Makalah ini membahas tentang sifat-sifat gelombang dan optik, termasuk prinsip
superposisi, pelayangan gelombang, dispersi, pemantulan dan transmisi pada tali,
resonansi, pemantulan dan pembiasan pada gelombang air, efek Doppler, serta daya
dan intensitas pada gerak gelombang.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
sifat umum gelombang
1. MAKALAH GELOMBANG DAN OPTIK
SIFAT UMUM GELOMBANG
DISUSUN O L E H :
KELOMPOK 2
NAMA
: 1. AHSAN WAHYUDIN (20600111003)
2. ANAS IRWAN (20600111008)
3. ANDI IKHFAN IKHTIAR (20600111009)
4. FARDIANA JAMHAL (20600111025)
5. HASLINA HAMKA (20600111030)
KELAS
: FISIKA 1,2
SEMESTER : IV (EMPAT)
DOSEN
: DRA. HJ. NURSYAMSIAH, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
2013
2. KATA PENGANTAR
Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam
semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik berjuta rasa syukur
kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga
kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah
Gelombang dan Optik ini dengan judul “SIFAT UMUM GELOMBANG” yang
merupakan tugas kami dalam mata kuliah Gelombang dan Optik di semester empat
ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW,
yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban
menuju ke puncak peradaban seperti sekarang ini.
Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas
dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak
langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah
ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya itu, secara
mendalam kami ucapkan banyak terimah kasih atas bantuan dan motivasi yang
diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya
kepada AlLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini dapat
menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua, Aamiin.
Samata, 2 April 2013
Penyusun
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip Superposisi..................................................................................
B.
Pelayangan Gelombang ..........................................................................
C.
Dispersi...........................................................………….........................
D. Pemantulan dan Transmisi pada Tali.......................................................
E.
Resonansi................................................................................................
F.
Pemantulan dan Pembiasan pada Gelombang Air..................................
G.
Efek Doppler...........................................................................................
H.
Daya dan Intensitas pada Gerak Gelombang.........................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tanpa disertai
perambatan partikel – pertikel mediumnya. gelombang terdiri dari brbagai jenis
contohnya : Berdasarkan arah rambat gelombang terhadap arah getarnya :
Gelombang transversal dimana arah rambatnya tegak lurus dengan arah
rambatnya, contoh : gelombang pada tali yang digetarkan naik – turun.
Gelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarnya, contoh :
gelombang bunyi. Berdasarkan perlu tidaknya medium dalam perambatannya :
Gelombang mekanik memerlukan medium dalam perambatannya, contoh :
gelombang pada slinki, gelombang pada air, dan gelombang bunyi. Gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan medium dalam perambatannya Contoh :
gelombang cahaya, gelombang radio, dan sinar X. Berdasarkan perubahan
amplitudo : Gelombang berjalan amplitudonya tetap dan Gelombang stasioner
yang amplitudonya berubah
Ada beberapa kasus yang menyatakan antara getaran dan selombang
adalah sama padahal keduanya jelas berbeda. Kemiripan antara getaran dan
gelombang adalah keduanya sama – sama memiliki besaran periode, frekuensi,
dan amplitudo sedangkan perbedaanya adalah gelombang memiliki besaran
panjang sedangkan getaran tidak.
Pada kasus yang lain misalnya terdapat gelombang berjalan dan
stasioner. Jika salah satu tali kita ikatkan pada beban yang tergantung pada
pegas vertical,dan pegas kita getarkan naik turun, maka getaran pegas akan
merambat pada tali. Jika diamati secara seksama maka amplitudo (simpangan
maksimum) dari gelombang yang merambata pada tali selalu tetap. Gelombang
seperti ini disebut gelombang berjalan. Ada juga gelombang yang amplitudonya
selalu berubah (dalam kisaran nol sampai nilai maksimum tertentu). Gelombang
5. seperti Pada saat suatu getaran merambat pada tali dan membentuk gelombang
berjalan sinus.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka kami menyusun
makalah gelombang dan optik ini dengan tujuan agar memahami prinsip dari
superposisi, mengetahui pelayangan gelombang, memahami sifat dispersi pada
gelombang, pemantulan dan transmisi pada tali, peristiwa resonansi,
pemantulan dan pembiasan pada gelombang air, efek doppler, serta daya dan
intensitas pada gerak gelombang.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana prinsip resonansi ?
2. Apa itu pelayangan gelombang ?
3. Apa yang dimaksud dengan dispersi ?
4. Bagaimana pemantulan dan transmisi pada tali ?
5. Apa itu resonansi ?
6. Bagaimana pemantulan dan pembiasan pada gelombang air ?
7. Apa itu Efek Doppler ?
8. Bagaimana daya dan intensitas pada gerak gelombang ?
C. Tujuan Penyusunan Makalah
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami prinsip resonansi.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pelayangan gelombang.
3. Untuk memahami sifat dispersi pada gelombang.
4. Untuk mengetahui pemantulan dan transmisi pada tali.
5. Untuk memahami terjadinya peristiwa resonansi.
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan pemantulan dan pembiasan yang
terjadi pada gelombang air.
7. Untuk memahami terjadinya Efek Doppler.
6. 8. Untuk memahami dan menjelaskan daya dan intensitas yang terjadi pada
gerak gelombang.
7. BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip Superposisi
Sering terjadi bahwa dua atau lebih gelombang melintas secara serempak
melalui daerah yang sama. Ketika kita mendengarkan suatu konser, misalnya bunyibunyi dari berbagai instrumen jatuh secara serempak pada gendang telinga
kita.elektron-elektron di dalam antena pesawat radio dan pesawat TV kita dibuat
bergerak oleh rangkaian utuh sinyal-sinyal dari berbagai pusat penyiaran. Air suatu
danau atau pelabuhan mungkin teraduk oleh air baling-baling berbagai kapal.
Andaikan bahwa dua buah gelombang merambat secara serempak di
sepanjang tali regang yang sama. Misalkan y1 (x, t) dan y2 (x, t) adalah perpindahanperpindahan yang akan dialami tali jika setiap gelombang beraksi sendiri-sendiri. Maka
perpindahan tali ketika kedua gelombang itu beraksi adalah
Y’(x, t) = y1 (x, t)+y2 (x, t)
Sebagai penjumlahan yang merupakan penjumlahan aljabar. Penjumlahan
perpindahan-perpindahan ini di sepanjang tali mengandung arti
Gambar 2.1 : Contoh Peristiwa Superposisi Gelombang
“Gelombang-gelombang yang tumpang tindih dijumlahkan secara aljabar
untuk menghasilkan suatu gelombang resultan”.
Ini merupakan sebuah contoh dari asas superposisi yang mengatakan bahwa
apabila beberapa efek terjadi secara serempak, efek neto gelombang-gelombang
tersebut sama dengan jumlah dari efek-efek individual.
8. Suatu gelombang dapat dikelompokkan menjadi gelombang trasnversal jika
partikel-partikel mediumnya bergetar ke atas dan ke bawah dalam arah tegak lurus
terhadap gerak gelombang. Contoh gelombang transversal adalah gelombang tali.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali bergerak naik turun dalam
arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang. Bentuk gelombang transversal tampak
seperti gambar di bawah.
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa gelombang merambat ke kanan
pada bidang horisontal, sedangkan arah getaran naik-turun pada bidang vertikal. Garis
putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah rambat gelombang
menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau air). Titik tertinggi
gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah disebut lembah. Amplitudo
adalah ketinggian maksimum puncak atau kedalaman maksimum lembah, diukur dari
posisi setimbang.
Dari penjelasan sebelumnya bisa dikatakan bahwa amplitudo alias
simpangan dari perpaduan dua puncak gelombang atau perpaduan dua lembah
gelombang atau perpaduan satu puncak dan satu lembah gelombang sama dengan
penjumlahan aljabar dari amplitudo masing-masing puncak gelombang atau lembah
gelombang secara terpisah (puncak gelombang dianggap positif sedangkan lembah
gelombang dianggap negatif). Hal ini dikenal dengan julukan prinsip superposisi.
Prinsip superposisi juga bisa dijelaskan dengan cara yang berbeda. Untuk
mempermudah pemahamanmu, saya menggunakan contoh gelombang transversal
yang merambat melalui tali. Kita andaikan dua puncak gelombang transversal saling
mendekati, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah. Perhatikan bahwa ketika
kedua puncak gelombang merambat sepanjang tali, setiap titik atau setiap bagian tali
yang dilaluinya mengalami perpindahan pada arah vertikal. Nah, apabila kedua puncak
gelombang bertemu dan bertumpang tindih, maka perpindahan total yang dialami
oleh bagian tali yang dilalui kedua puncak gelombang bisa diketahui dengan
menjumlahkan perpindahan yang dialami oleh bagian tali tersebut seandainya hanya
puncak gelombang pertama saja yang melaluinya dan perpindahan yang dialami oleh
bagian tali tersebut seandainya hanya puncak gelombang kedua saja yang melaluinya.
Perpindahan merupakan besaran vektor sehingga penjumlahannya dilakukan
secara vektor. Dalam hal ini kita juga perlu memperhatikan arah perpindahan.
Perpindahan yang terjadi di sebelah atas posisi keseimbangan (posisi keseimbangan
bisa dianggap sebagai sumbu x) bernilai positif, sedangkan perpindahan yang terjadi di
sebelah bawah posisi keseimbangan bernilai negatif.
Superposisi Gelombang merupkan penjumlahan dua gelombang atau lebih
dapat melintasi ruang yang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan
yang lain. Elastisitas medium akan mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.
9. Berkaitan sebelum superposisi terjadi pemantulan. Pemantulan pada
gelombang tali ketika pulsa tersebut mencapai ujung, tali akan memberikan gaya pada
dinding dan akibatnya dinding akan memberikan gaya reaksi yang menyebabkan pulsa
pantulan yang terbalik. Tegangan tali akan membuat ujung terangkat. Saat ujung
kembali ke posisi awal, akan ada pulsa baru yang merupakan hasil pantulan.
Jika pulsa datang dinyatakan dengan yd = f(x-vt), maka persamaan pulsa
pantulannya adalah
yp = f '(x +vt )
Superposisi kedua gelombang akan memberikan
Y(x, t) = y (x,t) + y (x)
Contoh Soal :
Misalkan suatu gangguan periodik diberikan pada tali yang panjangnya L. Gangguan
periodik tersebut dinyatakan dengan persamaan gelombang harmonik
y (x,t ) =Asin(kx -wt ) d
maka persamaan gelombang pantulannya adalah
yp (x,t ) = A sin(kx + wt )
Hasil superposisi kedua gelombang tersebut plot yT(x,t) pada beberapa nilai t tertentu :
YT(x,T) = A sin (kx-wt) + A sin (kx + wt)
= A {sin (kx-wt) + sin (kx + wt)}
= 2A sin kx cos wt
Dua atau lebih gelombang yang saling tumpang tindih dalam ruang selama
perjalanannya mempunyai perpindahan total yang merupakan jumlah vektor dari
perpindahan individual masing-masing gelombang pada titik itu.
Yr(x,t) = y1(x,t)+y2(x,t)+…+yn(x,t)
Gelombang yang memenuhi prinsip ini disebut “linear waves.” Sedangkan
yang tidak memenuhi disebut “nonlinear waves.”
Berbagai Aplikasi Superposisi Gelombang
1. Tangki Riak
Gelombang hakekatnya adalah proses perpindahan energi. Perpindahan
energi yang berupa gelombang tersebut dalam proses perpindahan memiliki sifat-sifat
yaitu: difraksi, interferensi/superposisi, dan dispersi. Dua gelombang atau lebih yang
melewati suatu medium dalam waktu bersamaan akan mengalami interferensi. Hasil
interferensi tersebut berupa gelombang yang merupakan superposisi linear
10. gelombang-gelombang tersebut. Simpangan suatu gelombang pada suatu titik atau
fase suatu gelombang dengan fase gelombang lain sangat menentukan pola
interferensi.
Gelombang-gelombang
yang
sefase
menghasilkan
interferensi
konstruktif, sedangkan gelombang-gelombang yang fasenya berlawanan menghasilkan
superposisi destruktif.
2. Redaman Propagasi pada kanal Wireless
Pada umumnya, sinyal yang diterima pada titik penerima adalah jumlah dari
sinyal langsung dan sejumlah sinyal terpantul dari berbagai obyek. Pada komunikasi
mobile, refleksi akan disebabkan oleh : dari koefisien refleksi, lintasannya, dan juga
tergantung pada sudut Gelombang pantul akan berubah magnitude dan fasanya,
tergantung datangnya. Jadi, antara sinyal langsung dan sinyal pantulan kan berbeda
dalam hal :
• Amplitudo, tergantung dari magnitude koefisien refleksi
• Phasa, yang tergantung pada perubahan fasa refleksi serta pada perbedaan jarak
tempuh antara gelombang langsung dan gelombang pantul
Kondisi terburuk terjadi saat gelombang langsung dan gelombang pantul
memiliki magnituda yang sama serta berbeda fasa 180o. Pada kondisi yang demikian,
terjadi saling menghilangkan antara gelombang langsung dan pantulnya (complete
cancellation )
3. Inferometer
Supaya dapat mengadakan interferensi, maka sinar laser tersebut dipisahkan
oleh pemisah berkas menjadi dua bagian yaitu berkas uji dan berkas referensi. Berkas
uji adalah berkas cahaya yang dikenakan atau dipantulkan dengan obyek yang akan
diukur. Berkas referensi adalah berkas cahaya yang pola fasanya dipertahankan tetap.
Setelah dilakukan pengujian, maka berkas uji dan berkas referensi dipertemukan.
Interferensi antara keduanya memberikan informasi mengenai obyek yang
memantulkan berkas uji tersebut.
B. Pelayangan Gelombang
Dalam situasi dengan dimana dua gelombang dengan frekuensi sama bertem
u, kita akan melihat prinsip superposisi linear dapat menjelaskan konsep interfren
si konsruktif dan interfrensi deskruktif. Jika dua gelomabang bunyi yang berfrekue
nsi berbeda sedikit bertemu, ternyata konsep superposisi linear dapat juga menjel
askan konsep fenomena layangan.
11. Karena arah rambat kedua gelombang bunyi sama maka kedua gelomba
ng
bunyi tersebut saling tumpang tindih sepanjang perambatannya. Gelombang
resultan (jumlah kedua gelombang bunyi – posisinya paling bawah) tampak
seperti sebuah gelombang tunggal di mana amplitudonya selalu berubah-ubah.
Gelombang resultan bisa diketahui dengan menerapkan prinsip superposisi pada
kedua gelombang yang saling tumpang tindih.
Fekuensi kedua gelombang bunyi sedikit berbeda sehingga fasenya tidak
selalu sama sepanjang waktu. Pada saat tertentu, kedua gelombang bunyi tepats
efase, pada saat tertentu keduanya berbeda fase. Pada saat tertentu keduanya
tepat berlawanan fase. Ketika kedua gelombang bunyi tepat sefase maka terjadi
interferensi konstruktif. Dalam hal ini, amplitudo gelombang resultan bernilai
maksimum (Amplitudo berkaitan dengan intensitas. Intensitas berkaitan dengan
kenyaringan atau kuat lemahnya bunyi. Jika amplitudo maksimum maka
intensitas juga maksimum. Dalam hal ini bunyi terdengar lebih keras). Ketika
kedua gelombang bunyi tepat berlawanan fase maka amplitudo gelombang
resultan bernilai nol (Tidak ada bunyi yang didengar).
Perubahan amplitudo gelombang resultan berlangsung secara terus men
erus sepanjang waktu, sepanjang perambatan kedua gelombang bunyi yang
berinterferensi. Adanya perubahan amplitudo gelombang bunyi secara terus
menerus ini menyebabkan perubahan kenyaringan bunyi yang terjadi secara terus
menerus, yang kita dengar sebagai layangan.
Peristiwa pelayangan adalah peristiwa penguatan dan pelemahan bunyi
akibat superposisi dua gelombang yang amplitudo dan arahnya tidak perlu sama dan
getaran yang ditimbulkannya di setiap titik berbeda frekuensinya.
12. Gambar 2.2 : Pelayangan Gelombang
Coba kita tinjau sebuah titik yang dilalui dua gelombang yang menyebabkan terjadinya
peristiwa pelayangan gelombang ini. Titik akan mengalami simpangan akibat
gelombang pertama (dengan frekuensi f1) dengan persamaan sebagai berikut
y1 = Asin 2πf1.t
dan simpangan oleh gelombang kedua (frekuensi f2) memenuhi persamaan:
y2 = Asin 2πf2.t
sehingga superposisi simpangan itu adalah:
y = y1 + y2 = A*sin 2πf1.t + sin 2πf2.t]
dengan menggunakan aturan sinus maka akan diperoleh:
dengan menggunakan aturan sinus maka akan diperoleh:
13. Dengan 2πf1 = ω1 2πf2 = ω2 Dengan demikian, diperoleh persamaan peristiwa
pelayangan gelombang
Dengan
dan
Bentuk persamaan
dapat diubah menjadi
Ap memiliki nilai antara 2A dan -2A. Perubahan amplitudo ini memiliki frekuensi
sebesar
Frekuensi perubahan amplitudo ini jelas terdengar jika nilai f2 – f1 tidak besar. Maka,
nilai f2 – f1 inilah yang disebut frekuensi pelayangan. Jadi, frekuensi pelayangan
dirumuskan sebagai berikut.
fp = f2 – f1
dengan nilai
f2 > f1
14. Contoh Soal :
Sebuah garpu tala menghasilkan nada 400 Hz yang teratur. Ketika garpu tala ini
dipukul dan didekatkan ke senar gitar yang bergetar, terhitung adanya dua puluh
layangan dalam 5 detik. Berapa kemungkinan frekuensi yang dihasilkan oleh senar
gitar ?
Jawab : f layangan = 20 getaran
5s
= 4 Hz
Ini adalah perbedaan frekuensi antara kedua gelombang, dan karena salah satu
diantaranya diketahui sebesar 400 Hz, yang lainnya harus sebesar 404 Hz atau 396 Hz.
C. Dispersi
Lampu yang kalian nyalakan di rumah memancarkan cahaya dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Frekuensi gelombang yang dipancarkan lampu tidak
hanya satu, tetapi sangat ervariasi. Apalagi lampu yang warnanya putih seperti lampu
tabung, frekuensi gelombang yang rada pada jangkauan yang sangat lebar.
Ketika merambat dalam satu medium, kecepatan rambat gelombang
umumnya bergantung pada frekuensinya. Contohnya, dalam kaca, kecepatan rambat
cahaya makin kecil jika panjang gelombangnya makin kecil. Cahaya warna ungu
merambat lebih lambat dari pada cahaya warna merah.
Jika cahaya putih jatuh pada bidang batas dua medium dengan sudut
tertentu, maka gelombang yang masuk ke medium kedua mengalami pembiasan.
Besarnya sudut bias bergantung pada kecepatan rambat gelombang dalam mediummedium tersebut berdasarkan persamaan sin0d/vs - sin 0b/v2. Karena gelombang
dengan frekuensi berbeda memiliki kecepatan rambat berbeda, maka gelombang
dengan gfrekuensi berbeda memiliki sudut bias yang berbeda. Akibatnya, dalam
medium kedua, berkas dengan frekuensi berbeda, bergerak dalam arah yang sedikit
berbeda. Peristiwa ini kita amati sebagai penguraian cahaya putih atas spectrumspektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Peristiwa ini dinamakan
dispersi. Peristiwa ini sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pelangi adalah
dispersi cahaya matahari oleh bintik-bintik air di udara. Prisma dapat menguraikan
cahaya putih atas sejumlah spectrum karena fenomena dispersi
D. Resonansi
Resonansi merupakan proses bergetarnya suatu benda dikarenakan ada
benda lain yang bergetar, hal ini terjadi dikarenakan suatu benda bergetar pada
frekwensi yang sama dengan frekwensi benda yang terpengaruhi.
15. Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa
tertutup. Jadi, resonansi pertama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air ¼ λ,
resonansi kedua ¾ λ, resonansi ketiga 5/4 λ, dan seterusnya. kedua , resonansi ketiga ,
dan seterusnya. Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi
sebagai tabung resonator. Peristiwa resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur
kecepatan perambatan bunyi di udara. Agar dapat terjadi resonansi, panjang kolom
udaranya
l = (2n – 1) ¼ λ
Bingung yah ?
Apabila ada suatu gitar yang dipetik pada nada D, pasti dawai ke-4 akan ikut bergetar
juga..
kenapa ?? karena dawai ke-4 gitar biasanya bernada D juga, sehingga karena
kesamaan frekwensi ini, maka senar tersebut juga ikut bergetar walau tidak disentuh
lalu rumus dari resonansi itu apa sih ??
l = panjang kolom udara di atas permukaan air dalam tabung (m)
n = resonansi ke-n (n = 1, 2, 3, …)
λ = panjang gelombang (m) ; λ = V (cepat rambat suara di udara) x F(frekwensi)
contoh soal :
Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom udara 100 cm.
Jika pada frekuensi sumber bunyi 350 Hz, maka hitunglah:
a. Panjang gelombangnya?
b. Panjang kolom ketiga ketika terjadi resonansi?
Penyelesaian:
Diketahui:
l = 50 cm => 0,5 m
f = 250 Hz
jawab :
16. a. Menghitung panjang gelombang.
0.5 = {[2(1) - 1] / 4} x λ
0.5 / 0.25 = λ
λ= 2m
b. Penjang Kolom Ke-3
l3 = {[2(3) - 1] / 4} x 2
l3 = 5/2
l3 = 2.5 m
E. Pemantulan dan Pembiasan pada Gelombang Air
1) Pemantulan Gelombang
Coba Anda perhatikan sebuah tangki riak. Tangki riak adalah sebuah tangki berisi air
yang diberikan usiakan atau gangguan sehingga akan menimbulkan riak gelombang
yang merambat ke dinding tangki. Riak gelombang yang timbul kemudian dipantulkan
kembali oleh dinding tangki.
Gambar 2.3 : Pemantulan gelombang pada tangkai riak.
Gelombang datang pada tangki riak berupa gelombang lingkaran dengan sudut pusat
adalah sumber gelombang S. Gelombang pantul yang dihasilkan oleh bidang lurus juga
berupa gelombang lingkaran dengan S’ sebagai pusat lingkaran. Jarak S ke bidang pantul
dengan jarak S’ ke bidang pantul. Menurut Hukum Snellius, gelombang datang,
gelombang pantul, dan garis normal berada pada satu bidang dan sudut datang akan
sama dengan sudut pantul.
Gambar 2.4
17. S = sumber gambar
S’ = bayangan sumber gelombang
2) Pembiasan Gelombang
Masih ingatkah Anda mengenai pembiasan? Pembelokkan arah perambatan gelombang
dapat terjadi jika gelombang tersebut melewati bidang dua medium yang memiliki
indeks bias yang berbeda. Contohnya gelombang cahaya yang merambat dari udara ke
air akan mengalami pembelokkan. Pembelokkan arah perambatan gelombang disebut
pembiasan gelombang. Menurut Hukum Snellius tentang pembiasan menyatakan
sebagai berikut.
a) Sinar datang, garis normal, dan sinar bias, terletak pada satu bidang datar.
b) Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium dengan indeks
bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya.
c) Perbandingan sinus sudut (sin i) terhadap sinus sudut bias (sin r) dari satu medium ke
medium lainnya selalu tetap. Perbandingan ini disebut sebagai indeks bias relatif suatu
medium terhadap medium lain.
Gambar 2.5 Pemantulan gelombang cahaya. Sudut datang i sama dengan sudut pantul.
Hukum Snellius dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.
n1 sin i = n2 sin r
dengan n1 adalah indeks bias medium pertama, n2 adalah indeks bias medium
kedua, iadalah sudut datang, dan r adalah sudut bias. Indeks bias mutlak suatu medium
didefinsikan sebagai berikut.
Gambar 1.29 Pembiasan gelombang dari udara ke air.
18. n = c/v
dengan:
c = laju cahaya di ruang hampa
v = laju cahaya dalam suatu medium
Indeks bias relatif suatu medium (n2) terhadap medium lainnya (n1) didefinisikan sebagai
perbandingan tetap antara sinus sudut datang terhadapsinus sudut bias pada peralihan
cahaya dari medium 1 (n1) ke medium 2 (n2).
dengan n21 didefinisikan sebagai indeks bias medium (2) relatif terhadap indeks bias
medium (1). Apabila cahaya datang dari ruang hampa (n1 = 1) ke dalam air (n2), indeks
bias n2 menjadi indeks mutlak dan dapat ditulis persamaannya sebagai berikut.
Pada peristiwa pembiasan juga mengalami perbedaan
Persamaannya dapat diturunkan sebagai berikut.
panjang
gelombang.
Dari medium satu ke medium lainnya, frekuensi gelombang tetap. Jadi, yang mengalami
perubahan adalah kecepatan dan panjang gelombang.
F. Efek Doppler
Perubahan frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara
sumber dan pengamat disebut sebagai efek Doppler, yang diusulkan seorang fisikawan
Austria, Christian Johann Doppler (1803 - 1853). Peristiwa ini dapat ditemukan pada
gelombang bunyi. Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama bergerak saling
mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang
dihasilkan sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka frekuensi
yang terdengar akan lebih rendah. Sebagai contoh, sebuah sepeda motor bergerak
mendekati pengamat, maka suara putaran mesin akan terdengar lebih keras. Tetapi, jika
sepeda motor menjauh, perlahan-lahan suara putaran mesin tidak terdengar.
Frekuensi ( f ) dari bunyi yang dihasilkan sebagai akibat gerak relatif dari
sumber dan pengamat dinyatakan oleh:
fs
19. dengan:
fp = frekuensi bunyi yang terdengar (Hz)
v = cepat rambat (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
tanda (+) untuk pendengar mendekati sumber bunyi atau sumber bunyi
menjauhi pendengar
tanda (-) untuk pendengar menjauhi sumber bunyi atau sumber bunyi
mendekati pendengar
Gambar 2.6 : (a) suara sepeda motor yang bergerak mendekat terdengar
keras, (b) Suara sepeda motor yangbergerak menjauh terdengar lebih pelan.
CONTOH SOAL
Seorang pengemudi mobil mengendarai mobilnya pada 20 m/s mendekati sebuah
sumber bunyi 600 Hz yang diam. Berapakah frekuensi yang terdeteksi oleh
pengemudi sebelum dan sesudah melewati sumber bunyi tersebut jika kecepatan bunyi
di udara 340 m/s?
Penyelesaian:
Diketahui: vp = 20 Hz
vs = 0 m/s
fs = 600 Hz v = 340 m/s
Ditanya: a. fp sebelum = ... ? b. fp sesudah = ... ?
Jawab:
a. Sebelum melewati sumber bunyi:
fs
b.
600 = 635,3 HZ
Sesudah melewati sumber bunyi:
fs
600 = 564,7 HZ
20. G. Daya dan Intensitas pada Gerak Gelombang
Daya didalam gerak gelombang diturunkan dari gaya pada komponen
transversal tali yang diregangkan. Gaya transversal tersebut :
Ftrans = -F( y/ x)
F adalah tegangan didalam tali, y/ x adalah gradien dari F.
Kecepatan transversal dari partikel di x adalah y/ t yang dapat bernilai positif atau
negatif. Daya yang dicurahkan oleh gaya di x, atau tenaga yang lewat melalui
kedudukan x per satuan waktu didalam arah x positif adalah :
P = Ftrans u = [-F( y/ x)] y/ t
Misal untuk gelombang sinus y = A sin (kx - t) diperoleh :
P = A2 k F cos2 (kx - t)
Daya rata-rata yang diantarkan :
Pr = 1/T P dt
Dengan memasukan harga P didapat :
Pr = 2
2
Af2 v
Intensitas gelombang adalah daya yang ditransmisikan melalui satu-satuan luas yang
normal kepada arah perjalanan gelombang.
I = P/A
A : luas
Contoh
Sebuah sumber bunyi mengiring bunyi dengan daya 80 watt, jika dianggap muka
gelombang bunyi berbentuk bola, tentukan intensitas bunyi pada jarak 2 m dan
sumber ( log 2 = 0,3010).
Jawab:
Daya P = 80
W, jarak dari sumber r = 2 m intensitas bunyi, I,
Taraf intensitas bunyi, Ti
Ti = 10 log I/lo, dengan acuan
Lo = 10-12 W m -2
22. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami petik dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Profesi guru adalah suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus dan
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan.
2. Secara umum ada beberapa ciri yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus,
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi,
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat,
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi,
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
3. Sebagai suatu profesi, maka guru harus memenuhi kriteria profesional
sebagai berikut :
a) Fisik
b) Mental/Kepribadian
c) Keilmiahan/Pengetahuan
d) Keterampilan
4. Profesionalisme guru adalah kemampuan guru untuk melakukan tugas
pokoknya sebagai pendidik dan pengajar meliputi kemampuan
merencanakan, melakukan, dan melaksanakan evaluasi pembelajaran untuk
mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.
B. Saran
Sesuai ajaran Ki Hajar Dewantara, pendiri tokoh Pendidikan Nasional,
guru harus bersikap ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani. Artinya, guru harus mampu memberi contoh di depan bagi siswanya,
mampu menciptakan peluang bagi siswanya untuk berkreasi, dan di belakang ia
mampu memberikan dorongan bagi siswanya untuk maju dan berkembang
sesuai dengan potensi diri.
23. DAFTAR PUSTAKA
Getteng, Abd. Rahman. 2009. Menjadi Guru Profesional dan Ber-Etika. Yogyakarta :
Grha Guru Printika.
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Kedekatan Kompetensi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Http://agustien-wilujeng.blogspot.com/2013/03/pengertian-profesi-danprofesionalisme.html (12 Maret 2013)
Http://thsumantri.blogspot.com/2013/03/makalah-profesi-pendidikan.html (7
Maret 2013)