SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebut saja tahun 2014 adalah tahun pertarungan para elit politik atau sering
kita sebut sebagai pemilu (pemilihan umum). Pemilu adalah proses pemilihan orang
– orang untuk mengisi jabatan politik tertentu, jabatan – jabatan tersebut beraneka
ragam ,mulai dari presiden,wakil ,rakyat diberbagai pemerintahan ,sampai kepala
desa.1
Pada tanggal 9 April 2014 semua warga negara Indonesia yang telah
memenuhi syarat hak pilih di wajibkan untuk mencoblos wakil rakyat atau calon
pemimpin negri ini. Semua ikut mengambil bagian,dari mulai artis sampai mantan
narapidana ikut andil memeriahkan pesta demokrasi negri ini, untuk memperebutkan
kursi DPD,DPR, Maupun DPR-RI.Kekuatan argumen, visi serta misi dari masing
masing untuk dipertarungkan dengan visi misi calon wakil rakyat yang lain. Partai
menjadi kendaraan perang yang mereka gunakan untuk menduduki kursi
rakyat.Mereka berkompetisi untuk menjadi orang- orang yang siap menjadi tulang
punggung dan tempat keluh bagi rakyat dan siap memimpin untuk periode 5 tahun
negri ini.
Mengerucut pada pembahasan tentang pemimpin bahwa berdasarkan buku
riset Joseph S Nye, sejak tahun 1920an hingga 1990an, ada 221 definisi tentang
kepemimpinan. Dan pengertian paling mutakhir tentang kepemimpinan adalah
konteks hubungan antara pemimpin dan pengikutnya ,kepemimpinan adalah masalah
hubungan sosial dengan tiga komponen kunci: pemimpin, pengikut, dan konteks
interaksi keduanya. Kuatnya pengertian kepemimpinan yang semacam ini dipicu
oleh revolusi informasi. Setiap orang relatif terpapar informasi yang sama. Padahal
informasi itulah yang membuat seseorang menjadi lebih unggul dibanding yang
lainnya. Akibat kesetaraan informasi itu kehidupan politik dan organisasi
tertransformasi. “Hierarkhi menjadi lebih datar dan melekat pada jaringan hubungan
yang cair.” Pemimpin tak lagi berada di puncak struktur hierarkhi tapi berada di
pusat lingkaran. Karena itu ada yang mengatakan kepemimpinan menjadi bersifat
feminin: soft power menjadi lebih penting dibandingkan hard power.2
1
Wikipedia.org/wiki/pemilihan_umum diakses 28 Maret 2014
2
Joseph S Nye Jr, The Powers to Lead ,tahun 2008
2
Kepemimpinan menurut surat keputusan Badan Administrasi Kepegawaian
Negara No 27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat
dibawa turut dalam pekerjaan. Kepemimpinan menurut surat edaran kepala Badan
Administrasi Negara No 02/SE/1980 ialah kemampuan seseorang pegawai negri
sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal.3
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.4
Dalam
kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi dari
pemimpin dan hubungan kepatuhan – ketaatan para pengikut atau bawahan karena
dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.Para pengikut terkena pengaruh kekuatan
dan pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.5
Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajeman tidak lain merupakan
suatu bakat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain,baik secara
perorangan maupun kelompok didalam suatu organisasi sehingga menimbulkan
kemauan dan kemampuan untuk melakukan suatu dalam mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.6
Membahas mengenai pemimpin tentu kita masih ingat dengan kasus para
wakil rakyat yang secara sadar melakukan tindakan tidak terhormat yaitu dengan
menyelewengkan uang rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongan – golongan
tertentu, tidur saat sedang rapat besar, melakukan penyuapan, menonton video
seronok ketika sedang rapat, serta asyik bermain gadget seolah acuh tak acuh dengan
janji yang dulu pernah diucapkan dihadapan rakyanya, serta masih banyak norma
maupun kode etik yang dilanggar seolah mereka sudah kehilangan karakter sebagai
seorang pemimpin. Menurut Megawangi (2012:12) menyatakan bahwa seseorang
yang memiliki sebuah kualitas karakter yang baik meliputi sembilan pilar yaitu:
(1) cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya,
(2) tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian,
(3) kejujuran,
(4) hormat dan santun,
(5) kasih sayang, kepedulian dan kerjasama,
(6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah,
3
Husaini Husman,Manjamen :teori,praktik,dan riset pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara.273
4
T.Hani Handoko , Manajemen edisi 2, (Yogyakarta : BPFE 2003 ) cetakan ke 16 hlmn 294-295
5
Kartini Kartono ,Pemimpin Dan Kepemimpiian Apakah Kepemimpinan Abnormal itu ? (Jakarta : Raja
GrafindoPersada 2001 ) cet ke 9 hlm 2
6
Adang Rukhiyat…… hlm 55
3
(7) kepemimpinan dan keadilan,
(8) baik dan rendah hati,
(9) toleransi, cinta damai dan persatuan.
Dan juga dalam dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang
pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan, sebagaimana tercantumtungsi dan
tujuan pendidikan nasional adalah: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.” 7
Hal ini yang menjadi tujuan diadakanya penelitian tindakan kelas, bahwa hal
penting yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah karakter
kepemimpinan, sebab ketika anak dalam masa golden age maka seluruh kemampuan
dan potensi yang dimilikinya mampu berkembang jika guru mampu menstimulasinya
dengan baik selian itu guru maupun orang tua tentunya mendambakan anak yang
memiliki sifat kepemimpinan (leadership) yang baik terutama agar anak menjadi
seorang pemimpin masa depan.
7
Undang undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian
ini, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Mengapa karakter kepemimpinan anakperlu ditumbuhkan sejak usia dini?
2. Apakah menggunakan metode barisan kreativ dapat menumbuhkan sikap
mandiri ,jiwasocial serta berkarakter?
3. Bagaimana menumbuhkan jiwa kepemimpinan/leadership anak dalam centra
pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui semangat dan antusiasme anak dalam pembelajaran di kelas
dengan metode barisan kreativ.
2. Mengetahui sejauh mana perkembangan motorik kasar anak ketika di centra
pembelajaran.
3. Membandingkan metode baris berbaris biasa dengan sedikit modifikasi pada
barisan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat bagi Guru
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap penyajian materi yang lebih menarik terhadap anak usia
dini.
 Memperbanyak metode metode mengajar pada anak usia dini.
b. Manfaat bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas / mutu pendidikan di TK yang bersangkutan.
c. Manfaat bagi Anak
Meningkatkan semangat belajar anak dengan banyaknya metode
pembelajaran yang lebih menarik
5
2. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan agar dalam
penyusunan kurikulum tetap mengedapankan prinsip teori “belajar sambil
bermain,bermain seraya belajar” salah satunya dengan metode barisan kreativ.
E. Kajian Pustaka
Penelitian yang serupa penelitian ini sudah dilakukan, beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Warta Ibrahim Rapius Djuko Samsiah
Jurusan pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Gorontalo dengan judul skripsi
“Peran Guru Dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Pada Anak
Kelompok B Di Tk Kartini Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango” yang
membahas mengenai peran guru dalam mengembangkan karakter kepemimpinan
anak kelompok B di TK Kartini Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone
Bolango yang ditinjau dari peran guru sebagai pendidik, peran guru sebagai
pembimbing dan peran guru sebagai model dan teladan.Adapun hasil penelitian yang
diperoleh yaitu: 1)Peran guru sebagai pendidik dilakukan dengan cara
mengidentifikasi anak-anak yang memiliki karakter kepemimpinan, menentukan
indikator-indikator kepemimpinan yang harus dikembangkan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang tepat untuk menstimulasi kemampuan anak yang
berhubungan dengan karakter kepemimpinan; 2)Peran guru sebagai pembimbing
dilakukan dengan cara memberikan bimbingan pada anak yang sulit berkomunikasi
disaat memimpin teman-temannya, dan terus berusaha mencari solusi pemecahan
masalah yang berhubungan dengan karakter kepemimpinan anak; 3) Peran guru
sebagai model dan teladan yakni memberikan contoh kepemimpinan kepada anak,
bersikap baik saat menghadapi anak yang kurang memiliki karakter
kepemimpinan.Sedangkan metode yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif
kualitatif.8
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Heri Waluyo yang berjudul “Upaya Guru
PKN Menanamakan Jiwa Kepemimpinan Melalui Pendidikan Kepramukaan Kelas
VII SMP Muhammadiyah Gubug”yang membahas mengenai pembinaan jiwa
8
Warta Ibrahim Rapius Djuko Samsiah Peran Guru Dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Pada Anak Kelompok B
Di Tk Kartini Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Jurusan (Gorontalo,Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Negeri Gorontalo)
6
kepemimpinan melalui kegiatan kepramukaan.Adapun hasil penelitiannya yaitu:
memberikan pelatihan dalam bentuk upacara,menanamkan kedisiplinan,melatih
siswa untuk berorganisasi,menumbuhkembangkan sikap percaya diri, menanamkan
jiwa patriotism dan cinta tanah air.Sedangkan metode yang digunakan yaitu
:pendekatan deskriptif kualitatif.9
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh M.Syukri yang berjudul “Pendidikan Berbasis
Karakter Melalui Pembelajaran Kontekstual di SD Tanjungpura Pontianak” yang
membahas mengenai pembentukan karakter dalam pembelajaran kontekstual dengan
berbagai model dan metode yang terarah.Adapun Hasil penelitiannya yaitu bahwa
tiga hal yang harus berlangsung terintegrasi dalam pembentukan karakter
anak,yaitu: Pertama,anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus
diambil mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik.Kedua,mempunyai
kecintaan terhadap kebaikan, dan membenci perbuatan buruk.Kecintaan ini
merupakan semangat untuk berbuat kebaikan, misalnya anak tak mau berbohong.
Ketiga,anak mampu melakukan kebaikan dan terbiasa melakukannya.Adapun
metode yang digunakan yaitu telaah pustaka dan kajian teori serta kompilasi dengan
hasil –hasil riset di lapangan.10
F. Kajian Teori
Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi guru dan orang
tua, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik salah
satunyaadalah karakter kepemimpian. Pada anak, pemimpin adalah anggota yang
diterima dalam kelompok, yang paling tepat untuk mewakili cita-cita kelompok
dibandingkan anggota kelompok yang lain. Anggota yang lain mau mengikutimereka
karena mereka mampu memperlihatkan penguasaan mereka akanhubungan sosial,
mampu memancing reaksi positif kelompok terhadap merekadan mampu
memberikan andil yang lebih besar dibandingkan dengan anggotayang lain untuk
memuaskan kebutuhan kelompok secara keseluruhan. Begitubesar manfaat karakter
kepemimpinan, akan lebih baik apabila karakter ini mulaidiajarkan sejak dini.
Dengan begitu bakat dan potensi bisa terasah denganmaksimal. Beberapa cara untuk
9
Heri Waluyo(06210074)Upaya Guru PKN Menanamakan Jiwa Kepemimpinan Melalui Pendidikan Kepramukaan Kelas VII
SMP Muhammadiyah Gubug(Semarang,2010)
10 M.Syukri Pendidikan Berbasis Karakter Melalui Pembelajaran Kontekstual di SD Tanjungpura Pontianak
(Pontianak 2006)
7
menstimulasi jiwa pemimpin pada anak diusiasekolah yang dikemukakan oleh
Ekawati, dkk (2012:1) sebagai berikut:
a) jujur adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu dengan dengan kondisi
sebenarnya,
b)integritas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara
total atau penuh dedikasi,
c) adil, sifat adil ditumbuhkan dalam keseharian,
d) pemberani, tumbuhkan jiwa pemberani pada diri anak,
e) pembelajar, tumbuhkan rasa ingin tahu anak melalui kegiatan sehari-hari,
f) kerjasama adalah kemampuan bekerjasama dengan orang lain.
1.Secara umum karakteristik pemimpin diusia anak-anak menurut Hurlock(2003:300)
adalah sebagai berikut:
a. Penampilan
Penampilan tidak selalu lebih tampan atau lebih cantik dari pada
pengikutnya,tetapi biasanya memiliki penampilan keseluruhan yang lebih baik
dan mengundang perhatian dan rasa hormat.
b. Popularitas
Pemimpin selalu popular tetap tidak selalu menjadi pemimpin.
c. Rasa aman
Pemimpin yang memiliki rasa aman yang timbul dari realisasi sikap
kelompok terhadap mereka.
d. Kesesuian dengan cita-cita kelompok
Pemimpin yang memiliki keesuaian dengan cita-cita kelompok akan
selalu ditaati dan dipatuhi.
e. Penyesuaian dengan pribadi social
Pemimpin yang berhasil melakukan penyesuaian pribadi social dengan
baik karena dapat menerima diri dan percaya diri bahwa mereka memiliki
sesuatu untuk disumbangkan kepada orang lain.
f. Kematangan
Karena faktor usia dan pola asuh, pemimpin menimbulkan kesan bahwa
mereka lebih matang daripada anggota kelompok yang lain.
Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara
orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan dan perubahan tersebut
mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya
8
(bawahan).Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin
dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif,tetapi merupakan suatu hubungan
timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikiankepemimpinan itu sendiri
merupakan proses yang saling mempengaruhi. Pemimpin mempengaruhi
bawahannya, demikian sebaliknya.Orang-orang yang terlibat dalam hubungan
tersebut menginginkan sebuah perubhan sehingga pemimpin diharapkan mampu
menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan
status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang
diinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan (purposes) yang diinginkan dan
dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang
diharapkan, yang harus dicapai dimasa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi
utama visi dan misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk
mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama.11
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Karakter Kepemimpinan Anak.
Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh factor bawaan
(nature) dan faktor lingkungan (nurture). Setiap manusia memiliki potensi bawaan
yang akan bermanifestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan
karakter atau nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu sosialisasi dan pendidikan awal
yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan baik dikeluarga, sekolah maupan
lingkungan yang lebih luas, Megawangi (2003:11).
11
Hurlock(2003:300)
9
Faktor nurture yaitu proses sosialisasi atau pendidikan yang dilakukan oleh
keluarga (orang tua), sekolah (guru), lingkungan (masyarakat) yang lebih luas
memegang peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut
Megawangi (2003:12), anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila
dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang
dilahirkan suci dapat berkembang lebih optimal. Apabila pada diri anak kita tanamkan
sikap kepemimpinan, maka secara perlahan karakter kepemimpinan pada anak akan
terbentuk. Dalam membentuk karakter diperlukan pemimpin pembentuk karakter
yang kuat, karena pemimpin yang kuat sebagai fasilitator terbangunnya individu yang
berkarakter.Pemimpin sebagai reformator yang memiliki integritas karena jatuh dan
bangun karakter anak yang baik tergantung orang tuanya dan guru.
3. Menumbuhkan dan Mengembangkan Kepemimpinan Pada Anak
Kepemimpinan yang berhasil adalah mampu menggunakan perangkatnya
dalam mencapai tujuan, Elfindri dkk, (2012:18).Kepemimpinan dapat diperoleh
melalui belajar di sekolah, di organisasi, maupun di tengah masyarakat.Untuk itu,
kepemimpinan perlu ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri anak sejak
dini.Menurut Lisdawati (2007:9) menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan,
ada tiga hal yang penting untuk dilakukan yakni: 1) kita harus menyadari bahwa nasib
berada ditangan kita; 2) kitalah yang menjadi sutradara terhadap kehidupan kita; 3)
Tuhan tidak akan merubah nasib kita kecuali kita sendiri yang merubahnya.
Berdasarkan hal ini, bahwa untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kepemimpinan, kita harus menjalaninya dari hari kehari.Menumbuhkan kebiasaan dan
mengembangkannya hingga menjadi suatu karakter.Untuk itu tidak bisa dengan cara
yang cepat. Kepemimpinan hanya dapat dijalani setahap demi setahap dan itu dimulai
dengan melakukan perjalanan ke dalam diri kita sendiri.
4. Peran Guru dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Anak Usia Dini
Melalui Barisan Kreativ.
Menanamkan kemampuan dasar kepemimpinan pada anak dapat dilakukan
dengan cara melatih self leadership yakni melatih anak untuk dapat memimpin
kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan, dengan cara yang sederhana yakni:
1)Memimpin baris berbaris teman-teman di depan kelas,
2) memimpin menyanyi didalam kelas;
3) memimpin kegiatan baris-berbaris sebelum memasuki kelas,
4) memimpin kelompok bermain serta berinteraksi dengan teman-temannya.
10
Selain itu kepemimpinan, dapat diciptakan dalam diri anak melalui,
1) anak berdoa sebelum dan sesudah makan,
2) anak mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru dengan baik sesuai
petunjuk guru,
3) berinisiatif untuk maju jika guru menawarkan untuk menjawab pertanyaan di
depan.12
Baris berbaris adalah suatu Wujud latIhan fisik, yang diperlukan guna
menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada
terbentuknya suatu perwatakan tertentu.13
1. Aba-aba
1. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada
yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-
turut.
2. Macam aba-aba
a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud
Dari pada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh:
a)Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK
b)Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK
b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat
dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
Contoh:
a)Lencang kanan - GERAK
(bukan lancang kanan)
b)Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat)
c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan
aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah:
A)Gerak
B)Jalan
C)Mulai14
12
Maghfiroh Anis Watul (2012)
13
Buku saku Pramuka
14
Buku Saku PBB(pelatihan baris berbaris)
11
Adapun yang baris berbaris yang dimaksudkan yaitu tidak hanya terjadi ketika anak-
anak akan memasuki ruang kelas namun barisan kreativ yang dimaksudkan yaitu
ketika dalam pembelajaran juga bisa disisipkan atau diintegrasikan dalam sebuah
rancana kegiatan harian(RKH). Makna penjabaran dari barisan kreativ itu sebagai
contoh , semisal ketika anak ramai dan tidak terkondisi biasanya guru menggunakan
ice break berupa tepuk, menyanyi bahkan sebagian guru ada yang memarahi anak
didiknya. Hal berikut bisa diterapkan dalam konteks pembelajaran klasikal ataupun
sudut,memanggil anak yang bermasalah dan beri arahan ,katakan ketika dipangggil
bilang “siap”, dan boleh juga dikondisikan seperti keadaan orang siap (berbaris), lalu
mengajari anak tersebut untuk berlatih memimpin teman-temannya, contoh : anak
Nurul Dzikri, serentak teman yang lain bilang siap dan anak – anak diajarkan untuk
kondisi siap walaupun tidak dalam barisan(focus)
G.Metodologi Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah anak didik kelas B semester II tahun pelajaran
2013/2014 di RA Nurul Dzikri yang beralamat di Perumahan Jambu Sari Indah No 7
,Wedomartani,Ngemplak,Sleman,Yogyakarta 55282.Sekolah ini berdiri ditengah
komplek perumahan.
2. Jenis Penelitian
Penelitian yang mengangkat judul ”Menumbuhkan Jiwa Leadership Anak
Usia Dini Melalui Barisan Kreativ(Penelitian Tindakan Kelas Di Ra Nurul Dzikri
Jambu Sari Di Kelas B)”. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dalam bentuk
Penelitian Tindakan Kelas (Classroam Action research) yang biasa disingkat PTK,
dalam rangka memecahkan masalah yang ada. PTK merupakan suatu penelitian
praktis, bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek
pembelajaran mereka, dan belajardari pengalaman sendiri. Mereka dapat mencobakan
suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran, dan melihat pengaruh nyata
dari upaya tersebut.15
,Bogdan dan Taylormendefinisikan pendekatan kualitatif
sebagai prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang dapat diamati.16
Beberapa
deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah
15
Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), hlm.13
16
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993), cet. ke-3, hlm. 2
12
padapenyimpulan.17
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri tertentu diantaranyaadalah
pengambilan data dilakukan secara alami, berupa kata-kata ataugambar (deskriptif),
peneliti adalah sebagai instrumen utama, metode kualitatif dengan analisis data secara
induktif, serta lebih mementingkanproses daripada hasil.Penelitian kualitatif
mempunyai dua tujuan utama, yaitupertama, menggambarkan dan mengungkapkan
(to describe and explore) dankedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe
and explain).18
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk
menunjangdan memperkuat data kualitatif.Apabila metode kuantitatif menjadi
penunjangbagi metode kualitatif, maka metode kuantitatif cenderung memberikan
data latar belakang yang terukur untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensifskala
kecil.Pendekatan kuantitatif sesuai dengan namanya identik dengan penggunaan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap datatersebut, serta
penampilan dari hasilnya.Selain data berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga
ada data berupa informasi kualitatif.
Survei kuantitatif penunjang dapat dilakukan pada setiap tahap dalam
proses penelitian. Survei dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam studi kualitatif
pokok atau pada tahap akhir.Pendekatan kuantitatif pada penelitianini digunakan
dalam mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif yangdapat dikuantitatifkan
(angket).Dalam hal guru yang mengajar perlu berkolaborasi dengan seorangatau tim
peneliti.19
PTK yang digunakan merupakan PTK Kolaboratif. Penelitian tindakan
yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan
olehsekelompok peneliti melalui kerjasama dan kerja bersama.20
Kolaborasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti
(mahasiswa)21
17Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakary a, 2006), cet. Ke-2, hlm. 60
18
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 6
19S uharsimi Arikunto, Prosedur …………………………..,hlm. 85
20 Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), (Bandung : Alfabeta, 2006), hlm. 51
21Ibid, hal. 52
13
3. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dari sumber data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Observasi
Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui
pengamatan dan pencatatan secara sistematis.22
Observasi dilakukan pengalaman dan
pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini digunakan untuk
mengetahui dan mengamati bagaimana pembelajaran menggunakan metode barisan
kreativ di RA Nurul Dzikri
b. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data,
informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab,
baik secara langsung dengan sumbernya.23
Responden yang penulis butuhkan
dalam wawancara ini adalah kepala sekolah, guru, dan wali murid.Metode ini
penulis gunakan untuk mendapatkan data-data dari subyek penelitian yang
berhubungan dengan metode barisan kreativ di RA Nurul Dzikri. Wawancara yang
dilakukan secara acak kepada beberapa anak mengenai aktivitas, tanggapan serta
sikap anak dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open
ended. Wawancara inilebih bersifat informal, teknik wawancara ini tidak dapat
langsung segeradigunakan untuk pengukuran, mengingat subyek mendapat
kebebasanuntuk menjawab sesuka hatinya dan pertanyaan dapat menyimpang
darirencana semula.24
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui
penelitian yang bersumber pada benda tertulis yang dapat memberikan berbagai
keterangan yang berupa gambar, buku, catatan, raport, surat kabar, agenda, dan
sebagainya.25
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang proses
pembelajaran leadership atau kepemimpinan serta data-data yang berkaitan dengan
sekolah seperti data guru, data jumlah siswa, letak geografis, sejarah berdirinya
sekolah,struktur organisasi, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan
penelitian .
22 Sutrisno Hadi, Metode Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1984), hal. 85
23 Zainal Arifin,Evaluasi Instruksional Prinsip Metode Prosedur,(Bandung: Remaja Karya, 1988), hal.54
24S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004). Cet. Ke-4, hlm. 167
25Anas Sudijono, Metodologi Riset dan Bimbingan Sekripsi, (Yogyakarta: UD . Rama,1983), hal.45
14
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti yang melakukanpengamatan
atau observasi, digunakan sebagai pedoman untuk mengetahuipelaksanaan proses
pembelajaran dan untuk mendeskripsikan aktivitas anak maupun guru dalam proses
pelaksanaan kegiatan makan bersama di TK.
4. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan
olehKemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep
KurtLewin. Model kurt lewin yang terdiri dari empat komponen yaituperencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi, kemudian dikembangkanoleh Kemmis dan Mc
Taggart ,Kemis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan pengamatan
sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini dijadikan dasar langkah berikutnya
yaitu refleksi.Dari refleksi disusun sebuah modifikasi yangdiaktualisasikan dalam
bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begituseterusnya.26
Model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart.27
5. Prosedur Penelitian
Penelitian ini diawali dengan identifikasi permasalahan hingga
tercapairumusan masalah yang jelas.Kejelasan permasalahan didukung
dengandilakukannya studi pendahuluan, yaitu dengan melakukan wawancara
26
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, hlm. 84
27
Ibid, hlm. 84
15
dandiskusi lebih lanjut, mengenal sekolah tempat dilaksanakannya penelitian,serta
mengumpulkan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan. Langkahselanjutnya
adalah diskusi untuk menetapkan solusi yang diharapkan dapatmemecahkan
permasalahan, yaitu penerapan open ended.
Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan langkah-langkah
PTKdalam beberapa siklus, sesuai dengan desain Kemmis dan Mc Taggart dimana
setiap siklus meliputi: perencanaan, tindakan, observsi, dan refleksi.Adapun prosedur
atau langkah-langkah tindakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:
Siklus 1
a. Perencanaan
Perencanaan umum yang dilakukan oleh peneliti dengan guru serta ahli
gizi adalahbagaimana peneliti dan guru memahami peran masing-masing,
prosesimplementasi open ended akan dilakukan, evaluasi yang diperlukan, hasilyang
diharapkan, proses monitoring dan observasi.Untuk memperlancar tindakan, peneliti
bersama guru mempersiapkaninstrumen pembelajaran khususnya tentang leadership,
antara lain berupa silabus kurikulum pendidikan karakter,Rencana Pembelajaran (RP),
Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti juga mempersiapkan instrument penelitian, yang
digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yangdigunakan adalah: lembar
observasi, catatan lapangan, dandokumentasi.
b. Tindakan
Tindakan yang akan dilakukan adalah menerapkan pembelajaran
bahasa Jawa dengan pendekatan open ended, yang disajikan oleh guru, sedangkan
peneliti berperan sebagai pengamat.
c. Observasi
Peneliti perlu mengamati beberapa hal antara lain: proses tindakan,
pengaruh tindakan (baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja), keadaan dan
kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk mempermudah observasi
peneliti menggunakan lembar obsevasi sebagai panduan, serta membuat catatan
lapangan.
d. Refleksi
Peneliti berusaha mengingat kembali dan merenungkan suatu tindakan
persis yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi dilakukan dengan melakukan
diskusi antara peneliti dengan guru. Berdasarkan hasil refleksi dilakukan perbaikan-
perbaikan yang akan dilaksanakan untuk siklus selanjutnya. Tindakan pada siklus 2,
16
dilakukan berdasarkan perencanaan dan perbaikan dari hasil refleksi siklus
sebelumnya, kemudian dilakukan refleksi untuk melihat sejauh mana perubahan yang
terjadi melalui tindakan kedua.
6. Teknis Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
secara deskriptif kualitatif .Untuk meminimalkan subjektivitas, dilakukan dengan
triangulasidata. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yangmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau
sebagai pembanding terhadap data itu.28
Dalam menganalisis data kualitatif yang
kompleks penelitimenggunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh
Miles and Huberman. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas
dalamanalisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas.
Analisisinteraktif tersebut terdiri atas empat komponen kegiatan yang saling
terkaitsatu sama lain dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan reduksidata,
Display data, dan penarikan kesimpulan.29
a. Pengumpulan data; Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
pada periode tertentu.
b. Reduksi data; tahap ini digunakan untuk merangkum data,
memfokuskanpada hal-hal yang penting, serta menghilangkan data yang
tidak terpoladari hasil observasi, pengisian angket, dan catatan lapangan.
c. Display data; data yang sudah direduksi, tahap selanjutnya
adalahmendisplay data (menyajikan data). Dalam penelitian kualitatif,
penyajiandata bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antarakategori dan sejenisnya. Yang sering digunakan dalam
menyajikan datakualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
d. Kesimpulan; data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian
diambilkesimpulannya, apakah tujuan dari penelitian sudah tercapai atau
belum,jika belum maka dilakukan tindakan selanjutnya, jika sudah tercapai
daritujuan pembelajaran maka penelitian dapat dihentikan.
28
Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 17
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta,2007) , hlm. 204
17
7. Kerangka Pikir Penelitian
Proses pembentukan jiwa kepemimpinan pada anak melibatkan faktor-
faktor yang ada dalam diri anak maupun dari luar diri anak. Faktor yang ada dalam
diri anak antara lain kondisi jasmani dan rohani anak serta faktor kemampuan
intelektualnya. Sedangkan faktor dari luar anak yaitu lingkungan anak. Anak
mengalami perkembangarn baik secara fisik maupun intelektual. Intelektual anak
berkembang dalam tahap-tahap yang berlangsung secara berkesinambungan.
Dalam hal ini pembentukan karakter kepemimpinanberkembang sesuai
dengan perkembangan usia anak, lingkungan serta adanya stimulus dan respon dari
orang lain. Anak usia sekolah memiliki dua lingkungan dimana sehari-hari mereka
tinggal dan beraktivitas. Di sekolah, guru dan teman-teman merupakan orang terdekat
anak yang turut andil dalam membentuk karakter anak. Dalam merangkum penelitian
ini, penulis menggunakan metode deskriptif, analisis non statistik dengan pola
berfikir deduktif dan induktif.
a. Metode deduktif
Adalah metode dengan cara mengambil kesimpulan yang berdasar
data yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus.
b. Metode induktif
Adalah metode yang digunakan untuk menganalisa masalah-masalah
yang sifatnya khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat
umum.
8. Keabsahan Data
Setiap penelitian ilmiah memerlukan data dalam pemecahan
masalahyang dihadapi.Data yang tepat dan cukup sangat penting artinya
untukmengantarkan peneliti pada perumusan kesimpulan yang baik dan
benar.Penelitian dengan data yang keliru, baik karena kekeliruan sumber
datanyamaupun kekeliruan sifat dan jenis datanya, tidak banyak artinya
bagipemecahan masalah penelitian, serta tidak mustahil akan menimbulkanmasalah-
masalah baru terutama dalam penelitian tindakan/ action research. Benar tidaknya
data, sangat menentukan bermutu tidaknya sebuah penelitian.Sedangkan benar
tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengukur data.Instrumen yang
baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.30
Sebuah
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, hlm. 144
18
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur,
serta dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat. Reliabilitas menunjuk
pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat
keterpercayaan ialah validasi, yang dalam penelitian kualitatif lebih disukai dengan
istilah verifikasi. Untuk mendapatkan data yang absah, dalam hal inipeneliti
melakukan beberapa cara validasi yang dapat dilakukan dalampenelitian tindakan
kelas menurut versi Hopkins31
untuk menguji derajatketerpercayaan atau derajat
kebenaran, antara lain:
a. Melakukan validasi dengan triangulasi
b. Meminta nasihat kepada pakar (expert judgment), yaitu kepadapembimbing dan
dosen lain yang berpengalaman di bidang penelitiantindakan kelas
c. Melakukan key respondents review, dengan meminta teman sejawatmengetahui
penelitian yang sedang dilakukan.
Selain itu kredibilitas data kualitatif diupayakan tercapai melalui
beberapastrategi antara lain: pengumpulan data yang relatif lama, strategi multi
metode/paduan, dan penghimpunan beberapa teknik pengumpulan data.32
MenurutMadya (2006) salah satu cara untuk meyakinkan pembaca tentang
tingkatreliabilitas data adalah dengan menyajikan data asli, seperti daftar
wawancaradan catatan lapangan atau menggunakan lebih dari satu sumber data
untukmendapatkan data yang sama.33
31
Rochiati Wiriaatmadja, Metode ……………………., hlm. 168
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, hlm. 104
33
Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penlitian Tindakan (Acton Research), hlm. 46
19
H. Sistematika Pembahasan
Keseluruhan skripsi ini terdiri dari empat bab sebagai berikut :
Bab I: Merupakan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah
yang menguraikan kajian pokok penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, kajian teori, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab II : Menguraikan gambaran umum lokasi penelitian yang mencakupdenah
lokasi, visi dan misi, sejarah dan berdirinya, keadaan guru dan karyawan, keadaan
peserta didik, sarana dan prasarana.
Bab III : Berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari tiga
siklus dengan mengakomodir tiga point utama rumusan masalah sekaligus
merupakan jawaban rumusan masalah.
Bab IV : Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil
penelitian dan saran. Pada bagian akhir ini penulis menyertakan daftar pustaka dan
lampiran-lampiran pendukung.

More Related Content

What's hot

Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
sman 2 mataram
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
Sutikno Java
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
66601
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Ahmad Wahyudin Rock'n Roll
 

What's hot (19)

Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak DiniPeran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
Peran Guru dalam Pembetukan Karakter Anak Sejak Dini
 
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulumPengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
Pengintegrasian pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum
 
Kepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islamKepemimpinan pend islam
Kepemimpinan pend islam
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
kepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikankepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikan
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam Islam
 
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajarKarya tulis ilmiah motivasi dan belajar
Karya tulis ilmiah motivasi dan belajar
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Tugas Makalah
Tugas MakalahTugas Makalah
Tugas Makalah
 
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
Karya tulis-pendidikan-moral-sebagai-bingkai-pembentuk-calon-pendidik-berkara...
 
Kepemimpinan dalam manajemen mutu berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen mutu berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen mutu berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen mutu berbasis sekolah
 
Kata pengantar jadi
Kata pengantar jadiKata pengantar jadi
Kata pengantar jadi
 
Tugas 5
Tugas 5Tugas 5
Tugas 5
 
Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1Makalah Karakter - Kelompok 1
Makalah Karakter - Kelompok 1
 
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNSMANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
MANAJEMEN PENDIDIKAN OLEH HELDA VINIASARI UNS
 
Tik anggit (1)
Tik anggit (1)Tik anggit (1)
Tik anggit (1)
 

Similar to SQRIPSI Q

UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdfUEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
sultansahrir1
 
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdfUEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
sultansahrir1
 
Makalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusanMakalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusan
Denny Kodrat
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
Christian Lokas
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinan
vitalfrans
 
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
Sunrise James
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakter
Kenjy Mada
 

Similar to SQRIPSI Q (20)

tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdfUEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
 
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdfUEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
UEU-Course-17306-MODUL 1-14 PSD 471 KEP PENDIDIKAN.Image.Marked.pdf
 
Makalah jatidiri unsoed
Makalah jatidiri unsoedMakalah jatidiri unsoed
Makalah jatidiri unsoed
 
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docxMAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
MAKALAH KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM.docx
 
Makalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusanMakalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusan
 
Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)Pendidikan Karakter (New Style)
Pendidikan Karakter (New Style)
 
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 7
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 7Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 7
Rpp SD Kelas 6 semester 2 K13 tema 7
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1Makalah pendidikan karakter 1
Makalah pendidikan karakter 1
 
kepimpinan
kepimpinankepimpinan
kepimpinan
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTERMAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
MAKALAH PENDIDIKAN BERKARAKTER
 
Manajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinanManajemen strategi kepemimpinan
Manajemen strategi kepemimpinan
 
rpp kelas vi tema 7_kepemimpinan
rpp kelas vi tema 7_kepemimpinanrpp kelas vi tema 7_kepemimpinan
rpp kelas vi tema 7_kepemimpinan
 
Kep pend pert 3 dst
Kep pend  pert 3 dstKep pend  pert 3 dst
Kep pend pert 3 dst
 
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinanMakalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
Makalah tentang prinsip prinsip kepemimpinan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
196758844 makalah-kepemimpinan-pdf-2
 
Model pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakterModel pembelajaran pend karakter
Model pembelajaran pend karakter
 

SQRIPSI Q

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebut saja tahun 2014 adalah tahun pertarungan para elit politik atau sering kita sebut sebagai pemilu (pemilihan umum). Pemilu adalah proses pemilihan orang – orang untuk mengisi jabatan politik tertentu, jabatan – jabatan tersebut beraneka ragam ,mulai dari presiden,wakil ,rakyat diberbagai pemerintahan ,sampai kepala desa.1 Pada tanggal 9 April 2014 semua warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat hak pilih di wajibkan untuk mencoblos wakil rakyat atau calon pemimpin negri ini. Semua ikut mengambil bagian,dari mulai artis sampai mantan narapidana ikut andil memeriahkan pesta demokrasi negri ini, untuk memperebutkan kursi DPD,DPR, Maupun DPR-RI.Kekuatan argumen, visi serta misi dari masing masing untuk dipertarungkan dengan visi misi calon wakil rakyat yang lain. Partai menjadi kendaraan perang yang mereka gunakan untuk menduduki kursi rakyat.Mereka berkompetisi untuk menjadi orang- orang yang siap menjadi tulang punggung dan tempat keluh bagi rakyat dan siap memimpin untuk periode 5 tahun negri ini. Mengerucut pada pembahasan tentang pemimpin bahwa berdasarkan buku riset Joseph S Nye, sejak tahun 1920an hingga 1990an, ada 221 definisi tentang kepemimpinan. Dan pengertian paling mutakhir tentang kepemimpinan adalah konteks hubungan antara pemimpin dan pengikutnya ,kepemimpinan adalah masalah hubungan sosial dengan tiga komponen kunci: pemimpin, pengikut, dan konteks interaksi keduanya. Kuatnya pengertian kepemimpinan yang semacam ini dipicu oleh revolusi informasi. Setiap orang relatif terpapar informasi yang sama. Padahal informasi itulah yang membuat seseorang menjadi lebih unggul dibanding yang lainnya. Akibat kesetaraan informasi itu kehidupan politik dan organisasi tertransformasi. “Hierarkhi menjadi lebih datar dan melekat pada jaringan hubungan yang cair.” Pemimpin tak lagi berada di puncak struktur hierarkhi tapi berada di pusat lingkaran. Karena itu ada yang mengatakan kepemimpinan menjadi bersifat feminin: soft power menjadi lebih penting dibandingkan hard power.2 1 Wikipedia.org/wiki/pemilihan_umum diakses 28 Maret 2014 2 Joseph S Nye Jr, The Powers to Lead ,tahun 2008
  • 2. 2 Kepemimpinan menurut surat keputusan Badan Administrasi Kepegawaian Negara No 27/KEP/1972 ialah kegiatan untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dibawa turut dalam pekerjaan. Kepemimpinan menurut surat edaran kepala Badan Administrasi Negara No 02/SE/1980 ialah kemampuan seseorang pegawai negri sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara optimal.3 Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.4 Dalam kepemimpinan terdapat hubungan antar manusia yaitu hubungan mempengaruhi dari pemimpin dan hubungan kepatuhan – ketaatan para pengikut atau bawahan karena dipengaruhi oleh kewibawaan pemimpin.Para pengikut terkena pengaruh kekuatan dan pemimpinnya dan bangkitlah secara spontan rasa ketaatan kepada pemimpin.5 Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajeman tidak lain merupakan suatu bakat atau kewibawaan yang mampu menggerakan orang lain,baik secara perorangan maupun kelompok didalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan suatu dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.6 Membahas mengenai pemimpin tentu kita masih ingat dengan kasus para wakil rakyat yang secara sadar melakukan tindakan tidak terhormat yaitu dengan menyelewengkan uang rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongan – golongan tertentu, tidur saat sedang rapat besar, melakukan penyuapan, menonton video seronok ketika sedang rapat, serta asyik bermain gadget seolah acuh tak acuh dengan janji yang dulu pernah diucapkan dihadapan rakyanya, serta masih banyak norma maupun kode etik yang dilanggar seolah mereka sudah kehilangan karakter sebagai seorang pemimpin. Menurut Megawangi (2012:12) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki sebuah kualitas karakter yang baik meliputi sembilan pilar yaitu: (1) cinta Tuhan dan alam semesta beserta isinya, (2) tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian, (3) kejujuran, (4) hormat dan santun, (5) kasih sayang, kepedulian dan kerjasama, (6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, 3 Husaini Husman,Manjamen :teori,praktik,dan riset pendidikan,(Jakarta : Bumi Aksara.273 4 T.Hani Handoko , Manajemen edisi 2, (Yogyakarta : BPFE 2003 ) cetakan ke 16 hlmn 294-295 5 Kartini Kartono ,Pemimpin Dan Kepemimpiian Apakah Kepemimpinan Abnormal itu ? (Jakarta : Raja GrafindoPersada 2001 ) cet ke 9 hlm 2 6 Adang Rukhiyat…… hlm 55
  • 3. 3 (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik dan rendah hati, (9) toleransi, cinta damai dan persatuan. Dan juga dalam dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan, sebagaimana tercantumtungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.” 7 Hal ini yang menjadi tujuan diadakanya penelitian tindakan kelas, bahwa hal penting yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah karakter kepemimpinan, sebab ketika anak dalam masa golden age maka seluruh kemampuan dan potensi yang dimilikinya mampu berkembang jika guru mampu menstimulasinya dengan baik selian itu guru maupun orang tua tentunya mendambakan anak yang memiliki sifat kepemimpinan (leadership) yang baik terutama agar anak menjadi seorang pemimpin masa depan. 7 Undang undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan.
  • 4. 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Mengapa karakter kepemimpinan anakperlu ditumbuhkan sejak usia dini? 2. Apakah menggunakan metode barisan kreativ dapat menumbuhkan sikap mandiri ,jiwasocial serta berkarakter? 3. Bagaimana menumbuhkan jiwa kepemimpinan/leadership anak dalam centra pembelajaran? C. Tujuan 1. Mengetahui semangat dan antusiasme anak dalam pembelajaran di kelas dengan metode barisan kreativ. 2. Mengetahui sejauh mana perkembangan motorik kasar anak ketika di centra pembelajaran. 3. Membandingkan metode baris berbaris biasa dengan sedikit modifikasi pada barisan D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Manfaat bagi Guru  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap penyajian materi yang lebih menarik terhadap anak usia dini.  Memperbanyak metode metode mengajar pada anak usia dini. b. Manfaat bagi Sekolah Meningkatkan kualitas / mutu pendidikan di TK yang bersangkutan. c. Manfaat bagi Anak Meningkatkan semangat belajar anak dengan banyaknya metode pembelajaran yang lebih menarik
  • 5. 5 2. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan agar dalam penyusunan kurikulum tetap mengedapankan prinsip teori “belajar sambil bermain,bermain seraya belajar” salah satunya dengan metode barisan kreativ. E. Kajian Pustaka Penelitian yang serupa penelitian ini sudah dilakukan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Warta Ibrahim Rapius Djuko Samsiah Jurusan pendidikan anak usia dini Universitas Negeri Gorontalo dengan judul skripsi “Peran Guru Dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Pada Anak Kelompok B Di Tk Kartini Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango” yang membahas mengenai peran guru dalam mengembangkan karakter kepemimpinan anak kelompok B di TK Kartini Toto Selatan Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango yang ditinjau dari peran guru sebagai pendidik, peran guru sebagai pembimbing dan peran guru sebagai model dan teladan.Adapun hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1)Peran guru sebagai pendidik dilakukan dengan cara mengidentifikasi anak-anak yang memiliki karakter kepemimpinan, menentukan indikator-indikator kepemimpinan yang harus dikembangkan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang tepat untuk menstimulasi kemampuan anak yang berhubungan dengan karakter kepemimpinan; 2)Peran guru sebagai pembimbing dilakukan dengan cara memberikan bimbingan pada anak yang sulit berkomunikasi disaat memimpin teman-temannya, dan terus berusaha mencari solusi pemecahan masalah yang berhubungan dengan karakter kepemimpinan anak; 3) Peran guru sebagai model dan teladan yakni memberikan contoh kepemimpinan kepada anak, bersikap baik saat menghadapi anak yang kurang memiliki karakter kepemimpinan.Sedangkan metode yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif kualitatif.8 Kedua penelitian yang dilakukan oleh Heri Waluyo yang berjudul “Upaya Guru PKN Menanamakan Jiwa Kepemimpinan Melalui Pendidikan Kepramukaan Kelas VII SMP Muhammadiyah Gubug”yang membahas mengenai pembinaan jiwa 8 Warta Ibrahim Rapius Djuko Samsiah Peran Guru Dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Pada Anak Kelompok B Di Tk Kartini Toto Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Jurusan (Gorontalo,Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo)
  • 6. 6 kepemimpinan melalui kegiatan kepramukaan.Adapun hasil penelitiannya yaitu: memberikan pelatihan dalam bentuk upacara,menanamkan kedisiplinan,melatih siswa untuk berorganisasi,menumbuhkembangkan sikap percaya diri, menanamkan jiwa patriotism dan cinta tanah air.Sedangkan metode yang digunakan yaitu :pendekatan deskriptif kualitatif.9 Ketiga penelitian yang dilakukan oleh M.Syukri yang berjudul “Pendidikan Berbasis Karakter Melalui Pembelajaran Kontekstual di SD Tanjungpura Pontianak” yang membahas mengenai pembentukan karakter dalam pembelajaran kontekstual dengan berbagai model dan metode yang terarah.Adapun Hasil penelitiannya yaitu bahwa tiga hal yang harus berlangsung terintegrasi dalam pembentukan karakter anak,yaitu: Pertama,anak mengerti baik dan buruk, mengerti tindakan apa yang harus diambil mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik.Kedua,mempunyai kecintaan terhadap kebaikan, dan membenci perbuatan buruk.Kecintaan ini merupakan semangat untuk berbuat kebaikan, misalnya anak tak mau berbohong. Ketiga,anak mampu melakukan kebaikan dan terbiasa melakukannya.Adapun metode yang digunakan yaitu telaah pustaka dan kajian teori serta kompilasi dengan hasil –hasil riset di lapangan.10 F. Kajian Teori Membangun karakter anak sejak dini, sangat penting bagi guru dan orang tua, harapannya agar anak sejak dini memiliki karakter yang baik salah satunyaadalah karakter kepemimpian. Pada anak, pemimpin adalah anggota yang diterima dalam kelompok, yang paling tepat untuk mewakili cita-cita kelompok dibandingkan anggota kelompok yang lain. Anggota yang lain mau mengikutimereka karena mereka mampu memperlihatkan penguasaan mereka akanhubungan sosial, mampu memancing reaksi positif kelompok terhadap merekadan mampu memberikan andil yang lebih besar dibandingkan dengan anggotayang lain untuk memuaskan kebutuhan kelompok secara keseluruhan. Begitubesar manfaat karakter kepemimpinan, akan lebih baik apabila karakter ini mulaidiajarkan sejak dini. Dengan begitu bakat dan potensi bisa terasah denganmaksimal. Beberapa cara untuk 9 Heri Waluyo(06210074)Upaya Guru PKN Menanamakan Jiwa Kepemimpinan Melalui Pendidikan Kepramukaan Kelas VII SMP Muhammadiyah Gubug(Semarang,2010) 10 M.Syukri Pendidikan Berbasis Karakter Melalui Pembelajaran Kontekstual di SD Tanjungpura Pontianak (Pontianak 2006)
  • 7. 7 menstimulasi jiwa pemimpin pada anak diusiasekolah yang dikemukakan oleh Ekawati, dkk (2012:1) sebagai berikut: a) jujur adalah keberanian untuk mengungkapkan sesuatu dengan dengan kondisi sebenarnya, b)integritas adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh dedikasi, c) adil, sifat adil ditumbuhkan dalam keseharian, d) pemberani, tumbuhkan jiwa pemberani pada diri anak, e) pembelajar, tumbuhkan rasa ingin tahu anak melalui kegiatan sehari-hari, f) kerjasama adalah kemampuan bekerjasama dengan orang lain. 1.Secara umum karakteristik pemimpin diusia anak-anak menurut Hurlock(2003:300) adalah sebagai berikut: a. Penampilan Penampilan tidak selalu lebih tampan atau lebih cantik dari pada pengikutnya,tetapi biasanya memiliki penampilan keseluruhan yang lebih baik dan mengundang perhatian dan rasa hormat. b. Popularitas Pemimpin selalu popular tetap tidak selalu menjadi pemimpin. c. Rasa aman Pemimpin yang memiliki rasa aman yang timbul dari realisasi sikap kelompok terhadap mereka. d. Kesesuian dengan cita-cita kelompok Pemimpin yang memiliki keesuaian dengan cita-cita kelompok akan selalu ditaati dan dipatuhi. e. Penyesuaian dengan pribadi social Pemimpin yang berhasil melakukan penyesuaian pribadi social dengan baik karena dapat menerima diri dan percaya diri bahwa mereka memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada orang lain. f. Kematangan Karena faktor usia dan pola asuh, pemimpin menimbulkan kesan bahwa mereka lebih matang daripada anggota kelompok yang lain. Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya
  • 8. 8 (bawahan).Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif,tetapi merupakan suatu hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikiankepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling mempengaruhi. Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya.Orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubhan sehingga pemimpin diharapkan mampu menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan (purposes) yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai dimasa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama.11 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Karakter Kepemimpinan Anak. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh factor bawaan (nature) dan faktor lingkungan (nurture). Setiap manusia memiliki potensi bawaan yang akan bermanifestasi setelah dia dilahirkan, termasuk potensi yang terkait dengan karakter atau nilai-nilai kebajikan. Oleh karena itu sosialisasi dan pendidikan awal yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan baik dikeluarga, sekolah maupan lingkungan yang lebih luas, Megawangi (2003:11). 11 Hurlock(2003:300)
  • 9. 9 Faktor nurture yaitu proses sosialisasi atau pendidikan yang dilakukan oleh keluarga (orang tua), sekolah (guru), lingkungan (masyarakat) yang lebih luas memegang peranan penting dalam pembentukan karakter seseorang. Menurut Megawangi (2003:12), anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang lebih optimal. Apabila pada diri anak kita tanamkan sikap kepemimpinan, maka secara perlahan karakter kepemimpinan pada anak akan terbentuk. Dalam membentuk karakter diperlukan pemimpin pembentuk karakter yang kuat, karena pemimpin yang kuat sebagai fasilitator terbangunnya individu yang berkarakter.Pemimpin sebagai reformator yang memiliki integritas karena jatuh dan bangun karakter anak yang baik tergantung orang tuanya dan guru. 3. Menumbuhkan dan Mengembangkan Kepemimpinan Pada Anak Kepemimpinan yang berhasil adalah mampu menggunakan perangkatnya dalam mencapai tujuan, Elfindri dkk, (2012:18).Kepemimpinan dapat diperoleh melalui belajar di sekolah, di organisasi, maupun di tengah masyarakat.Untuk itu, kepemimpinan perlu ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri anak sejak dini.Menurut Lisdawati (2007:9) menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan, ada tiga hal yang penting untuk dilakukan yakni: 1) kita harus menyadari bahwa nasib berada ditangan kita; 2) kitalah yang menjadi sutradara terhadap kehidupan kita; 3) Tuhan tidak akan merubah nasib kita kecuali kita sendiri yang merubahnya. Berdasarkan hal ini, bahwa untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan, kita harus menjalaninya dari hari kehari.Menumbuhkan kebiasaan dan mengembangkannya hingga menjadi suatu karakter.Untuk itu tidak bisa dengan cara yang cepat. Kepemimpinan hanya dapat dijalani setahap demi setahap dan itu dimulai dengan melakukan perjalanan ke dalam diri kita sendiri. 4. Peran Guru dalam Mengembangkan Karakter Kepemimpinan Anak Usia Dini Melalui Barisan Kreativ. Menanamkan kemampuan dasar kepemimpinan pada anak dapat dilakukan dengan cara melatih self leadership yakni melatih anak untuk dapat memimpin kelompok. Hal tersebut dapat dilakukan, dengan cara yang sederhana yakni: 1)Memimpin baris berbaris teman-teman di depan kelas, 2) memimpin menyanyi didalam kelas; 3) memimpin kegiatan baris-berbaris sebelum memasuki kelas, 4) memimpin kelompok bermain serta berinteraksi dengan teman-temannya.
  • 10. 10 Selain itu kepemimpinan, dapat diciptakan dalam diri anak melalui, 1) anak berdoa sebelum dan sesudah makan, 2) anak mengerjakan tugas individu yang diberikan oleh guru dengan baik sesuai petunjuk guru, 3) berinisiatif untuk maju jika guru menawarkan untuk menjawab pertanyaan di depan.12 Baris berbaris adalah suatu Wujud latIhan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.13 1. Aba-aba 1. Pengertian Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut- turut. 2. Macam aba-aba a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud Dari pada aba-aba peringatan/pelaksanaan. Contoh: a)Kepada Pemimpin Upacara-Hormat - GERAK b)Untuk amanat-istirahat di tempat - GERAK b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh: a)Lencang kanan - GERAK (bukan lancang kanan) b)Istirahat di tempat - GERAK (bukan ditempat istirahat) c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba pelaksanan yang dipakai ialah: A)Gerak B)Jalan C)Mulai14 12 Maghfiroh Anis Watul (2012) 13 Buku saku Pramuka 14 Buku Saku PBB(pelatihan baris berbaris)
  • 11. 11 Adapun yang baris berbaris yang dimaksudkan yaitu tidak hanya terjadi ketika anak- anak akan memasuki ruang kelas namun barisan kreativ yang dimaksudkan yaitu ketika dalam pembelajaran juga bisa disisipkan atau diintegrasikan dalam sebuah rancana kegiatan harian(RKH). Makna penjabaran dari barisan kreativ itu sebagai contoh , semisal ketika anak ramai dan tidak terkondisi biasanya guru menggunakan ice break berupa tepuk, menyanyi bahkan sebagian guru ada yang memarahi anak didiknya. Hal berikut bisa diterapkan dalam konteks pembelajaran klasikal ataupun sudut,memanggil anak yang bermasalah dan beri arahan ,katakan ketika dipangggil bilang “siap”, dan boleh juga dikondisikan seperti keadaan orang siap (berbaris), lalu mengajari anak tersebut untuk berlatih memimpin teman-temannya, contoh : anak Nurul Dzikri, serentak teman yang lain bilang siap dan anak – anak diajarkan untuk kondisi siap walaupun tidak dalam barisan(focus) G.Metodologi Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah anak didik kelas B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di RA Nurul Dzikri yang beralamat di Perumahan Jambu Sari Indah No 7 ,Wedomartani,Ngemplak,Sleman,Yogyakarta 55282.Sekolah ini berdiri ditengah komplek perumahan. 2. Jenis Penelitian Penelitian yang mengangkat judul ”Menumbuhkan Jiwa Leadership Anak Usia Dini Melalui Barisan Kreativ(Penelitian Tindakan Kelas Di Ra Nurul Dzikri Jambu Sari Di Kelas B)”. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroam Action research) yang biasa disingkat PTK, dalam rangka memecahkan masalah yang ada. PTK merupakan suatu penelitian praktis, bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajardari pengalaman sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran, dan melihat pengaruh nyata dari upaya tersebut.15 ,Bogdan dan Taylormendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang dapat diamati.16 Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah 15 Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), hlm.13 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1993), cet. ke-3, hlm. 2
  • 12. 12 padapenyimpulan.17 Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri tertentu diantaranyaadalah pengambilan data dilakukan secara alami, berupa kata-kata ataugambar (deskriptif), peneliti adalah sebagai instrumen utama, metode kualitatif dengan analisis data secara induktif, serta lebih mementingkanproses daripada hasil.Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitupertama, menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore) dankedua, menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).18 Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menunjangdan memperkuat data kualitatif.Apabila metode kuantitatif menjadi penunjangbagi metode kualitatif, maka metode kuantitatif cenderung memberikan data latar belakang yang terukur untuk mengkontekstualisasi studi-studi intensifskala kecil.Pendekatan kuantitatif sesuai dengan namanya identik dengan penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap datatersebut, serta penampilan dari hasilnya.Selain data berupa angka, dalam penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif. Survei kuantitatif penunjang dapat dilakukan pada setiap tahap dalam proses penelitian. Survei dapat dilakukan sebagai langkah awal dalam studi kualitatif pokok atau pada tahap akhir.Pendekatan kuantitatif pada penelitianini digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif yangdapat dikuantitatifkan (angket).Dalam hal guru yang mengajar perlu berkolaborasi dengan seorangatau tim peneliti.19 PTK yang digunakan merupakan PTK Kolaboratif. Penelitian tindakan yang sejati adalah penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan olehsekelompok peneliti melalui kerjasama dan kerja bersama.20 Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti (mahasiswa)21 17Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT Remaja Rosdakary a, 2006), cet. Ke-2, hlm. 60 18 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 6 19S uharsimi Arikunto, Prosedur …………………………..,hlm. 85 20 Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Research), (Bandung : Alfabeta, 2006), hlm. 51 21Ibid, hal. 52
  • 13. 13 3. Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data dari sumber data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Observasi Metode observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis.22 Observasi dilakukan pengalaman dan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung. Metode ini digunakan untuk mengetahui dan mengamati bagaimana pembelajaran menggunakan metode barisan kreativ di RA Nurul Dzikri b. Wawancara Metode wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data, informasi atau pendapat yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab, baik secara langsung dengan sumbernya.23 Responden yang penulis butuhkan dalam wawancara ini adalah kepala sekolah, guru, dan wali murid.Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data-data dari subyek penelitian yang berhubungan dengan metode barisan kreativ di RA Nurul Dzikri. Wawancara yang dilakukan secara acak kepada beberapa anak mengenai aktivitas, tanggapan serta sikap anak dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended. Wawancara inilebih bersifat informal, teknik wawancara ini tidak dapat langsung segeradigunakan untuk pengukuran, mengingat subyek mendapat kebebasanuntuk menjawab sesuka hatinya dan pertanyaan dapat menyimpang darirencana semula.24 c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui penelitian yang bersumber pada benda tertulis yang dapat memberikan berbagai keterangan yang berupa gambar, buku, catatan, raport, surat kabar, agenda, dan sebagainya.25 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang proses pembelajaran leadership atau kepemimpinan serta data-data yang berkaitan dengan sekolah seperti data guru, data jumlah siswa, letak geografis, sejarah berdirinya sekolah,struktur organisasi, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan penelitian . 22 Sutrisno Hadi, Metode Research I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1984), hal. 85 23 Zainal Arifin,Evaluasi Instruksional Prinsip Metode Prosedur,(Bandung: Remaja Karya, 1988), hal.54 24S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004). Cet. Ke-4, hlm. 167 25Anas Sudijono, Metodologi Riset dan Bimbingan Sekripsi, (Yogyakarta: UD . Rama,1983), hal.45
  • 14. 14 d. Catatan Lapangan Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti yang melakukanpengamatan atau observasi, digunakan sebagai pedoman untuk mengetahuipelaksanaan proses pembelajaran dan untuk mendeskripsikan aktivitas anak maupun guru dalam proses pelaksanaan kegiatan makan bersama di TK. 4. Desain Penelitian Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan olehKemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep KurtLewin. Model kurt lewin yang terdiri dari empat komponen yaituperencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi, kemudian dikembangkanoleh Kemmis dan Mc Taggart ,Kemis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi.Dari refleksi disusun sebuah modifikasi yangdiaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begituseterusnya.26 Model visualisasi bagan yang disusun oleh Kemmis dan Mc Taggart.27 5. Prosedur Penelitian Penelitian ini diawali dengan identifikasi permasalahan hingga tercapairumusan masalah yang jelas.Kejelasan permasalahan didukung dengandilakukannya studi pendahuluan, yaitu dengan melakukan wawancara 26 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, hlm. 84 27 Ibid, hlm. 84
  • 15. 15 dandiskusi lebih lanjut, mengenal sekolah tempat dilaksanakannya penelitian,serta mengumpulkan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan. Langkahselanjutnya adalah diskusi untuk menetapkan solusi yang diharapkan dapatmemecahkan permasalahan, yaitu penerapan open ended. Pemecahan masalah tersebut dilakukan dengan langkah-langkah PTKdalam beberapa siklus, sesuai dengan desain Kemmis dan Mc Taggart dimana setiap siklus meliputi: perencanaan, tindakan, observsi, dan refleksi.Adapun prosedur atau langkah-langkah tindakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut: Siklus 1 a. Perencanaan Perencanaan umum yang dilakukan oleh peneliti dengan guru serta ahli gizi adalahbagaimana peneliti dan guru memahami peran masing-masing, prosesimplementasi open ended akan dilakukan, evaluasi yang diperlukan, hasilyang diharapkan, proses monitoring dan observasi.Untuk memperlancar tindakan, peneliti bersama guru mempersiapkaninstrumen pembelajaran khususnya tentang leadership, antara lain berupa silabus kurikulum pendidikan karakter,Rencana Pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS). Peneliti juga mempersiapkan instrument penelitian, yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yangdigunakan adalah: lembar observasi, catatan lapangan, dandokumentasi. b. Tindakan Tindakan yang akan dilakukan adalah menerapkan pembelajaran bahasa Jawa dengan pendekatan open ended, yang disajikan oleh guru, sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat. c. Observasi Peneliti perlu mengamati beberapa hal antara lain: proses tindakan, pengaruh tindakan (baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan, serta persoalan lain yang timbul. Untuk mempermudah observasi peneliti menggunakan lembar obsevasi sebagai panduan, serta membuat catatan lapangan. d. Refleksi Peneliti berusaha mengingat kembali dan merenungkan suatu tindakan persis yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi dilakukan dengan melakukan diskusi antara peneliti dengan guru. Berdasarkan hasil refleksi dilakukan perbaikan- perbaikan yang akan dilaksanakan untuk siklus selanjutnya. Tindakan pada siklus 2,
  • 16. 16 dilakukan berdasarkan perencanaan dan perbaikan dari hasil refleksi siklus sebelumnya, kemudian dilakukan refleksi untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi melalui tindakan kedua. 6. Teknis Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara deskriptif kualitatif .Untuk meminimalkan subjektivitas, dilakukan dengan triangulasidata. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yangmemanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding terhadap data itu.28 Dalam menganalisis data kualitatif yang kompleks penelitimenggunakan teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles and Huberman. Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalamanalisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas. Analisisinteraktif tersebut terdiri atas empat komponen kegiatan yang saling terkaitsatu sama lain dimulai dari pengumpulan data, dilanjutkan dengan reduksidata, Display data, dan penarikan kesimpulan.29 a. Pengumpulan data; Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data pada periode tertentu. b. Reduksi data; tahap ini digunakan untuk merangkum data, memfokuskanpada hal-hal yang penting, serta menghilangkan data yang tidak terpoladari hasil observasi, pengisian angket, dan catatan lapangan. c. Display data; data yang sudah direduksi, tahap selanjutnya adalahmendisplay data (menyajikan data). Dalam penelitian kualitatif, penyajiandata bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarakategori dan sejenisnya. Yang sering digunakan dalam menyajikan datakualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. d. Kesimpulan; data yang diperoleh setelah dianalisis kemudian diambilkesimpulannya, apakah tujuan dari penelitian sudah tercapai atau belum,jika belum maka dilakukan tindakan selanjutnya, jika sudah tercapai daritujuan pembelajaran maka penelitian dapat dihentikan. 28 Lexy j. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 17 29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,(Bandung: Alfabeta,2007) , hlm. 204
  • 17. 17 7. Kerangka Pikir Penelitian Proses pembentukan jiwa kepemimpinan pada anak melibatkan faktor- faktor yang ada dalam diri anak maupun dari luar diri anak. Faktor yang ada dalam diri anak antara lain kondisi jasmani dan rohani anak serta faktor kemampuan intelektualnya. Sedangkan faktor dari luar anak yaitu lingkungan anak. Anak mengalami perkembangarn baik secara fisik maupun intelektual. Intelektual anak berkembang dalam tahap-tahap yang berlangsung secara berkesinambungan. Dalam hal ini pembentukan karakter kepemimpinanberkembang sesuai dengan perkembangan usia anak, lingkungan serta adanya stimulus dan respon dari orang lain. Anak usia sekolah memiliki dua lingkungan dimana sehari-hari mereka tinggal dan beraktivitas. Di sekolah, guru dan teman-teman merupakan orang terdekat anak yang turut andil dalam membentuk karakter anak. Dalam merangkum penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, analisis non statistik dengan pola berfikir deduktif dan induktif. a. Metode deduktif Adalah metode dengan cara mengambil kesimpulan yang berdasar data yang bersifat umum menuju hal-hal yang khusus. b. Metode induktif Adalah metode yang digunakan untuk menganalisa masalah-masalah yang sifatnya khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. 8. Keabsahan Data Setiap penelitian ilmiah memerlukan data dalam pemecahan masalahyang dihadapi.Data yang tepat dan cukup sangat penting artinya untukmengantarkan peneliti pada perumusan kesimpulan yang baik dan benar.Penelitian dengan data yang keliru, baik karena kekeliruan sumber datanyamaupun kekeliruan sifat dan jenis datanya, tidak banyak artinya bagipemecahan masalah penelitian, serta tidak mustahil akan menimbulkanmasalah- masalah baru terutama dalam penelitian tindakan/ action research. Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya sebuah penelitian.Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengukur data.Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.30 Sebuah 30 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Sebuah Pendekatan Praktek, hlm. 144
  • 18. 18 instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur, serta dapat mengungkap dari variabel yang diteliti secara tepat. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Salah satu langkah dalam prosedur untuk mendapatkan derajat keterpercayaan ialah validasi, yang dalam penelitian kualitatif lebih disukai dengan istilah verifikasi. Untuk mendapatkan data yang absah, dalam hal inipeneliti melakukan beberapa cara validasi yang dapat dilakukan dalampenelitian tindakan kelas menurut versi Hopkins31 untuk menguji derajatketerpercayaan atau derajat kebenaran, antara lain: a. Melakukan validasi dengan triangulasi b. Meminta nasihat kepada pakar (expert judgment), yaitu kepadapembimbing dan dosen lain yang berpengalaman di bidang penelitiantindakan kelas c. Melakukan key respondents review, dengan meminta teman sejawatmengetahui penelitian yang sedang dilakukan. Selain itu kredibilitas data kualitatif diupayakan tercapai melalui beberapastrategi antara lain: pengumpulan data yang relatif lama, strategi multi metode/paduan, dan penghimpunan beberapa teknik pengumpulan data.32 MenurutMadya (2006) salah satu cara untuk meyakinkan pembaca tentang tingkatreliabilitas data adalah dengan menyajikan data asli, seperti daftar wawancaradan catatan lapangan atau menggunakan lebih dari satu sumber data untukmendapatkan data yang sama.33 31 Rochiati Wiriaatmadja, Metode ……………………., hlm. 168 32 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian pendidikan, hlm. 104 33 Suwarsih Madya, Teori dan Praktik Penlitian Tindakan (Acton Research), hlm. 46
  • 19. 19 H. Sistematika Pembahasan Keseluruhan skripsi ini terdiri dari empat bab sebagai berikut : Bab I: Merupakan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah yang menguraikan kajian pokok penelitian, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kajian teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II : Menguraikan gambaran umum lokasi penelitian yang mencakupdenah lokasi, visi dan misi, sejarah dan berdirinya, keadaan guru dan karyawan, keadaan peserta didik, sarana dan prasarana. Bab III : Berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari tiga siklus dengan mengakomodir tiga point utama rumusan masalah sekaligus merupakan jawaban rumusan masalah. Bab IV : Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran. Pada bagian akhir ini penulis menyertakan daftar pustaka dan lampiran-lampiran pendukung.