Dokumen tersebut membahas sistem proteksi pada instalasi penyediaan pembangkit listrik tenaga surya. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah persyaratan umum instalasi listrik sesuai peraturan, jenis-jenis sistem PLTS, sistem pembumian yang harus terhubung secara equipotensial, serta penjelasan mengenai sistem penyalur petir, gawai proteksi, dan perlunya tanda bahaya pada instalasi PLTS.
Sistem pengaman atau perlindungan sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain yang berfungsi untuk memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Transmisi (penyaluran) adalah Penyaluran energi listrik sehingga mempunyai listrik, maksud proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya
Sistem pengaman atau perlindungan sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain yang berfungsi untuk memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Sistem proteksi pada instalasi penyaluran, dengan ruang lingkup sistem proteksi pada Gardu Induk ( GI ) / Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET ) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) / Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT ) / Saluran Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ), harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang ditentukan terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila tidak mampu, akan mengakibatkan kerugian yang besar, dilihat dari segikerusakanyang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun tidak lancarnya penyaluran tenaga listrik.
Sistem pengaman atau perlindungan sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain yang berfungsi untuk memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Transmisi (penyaluran) adalah Penyaluran energi listrik sehingga mempunyai listrik, maksud proses dan cara menyalurkan energi listrik dari satu tempat ke tempat lainnya
Sistem pengaman atau perlindungan sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain yang berfungsi untuk memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik.
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
Sistem proteksi pada instalasi penyaluran, dengan ruang lingkup sistem proteksi pada Gardu Induk ( GI ) / Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET ) dan Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) / Saluran Kabel Tegangan Tinggi ( SKTT ) / Saluran Tegangan Extra Tinggi ( SUTET ), harus mampu bekerja sesuai dengan tujuan dan persyaratan serta fungsinya yang ditentukan terhadap jenis gangguan yang terjadi. Karena apabila tidak mampu, akan mengakibatkan kerugian yang besar, dilihat dari segikerusakanyang lebih luas terhadap peralatan instalasi itu sendiri maupun tidak lancarnya penyaluran tenaga listrik.
Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V)
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.
Adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Gardu distribusi adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V).
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Tugas Kelompok 4 - Teknik Tegangan Tinggi - Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D...Rio Afdhala
Tugas Pertemuan 5 Teknik Tegangan Tinggi
Dosen : Prof.Ir. Syamsir Abduh , MM, Ph.D
Disusun Oleh :
Addo Suryo 062.13.027
Andrew Jussac 062.13.029
Rio Afdhala 062.13.019
Thesar Pramanda 062.13.033
Pengertian umum Gardu Distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), Transformator Distribusi (TD) dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20 kV) maupun Tegangan Rendah (TR 220/380V)
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan
distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa denganmenggunakan tiga atau empat kawatsebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Gardu Induk adalah sub sistem dari system transmisi atau penyaluran tenaga listrik. Sebagai subsistem dari sistem transmisi tenaga listrik, peranan Gardu Induk sangat besar. Gardu Induk juga bisa diibaratkan sebagai terminal atau stasiun transmisi, di mana tegangan listrik bisa diatur apabila tegangan turun
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.
Adalah suatu unit peralatan listrik yang dapat memutuskan ataupun menghubungkan peralatan listrik baik dalam keadaan normal maupun tidak normal demi keandalan sistem pelayanan daya listrik
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain
Instalasi tenaga listrik merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam pembangunan rumah, gedung atau bangunan untuk melindungi keselamatan manusia dan hewan yang berada di daerah sekitar sehingga aman dari sengatan listrik. Mengingat masih sering terjadinya kebakaran pada suatu bangunan baik rumah, pasar maupun gedung – gedung yang penyebabnya diduga karena hubung singkat atau secara umum karena listrik. Pada suatu rumah atau bangunan pun masih banyak ditemukan instalasi listrik yang mengabaikan persyaratan umum instalasi listrik (PUIL), Standar Nasional Indonesia (SNI) dan tidak memperhatikan ketentuan dari keamanaan dan teknologi modern dan juga estetika keindahan.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi. Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar. Sistem tegangan menengah yang digunakan di Indonesia pada umumnya adalah 20 kV
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Gardu distribusi adalah suatu fasilitas dalam sistem kelistrikan yang berfungsi untuk mendistribusikan daya listrik dari gardu induk atau stasiun transformator ke pelanggan akhir seperti rumah, industri, dan bisnis. Gardu distribusi bertindak sebagai hub yang mengatur dan menyebarkan daya listrik pada tingkat tegangan yang lebih rendah, sesuai dengan kebutuhan pengguna di area tertentu.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. Kondisi abnormal itu dapat berupa antara lain: hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih, frekuensi sistem rendah, asinkron dan lain-lain.
Similar to Sistem proteksi dan aplikasi pemamfaatan PLTS.pdf (20)
1. #energiberkeadilan
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JE
NDERAL KETENAGALISTRIKAN
Sistem Proteksi pada instalasi penyedian Pembangkit Listrik Tenaga
Surya
2. Dasar Hukum
Undang-Undang No 30 Tahun 2009, Tentang Ketenagalistrikan
Pasal 44
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wamemenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan.
(2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan unt
uk mewujudkan kondisi:
a. andal dan aman bagi instalasi;
b. aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya; dan
c. ramah lingkungan.
Permen ESDM No 26 Tahun 2021 Tentang Pembangkit Lisrik Tenaga Surya Atap yang Terhub
ung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
Kepentingan Umum
Persyaratan Umum Instalasi Listrik bagian 7-712 persyaratan untuk lokasi khusus system suplai
daya fotovoltaic Surya
4. Sistem PLTS Tampa Beterai
Catatan:
1. Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) yang dibumikan harus terhubung secara equipotensial menjadi 1 (satu) titik.
2. Pembangunan dan pemasangan mengikuti ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.
5. Sistem PLTS DC Coupling
Catatan:
1. Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) yang dibumikan harus terhubung secara equipotensial menjadi 1 (satu) titik.
2. Pembangunan dan pemasangan mengikuti ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.
6. Sistem PLTS AC Coupling
Catatan:
1. Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) yang dibumikan harus terhubung secara equipotensial menjadi 1 (satu) titik.
2. Pembangunan dan pemasangan mengikuti ketentuan keselamatan ketenagalistrikan.
3. Peralatan inverter harus memiliki fungsi anti-islanding.
7. Sistem Pembumian
Sistem pembumian (Grounding System) adalah suatu perangkat instalasi yang berfungsi untuk men
gamankan arus lebih dan tegangan lebih listrik yang diakibatkan oleh petir maupun gangguan intern
al listrik akibat kegagalan isolasi dengan melepas muatan ke tanah
712.312.2 Jenis pembumian sistem
Pembumian satu konduktor aktif di sisi a.s diperbolehkan, jika paling sedikit ada separasi sederhana antara
sisi a.b dan sisi a.s.
CATATAN Setiap hubungan dengan bumi pada sisi a.s
sebaiknya dihubungkan secara listrik sedemikian sehingga
menghindari korosi.
Benar Salah
8. Sistem Pembumian
Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) yang dibumikan harus terhubung secara equipotensial menjadi 1
(satu) titik meliputi;
• Modul surya
• Dudukan modul surya
• BKT inverter
• BKT Panel Distribusi
• BKT Baterai
• BKT combainer box dan
• Semua Bagian Konduktif Terbuka (BKT) atau dari bahan metal
9. Sistem penyalur dan pengaman Petir
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai sarana pengaman sistem dari bahaya sambaran petir
baik langsung maupun tidak langsung. Sistem penyalur petir ini sangatlah
penting peranannya karena di setiap lokasi pembangunan PLTS intensitas
petir sangat bervariasi dan umumnya intensitas nya sangat tinggi.
Sistem ini berfungsi untuk mengamankan semua peralatan didalam
pembangkit dan instalasinya termasuk jaringan dan instalasi rumah yang
sangat rentan terhadap sambaran petir. Terutama sistem kontroller (Charger &
Inverter yang sangat sensitif terhadap impact tegangan dari berasal dari petir
Kalkulasi proteksi petir dapat mengacu pada IEC 62305-3.
10. Sistem penyalur dan pengaman Petir
Rancangan SPP External PLTS
• Metode Sudut Proteksi (PLTS Comunal)
• Metode Bola Gulir
• Metode Jala (PLTS Atap)
11. Sistem penyalur dan pengaman Petir, Rancangan SPP Internal PLTS
MENYAMBAR
JARINGAN LISTRIK
712.444 Proteksi terhadap interferens elektromagnetik (EMI) dalam gedung
712.444.4.4 Untuk meminimalkan voltase yang diinduksi oleh petir, daerah lingkar
perkawatan harus sekecil mungkin
v
Surge protection
device
v
Surge protection
device
12. Sistem penyalur dan pengaman Petir
Apa itu Surge Protector
Perangkat perlindungan lonjakan arus digunakan untuk menyediakan jalur pelepasan ke bumi u
ntuk transien tegangan tinggi yang disebabkan oleh efek langsung atau tidak langsung dari
petir (atau anomali sistem daya lainnya).
Acuan pemilihan
• Breaking capacity
• Trip teknology
13. 712.433 Proteksi terhadap beban lebih pada sisi a.s.
712.433.1 Proteksi beban lebih boleh ditiadakan pada kabel rentengan PV dan baris PV jika kemamp
uan hantar arus (KHA) kontinu kabel adalah sama dengan atau lebih besar darin 1,25 kali ISC STC di
sembarang lokasi.
DC
AC
Acuan pemilihan
• Tegangan kerja nominal
• Arus Kerja Nominal
• Kurva kerja
• Breaking capacity
712.434 Proteksi terhadap arus hubung-pendek.
CB atau circuit breaker adalah sebuah saklar
elektrik yang beroperasi secara otomatis untuk me
mutus jalur arus listrik dari sirkuit ketika ada kondi
si abnormal (tidak normal) berdasarkan prinsip the
rmal magnetik
712.434.1 Kabel suplai PV pada sisi a.b harus diproteksi dengan gawai proteksi hubung pendek
atau gawai proteksi arus lebih Yang Dipasang Pada Hubungan Ke Saluran Utama a.b.
14. Gawai Proteksi Arus Lebih Non Otomatis atau Fuse Disconnector
Fuse Disconnector adalah sebuah saklar elektrik yang beroperasi untuk membatasi arus
pada sebuah rangkaian, pada kondisi upnormal saat ada kenaikan arus secara silmultan
akibat over load atau kenaikan arus tiba-tiba akibat short circuit maka konduktor fuse
akan memuai sesuai Batasan kapasitas yang dizinkan.
Acuan pemilihan
• Tegangan kerja nominal
• Arus Kerja Nominal
• Kurva kerja
• Breaking capacity
15. Diode
Bypass Diode
Bloking Diode berfungsi untuk memblog tegangan yang di
hasilkan oleh baterai saat modul surya tidak memproduksi
energi nya misalnya dimalam hari. Dewasa ini modul sur
ya sudah dilengkapi dengan diode blocking untuk setiap
modul nya
Bloking Diode
Bypass Diode berfungsi untuk membantu keselurahan strin
g saat salah satu modul surya pada rangkaian terkenan bay
angan atau tidak berfungsi optimal. Ketika menggunakan
Bypass Dioda, arus yang dihasilkan oleh panel surya yang t
idak terkena bayangan akan mengalir melalui diode untuk
menhindari resistansi dari panel surya yang tidak berfungsi
optimal sehingga memaksimalkan daya keluaran.
712.512 Kondisi operasi dan pengaruh eksternal
Jika digunakan diode pemblokir (blocking diode), voltase bal
knya harus berperingkat untuk 2 x UOC STC rentengan PV.
Diode pemblokir harus dihubungkan seri dengan rentengan
PV.
16. Relay Proteksi
Dalam upaya mencegah agar gangguan sistem LV
tidak terbebani sepenuhnya ke inverter, relay-relay
proteksi dengan fungsi berikut perlu dipasang :
Relay proteksi
1. Proteksi over voltage
2. Proteksi overcurrent
3. Proteksi earth fault
4. Proteksi under/over frequency
5. Proteksi reverse power
17. Proteksi Keselamatan
712.4 Proteksi untuk keselamatan
712.41 Proteksi terhadap kejut listrik
Perlengkapan PV pada sisi a.s harus dianggap dienergisasi, bahkan jika sistem didiskoneksi dari sisi a.b
Pemilihan dan pemasangan perlengkapan harus memfasilitasi pemeliharaan yang aman dan tidak boleh
mempengaruhi dengan kurang baik ketentuan yang dibuat oleh pabrikan perlengkapan PV untuk
mampu melakukan pemeliharaan atau pekerjaan pelayanan dengan aman
Anti Islanding
18. 712.52 Sistem perkawatan
712.522 Pemilihan dan pemasangan berkaitan dengan pengaruh eksternal
712.522.8.1 Kabel rentengan PV, kabel baris PV dan kabel utama a.s. PV harus dipilih dan
dipasang sedemikian sehingga meminimalkan risiko gangguan bumi dan hubung pendek.
CATATAN Hal ini dapat dicapai misalnya dengan memperkuat proteksi perkawatan terhadap pengaruh
eksternal dengan penggunaan kabel berselubung inti tunggal.
712.522.8.3 Sistem perkawatan harus tahan terhadap pengaruh eksternal yang diperkirakan seperti angin,
pembentukan es, suhu dan radiasi matahari.
19. Pemenuhan Insulasi Minimum
712.511.1 Modul PV harus memenuhi persyaratan standar perlengkapan yang relevan, misalnya SNI
IEC 61215 untuk modul PV kristalin. Modul PV dengan konstruksi kelas II atau dengan insulasi
ekuivalen dianjurkan jika UOC STC rentengan PV melebihi 120 V a.s.
712.413.2. Proteksi dengan menggunakan insulasi kelas II atau ekuivalen lebih disukai untuk diadopsi
pada sisi a.s.
separasi antara sirkit atau antara sirkit dan bumi dengan sarana insulasi dasar.
Catatan, Proteksi insulasi dapat dikuatkan dengan penggunaan kabel berselubung inti tunggal dengan tegan
gan kerja antara 600 s.d 1000 Volt a.s dan a.b
20. Tanda Bahaya
712.536.2.2.5.1 Semua kotak sambung (generator PV dan baris PV) harus dilengkapi label
peringatan yang menunjukkan bahwa bagian aktif di dalam kotak mungkin masih tetap aktif
setelah isolasi dari inverter PV.
21. Listrik adalah sumber energi yang s
angat bermanfaat bagi umat manusia,
tetapi juga bisa menjadi sumber
BAHAYA yang mematikan bila tidak
terpasang dengan benar!!!
Arif arkarnis
Terima Kasih
Follow Social media saya ya.
https://www.youtube.com/arif arkarnis