Stroke merupakan masalah kesehatan global yang serius. Setiap 2 detik seseorang menderita stroke dan setiap 4 detik seseorang meninggal karena stroke. Stroke dapat dibagi menjadi stroke iskemik dan hemoragik, dan tatalaksananya berbeda untuk masing-masing jenis stroke. Faktor risiko utama stroke adalah hipertensi dan diabetes, sehingga pengendalian tekanan darah dan gula darah sangat penting dalam pencegahan stroke.
2. Epidemiologi
• Dunia:
Tiap 2 detik 1 orang menderita stroke
16% populasi dunia mengalami stroke dalam hidupnya
Tiap 4 detik 1 orang meninggal karena stroke
4. Definisi
Stroke (WHO) :
Merupakan sindrom klinis yang terdiri dari defisit neurologis, baik fokal
maupun global, yang terjadi secara tiba- tiba, dengan progresivitas yang cepat,
yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan kematian, dan
semata-mata disebabkan oleh gangguan vaskular atau peredaran darah otak
nontraumatic.
6. Lanjutan…
• Klasifikasi SNH menurut PADILA (2012)
Transient Ischemic
Attack (TIA)
Reversible Iscemic
Neurological Deficit
(RIND)
Stroke in Evolution
(Progressing
Stroke)
Stroke in
Resolution
Completed Stroke
(infark serebri)
Defisit neurologik
akan sembuh dalam
waktu < 24 jam
Defisit neurologik
akan sembuh dalam
waktu berlangsung
> 24 jam dan
menghilang tanpa
sisa dalam waktu
72 jam.
berlangsung
progresif dan
mencapai maksimal
dalam beberapa
jam hingga
beberapa hari
memperlihatkan
perbaikan dan
mencapai maksimal
dalam beberapa
jam sampai
beberapa hari.
menjadi stabil
tanpa memburuk
lagi
7. Lanjutan…
• Tatalaksana TIA
Anti agregasi platelet: aspirin, clopidogrel dosis 75 mg, dipiridamol dosis 200
mg, cilostazol dosis 100 mg
Antikoagulan untuk TIA kardioemboli : warfarin 2 mg
Neuroprotektan
Penatalaksanaan faktor risiko
• Anti hipertensi
• Anti diabetika
• Antidislipidemia
8. Lanjutan…
• Score ABCD2
Faktor Risiko Poin
Usia : ≥ 60 tahun 1
Tekanan Darah
Sistolik ≥ 140 mmHg ; Diastolik ≥ 90 mmHg 1
Gambaran klinis
Kelemahan unilateral
Gangguan bahasa tanpa kelemahan
2
1
Durasi
≥ 60 menit
10 – 59 menit
2
1
Diabetes 1
Risiko stroke :
0 – 3 : rendah
4 – 5 : sedang
6 – 7 : tinggi
16. Tatalaksana
• Menjaga ABC
• Stroke iskemik reperfusi (recombinant tissue plasminogen
activator (t-PA)). Pemberian antikoagulan juga dapat dipertimbangkan
• Stroke hemorargik memposisikan tubuh lebih tinggi, pemberian
larutan manitol 20-25%. Kontrol tekanan darah jika MAP > 130
17. Lanjutan…
• Tatalaksana Umum SNH:
Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
Pengendalian tekanan intrakranial (manitol jika diperlukan)
Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
Gastroprotektor, jika diperlukan
Manajemen nutrisi
Pencegahan DVT dan emboli paru : heparin atau LMWH
18. Lanjutan…
• Tatalaksana Khusus SNH:
Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada stroke iskemik onset <6
jam
Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke iskemik dengan oklusi
karotis interna atau pembuluh darah intrakranial, onset <8 jam
Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor, Calcium Antagonist, Beta
blocker, Diuretik)
Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel, cilostazol atau
antikoagulan : warfarin, dabigatran, rivaroxaban)
Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLBS 1033)
Perawatan di Unit Stroke
Neurorestorasi / Neurorehabilitasi
19. Lanjutan…
• Tatalaksana Umum SH:
Sama saja dengan SNH
Pengendalian tekanan intrakranial (manitol, furosemide, jika diperlukan)
• Tatalaksana Khusus SH:
Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex Concentrate, jika
perdarahan karena antikoagulan)
20. Lanjutan…
• Tatalaksana Hipertensi Pada SNH VS SH
SNH SH
• TD diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun diastolic) dalam
24 jam pertama setelah awitan apabila tekanan darah
sistolik (TDS) >220 mmHg atau tekanan darah diastolic (TDD)
>120 mmHg.
• TDS >200 mmHg atau Mean Arterial Preassure (MAP) >150
mmHg, TD diturunkan dengan menggunakan obat
antihipertensi intravena secara kontinu dengan pemantauan
tekanan darah setiap 5 menit.
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg + gejala dan
tanda peningkatan tekanan intracranial, TD diturunkan
obat antihipertensi intravena secara kontinu atau intermiten
dengan pemantauan tekanan perfusi serebral ≥60 mmHg.
• Apabila TDS >180 mmHg atau MAP >130 mmHg tanpa
disertai gejala dan tanda peningkatan tekanan intracranial,
TD diturunkan obat antihipertensi intravena kontinu atau
intermitten dengan pemantauan tekanan darah setiap 15
menit hingga MAP 110 mmHg atau tekanan darah 160/90
mmHg. – Pada studi INTERACT 2010, penurunan TDS hingga
140 mmHg masih diperbolehkan. (AHA/ASA, Class IIa, Level
of evidence B)
21. Lanjutan…
• Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS <9 dan penderita yang
mengalami penurunan kesadaran karena kenaikan TIK
Penatalaksanaan penderita dengan peningkatan tekanan intrakranial
meliputi:
Tinggikan posisi kepala 20 – 30°
Posisi pasien hendaklah menghindari tekanan vena jugular
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
Hindari hipertermia
Jaga normovolemia
22. Lanjutan…
• Manitol 0.25 - 0.50 gr/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 4 - 6 jam
dengan target ≤ 310 mOsrn/L. (Osmolalitas sebaiknya diperiksa 2 kali
dalam sehari selama pemberian osmoterapi).
• Kalau perlu, berikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB i.v.
• Intubasi untuk menjaga normoventilasi (pCO2 35 - 40 mmHg). Paralisis
neuromuskular yang dikombinasi dengan sedasi yang adekuat dapat
mengurangi naiknya TIK dengan cara mengurangi naiknya tekanan
intratorakal dan tekanan vena akibat batuk, suction, bucking ventilator.
• Kortikosteroid tidak direkomendasikan untuk mengatasi edema otak dan
tekanan tinggi intracranial pada stroke iskemik, tetapi dapat diberikan
kalau diyakini tidak ada kontraindikasi