1. Siapa Itu Wahbah?
Nama lengkap Wahbah Mustafa az-Zuhaili. Beliau dilahirkan di desa Dir Athiyah, daerah
Qalmun, Damaskus Syiria pada 6 Maret 1932 M/1351H. Julukan az-Zauhairi adalah nisbat dari
kota Zahlah salah satu nama daerah tempat leluhurnya tinggal di Lebanon.
Ayahnya bernama Musthafa az-Zuhaily yang merupakan seorang yang terkenal dengan
kesalehan dan ketakwaannya. Ibunya bernama Fatimah binti Musthafa Sa’dah, dikenal dengan
sosok yang kuat berpegang teguh pada ajaran agama.
Hidup dari kalangan keluarga petani dan pedagang senantiasa memotivasi Wahbah
kecil untuk selalu menuntut ilmu setinggi-tingginya. Lingkungan keluarganya yang mencintai
agama, hafal Al-Qur’an dan mengaplikasikan sunah, serta berinteraksi dalam lingkungan
religius, mengantarkan Wahbah menjadi sosok yang berprestasi dibidang akademis.
Ayahnya seorang hafiz Al-Qur’an. Menurut pengakuan Wahbah, sang ayah senantiasa
membaca Al-Qur’an setiap malam dari pukul dua pafi sehingga terbit fajar menghabiskan 15
juz. Kebiasaan ayahnya mengkhatamkan Al-Qur’an dua hari sekali. Kebiasaan cinta Al-Qur’an
ini pun menular ke Wahbah kecil. Beliau pun sejak kecil belajar Al-Qur’an, hingga
menghafalnya dibawah bimbingan ibunya dengan waktu yang relatif singkat.
Pendidikan Wahbah
Wahbah kecil adalah anak yang cerdas. Kecendrungan untuk menjadi ulama besar sudah
melihat sejak dini. Itu sebabnya, sang ayah mendorongnya untuk menimba ilmu setinggi-
tingginya. Selainitu, latar belakang keluarga dari kalangan petani dan pedagang jadi motivasi
tersendiri. Wahbah lebih condong kedunia akademis ketimbang melanjutkan tradisi
keluarganya.
Setelah menamatkan sekolah dasar, ayahnya menganjurkaan Wahbah untuk
melanjutkan sekolah di Damaskus. Sejak berusia 14 tahun, Wahbah pun harus berpisah dengan
2. keluarganya untuk menempuh dan disertasinya direkomendasikan untuk layak cetak serta
dikirim ke Universitas-Universitas luar negeri.
Sekali lagi, bakat dan ketekunan Wahbah berhasil mengantarkan beliau pada
keberhasilan di bidang pendidikannya. Berapa keterangan menyebutkan hobi “kutu buku”
Wahbah-lah yang menjadikan beliau bisa me njadi ulam besar skala internasional. Satu catatan
penting, Syekh Wahbah az-Zuhaili senantiasa menduduki ranking teratas pada semua jenjang
pendidikannya. Menurutnya, rahsia kesuksesannya dalam belajar terletak pada
kesungguhannya menekuni pelajaran dan menjauhkan diri dari segala hal yang mengganggau
belajar.
Benar pepatah mengatakan orang besar lahir dari orang besar. Kebesaran nama Syekh Wahbah
di bidang ilmu syariah tak lepas dari para guru yang membentuk spesialisasinya itu. Maka
patutlah disebutkan disini siapa sajakah yang membentuknya, menyampaikan mata rantai
keilmuan yang didapatnya kini. Karena setinggi apa pun ilmu sang murid, tidak terlepas peran
sang guru. Wahbah az-Zuhaili adalah ulama yang dibentuk oleh para ulama Syam dan Mesir
terkemuka pada zamannya.
Diantara guru beliau ketikan di syiria, Muhammad Hashim al-Khatib al-Syafie, (w.
1958 M) seorang khatib di masjid Umawi. Beliau belajar darinya fiqh al-syafie; mempelajari
ilmu Fikih dari Abdul Razaq al-Hamasi (w. 1969 M); Ilmu Hadits dari Muhamad Yassin (w.
1948 M); ilmu faraid dan wakaf dari Judat al-Mardini (w.1957 M) dan Hassan al-Shati (w.
1962 M), ilmu Tafsir dari Hasan Habanakah al-Midani (w. 1978 M); ilmu bahasa Arab dari
Muahammad shaleh Farfur (w. 1986 M); ilmu Ushul Faikih dan Mustalah Hadits dari
Muhammad Lutfi al-Fayumi (w. 1990 M); ilmu akidah dan kalam dari Mahmud al-Rankusi.
Sementara selama di Mesir, beliau berguru pada Muhammad Abu Zuhrah, (w. 1395 H),
Mahmud Shaltut (w. 1963 M) Abdul rahman tajj, Isa Manun (1376 H), Ali Muhammad Khafif
(w. 1978 M), Jadi al-Rabb Ramadhan (w. 1994 M), Syekh Abdul Ghani Abdul Khaliq (w. 1983
3. M), Syekh Mushtafa Abdul Khaliq, Syekh Mahmud Abdud Da’im, Syekh pendidikan di ibu
kota, Damaskus. Beliau belajar di I’dadiyah.
Dismping itu masih ada karya-karyanya berupa makalah-makalah ilmiah yang
mencapai lebih dari 500 buah. Suatu usaha yang jarang dapat dilakukan oleh ulama masa kini,
sehingga patutlah ia disebut Imam As-Suyuti yang kedua (As-suyuti ats-Tsani) pada zamannya
ini. Diantara buku-bukunya adalah sebagai berikut:
1. Atsar al-Harb fi al Fikih al-Islami-Dirasat Muqaranah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1963.
2. Al-Wasit fi Ushul al-Fikih, Universitas Damaskus, 1966.
3. Al-Fikih al-Islami fi uslub al-Jadid, Maktabah al-Hadithah, Damaskus, 1967.
4. Nazariat ad-Darurat asy-syar’iyyah, Maktabah al-Farabi, Damaskus 1967.
5. Nazariat ad-Daman, Dar al-Fikr, Damaskus, 1970.
6. Al-Usul al-Ammah li Wahdah ad-Din al-Haq, Maktabah al-Abassiyah, Damaskus,
1972.
7. Al-Alaqat ad-Dawilah fi al-islam, Mussasah al-Risalah, Beirut, 1981.
8. Al-Fikih al-islami wa-Adilatuh, (8 jilid), Dar al-Fikr, Damaskus, 1984.
9. Usul al-Fikih al-Islami (dua jilid), Dar al-Fikr, Damaskus 1986.
10. Juhud Taqnin L-Fikih al-Islam, (Muassasah al-Risalah, Beirut, 1987.
11. Fikih al-Mawaris fi asy-Syari’at al-Islamiyah, Dar al-Fikr, Damaskus, 1987.