Dokumen memberikan tips untuk menghindari perilaku yang dapat membuat anak merasa kurang disayangi atau tidak adil, seperti mengatakan lebih menyayangi satu anak, nonverbal favouritism, memberi label negatif, dan menggunakan perbandingan saudara sebagai alat disiplin. Dianjurkan untuk menekankan keunikan setiap anak dan mengubah pandangan negatif mereka dengan contoh perilaku positif.

1. Siapa Paling
Disayang?

2. Siapa Paling
Disayang?

3. Siapa Paling
Disayang?
Hindari mengatakan sama sayangnya
atau diam-diam mengatakan pada
salah satu anak bahwa kita lebih sayang padanya.

4. Siapa Paling
Disayang?
Tekankan keunikan masing-masing anak
saat menyatakan sayang.

5. Siapa Paling
Disayang?
Hati-hati dengan non-verbal favouritism:
tatapan yang lebih berbinar,
pelukan yang lebih erat, dan lain-lain.

6. Siapa Paling
Disayang?
Hal tersebut membuat anak menginterpretasikan
sikap kita sebagai ketidakadilan rasa sayang.

7. Siapa Paling
Disayang?
Hindari memberi label pada anak,
walaupun sambil bercanda.
Misal: anak sulungku yang bossy
atau anak bungsuku yang manja.

8. Siapa Paling
Disayang?
Bila terlanjur ada label yang buruk dalam keluarga, ubah
pandangan anak tentang dirinya
dengan memberikan contoh perilakunya yang
bertentangan dengan label tersebut.

9. Siapa Paling
Disayang?
Hindari menggunakan perbandingan kakak-adik
sebagai “alat” untuk mendisiplinkan anak,
baik dalam bentuk ancaman atau pujian.

10. Siapa Paling
Disayang?
Mengharapkan anak mengubah perilakunya
karena melihat kita “lebih menyayangi” saudaranya
yang berperilaku baik, hanya akan
membawa efek negatif dalam jangka panjang.