SlideShare a Scribd company logo
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
SUKSESKAN
PILPRES DAN
PEMILU 2019
Sukoyo
Direktur PHD
SINERGITAS PEMBENTUKAN PRODUK
HUKUM DAERAH
Pengantar
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Arah Kebijakan Otda
Percepatan
Kesejahteraan
Rakyat
Efesiensi dan
Efektiifitas Peny
Pemda
1. Peningkatan pelayanan.
2. Pemberdayaan dan
peran serta masyarakat;
dan
3. Peningkatan daya saing
daerah
1. Hubungan antara
pemerintah pusat dgn
daerah dan antar daerah,
2. Potensi dan
keanekaragaman daerah;
dan
3. Peluang dan tantangan
persaingan global
dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan,
dan kekhasan suatu daerah dalam
sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia
dalam kesatuan sistem
penyelenggaraan pem.
negara
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
1 2
Urusan Pemerintahan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Urpem Otda
Urusan Pemerintahan adalah
kekuasaan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Presiden
yang pelaksanaannya dilakukan
oleh kementerian negara dan
penyelenggara Pemerintahan
Daerah untuk melindungi,
melayani, memberdayakan, dan
menyejahterakan masyarakat.
Otonomi Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri Urusan
Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem
Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Urusan Pemerintahan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Urusan Pemerintahan
Urpem Absolut
Urpem Konkuren
Urpem Umum
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urpem
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Ps. 9 UU 23/14
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urpem terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan
pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
Urpem absolut sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat.
Urpem konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi
antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota.
Urpem konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar
pelaksanaan Otonomi Daerah.
Urpem umum merupakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan
Urusan Pemerintahan
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Urpem Absolut
Politik luar negeri Keamanan
Pertahanan Yustisi
Moneter dan fiskal
nasional
Agama
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
4
1
2
5
3
6
Urpem Konkuren
1. kelautan dan
perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumber daya
mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian;
dan
8. transmigrasi.
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum
dan penataan ruang;
4. perumahan rakyat
dan kawasan
permukiman;
5. ketenteraman,
ketertiban umum,
dan pelindungan
masyarakat; dan
6. sosial.
1. tenaga kerja;
2. pemberdayaan perempuan dan
pelindungan anak;
3. pangan;
4. pertanahan;
5. lingkungan hidup;
6. administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil;
7. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
8. pengendalian penduduk dan keluarga
berencana;
9. perhubungan;
10.komunikasi dan informatika;
11.koperasi, usaha kecil, dan menengah;
12.penanaman modal;
13.kepemudaan dan olah raga;
14.statistik;
15.persandian;
16.kebudayaan;
17.perpustakaan; dan
18.kearsipan.
Non Yan Dasar
Yan Dasar
PILIHAN
WAJIB
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau
lintas negara;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat;
dan/atau
Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi
kepentingan nasional.
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan Pempus
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya lintas kabupaten/kota
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan
Daerah Prov
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah
kabupaten/kota;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah
kabupaten/kota
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak
negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota;
dan/atau
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya
lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota.
Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan
Daerah Kab/Kota
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
NSPK NSPK
 menetapkan norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK)
dalam rangka penyelenggaraan
urusan pemerintahan; dan
 melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap
penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
NSPK berupa ketentuan peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan konkuren yang
menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat dan yang menjadi kewenangan
Daerah.
Kewenangan Pempus
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan konkuren berwenang untuk:
Kebijakan Daerah
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Kebijakan Daerah
Daerah berhak
menetapkan
kebijakan Daerah
untuk
menyelenggarakan
urusan
Pemerintahan
yang menjadi
kewenangan
Daerah.
Daerah dalam
menetapkan
kebijakan Daerah,
wajib berpedoman
pada norma,
standar, prosedur,
dan kriteria yang
telah ditetapkan
oleh Pemerintah
Pusat.
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Psl 17 UU
23/2014
Psl 17 UU
23/2014
Peraturan Daerah
Peraturan Kepala
Daerah
Kebijakan Lainnya
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Bentuk
Kebijakan
Daerah
Pembinaan dan Pengawasan
Kebijakan Daerah
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 8
(1)
Pasal 8
(2)
Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat
terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian
Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat
terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh
Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Pembinaan dan pengawasan secara nasional
dikoordinasikan oleh Menteri.
Pasal 8
(3)
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Jenis Pembinaan Umum
Pembagian Urusan
Pemerintahan
Pelayanan Publik di
daerah
Kelembagaan
Daerah
Kerjasama Daerah
Kepegawaian Pd
Perangkat Daerah
Kebijakan Daerah
Keuangan Daerah
Kepala Daerah dan
Wkl Kepala Daerah
Pembangunan
Daerah
Bentuk pembinaaan
lain
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
4
1
2
5
3
6
7
8
9
10
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Binwas terhadap penyelenggaraan pemda secara nasional
dikoordinasikan oleh MDN
MDN melakukan binwas terhadap kebijakan daerah
Provinsi
Gub sbg wakil Pemerintah Pusat melakukan binwas thd
kebijakan daerah kab/kota
K/L melakukan pembinaan yg bersifat teknis terhadap
teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yg
diserahkan ke Daerah Prov
Pembina Pemda
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Pembinaan oleh Gubernur
 Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.
 Dalam melakukan pembinaan, gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat.
 Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan
pembinaan yang bersifat umum dan bersifat teknis.
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
375 (1, 2 dan 3) UU
23/14
Pasal 1 (2)
Dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan GSWP mempunyai tugas:
a. Mengoordinasikan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan TP
di daerah Kab/kota
b. Melakukan monev dan supervisi
thd penyelenggaraan pemda
kab/kota di wilayahnya;
c. Memberdakan dan memfasilitasi
daerah kab/kota di wilayahnya;
d. Melakukan evaluasi raperda
kab/kota tetang RPJPD, RPJMD,
APBD, PAPBD, Pertg Jwban APBD,
Tata Ruang, Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah;
e. Melaukan pengawasan terhadap
perda kab/kota;
f. Melaksanakan tugas lain sesuai
dengan ketentuan perundang-
undangan
Ps. 1 (3)
Dalam melaksanakan tugas, GSWP
mempunyai wewenang:
a. Membatalkan peraturan
bup/wali kota;
b. Memberikan pengahargaan atau
sanksi kepada bupati/wali kota
terkait penyelnggaraan pemda;
c. Menyelesaikan perselisihan
dalam penuelenggaran fungsi
pemerintahan antardaerah
kab/kota dalam 1 (daerah)
provinsi;
d. Memberikan persetujuan
terhadap raperda kab/kota
tentang pembentukan dan
susunan perangkat daerah
kab/kota; dan
e. Melaksanakan wewenang lain
sesuai dengan ketentuan puuan
lainya.
GWPP
PP 33/18
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Binwas Kebijakan Daerah
Oleh GWPP
Ps. 1 (4)
Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan
GSWP mempunyai tugas dan wewenang:
a. Menyelaraskan perencanaan pembangunan
antardaerah kab/kota dan antar daerag prov dan
daerah kab/kota di wilayahnya;
b. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan antara daerah provinsi dan daerah
kab/kota dan antardaerah kab/kota yang ada di
wilayahnya;
c. Memberikan rekomendasi kepada pempus atas
usulan DAK pd daerah kab/kota
d. Memberikan persetujuan pembentukan instansi
vertikal di wilayah prov kec. Pemb instansi vertikal
absolut dan yang disebutkan dalam UU 45
e. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai
dengan ketentuan puuan
GWPP
PP 33/18
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Peraturan Daerah
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
Alinea IV UUD 1945
1.Ketuhanan YME
2.Kemanusiaan yang
adil dan beradab,
3.Persatuan Ind
4.Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perw
aki;an,
5.keadilan sosial bagi
seluruh rakyat
Indonesia."
Pasal 18 ayat (6)
Pemerintahan daerah
berhak menetapkan
PERDA dan peraturan-
peraturan lain untuk
melaksanakan
otonomi dan tugas
pembantuan
Pasal 236 ayat (1) UU
23/14
Untuk
menyelenggarakan
Otonomi Daerah dan
Tugas Pembantuan,
Daerah membentuk
PERDA
Dasar Pembentukan Perda
PANCASILA
PERATURAN
DAERAH
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Peraturan Daerah
Provinsi adalah
Peraturan
Perundang-
undangan yang
dibentuk oleh
Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah
Provinsi dengan
persetujuan
bersama Gubernur
Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota adalah
Peraturan Perundang-
undangan yang
dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat
Daerah
Kabupaten/Kotai
dengan persetujuan
bersama
Bupati/Walikota.
PERDA
Yurisdiksi Perda Provinsi
 Perda Prov hanya berlaku di Provinsi
 Perda Prov dapat berlaku di Kab/Kota apabila:
o Materi muatannya terkait urusan pemerintahan yang
penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota;
o Materi muatannya mengatur urusan pemerintahan
yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
kabupaten/kota; dan/atau
o Materi muatannya urusan pemerintahan yang
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Daerah Provinsi.
o Materi muatannya mengatur pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemda kab/kota
 Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota ybs
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Yurisdiksi Perda Kab/Kota
 Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota Ybs
 Perda Kab/Kota apabila:
o Materi muatannya terkait urusan
pemerintahan dalam wilayah Daerah
kabupaten/kota;
o Materi muatannya mengatur urusan
pemerintahan yang manfaat atau dampak
dalam kabupaten/kota; dan/atau
o Materi muatannya urusan pemerintahan yang
penggunaan sumber dayanya lebih efisien
apabila dilakukan oleh Daerah Kab/Kota.
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Materi Muatan Perda
Muatan lokal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Amanat Peraturan Perundang-Undangan
kepada Daerah untuk menetapkan Perda
1
2
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Kewenangan Daerah Untuk melaksanakan
Urusan Pemerintahan Daerah
3
Ps. 237 UU 23/2014
Perkada
dibentuk utk
melaksanakan
perda atau
kuasa peraturan
per-uu-an
lainnya
Perkada
diundangkan
dalam berita
daerah
Pengundang
an oleh
Sekretaris
Daerah
Perkada mulai
berlaku dan
mempunyai
kekuatan
mengikat sejak
diundangkan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
PERKADA
Sinergitas Pembentukan PHD
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pengertian Sinergitas
Sinergi Sinergitas
 Sinergitas berasal dari
kata sinergi (synergy).
 Sinergi berarti kegiatan,
hubungan, kerjasama atau
operasi gabungan
Sinergitas adalah kerjasama
unsur atau bagian atau fungsi
atau Instansi atau lembaga
yang menghasilkan suatu
tujuan lebih baik dan lebih
besar daripada dikerjakan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
1 2
Unsur Sinergitas
Kegiatan
Kerjasama
Tujuan
Kelembagaan
UNSUR
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Pembentukan PHD merupakan kerjasama
antara satu atau lebih lembaga pemrakarsa
perda/perkada dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas produk hukum daerah
Sinergitas Pembentukan PHD dilakukan untuk setiap
tahapan proses pembentukan Perda atau Perkada
Sinergitas Pembentukan PHD
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Tahapan Pembentukan Perda
Perencanaan
(1)
Penyusunan
(2)
Pembahasan
(3)
Penetapan
(4)
Pengundanga
n (5)
Tahapan
Pembentukan
Perda
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Tahap Perencanaan,
Penyusunan,
Pembahasan,
Penetapan dan
Pengundangan
Tahap Fasilitasi
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Pembentukan
Perda
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Penyempurnaan
materi muatan
Ranperda
Sinergitas Pembentukan Rancangan Perda
Tahap
Krusial
Perencanaan
Penyusunan
Pembahasan
Fasilitasi
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Dlm Sigersitas PHD
Sinergitas Tahap Perencanaan
 Dilakukan dlm program pembentukan
perda
 Diusulkan oleh DPRD dan KDH utk 1 tahun
berdasarkan skala prioritas
 Ditetapkan dg keputusan DPRD
 Ditetapkan setiap th sblm penetapan RAPBD
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Program Pembentukan Perda
1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda.
2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar
penyusunan produk hukum.
3. AK Perda berbasis Urusan
4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD.
5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan
masyarakat pada kurun waktu tertentu.
6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada
Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman,
sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018
tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD
danPerkada
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Penyusunan Rncangan Perda
1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda.
2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar
penyusunan produk hukum.
3. AK Perda berbasis Urusan
4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD.
5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan
masyarakat pada kurun waktu tertentu.
6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada
Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman,
sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018
tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD
danPerkada
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Penyusunan Rancangan
Perda
1. Penyusunan Rancangan Perda dilakukan oleh pemrakarsa,
melibatkan pakar dan praktisi yang berkompeten.
2. Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan program perda.
3. Materi muatan Perda berbasiskan urusan, muatan lokal atau
peraturan yg lebih tinggi.
4. Materi muatan harus sesuai kewenangan daerah.
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
KRUSIAL
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Pembahasan Ranc Perda
1. Pembahasan bersama Pemda dan DPRD thd Ranc Perda
2. Pembahasan dilakukan utk mendapatkan persetujuan
bersama
3. Pembahasan bersama dilakukan melalui tingkat
pembicaraan
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
KRUSIAL
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Sinergitas Dalam Fasilitasi Rancangan
Perda
 Fasilitasi merupakan proses pengkajian/pentelahaan
Rancangan Perda dari aspek materi muatan, kewenangan,
legal drafting dan regulasi terkait.
 Fasilitasi dilakukan dg melibatkan Instansi internal dan/atau
K/L.
 Hasil fasilitasi dapat berupa Ranc Perda diteruskan
pembahasannya, diturunkan dalam bentuk
Perkada/SE/Instrusi, ditolak
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
KRUSIAL
• Yuridis
• Muatan
Materi
• Suncang
Ranperda
Dilanjutkan
Ranperda Tidak
Dilanjutkan
Diganti/ditu
runkan jadi
Perkada/Ke
p KDH/SE
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
KOORDINASI DG
K/L
Dilakukan dalam bentuk
rapat koordinasi/asistensi
atau mandiri
Proses Fasilitasi
Inisiatif DPRD Inisiatif Pemda
Pengharmonisasian,
pembulatan, dan pemantapan
konsepsi Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi yang berasal
dari DPRD Provinsi
dikoordinasikan oleh alat
kelengkapan DPRD Provinsi
yang khusus menangani
bidang legislasi (58:1).
(2) Pengharmonisasian, pembulatan,
dan pemantapan konsepsi Rancangan
Peraturan Daerah Provinsi yang
berasal dari Gubernur dikoordinasikan
oleh biro hukum dan dapat
mengikutsertakan instansi vertikal
dari kementerian yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum
(58:2).
Pasal 58 UU 12/11
Koordinator Harmonisasi Ranperda
Ps. 7 (2)
Rancangan Perda yang
berasal dari DPRD
merupakan rancangan
Perda hasil
pengharmonisasian,
pembulatan, dan
pemantapan konsepsi
yang dikoordinasikan
oleh Bapemperda.
Dalam
pengharmonisasian,
pembulatan, dan
pemantapan konsepsi
Rancangan Perda
dapat melibatkan
instansi vertikal
kementerian yang
menyelenggarakan
urusan pemerintahan
di bidang hukum.
.
Rancangan Perda
yang berasal dari
Kepala Daerah
merupakan
rancangan Perda hasil
pengharmonisasian,
pembulatan, dan
pemantapan konsepsi
yang dikoordinasikan
oleh perangkat
daerah yang
menangani bidang
hukum.
Ps. 7 (1) Ps. 7 (3)
PP 12/18
Ps. 30 (1)
Sekda Prov menugaskan
kpd perangkat daerah yg
membidangi hukum prov
utk mengkoordinasikan
pengaharmonisan,
pembulatan, dan
pemantaban konsepsi
ranperda prov
Ps. 30 (2)
Dalam pengkoordinasikan
pengaharmonisan,
pembulatan, dan
pemantaban konsepsi
ranperda prov dapat
mengikutsertakan instansi
vertikal dan kementerian
yg menyelenggarakan
uusan pem di bid hukum
Permendagri 80/15
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pembatalan Peraturan
Kepala Daerah
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
PUTUSAN MK
NO 137
• Pasal 251 ayat (2) dan (3)
sepanjang frasa
“…pembatalan perda
kab/kota dan perbup
ditetapkan dengan
keputusan Gub sebagai
wakil pemerintah pusat”
UU 23/14
PUTUSAN MK
NO 56
• Pasal 251 ayat (1) ayat (4),
ayat (5) dan ayat (7) pada
frasa “Perda Provinsi”
Wewenang MDN & Gub
membatalkan Perda dicabut MK
Putusan MK
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Dampak Putusan MK
MDN tidak berwenang
membatalkan Perda Prov
Gub tdk berwenang
membatalkan Perda
Kab/Kota
Pembatalan Perda
menjadi wewenang MA
MDN/Gub berwenang
membatalkan perkada
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Putusan
MK No. 157
dan 136
Tahun 2016
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Pembatalan Peraturan Gubernur
• Gubernur menyampaikan ke MDN pergub
paling lambat 7 hari setelah ditetapkan
• Menteri melalui Direktur Jenderal Otonomi
Daerah melakukan pembatalan Peraturan
Gubernur.
• Pembatalan Peraturan gubernur dilakukan oleh
tim yang ditetapkan dengan Keputusan
Menteri.
• Keanggotaan tim terdiri atas komponen lingkup
Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian
terkait sesuai dengan kebutuhan.
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Revisi
80
Diterbitkan Surat MDN yg
menjelaskan bahwa Pergub
telah sesuai
Pergub dibatalkan dengan
Keputusan MDN
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
1 2
Sesuai Tidak Sesuai
Hasil Kajian
Tugas Tim Pengkajian
• Tim pembatalan Peraturan Gubernur mempunyai tugas melakukan kajian
terhadap Peraturan Gubernur yang dituangkan dalam berita acara.
• Kajian dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak diterima oleh Tim.
Tim
Pengkajian
Hasil Fasilitasi
Peraturan Yg lebih
tinggi
Kepentingan umum
Kesusilaan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Aspek Muatan Materi Yang Dikaji
Anggota Tim Pengkajian
• Tim pembatalan Peraturan Gubernur dalam melakukan
kajian dapat melibatkan ahli/pakar dan/atau
Kementerian/Lembaga/instansi terkait sesuai dengan
kebutuhan.
• Ahli/pakar dan/atau Kementerian/Lembaga/instansi
terkait mempunyai tugas: (1) memberikan saran dan
masukan paling lama 15 (lima belas) Hari sejak
Peraturan Gubernur diterima; (2) bertanggungjawab
bersama tim pembatalan terhadap keberatan yang
diajukan oleh Gubernur; dan (3) tugas lainnya yang
diperlukan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Revisi
80
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Setiap orang atau
kelompok orang
Pemerintah
daerah.
Badan hukum
Tidaatau intansi
lainnya
Temuan dari Tim
Usul Pembatalan
1 2
3 4
5
Tindak Lanjut Pembatalan
• Seluruh materi muatan Peraturan Gubernur, maka paling
lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan
diterima, gubernur harus menghentikan pelaksanaan
Peraturan Gubernur yang dibatalkan dengan
mengeluarkan surat kepada perangkat daerah dan
selanjutnya gubernur mencabut Peraturan Gubernur
dimaksud.
• Sebagian materi muatan peraturan gubernur, paling lama
7 (tujuh) Hari setelah Keputusan pembatalan diterima
gubernur harus menghentikan pelaksanaan Peraturan
Gubernur yang dibatalkan dengan mengeluarkan surat
kepada perangkat daerah dan selanjutnya gubernur
merubah Peraturan Gubernur dimaksud
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Revisi
80
•Sanksi administratif terhadap
gubernur berupa tindakan tertentu
terkait hak2 KDH
•Apabila pelayanan publik
terganggu akibat pembatalan
Pergub, penyelenggara
pemerintahan dikenakan sanksi
sesuai dengan ketentuan perUU
Pembahasan evaluasi Ranperda
ditunda sampai dengan rekomendasi
pembatan Pergub ditindaklanuti
Gubernur
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
1 2
Sanksi
Administrasi
Sanksi Penundaan
Evaluasi Ranperda
Sanksi
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
Ketentuan pembatalan
peraturan gubernur secara
mutadis muntandis berlaku
pada pembatalan petauran
bupati/walikota
Pembatalan PerBup/PerWal
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
Penutup
 Sinergitas pembentukan perda (perkada) perlu
dilakukan untuk menjamin kualitas rancangan
dan rancangan perkada.
 Sinergitas dilakukan pada setiap tahapan
pembentukan perda, yaitu perencanaan,
penyusunan, pembahadan dan fasilitasi
 Pemrakarsa perlu membangun sinergitas dengan
berbagai pihak, termasuk Bagian Hukum/Biro Hk
Prov agar sedari awal dapat penyempurnaan
pada aspek materi muatan, legal drafting, dan
kewenangan
DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH
DITJEN
OTDA
KEMENDAGRI
 Finalisasi Konsep AKPerda dan IKD
 Pedoman Tata Cara Fasilitasi, Verifikasi dan
Klarifikasi
 Pengundangan Revisi Permendagri 80/2015
 Roadmap Penyusunan Perda Masa Jabatan KDH
 dan anggota DPRD
 Pedoman Monitoring dan Evaluasi Perda
 Pengembangan Kompetensi SDM Bidang
Penyusunan Perda (Sosialisasi dan Bimtek)
 Penyusunan Standar Kompetensi Untuk
Pengembangan Kompetensi Teknis Pembentukan
Produk Hukum Daerah dan Uji Kompetensi serta
Sertifikasi
MILESTONE PHD 2019
TERIMA
KASIH
SUKSESKAN
PILPRES DAN
PEMILU 2019

More Related Content

Similar to SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt

Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten oki
hoyin rizmu
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Lim Othe
 
Orientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oiOrientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oi
hoyin rizmu
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
PusdiklatpemdaPemeri
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Aksi SETAPAK
 
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
MuhammadHasanHidayat
 
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
MuhammadHasanHidayat
 
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publishPaparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Noorvita Ika Mardianti
 
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdfPEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
ciptarachman
 
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja KecamatanPelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Tri Widodo W. UTOMO
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
dianaekowati1
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
dianaekowati1
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriita syarwani
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
sayaperempuan
 
Materi Bu Asri II
Materi Bu Asri IIMateri Bu Asri II
Materi Bu Asri IIyulestian
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Sigit Pramulia
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Penataan Ruang
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Ardi Susanto
 
Peran Tugas Fungsi Kec.pptx
Peran Tugas Fungsi Kec.pptxPeran Tugas Fungsi Kec.pptx
Peran Tugas Fungsi Kec.pptx
ZulkifliYahya2
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Sugeng Budiharsono
 

Similar to SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt (20)

Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten oki
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
 
Orientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oiOrientasi dewan pali dan oi
Orientasi dewan pali dan oi
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
Dirjen otda-kemendagri-implementasi-uu-23-tahun-2014
 
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
 
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
 
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publishPaparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
Paparan rakor kewenangan bidang pendidikan publish
 
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdfPEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
PEMBAGIAN KEWENANGAN ANTARA PUSAT DAN DAERAH.pdf
 
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja KecamatanPelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
Pelimpahan Wewenang & Hubungan Kerja Kecamatan
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
 
RENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdfRENJA K-J 2024.pdf
RENJA K-J 2024.pdf
 
Uu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagriUu 23 th 2014 depdagri
Uu 23 th 2014 depdagri
 
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
14. inspektorat-materi-pengawasan-desa
 
Materi Bu Asri II
Materi Bu Asri IIMateri Bu Asri II
Materi Bu Asri II
 
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
Permendagri 54-direktur-ok-sri varita 5 maret 2013
 
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...
 
Prosedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupatiProsedur pembentukan peraturan bupati
Prosedur pembentukan peraturan bupati
 
Peran Tugas Fungsi Kec.pptx
Peran Tugas Fungsi Kec.pptxPeran Tugas Fungsi Kec.pptx
Peran Tugas Fungsi Kec.pptx
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
 

More from padlah1984

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
padlah1984
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
padlah1984
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
padlah1984
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
padlah1984
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
padlah1984
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
padlah1984
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
padlah1984
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
padlah1984
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
padlah1984
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
padlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
padlah1984
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
padlah1984
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
padlah1984
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
padlah1984
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdf
padlah1984
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
padlah1984
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt
padlah1984
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
padlah1984
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx
padlah1984
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt
padlah1984
 

More from padlah1984 (20)

Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .pptKebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
Kebijakan Kriminal dari suatu keputusan .ppt
 
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
Pengertian Praktek Beacara pada Pengadilan Pidana Indonesia-pengadilan-pidana...
 
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
KJA Goes to Campus_All for accounting  SMEKJA Goes to Campus_All for accounting  SME
KJA Goes to Campus_All for accounting SME
 
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logisticJenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
Jenis-Dokumen-Freight-Forwarding for logistic
 
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistikKEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen  logistik
KEPABEANAN dalam konsep tata laksana manajemen logistik
 
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaanPenggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
Penggunaan-Azas-Domunius Litis pada kewenangan kejaksaan
 
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaruPengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
Pengantar pembaharuan dari hukum pidana terbaru
 
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.pptRetensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
Retensi Kejahatan Harta Benda by Padlah Riyadi.ppt
 
0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf0.3.SPI GCG PM.pdf
0.3.SPI GCG PM.pdf
 
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
0.2. Sekretaris Perusahaan, Kehumasan GCG PM.pdf
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
7 S TRIO MOTOR BISA.ppt
 
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf0.1  Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
0.1 Perbankan, Pelaporan Keuangan dan PU. PM.pdf
 
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptxMateri Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
Materi Sosialisasi JHT Sesi 2 final.pptx
 
Materai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdfMaterai Elektronik.pdf
Materai Elektronik.pdf
 
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptxPengembangan Investasi Daerah.pptx
Pengembangan Investasi Daerah.pptx
 
2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt2. Peranan Humas.ppt
2. Peranan Humas.ppt
 
pajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptxpajak-dalam-perusahaan.pptx
pajak-dalam-perusahaan.pptx
 
1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx1. RUPS WTI.pptx
1. RUPS WTI.pptx
 
1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt1. Ekonomi_china.ppt
1. Ekonomi_china.ppt
 

Recently uploaded

PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 

Recently uploaded (13)

PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 

SINERGITAS PEMBENTUKAN PHD JATENG.ppt

  • 1. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SUKSESKAN PILPRES DAN PEMILU 2019 Sukoyo Direktur PHD SINERGITAS PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH
  • 2. Pengantar DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 3. Arah Kebijakan Otda Percepatan Kesejahteraan Rakyat Efesiensi dan Efektiifitas Peny Pemda 1. Peningkatan pelayanan. 2. Pemberdayaan dan peran serta masyarakat; dan 3. Peningkatan daya saing daerah 1. Hubungan antara pemerintah pusat dgn daerah dan antar daerah, 2. Potensi dan keanekaragaman daerah; dan 3. Peluang dan tantangan persaingan global dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pem. negara DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 1 2
  • 4. Urusan Pemerintahan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 5. Urpem Otda Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia Urusan Pemerintahan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 6. Urusan Pemerintahan Urpem Absolut Urpem Konkuren Urpem Umum DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Urpem DITJEN OTDA KEMENDAGRI Ps. 9 UU 23/14
  • 7. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Urpem terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urpem absolut sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. Urpem konkuren merupakan urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urpem konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi Daerah. Urpem umum merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan Urusan Pemerintahan DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 8. Urpem Absolut Politik luar negeri Keamanan Pertahanan Yustisi Moneter dan fiskal nasional Agama DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 4 1 2 5 3 6
  • 9. Urpem Konkuren 1. kelautan dan perikanan; 2. pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumber daya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi. 1. pendidikan; 2. kesehatan; 3. pekerjaan umum dan penataan ruang; 4. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; 5. ketenteraman, ketertiban umum, dan pelindungan masyarakat; dan 6. sosial. 1. tenaga kerja; 2. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; 3. pangan; 4. pertanahan; 5. lingkungan hidup; 6. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 7. pemberdayaan masyarakat dan Desa; 8. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; 9. perhubungan; 10.komunikasi dan informatika; 11.koperasi, usaha kecil, dan menengah; 12.penanaman modal; 13.kepemudaan dan olah raga; 14.statistik; 15.persandian; 16.kebudayaan; 17.perpustakaan; dan 18.kearsipan. Non Yan Dasar Yan Dasar PILIHAN WAJIB DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 10. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas negara; Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah provinsi atau lintas negara Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan nasional. Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan Pempus DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 11. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah kabupaten/kota; Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota; Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas kabupaten/kota Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan Daerah Prov DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 12. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota; Urusan Pemerintahan yang penggunanya dalam Daerah kabupaten/kota Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya hanya dalam Daerah kabupaten/kota; dan/atau Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah kabupaten/kota. Kreteria Urpem Yg Menjadi Kewenangan Daerah Kab/Kota DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 13. NSPK NSPK  menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria (NSPK) dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan; dan  melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. NSPK berupa ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai pedoman dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat dan yang menjadi kewenangan Daerah. Kewenangan Pempus DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Pemerintah Pusat dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan konkuren berwenang untuk:
  • 14. Kebijakan Daerah DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 15. Kebijakan Daerah Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah untuk menyelenggarakan urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah. Daerah dalam menetapkan kebijakan Daerah, wajib berpedoman pada norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Psl 17 UU 23/2014 Psl 17 UU 23/2014
  • 16. Peraturan Daerah Peraturan Kepala Daerah Kebijakan Lainnya DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Bentuk Kebijakan Daerah
  • 17. Pembinaan dan Pengawasan Kebijakan Daerah DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 18. Pembinaan dan Pengawasan Pasal 8 (1) Pasal 8 (2) Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Pembinaan dan pengawasan secara nasional dikoordinasikan oleh Menteri. Pasal 8 (3) DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 19. Jenis Pembinaan Umum Pembagian Urusan Pemerintahan Pelayanan Publik di daerah Kelembagaan Daerah Kerjasama Daerah Kepegawaian Pd Perangkat Daerah Kebijakan Daerah Keuangan Daerah Kepala Daerah dan Wkl Kepala Daerah Pembangunan Daerah Bentuk pembinaaan lain DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 4 1 2 5 3 6 7 8 9 10
  • 20. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Binwas terhadap penyelenggaraan pemda secara nasional dikoordinasikan oleh MDN MDN melakukan binwas terhadap kebijakan daerah Provinsi Gub sbg wakil Pemerintah Pusat melakukan binwas thd kebijakan daerah kab/kota K/L melakukan pembinaan yg bersifat teknis terhadap teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan yg diserahkan ke Daerah Prov Pembina Pemda DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 21. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Pembinaan oleh Gubernur  Pembinaan terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.  Dalam melakukan pembinaan, gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.  Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melakukan pembinaan yang bersifat umum dan bersifat teknis. DITJEN OTDA KEMENDAGRI 375 (1, 2 dan 3) UU 23/14
  • 22. Pasal 1 (2) Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan GSWP mempunyai tugas: a. Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan TP di daerah Kab/kota b. Melakukan monev dan supervisi thd penyelenggaraan pemda kab/kota di wilayahnya; c. Memberdakan dan memfasilitasi daerah kab/kota di wilayahnya; d. Melakukan evaluasi raperda kab/kota tetang RPJPD, RPJMD, APBD, PAPBD, Pertg Jwban APBD, Tata Ruang, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; e. Melaukan pengawasan terhadap perda kab/kota; f. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan perundang- undangan Ps. 1 (3) Dalam melaksanakan tugas, GSWP mempunyai wewenang: a. Membatalkan peraturan bup/wali kota; b. Memberikan pengahargaan atau sanksi kepada bupati/wali kota terkait penyelnggaraan pemda; c. Menyelesaikan perselisihan dalam penuelenggaran fungsi pemerintahan antardaerah kab/kota dalam 1 (daerah) provinsi; d. Memberikan persetujuan terhadap raperda kab/kota tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kab/kota; dan e. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan puuan lainya. GWPP PP 33/18 DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Binwas Kebijakan Daerah Oleh GWPP
  • 23. Ps. 1 (4) Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan GSWP mempunyai tugas dan wewenang: a. Menyelaraskan perencanaan pembangunan antardaerah kab/kota dan antar daerag prov dan daerah kab/kota di wilayahnya; b. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara daerah provinsi dan daerah kab/kota dan antardaerah kab/kota yang ada di wilayahnya; c. Memberikan rekomendasi kepada pempus atas usulan DAK pd daerah kab/kota d. Memberikan persetujuan pembentukan instansi vertikal di wilayah prov kec. Pemb instansi vertikal absolut dan yang disebutkan dalam UU 45 e. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan puuan GWPP PP 33/18 DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 24. Peraturan Daerah DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 25. UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Alinea IV UUD 1945 1.Ketuhanan YME 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3.Persatuan Ind 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perw aki;an, 5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Pasal 18 ayat (6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan PERDA dan peraturan- peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan Pasal 236 ayat (1) UU 23/14 Untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk PERDA Dasar Pembentukan Perda PANCASILA PERATURAN DAERAH
  • 26. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang- undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang- undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kotai dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota. PERDA
  • 27. Yurisdiksi Perda Provinsi  Perda Prov hanya berlaku di Provinsi  Perda Prov dapat berlaku di Kab/Kota apabila: o Materi muatannya terkait urusan pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah kabupaten/kota; o Materi muatannya mengatur urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah kabupaten/kota; dan/atau o Materi muatannya urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Provinsi. o Materi muatannya mengatur pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemda kab/kota  Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota ybs DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 28. Yurisdiksi Perda Kab/Kota  Perda Kab/Kota hanya berlaku di Kab/Kota Ybs  Perda Kab/Kota apabila: o Materi muatannya terkait urusan pemerintahan dalam wilayah Daerah kabupaten/kota; o Materi muatannya mengatur urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak dalam kabupaten/kota; dan/atau o Materi muatannya urusan pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh Daerah Kab/Kota. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 29. Materi Muatan Perda Muatan lokal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Amanat Peraturan Perundang-Undangan kepada Daerah untuk menetapkan Perda 1 2 DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Kewenangan Daerah Untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan Daerah 3 Ps. 237 UU 23/2014
  • 30. Perkada dibentuk utk melaksanakan perda atau kuasa peraturan per-uu-an lainnya Perkada diundangkan dalam berita daerah Pengundang an oleh Sekretaris Daerah Perkada mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat sejak diundangkan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI PERKADA
  • 31. Sinergitas Pembentukan PHD DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 32. Pengertian Sinergitas Sinergi Sinergitas  Sinergitas berasal dari kata sinergi (synergy).  Sinergi berarti kegiatan, hubungan, kerjasama atau operasi gabungan Sinergitas adalah kerjasama unsur atau bagian atau fungsi atau Instansi atau lembaga yang menghasilkan suatu tujuan lebih baik dan lebih besar daripada dikerjakan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 1 2
  • 34. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Pembentukan PHD merupakan kerjasama antara satu atau lebih lembaga pemrakarsa perda/perkada dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas produk hukum daerah Sinergitas Pembentukan PHD dilakukan untuk setiap tahapan proses pembentukan Perda atau Perkada Sinergitas Pembentukan PHD DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 35. Tahapan Pembentukan Perda Perencanaan (1) Penyusunan (2) Pembahasan (3) Penetapan (4) Pengundanga n (5) Tahapan Pembentukan Perda DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 36. Tahap Perencanaan, Penyusunan, Pembahasan, Penetapan dan Pengundangan Tahap Fasilitasi DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Pembentukan Perda DITJEN OTDA KEMENDAGRI Penyempurnaan materi muatan Ranperda Sinergitas Pembentukan Rancangan Perda
  • 38. Sinergitas Tahap Perencanaan  Dilakukan dlm program pembentukan perda  Diusulkan oleh DPRD dan KDH utk 1 tahun berdasarkan skala prioritas  Ditetapkan dg keputusan DPRD  Ditetapkan setiap th sblm penetapan RAPBD DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 39. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Program Pembentukan Perda 1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda. 2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar penyusunan produk hukum. 3. AK Perda berbasis Urusan 4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD. 5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan masyarakat pada kurun waktu tertentu. 6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman, sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018 tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD danPerkada DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 40. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Penyusunan Rncangan Perda 1. Program Pembentukan perda dilakukan melalui suatu AK Perda. 2. AK Perda P dilakukan secara ilmiah, koprehensif dan sesuai standar penyusunan produk hukum. 3. AK Perda berbasis Urusan 4. AK Perda dilakukan oleh Pemda dan DPRD. 5. Hasil AK Perda berupa program perda yang dibutuhkan masyarakat pada kurun waktu tertentu. 6. Program Pembentukan Perda Kab/Kota, disampaikan kepada Gub/Propemperda Prov kpd MDN untuk dilakukan pendalaman, sesuai dg Surat MDN No. 180/9960/Otda, 21 Desember 2018 tentang Pembinaan dan pengawasanPembentukan PHD danPerkada DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 41. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Penyusunan Rancangan Perda 1. Penyusunan Rancangan Perda dilakukan oleh pemrakarsa, melibatkan pakar dan praktisi yang berkompeten. 2. Penyusunan rancangan dilakukan berdasarkan program perda. 3. Materi muatan Perda berbasiskan urusan, muatan lokal atau peraturan yg lebih tinggi. 4. Materi muatan harus sesuai kewenangan daerah. DITJEN OTDA KEMENDAGRI KRUSIAL
  • 42. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Pembahasan Ranc Perda 1. Pembahasan bersama Pemda dan DPRD thd Ranc Perda 2. Pembahasan dilakukan utk mendapatkan persetujuan bersama 3. Pembahasan bersama dilakukan melalui tingkat pembicaraan DITJEN OTDA KEMENDAGRI KRUSIAL
  • 43. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Sinergitas Dalam Fasilitasi Rancangan Perda  Fasilitasi merupakan proses pengkajian/pentelahaan Rancangan Perda dari aspek materi muatan, kewenangan, legal drafting dan regulasi terkait.  Fasilitasi dilakukan dg melibatkan Instansi internal dan/atau K/L.  Hasil fasilitasi dapat berupa Ranc Perda diteruskan pembahasannya, diturunkan dalam bentuk Perkada/SE/Instrusi, ditolak DITJEN OTDA KEMENDAGRI KRUSIAL
  • 44. • Yuridis • Muatan Materi • Suncang Ranperda Dilanjutkan Ranperda Tidak Dilanjutkan Diganti/ditu runkan jadi Perkada/Ke p KDH/SE DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI KOORDINASI DG K/L Dilakukan dalam bentuk rapat koordinasi/asistensi atau mandiri Proses Fasilitasi
  • 45. Inisiatif DPRD Inisiatif Pemda Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari DPRD Provinsi dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPRD Provinsi yang khusus menangani bidang legislasi (58:1). (2) Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Peraturan Daerah Provinsi yang berasal dari Gubernur dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi vertikal dari kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum (58:2). Pasal 58 UU 12/11 Koordinator Harmonisasi Ranperda
  • 46. Ps. 7 (2) Rancangan Perda yang berasal dari DPRD merupakan rancangan Perda hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi yang dikoordinasikan oleh Bapemperda. Dalam pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi Rancangan Perda dapat melibatkan instansi vertikal kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum. . Rancangan Perda yang berasal dari Kepala Daerah merupakan rancangan Perda hasil pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi yang dikoordinasikan oleh perangkat daerah yang menangani bidang hukum. Ps. 7 (1) Ps. 7 (3) PP 12/18
  • 47. Ps. 30 (1) Sekda Prov menugaskan kpd perangkat daerah yg membidangi hukum prov utk mengkoordinasikan pengaharmonisan, pembulatan, dan pemantaban konsepsi ranperda prov Ps. 30 (2) Dalam pengkoordinasikan pengaharmonisan, pembulatan, dan pemantaban konsepsi ranperda prov dapat mengikutsertakan instansi vertikal dan kementerian yg menyelenggarakan uusan pem di bid hukum Permendagri 80/15 DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 48. Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015 DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 49. Pembatalan Peraturan Kepala Daerah DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Revisi Permendagri Nomor 80 Tahun 2015
  • 50. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH PUTUSAN MK NO 137 • Pasal 251 ayat (2) dan (3) sepanjang frasa “…pembatalan perda kab/kota dan perbup ditetapkan dengan keputusan Gub sebagai wakil pemerintah pusat” UU 23/14 PUTUSAN MK NO 56 • Pasal 251 ayat (1) ayat (4), ayat (5) dan ayat (7) pada frasa “Perda Provinsi” Wewenang MDN & Gub membatalkan Perda dicabut MK Putusan MK DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 51. Dampak Putusan MK MDN tidak berwenang membatalkan Perda Prov Gub tdk berwenang membatalkan Perda Kab/Kota Pembatalan Perda menjadi wewenang MA MDN/Gub berwenang membatalkan perkada DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Putusan MK No. 157 dan 136 Tahun 2016 DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 52. Pembatalan Peraturan Gubernur • Gubernur menyampaikan ke MDN pergub paling lambat 7 hari setelah ditetapkan • Menteri melalui Direktur Jenderal Otonomi Daerah melakukan pembatalan Peraturan Gubernur. • Pembatalan Peraturan gubernur dilakukan oleh tim yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri. • Keanggotaan tim terdiri atas komponen lingkup Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian terkait sesuai dengan kebutuhan. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Revisi 80
  • 53. Diterbitkan Surat MDN yg menjelaskan bahwa Pergub telah sesuai Pergub dibatalkan dengan Keputusan MDN DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 1 2 Sesuai Tidak Sesuai Hasil Kajian Tugas Tim Pengkajian • Tim pembatalan Peraturan Gubernur mempunyai tugas melakukan kajian terhadap Peraturan Gubernur yang dituangkan dalam berita acara. • Kajian dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) Hari sejak diterima oleh Tim.
  • 54. Tim Pengkajian Hasil Fasilitasi Peraturan Yg lebih tinggi Kepentingan umum Kesusilaan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Aspek Muatan Materi Yang Dikaji
  • 55. Anggota Tim Pengkajian • Tim pembatalan Peraturan Gubernur dalam melakukan kajian dapat melibatkan ahli/pakar dan/atau Kementerian/Lembaga/instansi terkait sesuai dengan kebutuhan. • Ahli/pakar dan/atau Kementerian/Lembaga/instansi terkait mempunyai tugas: (1) memberikan saran dan masukan paling lama 15 (lima belas) Hari sejak Peraturan Gubernur diterima; (2) bertanggungjawab bersama tim pembatalan terhadap keberatan yang diajukan oleh Gubernur; dan (3) tugas lainnya yang diperlukan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Revisi 80
  • 56. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Setiap orang atau kelompok orang Pemerintah daerah. Badan hukum Tidaatau intansi lainnya Temuan dari Tim Usul Pembatalan 1 2 3 4 5
  • 57. Tindak Lanjut Pembatalan • Seluruh materi muatan Peraturan Gubernur, maka paling lama 7 (tujuh) hari setelah keputusan pembatalan diterima, gubernur harus menghentikan pelaksanaan Peraturan Gubernur yang dibatalkan dengan mengeluarkan surat kepada perangkat daerah dan selanjutnya gubernur mencabut Peraturan Gubernur dimaksud. • Sebagian materi muatan peraturan gubernur, paling lama 7 (tujuh) Hari setelah Keputusan pembatalan diterima gubernur harus menghentikan pelaksanaan Peraturan Gubernur yang dibatalkan dengan mengeluarkan surat kepada perangkat daerah dan selanjutnya gubernur merubah Peraturan Gubernur dimaksud DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI Revisi 80
  • 58. •Sanksi administratif terhadap gubernur berupa tindakan tertentu terkait hak2 KDH •Apabila pelayanan publik terganggu akibat pembatalan Pergub, penyelenggara pemerintahan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perUU Pembahasan evaluasi Ranperda ditunda sampai dengan rekomendasi pembatan Pergub ditindaklanuti Gubernur DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI 1 2 Sanksi Administrasi Sanksi Penundaan Evaluasi Ranperda Sanksi
  • 59. DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH Ketentuan pembatalan peraturan gubernur secara mutadis muntandis berlaku pada pembatalan petauran bupati/walikota Pembatalan PerBup/PerWal DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 60. Penutup  Sinergitas pembentukan perda (perkada) perlu dilakukan untuk menjamin kualitas rancangan dan rancangan perkada.  Sinergitas dilakukan pada setiap tahapan pembentukan perda, yaitu perencanaan, penyusunan, pembahadan dan fasilitasi  Pemrakarsa perlu membangun sinergitas dengan berbagai pihak, termasuk Bagian Hukum/Biro Hk Prov agar sedari awal dapat penyempurnaan pada aspek materi muatan, legal drafting, dan kewenangan DIREKTORAT PRODUK HUKUM DAERAH DITJEN OTDA KEMENDAGRI
  • 61.  Finalisasi Konsep AKPerda dan IKD  Pedoman Tata Cara Fasilitasi, Verifikasi dan Klarifikasi  Pengundangan Revisi Permendagri 80/2015  Roadmap Penyusunan Perda Masa Jabatan KDH  dan anggota DPRD  Pedoman Monitoring dan Evaluasi Perda  Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Penyusunan Perda (Sosialisasi dan Bimtek)  Penyusunan Standar Kompetensi Untuk Pengembangan Kompetensi Teknis Pembentukan Produk Hukum Daerah dan Uji Kompetensi serta Sertifikasi MILESTONE PHD 2019