SlideShare a Scribd company logo
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
	
  Model-­	
  Model	
  Pembelajaran	
  dalam	
  Penanaman	
  Karakter	
  Sejak	
  Dini	
  	
  
Oleh	
  Puji	
  Yanti	
  Fauziah	
  
	
  
Pendahuluan	
  
	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  “	
  Belajar	
  ketika	
  masih	
  kecil	
  ibarat	
  Mengukir	
  diatas	
  batu,	
  sedangkan	
  belajar	
  
ketika	
   sudah	
   dewasa	
   seperti	
   mengukir	
   diatas	
   air”	
   .	
   Istilah	
   tersebut	
   sangat	
  
popular	
   dan	
   memiliki	
   makna	
   yang	
   dalam.	
   Istilah	
   tersebut	
   juga	
   mengandung	
  
makna	
   yang	
   sesuai	
   dengan	
   konsep	
   pendidikan	
   anak	
   usia	
   dini	
   yang	
   sangat	
  
mementingkan	
   stimulasi	
   sejak	
   dini	
   agar	
   anak	
   dapat	
   belajar	
   banyak	
   dan	
  
mengembangkan	
  potensi	
  dan	
  minat	
  yang	
  dimiliki	
  anak	
  yang	
  akan	
  memberikan	
  
pengalaman	
   dan	
   kenangan	
   yang	
   begitu	
   kuat	
   terhadap	
   anak,	
   hal	
   ini	
   sangat	
  
berbeda	
   ketika	
   kita	
   kita	
   sudah	
   dewasa	
   apalagi	
   jika	
   kita	
   menyinggung	
   tentang	
  
karakter	
  dan	
  watak	
  yang	
  sudah	
  menjadi	
  kesatuan	
  dalam	
  kepribadian	
  sehiangga	
  
untuk	
   merubahnya	
   akan	
   jauh	
   lebih	
   sulit.	
   Sehingga	
   penanaman	
   karakter	
   sejak	
  
dini	
   menjadi	
   kunci	
   utama	
   dalam	
   mebentuk	
   karakter	
   positif	
   anak	
   dan	
   menjadi	
  
pondasi	
  kepribadian	
  yang	
  akan	
  menjadi	
  orang	
  yang	
  	
  memiliki	
  karakter	
  kuat.	
  
	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  	
  Bagaimana	
   karakter	
   dapat	
   ditanamkan	
   sejak	
   dini	
   	
   dan	
   model	
  
pembelajaran	
  apa	
  yang	
  sesuai	
  dengan	
  tumbuh	
  kembang	
  anak,	
  makalah	
  ini	
  akan	
  
membahas	
  tentang	
  	
  model-­‐model	
  pembelajaran	
  yanga	
  akan	
  menjadi	
  alternative	
  
dalam	
  mengimpelemntasikan	
  pendidikan	
  karakter	
  sejak	
  dini.	
  	
  
	
  
Pembahasan	
  
A. Pendidikan Karakter
Kirl Patrick menjelaskan bahwa pendidikan karakter tidak dapat terlepas dari
moral absolut yaitu nilai-nilai positif yang berasal dari berbagai agama yang menjadi
sumber dalam bersikap dan berperilaku. Maka moral absolut yang berasal dari
agama ini menjadi sesuatu yang harus ditanamkan sejak dini karena berkaitan
dengan ajaran baik dan buruk dalam berperilaku.
Pendidikan karakter merupakan proses yang sangat panjang karena pendidikan
karakter tidak hanya melakukan transfer of value tetapi menanamkna kbiasaan yang
baik sampai menajdi karakter individu yang akan turut membnetuk identitas pribadi
sehingga membutuhkan proses karena dituntut tidak hanya mengetahui tetapi warga
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
belajar dapat mengetahu, merasakan dan pada kahirnya mau melakukan kebiasaan
positif sehingga menjadi karakter anak.
Lickona menjelaskan tentang tahapan dalam pendidikan moral setidaknya
ada empat tahapan yaitu knowing, reasoning, feeling dan acting. Sedangkan
Megawangi sebagai tokoh pendidikan karakter di Indonesia menyebutnya dengan 9
Pilar pendidikan karakter yaitu : (1) cinta Tuhan dan kebenaran; (2) tanggungjawab,
kedisiplinan, dan kemandirian; (3) amanah dan kejujuran; (4) hormat dan santun; (5)
kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; (6) percaya diri, kreatif, kerja keras, dan
pantang menyerah; (7) keadilan dan kepemimpinan; (8) baik dan rendah hati; serta
(9) toleransi, cinta damai dan persatuan. (Ummi April 2011).
Pendidikan karakter Suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha
Esa, diri sendiri, hormat dan santun dll yang pada akhirnya proses pendidikan
adalah menjadikan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan karakter merupakan
sebuah proses yang memerlukan waktu untuk melihat tentang dampak dan
efektivitasnya. Oleh karena itu para pendidik dan orang tua harus lebih bersabar,
lebih menyadari, dan lebih memahami bahwa pendidikan karakter membutuhkan
waktu agar anak dapat menginternalisasikan nilai-nilai positif yang didapatkan di
sekolah maupun di rumah menjadi karakter kepribadiannya.
Tujuan pendidikan karakter ini dapat dibedakan menjadi perubahan secara
personal dan perubahan secara lembaga. Perubahan personal yaitu dengan
terbentuknya pribadi-pribadi yang memiliki karakter kuat yang tidak mudah
terbawa arus negatf dan menjadi trend setter positif yang akan menjadi teladan
bagi lingkungan sekitarnya. Dari Individu-individu yang memiliki karakter kuat
pada akhirnya akan mebentuk lingkungan yang memiliki budaya yang sehat yang
dilahirkan dari karakter positif tersebut dan pada akhirnya akan membentuk
budaya yang sehat dalam setiap lembaga pendidikan menjadi school culture dan
family culture.
B. Model Program Pembelajaran di PAUD
Pembelajaran diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik yang dapat mendukung peserta didik melakukan kegiatan belajar. Secara
umum pokok-pokok pembelajaran pada anak usia dini meliputi :
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
a) Belajar, bermain, bernyanyi. Dalam hal ini pembelajaran disusun dengan
mengembangkan esensi bermain
b) Belajar ketrampilan hidup. Ketrampilan sosial merupakan kecakapan yang
dimiliki seeorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi untuk pemecahannya (Depdiknas, 2002).
c) Belajar dari benda konkrit. Pada usia dini anak dalam tahap sensori motorik
hingga pra operasional dan anak belajar terbaik dari benda nyata
d) Belajar terpadu. Pembelajaran tidak berdasar mata pelajaran melainkan terpadu
dengan berdasar tema tertentu (tematik). Tema dasar dipilih dari kejadian keseharian
yang dialami, contoh : air, pasir, binatang, langit, hujan dll. Tema dasar dapat
dikembangkan menjadi sub tema, tema air dikembangkan menjadi air mancur, air
sungai, air minum, air laut, air hujan.
Berkenaan dengan pembelajaran di TK, sebuah model program pembelajaran
merupakan model pembejaran yang isinya berbagai program kegiatan belajar yang
menggunakan berbagai macam metode atau cara. Dalam kajian literatur ditemukan
ada 2 model besar dalam program pembelajaran untuk anak-anak usia dini, yaitu :
1) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model ini bertujuan agar pendidik dapat menjadi fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran dan dapat membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri
( Halpern, 2005). Selain diyakini dapat meningkatkan prestasi akademik siswa,
model ini juga merupakan alternatif pengganti model tradisional yang memuat
pengajaran yang penuh dengan berbagai instruksi dari pendidik (Siegel, 2005).
Selama menggunakan model pembelajaran kooperatif, anak-anak secara aktif
terlibat dengan anak lain dan materi belajar. Kesuksesan implementasi dari model
ini adalah aktivitas atau program harus direncanakan, diorganisir, dan terstruktur
dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan tujuan dari pembelajaran (Halpern, 2005).
Adapun beberapa bentuk dari model ini adalah
a) Diskusi berpasangan untuk bertukar fikiran.
b) Mengumpulkan informasi yang banyak dalam waktu singkat dengan membagi
kelompok-kelompok siswa.
c) Bermain peran (role playing), anak-anak memerankan keterampilan sosial.
d) Bermain dengan mencari jejak (maze atau maps).
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
2) Model pembelajaran kognitif sosial (Cognitive-social learning model)
Tujuan dari model ini adalah meningkatkan keterampilan sosial anak melalui
pembelajaran strategi kognitif sosial yang efektif dengan memberikan kesempatan
pada anak-anak untuk mempraktekkan perilaku sosial dalam berbagai macam
konteks sosial. Pada setiap sesi belajar, ada tiga keterampilan sosial yang
diperkenalkan (dengan menggunakan penjelasan, pendapat anak, dan ekspresi non
verbal yang ditampilkan ketika keterampilan sosial muncul).
Model pembelajaran ini dibagi 5 sesi pertemuan yang berkelanjutan dengan
situasi yang dihadirkan berbeda. Sesi pertama, dalam situasi ketika anak ingin
bermain dengan anak yang lain. Sesi kedua, bagaimana mereka dapat
menyampaikan ide atau aktivitas yang diinginkan. Sesi ketiga, anak-anak
dibelajarkan bagaimana sikap dan cara yang positif sesama teman. Sesi keempat,
anak-anak dibelajarkan bagaimana dia dapat berbagi mainan dengan anak yang lain.
Serta sesi kelima anak dbelajarkan bagaimana mereka dapat menyelesaikan masalah
dalam berbagai situasi konflik. Adapun tujuan pada sesi pertama adalah menolong
anak untuk berinisiatif dalam membentuk interaksi sosial positif dengan teman
sebaya. Sementara sesi-sesi yang lain adalah menjaga agar anak dapat
mempertahankan hubungan sosial yang positif dengan teman sebaya.
C. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Menurut UNESCO Early childhood education is defined as the period from
birth to 8 years old. A time of remarkable brain development, these years lay the
foundation for subsequent learning. Pendidikan anak usia dini didefinisikan periode
kehidupan dari lahir sampai usia 8 tahun, waktu yang menentukan dan dalam
mengembangkan otak anak, tahun-tahun ini merupakan pondasi awal dalam tahapan
pembelajaran. National Association for the education of young children (NAEYC)
menjelaskan bahwa tahapan ini adalah usia yang sangat rentan dalam kehidupan
manusia yaitu usia dari lahir sampai 8 tahun.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Early_childhood_education).
Ojala dalam Harkonen (1985, 14; 1993, 14) defines early childhood education
as an inter-active process in the sphere of life at home, day care and preschool that is
purposefully aimed at an all-encompassing personality development of between the
age from 0 to 6 years. Care, education and teaching in early childhood education are
integrated into one functional entity. Pendidikan anak usia dini didefinisikan Ojala
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
sebagai proses interaktif dalam lingkungan baik di rumah, taman pengasuhan dan pra
sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian antara usia 0 sampai 6
tahun. Sedangkan secara praktis Ojala (1978: 308) menjelaskan bahwa pendidikan
anak usia dini sebagai ilmu praktis dimana aktivitas kegiatan dilakukan sebelum usia
pra sekolah. Dalam hal ini pra sekolah adalah bagian dari pendidikan anak usia dini.
Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan semua aspek
perkembangan anak, selain pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan serta
pemenuhan kebutuhan dasar anak. Tahapan ini harus dapat mempersiapkan anak
dengan lembut dan matang menuju usia sekolah. Ojala menggarisbawahi bahwa
dalam pendidikan anak usia dini harus berdasarkan pada teori dan teori harus melihat
di lapangan.
Beberapa teori perkembangan anak yang digunakan diantaranya Piaget,
Vygotsky, Froebel dan Ki Hajar Dewantara. Froebel adalah salah satu tokoh
pendidikan anak usia dini yaitu penemu pertama konsep taman kanak-kanak atau
kindergarten (http://www.faqs.org/childhood/Fa-Gr/Froebel-Friedrich-Wilhelm-
August-1782-1852.html). Beberapa pemikiran yang dibawa oleh Froebel adalah :
a) Kurikulum yang mendasari proses bermain anak.
b) Permainan bersifat instruktivistik.
c) Aspek yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah mind, matter dan
Immanent.
d) Konsep tentang unity, diversity dan individuality.
e) Bermain adalah representasi dari aktivitas pribadi yang berasal dari inner
necessity atau kebutuhan internal anak.
f) Pendidikan akan lebih efektif jika adanya sinergitas atau perpaduan antara
sekolah dan rumah.
g) Tahun 1884 Froebel menulis buku Mother's Songs, Games and Stories yang
bertujuan untuk membantu para ibu untuk lebih efektif dalam mengasuh bayi atau
anak-anak agar tercipta masyarakat yang lebih baik.
Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934) adalah salah satu tokoh pendidikan
anak usia dini pada pertengahan abad yang membawa sosiocultural theory yang
mengemukakan bahwa "how cultures -values, beliefs, customs and skills of social
group is transmitted to the next generation." (Berk 2003:26). budaya yang terdiri nilai,
kepercayaan, adat kebiasaan dan keterampilan yang dimiliki oleh kelompok
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
masyarakat ditransmisikan kepada generasi selanjutnya, dalam hal ini interaksi sosial
yang berupa dialog interaktif terhadap anak-anak sangat diperlukan dalam
membangun pola berfikir dan berperilaku. Dibawah ini beberapa pemikiran yang
dikemukakan oleh Lev Vygotsky :
a) Bahasa merupakan salah satu media yang memiliki peran penting dalam
perkembangan mental anak. Konsep yang dikenalkan adalah private speech or
self talk, kondisi ini terjadi ketika anak-anak menghadapi berbagai tantangan,
biasanya anak-anak melakukan private speech untuk mengelola rencana, arahan
atau mengevaluasi kelakuan mereka sendiri (Badrova and Burns 1996:6).
Menurut teori ini setiap tahapan proses mental menghasilkan proses mental yang
lain dalam perkembangan anak, pertama diproses dalam diri anak kemudian
berbagi dengan orang lain (intersubjektif) kemudian menginternalisasi dalam diri
anak dan digunakan secara mandiri dalam berkomunikasi dengan orang lain.
b) Teori lain adalah Zone of Proximal development (ZPD). ZPD adalah area antara
tahapan perkembangan anak dan tahapan perkembangan anak yang terkondisikan.
Perilaku anak yang mandiri tanpa intervensi dan perilaku anak yang di kondisikan
dengan berbagai macam permainan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki
anak secara optimal, karena dengan mendukung dan memberikan dukungan main
membantu pertumbuhan anak.
c) Dari teori ZPD kemudian lahirlah konsep scaffolding atau pijakan yang di
hadirkan oleh Donovan and Smolkin ( Verenikina ) yang mengemukakan bahwa
konsep scaffolding dipengaruhi oleh teori vygotsky tentang ZPD. Scaffolding atau
pijakan bermain merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat
mengkondisikan lingkungan dalam mendorong perkembangan anak dan melihat
bakat yang dimiliki agar dapat berkembang secara optimal. Konsep scaffolding
berdasarkan pada pernyataan vygotsky bahwa kesadaran anak sangat dipengaruhi
oleh interaksi anak terhadap dunia sekitar, perkembangan mereka tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sosial dan budaya, oleh karena itu pendidik berusaha
untuk membuat lingkungan yang dapat mendorong tumbuh kembang anak.
Tokoh anak usia dini yang lain yaitu Laura E Berk, menyatakan konsep
PAUD sebagai ilmu pengetahuan, praktis dan ilmu yang bersifat multidisiplin. Berk
mengemukakan bahwa dasar-dasar yang mempengaruhi perkembangan anak terdiri
dari beberapa tahapan yaitu dasar biologis, perkembangan masa prenatal dan
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
kelahiran. Bayi banyak belajar mengenai keterampilan motorik dan kemampuan
dalam mempersepsikan. Berk mengemukakan bahwa ada beberapa aspek
perkembangan anak diantara yaitu aspek fisik, kognitif dan bahasa, personality,
perkembangan sosial, dan perkembangan moral. Ada beberapa unsur yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu keluarga, media, teman sebaya dan
sekolah.
Tillman (2004) mengembangkan sebuah pembelajaran living values andan
educational Programme (LVEP). Program ini mengajak murid untuk memikirkan
diri sendiri, orang lain dan nilai-nilai dalam cara yang berkaitan. Program ini
memberikan pengalaman untuk membangun rasa percaya diri dan emmancing
kreativitas, potensi dan bakat setiap warga belajar.proses pembelajaran dilakukan
dengna berrefleksi, berimajinasi, berdialog, berkomunikasi, berkreasi, membuat
tulisan, menyatakan diri lewat seni, bermain dengan nilai yang diajarkan agar menjadi
karakter yag tertanam kuat dalam kepribadian anak. Dalam proses ini akan
berkembang keterampilanpribadi, sosial dan emosional.
Coles (2003) mengembangkan konsep tentang kecerdasan moral yang dihidupkan
dengan imajinasi moral yaitu kemampuan kita untuk tumbuh perlahan-lahan untuk
merenungkan mana yang benar dan salah. Kecerdasan moral anak sangat ditentukan
oleh keluarga, kelas, suku bangsa, kemasyaratakatan, media massa dan sekolah. Coles
banyak membahas tentang proses penamnaman moral yaitu lewat bahasa, kerjasama,
da pada masa awal yaitu pengenalan lewat bahasa nonverbal anak.
D. PAUD dan Pendidikan Karakter
Pencanangan pendidikan karakter oleh Kemdikanas membawa harapan besar
tentang perubahan paradigma pendidikan yang konstruktif dan substantive.
Konstruktif karena membentuk manusia kerkarakter diperlukan manusia-manusia
yang kreatif dan kritis dan akan menjadi trend setter bagi lingkungan. Proses
pembentukan manusia berkarakter bukan suatu proses yang singkat tetapi
membutuhkan waktu, strategi, finansial dan system terpadu yang dapat mensuport
pendidikan karakter menjadi sebuah school culture dan family culture. Tahapan
pendidikan dan penanaman karater setidaknya melalui empat tahapan : Knowing
(mengetahui) pada tahapan ini anak diberi pengetahuan tentang baik dan buruknya
perilaku dan norma yang ada dalam masyarakat. Tahapan kedua yitu reasoning yaitu
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
memberikan pemahaman tentang anak yang menimbulkan kesadaran dan dapat
merasakan oleh karena itu pada tahapan ketiga disebut dengan feeling, yaitu
merasakan dampak ketika anak melakukan kabaikan baik di sekolah maupun dirumah.
Tahap yang terakhir yaitu acting dimana anak mengambil tindakan sebagai wujud
dari pengetahuan, pemahaman dan perasaan anak sehingga akan terinternalisasi dalam
kepribadian anak. Proses internalisasi pendidikan karakter tidak dapat dilakukan jika
tidak melibatkan orang tua yang memiliki kontribusi besar dalam tumbuh kembang
anak terutama pada tahapan anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu program strategis yang
sedang banyak dikembangkan Wortham menyatakan Assesment should involve the
child and Family (2005 :22). Artinya identifikasi kebutuhan pendidikan anak usia dini
harus melibatkan orang tua dan pengasuh sebagai sumber informasi karena anak-anak
banyak menghabiskan waktu dirumah. Pra sekolah, Taman Kanak-kanak dan awal
pendidikan dasar lebih memahami tentang kebutuhan dan kemampuan anak dalam
belajar tetapi hal itu akan sulit dilakukan jika pada awal pembelajaran tidak
mendapatkan informasi dari orang tua tentang kebiasaan anak, kesukaan anak dan
kemampuan anak yang mennjol. Sehingga informasi yang didapatkan di rumah
dikembangkan di sekolah. Sekolah ibu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi
antara orang tua dan lembaga PAUD untuk kemudian setelah anak mendapatkan
pendidikan karakter dapat dikembangkan dan diimplementasikan dirumah.
Kesimpulan
Pendidikan karakter sejak dini merupakan pondasi awal dalam mebmbentuk
karakter anak yang berujung pada pembentukan schoo culture dan family culture.
Model-model pembelajaran yang yang dapat menjadi alternative dalam
menanamkan pendidikan karakter yaitu lewat model pembelajaran cooperative
dan model kognitif sosial. Tahapan pendidikan karakter terdiri dari knowing,
reasoning, feeling dan acting. Konsep Pendidikan anak usia dini banyak
dikembangkan oleh Froebel, Vygotski, Berk dan Tillman yang banyak
menguraikan tentag nilai-nilai positif dalam kehidupan.
Seminar	
  Nasional	
  IKA	
  UNY	
  	
  2011	
  
DAFTAR PUSTKA
Berk, L. E. (2003). Child Development. Sith Edition. USA: Illinois State
University.
Harahap, H.A.H & Dewantara, S. B. (1980). Ki Hajar Dewantara ditangkap
dipenjarakan dan diasingkan. Jakarta : Gunung Agung.
Harris, R. et all. (1995). Competency based Education and Training : Between
a Rock and a Whirlpool. Australia: MacMillan Education
Australia.Ltd.
Harkonen, U. ( tanpa tahun) Defining Early Childhood Education Through
Systems Theory. Finland : University Of Joensuu
http://sokl.joensuu.fi/harkonen/verkot/Defining%20early-Article.
pdf. (Diakses pada tanggal 13 Maret 2010).
Hurlock, E. (1999) . Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Lickona, T. (1992). Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect
and Responsibility. New York: Bantam Books.
Tillman Diane (2004). Living Values Acivities for Children Ages 8-14.
Jakarta Grasindo.
	
  

More Related Content

What's hot

Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikayu Naoman
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
University of Selangor
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDMichelle Rumawir
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
M Haris Wijaya
 
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanakKerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
Sherly Jewinly
 
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paudPeran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidikPeran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidik
Bayu Purbha Sakti
 
Hakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar MengajarHakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar Mengajar
Ririn Febriyanti
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Andi Uli
 
Belajar dan pembelajaran penjas
Belajar dan pembelajaran penjasBelajar dan pembelajaran penjas
Belajar dan pembelajaran penjasikka sukana
 
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peranPenerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Rahma Rahmawinasa
 
Kode
KodeKode
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Mas Rauf
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolahPendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
Hon Shan Shan
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolahiskawia
 
Strategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TKStrategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TK
Mohammad Fauziddin
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirAmrizal Ahmad
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikNur Arifaizal Basri
 

What's hot (20)

Guru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidikGuru sebagai pendidik
Guru sebagai pendidik
 
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAHETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
ETD 1313 PENDEKATAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN PRASEKOLAH
 
Strategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUDStrategi Pembelajaran PAUD
Strategi Pembelajaran PAUD
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanakKerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
Kerja Kursus Perkembangan Kanak-kanak
 
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paudPeran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
Peran orang-tua-dan-pendidik-dalam-mendukung-paud
 
Peran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidikPeran guru sebagai pendidik
Peran guru sebagai pendidik
 
Hakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar MengajarHakekat Belajar Mengajar
Hakekat Belajar Mengajar
 
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paudHakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
Hakikat pendidikan anak_usia_dini_paud
 
Belajar dan pembelajaran penjas
Belajar dan pembelajaran penjasBelajar dan pembelajaran penjas
Belajar dan pembelajaran penjas
 
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peranPenerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
Penerapan pembelajar model stimulasi kepemimpinan melalui bermain peran
 
Edu semester 7
Edu semester 7Edu semester 7
Edu semester 7
 
Kode
KodeKode
Kode
 
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
Integralisasi nilai keislaman dan akhlak dalam kurikulum 2013
 
Ppp2
Ppp2Ppp2
Ppp2
 
Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolahPendidikan khas kanak kanak prasekolah
Pendidikan khas kanak kanak prasekolah
 
Peranan guru disekolah
Peranan guru disekolahPeranan guru disekolah
Peranan guru disekolah
 
Strategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TKStrategi pembelajaran di TK
Strategi pembelajaran di TK
 
Skripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhirSkripsi zuraida akhir
Skripsi zuraida akhir
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidik
 

Similar to Model pembelajaran pend karakter

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
AmiraWidi
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
herlindarahayu
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarSTKIP Bina Bangsa Getsempena
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkMusaDiq YaaCob
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Susilowati Boediono
 
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
ermasuryani79
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
Susilowati Boediono
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
Narendra
 
Pendidikan Yang Memerdekakan
Pendidikan Yang MemerdekakanPendidikan Yang Memerdekakan
Pendidikan Yang Memerdekakan
TienYulianti2
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
Operator Warnet Vast Raha
 
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptxSesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
NurChasanah59
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Rosida Marasabessy
 
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docxBAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
antoputra011172
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
Fennipratiwi95
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
Fennipratiwi95
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
DedeSolehudin4
 
REFLEKSI MODUL 1.pdf
REFLEKSI MODUL 1.pdfREFLEKSI MODUL 1.pdf
REFLEKSI MODUL 1.pdf
masfinawatikono
 
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdekaSlide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
rioatma1
 
Post test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docxPost test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docx
RINAWARASTUTI
 

Similar to Model pembelajaran pend karakter (20)

Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..pptPendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Orang..ppt
 
tik herlinda
 tik herlinda tik herlinda
tik herlinda
 
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar MengajarMATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
MATERI 1 - Hakekat, Ciri dan Komponen Belajar Mengajar
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpk
 
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
Karya tulis model pelatihan tutor paud unt jambore ptk paudni 2011
 
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi.docx
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
Psikologi jadi
Psikologi jadiPsikologi jadi
Psikologi jadi
 
Pendidikan Yang Memerdekakan
Pendidikan Yang MemerdekakanPendidikan Yang Memerdekakan
Pendidikan Yang Memerdekakan
 
Makalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakterMakalah pendidikan karakter
Makalah pendidikan karakter
 
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptxSesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
Sesi 3-Perkembangan Pendidikan Sekolah Dasar (1).pptx
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docxBAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
 
Aliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3AAliran Filsafat pgsd 3A
Aliran Filsafat pgsd 3A
 
Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6Pgsd 3 a-6
Pgsd 3 a-6
 
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptxKONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
KONEKSI ANTAR MATERI 1.4.pptx
 
REFLEKSI MODUL 1.pdf
REFLEKSI MODUL 1.pdfREFLEKSI MODUL 1.pdf
REFLEKSI MODUL 1.pdf
 
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdekaSlide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
 
Post test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docxPost test modul 1 pmm.docx
Post test modul 1 pmm.docx
 

Recently uploaded

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 

Recently uploaded (20)

PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 

Model pembelajaran pend karakter

  • 1. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011    Model-­  Model  Pembelajaran  dalam  Penanaman  Karakter  Sejak  Dini     Oleh  Puji  Yanti  Fauziah     Pendahuluan                          “  Belajar  ketika  masih  kecil  ibarat  Mengukir  diatas  batu,  sedangkan  belajar   ketika   sudah   dewasa   seperti   mengukir   diatas   air”   .   Istilah   tersebut   sangat   popular   dan   memiliki   makna   yang   dalam.   Istilah   tersebut   juga   mengandung   makna   yang   sesuai   dengan   konsep   pendidikan   anak   usia   dini   yang   sangat   mementingkan   stimulasi   sejak   dini   agar   anak   dapat   belajar   banyak   dan   mengembangkan  potensi  dan  minat  yang  dimiliki  anak  yang  akan  memberikan   pengalaman   dan   kenangan   yang   begitu   kuat   terhadap   anak,   hal   ini   sangat   berbeda   ketika   kita   kita   sudah   dewasa   apalagi   jika   kita   menyinggung   tentang   karakter  dan  watak  yang  sudah  menjadi  kesatuan  dalam  kepribadian  sehiangga   untuk   merubahnya   akan   jauh   lebih   sulit.   Sehingga   penanaman   karakter   sejak   dini   menjadi   kunci   utama   dalam   mebentuk   karakter   positif   anak   dan   menjadi   pondasi  kepribadian  yang  akan  menjadi  orang  yang    memiliki  karakter  kuat.                          Bagaimana   karakter   dapat   ditanamkan   sejak   dini     dan   model   pembelajaran  apa  yang  sesuai  dengan  tumbuh  kembang  anak,  makalah  ini  akan   membahas  tentang    model-­‐model  pembelajaran  yanga  akan  menjadi  alternative   dalam  mengimpelemntasikan  pendidikan  karakter  sejak  dini.       Pembahasan   A. Pendidikan Karakter Kirl Patrick menjelaskan bahwa pendidikan karakter tidak dapat terlepas dari moral absolut yaitu nilai-nilai positif yang berasal dari berbagai agama yang menjadi sumber dalam bersikap dan berperilaku. Maka moral absolut yang berasal dari agama ini menjadi sesuatu yang harus ditanamkan sejak dini karena berkaitan dengan ajaran baik dan buruk dalam berperilaku. Pendidikan karakter merupakan proses yang sangat panjang karena pendidikan karakter tidak hanya melakukan transfer of value tetapi menanamkna kbiasaan yang baik sampai menajdi karakter individu yang akan turut membnetuk identitas pribadi sehingga membutuhkan proses karena dituntut tidak hanya mengetahui tetapi warga
  • 2. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   belajar dapat mengetahu, merasakan dan pada kahirnya mau melakukan kebiasaan positif sehingga menjadi karakter anak. Lickona menjelaskan tentang tahapan dalam pendidikan moral setidaknya ada empat tahapan yaitu knowing, reasoning, feeling dan acting. Sedangkan Megawangi sebagai tokoh pendidikan karakter di Indonesia menyebutnya dengan 9 Pilar pendidikan karakter yaitu : (1) cinta Tuhan dan kebenaran; (2) tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian; (3) amanah dan kejujuran; (4) hormat dan santun; (5) kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama; (6) percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah; (7) keadilan dan kepemimpinan; (8) baik dan rendah hati; serta (9) toleransi, cinta damai dan persatuan. (Ummi April 2011). Pendidikan karakter Suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, hormat dan santun dll yang pada akhirnya proses pendidikan adalah menjadikan manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan karakter merupakan sebuah proses yang memerlukan waktu untuk melihat tentang dampak dan efektivitasnya. Oleh karena itu para pendidik dan orang tua harus lebih bersabar, lebih menyadari, dan lebih memahami bahwa pendidikan karakter membutuhkan waktu agar anak dapat menginternalisasikan nilai-nilai positif yang didapatkan di sekolah maupun di rumah menjadi karakter kepribadiannya. Tujuan pendidikan karakter ini dapat dibedakan menjadi perubahan secara personal dan perubahan secara lembaga. Perubahan personal yaitu dengan terbentuknya pribadi-pribadi yang memiliki karakter kuat yang tidak mudah terbawa arus negatf dan menjadi trend setter positif yang akan menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya. Dari Individu-individu yang memiliki karakter kuat pada akhirnya akan mebentuk lingkungan yang memiliki budaya yang sehat yang dilahirkan dari karakter positif tersebut dan pada akhirnya akan membentuk budaya yang sehat dalam setiap lembaga pendidikan menjadi school culture dan family culture. B. Model Program Pembelajaran di PAUD Pembelajaran diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat mendukung peserta didik melakukan kegiatan belajar. Secara umum pokok-pokok pembelajaran pada anak usia dini meliputi :
  • 3. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   a) Belajar, bermain, bernyanyi. Dalam hal ini pembelajaran disusun dengan mengembangkan esensi bermain b) Belajar ketrampilan hidup. Ketrampilan sosial merupakan kecakapan yang dimiliki seeorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi untuk pemecahannya (Depdiknas, 2002). c) Belajar dari benda konkrit. Pada usia dini anak dalam tahap sensori motorik hingga pra operasional dan anak belajar terbaik dari benda nyata d) Belajar terpadu. Pembelajaran tidak berdasar mata pelajaran melainkan terpadu dengan berdasar tema tertentu (tematik). Tema dasar dipilih dari kejadian keseharian yang dialami, contoh : air, pasir, binatang, langit, hujan dll. Tema dasar dapat dikembangkan menjadi sub tema, tema air dikembangkan menjadi air mancur, air sungai, air minum, air laut, air hujan. Berkenaan dengan pembelajaran di TK, sebuah model program pembelajaran merupakan model pembejaran yang isinya berbagai program kegiatan belajar yang menggunakan berbagai macam metode atau cara. Dalam kajian literatur ditemukan ada 2 model besar dalam program pembelajaran untuk anak-anak usia dini, yaitu : 1) Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model ini bertujuan agar pendidik dapat menjadi fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dan dapat membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri ( Halpern, 2005). Selain diyakini dapat meningkatkan prestasi akademik siswa, model ini juga merupakan alternatif pengganti model tradisional yang memuat pengajaran yang penuh dengan berbagai instruksi dari pendidik (Siegel, 2005). Selama menggunakan model pembelajaran kooperatif, anak-anak secara aktif terlibat dengan anak lain dan materi belajar. Kesuksesan implementasi dari model ini adalah aktivitas atau program harus direncanakan, diorganisir, dan terstruktur dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan tujuan dari pembelajaran (Halpern, 2005). Adapun beberapa bentuk dari model ini adalah a) Diskusi berpasangan untuk bertukar fikiran. b) Mengumpulkan informasi yang banyak dalam waktu singkat dengan membagi kelompok-kelompok siswa. c) Bermain peran (role playing), anak-anak memerankan keterampilan sosial. d) Bermain dengan mencari jejak (maze atau maps).
  • 4. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   2) Model pembelajaran kognitif sosial (Cognitive-social learning model) Tujuan dari model ini adalah meningkatkan keterampilan sosial anak melalui pembelajaran strategi kognitif sosial yang efektif dengan memberikan kesempatan pada anak-anak untuk mempraktekkan perilaku sosial dalam berbagai macam konteks sosial. Pada setiap sesi belajar, ada tiga keterampilan sosial yang diperkenalkan (dengan menggunakan penjelasan, pendapat anak, dan ekspresi non verbal yang ditampilkan ketika keterampilan sosial muncul). Model pembelajaran ini dibagi 5 sesi pertemuan yang berkelanjutan dengan situasi yang dihadirkan berbeda. Sesi pertama, dalam situasi ketika anak ingin bermain dengan anak yang lain. Sesi kedua, bagaimana mereka dapat menyampaikan ide atau aktivitas yang diinginkan. Sesi ketiga, anak-anak dibelajarkan bagaimana sikap dan cara yang positif sesama teman. Sesi keempat, anak-anak dibelajarkan bagaimana dia dapat berbagi mainan dengan anak yang lain. Serta sesi kelima anak dbelajarkan bagaimana mereka dapat menyelesaikan masalah dalam berbagai situasi konflik. Adapun tujuan pada sesi pertama adalah menolong anak untuk berinisiatif dalam membentuk interaksi sosial positif dengan teman sebaya. Sementara sesi-sesi yang lain adalah menjaga agar anak dapat mempertahankan hubungan sosial yang positif dengan teman sebaya. C. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Menurut UNESCO Early childhood education is defined as the period from birth to 8 years old. A time of remarkable brain development, these years lay the foundation for subsequent learning. Pendidikan anak usia dini didefinisikan periode kehidupan dari lahir sampai usia 8 tahun, waktu yang menentukan dan dalam mengembangkan otak anak, tahun-tahun ini merupakan pondasi awal dalam tahapan pembelajaran. National Association for the education of young children (NAEYC) menjelaskan bahwa tahapan ini adalah usia yang sangat rentan dalam kehidupan manusia yaitu usia dari lahir sampai 8 tahun. (http://en.wikipedia.org/wiki/Early_childhood_education). Ojala dalam Harkonen (1985, 14; 1993, 14) defines early childhood education as an inter-active process in the sphere of life at home, day care and preschool that is purposefully aimed at an all-encompassing personality development of between the age from 0 to 6 years. Care, education and teaching in early childhood education are integrated into one functional entity. Pendidikan anak usia dini didefinisikan Ojala
  • 5. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   sebagai proses interaktif dalam lingkungan baik di rumah, taman pengasuhan dan pra sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian antara usia 0 sampai 6 tahun. Sedangkan secara praktis Ojala (1978: 308) menjelaskan bahwa pendidikan anak usia dini sebagai ilmu praktis dimana aktivitas kegiatan dilakukan sebelum usia pra sekolah. Dalam hal ini pra sekolah adalah bagian dari pendidikan anak usia dini. Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan semua aspek perkembangan anak, selain pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dasar anak. Tahapan ini harus dapat mempersiapkan anak dengan lembut dan matang menuju usia sekolah. Ojala menggarisbawahi bahwa dalam pendidikan anak usia dini harus berdasarkan pada teori dan teori harus melihat di lapangan. Beberapa teori perkembangan anak yang digunakan diantaranya Piaget, Vygotsky, Froebel dan Ki Hajar Dewantara. Froebel adalah salah satu tokoh pendidikan anak usia dini yaitu penemu pertama konsep taman kanak-kanak atau kindergarten (http://www.faqs.org/childhood/Fa-Gr/Froebel-Friedrich-Wilhelm- August-1782-1852.html). Beberapa pemikiran yang dibawa oleh Froebel adalah : a) Kurikulum yang mendasari proses bermain anak. b) Permainan bersifat instruktivistik. c) Aspek yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah mind, matter dan Immanent. d) Konsep tentang unity, diversity dan individuality. e) Bermain adalah representasi dari aktivitas pribadi yang berasal dari inner necessity atau kebutuhan internal anak. f) Pendidikan akan lebih efektif jika adanya sinergitas atau perpaduan antara sekolah dan rumah. g) Tahun 1884 Froebel menulis buku Mother's Songs, Games and Stories yang bertujuan untuk membantu para ibu untuk lebih efektif dalam mengasuh bayi atau anak-anak agar tercipta masyarakat yang lebih baik. Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934) adalah salah satu tokoh pendidikan anak usia dini pada pertengahan abad yang membawa sosiocultural theory yang mengemukakan bahwa "how cultures -values, beliefs, customs and skills of social group is transmitted to the next generation." (Berk 2003:26). budaya yang terdiri nilai, kepercayaan, adat kebiasaan dan keterampilan yang dimiliki oleh kelompok
  • 6. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   masyarakat ditransmisikan kepada generasi selanjutnya, dalam hal ini interaksi sosial yang berupa dialog interaktif terhadap anak-anak sangat diperlukan dalam membangun pola berfikir dan berperilaku. Dibawah ini beberapa pemikiran yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky : a) Bahasa merupakan salah satu media yang memiliki peran penting dalam perkembangan mental anak. Konsep yang dikenalkan adalah private speech or self talk, kondisi ini terjadi ketika anak-anak menghadapi berbagai tantangan, biasanya anak-anak melakukan private speech untuk mengelola rencana, arahan atau mengevaluasi kelakuan mereka sendiri (Badrova and Burns 1996:6). Menurut teori ini setiap tahapan proses mental menghasilkan proses mental yang lain dalam perkembangan anak, pertama diproses dalam diri anak kemudian berbagi dengan orang lain (intersubjektif) kemudian menginternalisasi dalam diri anak dan digunakan secara mandiri dalam berkomunikasi dengan orang lain. b) Teori lain adalah Zone of Proximal development (ZPD). ZPD adalah area antara tahapan perkembangan anak dan tahapan perkembangan anak yang terkondisikan. Perilaku anak yang mandiri tanpa intervensi dan perilaku anak yang di kondisikan dengan berbagai macam permainan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki anak secara optimal, karena dengan mendukung dan memberikan dukungan main membantu pertumbuhan anak. c) Dari teori ZPD kemudian lahirlah konsep scaffolding atau pijakan yang di hadirkan oleh Donovan and Smolkin ( Verenikina ) yang mengemukakan bahwa konsep scaffolding dipengaruhi oleh teori vygotsky tentang ZPD. Scaffolding atau pijakan bermain merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk dapat mengkondisikan lingkungan dalam mendorong perkembangan anak dan melihat bakat yang dimiliki agar dapat berkembang secara optimal. Konsep scaffolding berdasarkan pada pernyataan vygotsky bahwa kesadaran anak sangat dipengaruhi oleh interaksi anak terhadap dunia sekitar, perkembangan mereka tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial dan budaya, oleh karena itu pendidik berusaha untuk membuat lingkungan yang dapat mendorong tumbuh kembang anak. Tokoh anak usia dini yang lain yaitu Laura E Berk, menyatakan konsep PAUD sebagai ilmu pengetahuan, praktis dan ilmu yang bersifat multidisiplin. Berk mengemukakan bahwa dasar-dasar yang mempengaruhi perkembangan anak terdiri dari beberapa tahapan yaitu dasar biologis, perkembangan masa prenatal dan
  • 7. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   kelahiran. Bayi banyak belajar mengenai keterampilan motorik dan kemampuan dalam mempersepsikan. Berk mengemukakan bahwa ada beberapa aspek perkembangan anak diantara yaitu aspek fisik, kognitif dan bahasa, personality, perkembangan sosial, dan perkembangan moral. Ada beberapa unsur yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu keluarga, media, teman sebaya dan sekolah. Tillman (2004) mengembangkan sebuah pembelajaran living values andan educational Programme (LVEP). Program ini mengajak murid untuk memikirkan diri sendiri, orang lain dan nilai-nilai dalam cara yang berkaitan. Program ini memberikan pengalaman untuk membangun rasa percaya diri dan emmancing kreativitas, potensi dan bakat setiap warga belajar.proses pembelajaran dilakukan dengna berrefleksi, berimajinasi, berdialog, berkomunikasi, berkreasi, membuat tulisan, menyatakan diri lewat seni, bermain dengan nilai yang diajarkan agar menjadi karakter yag tertanam kuat dalam kepribadian anak. Dalam proses ini akan berkembang keterampilanpribadi, sosial dan emosional. Coles (2003) mengembangkan konsep tentang kecerdasan moral yang dihidupkan dengan imajinasi moral yaitu kemampuan kita untuk tumbuh perlahan-lahan untuk merenungkan mana yang benar dan salah. Kecerdasan moral anak sangat ditentukan oleh keluarga, kelas, suku bangsa, kemasyaratakatan, media massa dan sekolah. Coles banyak membahas tentang proses penamnaman moral yaitu lewat bahasa, kerjasama, da pada masa awal yaitu pengenalan lewat bahasa nonverbal anak. D. PAUD dan Pendidikan Karakter Pencanangan pendidikan karakter oleh Kemdikanas membawa harapan besar tentang perubahan paradigma pendidikan yang konstruktif dan substantive. Konstruktif karena membentuk manusia kerkarakter diperlukan manusia-manusia yang kreatif dan kritis dan akan menjadi trend setter bagi lingkungan. Proses pembentukan manusia berkarakter bukan suatu proses yang singkat tetapi membutuhkan waktu, strategi, finansial dan system terpadu yang dapat mensuport pendidikan karakter menjadi sebuah school culture dan family culture. Tahapan pendidikan dan penanaman karater setidaknya melalui empat tahapan : Knowing (mengetahui) pada tahapan ini anak diberi pengetahuan tentang baik dan buruknya perilaku dan norma yang ada dalam masyarakat. Tahapan kedua yitu reasoning yaitu
  • 8. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   memberikan pemahaman tentang anak yang menimbulkan kesadaran dan dapat merasakan oleh karena itu pada tahapan ketiga disebut dengan feeling, yaitu merasakan dampak ketika anak melakukan kabaikan baik di sekolah maupun dirumah. Tahap yang terakhir yaitu acting dimana anak mengambil tindakan sebagai wujud dari pengetahuan, pemahaman dan perasaan anak sehingga akan terinternalisasi dalam kepribadian anak. Proses internalisasi pendidikan karakter tidak dapat dilakukan jika tidak melibatkan orang tua yang memiliki kontribusi besar dalam tumbuh kembang anak terutama pada tahapan anak usia dini. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu program strategis yang sedang banyak dikembangkan Wortham menyatakan Assesment should involve the child and Family (2005 :22). Artinya identifikasi kebutuhan pendidikan anak usia dini harus melibatkan orang tua dan pengasuh sebagai sumber informasi karena anak-anak banyak menghabiskan waktu dirumah. Pra sekolah, Taman Kanak-kanak dan awal pendidikan dasar lebih memahami tentang kebutuhan dan kemampuan anak dalam belajar tetapi hal itu akan sulit dilakukan jika pada awal pembelajaran tidak mendapatkan informasi dari orang tua tentang kebiasaan anak, kesukaan anak dan kemampuan anak yang mennjol. Sehingga informasi yang didapatkan di rumah dikembangkan di sekolah. Sekolah ibu juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antara orang tua dan lembaga PAUD untuk kemudian setelah anak mendapatkan pendidikan karakter dapat dikembangkan dan diimplementasikan dirumah. Kesimpulan Pendidikan karakter sejak dini merupakan pondasi awal dalam mebmbentuk karakter anak yang berujung pada pembentukan schoo culture dan family culture. Model-model pembelajaran yang yang dapat menjadi alternative dalam menanamkan pendidikan karakter yaitu lewat model pembelajaran cooperative dan model kognitif sosial. Tahapan pendidikan karakter terdiri dari knowing, reasoning, feeling dan acting. Konsep Pendidikan anak usia dini banyak dikembangkan oleh Froebel, Vygotski, Berk dan Tillman yang banyak menguraikan tentag nilai-nilai positif dalam kehidupan.
  • 9. Seminar  Nasional  IKA  UNY    2011   DAFTAR PUSTKA Berk, L. E. (2003). Child Development. Sith Edition. USA: Illinois State University. Harahap, H.A.H & Dewantara, S. B. (1980). Ki Hajar Dewantara ditangkap dipenjarakan dan diasingkan. Jakarta : Gunung Agung. Harris, R. et all. (1995). Competency based Education and Training : Between a Rock and a Whirlpool. Australia: MacMillan Education Australia.Ltd. Harkonen, U. ( tanpa tahun) Defining Early Childhood Education Through Systems Theory. Finland : University Of Joensuu http://sokl.joensuu.fi/harkonen/verkot/Defining%20early-Article. pdf. (Diakses pada tanggal 13 Maret 2010). Hurlock, E. (1999) . Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Lickona, T. (1992). Educating for Character, How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Tillman Diane (2004). Living Values Acivities for Children Ages 8-14. Jakarta Grasindo.