Dokumen ini membahas mengenai larangan gharar dalam Islam berdasarkan hadis dan Al-Quran. Gharar didefinisikan sebagai ketidakpastian, pertaruhan, penipuan, atau ketidaktahuan. Ada beberapa jenis gharar yang dilarang seperti jual beli burung di udara namun ada pula yang dibenarkan seperti jual beli rumah. Contoh transaksi yang dilarang karena unsur gharar antara lain jual beli al-hasah dan habal al
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)Adlina Zainuri
Teks tersebut membahas tentang konsep pemilikan tidak sempurna dalam hukum Islam. Terdapat tiga jenis pemilikan tidak sempurna yang dijelaskan yaitu pemilikan harta saja, pemilikan manfaat peribadi, dan pemilikan manfaat bersama. Pemilikan tidak sempurna berarti pemilik hanya memiliki sebagian dari dua unsur kepemilikan yaitu zat (fisik) atau manfaat dari suatu harta.
Dokumen tersebut membahasakan konsep qiyas dalam hukum Islam. Qiyas merupakan metode ijtihad untuk menghasilkan hukum baru berdasarkan perbandingan antara kasus baru dengan kasus yang sudah ada hukumnya. Dibahas pula unsur-unsur qiyas seperti asal, illah, dan furu serta berbagai jenis qiyas. Juga dibahas mengenai dalil-dalil yang mendukung penggunaan qiyas sebagai sum
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
Dokumen ini membahas mengenai larangan gharar dalam Islam berdasarkan hadis dan Al-Quran. Gharar didefinisikan sebagai ketidakpastian, pertaruhan, penipuan, atau ketidaktahuan. Ada beberapa jenis gharar yang dilarang seperti jual beli burung di udara namun ada pula yang dibenarkan seperti jual beli rumah. Contoh transaksi yang dilarang karena unsur gharar antara lain jual beli al-hasah dan habal al
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)Adlina Zainuri
Teks tersebut membahas tentang konsep pemilikan tidak sempurna dalam hukum Islam. Terdapat tiga jenis pemilikan tidak sempurna yang dijelaskan yaitu pemilikan harta saja, pemilikan manfaat peribadi, dan pemilikan manfaat bersama. Pemilikan tidak sempurna berarti pemilik hanya memiliki sebagian dari dua unsur kepemilikan yaitu zat (fisik) atau manfaat dari suatu harta.
Dokumen tersebut membahasakan konsep qiyas dalam hukum Islam. Qiyas merupakan metode ijtihad untuk menghasilkan hukum baru berdasarkan perbandingan antara kasus baru dengan kasus yang sudah ada hukumnya. Dibahas pula unsur-unsur qiyas seperti asal, illah, dan furu serta berbagai jenis qiyas. Juga dibahas mengenai dalil-dalil yang mendukung penggunaan qiyas sebagai sum
Dokumen tersebut membahasakan prinsip-prinsip umum yang terkait dengan akad dalam hukum Islam. Ia menjelaskan makna akad, perbezaan antara akad, tasarruf dan iltizam, prinsip-prinsip umum akad seperti kebenaran, persetujuan bersama, bebas dari unsur paksaan, riba, gharar dan penipuan, serta pembentukan akad yang melibatkan ungkapan akad, pelaku akad dan subjek akad
Ijmak merupakan sepakat ulama mujtahid dalam hukum syarak setelah kewafatan Nabi. Terdapat dua jenis ijmak: ijmak soreh (sepakat secara jelas) dan ijmak sukuti (sebahagian berpendapat tanpa penolakan). Ijmak digunakan sebagai dalil hukum syarak walaupun ada perbezaan pendapat mengenai kekuatan ijmak sukuti.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam perspektif syariah. Ia mendefinisikan jual beli, menjelaskan dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang jual beli, serta menjelaskan rukun-rukun dan syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar suatu transaksi jual beli dianggap sah menurut syariah. Dokumen ini juga membahas mengenai hak-hak pihak pembeli dan penjual d
Dokumen tersebut membahas dua topik utama yaitu jual beli fuduli dan jual beli mu'atah. Jual beli fuduli adalah menjual barang milik orang lain tanpa izin pemiliknya, yang dianggap sah oleh mazhab Hanafi dan Maliki jika ada izin pemilik tetapi tidak sah jika tidak ada izin menurut mazhab Syafie, Hanbali dan Zahiri. Jual beli mu'atah adalah transaksi tanpa lafaz ijab
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan adat sebagai sumber hukum. Ia menjelaskan bahawa adat boleh menjadi hujah hukum asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Dokumen ini juga membincangkan perbezaan pendapat ulama tentang status adat sebagai sumber hukum serta syarat-syarat agar adat boleh dijadikan hujah.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Al-Khiyar dalam Islam yang memberikan hak pemilihan bagi penjual dan pembeli untuk memfasakhkan atau melanjutkan jual beli berdasarkan syarat-syarat tertentu. Terdapat tujuh jenis Al-Khiyar yang dijelaskan seperti Khiyar Majlis, Khiyar Syart, Khiyar Wasf, Khiyar Naqd, Khiyar Ta'ayeen, Khiyar Rukyah dan Khiyar 'A
Dokumen tersebut membahas tentang konsep mudharabah dalam Islam. Mudharabah adalah kerjasama antara pemodal dan pengelola dana untuk keuntungan bersama, di mana keuntungan akan dibagi menurut nisbah yang disepakati. Dokumen tersebut menjelaskan unsur-unsur, syarat, dan jenis mudharabah serta konsekuensi pelanggaran atas kontrak mudharabah.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian, hukum, rukun dan syarat, jenis-jenis, pendapat ulama, dan hikmat dari hibah dalam Islam. Hibah adalah pemberian sukarela tanpa balasan, yang sunat dilakukan dan memiliki empat rukun utama untuk keabsahannya. Ada dua jenis hibah yang bersifat sementara ('umrah dan rugbah) yang status hukumnya masih diperdebatkan oleh ulama. Hibah
Ijmak merupakan sepakat ulama mujtahid dalam hukum syarak setelah kewafatan Nabi. Terdapat dua jenis ijmak: ijmak soreh (sepakat secara jelas) dan ijmak sukuti (sebahagian berpendapat tanpa penolakan). Ijmak digunakan sebagai dalil hukum syarak walaupun ada perbezaan pendapat mengenai kekuatan ijmak sukuti.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep jual beli dalam perspektif syariah. Ia mendefinisikan jual beli, menjelaskan dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang jual beli, serta menjelaskan rukun-rukun dan syarat-syarat yang perlu dipenuhi agar suatu transaksi jual beli dianggap sah menurut syariah. Dokumen ini juga membahas mengenai hak-hak pihak pembeli dan penjual d
Dokumen tersebut membahas dua topik utama yaitu jual beli fuduli dan jual beli mu'atah. Jual beli fuduli adalah menjual barang milik orang lain tanpa izin pemiliknya, yang dianggap sah oleh mazhab Hanafi dan Maliki jika ada izin pemilik tetapi tidak sah jika tidak ada izin menurut mazhab Syafie, Hanbali dan Zahiri. Jual beli mu'atah adalah transaksi tanpa lafaz ijab
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan adat sebagai sumber hukum. Ia menjelaskan bahawa adat boleh menjadi hujah hukum asalkan tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis. Dokumen ini juga membincangkan perbezaan pendapat ulama tentang status adat sebagai sumber hukum serta syarat-syarat agar adat boleh dijadikan hujah.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Al-Khiyar dalam Islam yang memberikan hak pemilihan bagi penjual dan pembeli untuk memfasakhkan atau melanjutkan jual beli berdasarkan syarat-syarat tertentu. Terdapat tujuh jenis Al-Khiyar yang dijelaskan seperti Khiyar Majlis, Khiyar Syart, Khiyar Wasf, Khiyar Naqd, Khiyar Ta'ayeen, Khiyar Rukyah dan Khiyar 'A
Dokumen tersebut membahas tentang konsep mudharabah dalam Islam. Mudharabah adalah kerjasama antara pemodal dan pengelola dana untuk keuntungan bersama, di mana keuntungan akan dibagi menurut nisbah yang disepakati. Dokumen tersebut menjelaskan unsur-unsur, syarat, dan jenis mudharabah serta konsekuensi pelanggaran atas kontrak mudharabah.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengertian, hukum, rukun dan syarat, jenis-jenis, pendapat ulama, dan hikmat dari hibah dalam Islam. Hibah adalah pemberian sukarela tanpa balasan, yang sunat dilakukan dan memiliki empat rukun utama untuk keabsahannya. Ada dua jenis hibah yang bersifat sementara ('umrah dan rugbah) yang status hukumnya masih diperdebatkan oleh ulama. Hibah
This document discusses Wasiyah (Islamic will) under Islamic law. It defines Wasiyah, explains how it can be made orally or in writing, and lists its key characteristics. It discusses the different parties involved - the testator, legatee, and legacy. It outlines the pillars and formula of Wasiyah, when it can be canceled, and different types. It also lists what assets cannot be willed and compares Wasiyah to gifts. Finally, it discusses when making a Wasiyah is strongly required, recommended, preferred or not preferred under Islamic law.
This document provides an overview of hibah in the takaful industry. It begins with a historical background on the development of takaful and discusses key trends in the takaful landscape such as it being a major institutional investor and driver of discretionary portfolios. The document then defines takaful and its principles. It examines different takaful models including general and family takaful and analyzes the growth and regulation of the global takaful industry. Finally, it explores the concept of hibah, its advantages, and issues regarding its implementation in takaful.
This document defines and discusses the Islamic legal concept of hibah, or gift. It provides that hibah involves the uncompensated transfer of ownership of an asset from a donor to a beneficiary voluntarily, without valuable consideration. It outlines the evidence for hibah from the Quran and hadith. It also discusses the pillars (elements) of a valid hibah contract, including the donor, recipient, gift, and acceptance. Conditions for the donor, recipient, and object are explained. Modern applications of hibah such as in savings accounts and contracts are mentioned.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Kerajaan Abbasiyah awal mengukuhkan kuasa dengan mengorbankan banyak nyawa demi memastikan kendali politik.
2) Abu Salamah dan Abu Muslim merupakan tokoh penting dalam rezim Abbasiyah awal namun kemudian dibunuh atas ancaman kuasa mereka.
3) Perselisihan antara Abu Muslim dan Khalifah Abu Jaafar berakhir dengan pembunuhan rahsia Abu Muslim.
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailandFaizah Yahya
Dokumen ini membahas perkembangan sistem monarki berpembagaaan di Thailand sejak Revolusi 1932. Ia menyoroti beberapa peristiwa penting seperti rampasan kuasa oleh tentera, penubuhan kerajaan sementara, dan pergolakan politik akibat pertarungan kuasa antara tentera, raja, dan tokoh-tokoh politik seperti Pridi dan Songkram. Dokumen ini juga menyentuh perubahan nama negara dari Siam kepada Thailand serta peranan Thailand
Penglibatan filipina dalam pbb, seato,Faizah Yahya
Filipina aktif dalam organisasi internasional seperti PBB, SEATO, dan ASEAN untuk mempromosikan keamanan global, menentang komunisme, dan mengukuhkan hubungan serantau. Penglibatannya dalam organisasi-organisasi ini bertujuan melindungi kepentingan nasional Filipina dalam bidang keselamatan, politik, dan ekonomi.
Diosdado Macapagal adalah Presiden Filipina ke-9 yang memegang jawatan dari 1961 hingga 1965. Beliau berusaha membasmi rasuah dalam kerajaan, meningkatkan pengeluaran ekonomi, dan melaksanakan reformasi sosioekonomi semasa pentadbirannya. Walau bagaimanapun, banyak reformasi beliau ditentang oleh Kongres yang dikuasai parti pembangkang.
Dokumen tersebut membahas tentang istilah-istilah dalam ilmu nama khusus (isim 'alam) seperti definisi, pengelompokan, contoh-contoh isim 'alam beserta pembentukannya dan pembahasan mengenai isim 'alam yang tidak menerima tanwin.
Peristiwa 13 Mei 1969 berlaku akibat ketegangan antara kaum yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti dasar diskriminasi zaman penjajahan, pertelingkahan politik, dan perbezaan taraf pendidikan. Peristiwa ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan memuncaknya pengisytiharan darurat. Ia juga menjadi pengajaran bagi pembentukan dasar-dasar integrasi nasional seperti Rukun Negara dan Majlis Perundingan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai badan perundangan negeri di Malaysia. Ia menjelaskan bahawa badan perundangan negeri terdiri daripada Sultan/Raja, Yang di-Pertuan Besar, dan Dewan Undangan Negeri. Dewan Undangan Negeri bertanggungjawab menggubal undang-undang negeri dan meluluskan belanjawan negeri. Proses penggubalan undang-undang melibatkan beberapa bacaan dan kelulusan daripada Sultan/Raja.
2. • BAHASA
• Berpesan-pesan
• berasal daripada perkataan „wassa‟ yang bererti
memerintahkan, menasihatkan, menjanjikan atau
pemberian harta selepas mati
• SYARAK
• Membuat tabaruk(ikatan) dengan harta benda yg dilakukan untuk
selepas mati samaada berupa barang atau manfaat
• pesanan yang dibuat oleh seorang kepada seorang yang lain
supaya melakuakan kebaikan terhadap harta yang dimiliki
selepas dia meninggal dunia.
3. Maksudnya: “Diwajibkan keatas kamu, apabila seorang diantara
kamu kelihatan tanda-tanda hampir mati, jika dia mennggalkan
harta yang banyak, berwasiat untuk ibubapa dan saudara
maranya dengan cara yang baik. Ini adalah kewajipan ke atas
orang-orang yang bertaqwa”. (QS. Al-Baqarah : 180).
4. • SUNAT
• Berwasiat untuk keluarga2 yg tdk dapat bahagian dari harta
pusaka dan untuk jalan kebajikan
• Bagi org yg banyak meninggalkan harta hendaklah 1/5 drpd
hartanya diwasiatkan
• WAJIB
• Untuk memulangkan wa diah dan membayar hutang yg majhul
tanpa kenyataan yg boleh dipegang
5. • HARUS
• Untuk org2 kaya yg ajnabi dan keluarga
• MAKRUH
• Untuk org2 fasik
• Bagi org2 fakir yg mempunyai waris berwasiat
7. • ahli tabaruk
• merdeka
• Mesti ada ketika wasiat
• Maklum
• Boleh memiliki harta dan berhak
• Bukan pembunuh
• Islam
• Bukan badan maksiat
8. • Lafaz soreh dan kinayah
• Berupa harta benda yg boleh dipusakai
• Bernilai pada syarak
• Layak untuk dimiliki
• Kepunyaan org berwasiat
• Bukan brg maksiat atau brg haram
9. • Apabila mati penerima wasiat, selepas mati org yg
berwasiat tanpa menerima dan menolak ???
• Wasiat untuk benda2 am ???
• Wasiat yg dikira semasa sihat atau semasa sakit ???
• Kadar wasiat yg dikira( ) pada syarak ialah
semasa sihat atau semasa sakit ???
10. • Hanbaliah : sah wasiat tersebut kerana kematian itu
dikira menerima secara dilalah
• Jumhur ulama : berpindah hak menerima dan menolak
wasiat dan itu kpd waris penerima wasiat slpas mati org
yg berwasiat
11. • Seksyen 17(6) Enakmen Wasiat Orang Islam Selangor
1999 (peruntukan yang sama juga terdapat dalan
Seksyen 17(6) Enakmen Wasiat Orang Islam Melaka
2005 dan Enakmen Wasiat Orang Islam Negeri Sembilan
2004) memperuntukkan:
”Jika seseorang benefisiari mati sebelum dia sempat
menerima atau menolak wasiat, waris-warisnya
hendaklah menentukan sama ada hendak menerima
atau menolak wasiattersebut”.
12. • Sah untuk badan2 am
• Seperti masjid, bangunan dan perpustakaan
• Bermanfaat spt bayaran sewa rumah dan tempat
berniaga sama ada secara sementara atau selamanya
• Diurus mengikut syarat
• Jika tidak mengikut syarat diurus mengikut apa yg
difikirkan baik dan membangun badan tersebut
13. • Pada syarak ialah semasa sihat atau smasa sakit
Jumhur fuqaha‟ : jika mempunyai waris
• Wasiat tidak boleh lebih dari kecuali dipersetujui
oleh waris
• Zohiriah dan malikiah : tidak boleh berwasiat lebih dr
meskipun dipersetujui oleh waris
• Jumhur ulama‟ : tidak harus berwasiat lebih drpd
kerana lebih itu adalah hak org muslimin dan mereka
tidak boleh dipersetujui
14. • Wasiat untuk waris
• Wasiat untuk binatang
• Wasiat wajibah
• Penulisan wasiat
15. • Mesyuarat Jemaah Ulama‟ Majlis Agama Islam dan Adat
Istiadat Melayu Kelantan yang bersidang pada 5 Sep
1989 telah membincangkan mengenai wasiat kepada
waris. Mesyuarat telah membuat keputusan bersetuju
menfatwakan sebagaimana berikut:
• Wasiat kepada waris yang tidak mendapat kelulusan
semua waris, iaitu sebahagian memberi kelulusan,
maka sah pada bahagian yang memberi kelulusan dan
tidak sah pada bahagian yang tidak memberi kelulusan.
16. • Ertinya:“Tidak harus wasiat kepada waris kecuali
diizinkan oleh waris yang lain”
• (Riwayat Daruqutni daripada Ibnu Abbas r.a).
• Kesimpulan wasiat kepada waris
• Boleh jika mendapat kebenaran
• Hanya mendapat bahagian yang dibenarkan sahaja
17. • harta peninggalan yang diperuntukkan oleh
• undang-undang untuk anak-anak yang kematian ibu atau
bapa sebelum datuk atau nenek
• atau mereka meninggal serentak dan anak-anak tersebut
tidak mendapat bahagian daripada
• harta peninggalan datuk atau nenek mereka kerana
didinding (dihijab) oleh bapa atau ibu
• saudara mereka.
• diberi kepada mereka dengan kadar dan syarat-syarat
tertentu
• sebagai wasiat dan bukannya sebagai pusaka.
18. • Muzakarah menegaskan bahawa Islam amat menitikberatkan kebajikan dan
kesempurnaan hidup umatnya, terutama anak-anak yang kehilangan ahli
keluarga mereka.
• Muzakarah berpandangan bahawa dalam melaksanakan Wasiat Wajibah adalah
harus mengambil pandangan yang menyatakan bahawa berwasiat kepada ahli-
ahli waris (seperti cucu) yang tidak mendapat pusaka disebabkan halangan-
halangan tertentu adalah merupakan suatu kewajipan yang perlu dilaksanakan.
• Oleh yang demikian, Muzakarah bersetuju memutuskan bahawa dalam kes di
mana seorang anak yang bapa atau ibunya mati terlebih dahulu daripada datuk
atau neneknya,
• anak tersebut iaitu cucu berhak untuk menerima Wasiat Wajibah dengan
mengambil bahagian faraid bapa atau ibunya pada kadar tidak melebihi 1/3
daripada harta pusaka datuk atau nenek.
• Sekiranya bahagian ibu atau bapa adalah 1/3 atau kurang daripada 1/3, maka
pembahagian tersebut hendaklah dilaksanakan pada kadar tersebut. Sekiranya
bahagian tersebut melebihi 1/3 maka hendaklah dikurangkan pada kadar tidak
melebihi 1/3.
20. • Syarat penerima wasiat wajibah
• Anak lelaki dan perempuan daripada anak lelaki dan anak
perempuan (cucu) ke bawah
• Kedua ibu dan bapa meninggal dahulu drpd datuk dan nenek /
kesemua mereka meninggal serentak dalam kejadian yg sama atau
berlainan
• Cucu bukan waris kpd harta pusaka datuk (sekiranya waris harta
pusaka secara fardu / ta‟sib mereka tidak layak mendapat)
• Sekiranya anak berlainan agama atau terlibat dl pembunuhan ibu
bapa tidak layak mendapat wasiat
• Datuk nenek memberi harta kpd cucu melalui, hibah, wakaf, wasiat
dan sebagainya dgn kadar yg septutnya, maka cucu tidak berhak
mendapat wasiat wajibah
• Anak akan mengambil bahagian faraid bapa atau ibu yang meninggal
dunia terlebih dahulu daripada datuk atau nenek dan kadar tersebut
hendaklah tidak melebihi kadar 1/3 daripada nilai harta pusaka.
Sekiranya bahagian tersebut adalah 1/3 atau kurang daripada
1/3, maka pembahagian tersebut hendaklah dilaksanakan pada kadar
tersebut. Sekiranya bahagian tersebut melebihi 1/3 maka hendaklah
dikurangkan pada kadar 1/3 melainkan setelah mendapat
persetujuan ahli-ahli waris yang lain.
21. • 2 bahagian
• Sah :
• aku dermakan berukku ini kepada zoo Melaka
• tidak sah :
• aku wasiatkan sepertiga hartaku kepada berukku bernama mak
nyeh
Ini berdasarkan surah al-Baqarah ayat 180
22. • Orang yang takut hartanya beku/ xdpt urus hartanya
• Mereka yg memiliki harta
• Mereka yg berhutang kpd Allah / manusia (puasa)
• Lelaki yg berpoligami
• Ibubapa tunggal
• Mereka yg mempunyai anak angkat/anak tiri
• Mereka yg mempunyai anak bawah 18 thun
• Mereka yg menjalankan perniagaan
• Mereka yg ingin membuat amal jariah dlm wasiat