Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
Tugas Psikologi Pendidikan. yaitu observasi pembelajaran.
Mengobservasi suatu sekolah untuk melihat bagaimana pembelajaran yang diatur oleh guru untuk anak murid
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
executive summary about How Organizational Cultures Form
1. A Definition of Organizational Culture
2. What Organizational Culture Does
3. Dimensions of Organizational Culture
4. The factors that create organizational culture
5. Stages in the Socialization Process
6. How Organizational Cultures Form
7. How Employees Learn Culture
8. The managerial tools that manager use to create organizational culture
BY Mahmoud Nasa
MBA Cairo university
laporan observasi kelompok 1.
Ketua : 1. Agita Nova Purba 131301044
Anggota : 2. Sri Hasyuni 131301016
3. Novita Sari Lubis 131301022
4. Leli Febrina Rosa 131301100
5. Ice Kristiana S. 131301124
executive summary about How Organizational Cultures Form
1. A Definition of Organizational Culture
2. What Organizational Culture Does
3. Dimensions of Organizational Culture
4. The factors that create organizational culture
5. Stages in the Socialization Process
6. How Organizational Cultures Form
7. How Employees Learn Culture
8. The managerial tools that manager use to create organizational culture
BY Mahmoud Nasa
MBA Cairo university
Nimalox is a non steroidal anti inflammatory drug with
analgesic and antipyretic properties and cox-2
selective inhibition
it's a study to re-branding Nimalox
MBA Cairo University
Aquí os dejo una presentación idónea para 1º y 2º de ESO para que tengan las nociones básicas para el cálculo de áreas de figuras planas y algunos volúmenes de los cuerpos geométricos más usuales. ¡Espero que os sirva de ayuda!
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
ABSTRAK
Guru berperan penting dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didik agar memiliki kualitas belajar yang tinggi. Dalam pelaksanaanya kemampuan yang dimiliki peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang maksimal. Akan tetapi, proses belajar mengajar yang terjadi antar siswa dan guru di sekolah tidak selalu berjalan dengan lancar. Terkadang siswa mengalami kesulitan konsentrasi belajar dalam menerima pesan yang disampaikan. Peran guru di sekolah yang menjadi panutan serta orangtua kedua bagi siswa harus bisa memahami dan mengatur bagaimana pola mengajar yang asik dan nyaman agar siswa mudah untuk bergaul, bersikap toleransi dan menciptakan suasana kelas yang positif. Mengenai hal tersebut, penting bagi guru untuk memahami konsep belajar yang baik sesuai dengan pengalaman nyata dan penyelesaian masalah pembelajaran dilingkungan kegiatan pendidikan.
Kata kunci : guru, siswa, permasalahan, penyelesaian.
Kelompok 3 (tiga)
Nama Kelompok :
1. Florencia C.A.S.S. (218000144)
2. Nabila F.G.P. (218000091)
3. Alvina Y.E. (218000111)
4. Indah N.W. (218000036)
Universitas PGRI Adibuana Surabaya
PENGAMPU MATA KULIAH: Dr. Drs. Achmad Noor Fatirul, ST., M.Pd.
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal. Hal inilah yang tak disadari semua pihak terutama guru bahwa belajar terbatas diruang kelas malah memasung kebebasan anak untuk mengembangkan daya eksplorasi dankreativitasnya
Parahnya, pendidikan kita juga minus keteladanan. Guru yang sebenarnya tidaksekadar mengajarkan seperangkat ilmu pengetahuan, lebih dari itu harus menjadi teladandalam kehidupan. Malah berperilaku jauh dari ing ngarsa sung tuladha. Sebagian guru kitamasih menampilkan kekerasan saat mengajar, melakukan ujaran kebencian, bersikapintoleransi, pun budaya instan untuk naik pangkat, dan sebagainya.Peserta didik yang kerap disuguhi perilaku tak mendidik lama-lama akanmemunculkan sikap yang menyimpang. Maka tak heran bila persoalan tawuran, amuk massa,pudarnya rasa kesetiakawanan sosial, pupusnya toleransi, dan lain sebagainya masih menjadi"virus" dalam watak anak kita. Ini perlu disadari bagi guru. Bahwa seseorang tidak dapatmenjadi guru hanya bermodal kemauan dan kepintaran. Profesi ini mengharuskan seseorangtampil seutuhnya sebagai pendidik, yakni selalu menjadi contoh dan teladan dalam perilakudan ucapannya (ing ngarsa sung tulada)
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal
2. SD N NO.060919
JL.SETIA BUDI
KEC.MEDAN SUNGGAL
KOTAMADYA MEDAN
KEPALA SEKOLAH : IBU ORNI,S.pd.
UANG SEKOLAH : GRATIS
3. Kelas : IV
Wali Kelas : Ibu Mutia,S.Pd
Ketua Kelas : Dimas
Jumlah siswa : 19 orang
Lama Observasi : 45 Menit.
4. 1.Observasi mencakup :
a) Di kelas
o Dinamika pembelajaran di dalam kelas
MENGUCAPKAN
SALAMGURU
MENANYAKAN
PELAJARAN
MINGGU LALU
MEMBERIKAN
MATERI
MEMBERIKAN
SOAL
LATIHAN
5. o Cara berbicara guru cukup baik dengan penyampaian
kata-kata yang mudah dipahami oleh siswa dan intonasi
dalam berbicara juga baik.
o Sorot tatap mata antara guru dan siswa terjalin
dengan baik,tegas dan berkarakter sehingga siswa
fokus terhadap apa yang disampaikan guru.
o Bahasa tubuh(body language) guru juga mendukung
dalam proses menyampaikan pelajaran,gerakan
seperti menunjuk, memperagakan pelajaran dan
menjelaskan semakin membuat siswa paham.
6. Perabot
White Board
Black Board
Kursi Guru
Meja Guru
Kursi Siswa
Meja Siswa
Lemari
Papan Absen
Pajangan
Sapu
Tempat Sampah
Denah Kelas
Bunga
Jam Dinding
Peta
Jumlah
1
1
1
1
10
20
2
2
3
2
1
1
2
1
2
Letak
Di depan kelas
Di depan kelas
Di depan kelas
Di depan kelas
Di tengah kelas
Di tengah kelas
Di belakang kelas
Di dinding sebelah kanan
Di atas papan tulis
Di belakang pintu
Di sebelah pintu masuk
Di dinding belakang
Di dinding sebelah kanan
Di dinding belakang
Di dinding belakang
7. c) Setting lokasi secara
menyeluruh
Jumlah kelas : 4
Halaman : 1
Kantin : 1
Kantor guru : 1
Pekarangan : 1
8. Cara Mengajar Efektif
Menguasai materi
pelajaran dan keahlian
dalam menjelaskan
materi.
Strategi Konstruktivisme
Menekankan kepada siswa
agar dapat berpikir secara
kritis dan mendorong
murid agar aktif
9. Cara mengajar yang efektif terlihat pada saat guru
menyampaikan pelajaran, ketika observasi kami
melihat bahwa Ibu Mutia selaku wali kelas sekaligus
guru IPS mengajar dengan baik, menguasai materi
pelajaran,mampu menjaga kelas agar tetap aktif
walaupun ada 1 atau 2 orang yang kurang
memperhatikan tetapi kebanyak siswa
memperhatikan guru dengan baik.
10. Konstruktivisme dapat kami lihat di dalam kelas
ketika guru memberikan sebuah pertanyaan,
sebelum siswa menjawab terlebih dahulu siswa
secara aktif menyusun dan membangun
pemahaman mereka sendiri , guru mereka pun
mendorong mereka untuk dapat berfikir dan
menemukan pengetahuan dalam memahami
pelajaran.
11. Teori Vygotsky
ZPD (Zone Proximal Development)
Dimana ketika di dalam kelas siswa awalnya
diberikan instruksi atau penjelasan terlebih
dahulu mengenai pelajaran,saat kami observasi
guru sedang mengajarkan pelajaran IPS tentang
penemu radio lalu ketika guru memberikan
pertanyaan mengenai radio siswa dapat
menjawab soal yang diberikan tanpa bantuan
guru lagi.
12. Bahasa dan Pemikiran:
Ketika siswa ingin menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru, siswa berfikir terlebih
dahulu dan mengangkat tangan lalu
menjawab dengan bahasa yang dipahami guru
dan teman-temannya
Scaffolding:
Dukungan dan bimbingan guru kepada
murid agar murid dapat mengerjakan tugas
nya dengan mandiri.
13. Konteks Perkembangan Sosial di Sekolah
Bronfenbrenner Teori ekologi Lima
Sistem Lingkungan Mesosistem
Erikson Tahap ke-4 Tahap upaya
versus inferioritas
14. Sistem lingkungan mesosistem terlihat
ketika guru mengajukan pertanyaan “siapa
yang tahu tempat penyiaran radio di kota
medan”,dan salah satu anak menjawab “citra
buana, RRI” dan lain-lain.
Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki
pengalaman dalam keluarga, mungkin ketika
jalan-jalan dengan keluarga nya mereka
melihat tempat penyiaran radio ,sehingga
mereka menguhubungkan pengalamannya
antara keluarga dan sekolah.
15. Upaya Versus Inferioritas
Tahap ini cocok pada hasil observasi kami
karena tahap ini tejadi kira-kira pada masa
sekolah dasar dimana inisiatif anak membuat
mereka berhubungan dengan pengalaman
baru,lalu menggunakan energinya untuk
menguasai intelektual, bahaya di masa ini yaitu
munculnya perasaan rendah diri dan inkompetensi
pada anak tersebut.
16. Pendidikan yang sesuai secara
developmental
Pendidikan di sekolah ini didasarkan pada
pengetahuan perkembangan khas dari
anak-anak dalam rentang usia dan keunikan
anak.Contoh : Sekolah di Reggio Emilia,
Italia Utara.
17. PENGKONDISIAN OPERAN SKINNER
Dalam observasi, kami melihat penguatan positif
(reinforcement positif) terhadap siswa, ketika gur
mengajukan pertanyaan, siswa yang menunjuk
tangan dan menjawab pertanyaan pun dipuji
dengan kata-kata”yaaa bagus” dan sebagainya,
sehingga membuat murid yang lain antusias untuk
menjawab agar dipuji oleh guru mereka.
18. Sifat pendekatan pemrosesan
informasi yang terjadi :
Terjadi sebuah pendekatan memproses
informasi pada kelas ini adalah proses memori dan
proses berpikir, yaitu ketika para murid mengulang
kembali materi pelajaran minggu lalu yang diberikan
dan mengingat lalu menggunakan proses
berpikirnya.
Sebelum proses ini terjadi, para murid juga
mengalami sebuah proses encoding, dimana mereka
memasukkan informasi-informasi ke dalam memori
terlebih dahulu. Proses ini merupakan pandangan
dari Siegler.
19. Pada kelas ini, murid-murid juga
menggunakan beberapa sistem studi. Sistem
studi nya dalah question, read, dan review.
Question, ketika guru mereka meminta
untuk mengajukan sebuah pertanyaan untuk
diri mereka sendiri ketika ada hal yang tidak
mereka mengerti.
Read, ketika guru mereka menyuruh
untuk membaca materi yang dipelajari
tersebut. Review, guru mereka meminta untuk
mengevaluasi apa yang telah mereka ketahui
tentang materi.
20. Proses kognitif kompleksnya :
Guru mendefinisikan konsep secara jelas dan
memberikan contoh yang cermat.
Terlihat ketika guru menjelaskan materi dengan
jelas lalu memberikan contoh yang mudah untuk
dipahami oleh murid-murid di dalam kelas.
21. Perencanaan pelajaran Teacher-
centered
Menciptakan sasaran behavioral
guru memberi pertanyaan kepada murid dan guru
menentukan bahwa murid bisa menjelaskan dgn
benar atau tidak, jika iya dia sudah memenuhi
kriteria kerja.
Menganalisis tugas
Bagaimana cara murid memecahkan tugas dan
guru menentukan keahlian atau konsep yang
dperlukan murid untuk mmpelajari tugas yang
diberikan
22. Menyusun Taksonomi Instruksional
Domain kognitif:
Kemampuan murid untuk mengingat
pelajaran, memahami, memecahkan masalah,
mengkaitkan informasi yang satu dgn yg lainnya,
menciptakan informasi baru, membuat penilaian
dan keputusan yang baik.
Domain afektif:
Murid menerima,memerhatikan dan
mendengarkan ketika guru berbicara lalu murid
termotivasi untuk belajar juga menghargai.
Walaupun ada 1 atau 2 orang murid yang kurang
memperhatikan guru.
23. Instruksi langsung
Kami melihat ketika guru mengarahkan murid-
muridnya, usaha guru meminimalkan pengaruh negatif
terhadap murid.
Strategi instruksional Teacher-centered
Terlihat ketika guru bertanya pada murid tentang
materi sebelum materi yang baru diajarkan seterusnya
guru memberi garis-garis besar, menjelaskan materi, dan
mengapa materi tersebut perlu untuk dipelajari.
Kemudian mengkaitkan materi yang baru dengan apa
yangg sudah dipahami oleh murid-murid.
24. Kesimpulan
• Guru menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh siswanya dan juga menggunakan
body language yang baik sehingga dapat
membantu murid memahami pelajaran
• Guru dapat menguasai materi dengan baik dan
menekankan metode kontruktivisme dalam
mengajar.
• Murid menggunakan beberapa sistem studi yaitu
quiestion, read, review.
• Perencanaan pembelajaran yang digunakan adalah
teacher-centered.