LAPORAN TRIWULAN I _JAN_MRT_PMI SLEMAN 2024 halamn 1-3.pdf
05 ITJEN DAGRI - PAPARAN JAWA TIMUR.pptx
1. KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DI DAERAH
TUMONGGI SIREGAR, SH
AUDITOR UTAMA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
2. OUTLINE
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
3. TOPIK
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
4. P E M B I N A A N D A N P E N G A W A S A N P E N Y E L E N G G A R A A N
P E M E R I N T A H A N D A E R A H
PEMERINTAH
Mendagri
Pembinaan Pengawasan
Binwas Umum Binwas Teknis
K/L
Provinsi
GWPP. Binwas umum &
teknis (Pasal 378 ayat (1)
UU 23/2014)
PD Provinsi
PASAL 8 ayat (3)
BINWAS Secara Nas.
dikoordinasikan Mendagri
Gubernur sbg Kepala
Daerah (Pasal 379 ayat
(1) UU 23/2014)
Kab/Kota
PASAL 379 ayat (2)
BINWAS dibantu
Inspektorat Provinsi
5. TOPIK
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
6.
7. ATRIBUSI TUGAS ITJEN
PENGAWASAN AKUNTABILITAS
KEMENDAGRI
PELAKSANAAN AKSI PENCEGAHAN
KORUPSI
PENGAWASAN UMUM &
TEKNIS PEMDA SERTA DESA
IMPLEMENTASI PENGUATAN
INSPEKTORAT DAERAH
01 02
03 04
KEGIATAN PRIORITAS
WAS
INTERNAL
BIN/WAS
PEMDA &
DESA
TIMNAS
PENCEGAHAN
KORUPSI
8. PP 43 Tahun 2014 ttg Peraturan Pelaksanaan UU No.6 Th. 2014 ttg Desa
(Pasal 154)
Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan dan pengawasan Desa
1. fasilitasi penyusunan peraturan Desa dan peraturan kepala
Desa;
2. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa;
3. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan pendayagunaan
aset Desa;
4. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-
undangan;
5. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan perangkat
Desa;
6. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa;
7. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan
Permusyawaratan Desa;
8. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat
Desa;
9. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah
dengan pembangunan Desa;
10. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan
perdesaan;
11. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum;
12. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban
lembaga kemasyarakatan;
13. fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif;
14. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama
Desa dengan pihak ketiga;
15. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan
pendayagunaan ruang Desa serta penetapan dan
penegasan batas Desa;
16. fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat Desa;
17. koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan
18. koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan
perdesaan di wilayahnya.
PERAN CAMAT
9. Evaluasi Rancangan Peraturan Desa Terkait Dengan APB Desa
Evaluasi Pengelolaan Keuangan Desa Dan Aset Desa
Evaluasi Dokumen Laporan Pertanggungjawaban APB Desa
Bentuk Pengawasan
Hasil Pengawasan
• Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa oleh Camat disampaikan kepada Bupati/Walikota
dan ditembuskan kepada APIP daerah kabupaten/kota.
• Selanjutnya Hasil Pengawasan tersebut menjadi bahan bagi APIP daerah kabupaten/kota untuk
menentukan ruang lingkup Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
www.itjen.kemendagri.go.id @itjenkemendagri.ri Inspektorat Jenderal Kemendagri
PENGAWASAN OLEH CAMAT
10. • Konsistensi Rancangan Perdes tentang APB Desa berdasarkan RKP Desa
• Ketersediaan DPA, DPPA, DPAL, dan RAK
• Ketepatan Waktu Rancangan Perdes tentang APB Desa
• BPD telah menyepakati Rancangan Perdes tentang APB Desa
• Realisasi pendapatan asli desa didapatkan secara legal dan telah diatur dlm
Perdes
• Pendapatan lainnya berupa penerimaan dari hasil kerja sama desa
• Belanja telah sesuai dengan peraturan Desa tentang APB Desa
• Semua kegiatan Belanja Desa telah sesuai dengan Kewenangan Desa
• Program/ kegiatan yang dilakukan lebih dari 1 (satu) tahun anggaran
• SILTAP, tunjangan dan operasional untuk kepala Desa dan Perangkat Desa
sesuai yang ditetapkan Perkada
• Penyertaan modal pada BUM Desa, telah sesuai ketentuan dan ditetapkan
melalaui Peraturan Desa dan memenuhi nilai kelayakan usaha
• dll
FOKUS PENGAWASAN OLEH CAMAT
11. PENGAWASAN OLEH BPD
DAN MASYARAKAT DESA
Badan Permusyawaratan Desa melakukan pengawasan
terhadap kinerja Kepala Desa dalam Pengelolaan Keuangan
Desa, melalui:
a. Perencanaan kegiatan dan anggaran Pemerintahan
Desa;
b. Pelaksanaan kegiatan;
c. Laporan pelaksanaan APB Desa; dan
d. Capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa, dan APB
Desa.
BPD
Hasil pengawasan Oleh BPD
Disampaikan kepada kepala Desa dalam musyawarah
Badan Permusyawaratan Desa dan juga disampaikan
kepada camat dan APIP daerah kabupaten/kota.
MASYARAKAT DESA
Masyarakat Desa melakukan pengawasan melalui pemantauan
terhadap Pengelolaan Keuangan Desa dengan cara meminta dan
mendapatkan informasi dari Pemerintah Desa. Informasinya antara
lain:
a. APB Desa;
b. Pelaksana kegiatan anggaran dan tim yang melaksanakan
kegiatan;
c. Realisasi APB Desa;
d. Realisasi kegiatan;
e. Kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana; dan
f. Sisa anggaran.
Hasil Pemantauan Oleh Masyarakat
disampaikan kepada Pemerintah Desa dan BPD untuk
mendapatkan tanggapan atau tindaklanjut, jika terdapat keluhan
diselesaikan secara mandiri oleh Desa berdasarkan kearifan lokal
melalui musyawarah pada BPD, bila kurang memuaskan bisa di
sampaikan ke camat untuk dilakukan mediasi, dan apabila indikasi
pelanggaran dapat menyampaikan ke APIP
12. TOPIK
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
13. TITIK RAWAN KORUPSI/ PERMASALAHAN TATA KELOLA
DESA
1. Tidak ada regulasi dalam melakukan pengelolaan keuangan
desa sehingga berakibat:
• Penggunaan keuangan desa tidak transparan dan akuntabel,
berpotensi kerugian keuangan negara
• Penggunaan dana desa tidak sesuai dengan peruntukannya
• Adanya intervensi pada pelaksanaan kegiatan PBJ desa
14. 2. • Tatakelola keuangan desa yang tidak transparan dan
akuntabel
• Pelaporan keuangan desa yang tidak dikonsolidasi
dengan baik oleh pemerintah daerah.
3. Pelaporan keuangan desa tidak dikonsolidasi dengan baik
dan disampaikan secara berjenjang dari desa ke kab/kota
dan dari kab/kota ke kementerian.
4. Pemerintah Desa tidak memberikan informasi yang
memadai kepada masyarakat desa
5. • Penyalahgunaan Aset Desa
• Aset Desa tidak ditata kelola dengan tertib.
15. 6. • Fungsi pembinaan kepada Pemerintah Desa tidak
optimal sehingga banyak ditemukan
ketidaksesuaian pelaksanaan tata kelola desa
dengan regulasi
• Rekomendasi tidak ditindaklanjuti dengan optimal
• Besarnya ruang lingkup pengawasan memerlukan
mekanisme pengawasan yang efektif dan tepat
sasaran
(Sumber : pedoman PENILAIAN PENCEGAHAN KORUPSI PEMERINTAH DAERAH melalui Monitoring Center for
Prevention (MCP)
16. TOPIK
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
17.
18. PENGUATAN APIP DAERAH
18
Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 700.1.1/8737/SJ tanggal 9 Desember 2022
Hal Penguatan Inspektorat Daerah Dalam Pengawasan Pemerintahan Daerah
19. a. Mengalokasikan anggaran pengawasan sesuai
dengan kewenangannya ke dalam APBD
b. Alokasi anggaran pengawasan diatas tidak
termasuk belanja gaji dan tunjangan
c. Penggunaan alokasi anggaran pengawasan pada
lampiran Permendagri No 84 Tahun 2022 &
Permendagri No 88 Tahun 2022
No Total Belanja Daerah
% Anggaran
Pengawasan
Provinsi
1 s.d Rp 4.000.000.000.000, 00 0,90%
2 Diatas Rp 4.000.000.000.000, 00 s.d Rp 10.000.000.000.000, 00 0,60%
3 Diatas Rp 10.000.000.000.000, 00 0,30%
Kabupaten / Kota
1 s.d Rp 1.000.000.000.000, 00 1,00%
2 Diatas Rp 1.000.000.000.000, 00 s.d Rp 2.000.000.000.000, 00 0,75%
3 Diatas Rp 2.000.000.000.000, 00 0,50%
d. Mengalokasikan Anggaran TPP Inspektur Daerah
lebih kecil dari Sekda dan lebih besar dari kepala
perangkat daerah lain. Jabatan Administrator dan
Pengawas serta Jabatan Fungsional lebih besar
dari perangkat daerah lainnya
PENGUATAN ANGGARAN PENGAWASAN
20. 1) Melakukan pengawasan yang berindikasi penyalahgunaan wewenang / kerugian tanpa menunggu
penugasan Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 11 B dan Pasal 33 A Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah
2) Menyampaikan laporan hasil pengawasan berindikasi penyalahgunaan wewenang / kerugian daerah
kepada Menteri Dalam Negeri untuk Provinsi dan Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat untuk
Kabupaten / Kota guna dilakukan supervisi.
3) Membentuk Inspektorat Pembantu Daerah yang menangani investigasi dan penanganan pengaduan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dan Pasal 79 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
dan melaporkan kepada Menteri
4) Melakukan konsultasi Pembentukan Panitia Seleksi Jabatan Inspektur Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota kepada Menteri Dalam Negeri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 99A
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
5) Melakukan konsultasi pengangkatan, mutasi dan pemberhentian Inspektur Daerah dan Inspektur
Pembantu Daerah Pemerintah Provinsi kepada Menteri Dalam Negeri dan konsultasi pengangkatan,
mutasi dan pemberhentian Inspektur Daerah dan Inspektur Pembantu Daerah Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat sesuai dengan ketentuan dalam
Pasal 99B Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
KEMENTERIAN
DALAM NEGERI
PENGUATAN KELEMBAGAAN
21. PENGUATAN PELAKSANAAN PENGAWASAN
Menyusun program kerja pengawasan tahunan berbasis risiko dengan memisahkan secara tegas peran jabatan
fungsional Auditor dan PPUPD sesuai dengan karakteristik jabatannya
Melakukan perubahan pola pengawasan sehingga pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah memiliki
dampak terhadap perbaikan tata kelola pemerintahan daerah khususnya pada area:
1) Keuangan Daerah.
2) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
3) Pelayanan publik.
4) Keuangan desa bagi Pemerintah Daerah yang memiliki desa.
Mengawal penyerapan APBD sesuai dengan target: Triwulan I sebesar 20%; Triwulan II sebesar 50%; Triwulan III
sebesar 75%; Triwulan IV sebesar 95%.
Melakukan inspeksi secara mendadak kepada perangkat daerah yang melaksanakan pelayanan publik
Secara proaktif memonitor keluhan masyarakat di media massa/sosial media dan menindaklanjuti pengaduan
tersebut
Memastikan seluruh catatan hasil reviu dan/atau rekomendasi hasil pengawasan ditindaklanjuti dan menjadi
pertimbangan dalam penyusunan kebijakan daerah
Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Menteri Dalam Negeri untuk Provinsi dan Gubernur selaku
Wakil Pemerintah Pusat untuk Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan
22. 1. Memenuhi kecukupan jumlah Auditor dan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah (PPUPD). Khusus bagi PPUPD, Pemerintah daerah agar melakukan penghitungan jumlah
PPUPD sesuai dengan surat Menteri Dalam Negeri Nomor 821.29/1175/SJ tentang Penyusunan
Kebutuhan Jabatan Fungsional PPUPD tanggal 8 Maret 2022.
2. Menjamin independensi dan pengembangan karier Auditor dan PPUPD dengan melakukan mutasi
atau perpindahan ke dalam jabatan lain secara selektif. Pelaksanaan mutasi atau perpindahan ke
dalam jabatan lain tidak diperkenankan apabila terkait langsung dengan hasil pengawasan yang
dilakukan oleh Auditor dan PPUPD.
3. Mengalokasikan anggaran pelatihan berkelanjutan bagi Auditor dan PPUPD minimal 120 jam per
tahun.
4. Surat KPK kepada Kepala Daerah Seluruh Indonesia No B/248/KSP.00/70-72/01/2023 tanggal 13
Januari 2023 Perihal Penguatan SDM APIP di Daerah
5. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur dan Bupati/Walikota No. 800.1.3.1/526/IJ perihal
Perpindahan ke dalam JF PPUPD.
PENGUATAN SDM
23. FOKUS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2022
TENTANG PERENCANAAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2023
FOKUS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS
Urusan Permberdayaan Masyarakat dan Desa
1. Peningkatan status pembangunan Desa
2. Revitalisasi Badan Usaha Milik Desa
3. Penataan Desa
4. Pengembangan kapasitas Aparatur Desa
5. Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintahan Desa
6. Kelembagaan dan Kerjasama Desa
7. Evaluasi Perkembanan Desa s
osialisasi arah kebijakan Dana A
24. Pembinaan dan Pengawasan Kepala Daerah terhadap Perangkat Daerah
Kegiatan Pengawasan lainnya
Pengelolaan Keuangan Desa
a. Efektifitas pengelolaan keuangan desa daerah kabupaten./kota
b. Pengelolaan Keuangan dan aset desa
c. Pengelolaan Keuangan badan usaha milik desa
d. Konsitensi rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa dengan rencana kerja
pemerintah desa
e. Kualitas belanja desa
f. Pengadaan barang dan jasa di desa
g. Pemantauan atas penyaluran dana transfer ke desa dan capaian keluaran desa
Penguatan tata kelola pemerintahan dan peningkatan integritas
Tindak lanjut perjanjiankerjasama aparatpengawas internpemerintah dan aparatpenegak hukum
dalampenanganan laporan/pengaduan masyarakat
yang berindikasi korupsi.
25. 25
Sumber: Ditjen Bina Pemdes Kemendagri, 2023
Prodeskel: Profil Desa Kelurahan
Siskeudes: Sistem Keuangan Desa Sipades: Sistem Pengelolaan Aset Desa
*) BPD : Badan Permusyawaratan Desa
LKD : Lembaga Kemasyarakatan Desa
PENGELOLAAN BERSAMA MCP KPK DENGAN IJJEN DAN BPKP
Upaya pencegahan korupsi daerah dilakukan dalam
rangka melaksanakan tugas dan kewenangan KPK
sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 huruf b dan Pasal
8 huruf b, c, d, dan e Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi. Dalam pelaksanaannya, koordinasi upaya
pencegahan korupsi daerah dilakukan melalui
pengelolaan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri
dan BPKP untuk mendapatkan Pelaporan atas upaya
pencegahan korupsi daerah kepada Pemerintah Daerah
26. AGENDA PENGUATAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAHAN DESA
26
Sumber: Ditjen Bina Pemdes Kemendagri, 2023
Prodeskel: Profil Desa Kelurahan
Siskeudes: Sistem Keuangan Desa Sipades: Sistem Pengelolaan Aset Desa
Pada tahun 2023 Kementerian Dalam Negeri akan mengoptimalkan penguatan
kapasitas aparatur pemerintahan desa melalui Program Penguatan Pemerintah
dan Pembangunan Desa (P3PD). Dengan adanya program ini, diharapkan mampu
mengintervensi 4 (empat) komponen utama P3PD
No. Jenis Pelatihan Desa
1 Pelatihan Penetapan dan Penegasan Batas 6.285
2 Pelatihan Dasar Aparatur Desa 8.895
3 Pelatihan Prodeskel 1.000
4 Pelatihan Siskeudes 4.564
5 Pelatihan Sipades 1.089
6 Pelatihan BPD 7.267
7 Pelatihan Kerjasama Desa 2.000
8 Pelatihan PKK 3.000
9 Pelatihan Posyandu 2.000
10 Pelatihan LKD & Desa Adat 1.900
11 Pelatihan Pengawasan Keuangan Desa 3.104
*) BPD : Badan Permusyawaratan Desa
LKD : Lembaga Kemasyarakatan Desa
27. TOPIK
• DasarHukumPembinaandanPengawasan
• HIRARKI PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
• TitikRawanKorupsi/PERMASALAHAN TATA KELOLA DESA
• KEBIJAKAN UMUM PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DESA DIDAERAH
• Langkahkedepan.
28. PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN DAN ASET DESA
PENINGKATAN KAPASITAS SDM APARATUR DESA SECARA
BERKELANJUTAN
APIP MELAKUKAN PENGAWASAN KE DESA DENGAN ORIENTASI
PENCEGAHAN
LANGKAH KE DEPAN
PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN POTENSI YG DIMILIKI DESA
DESA MELAKUKAN INOVASI DESA MENGATASI MASALAH
PEMBANGUNAN: URBANISASI, STUNTING, KEMISKINAN EKSTREM,
PENGANGGURAN TERBUKA DLL