Pembelajaran mengenai Teks Ceramah yang didalamnya terdapat Pengertian, jenis-jenis, tujuan komunikasi, pola pengembangan, struktur, ciri kebahasaan, langkah menyusun, dan variasi teks ceramah.
Pembelajaran mengenai Teks Ceramah yang didalamnya terdapat Pengertian, jenis-jenis, tujuan komunikasi, pola pengembangan, struktur, ciri kebahasaan, langkah menyusun, dan variasi teks ceramah.
Keterampilan berbicara adalah salah satu keterampilan berbahasa sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadapan ataupun dengan jarak jauh.
Tindak ujaran merupakan satuan terkecil dari bahasa untuk mengespresikan makna, suatu perkataan yang mengekspresikan suatu tujuan. Tujuan tindak ujaran adalah 1) Representatif, 2) Direktif, 3) Komisif, 4) Ekspresif, dan 5) Deklarasi. Pelaksanaan tindak ujaran dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pemerolehan bahasa adalah proses manusia mendapatkan kemampuan untuk menangkap, menghasilkan, dan menggunakan kata untuk pemahaman dan komunikasi. Perkembangan bahasa manusia dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Perkembangan Prasekolah, 2) Perkembangan Ujaran Kambinatori, dan 3) Perkembangan masa sekolah.
Tugas Rangkuman
Judul Buku : Teknik Presentasi dan Negosiasi
Pengarang : Drs. Zen Achmad, MM
Prodi : Ekonomi Manajemen
Universitas krisnadwipayana
Dosen Pengampu : Dr. P. Eddy Sanusi S, SE. MM
1. TAHAPAN PERSIAPAN PIDATO
Rangkuman Individu
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Matakuliah Retorika
Kelas C
Oleh
Oki Feri Juniawan
120210402021
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember
2014
2. 1. Jenis-Jenis Pidato
1.1. Berdasarkan pada persiapan
1.1.1. Impromtu
Pidato impromtu adalah pidato yang dilakukan secara tiba-tiba,
spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Apabila Anda
menghadiri sebuah acara pertemuan, tiba-tiba Anda dipanggil
untuk menampaikan pidato, maka pidato yang Anda lakukan
disebut impromtu.
1.1.2. Manuskrip
Pidato Manuskrip adalah pidato dengan naskah. Juru pidato
membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Di sini lebih
tepat jika kita menyebutnya "membacakan pidato" dan bukan
"menyampaikan pidato". Pidato manuskrip perlu dilakukan jika isi
yang disampaikan tidak boleh ada kesalahan. Misalnya, ketika
Anda diminta untuk melaporkan keadaan keuangan DKM, berapa
pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran
serta untuk apa uang dikeluarkan, Anda perlu menuliskannya
dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya.
1.1.3. Memoriter
Pidato Memoriter adalah pidato yang ditulis dalam bentuk
naskah kemudian dihapalkan kata demi kata, seperti seorang siswa
madrasah menyampaikan nasihat pada acara imtihan. Pada pidato
jenis ini, yang penting Anda memiliki kemampuan menghapalkan
teks pidato dan mengingat kata-kata yang ada di dalamnya dengan
baik. Keuntungannya (jika hapal), pidato Anda akan lancar, tetapi
kerugiannya Anda akan berpidato secara datar dan monoton,
sehingga tidak akan mampu menarik perhatian hadirin.
1.1.4. Ekstempore
Pidato Ekstempore adalah pidato yang paling baik dan
paling sering digunakan oleh juru pidato yang berpengalaman dan
mahir. Dalam menyampaikan pidato jenis ini, juru pidato hanya
menyiapkan garis-garis besar (out-line) dan pokok-pokok bahasan
penunjang (supporting points) saja. Tetapi, pembicara tidak
berusaha mengingat atau menghapalkannya kata demi kata. Out-line
hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada
dalam pikiran kita. Keuntungan pidato ekstempore ialah
komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara
berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya, pesan
dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan
3. penyajiannya lebih spontan. Pidato jenis ini memerlukan latihan
yang intensif bagi pelakunya.
1.2. Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan
1.2.1. Pidato informatif
Pidato informatif adalah pidato yang tujuan utamanya untuk
menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu.
1.2.2. Pidato persuasif
Pidato persuasif adalah pidato yang tujuan utamanya
membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima
ajakan kita secara sukarela bukan sukar rela.
1.2.3. Pidato rekreatif
Pidato rekreatif adalah pidato yang tujuan utamanya adalah
menyenangkan atau menghibur orang lain.
1.3. Berdasarkan pada sifat dari isi pidato
1.3.1. Pidato Pembukaan
Adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau
MC.
1.3.2. Pidato Pengarahan
Adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
1.3.3. Pidato Sambutan
Adalah pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau
peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang
dengan waktu yang batas secara bergantian.
1.3.4. Pidato Peresmian
Adalah pidato yang dilajui oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
1.3.5. Pidato Laporan
Adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau
kegiatan.
1.3.6. Pidato Pertanggungjawaban
Adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggung jawaban.
2. Memilih Topik dan Tujuan
2.1. Topik Bahasan
Untuk membantu menemukan topik bahasan dalam pidato,
Profesor Wayne N. Thompson menyusun sitematika sumber topik sebagai
berikut:
4. 2.1.1. Pengalaman Pribadi
Misalnya perjalanan, tempat yang pernah dikunjungi,
wawancara dengan tokoh, kejadian luar biasa, peristiwa lucu,
kelakukan atau adat yang aneh.
2.1.2. Hobby dan Keterampilan
Misalnya cara melakukan sesuatu, cara bekerja sesuatu,
peraturan dan tata cara.
2.1.3. Pengalaman Pekerjaan dan Profesi
Misalnya pekerjaan tambahan dan profesi keluarga.
2.1.4. Masalah Abadi
Misalnya tentang agama, pendidikan, masalah
kemasyarakatan, persoalan pribadi.
2.1.5. Kejadian Khusus
Misalnya perayaan atau peringatan khusus (Misalnya,
Maulud Nabi).
2.1.6. Minat Khalayak
Misalnya pekerjaan, rumah tangga, kesehatan atau
penampilan, tambahan ilmu.
2.2. Kriteria Topik yang Baik
2.2.1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita
2.2.2. Topik harus menarik minat pembicara maupun pendengar
2.2.3. Topik harus sesuai dengan pengetahuan pendengar
2.2.4. Topik harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya
2.2.5. Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi
2.2.6. Topik harus dapat ditunjang dengan bahan yang lain
2.3. Menentukan Tujuan Pidato
Ada dua macam tujuan pidato, yakni: tujuan umum dan tujuan
khusus. Tujuan umum pidato biasanya dirumuskan dalam tiga hal:
memberitahukan (informatif), mempengaruhi (persuasif), dan menghibur
(rekreatif). Tujuan khusus ialah tujuan yang dapat dijabarkan dari tujuan
umum. Tujuan khusus bersifat kongkret dan sebaiknya dapat diukur
tingkat pencapaiannya atau dapat dibuktikan segera.
Hubungan antara topik judul, tujuan umum, dan tujuan khusus
dapat dilihat pada contoh-contoh di bawah ini:
1. Topik : Faedah memiliki sifat pemaaf
2. Judul : Pemaaf Sumber Kebahagiaan
3. Tujuan Umum : Informatif (memberi tahu)
4. Tujuan Khusus: Pendengar mengetahui bahwa: (a) Sifat
dendam menimbulkan gangguan jasmani dan rohani, dan (b)
Sifat pemaaf menimbulkan ketentraman jiwa dan kesehatan
5. 3. Mengembangkan Bahasan
Bila topik yang baik sudah ditemukan, kita memerlukan keterangan untuk
menunjang topik tersebut. Keterangan penunjang (supporting points)
dipergunakan untuk memperjelas uraian, memperkuat kesan, menambah daya
tarik, dan mempermudah pengertian. Ada enam macam teknik pengembangan
bahasan dalam berpidato:
3.1. Penjelasan
Penjelasan adalah memberikan keterangan terhadap istilah atau
kata-kata yang disampaikan. Memberikan penjelasan dapat dilakukan
dengan cara memberikan pengertian atau definisi. Misalnya, istilah
Iman kepada Allah Anda jelaskan dengan kalimat: “Iman adalah rasa
percaya dan yakin akan kebenaran adanya Allah di dalam hati dan
dibuktikan dengan perbuatan melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.”
3.2. Contoh
Contoh adalah upaya untuk mengkongkretkan gagasan,
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Contoh dalam pidato dapat
berupa cerita yang rinci yang disebut ilustrasi. Untuk memberikan
contoh tetantang kesabaran, misalnya Anda menggunakan cerita tentang
kesabaran Nabi Ayub dalam menghadapi cobaan Allah melalui
penyakit kulit yang dideritanya.
3.3. Analogi
Analogi adalah perbandingan antara dua hal atau lebih untuk
menunjukkan persamaan atau perbedaannya.
3.4. Testimoni
Testimoni ialah pernyataan ahli yang kita kutip untuk
menunjang pembicaraan kita. Pendapat ahli itu dapat kita ambil dari
pidato seorang ahli, tulisan di surat kabar, acara televisi, dan lain-lain,
termasuk kutipan dari kitab suci, hadits, dan sejenisnya. Misalnya,
untuk memperkuat perkataan Anda tentang betapa mulianya akhlak
Nabi Muhammad SAW, Anda mengutip sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah atau Bukhori-Muslim.
3.5. Statistik
Statistik adalah angka-angka yang dipergunakan untuk
menunjukkan perbandingan kasus dalam jenis tertentu. Statistik diambil
untuk menimbulkan kesan yang kuat, memperjelas, dan meyakinkan.
Misalnya, untuk melukiskan betapa bokbroknya akhlak generasi muda
di Indonesia, Anda menggunakan kalimat, “Wahai saudara-saudara,
menurut hasil penelitian, saat ini lebih dari 65 persen remaja di
Indonesia telah melakukan hubungan seks sebelum nikah…”
6. 3.6. Perulangan
Perulangan adalah menyebutkan kembali gagasan yang sama
dengan kata-kata yang berbeda. Perulangan berfungsi untuk
menegaskan dan mengingatkan kembali.
DAFTAR PUSTAKA:
http://giggsknowledge.blogspot.com
http://humasur.wordpress.com/2013/01/14/teknik-retorika/