanjutnya saya tetap akan bersikap
bersikap proaktif dengan cara melakukan tindakan apa pun yang bisa
mencegah terjadinya keburukan-keburukan dengan tetap memilih jalan
yang terbaik.
Kesadaran saya untuk tetap merenungi kalimat:“ َكَاّيِإَو ُدُبْعَن َكَاّيِإ
ُنِيعَتْسَن” sampai saat ini – insyaallah – masih lekat. Dan saya tetap
berharap bisa memelajari Ilmu Fiqih dengan semangat TAUHÎD, hingga
bisa mengamalkannya secara proporsional dalam bingkai TAUHÎD pula.
Nashrun Minallâhi wa Fathun Qarîb.