Water mold adalah organisme Eukariota bersel tunggal yang dikelompokkan ke dalam kingdom Protista (sekarang dimasukkan ke dalam Super Group Chromalveolata).
Berdasarkan morfologinya, water mold sebelumnya diklasifikasikan sebagai fungi, bahkan Oomycete berarti “jamur telur”, karena memiliki filamen multinukleat (hifa) yang menyerupai hifa fungi (Campbell et al, 2012; Webster et al, 2007). Namun, data hasil penelitian membuktikan bahwa water mold bukanlah fungi, tetapi termasuk ke dalam kingdom Protista, Super Group Chromalveolata, klad Stramenopiles.
Buku rangkuman kecil ini saya gabungkan dari beberapa rangkuman di internet menjadi beberapa lembar. sangat berguna bagi anda jika menghadapi Ulangan Harian maupun Ulangan Semester. cara nge-printnya cukup dengan Duplex printing. bagi yang belum tahu bisa tanya langsung ke e-mail saya : nursofiyah99@yahoo.co.id
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa biota laut memiiki potensi yang sangat besar dalam menghasilkan senyawa-senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku obat. Sejak tahun 1980-an, perhatian dunia pengobatan mulai terarah ke berbagai macam biota laut sebagai sumber daya yang sangat potensial. Beberapa biota laut yang diketahui dapat menghasilkan senyawa aktif antara lain adalah spons, moluska, bryozoa, tunikata dan lain-lain (Ismet, 2007).
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai panjang pantai 81.000 Km yang kaya akan terumbu karang dan biota laut lainnya. Salah satu biota laut yang banyak diteliti ialah spons. Wilayah laut Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran terbesar spons di dunia dan diperkirakan terdapat sekitar 830 jenis yang hidup tersebar di wilayah ini (Van Soest, 1989).
Spons merupakan salah satu komponen biota penyusun terumbu karang yang mempunyai potensi bioaktif yang belum banyak dimanfaatkan. Hewan laut ini mengandung senyawa aktif yang presentase keaktifannya lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh tumbuhan darat (Muniarsih dan Rachmaniar, 1999). Untuk menjaga kelangsungan hidup dan pertahanan dirinya, spons menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder.
Spons laut diketahui menjadi tempat hidup beberapa jenis bakteri yang jumlahnya mencapai 40 persen dari biomassa spons. Simbiosis yang terjadi antara bakteri dengan spons laut menyebabkan organisme ini sebagai invertebrata laut yang memiliki potensi antibakteri yang lebih besar dibandingkan dengan organisme darat dan laut lainnya (Kanagasabhapathy et al., 2005).
Komunitas mikroba yang beragam dan berjumlah besar pada spons diduga merupakan sumber dari berbagai senyawa bioaktif tersebut. Isolasi bakteri yang bersimbiosis dengan spons, karakerisasi molekuler, dan karakterisasi senyawa bioaktif yang dihasilkan bakteri tersebut merupakan strategi yang dapat digunakan dalam memproduksi berbagai senyawa yang memiliki potensi terapi antibakteri dalam jumlah besar (Proksch et al., 2003).
Ini adalah ringkasan materi Biologi tentang mater ini. ini dibuat untuk mempermudah adik-adik dalam belajar, karena banyak sekali buku atau referensi yang dipakai akan membuat kita bingung harus membaca yang mana. apalagi dalam menghadapi UN dan USBN yang sudah didepan mata, kita harus membuat trik dan strategi yang cepat dan tepat dalam mengulang materi yang sudah lalu agar gampang untuk diingat dan dicerna. semoga bermanfaat, sehat dan sukses selalu.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
4. Super Kingdom Chromalveolata
Water
mold termasuk ke dalam super kingdom
Chromalveolata, kelompok Stramenophila (Solomon et al,
2008)
Super group Chromalveolata merupakan sebuah klad
protista yang besar dan sangat beraneka ragam
Chromalveolata bermula lebih dari satu miliar tahun lalu,
ketika nenek moyang bersama dari kelompok tersebut
menelan alga merah fotosintetik bersel tunggal melalui
endosimbiosis sekunder
Stramenopila berasal dari bahasa latin stramen = jerami,
dan pilos = rambut, mengacu pada karakteristik flagelanya
yang memiliki banyak penjuluran yang halus dan mirip
rambut (Campbell et al, 2012; Madigan et al, 2012)
6. Water Mold (Oomycetes)
Water
mold merupakan
organisme Eukariota bersel
tunggal yang dikelompokkan
ke dalam kingdom Protista
Berdasarkan morfologinya,
water mold sebelumnya
diklasifikasikan sebagai fungi,
bahkan Oomycete berarti
“jamur telur”, karena memiliki
filamen multinukleat (hifa)
yang menyerupai hifa fungi
(Campbell et al, 2012; Webster
et al, 2007)
7. Water Mold Vs Fungi
WATER MOLD
Dinding sel dari selulosa
Memiliki sel berflagela
Vase vegetatif: mempunyai inti
diploid
Data sistematika molekuler:
Water mold justru lebih
berkerabat dekat dengan alga
coklat, bukan dengan fungi
FUNGI
Dinding sel dari kitin
Sel tidak berflagela
Vase vegetatif: mempunyai inti
haploid
Data sistematika molekuler:
Fungi justru lebih berkerabat
dekat dengan animalia
8. Siklus Hidup Water Mold
Water mold dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual (Campbell et al, 2012)
9. Penjelasan Gambar
Secara
aseksual, water mold menghasilkan sporangium di ujung
hifa. Di dalam sporangium tersebut, dihasilkan spora yang
berflagella yang disebut zoospora. Ketika zoospora matang dan
jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah dan
tumbuh menjadi mycelium baru.
Adapun reproduksi secara seksual terjadi melalui penyatuan
gamet jantan dan gamet betina. Gamet jantan dihasilkan oleh
antheredium dan gamet betina dihasilkan dari oogonium.
Penggabungan gamet jantan dan gamet betina menghasilkan
zigot diploid. Zigot ini nantinya akan berkembang menjadi
spora, yang berdinding tebal. Saat spora berkecambah, akan
dihasilkan mycelium baru. Reproduksi seksual pada water mold
disebut juga oogami karena gamet jantan dan gamet betina
berbeda ukuran maupun bentuknya (Webster et al, 2007)
11. Dampak Ekologis Water Mold
Water
mold hidup sebagai saprofit dan atau
parasit
Contoh anggota water mold adalah Phytoptora
infestans, Plasmopara viticola, dan Saprolegnia
parasatica
Dampak ekologis dari Water mold ini bisa
signifikan. Sebagai contoh, Phytopthora infestans
menyebabkan penyakit hawar daun kentang
(potato late blight) di Irlandia pada abad ke-19
Penyakit tersebut menyebabkan bencana
kelaparan yang parah, akibatnya sekitar satu juta
orang meninggal dunia dan memaksa penduduk
untuk mengungsi dari negara tersebut (Campbell
et al., 2012; Madigan et al., 2012; Tortora et al,
2010)
15. DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A.; Reece, Jane B.; Urry, Lisa A.; Cain, Michael A.; Wasserman, Steven A.;
Minorsky, Peter V. and Jackson, Robert B. 2012. Biology 8th Edition. Jakarta:
Erlangga
Madigan, Michael T; Martinko, John M; Stahl, David A; and Clark, David P. 2012.
Biology of microorganisms 13th Edition. San Francisco: Benjamin Cummings
Solomon, Eldra P; Berg, Linda R; and Martin, Diana W. 2008. Biology 8th Edition.
Belmont: Thompson Brooks
Tortora, Gerard J; Funke, Berdell R; and Case, Christine L. 2010. Microbiology an
Introduction 10th Edition. San Francisco: Benjamin Cummings
Webster, John and Weber, Roland. 2007. Introduction to Fungi 3th Edition. Cambridge:
Cambridge University Press