Menyingkap Model Sosiologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa di SLB Karya Muli...
STUDI KASUS SLB.docx
1. Nama: Catrisna Syattwa Bagus Sajiwo (1913052051)
Kelas: A
Matkul: BK Berkebutuhan Khusus
Tugas UAS Studi Kasus ABK di SLB
LAPORAN STUDI KASUS
Dalam Rangka Pengerjaan Tugas BK Berkebutuhan Khusus
Yang Diampu oleh Ibu Rani Rahmayanthi Z, S.Pd., M.A
Oleh:
Catrisna Syattwa Bagus Sajiwo
NPM: 1913052051
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
2. KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur pada tuhan Yang Maha Esa, yang telah member
rahmat dan perlindungan disertai keteguhan dan kesabaran kepada saya karena
berkat rahmat nya saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini juga tidak luput dari bantuan dan supportdari orang
terdekat dan narasumber sendiri yaitu guru-guru BK SMPN 01 Kotaagung Timur.
Terimakasih pula pada pak Redi yang member tugas ini sehingga saya dapat
menambah ilmu dari studi kasus ini.
Saya juga sadar bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
bahkan saya yakin laporan ini juga belum memenuhi standar. Untuk itu kritik dan
saran yang konstruktif sangat saya harapkan dari pembaca. Saya juga berharap
penyusunan laporan ini juga dapat bermanfaat bagi pembeca kedepannya
4. BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam lembaga pendidikan tentunya ada tujuan pendidikan nasional yaitu
mengembangkan peserta didiknya secara optimal dan mengubah perilaku siswa dari yang
negative hingga yang positif, dalam golongan pelajar terdapat beberapa anak yang
memiliki kebutuhan khusus baik dari segi intelegensi maupun segi fisik.
Sebagai seorang guru kita harus dapat mengakomodasi segala keperluan yang dibutuhkan
untuk bisa member pendidikan layak pada anak berkebutuhan khusus ini, khususnya guru
BK perlu dapat memahami cara mengidentifikasi serta menyusun rencana pembelajaran
untuk ABK tersebut.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengumpulkan data yang cukup untuk
mengidentifikasi serta meyususn rencana pembelajaran yang diperlukan untuk ABK yang
diobservasi. Dalam studi kasus ini saya akan mengumpulkan data ABK Tunarungu
(kurang pendengaran).
C. MANFAAT
Manfaat dari studi kasus ini adalah diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk
studi kasus berikutnya dan bagaimana cara menyusun rencana pembelajaran ABK untuk
kedepannya.
5. BAB 2
PENGUMPULAN DATA
A. WAKTU dan TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan selama 3 hari, selasa 23 November, Kamis 25 November dan Jumat
26 November tahun 2021. Lokasi Penelitian berada di SLB Dharma Bhakti, Bandar
Lampung Kemiling. Penilitian dilakukan setiap tiga hari itu dari jam 08.00 sampai 10.00
WIB.
B. OBJEK dan SUBJEK PENELITIAN
Objek dari penelitian ini adalah pengumpulan data tentang ABK tunarungu di lingkungan
sekolah mengenai dirinya dan lingkungannya, sementara subjek penelitian adalah a ABK
Tunarungu beserta staff sekolah yang bersangkutan (guru kelas, Kepala Sekolah dll).
C. POPULASI dan SAMPEL
Populasi di penelitian kali ini tidak banyak hanya 3 orang, ABK Tunarungu, guru kelasnya
dan orang tua ABK.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah wawancara, pengisian angket dan
observasi. Dikarenakan keterbatasan komunikasi dan waktu maka guru SLB menyarankan
saya untuk membuat pertanyaan penting untuk dijawab siswa dan orang tua, sementara
guru kelas akan diwawancara sekaligus mengisi angket juga.
E. PENYAJIAN DATA
Angket:
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. Wawancara:
Selain menyediakan angket, saya juga mengadakan wawancara untuk menggali lebih
dalam ino yang didapat di angket. Subjek yang saya wawancarai adalah orang tua ABK
subjek saya.
NO Penanya Orang Tua
Mengapa Bapak tidak
meyediakan alat bantu
dengar untu anak?
Dulu itu lebih ke kekurangan dana
sehingga kami tidak bisa
membelikan alat apapun, namun
kalau sekarang berkat pendidikan
yang dijalani dia tidak perlu
mendengar untuk komunikasi
Apa alasan bapak tidak
menemani atau mengantar
anak bapak?
Saya rasa dia sudah bisa mandiri
kalau keluar-keluar meski harus
ditempat yang familiar untuknya
jadi saya rasa tidak perlu
menemani atau mandiri
Kegiatan seperti apa
keikutsertaann bapak yang
dijalani?
Kegiatan seperti main kata, tebak-
tebakan dengan isyarat dll, tapi
yang lebih sering saudaranya sih
Jadi saudara-saudaranya
yang sering aktifitas
bersama ya?
Benar
Apakah anak-anak tetangga
paham akan kondisi anak
bapak?
Ada yang paham dan ada yang
tidak, tetapi kebanyakan paham
sih
Kalau boleh tau ini
pendengarannya terganggu
sejak kapan ya?
Taunya pas dia masih bayi sekitar
setahun 3 bulan gak bereaksi
banyak sama suara-suara, jadi ibu
saya saranin periksa ke dokter
Sebelum ke SLB ini,
dimana anak bapak
bersekolah?
Kalau SMP dia disini juga
Jadi anak bapak sudah
bersekolah di SLB ini cukup
lama ya pak?
Benar, makanya tidak diantar pun
saya tidak kuatir
Kan tadi periksa ke dokter
baru tau anak bapak
Tunarungu, memangnya apa
penyebab itu bisa terjadi?
Kalau kata dokter waktu itu kalau
tidak salah mengatakan kalau
anak kami ini tergolong
Tunarungu saat di kandungan
karena penyakit, tapi saya tidak
ingat penyakit apa
Apakah keluarga bisa
menerima keadaan anak
bapak?
Yang paling terpukul istri saya,
tetapi setelah setahun dia mau lagi
mengurusinya. Tetapi om nya dia
sepertinya masih risih gak tau
kenapa
Apakah bapak/ibu
memberikan perhatian
ekstra pada anak bapak ini?
Iya, pas masih SD kami sering
bombing dengan bantuan guru
kelasnya. Alhamdullilahnya
saudaranya pada pengertian juga
jadi gak ada keributan soal itu
17. Observasi:
Selain angket dan wawancara, saya juga melakukan observasi lingkungan sekolah dan
kelas untuk mendapatkan data tambahan. Diantaranya:
1. Sekolah sangat luas dikarenakan menampung murid SD, SMP dan SMA.
2. Banyak fasilitas seperti lapangan, ruang UKS, ruang kerajinan seni seperti menjahit ,dll.
3. SLB Dharma Bhakti sangat bersih dan punya pemandangan yang indah.
4. Siswa Tunarungu di kelas cenderung ketergantungan pada gurunya/patuh pada guru.
5. Bila membaca/menulis suka terbalik-balik.
6. Butuh contoh/peragakan saat melakukan instruksi.
7. Belajar anak Tunarungu cenderung berkelompok.
8. Anak Tunarungu di kelas spesiiknya subjek saya anteng/tenang didalamnya dan
kelihatannya tidak memiliki emosi yang tidak stabil.
9. Subjek saya sangat kooperatif.
10. Guru kelas juga sangat kooperatif.
11. Subjek saya punya bakat melukis dan menggambar yang jauh dari saya.
12. Guru kelas menjelaskan dikarenakan pandemik virus corona, proses pembelajaran
komunikasi kelas tersebut tertinggal setahun.
13. Sekolah dilakukan dari jam 08.00 pagi sampai 10.00 malam.
Bonus:
Saya lampirkan program dan vis misi dari SLB Dharma Bhakti Kemiling sebagai berikut:
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36. BAB 3
PEMBAHASAN
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Identitas Siswa:
Nama: Sutan Daya Pangestu
Kelas: XI-B
TTL: Kemiling, 15 Juni 2005
Umur: 16 Tahun
Agama: Islam
Anak ke: 4 dari 5 bersaudara
Mata Pelajaran Kesukaan: Olahraga
Klasifikasi: Sangat Ringan (27-40 dB), dan terjadi setelah dilahirkan (Post-Natal)
Gejala yang Muncul:
Sutan adalah anak yang untuk seorang pengidap Tunarungu cukup aktif, ia terlihat nyaman
berkomunikasi dengan teman sekelasnya meski terkadang dia dan lainnya butuh
penekanan dalam penyampaian poin. Selain itu Sutan juga sangat perhatian di kelas
apalagi dengan gurunya yang sangat dia patuhi dan tergantungkan. Di sekolah Sutan dan
beberapa teman kelasnya sepertinya menyukai kegiatan luar, dikarenakan mereka
menyukai pelajaran olahraga dengan alasan menyehatkan. Dia murid kelas 2 SMALB di
Dharma Bhakti dan memilik 6 anggota keluarga yang menerima keadaannya. Namun
kemampuan komunikasinya dengan orang diluar kelas atau lingkungannya masih terbilang
kurang dan ini diakibatkan Sutan beserta teman sekelasnya melewatkan satu tahun
pembelajaran komunikasi diakibatkan pandemic virus corona, alhasil ketika saya mencoba
komunikasi lewat gerakan dan pergerakan mulut dia bingung dan perlu pertolongan guru.
Analisis:
Berdasarkan data dari guru kelas dan orang tuanya, sebenarnya Sutan sudah disediakan
media, fasilitas dan lingkungan yang cocok untuk perkembangan dirinya, namun selain
sedikitnya perkembangan komunikasi Sutan juga kurang tanggap bahkan dalam
komunikasi isyarat yang membuat lawan bicara terkadang harus mengulang gerakan
mereka beberapa kali atau menyimpelkan maksud mereka sebelum akhirnya ia paham.
Untuk itu perlu adanya pembelajaran yang berfokus pada bahasa dan komunikasi yang
untungnya ada di SLB.
Sintetis:
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa Sutan dan beberapa teman lainnya
belum memiliki kemampuan komunikasi yang seharusnya dimiliki oleh siswa SMALB
dikarenakan pandemic, secara pribadi juga Sutan sendiri belum terlalu lancar dan cekatan
dalam menggunakan bahasa isyarat.
37. 2. DIAGNOSIS:
Faktor Dari Diri:
1. Mengidap Tunarungu
2. Kemampuan Menangkap pembelajaran juga kurang
Faktor Dari Luar:
1. Isolasi Pandemik Corona membuat Sutan tertinggal setahun dalam pembelajaran
3. PROGNOSIS dan EVALUASI
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN
KLASIKAL
SMALB DHARMA BHAKTI
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
A Komponen Layanan Layanan Dasar
B Bidang Layanan Pribadi
C Topik / Tema Layanan Menyusun teks wawancara sederhana dengan
memperhatikan aspek kebahasaan
D Fungsi Layanan Pemahaman
E Tujuan Umum 1. Membuat komik sederhana
2. Menyusun teks wawancara sederhana
F Tujuan Khusus 1. Peserta didik/konseli dapat mendefinisikan apa itu
Wawancara
2. Peserta didik dapat memahami 5 W + 1 H lebih
dalam lagi
3. Peserta didik dapat Menyusun dan mempraktekan
kegiatan Wawancara
G Sasaran Layanan Kelas XI
H Materi Layanan 1. Pengertian Wawancara
2. Pemahaman 5W + 1H
3. Jenis dan Tahap Wawancara
I Waktu 1 Kali Pertemuan x 60 Menit
J Sumber 1. Buku Bahas Indonesia Materi Wawancara
38. K Metode/Teknik Ceramah, Curah pendapat, tanya jawab dan praktek
L Media / Alat Komik, Papan Tulis, Selebaran Keras dan Buku Materi
M Pelaksanaan
Tahap Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal /
Pedahuluan
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya).
3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Konseling
4. Menanyakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
1. Guru menjelaskan materi terlebih dahulu dengan
bahasa isyarat dan pergerakan tubuh
2. Guru memperlihatkan komik (yang dibuat sendiri oleh
guru melalui aplikasi Comic Life dengan
menggunakan foto murid lalu dibagikan satu persatu
3. Guru dan murid melakukan role play sesuai dengan isi
percakapan yang ada pada komik dengan cara
bergantian peran (isi komik menekankan tentang
tanya jawab yang mengandung unsur wawancara/ 5W
+ 1H). Role play dilakukan secara tatap muka
4. Guru dan murid melakukan diskusi secara tatap muka
dengan bahasa isyarat
5. Guru dan murid melakukan diskusi tentang unsur
pertanyaan yang ada dalam komik
3. Tahap Penutup 1. Murid memberikan umpan balik tentang unsur
wawancara (5W + 1H). Umpan balik dapat diberikan
langsung selama diskusi melalui melalui zoom/ video
call
2. Murid bisa mengungkapkan perasaan atau
memberikan komentar tentang pembelajaran hari ini
3. Guru mengucapkan salam penutup dan mengingatkan
murid untuk menghubungi guru ketika mengalami
kesulitan
M Evaluasi
39. 1. Evaluasi Proses 1. Keaktifan pada saat penjelasan materi dan diskusi
tatap muka
2. Umpan balik yang dikirim oleh murid berupa komik
tentang tanya jawab yang mengandung unsur
wawancara/ 5W + 1H) atau bisa dengan komunikasi
langsung saat proses diskusi (Komik dibuat oleh
murid dengan menggunakan kertas selebaran)
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan :
menyenangkan/kurang menyenangkan/tidak
menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber
untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.
Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan. Narasumber adalah orang yang
memberikan jawaban atau pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa
disebut dengan informan. Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber adalah orang
yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita cari.
Menurut Para Ahli
Charles Stewart dan W.B. Cash
Wawancara adalah proses komunikasi dipasangkan dengan tujuan serius dan telah
ditentukan dirancang untuk bertukar perilaku dan melibatkan tanya jawab.
Robert Kahn dan Channel
Wawancara adalah pola khusus dari interaksi dimulai secara lisan untuk tujuan tertentu,
dan difokuskan pada daerah konten yang spesifik, dengan proses eliminasi dari bahan-
bahan yang tidak ada hubungannya secara berkelanjutan.
40. Lexy J. Moleong
Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu).
B. 5W+1H
Bagi para jurnalis atau pencari berita tentunya tidak asing lagi mendengar tentang 5W+1H
karena rumus itulah yang menjadi dasar dalam menulis dan mengembangkan sebuah
berita. Namun, sebenarnya apakah yang dimaksud dengan rumus 5W+1H itu ? Berikut ini
adalah penjelasan dan contoh detail mengenai 5W+1H.
5W+1H adalah rumus yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mencari
inti pokok berita, mengembangkan berita atau sebuah cerita. Mengapa demikian ? Hal ini
dikarenakan rumus 5W+1H berisi inti-inti penyusun berita atau cerita tersebut.
5W+1H sendiri diambil dari kata-kata tanya dalam bahas Inggris seperti, What, Who,
When, Why, Where, dan How. Dalam bahasa Indonesia kata-kata tanya tersebut
adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Di mana, dan Bagaimana. Di bawah ini adalah
contoh-contoh kalimat 5W+1H .
C. Jenis Wawancara
1).Wawancara serta merta
Wawancara serta merta adalah wawancara yang dilakkan dalam situasi yang alamiah.
Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa tampa pertanyaan panduan.
2). Wawancara dengan petunjuk umum
Wawancara dengan petunjuk umum adalah wawancara dengan berpedoman pada pokok-
pokok atau kerangka permasalahan yang sudah dibuat terlebih dahulu.
3). Wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah dibakukan.
dalam hal ini pewawancara mengajukan pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang
sudah disiapkan atau dibakukan.
D. Tahap-tahap Wawancara
1). Tahap Persiapan
a. Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik wawancara).
b. Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau didata.
c. Menentukan dan menghubungi nara sumber.
d. Menyusun daftar pertanyaan.
2). Tahap Pelaksanaan
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri.
c. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
d. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
41. e. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
f. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan narasumber untuk dapat dihubungi
kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau dilengkapi.
3). Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan wawancara terdiri dari bagian bagian
sebagai berikut.
a. Tema atau topik wawancara.
b. Tujuan atau maksud dari wawancara.
c. Identitas narasumber.
d. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis dalam bentuk dialog atau dalam
bentuk narasi.
PENILAIAN HASIL
1. Apa yang dimaksud dengan Wawancara?
2. Jelaskan Jenis dan Tahap dalam Wawancara!
3. Apa yang dimaksud dengan 5 W+ 1 H?
4. Buatlah masing-masing 1 kalimat yang mengandung 5 W+ 1 H!
5. Buatlah Contoh Skenario Wawancara!
INSTRUMEN PENILAIAN PROSES
NO PROSES YANG DINILAI
HASIL
PENGAMAT
AN
KET
Y
A
TDK
A Keterlaksanaan program
1. Program layanan terlaksana sesuai dengan RPL
2. Waktu pelaksanaan sesuai dengan RPL
3. Metode yang digunakan variatif dan menarik
4. Menggunakan media layanan BK
5. RPL minimal terdiri dari Tujuan, Materi Layanan,
Kegiatan, Sumber, Bahan dan Alat, Penilaian
B KesesuaiaanProgram
1. Program disusun sesuai dengan kebutuhan peserta
didik
2. Materi layanan sesuai kebutuhan peserta didik
3. Materi layanan sesuai tugas perkembangan peserta
didik
4. Materi layanan mengacu pada sumber yang jelas
5. Program dilaksanakan sesuai waktu yang telah
ditentukan
C Perolehan Siswa Pasca Layanan
42. 1. Peserta didik memperoleh pemahaman baru
2. Peserta didik mempunyai perasaan positif
3. Peserta didik berkurang masalahnya
4. Peserta didik terentaskan masalahannya
5. Berkembangnya PTSDL
D Perhatian Peserta Didik
1. Peserta didik antusia mengikuti materi layanan BK
2. Peserta didik aktif bertanya
3. Peserta didik aktif menjawab
4. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan
konselor
5. Peserta didik hadir semua
E Ketersediaan sarana prasarana
1. Papan Tulis tersedia
2. Mebeler dan ATK tersedia lengkap
3. Ruangan bersih dan nyaman
4. Instrumen dan Sumber Buku tersedia lengkap
5. Pencahayaan ruangan mencukupi
Evaluasi Program :
1. Prosedur penilaian :
Self study review : menilai diri sendiri
Untuk program yang sudah dilaksanakan Guru Bk sudah
berusaha dengan sebaik – baiknya memberikan layanan Bk
kepada peserta didik.
Layanan yang diberikan juga berdampak kepada sekolah,dimana tingkat
ketidakdisiplinan peserta didik mulai menurun,seiring pemberian layanan yang
dilakukan.orangtua dan masyarakat pun mengapresiasi program yang dilaksanakan oleh
Guru Bimbingan dan Konseling
Evaluasi Proses
Kegiatan layanan diberikan tepat waktu sesuai dengan yang tertera pada
RPL,strategi yang dipakai oleh guru BK dalam melaksanak layanan yaitu secara
klasikal ( tatap muka ) dengan sarana dan prasarana yang tersedia secara
memadai dan selama menjalankan layanan secara klasikal hambatannya yaitu
tidak adanya jam tatap muka untuk guru BK di kelas,sehingga saya menunggu
jam kosong untuk memberikan layanan.
Evaluasi Hasil
Dampak dari layanan yang saya berika, bertambahnya wawasan mengenai
Wawancara serta 5 W+ 1 H sehingga dapat membantu siswa berkomunikasi dan
menyusun pertanyaan dan teks wawancara dengan lebih baik lagi
43. KESIMPULAN
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa subjek Sutan Daya Pangestu
memiliki Tunarungu ringan (27-40 dB) yang terjadi setelah kelahiran (Post-natal),
meski begitu Sutan diterima dan masih dianggap keluarga hingga mereka tetap
menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk beraktifitas sehari-hari. Mereka
menyekolahkan Sutan di SLB Dharma Bhakti agar tidak hanya Sutan mendapatkan
pendidikan selayaknya kebutuhannya tapi juga dapat berinteraksi di lingkungan
yang tidak mengasingkannya.
Sutan dan teman-temannya memiliki masalah kecil dimana dikarenakan pandemic
corona, mereka kehilangan setahun masa belajar komunikasi sehingga kemampuan
komunikasi mereka kurang. Ini terbukti dimana sangat sulit unntuk berkomunikasi
dengan orang awam meski sudah menggunakan bahasa isyarat, menurut guru
kelasnya saat sudah kelas XI seorang anak Tunarungu seharusnya sudah bisa
berkomunikasi di situasi tertentu dengan orang awam tanpa panduan gurunya.
Untuk itu saya menysusun RPL dimana saya bisa melatih komunikasi mereka
dengan lebih baik lagi dikarenakan Sutan sendiri juga digambarkan kurang tanggap
dalam komunikasi bahkan dengan isyarat. Dengan RPL ini saya harap kekurangan
tersebut bisa sedikit teratasi.