Seminário: "SOBRE A IGREJA..."
Ministrado durante a E.B.D. da Igreja Batista Central de Jacarepaguá, pelo Pr. Júlio César.
Mais informações no Site: http://www.ibcjrj.com.br
1. Iman Kepada Hari Kiamat
Beriman kepada hari akhir artinya percaya dengan sepenuh
hati bahwa alam semesta pasti akan hancur sebagai bukti
kekuasaan Allah SWT dan akan adanya hari pembalasan
terhadap amal perbuatan manusia selama hidup di dunia.
Inti dari beriman kepada hari akhir adalah percaya
terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Terjadinya kehancuran alam semesta
b. Kematian seseorang merupakan takdir dari Allah SWT
c. Kebangkitan manusia setelah meninggal dunia
d. Pembalasan amal perbuatan manusia
2. Iman Kepada Hari Akhir ada 3
Perkara
Pertama:Beriman adanya ‘kebangkitan’ iaitu
dihidupkannya kembabali orang-orang yang
sudah mati ,lalu ditiupkannya sangkakala untuk
kedua kalinya.Sekelian manusia bangkit
menghadap Allah s.w.t dengan keadaan
telanjang seluruh badan serta masih berkulup
(tidak bersunat).
3. Pengertian hari akhir
Hari kiamat berasal dari bahasa Arab “alqiyamah” yaitu sebuah bentuk kata
yang diambil dari asal kata “qoma yaqumu” yang berarti “berdiri”. Kiamat
menurut syara’ (agama) ialah satu ungkapan untuk suatu kejadian bencana
yang maha dahsyat yang menimpa kehidupan setiap makhluk hidup. [1]
Hari kiamat adalah sesuatu yang ghaib dan terlalu agung untuk dikuasai oleh
ilmu atau pengetahuan manusia yang amat terbatas.[2]
Hari Kiamat adalah peristiwa di mana alam semesta beserta isinya hancur luluh
yang membunuh semua makhluk di dalamnya tanpa terkecuali. Hari kiamat
ditandai dengan bunyi terompet sangkakala oleh Malaikan Israfil atas perintah
dari Allah SWT.
Hari akhir atau hari kiamat adalah hari berakhirnya seluruh proses kehidupan
makhluk hidup di dialam raya ini, pada hari itu seluruh makhluk hidup akan
mati dan hancur. Peristiwa hancurnya alam semesta itu disebut
dengan yaumus assa'ah. Sedangkan yang dimaksud dengan hari akhir
adalah hari setelah hari kiamat manusia akan mengalami kematian, kemudian
mereka akan di bangkitkan kembali dari alam barzah dan akan mengalami
hidup kembali.
Hari kiamat dalam Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa istilah, antara lain
“yaumul akhir” , “yaumul ba’ats”, “yaumus sa’ah”, “yaumul qari’ah”, “Yaumul
Akhir”, dan istilah – istilah yang lain. Istilah - istilah tersebut mempunyai makna
atau pengertian yang sama, yaitu hari akhir atau hari pembalasan.
4. Firman Allah SWT
Orang-orang yang beriman kepada adanya
kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al-
Quran) dan mereka selalu memelihara sholat
mereka”
(AL –An’aam:92)
5. Nama Nama lain dari Hari Akhir
Di dalam kitab suci al-Qur’an terdapat banyak sekali sinonim untuk
kata kiamat. Tidak kurang dari sembilan belas kata di dalam al-Qur’an
itu yang mempunyai makna yang sepadan dengan kiamat. Lebih
jelasnya lagi berikut ada beberapa contoh di antara sembilan belas
sinonim dari kata kiamat dalam al-Qur’an:[3]
1) Yaumus-Saa’ah (Hari Kiamat)
2) Yaumul-Ba’tsi (Hari Kebangkitan)
3) Yaumud-Din (Hari Agama/Hari Pembalasan)
4) Ad-Daarul-Akhirah (Hari Akhirat)
5) Yaumul-Hisab (Hari Perhitungan)
6) Waqi’ah (Hari Kejadian)
7) Al-Haaqqah (Hari Pasti Terjadi)
8) Ath-Thaammatul-Kubro (Hari Malapetaka yang Maha Besar)
9) Al-Qaari’ah( Hari Bencana)
10) Zalzalah (Hari Guncangan)
6. Fungsi Beriman Kepada Hari
Akhir
Melalui keimanan dan keyakinan akan adanya hari akhir, manusia memiliki
harapan akan kehidupan yang kekal dan penuh dengan kenikmatan serta
kebahagiaan yang hakiki. Dengan demikian, iman kepada hari akhir mempunyai
fungsi yang sangat penting, antara lain sebagai berikut.
a) Sebagai pemelihara diri dari perbuatan dosa karena manusia harus selektif
dalam berbuat, bertindak, dan beramal.
b) Sebagai pemacu semangat disiplin dan bertanggung jawab untuk menaati
segala perintah Allah swt. serta berusaha menjauhi segala yang dilarang-Nya
semaksimal mungkin.
c) Sebagai penunjang kehidupan yang tenang dan tenteram karena telah
melaksanakan ibadah maupun muamalah.
d) Akan menjadi penyadaran bagi manusia yang lupa diri dan tenggelam dalam
akan kesenangan atau kepuasan duniawi. Kesenangan atau kepuasan tersebut
bersifat nisbi karena yang hakiki adalah menyelaraskan hidup duniawi dengan
kehidupan ukhrawi.
e) Sebagai pewujud akhlakul karimah dan menghilangkan sifat buruk yang ada
pada manusia, di antaranya egoisme, takabur, sombong, serakah, pemalas, dan
kikir serta berusaha memupuk kesadaran sosial sesuai dengan ajaran Islam.
7. Alam Alam yang berhubungan dengan hari
akhir
1. Yaumul Baas
Yaumul Baas adalah suatu tempat di mana semua mahluk yang bernyawa dan berakal akan dibangkitkan setelah mengalami
kematian atau kiamat. Semua manusia pasti akan dihidupkan dan dibangkitkan kembali oleh Allah swt. untuk dimintai
pertanggungjawabannya selama hidup di dunia.
2. Yaumul Hasyr (Alam Mahsyar)
Hasyr atau Mahsyar adalah suatu tempat di akhirat yang sangat luas. Yaumul Hasyr merupakan saat terjadinya peristiwa di
mana semua makhluk, terutama manusia dikumpulkan dan akan dihisab serta diberi keputusan oleh Allah tentang semua
amalan yang dikerjakan ketika hidup di dunia.
Mahsyar terjadi setelah manusia dibangkitkan dari kematian. Di tempat itulah manusia akan merasa berat dan lama
menanti pengadilan dari Allah yang Maha kuasa. Pada hari itu, semua manusia dikumpulkan dan diadili oleh Allah swt.
dengan seadil-adilnya. Hari itu juga disebut hari pembalasan yang hakiki.
3. Yaumul Hisab
Yaumul Hisab adalah hari perhitungan semua amal perbuatan baik maupun buruk manusia selama hidup di dunia.
Sekalipun sebesar zarrah amalan manusia tidak akan lepas dari perhitungan Allah swt, Pada hari itu, manusia tidak akan
bisa mengelak dan berbohong dari segala amal perbuatannya karena semua anggota badan akan menjadi saksi atas segala
perbuatannya. Sekalipun manusia telah lupa, tetapi Allah swt. Maha Mengetahui atas segala amal perbuatan manusia
Kondisi manusia pada hari itu tergantung pada aural perbuatannya selama di dunia. Bagi mereka yang selama di dunia
terbiasa melakukan amal kebajikan dan ibadah, mereka akan merasakan bahwa perhitungan itu amat mudah dan cepat.
4. Mizan (Timbangan)
Mizan adalah timbangan amal. Maksudnya, setiap amal manusia akan ditimbang agar diketahui secara yakin dan pasti
tentang amal baik dan aural buruknya. Penimbangan itu dilakukan dengan seadil-adilnya tanpa ditambah atau dikurangi
sedikit pun. Setelah melalui proses pengadilan, mereka menerima pembalasan sesuai dengan amal perbuatannya, yang baik
mendapat balasan surga dan yang jelek mendapat siksa di neraka.[7]
5. Surga dan Neraka
Surga adalah suatu tempat di mana segala kenikmatan hakiki disediakan Allah swt. khusus untuk orang-orang yang beriman
dan beramal saleh. Kenikmatan, keindahan, dan kemegahannya sulit digambarkan karena belum pernah dilihat oleh mata
atau didengar oleh telinga. Semua itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang tunduk dan patuh pada aturan-aturan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung karena bagi mereka disediakan surga yang penuh dengan kebahagiaan
dan kesempurnaan. Sedangkan Neraka adalah suatu tempat dimana segala penyiksaan dan kepedihan ada distu. Tempat
yang sangat mengerikan.
8. Perilaku yang mencerminkan
beriman kepada hari akhir
Tanpa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, keimanan kepada hari akhir tidak
akan mendapatkan nilai yang maksimal bagi seseorang atau manfaat bagi
lingkungannya.Dengan demikian, menunjukkan perilaku yang sesuai sebagai cerminan
terhadap keimanan tersebut mutlak diperlukan. Beberapa perilaku tersebut antara lain
sebagai berikut.
a) Melakukan segala pekerjaan yang positif dengan hati riang dan ikhlas.
b) Meneladani perilaku terpuji dari siapa pun tanpa memandang latar belakangnya
dan berusaha menerapkan dalam diri pribadi.
c) Takut untuk melakukan dosa dan maksiat karena kita tidak pernah mengetahui
kedatangan hari kiamat tersebut.
d) Segera bertobat apabila melakukan kesalahan dan segera berusaha
memperbaikinya.
e) Tidak ragu untuk menolong orang yang kesusahan karena Allah pasti akan
membalasnya. Apabila tidak di dunia ini, Allah pasti akan memberikannya tanpa
kecuali.
f) Allah Maha tahu segala hal, termasuk dalam memberikan yang terbaik bagi
kehidupan hamba-Nya. Dengan demikian kita harus selalu berhusnuzzan
(berprasangka baik) terhadap-Nya,