Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Rokok gurah terapi | Peluang Kerjasama Usaha Menjadi Distributor Seluruh Indo...Moh Firdaus
Rokok gurah herbal merubah polusi menjadi terapi, menghilangkan segala macam penyakit. Peluang kerjasama usaha menjadi mitra distributor dengan harga Grosir untuk seluruh wilayah Indonesia.
Info Stokis : http://www.bisnis007.com/?reg=firdaus
langkah awal merubah pemborosan menjadi penghasilan Miliaran Rupiah. Rebut kembali Rokok Indonesia!!
Info Stokis : http://www.bisnis007.com/?reg=firdaus
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...MuhammadAzkaBintangA
This PPT is made for my Seminar Desain Rekayasa II on 6th Semester as Ocean engineering student in Hasanuddin Universtity. Hope this Reference, may help you guys.
Teknik fondasi 1 - Penyelidikan Lapangan Uji Sondir, Boring, dan SPTnoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Video tidak dapat ditampilkan karena file terlalu besar, silahkan email ke : noussevarenna@gmail.com atau dm ke instagram : noussevarenna
7. Dasar Peraturan (Kode):
ASTM D-3441 : Standard Test Method For Mechanical Cone
Penetration Tests Of Soil
ASTM D-5778 : Standard Test Method for Performing Electronic
Friction Cone and Piezocone Penetration Testing of Soils"
SNI 03-2827-2008 : Cara uji penetrasi lapangan dengan alat
sondir
18. Kapan menghentikan uji sondir ?
Tekanan manometer 3 kali berturut-turut melebihi 250
kg/cm2
Kedalaman maximum 30 meter
Untuk Sondir Ringan:
Tekanan manometer 3 kali berturut-turut melebihi 500
kg/cm2
Kedalaman maximum 50 meter
Untuk Sondir Berat:
20. Tujuan Sondir Untuk Memperoleh Parameter-Parameter Berikut:
Parameter perlawanan konus (qc)
Parameter perlawanan geser (fs)
Angka banding geser (Rf)
Geseran total tanah (Tf)
Parameter tersebut untuk kebutuhan desain pondasi
24. Kelebihan Uji Sondir:
Cepat, murah dalam menghasilkan data dan tidak
membutuhkan kecermatan dan ketelitian tinggi
Dapat di ulang dengan waktu relatif cepat dengan hasil yang
relatif sama
Mudah dioperasikan, dapat dibawa kemana-mana karena
berat alat relatif ringan
Dapat dengan cepat menentukan letak lapisan tanah keras
Dapat diperkirakan perbedaan lapisan
Tidak membutuhkan tes laboratorium
25. Kelebihan Uji Sondir:
Cocok di Indonesia dengan karakteristik tanah lempung
Baik digunakan untuk menentukan letak muka air tanah
Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung daya dukung tiang
Korelasi empirik yang terbukti semakin andal.
Kebutuhan untuk pengujian di lapangan (insitu test) untuk
mengatasi tanah-tanah yang sulit diambil sampelnya seperti
tanah lembek dan tanah pasir.
26. Perkembangan yang semakin canggih pada penggunaan sondir listrik
dan elektronik, yaitu :
♦ Batu pori untuk mengukur tekanan air pori pada saat penetrasi
sondir ke dalam tanah
♦ Sondir dilengkapi dengan stress cell dibagian belakang konus untuk
mengukur tekanan lateral tanah selama dan setelah penetrasi
♦ Perambatan gelombang pada tanah diujung konus (seismic cone)
sehingga dapat diperkirakan parameter dinamis tanah.
Kelebihan Uji Sondir:
27. Batasan Uji Sondir:
Tidak diperoleh sampel tanah untuk uji tanah maupun
klasifikasi visual
Tidak memberikan data tentang sifat-sifat tanah seperti:
Konsolidasi, Jenis tanah sebenarnya, Mengembang/menyusut
tanah, γtanah, Gs, e, Sr, Dr, LL, PI, φ, Cu, dan lain-lain
“Unreliability” dari hasil sondir mengingat : Batang yang
sangat langsing (d≈ 3,0 cm) disbanding dengan panjangnya
(sampai 30,0 meter), kekakuan batang kecil sekali sehingga
kemungkinan defleksi yang besar hampir selalu terjadi.
Jadi, pembacaan tidak selalu menunjukkan kondisi lapisan
tanah arah vertical yang sebenarnya (tetapi lapisan-lapisan
arah ke samping)
28. Batasan Uji Sondir:
Adanya defleksi ke samping menimbulkan hambatan-
hambatan dari bergeraknya pipa tekan di sebelah pipa
sondir. Akibatnya, pembacaan manometer = pembacaan
bokonus + hambatan-hambatan sepanjang pipa.
Tidak dapat menembus batuan
Tidak dapat menembus lensa gravel/pasir yang tebal dan
padat
Sondir mekanis kurang sensitif pada tanah liat yang sangat
lunak
30. Friction Ratio merupakan perbandingan antara gesekan selimut (fs)
dengan tahanan ujung (qc).
Rasio gesekan (fs/qc) dapat untuk memperkirakan jenis tanah yang
diselidiki sebagai berikut:
♦ Harga Friction Ratio < 1 % biasanya adalah untuk tanah pasir.
♦ Harga Friction Ratio > 1 % biasanya adalah untuk tanah Lempung
♦ Harga Friction Ratio > 5 % atau 6 % untuk jenis tanah organik
33. Perhitungan Daya Dukung Pondasi Dangkal
(data sondir)
L. Helminier (1953) =>q all. = qc / 10
Owkati (1970)
Pondasi Lajur => qu= 28-0.0052(300-qc)^1.5
Pondasi Persegi tanah granular(berbutir /pasir)
=>qu = 48 – 0.009(300-qc)^1.5
Pondasi pada tanah lempung (clay) => qu=5+0.34*qc
Sanglerarat (1972) => q all. = (B. qc / 40) x (1 + B/D)
Schmertmann (1978) => q ult = *Df*Nq + 0.5**B*N
N q = N = 1.25*qc dan qc = √qc1*qc2
Jenis Tanah Berpasir (Sand) :
34. Eslamizaad & Robertson (1996) =>qult=k*qc
‘k’ merupakan faktor korelasi dan fungsi dari B/Df , bentuk
pondasi dan kepadatan pasir, sebagaimana grafik dibawah ini.
Grafik: Korelasi antara rasio daya dukung rata-rata penetrasi
konus dengan faktor lebar pondasi (Sumber :A. Eslami & M.
Gholami, 2006)
Jenis Tanah Berpasir (Sand) :
35. Meyerhof (1956)
• Pondasi Telapak atau memanjang dengan lebar B ≤ 1,20 m
=> Qall=qc/30 (kg/cm2)
• Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B ≥ 1,20 m
=> Qall =qc/50*(B+0.3/3)^2 (kg/cm2)
• Daya dukung ijin pendekatan untuk seluruh pondasi dengan mengabaikan lebar
pondasi (B)
=> Qall =qc/40 (kg/cm2
Dengan:
qa = kapasitas dukung ijin untuk penurunan 2,54 cm (1”)
qc = tahanan konus
B = lebar pondasi
Jenis Tanah Berpasir (Sand) :
36. Owkati (1970)
Pondasi Lajur => q ult= 2+ 0.28*qc
Pondasi Persegi => q ult = 5+0.34*qc
Dalam rumus ini, jika qc=0 maka tanah masih dianggap memiliki kekuatan dukung
Canadian Foundation Engineering Manual – CFEM (1992 => q all = 0.1*qc
Jenis Tanah Berlempung (Clay) :
37. Meyerhof (1976)=> q ult= qc (B/12.2)*(1+Df/B)
Terzaghi
Pondasi Lajur => qult =c×Nc+γ×D×Nq+12×γ×B×Nγ
Pondasi Bujur Sangkar => qult =1.3×c×Nc+γ ×D×Nq
Dimana :
D: Kedalaman pondasi
B: Lebar pondasi
γ: Berat isi tanah
Nc, Nq, Nγ : Faktor daya dukung yang tergantung pada sudut geser
Jenis Tanah Berpasir (Sand) atau Berlempung
(Clay) :
38. • q all = daya dukung ijin
• q ult = daya dukung ultimit
• q all = q ult / 3 (nilai 3 merupakan faktor safety)
• qc = nilai penetrasi konus
• qc rata-rata aritmetik nilai qc dari dasar pondasi s/d 1.5B
dibawah pondasi
Keterangan Notasi:
39. • q c1 = rata-rata aritmetik nilai qc interval antara dasar
pondasi s/d 0.5B di bawah pondasi
• q c2 = rata-rata aritmetik nilai qc interval antara 0.5B s/d
1.5B dibawah pondasi
• B = lebar pondasi (dimisalkan 1 m)
• Df = kedalaman pondasi
• = kepadatan tanah efektif sekitar pondasi (1000
kg/m3)
• N q & N = faktor daya dukung non-Dimensional
Keterangan Notasi: