Makalah ini membahas tentang pentingnya memiliki wawasan kebangsaan dan jiwa kepemimpinan yang efektif pada diri mahasiswa. Wawasan kebangsaan diperlukan untuk memahami jati diri bangsa, sementara jiwa kepemimpinan efektif dapat membentuk sumber daya manusia yang kuat. Makalah ini juga membahas kendala dalam membentuk karakter tersebut pada mahasiswa dan solusi untuk menghadapinya
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...etto kono
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DASAR BELAJAR DI DESA OESENA A, KECAMATAN MIOMAFFO TIMUR KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Pendidikan karakter pada peserta didik harus ditanamkan sejak dini karena sangat penting,agar peserta didik memiliki sikap yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara maupun agama.Membiasakan diri dari berpirilaku yang baik dan sesuai dengan aturan lebih baik dariapada tidak sama sekali ada usaha sadar untuk mengubah perilaku buruk ke yang lebih baik.
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DAS...etto kono
LAPORAN PRAKTEK PEMBELAJARAN BERWAWASAN KEMASYARAKATAN TINGKAT KEAKSARAAN DASAR BELAJAR DI DESA OESENA A, KECAMATAN MIOMAFFO TIMUR KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Pendidikan karakter pada peserta didik harus ditanamkan sejak dini karena sangat penting,agar peserta didik memiliki sikap yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh negara maupun agama.Membiasakan diri dari berpirilaku yang baik dan sesuai dengan aturan lebih baik dariapada tidak sama sekali ada usaha sadar untuk mengubah perilaku buruk ke yang lebih baik.
Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,budaya,danadatistiadat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
Makalah jatidiri unsoed
1. Makalah Jatidiri Unsoed
Wawasan Kebangsaan Yang Kerdil Maupun Wawasan Kebangsaan Yang Larut
Dalam Pembaruan Dunia Kedua-Duanya Menyalahi Kodrat
Oleh :
1. Agung Yuwono (A1C011003)
2. Nurngafiah (A1C014025)
3. Afif Bilal Fajari (A1C014047)
4. Dewi Ratri Handayani (A1C014055)
5. Afiat Solehatun (A1C014070)
6. Nur Faizah Yunaeni (A1C014073)
7. Keny Adityawati (A1C014079)
8. Dhimawan Ridho Gemilang (A1C014086)
9. Lina Wati Dewi (A1C014094)
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sikap efektif adalah kemampuan untuk selalu dapat mencapai tujuan atau
menghasilkan sesuatu yang ditetapkan. Masyarakat yang mempunyai sifat itu
(to get things done) adalah masyarakat efektif. Sikap yang belum ada
sepenuhnya di Indonesia. Kita begitu sering mengalami rencana-rencana bagus
tetapi tidak diimplementasikan untuk menjadi kenyataan. Memang dalam
masyarakat Indonesia sudah ada kalangan yang sanggup bersikap efektif namun
jumlahnya amat terbatas. Bahkan dikalangan terpelajar salah satunya
mahasiswa budaya efektif masih perlu ditegakkan supaya terwujud mahasiswa
yang berjiwa kepemimpinan.
Kemampuan dan semangat implementasi masih kurang kuat di Indonesia.
Untuk mencapai suatu tujuan dibutuhkan suatu sikap efektif, salah satunya
contohnya adalah mahasiswa yang berjiwa kepemimpinan.
Mengingat pentingnya karakter kepemimpipinan dalam membangun sumber
daya manusia (SDM) yang kuat, maka pendidikan karakter kepemimpipinan
harus dilakukan dengan tepat. Dukungan dari berbagai pihak sangatlah
diperlukan, baik oleh pemerintah, masyarakat, keluarga maupun sekolah.
Kondisi ini akan terbangun jika semua pihak memiliki kesadaran bersama
dalam membangun pendidikan karakter kepemimpipinan. Dengan demikian,
pendidikan karakter kepemimpipinan harus menyertai semua aspek kehidupan
terutama sekolah atau universitas.
3. Kepemimpinan adalah upaya untuk menggerakkan, mempengaruhi, mengelola,
dan membawa berita gembira kepada semua orang. Seorang pemimpin itu
merupakan tauladan (contoh), inspirator, motivator dan pembangkit semangat
bagi para pengikutnya untuk tergerak hati, pikiran dan perbuatannya untuk
meraih harapan, cita-cita, tujuan hidup yang terbaik dan mulia. Dengan
demikian, pendidikan kepimpinan mempunyai peran yang strategis dalam
membangun karakter kepemimpipinan mahasiswa. Mahasiswa sebagai peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan satuan
pendidikan tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sikap efektif dan jiwa kepemimpinan?
2. Bagaimana cara untuk menjadi pemimpin yang efektif?
3. Mengapa perlu adanya sikap efektif untuk membentuk mahasiswa yang
berjiwa kepemimpinan?
4. Apakah kendala yang dihadapi dalam membentuk jiwa kepemimpinan
yang efektif pada mahasiswa?
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Masalah
Sikap yang efektif pada suatu kepemimpinan sangat penting untuk diterapkan,
salah satunya pada diri seorang mahasiswa. Di Indonesia sosok pemimpin yang
memiliki jiwa kepemimipnan efektif yang mampu untuk dijadikan tauladan
masih sangat jarang ditemukan.
B. Pemecahan Masalah
peranan leadership dalam membentuk jiwa karakter dan sikap kepemimpinan
pada mahasiswa. banyak literatur yang menjelaskan mengenai leadership. Salah
satunya adalah sebuah keputusan yang merupakan hasil proses perubahan
karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan
bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang
perubahan dalam diri seseorang. maka dari itu leadership sangat berperan dalam
pembentukan karakter kepemimpinan mahasiwa. Berikut merupakan beberapa
contoh peran leadership dalam membentuk karakter mahasiswa
A. Leadership sebagai pengembang identitas dan sikap
Day (2001) membuat perbedaan antara Pengembangan Kepemimpinan dan
pemimpin yang efektif. Pengembang leadership ciri khasnya difokuskan pada
kemampuan dasar individu dan ketrampilan, dan kemampuan dengan peran-
5. peran leadership secara formal yang dibutuhkan untuk membentuk model diri
yang mempunyai karakter agar tercipta perkembangan identitas dan sikap yang
sehat. Pengembangan leader kemudian membuat individu tersebut untuk
berpenampilan secara efektif dalam berbagai peran. Jadi peran ledership disini
adalah untuk membangun sebuah karakter mahasiswa yang dapat memimpin
dan menyesuiakan perilaku dimanapun mereka berada.
B. Leadership sebagai penyemangat
Peran dukungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang
mahasiswa. Dukungan dari berbagai lingkungan terutama dari aktivitas
perkuliahan sangat di butuhkan untuk membangun emosi dari mahasiswa
tersebut agar tetap menjaga dan mempelajari tentang apa saja sikap-sikap yang
perlu di ketahui untuk dapat memperkuat karakter kepemimpinan seorang
mahasiswa.
2. kendala yg sering dihadapi dalam membentuk jiwa, karakter dan sikap
kepemimpinan pada mahasiswa.
Kendala yang sering di hadapi oleh seorang mahasiwa dalam membentuk
sebuah karakter maupun karakter kepemimpinan yang ada dalam buku berjudul
“Bangkit dengan Tujuh Budi Utama” adalah:
6. 1. Hilangnya kejujuran,
2. Hilangnya rasa tanggung jawab,
3. Tidak berpikir jauh kedepan (Visioner),
4. Rendahnya disiplin,
5. Krisis kerjasama,
6. Krisis keadilan, dan
7. Krisis kepedulian.
Untuk menghadapi masalah tersebut diharapkan mahasiswa mempunyai solusi
yang tepat dalam upaya membangun karakter mahasiswa. Berdasarkan buku
yang berjudul “Bangkit dengan Tujuh Budi Utama” karya Ary Ginanjar
Agustian merumuskan nilai-nilai karakter yang disebut dengan sebutan “
Bangkit dengan Tujuh Budi Utama”, yaitu:
1. Jujur,
2. Tanggung jawab,
3. Visioner,
4. Disiplin,
5. Kerjasama,
6. Adil, dan
7. Peduli.
7. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, wawasan kebangsaan merupakan sudut pandang atau cara memandang
yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk
memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang diri
dan beringkah laku sesuai falsafah hidup bangsa baik lingkungan internal
maupun eksternal. Melihat perkembangan wawasan kebangsaan yang dimiliki
bangsa Indonesia saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan
Republik Indonesiayang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap hal-
hal sebagai berikut ini : a) tidak terlaksananya pemahaman nilai-nilai pancasila
terutama paham kebangsaan, b) tidak terlaksaannya pemahaman nilai-nilai
pancasila terutama rasa kebangsaan, (c) tidak terlaksananya pemahaman nilai-
nilai Pancasila terutama semangat kebangsaan. Dari beberapa contoh fenomena
terhadap masalah yag dihadapi, bias jadi permasalahan tersebut terjad
dikarenakan masih adanya sebagian masyarakat yang belum menghayati,
memahami dan mengamalkan secara utuh terhadap nilai-nilai Pancasila
terutama tentang wawasan kebangsaan yang terdapat rasa, faham dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
Menumbuhkan wawasan kebangsaan tidaklah mudah, namun dapat dicapai
dengan berbagai cara, salah satunya yaitu pendidikan karakter. Pendidikan
karakter merupakan usaha mempengaruhi karakter orang lain yang tentunya
dalam konteks ini kearah moral. Karakter dimulai dari adanya pengetahuan
tentang moral, cara menyikapi, dan melakukan perilaku yang sesuai dengan
moral. Pendidikan karakter ini sangatlah penting diterapkan jika ingin
8. mendapatkan generasi bangsa yang berkualitas dan berwawasan kebangsaan.
Jika karakter bermoral tertanam kuat sebagai pondasi berperilaku maka
seseorang akan sulit tergoyahkan dengan hal-hal yang berbau abmoral.
Pendidikan karakter terdiri dari 18 butir nilai yang didalamnya juga mencakup
nilai-nilai dalam wawasan kebangsaan, seperti toleransi, disiplin,
bertanggungjawab, demokratis dan mandiri.
9. DAFTAR PUSTAKA
Adjisoedarmo, Soedito dkk, Jatidiri Unsoed, Purwokerto: Universitas Jenderal
Soedirman, 2013.
http://www.slideshare.net/nurlanarahayu/wawasan-kebangsaan-kita-tidak-boleh
hanyut-dalam-perubahan-dunia-tanpa-wawasan-kebangsaan-kita-akan-
kehilangan-jati-diri. Diakses pada hari Selasa, tanggal 7 Oktober 2014
https://www.scribd.com/doc/199735239/Memperkuat-Wawasan-Kebangsaan-Guna-
Mencegah-Konflik-Sosial-Dalam-Rangka-Pembangunan-Nasional. Diakses
pada hari Selasa, tanggal 7 Oktober 2014
http://waspadaindonesia.wordpress.com/2008/01/21/memantapkan-wawasan-
kebangsaan-dalam-menghadapi-perkembangan-global-dan-disintegrasi-
bangsa/. Diakses pada hari Selasa, tanggal 7 Oktober 2014
http://andihariyadi.blogspot.com/2012/03/wawasan-kebangsaan.html. Diakses pada
hari Selasa, tanggal 7 Oktober 2014
http://www.beritasatu.com/nasional/138941-pasek-partai-larang-ikut-ormas-
tunjukkan-kerdilnya-wawasan-kebangsaan.html. Diakses pada hari Selasa,
tanggal 7 Oktober 2014
https://www.scribd.com/doc/168868761/Bab-IV-Wasbang-Copy-ppt. Diakses pada
hari Kamis, tanggal 9 Oktober 2014
http://www.riaupos.co/kolom.php?act=full&id=78&kat=4. Diakses pada hari Kamis,
tanggal 9 Oktober 2014