Sistem Kendali Volume Air pada Air Isi Ulang dengan Ultrasonic metode PID ber...DestiNuraeni
Dokumen B200 ini berisi ringkasan tentang spesifikasi sistem kendali volume air menggunakan metode PID berbasis Arduino. Dokumen ini menjelaskan komponen-komponen perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam sistem tersebut seperti sensor ultrasonik, Arduino, LCD, dan MOSFET serta cara kerja sistem secara umum. Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mampu mengendalikan volume air sesuai dengan set point yang diinginkan.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan Metode PID Menggunakan LM35 Sebagai ...Rafly Fernanda
Dokumen B100-B600
Nama : Rafly Fernanda
NIM : 171311020
Project Mandiri Sistem Kendali Digital Sistem Kendali Suhu PID Kontrol Ziegler Nichols-1
Program Studi D3 Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Laporan ini membahas tentang pembuatan termometer suhu tubuh digital dengan output suara berbasis mikrokontroler ATMega328P. Termometer ini menggunakan sensor suhu LM35DZ untuk mengukur suhu, nilai suhu ditampilkan pada LCD, dan output suaranya menggunakan modul mp3 untuk memberikan indikasi apakah suhu normal atau tidak."
Sistem Kendali Volume Air pada Air Isi Ulang dengan Ultrasonic metode PID ber...DestiNuraeni
Dokumen B200 ini berisi ringkasan tentang spesifikasi sistem kendali volume air menggunakan metode PID berbasis Arduino. Dokumen ini menjelaskan komponen-komponen perangkat keras dan lunak yang digunakan dalam sistem tersebut seperti sensor ultrasonik, Arduino, LCD, dan MOSFET serta cara kerja sistem secara umum. Tujuan pembuatan sistem ini adalah untuk mampu mengendalikan volume air sesuai dengan set point yang diinginkan.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan Metode PID Menggunakan LM35 Sebagai ...Rafly Fernanda
Dokumen B100-B600
Nama : Rafly Fernanda
NIM : 171311020
Project Mandiri Sistem Kendali Digital Sistem Kendali Suhu PID Kontrol Ziegler Nichols-1
Program Studi D3 Teknik Elektronika
Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung
Laporan ini membahas tentang pembuatan termometer suhu tubuh digital dengan output suara berbasis mikrokontroler ATMega328P. Termometer ini menggunakan sensor suhu LM35DZ untuk mengukur suhu, nilai suhu ditampilkan pada LCD, dan output suaranya menggunakan modul mp3 untuk memberikan indikasi apakah suhu normal atau tidak."
1. Rangkuman dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sensor LM35 dalam beberapa sistem kontrol seperti sistem kontrol suhu ruangan, sistem kontrol mesin, sistem monitoring suhu, dan sistem kendali sirkulasi udara.
2. Sensor LM35 digunakan untuk mendeteksi suhu dan memberikan masukan kepada mikrokontroler untuk mengontrol perangkat seperti pendingin, kipas, atau mesin secara otomatis berdasarkan suhu.
3
Sistem kendali peralatan elektronik dalam rumah secara otomatis menggunakan sensor PIR, sensor LM35, dan sensor LDR dapat mendeteksi keberadaan manusia, suhu, dan keadaan terang/gelap untuk mengatur peralatan secara otomatis berdasarkan kondisi tersebut.
Dokumen b100 b600 project mandiri sistem kendali suhu menggunakan lm35, mosfe...Hasbi Monda
Dokumen ini berisi proposal pengembangan sistem kendali suhu ruangan menggunakan sensor LM35, MOSFET, dan kontrol PID berbasis Arduino. Dokumen ini membahas latar belakang, tujuan, dan spesifikasi sistem yang akan dikembangkan.
[Digital Control - Light Intensity Control with PID] by Albert Stefanus - AlbertStefanus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut berisi proposal pembuatan alat sistem kendali PID intensitas cahaya berbasis Arduino dengan TRIAC dan sensor LDR yang akan dikembangkan sebagai projek mandiri mata kuliah sistem kendali dan instrumentasi. Dokumen tersebut memuat spesifikasi sistem dan komponen-komponen yang akan digunakan dalam pengembangan alat tersebut.
Sistem Kendali Suhu Ruangan dengan Metode PID Menggunakan LM35 dan Triac Be...RizkiMoci
Dokumen ini berisi spesifikasi sistem kendali suhu ruangan berbasis Arduino, LM35, dan TRIAC beserta komponen-komponennya. Spesifikasi mencakup deskripsi alat, perangkat keras seperti Arduino Uno, LM35, dan TRIAC, serta perangkat lunak seperti Arduino assembler dan MATLAB untuk desain kendali PID. Tujuannya adalah mengimplementasikan sistem kendali suhu ruangan untuk keperluan pembelajaran.
B300 - Sistem Kendali PID Suhu Ruangan Menggunakan LM35 Sebagai Sensor dan Dr...AnggiaRamadhanty
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal pengembangan proyek sistem kendali PID suhu ruangan menggunakan sensor LM35 dan driver TRIAC berbasis Arduino.
2. Terdiri dari perancangan sistem elektronik, perangkat lunak, mekanik, dan kendali PID serta perancangan programnya menggunakan Arduino.
3. Tujuannya untuk memudahkan pengembangan alat dan sebagai acuan bila terjadi ketidak
B100 - B600 Water Level Control dengan metode PIDIkhsan Fawakal
Dokumen ini berisi ringkasan dari proposal pengembangan alat Kendali Water Level menggunakan Metode PID. Dokumen menjelaskan latar belakang, tujuan, desain sistem, spesifikasi komponen yang akan digunakan, serta gambaran konsep kerja alat.
Sensor temperatur dengan output led berbasis arduinoLingga arum
Dokumen tersebut membahas mengenai perancangan sistem indikator suhu ruangan menggunakan Arduino, sensor LM35, dan LED. Sistem ini dapat mendeteksi suhu ruangan dan menyalaan LED berbeda berdasarkan rentang suhu yang diukur.
Dokumen tersebut membahas mengenai perancangan sistem indikator suhu ruangan menggunakan Arduino, sensor LM35, dan LED sebagai indikator. Sistem ini dapat mendeteksi suhu ruangan dan menyalaan LED berbeda berdasarkan rentang suhu yang diukur.
Sistem Pengendalian Suhu Ruangan Dengan TRIAC dan Sensor Suhu LM35 Berbasis PIDRizky Herza
Dokumen ini membahas sistem pengendalian suhu ruangan menggunakan sensor suhu LM35 dan TRIAC berbasis kontrol PID. Sistem ini didesain untuk memonitor dan mengatur suhu ruangan tertutup dengan menggunakan sensor suhu dan kipas. Kontrol PID digunakan untuk menyesuaikan kecepatan kipas berdasarkan suhu yang diukur oleh sensor. Tuning PID dilakukan untuk menentukan nilai-nilai Kp, Ti, dan Td yang optimal. Kontrol PID jenis F jug
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat "Baby Incubator Control With PID" yang menggunakan Arduino sebagai controller dan program PID untuk mengatur suhu inkubator bayi sesuai dengan set point yang diinginkan dengan bantuan sensor LM35. Dokumen ini juga menjelaskan spesifikasi sistem, komponen-komponen yang digunakan seperti Arduino, sensor, aktuator dan cara kerja sistem secara umum.
"Kendali Temperature Ruangan dengan PID Berbasis Arduino" Document B100-600Satrio Nurcahyo
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan PID Berbasis Arduino merupakan dokumen yang membahas rancangan sistem kendali suhu ruangan menggunakan metode PID dan Arduino. Dokumen ini membahas latar belakang, tujuan, dan komponen-komponen sistem seperti sensor, kontroler, aktuator, dan cara kerjanya untuk menjaga suhu ruangan tetap stabil.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasi...Reza Agust Saputra
Dokumen ini berisi spesifikasi sistem untuk alat "Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasis Arduino Uno" yang akan mengendalikan suhu ruangan sesuai dengan set point menggunakan sensor suhu dan kontroler Arduino. Spesifikasi mencakup komponen elektronik, cara kerja sistem, dan tujuan pengembangan alat.
1. Rangkuman dokumen tersebut membahas tentang penggunaan sensor LM35 dalam beberapa sistem kontrol seperti sistem kontrol suhu ruangan, sistem kontrol mesin, sistem monitoring suhu, dan sistem kendali sirkulasi udara.
2. Sensor LM35 digunakan untuk mendeteksi suhu dan memberikan masukan kepada mikrokontroler untuk mengontrol perangkat seperti pendingin, kipas, atau mesin secara otomatis berdasarkan suhu.
3
Sistem kendali peralatan elektronik dalam rumah secara otomatis menggunakan sensor PIR, sensor LM35, dan sensor LDR dapat mendeteksi keberadaan manusia, suhu, dan keadaan terang/gelap untuk mengatur peralatan secara otomatis berdasarkan kondisi tersebut.
Dokumen b100 b600 project mandiri sistem kendali suhu menggunakan lm35, mosfe...Hasbi Monda
Dokumen ini berisi proposal pengembangan sistem kendali suhu ruangan menggunakan sensor LM35, MOSFET, dan kontrol PID berbasis Arduino. Dokumen ini membahas latar belakang, tujuan, dan spesifikasi sistem yang akan dikembangkan.
[Digital Control - Light Intensity Control with PID] by Albert Stefanus - AlbertStefanus
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut berisi proposal pembuatan alat sistem kendali PID intensitas cahaya berbasis Arduino dengan TRIAC dan sensor LDR yang akan dikembangkan sebagai projek mandiri mata kuliah sistem kendali dan instrumentasi. Dokumen tersebut memuat spesifikasi sistem dan komponen-komponen yang akan digunakan dalam pengembangan alat tersebut.
Sistem Kendali Suhu Ruangan dengan Metode PID Menggunakan LM35 dan Triac Be...RizkiMoci
Dokumen ini berisi spesifikasi sistem kendali suhu ruangan berbasis Arduino, LM35, dan TRIAC beserta komponen-komponennya. Spesifikasi mencakup deskripsi alat, perangkat keras seperti Arduino Uno, LM35, dan TRIAC, serta perangkat lunak seperti Arduino assembler dan MATLAB untuk desain kendali PID. Tujuannya adalah mengimplementasikan sistem kendali suhu ruangan untuk keperluan pembelajaran.
B300 - Sistem Kendali PID Suhu Ruangan Menggunakan LM35 Sebagai Sensor dan Dr...AnggiaRamadhanty
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan proposal pengembangan proyek sistem kendali PID suhu ruangan menggunakan sensor LM35 dan driver TRIAC berbasis Arduino.
2. Terdiri dari perancangan sistem elektronik, perangkat lunak, mekanik, dan kendali PID serta perancangan programnya menggunakan Arduino.
3. Tujuannya untuk memudahkan pengembangan alat dan sebagai acuan bila terjadi ketidak
B100 - B600 Water Level Control dengan metode PIDIkhsan Fawakal
Dokumen ini berisi ringkasan dari proposal pengembangan alat Kendali Water Level menggunakan Metode PID. Dokumen menjelaskan latar belakang, tujuan, desain sistem, spesifikasi komponen yang akan digunakan, serta gambaran konsep kerja alat.
Sensor temperatur dengan output led berbasis arduinoLingga arum
Dokumen tersebut membahas mengenai perancangan sistem indikator suhu ruangan menggunakan Arduino, sensor LM35, dan LED. Sistem ini dapat mendeteksi suhu ruangan dan menyalaan LED berbeda berdasarkan rentang suhu yang diukur.
Dokumen tersebut membahas mengenai perancangan sistem indikator suhu ruangan menggunakan Arduino, sensor LM35, dan LED sebagai indikator. Sistem ini dapat mendeteksi suhu ruangan dan menyalaan LED berbeda berdasarkan rentang suhu yang diukur.
Sistem Pengendalian Suhu Ruangan Dengan TRIAC dan Sensor Suhu LM35 Berbasis PIDRizky Herza
Dokumen ini membahas sistem pengendalian suhu ruangan menggunakan sensor suhu LM35 dan TRIAC berbasis kontrol PID. Sistem ini didesain untuk memonitor dan mengatur suhu ruangan tertutup dengan menggunakan sensor suhu dan kipas. Kontrol PID digunakan untuk menyesuaikan kecepatan kipas berdasarkan suhu yang diukur oleh sensor. Tuning PID dilakukan untuk menentukan nilai-nilai Kp, Ti, dan Td yang optimal. Kontrol PID jenis F jug
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat "Baby Incubator Control With PID" yang menggunakan Arduino sebagai controller dan program PID untuk mengatur suhu inkubator bayi sesuai dengan set point yang diinginkan dengan bantuan sensor LM35. Dokumen ini juga menjelaskan spesifikasi sistem, komponen-komponen yang digunakan seperti Arduino, sensor, aktuator dan cara kerja sistem secara umum.
"Kendali Temperature Ruangan dengan PID Berbasis Arduino" Document B100-600Satrio Nurcahyo
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan PID Berbasis Arduino merupakan dokumen yang membahas rancangan sistem kendali suhu ruangan menggunakan metode PID dan Arduino. Dokumen ini membahas latar belakang, tujuan, dan komponen-komponen sistem seperti sensor, kontroler, aktuator, dan cara kerjanya untuk menjaga suhu ruangan tetap stabil.
Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasi...Reza Agust Saputra
Dokumen ini berisi spesifikasi sistem untuk alat "Sistem Kendali Temperatur Ruangan dengan TRIAC menggunakan metode PID berbasis Arduino Uno" yang akan mengendalikan suhu ruangan sesuai dengan set point menggunakan sensor suhu dan kontroler Arduino. Spesifikasi mencakup komponen elektronik, cara kerja sistem, dan tujuan pengembangan alat.
Laporan ini membahas pembuatan atap jemuran otomatis menggunakan Arduino, sensor cahaya dan hujan, serta motor servo. Sistem kontrolnya menggunakan Labview dan Linx untuk menggerakkan motor servo membuka dan menutup atap berdasarkan kondisi cahaya dan hujan. Proyek ini bertujuan untuk mempelajari kontrol otomatis dan bermanfaat untuk keperluan rumah tangga.
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat Water Heater Control dengan sistem kendali PID yang menggunakan Arduino, sensor suhu DS18B20, dan TRIAC untuk mengontrol suhu air dalam tangki. Dokumen ini menjelaskan konsep, spesifikasi sistem, komponen-komponen yang digunakan, dan cara kerja alat secara umum.
Skt4 c b400_reni setiowati_13135406_proyek mandiriReniSetiowati
1. Sistem kendali suhu ruangan menggunakan metode PID dengan sensor LM35 telah diuji untuk memastikan kinerjanya sesuai spesifikasi. 2. Pengujian meliputi sensor LM35, LCD, dan regulator power supply yang menunjukkan hasil sesuai harapan. 3. Secara keseluruhan sistem dapat berjalan dengan baik sesuai fungsi dan spesifikasi yang ditentukan.
Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, da...Saarah Nur F
Tugas Akhir mata Kuliah Sistem kendali
"Sistem kendali suhu ruangan dengan metode pid berbasis arduino uno, triac, dan lm35"
D3 Teknik Elektronika
Politeknik negeri Bandung
Sistem kendali digital pada plant kendali temperature dengan metode Ziegler Nichols dan Cohen Coon menggunakan Arduino dan Matlab untuk mendapatkan parameter PID melalui manual tuning dan menampilkan hasilnya pada LCD.
Pengendali suhu dengan PID berbasis arduino dan MOSFETMuhammad Akbar
Dokumen ini berisi proposal pengembangan alat pengendali suhu berbasis Arduino dan MOSFET untuk proyek mandiri mahasiswa D3 Teknik Elektronika Politeknik Negeri Bandung. Dokumen ini membahas konsep, desain, spesifikasi sistem, dan perancangan perangkat keras serta lunak yang akan digunakan.
Dokumen ini membahas sistem kendali posisi gorden menggunakan metode PID. Sistem ini mengendalikan motor DC untuk mengatur posisi gorden secara otomatis berdasarkan set point yang diberikan melalui potensiometer. Spesifikasi sistem mencakup deskripsi perangkat keras seperti Arduino, motor DC, dan sensor serta perangkat lunak untuk mengimplementasikan algoritma PID.
Sensor temperatur dengan output led berbasis Arduino UNOEly Rohaeti
Proyek akhir mata kuliah ini membuat alat indikator temperatur menggunakan sensor LM35, Arduino Uno, dan LED. Alat ini dapat mendeteksi suhu ruangan dan menyalaan LED berbeda berdasarkan rentang suhu yang diset.
Buku ini membahas berbagai jenis sensor dan transduser yang umum digunakan dalam sistem elektronik dan mekatronika. Beberapa jenis sensor yang dijelaskan antara lain sensor jarak, magnetik, cahaya, ultrasonik, tekanan, kecepatan, suhu, dan efek Hall. Buku ini juga membahas karakteristik sensor serta rangkaian pengolah sinyal sensor seperti penguat operasional. Di akhir buku diberikan contoh penerapan sensor dalam bidang robot
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan alat pengukur tinggi badan berbasis mikrokontroller yang dapat mengukur tinggi badan secara otomatis dan memberikan informasi hasil pengukuran melalui modul suara untuk kemudahan pengguna tuna netra."
Dokumen tersebut merangkum penelitian yang dilakukan selama 3 tahun dari 2015-2019 yang berkaitan dengan sensor suhu LM35 dan sensor lainnya. Beberapa topik penelitian meliputi sistem pengendali peralatan rumah secara otomatis menggunakan sensor, alat monitoring suhu melalui android, dan karakterisasi sensor suhu untuk mendeteksi limbah industri. Kebanyakan penelitian menggunakan sensor LM35 untuk mengukur suhu dan mengevaluasi
Similar to simulasi-pemanas-ruang-menggunakan-sensor-ping-dan-lm35 (20)
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. Perancangan Heater sebagai Pemanas
Ruangan Menggunakan Sensor Jarak Ping
Parallax dan Sensor Suhu LM 35
Laporan Tugas
Mata Kuliah Komponen Sistem Kontrol
oleh
Oka D. Saputra
L2F008146
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2011
i
2. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah Subhànahu wa Ta’ala, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
“Perancangan Heater sebagai Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Jarak
Ping Parallax dan Sensor Suhu LM 35 ”.
Dalam pembuatan dan penyusunan laporan Tugas Akhir, penyusun juga
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Atas kelancaran
selama pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini, maka penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sudjadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2. Bapak Sumardi S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Komponen Sistem Kontrol
yang mengarahkan penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini
3. Keluargaku tercinta atas segala bentuk dorongan semangat dan dukungannya.
4. Saudara Fairus yang membimbing penulis sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
5. teman-teman yang mengikuti kuliah Komponen Sistem Kontrol.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam
laporan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan dari semua pihak, sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan bagi
penyusun.
Akhir kata semoga karya ini tidak menjadi yang pertama sekaligus yang
terakhir dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Diponegoro pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Semarang, Desember 2011
Penyusun
ii
3. Abstrak
Banyak Aplikasi yang dapat kita terapkan ketika kita membahas tentang
sistem kontrol. Salah satunya pemanfaatan kemajuan teknologi sensor seperti sensor
jarak ping produksi Parallax, sensor suhu LM 35 dari National Semiconductor dan
juga actuator Heater (dalam hal ini solder) untuk pengendalian suhu ruangan yang
terlalu dingin. Tujuan dari paper ini adalah merancang dan membuat alat yang
dapat mengontrol suhu ruangan dan mendeteksi ada tidaknya pengguna didalam
ruangan tersebut. Dalam perancangan alat, ada beberapa elemen yang menjadi
parameter sebagai inputan agar heater aktif, dalam simulasi ini digunakan sebagai
jarak terdekat antara pengguna ruangan dengan heater adalah 20 cm sedangkan
untuk jarak terjauh adalah 120 cm sedangkan untuk suhu terpanas yang menjadikan
heater off adalah 33ºC.
Keywords — Sensor Ping, Sensor LM35, Heater
iii
4. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………… ………………………………. ii
ABSTRAK …………………………………………………….................... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………..………..... 1
1.2 Tujuan Tugas Akhir ……………………………………….. 1
1.3 Pembatasan Masalah …….………………………………..... 1
1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………..... 2
BAB II DASAR TEORI ……….…………………………..…………….. 3
2.1 Sensor Ping……………………..…………………………… 3
2.2 Sensor LM 35………………………………………………. 4
2.3 Mikrokontroller ATMEGA 128 .……………………………. 5
2.4 LCD ………………………………………………………. 5
2.5 LED…….. .…………………………….…………………… 6
2.6 MOC 3021………………………………………………….. 7
2.7 Triac………………………………………………………… 7
2.8 Solder………………………………………………………. 7
BAB III PERANCANGAN ALAT ……………………………..……….. 8
3.1 Perancangan Perangkat Keras …………………….……..… 8
3.2 Perancangan Perangkat Lunak ……………………………… 9
BAB IV PENJELASAN SOURCE CODE DAN PENGUJIAN ALAT ….... 11
4.1 Penjelasan Source Code….. ………………………………… 11
4.2 Pengujian Alat ………………………….…………………… 12
BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
5. DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sensor PING Ultrasonik Range Finder ...................................... 3
Gambar 2.2 Sensor PING Ultrasonik Range Finder timing diagram............. 3
Gambar 2.3 Ilustrasi Sensor Ping .................................................................. 4
Gambar 2.4 Sensor LM35 dan Konfigurasi PIN ........................................... 4
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Atmega 128...................................................... 5
Gambar 2.6 Konfigurasi pin LCD. ................................................................ 6
Gambar 2.7 Simbol LED. .............................................................................. 6
Gambar 2.8 Konfigurasi MOC 3021………………………………………..7
Gambar 2.9 Rangkaian Ekuivalen Triac. ...................................................... .7
Gambar 2.10 Solder ………………………………………………………...7
Gambar 3.1 Blok diagram hardware .............................................................. 8
Gambar 3.2 FSM sistem ................................................................................ 9
Gambar 4.1 saat state Off ............................................................................ 12
Gambar 4.2 saat state Heater On suhu 29ºC dan jarak 20 cm .................... 12
Gambar 4.3 state Heater standBy suhu 35ºC dan jarak 20,70 cm ............... 12
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan Pengukuran Sensor Ping dan Penggaris................ 13
v
6. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Akhir-akhir ini teknik kontrol telah menjadi bagian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan maka untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu perancangan sistem yang mampu
berjalan secara otomatis. Pada peper ini dilakukan perancangan control suhu ruangan
yang terlalu dingin menggunakan sensor jarak dan sensor suhu. Tujuan dari paper ini
adalah merancang dan membuat alat yang dapat mengontrol suhu ruangan dan
mendeteksi ada tidaknya pengguna didalam ruangan tersebut.
Smart Heater adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai pemanas
ruangan dan juga mendekteksi adanya pengguna dari pemanas ruangan tersebut.
Kontrol On Off adalah suatu metode yang mudah dan tepat untuk pengontrolan alat
ini dengan hanya menggunakan dua logika yaitu logika HIGH (1) dan logika
LOW(0).
1.2 Tujuan
1. Merancang Smart Heater yang dapat bekerja sesuai dengan algoritma yang
telah dirancang.
2. Mengetahui Prinsip Kerja sistem control khususnya control On-Off,
3. Memenuhi tugas Komponen Sistem Kontrol yang diajarkan di Jurusan
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Sistem Kontrol yang digunakan merupakan kontrol On-Off
2. Sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonik yang diproduksi oleh Parallax (
Sensor PING Ultrasonik Range Finder).
1
7. 2
3. Range pendeteksian antara 3 cm – 300 cm.
4. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai arsitektur mikrokontroller
5. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega128.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam perancangan tugas
akhir ini, yaitu tentang mikrokontroler atmega128, sensor ping,
sensor LM35, LCD, MOC3021, Triac BT139.
BAB III PERANCANGAN
Berisi tentang perancangan perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware) dari sistem yang digunakan pada Smart
Heater dan indikator led.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Berisi tentang pengujian dan analisa terhadap perangkat lunak dan
perangkat keras yang telah dibuat serta pengujian sistem secara
keseluruhan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
8. 3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor Ping
Sensor yang digunakan pada pembuatan tugas Komponen ini merupakan
[1]
sebuah sensor ultrasonik buatan Parallax ( Sensor PING Ultrasonik Range Finder).
Rangkaian lengkap sensor ditunjukkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Sensor PING Ultrasonik Range Finder.
Sensor PING ini secara khusus didesain untuk dapat mengukur jarak sebuah benda
padat (solid).Range jarak yang mampu diukur oleh sensor PING adalah 3 cm sampai
dengan 300 cm. Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonik (>20kHz) selama waktu pemancaran kemudian mendeteksi
pantulannya.
Gambar 2.2 Sensor PING Ultrasonik Range Finder timing diagram.
3
9. 4
Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan pulsa trigger dari
mikrokontroler sebagai pengendali.Gambar 2 menunjukkan timing diagram dari
Sensor PING. Lebar pulsa high (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh
gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3, maka jarak yang diukur dapat dirumuskan sebagai berikut :
t IN sx344m / s
meter
Jarak= 2
Gambar 2.3 Ilustrasi cara kerja sensor PING
2.2 Sensor LM 35
Salah satu sensor suhu adalah sensor LM35 [2]. Berikut gambar sensor LM35.
Gambar 2.4 Sensor LM35 dan Konfigurasi PIN
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu
LM35 yang dipakai dalam paper ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. Secara prinsip sensor akan melakukan
penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan perubahan
tegangan sebesar 10 mV.
10. 5
2.3 Mikrokontroller ATMEGA 128
Berikut ini konfigurasi Pin pada Atmega 128.
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Atmega 128
Mikrokontroler ATMEGA128 termasuk dalam mikrokontroler keluarga AVR.
Dengan fitur-fitur eksternal clock sampai 16 MHz, 53 Pin/Port yang bias digunakan
sebagai I/O dan beberapa fungsi khusus seperti pada port F dilengkapi dengan ACD,
timer 8 dan 16 bit dan lain sebagainya.
2.4 LCD
Modul LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu alat yang digunakan
sebagai tampilan. Pada dasarnya sistem pengaturan LCD memiliki standar yang sama
walaupun sangat banyak macamnya baik ditinjau dariperusahaan pembuat maupun
dari ukurannya.
LCD yang digunakan merupakan modul dot-matrix tampilan kristal cair
(LCD) dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul LCD ini
telah dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan
11. 6
LCD, berfungsi sebagai pengatur (system controller) dan penghasil karakter
(character generator).
Konfigurasi pin dari LCD ditunjukkan pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Konfigurasi pin LCD
Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.
• Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor.
• Terdapat 192 macam karakter.
• Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maksimal 80 karakter).
• Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.
• Dibangun dengan osilator lokal.
• Satu sumber tegangan 5 volt.
• Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.
• Bekerja pada suhu 0 0C sampai 55 0C.
2.5 LED
LED (Light Emitting Diode) atau dioda pancaran cahaya adalah suatu bahan
padat sejenis dioda yang mengkonversi arus listrik menjadi cahaya. Dalam
penggunannya digunakan sebagai penanda berupa nyala lampu pijar. Strukturnya
juga sama dengan dioda, elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan
energi berupa energi panas dan energi cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic, dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Gambar 2.7 Simbol LED
12. 7
2.6 MOC 3021
Fungsi dari MOC ini adalah sebagai isolator agar bagian DC yang ada pada
kontrol mikrokontroller tidak langsung terhubung dengan bagian AC yang ada pada
triac. Berikut gambar konfigurasi MOC 3021
Gambar 2.8 Konfigurasi MOC 3021
2.7 TRIAC
Untuk pengontrolan pada tegangan AC, umumnya digunakan bidirectional
triode thyristor atau dikenal dengan triac. Triac dapat bersifat konduktif dalam dua
arah. Dalam hal ini dapat dianggap sebagai dua buah tryristor tersambung secara
antiparallel dengan koneksi gerbang seperti gambar berikut[3].
Gambar 2.9 Rangkaian Ekuivalen Triac
2.8 Solder
Pada perancangan ini untuk mengambarkan sebuah element pemanas
menggunakan solder. Dalam perancangan sistem panas dari solder inilah yang akan
di kontrol.
Gambar 2.10 Solder
13. 8
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras dari sistem yang akan dibangun meliputi sistem minimum
mikrokontroler ATMEGA 128, Push Button, LCD, Power Supply AC dan DC,
Indikator LED, Sensor LM 35, Sensor jarak Ping, Triac BT 139, MOC 3021 dan
Heater. Berikut blok digram dari koneksi komponen tersebut
Gambar 3.1 Blok diagram hardware
Tiap-tiap bagian dari diagram blok sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Atmega 128 berfungsi sebagai otak dari alat.
2. Sensor Ping berfungsi sebagai masukan data untuk mengetahui adanya
pengguna atau tidak.
3. Sensor LM35 berfungsi untuk mengukur nilai suhu dari heater.
4. Regulator
a. 220 volt AC berfungsi sebagai tegangan masukkan heater
b. 5 volt DC volt berfungsi sebagai supply mikro dan sensor-sensor
5. LCD berfunsi sebagai tampilan untuk state sistem
8
14. 9
6. Push Button berfungsi sebagai inputan untuk menyala dan mematikan sistem
7. MOC 3021 berfungsi sebagai isolator untuk mengamankan antara arus AC
dan DC.
8. LED berfungsi sebagai indicator nyala heater.
9. Triac berfungsi sebagai pengontrol nyala dan matinya heater.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak
menggunakan bahasa C untuk proses pengontrolan melalui AVR ATmega 128
dengan bantuan software CVAVR. Dalam perancangan Software menggunakan
metode Finite State Machine, metode ini dipilih karena lebih mudah dalam
implementasi ke source code. Berikut FSM sistem yang dirancang.
Gambar 3.2 FSM sistem
Berikut cara kerja dari sistem Heater pemanas ruangan
1. Heater dinyalakan menggunakan tombol.
2. Apabila penggunakan yang menyalakan sistem terdeksi berada didalam ruangan
(asumsi jarak terdekat 20cm dan jarak terjauh 120 cm dari heater) maka sistem
pemanas dan lampu LED indicator akan menyala.
15. 10
3. Apabila pengguna berada pada jarak kurang dari 20 cm maka heater akan mati
dan sistem akan menyala secara otomatis apabila pengguna terdeteksi berada
pada jarak lebih dari 20 cm.
4. Apabila pengguna berada pada jarak lebih dari 120 cm dan selama 3 detik tidak
kembali kedalam jarak tersebut maka sistem akan mati secara otomatis
5. Apabila suhu ruangan lebih dari 33ºC maka sistem akan mati secara otomatis.
6. Sistem juga dapat dimatikan secara otomatis menggunakan tombol yang
disediakan.
16. 11
BAB IV
PENJELASAN SOURCE CODE
DAN PENGUJIAN ALAT
4.1 Penjelasan Source Code
Berikut beberapa source code yang digunakan dalam perancangan sistem
yaitu:
Blok Fungsi Akses Ping
DirSig=1; //Set sebagai output
SigOut=1; //Pengiriman sinyal dimulai
delay_us(5);
SigOut=0; //Pengiriman sinyal selesai
DirSig=0; //Set as input
SigOut=1; //Pullup activated
TCNT1=0; // mereset timer
while (SigIn==0)
{}
TCCR1B=0x02; //mengeset timer dgan frekuensi 2 MHZ
while (SigIn==1)
{}
TCCR1B=0x00; // mematikan timer
distance=(TCNT1*0.0086106);
// t=n/f // n=jumlah gel // f=frekuensi
// s=v*t // v=344.434m/s // v=34443.4cm/s
// 2s=v*t >> karena waktu tempuh 2 kali
// 2s=34443.4* n /2000.000 >>>> 4MHZ
// s= n * 0.0086106
Blok Fungsi Suhu
tegangan=read_adc(0);
11
17. 12
tegangan=tegangan*4.89; //tegangan sensor dalam //millivolt
5000mV/1023=4.89mV
suhu=tegangan/10; // mengubah nilai tegangan kedalam //suhu dengan membagai
bilangan 10 yang merupakan //konstanta kelipatan kenaikan suhu pada LM 35
4.2 Pengujian Alat
Pengujian Sistem terlihat pada gambar berikut ini
Pada saat sistem berada pada state Heater off
Gambar 4.1 saat state Off
Pada saat sistem berada pada state Heater On
Gambar 4.2 saat state Heater On suhu 29ºC dan jarak 20 cm
Pada saat sistem berada pada state heater standBy
Gambar 4.3 state Heater standBy suhu 35ºC dan jarak 20,70 cm
18. 13
Perbandingan pengukuran jarak antara hasil ukur dengan alat ukur penggaris. Pada
pengujian ini dilakukan dengan cara menggunakan buku (30x21) cm2 yang
diletakkan diatas penggaris kemudian dilihat hasil pengukuran pada LCD dan letak
buku pada penggaris. Dari cara tersebut diperoleh data di tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Perbandingan Pengukuran Sensor Ping dan Penggaris
Pengukaran Hasil
Error
No Penggaris Pengukuran
(cm)
(cm) PING (cm)
1 3.00 3.08 0.08
2 5.00 5.65 0.65
3 8.00 8.07 0.07
4 10.00 10.22 0.22
5 12.00 12.37 0.37
6 15.00 15.15 0.15
7 17.00 16.85 -0.15
8 20.00 19.93 -0.07
9 25.00 24.97 -0.03
10 30.00 30.07 0.07
Rata-Rata Error 0.14
Dari tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa rata-rata error yang dihasilkan dari pengukuran
adalah sebesar 0.14 cm.
19. 14
Bab V
Kesimpulan
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sistem yang dihasilkan sesuai dengan
rancangan yaitu sistem hasil pengujian menunjukkan performa yang sesuai dengan
yang telah dirancang yaitu Perancangan Heater sebagai pemanas ruangan
menggunakan sensor Ping sebagai pendekteksi adanya pengguna (rentang kerja 100
cm dari 20 cm sampai 120 cm) dan sensor suhu LM 35 digunakan sebagai input agar
suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas yaitu dibawah 33ºC. Kemudian hasil
pengkuran menggunakan sensor ping memperlihatkan keluaran yang cukup baik
dengan rata-rata error yaitu 0.14 cm. Dengan adanya pembuktian bahwa jarak yang
dihasilkan oleh sensor ping hampir mendekati sebenarnya maka sensor ini cocok
untuk diaplikasi dalam perancangan sistem pemanas ruangan dalam hal ini
mendeteksi adanya keberadaan pengguna.
14
20. Daftar Pustaka
[1] --- Sensor Ping Data Sheet ,
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=ping%20parallax&source=web&cd=2&ved=0CCcQ
FjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.parallax.com%2Fdl%2Fdocs%2Fprod%2Facc%2F28015-
PING-
v1.3.pdf&ei=BYDwTr7MGc7prQeR0LjiDw&usg=AFQjCNHh0CMP8LzfryTUSMxqhpYrvluv8
g Desember 2011
[2] --- Sensor LM 35 Data Sheet, www.national.com/ds/LM/LM35.pdf
Desember 2011
[3] Syahadi, M., Aplikasi Kontrol Proporsional Integral Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535
untuk Pengaturan Suhu pada Alat Pengering Kertas , Skripsi S-1, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2008.
21. BIODATA PENULIS
Oka Danil Saputra, dilahirkan di Jambi, 17 Juli 1990, saat ini menempuh studi
strara 1 di Teknik Elektro Undip konsenterasi Kontrol.
23. #define Off 0
//Alokasi Port PING//
#define SigOut PORTB.1
#define SigIn PINB.1
#define DirSig DDRB.1
/////////////////////
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
void baca_ping();
void baca_suhu();
unsigned char suhu,state;
unsigned int tegangan;
char Baris1[16],Baris2[16];
float distance;
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=Out
44. Perancangan Heater sebagai Pemanas
Ruangan Menggunakan Sensor Jarak Ping
Parallax dan Sensor Suhu LM 35
Laporan Tugas
Mata Kuliah Komponen Sistem Kontrol
oleh
Oka D. Saputra
L2F008146
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2011
i
45. KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji hanya bagi Allah Subhànahu wa Ta’ala, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
“Perancangan Heater sebagai Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Jarak
Ping Parallax dan Sensor Suhu LM 35 ”.
Dalam pembuatan dan penyusunan laporan Tugas Akhir, penyusun juga
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Atas kelancaran
selama pelaksanaan Tugas Akhir dan penyusunan laporan ini, maka penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Sudjadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
2. Bapak Sumardi S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Komponen Sistem Kontrol
yang mengarahkan penulis dalam pembuatan Tugas Akhir ini
3. Keluargaku tercinta atas segala bentuk dorongan semangat dan dukungannya.
4. Saudara Fairus yang membimbing penulis sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
5. teman-teman yang mengikuti kuliah Komponen Sistem Kontrol.
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam
laporan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun
harapkan dari semua pihak, sebagai pengalaman dan tambahan pengetahuan bagi
penyusun.
Akhir kata semoga karya ini tidak menjadi yang pertama sekaligus yang
terakhir dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik Elektro
Universitas Diponegoro pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Semarang, Desember 2011
Penyusun
ii
46. Abstrak
Banyak Aplikasi yang dapat kita terapkan ketika kita membahas tentang
sistem kontrol. Salah satunya pemanfaatan kemajuan teknologi sensor seperti sensor
jarak ping produksi Parallax, sensor suhu LM 35 dari National Semiconductor dan
juga actuator Heater (dalam hal ini solder) untuk pengendalian suhu ruangan yang
terlalu dingin. Tujuan dari paper ini adalah merancang dan membuat alat yang
dapat mengontrol suhu ruangan dan mendeteksi ada tidaknya pengguna didalam
ruangan tersebut. Dalam perancangan alat, ada beberapa elemen yang menjadi
parameter sebagai inputan agar heater aktif, dalam simulasi ini digunakan sebagai
jarak terdekat antara pengguna ruangan dengan heater adalah 20 cm sedangkan
untuk jarak terjauh adalah 120 cm sedangkan untuk suhu terpanas yang menjadikan
heater off adalah 33ºC.
Keywords — Sensor Ping, Sensor LM35, Heater
iii
47. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………… ………………………………. ii
ABSTRAK …………………………………………………….................... iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………..………..... 1
1.2 Tujuan Tugas Akhir ……………………………………….. 1
1.3 Pembatasan Masalah …….………………………………..... 1
1.4 Sistematika Penulisan ……………………………………..... 2
BAB II DASAR TEORI ……….…………………………..…………….. 3
2.1 Sensor Ping……………………..…………………………… 3
2.2 Sensor LM 35………………………………………………. 4
2.3 Mikrokontroller ATMEGA 128 .……………………………. 5
2.4 LCD ………………………………………………………. 5
2.5 LED…….. .…………………………….…………………… 6
2.6 MOC 3021………………………………………………….. 7
2.7 Triac………………………………………………………… 7
2.8 Solder………………………………………………………. 7
BAB III PERANCANGAN ALAT ……………………………..……….. 8
3.1 Perancangan Perangkat Keras …………………….……..… 8
3.2 Perancangan Perangkat Lunak ……………………………… 9
BAB IV PENJELASAN SOURCE CODE DAN PENGUJIAN ALAT ….... 11
4.1 Penjelasan Source Code….. ………………………………… 11
4.2 Pengujian Alat ………………………….…………………… 12
BAB V PENUTUP …………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA
iv
48. DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sensor PING Ultrasonik Range Finder ...................................... 3
Gambar 2.2 Sensor PING Ultrasonik Range Finder timing diagram............. 3
Gambar 2.3 Ilustrasi Sensor Ping .................................................................. 4
Gambar 2.4 Sensor LM35 dan Konfigurasi PIN ........................................... 4
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Atmega 128...................................................... 5
Gambar 2.6 Konfigurasi pin LCD. ................................................................ 6
Gambar 2.7 Simbol LED. .............................................................................. 6
Gambar 2.8 Konfigurasi MOC 3021………………………………………..7
Gambar 2.9 Rangkaian Ekuivalen Triac. ...................................................... .7
Gambar 2.10 Solder ………………………………………………………...7
Gambar 3.1 Blok diagram hardware .............................................................. 8
Gambar 3.2 FSM sistem ................................................................................ 9
Gambar 4.1 saat state Off ............................................................................ 12
Gambar 4.2 saat state Heater On suhu 29ºC dan jarak 20 cm .................... 12
Gambar 4.3 state Heater standBy suhu 35ºC dan jarak 20,70 cm ............... 12
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perbandingan Pengukuran Sensor Ping dan Penggaris................ 13
v
49. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Akhir-akhir ini teknik kontrol telah menjadi bagian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan maka untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dibutuhkan suatu perancangan sistem yang mampu
berjalan secara otomatis. Pada peper ini dilakukan perancangan control suhu ruangan
yang terlalu dingin menggunakan sensor jarak dan sensor suhu. Tujuan dari paper ini
adalah merancang dan membuat alat yang dapat mengontrol suhu ruangan dan
mendeteksi ada tidaknya pengguna didalam ruangan tersebut.
Smart Heater adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai pemanas
ruangan dan juga mendekteksi adanya pengguna dari pemanas ruangan tersebut.
Kontrol On Off adalah suatu metode yang mudah dan tepat untuk pengontrolan alat
ini dengan hanya menggunakan dua logika yaitu logika HIGH (1) dan logika
LOW(0).
1.2 Tujuan
1. Merancang Smart Heater yang dapat bekerja sesuai dengan algoritma yang
telah dirancang.
2. Mengetahui Prinsip Kerja sistem control khususnya control On-Off,
3. Memenuhi tugas Komponen Sistem Kontrol yang diajarkan di Jurusan
Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan sebagai
berikut :
1. Sistem Kontrol yang digunakan merupakan kontrol On-Off
2. Sensor yang digunakan adalah sensor ultrasonik yang diproduksi oleh Parallax (
Sensor PING Ultrasonik Range Finder).
1
50. 2
3. Range pendeteksian antara 3 cm – 300 cm.
4. Tugas akhir ini tidak membahas mengenai arsitektur mikrokontroller
5. Mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega128.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, batasan
masalah dan sistematika penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi tentang teori-teori yang mendukung dalam perancangan tugas
akhir ini, yaitu tentang mikrokontroler atmega128, sensor ping,
sensor LM35, LCD, MOC3021, Triac BT139.
BAB III PERANCANGAN
Berisi tentang perancangan perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware) dari sistem yang digunakan pada Smart
Heater dan indikator led.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Berisi tentang pengujian dan analisa terhadap perangkat lunak dan
perangkat keras yang telah dibuat serta pengujian sistem secara
keseluruhan.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.
51. 3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sensor Ping
Sensor yang digunakan pada pembuatan tugas Komponen ini merupakan
[1]
sebuah sensor ultrasonik buatan Parallax ( Sensor PING Ultrasonik Range Finder).
Rangkaian lengkap sensor ditunjukkan pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Sensor PING Ultrasonik Range Finder.
Sensor PING ini secara khusus didesain untuk dapat mengukur jarak sebuah benda
padat (solid).Range jarak yang mampu diukur oleh sensor PING adalah 3 cm sampai
dengan 300 cm. Sensor PING mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan
gelombang ultrasonik (>20kHz) selama waktu pemancaran kemudian mendeteksi
pantulannya.
Gambar 2.2 Sensor PING Ultrasonik Range Finder timing diagram.
3
52. 4
Sensor PING memancarkan gelombang ultrasonik sesuai dengan pulsa trigger dari
mikrokontroler sebagai pengendali.Gambar 2 menunjukkan timing diagram dari
Sensor PING. Lebar pulsa high (tIN) akan sesuai dengan lama waktu tempuh
gelombang ultrasonik untuk 2x jarak ukur dengan objek seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3, maka jarak yang diukur dapat dirumuskan sebagai berikut :
t IN sx344m / s
meter
Jarak= 2
Gambar 2.3 Ilustrasi cara kerja sensor PING
2.2 Sensor LM 35
Salah satu sensor suhu adalah sensor LM35 [2]. Berikut gambar sensor LM35.
Gambar 2.4 Sensor LM35 dan Konfigurasi PIN
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu
LM35 yang dipakai dalam paper ini berupa komponen elektronika elektronika yang
diproduksi oleh National Semiconductor. Secara prinsip sensor akan melakukan
penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan perubahan
tegangan sebesar 10 mV.
53. 5
2.3 Mikrokontroller ATMEGA 128
Berikut ini konfigurasi Pin pada Atmega 128.
Gambar 2.5 Konfigurasi Pin Atmega 128
Mikrokontroler ATMEGA128 termasuk dalam mikrokontroler keluarga AVR.
Dengan fitur-fitur eksternal clock sampai 16 MHz, 53 Pin/Port yang bias digunakan
sebagai I/O dan beberapa fungsi khusus seperti pada port F dilengkapi dengan ACD,
timer 8 dan 16 bit dan lain sebagainya.
2.4 LCD
Modul LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu alat yang digunakan
sebagai tampilan. Pada dasarnya sistem pengaturan LCD memiliki standar yang sama
walaupun sangat banyak macamnya baik ditinjau dariperusahaan pembuat maupun
dari ukurannya.
LCD yang digunakan merupakan modul dot-matrix tampilan kristal cair
(LCD) dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya rendah. Modul LCD ini
telah dilengkapi dengan mikrokontroler yang didesain khusus untuk mengendalikan
54. 6
LCD, berfungsi sebagai pengatur (system controller) dan penghasil karakter
(character generator).
Konfigurasi pin dari LCD ditunjukkan pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Konfigurasi pin LCD
Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.
• Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor.
• Terdapat 192 macam karakter.
• Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maksimal 80 karakter).
• Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.
• Dibangun dengan osilator lokal.
• Satu sumber tegangan 5 volt.
• Otomatis reset saat tegangan dihidupkan.
• Bekerja pada suhu 0 0C sampai 55 0C.
2.5 LED
LED (Light Emitting Diode) atau dioda pancaran cahaya adalah suatu bahan
padat sejenis dioda yang mengkonversi arus listrik menjadi cahaya. Dalam
penggunannya digunakan sebagai penanda berupa nyala lampu pijar. Strukturnya
juga sama dengan dioda, elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan
energi berupa energi panas dan energi cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic, dan phosporus. Jenis
doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Gambar 2.7 Simbol LED
55. 7
2.6 MOC 3021
Fungsi dari MOC ini adalah sebagai isolator agar bagian DC yang ada pada
kontrol mikrokontroller tidak langsung terhubung dengan bagian AC yang ada pada
triac. Berikut gambar konfigurasi MOC 3021
Gambar 2.8 Konfigurasi MOC 3021
2.7 TRIAC
Untuk pengontrolan pada tegangan AC, umumnya digunakan bidirectional
triode thyristor atau dikenal dengan triac. Triac dapat bersifat konduktif dalam dua
arah. Dalam hal ini dapat dianggap sebagai dua buah tryristor tersambung secara
antiparallel dengan koneksi gerbang seperti gambar berikut[3].
Gambar 2.9 Rangkaian Ekuivalen Triac
2.8 Solder
Pada perancangan ini untuk mengambarkan sebuah element pemanas
menggunakan solder. Dalam perancangan sistem panas dari solder inilah yang akan
di kontrol.
Gambar 2.10 Solder
56. 8
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Perangkat keras dari sistem yang akan dibangun meliputi sistem minimum
mikrokontroler ATMEGA 128, Push Button, LCD, Power Supply AC dan DC,
Indikator LED, Sensor LM 35, Sensor jarak Ping, Triac BT 139, MOC 3021 dan
Heater. Berikut blok digram dari koneksi komponen tersebut
Gambar 3.1 Blok diagram hardware
Tiap-tiap bagian dari diagram blok sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Atmega 128 berfungsi sebagai otak dari alat.
2. Sensor Ping berfungsi sebagai masukan data untuk mengetahui adanya
pengguna atau tidak.
3. Sensor LM35 berfungsi untuk mengukur nilai suhu dari heater.
4. Regulator
a. 220 volt AC berfungsi sebagai tegangan masukkan heater
b. 5 volt DC volt berfungsi sebagai supply mikro dan sensor-sensor
5. LCD berfunsi sebagai tampilan untuk state sistem
8
57. 9
6. Push Button berfungsi sebagai inputan untuk menyala dan mematikan sistem
7. MOC 3021 berfungsi sebagai isolator untuk mengamankan antara arus AC
dan DC.
8. LED berfungsi sebagai indicator nyala heater.
9. Triac berfungsi sebagai pengontrol nyala dan matinya heater.
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan perangkat lunak
menggunakan bahasa C untuk proses pengontrolan melalui AVR ATmega 128
dengan bantuan software CVAVR. Dalam perancangan Software menggunakan
metode Finite State Machine, metode ini dipilih karena lebih mudah dalam
implementasi ke source code. Berikut FSM sistem yang dirancang.
Gambar 3.2 FSM sistem
Berikut cara kerja dari sistem Heater pemanas ruangan
1. Heater dinyalakan menggunakan tombol.
2. Apabila penggunakan yang menyalakan sistem terdeksi berada didalam ruangan
(asumsi jarak terdekat 20cm dan jarak terjauh 120 cm dari heater) maka sistem
pemanas dan lampu LED indicator akan menyala.
58. 10
3. Apabila pengguna berada pada jarak kurang dari 20 cm maka heater akan mati
dan sistem akan menyala secara otomatis apabila pengguna terdeteksi berada
pada jarak lebih dari 20 cm.
4. Apabila pengguna berada pada jarak lebih dari 120 cm dan selama 3 detik tidak
kembali kedalam jarak tersebut maka sistem akan mati secara otomatis
5. Apabila suhu ruangan lebih dari 33ºC maka sistem akan mati secara otomatis.
6. Sistem juga dapat dimatikan secara otomatis menggunakan tombol yang
disediakan.
59. 11
BAB IV
PENJELASAN SOURCE CODE
DAN PENGUJIAN ALAT
4.1 Penjelasan Source Code
Berikut beberapa source code yang digunakan dalam perancangan sistem
yaitu:
Blok Fungsi Akses Ping
DirSig=1; //Set sebagai output
SigOut=1; //Pengiriman sinyal dimulai
delay_us(5);
SigOut=0; //Pengiriman sinyal selesai
DirSig=0; //Set as input
SigOut=1; //Pullup activated
TCNT1=0; // mereset timer
while (SigIn==0)
{}
TCCR1B=0x02; //mengeset timer dgan frekuensi 2 MHZ
while (SigIn==1)
{}
TCCR1B=0x00; // mematikan timer
distance=(TCNT1*0.0086106);
// t=n/f // n=jumlah gel // f=frekuensi
// s=v*t // v=344.434m/s // v=34443.4cm/s
// 2s=v*t >> karena waktu tempuh 2 kali
// 2s=34443.4* n /2000.000 >>>> 4MHZ
// s= n * 0.0086106
Blok Fungsi Suhu
tegangan=read_adc(0);
11
60. 12
tegangan=tegangan*4.89; //tegangan sensor dalam //millivolt
5000mV/1023=4.89mV
suhu=tegangan/10; // mengubah nilai tegangan kedalam //suhu dengan membagai
bilangan 10 yang merupakan //konstanta kelipatan kenaikan suhu pada LM 35
4.2 Pengujian Alat
Pengujian Sistem terlihat pada gambar berikut ini
Pada saat sistem berada pada state Heater off
Gambar 4.1 saat state Off
Pada saat sistem berada pada state Heater On
Gambar 4.2 saat state Heater On suhu 29ºC dan jarak 20 cm
Pada saat sistem berada pada state heater standBy
Gambar 4.3 state Heater standBy suhu 35ºC dan jarak 20,70 cm
61. 13
Perbandingan pengukuran jarak antara hasil ukur dengan alat ukur penggaris. Pada
pengujian ini dilakukan dengan cara menggunakan buku (30x21) cm2 yang
diletakkan diatas penggaris kemudian dilihat hasil pengukuran pada LCD dan letak
buku pada penggaris. Dari cara tersebut diperoleh data di tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Perbandingan Pengukuran Sensor Ping dan Penggaris
Pengukaran Hasil
Error
No Penggaris Pengukuran
(cm)
(cm) PING (cm)
1 3.00 3.08 0.08
2 5.00 5.65 0.65
3 8.00 8.07 0.07
4 10.00 10.22 0.22
5 12.00 12.37 0.37
6 15.00 15.15 0.15
7 17.00 16.85 -0.15
8 20.00 19.93 -0.07
9 25.00 24.97 -0.03
10 30.00 30.07 0.07
Rata-Rata Error 0.14
Dari tabel 4.1 tersebut terlihat bahwa rata-rata error yang dihasilkan dari pengukuran
adalah sebesar 0.14 cm.
62. 14
Bab V
Kesimpulan
Dari hasil pengujian diperoleh bahwa sistem yang dihasilkan sesuai dengan
rancangan yaitu sistem hasil pengujian menunjukkan performa yang sesuai dengan
yang telah dirancang yaitu Perancangan Heater sebagai pemanas ruangan
menggunakan sensor Ping sebagai pendekteksi adanya pengguna (rentang kerja 100
cm dari 20 cm sampai 120 cm) dan sensor suhu LM 35 digunakan sebagai input agar
suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas yaitu dibawah 33ºC. Kemudian hasil
pengkuran menggunakan sensor ping memperlihatkan keluaran yang cukup baik
dengan rata-rata error yaitu 0.14 cm. Dengan adanya pembuktian bahwa jarak yang
dihasilkan oleh sensor ping hampir mendekati sebenarnya maka sensor ini cocok
untuk diaplikasi dalam perancangan sistem pemanas ruangan dalam hal ini
mendeteksi adanya keberadaan pengguna.
14
63. Daftar Pustaka
[1] --- Sensor Ping Data Sheet ,
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=ping%20parallax&source=web&cd=2&ved=0CCcQ
FjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.parallax.com%2Fdl%2Fdocs%2Fprod%2Facc%2F28015-
PING-
v1.3.pdf&ei=BYDwTr7MGc7prQeR0LjiDw&usg=AFQjCNHh0CMP8LzfryTUSMxqhpYrvluv8
g Desember 2011
[2] --- Sensor LM 35 Data Sheet, www.national.com/ds/LM/LM35.pdf
Desember 2011
[3] Syahadi, M., Aplikasi Kontrol Proporsional Integral Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535
untuk Pengaturan Suhu pada Alat Pengering Kertas , Skripsi S-1, Universitas Diponegoro,
Semarang, 2008.
64. BIODATA PENULIS
Oka Danil Saputra, dilahirkan di Jambi, 17 Juli 1990, saat ini menempuh studi
strara 1 di Teknik Elektro Undip konsenterasi Kontrol.
66. #define Off 0
//Alokasi Port PING//
#define SigOut PORTB.1
#define SigIn PINB.1
#define DirSig DDRB.1
/////////////////////
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
void baca_ping();
void baca_suhu();
unsigned char suhu,state;
unsigned int tegangan;
char Baris1[16],Baris2[16];
float distance;
// Declare your global variables here
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In
Func0=Out