SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
KRITIK TERHADAP “KETUHANAN” VERSI PANCASILA
Oleh:
SETIADI DANIEL
16060484077
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2017
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kritik Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Dr. Made Pramono, M.Hum selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila Jurusan Pendidikan Kesehtan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kritik Terhadap
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
telah penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Surabaya, 03 Maret 2017
Penyuusun
3
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................4
B.Batasan Masalah.................................................................................................5
C.Maksud dan Tujuan Penulisan............................................................................5
BAB II PENDEKATAN........................................................................................6
A.Pengertian Pancasila...........................................................................................6
1)Pengertian Pancasila Secara Etimologis
2)Pengertian Pancasila Secara Sosiologis
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7
A.Pengertian Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ......................................................7
B.Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..............................................10
 Makna Sila
 Arti Sila
C.Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..................................................................12
D.Butir-butir Sila Pertama.....................................................................................12
BAB V PENUTUP ................................................................................................14
1)Kesimpulan.........................................................................................................14
2)Saran-saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila yang merupakan dasar negara dan juga pandangan hidup
bangsa indonesia, memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup negara
kesatuan republik indonesia. Ideologi bangsa ini tidak pernah habis dimakan
waktu, karena nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-silanya masih relevan
hingga saat ini. Nilai-nilai yang terkandung tersebut mengikuti perkembangan
jaman, sehingga pancasila disebut sebagai ideologi terbuka. Di era yang serba
modern ini, manusia ditutunt untuk berpikir inovatif dan kreatif agar bisa
mengikuti perkembangan jaman yang ada. Jika kita tidak mampu mengimbangi
perkembangan jaman yang semakin pesat, kita akan dianggap tertinggal oleh
masyarakat dunia. Apalagi dengan adanya globalisasi dimana batas-batas wilayah
seolah sudah tidak lagi tampak. Globalisasi mempunyai dua sisi yang bertolak
belakang. Satu sisi membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Sedangkan sisi yang lain membawa dampak negatif. Hal
ini tentu wajar, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Pasti
ada baik dan buruk dalam setiap halnya. Sebagai bangsa yang menganut pancasila
sebagai pandangan hidup, bangsa Indonesia tentu harus lebih selektif dalam
menentukan budaya-budaya apa saja yang baik atau buruk sebagai dampak dari
globalisasi. Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berperan penting
sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruknya budaya yang dibawa arus
globalisasi.
5
B.BATASAN MASALAH
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah
ini, maka saya membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Apa arti Pancasila?
2. Bagaimana sejarah penyusunan Pancasila?
3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia?
4. Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ?
5. Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ?
6. Butir-butir Sila Pertama ?
C.MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya.
2. Penulis ingin mengetahui adakah keterkaitannya dengan SILA PERTAMA
atau tidak.
3. Penulis ingin mengetahui Mengkritik terhadap Ketuhanan versi Pancasila ,
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dan sebagai Ideologi Nasional.
4. Penulis ingin mengetahui ada berapa Butir , Inti , dan Makna dalam Sila
Pertama Pancasila
6
BAB II PENDEKATAN
A.PENGERTIAN PANCASILA
Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi :
1.Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad
Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti
secara leksikal, yaitu :Panca dan Sila. Panca artinya lima
, sila artinya batu sendi, alas, dasar , peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti
secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.
Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam
ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan
melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang
berbeda.Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
2.Pengertian Pancasila secara Historis
Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan
rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan
keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968
Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni:
a.Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada
tanggal 29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
b.Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan
pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.
7
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Ia dianggap sumber dari segala sumber
hukum. Ia sebagai dasar Negara telah dianggap harga mati, dan tak berhak seorang
pun untuk menggantinya. Disini saya sebagai orang yang terusik dengan di-tuhan-
kan Pancasila, mencoba menuaikan kritik yang mungkin dianggap pedas oleh
sebagian orang. Namun saya mengajak kita semua merenungi lagi tentang semua
"doktrin" yang telah mengkristal di dalam otak kita ini.
Sumber Nilai Pancasila
Pancasila dianggap sebagai nilai dari bangsa Indonesia. Nilai Pancasila diantaranya
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Baiklah kita akan
membahas kejanggalan dalam sumber nilai Pancasila ini satu-persatu.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila ini adalah “Sumber Rohani” yang mengandung arti dan makna
perlunya diberlakukan Kewajiban Asasi Manusia Saling Asih, Saling Asah,
Saling Asuh, karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini
menghendaki agar para agamawan bersatu dalam wadah/lembaga untuk
menebarkan dan mensuburkan watak berbelas kasih satu sama lain antara semua
warga Republik Indonesia secara menyeluruh dan mereata, oleh karena Tuhan
menurunkan Agama-agama itu walaupun berlain-lain coraknya semua agama itu
bertitik-temu pada ajarannya “Berbelas kasihanlah antara sesama manusia” yang
berasal dari satu Bapak (Adam) dan satu Ibu (Hawa) BHINEKA (beraneka-rupa),
tetapi TUNGGAL IKA (sama seajaran). Sila pertama dari dasar negara Indonesia
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila tersebut merupakan sila yang paling
mendasar bagi sila-sila lainnya. Masalah ketuhanan dan kepercayaan seseorang
tidak dapat diganggu gugat karena merupakan hal yang paling hakiki yang
dimiliki manusia. Ketuhanan dan kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral
dan memiliki makna yang sangat mendalam. Setiap manusia pasti memiliki
kepercayaannya masing-masing, yang jika dia memiliki iman atau keyakinan yang
kuat atas apa yang dipercayainya maka akan tetap ia pertahankan apa pun yang
terjadi. Sehingga, tidak pantas jika kita menganggu atau mengusik kepercayaan
orang lain. Kita wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain,
sehingga orang lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan yang
yang kita anut. Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai
kepercayaan masing-masing tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan
9
ketentraman. Dengan saling menghormati tidak akan terjadi perpecahan yang
hanya akan membawa keburukan bagi semua. Sikap saling menghormati dan
menghargai sesama inilah yang seharusnya kita kembangkan agar tidak terjadi
perpecahan dan kerusuhan yang berakibat pada kondisi keamanan negara. Sebagai
bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai pandangan hidup, sudah
seharusnya kita menghayati dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan sila
pertama Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mengamalkannya, kita akan menyadari bahwa setiap manusia berhak memiliki
kepercayaannya masing-masing dan kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita
pada orang lain. Kerukunan beragama jangan hanya semboyan yang kosong,
tetapi kaum agamawan mesti bersatu sebagai tenaga-tenaga ahli yang berfungsi
menghidup suburkan moral warga negara untuk saling mengasihi (asih), saling
membimbing dan mendidik (asah) dan saling melayani dan melindungi (asuh).
Jangan seperti sekarang, ikut adu-domba kekuatan dengan menebarkan
“Kebencian” dan “Permusuhan”. Tidak satu agama pun yang tidak mengajarkan
moral belas kasih-sayang manusia kepada sesama manusia. Adapun dalam hal
hubungan dengan tuhan, masing-masing menurut caranya sendiri-sendiri, itulah
hak asasinya. Tetapi kewajiban asasi manusia terhadap manusia tidak boleh tidak,
mesti saling asih, saling asah, saling asuh, dalam kebersamaan hidup sepersamaan.
Begitulah mestinya sila “ketuhanan yang maha esa” diwujudkan.Sebagai ajaran
filsafat, pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat
indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang
Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan yang kemudiaan juga
dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
10
B. MAKNA DAN ARTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
 Makna sila ini adalah:
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
 Arti sila ini adalah :
1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan
yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga
negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
11
Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila
pertama Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia,
sehingga sila pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan dalam hal hubungan negara dengan agama. Dalam peraturan
perundang-undangan Indonesia bukan mengatur ruang akidah umat beragama
melainkan mengatur ruang publik warga negara dalam hubungan antar manusia.
Sebagai contoh berbagai produk peraturan perundangan dalam hukum positif
Islam, misalnya UU RI No. 41 tentang Wakaf, UU RI No. 38 tentang Pengelolaan
Zakat, ini mengatur tentang wakaf dan zakat pada domein kemasyarakatan dan
kenegaraan. Secara filosofis relasi ideal antara negara dengan agama, prinsip
dasar negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti setiap warga
negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan
beragama dan beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu.
Dapat juga dikatakan bahwa agama perupakan persoalan individu dan bukan
persoalan negara. Negara dalam hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan
memfasilitasi agar warga negara dapat menjalakan agama dan beribadah dengan
rasa aman, tenteram dan damai. Akan tetapi bagaimanapun juga manusia
membentuk negara tetap harus ada regulasi negara khususnya dalam kehidupan
beragama. Regulasi tersebut diperlukan dalam rangka memberikan perlindungan
kepada warga negara. Regulasi tersebut berkaitan dengan upaya-upaya
melindungi keselamatan masyarakat (public savety), ketertiban masyarakat
(public order), etik dan moral masyarakat (moral public), kesehatan masyarakat
(public healt) dan melindungi hak dan kebebasan mendasar orang lain (the
fundamental right and freedom orders). Regulasi yang dilakukan oleh negara
terhadap kebebasan warga negara dalam memeluk agama, nampaknya masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Misalnya dalam KUHAP, hanya dimuat
dalam beberapa pasal saja misalnya Pasal 156 yang mengatur tentang kebencian
dan penghinaan pada suatu agama,
12
C. INTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai
bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengenjawantahan tujuan manusia
sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara,
moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan
peraturan perundang-undanganan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara
harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut berdasarkan
pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia, karena negara
adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusian dan manusia
adalah sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, sehingga adanya manusia sebagai
akibat adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai kuasa prima. Tuhan adalah sebagai
asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak
berubah, tidak terbatas serta pula sebagai pengatur tata tertib alam.
D. BUTIR-BUTIR SILA PERTAMA
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
13
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi mnusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang paling mendasar
bagi sila-sila lainnya dalam pancasila. Ketuhanan yang berkaitan dengan
kepercayaan merupakan hal yang paling hakiki dan tidak bisa diganggu gugat.
Sebagai mahkluk tuhan, kita wajib menghargai dan menghormati kepercayaan
orang lain agar tercipta kedamaian antar umat beragama, terutama di negara kita
tercinta, Indonesia. Dengan adanya filter tersebut diharapkan budaya-budaya
yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa tidak akan meracuni generasi yang ada
dimasyarakat.
B. SARAN
1. Sebagai manusia Indonesia yang berpedoman pada Pancasila, kita harus saling
menghargai agama dan kepercayaan masing-masing agar tidak memicu
perpecahan dan menciptakan suasana yang damai antar umat beragama.
2. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita mempertebal
keimanan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal baru dari berbagai
belahan dunia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dharmodiharjo, Darji. 1985. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang :
IKIP Malang.
riyowansyah.co.id/2015/12/makalah-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html
portalgaruda.org/article.php?article=93096&val=4999
http://mpudzz.abatasa.co.id/post/detail/13792/kritik-pancasila

More Related Content

What's hot

Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
shevi22
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
Rudi Ajip
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
Operator Warnet Vast Raha
 
[3] rpp aa vii 1 & 2
[3] rpp aa vii 1 & 2[3] rpp aa vii 1 & 2
[3] rpp aa vii 1 & 2
Rohadi Rohadi
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Hazana Itriya
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Asep Anwar Musadad
 

What's hot (19)

Makalah akida akhlak man 2021
Makalah akida akhlak man 2021Makalah akida akhlak man 2021
Makalah akida akhlak man 2021
 
Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
Makalah Konsep Akhlak dan Ruang Lingkup Dalam Berpolitik, Berdagang, dan Beru...
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan IslamMakalah Manusia Dalam Pandangan Islam
Makalah Manusia Dalam Pandangan Islam
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Akhlak guru mak xi edit bogor
Akhlak guru mak xi edit bogorAkhlak guru mak xi edit bogor
Akhlak guru mak xi edit bogor
 
RPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VIIRPP SKI KELAS VII
RPP SKI KELAS VII
 
Buku alquran hadis_ma_10_siswa
Buku alquran hadis_ma_10_siswaBuku alquran hadis_ma_10_siswa
Buku alquran hadis_ma_10_siswa
 
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
Sejarah Perkembangan Tasawuf Abad 19 di Indonesia (Makalah)
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
 
Urgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan IslamUrgensi dan Kedudukan Islam
Urgensi dan Kedudukan Islam
 
RPP Aqidah akhlak Kelas 8
RPP Aqidah akhlak Kelas 8RPP Aqidah akhlak Kelas 8
RPP Aqidah akhlak Kelas 8
 
Documents.tips buku panduan-aktiviti-pendidikan-islam-pra-sekolah
Documents.tips buku panduan-aktiviti-pendidikan-islam-pra-sekolahDocuments.tips buku panduan-aktiviti-pendidikan-islam-pra-sekolah
Documents.tips buku panduan-aktiviti-pendidikan-islam-pra-sekolah
 
RPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas XRPP MA Quran Hadits Kelas X
RPP MA Quran Hadits Kelas X
 
Rpp jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujud
Rpp jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujudRpp jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujud
Rpp jiwa lebih tenang dengan banyak melakukan sujud
 
[3] rpp aa vii 1 & 2
[3] rpp aa vii 1 & 2[3] rpp aa vii 1 & 2
[3] rpp aa vii 1 & 2
 
Al-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SDAl-Qur'an Hadits MI/SD
Al-Qur'an Hadits MI/SD
 
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafiMakalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
Makalah sejarah perkembangan tasawuf salafi
 

Similar to Setiadi daniel 077 ikorb_pendidikan pancasila

Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangsMakalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
ThoifZara
 
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
wahyu suhada
 
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docxMAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
Ippang4
 
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RIPancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Zeninuramelia
 
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Dedi Susanto
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Dedy Setiady
 
Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasila
Ryu Azza
 

Similar to Setiadi daniel 077 ikorb_pendidikan pancasila (20)

Tugas kwn
Tugas kwn Tugas kwn
Tugas kwn
 
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
 
Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]Alfaza 17060484163[1]
Alfaza 17060484163[1]
 
2017 c r.mohamad ardan maulana
2017 c r.mohamad ardan maulana2017 c r.mohamad ardan maulana
2017 c r.mohamad ardan maulana
 
Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangsMakalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
Makalah pancasila sebagai_filsafat_bangs
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
2017 c r.mohamad ardan maulana
2017 c r.mohamad ardan maulana2017 c r.mohamad ardan maulana
2017 c r.mohamad ardan maulana
 
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
METAFISIKA KETUHANAN - KORELASI ANTARA NILAI-NILAI METAFISIKA KETUHANAN DENGA...
 
makalah pancasila : makna dan fungsi pancasila
makalah pancasila : makna dan fungsi pancasilamakalah pancasila : makna dan fungsi pancasila
makalah pancasila : makna dan fungsi pancasila
 
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docxMAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
MAKALH DINAMIKA NILAI-NILAI PANCASILA SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN.docx
 
Makalah Pancasila Sebagai Dasar Negara
Makalah Pancasila Sebagai Dasar NegaraMakalah Pancasila Sebagai Dasar Negara
Makalah Pancasila Sebagai Dasar Negara
 
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RIPancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi dan Dasar Negara RI
 
makalah filsafat negara dan pancasila.pdf
makalah filsafat negara dan pancasila.pdfmakalah filsafat negara dan pancasila.pdf
makalah filsafat negara dan pancasila.pdf
 
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
BAB I PPKN KELAS 9 PERTEMUAN KE 2
 
2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono2017 d nugroho_dwi_cahyono
2017 d nugroho_dwi_cahyono
 
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
Bab i-kedudukan-pancasila-bagi-bangsa-indonesia-dan-pengembangan-sikapdan-per...
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Pengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasilaPengantar pendidikan pancasila
Pengantar pendidikan pancasila
 
Makalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafatMakalah pancasila sebagai filsafat
Makalah pancasila sebagai filsafat
 
Model model penanaman nilai
Model model penanaman nilaiModel model penanaman nilai
Model model penanaman nilai
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 

Recently uploaded (20)

Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Setiadi daniel 077 ikorb_pendidikan pancasila

  • 1. MAKALAH KRITIK TERHADAP “KETUHANAN” VERSI PANCASILA Oleh: SETIADI DANIEL 16060484077 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2017
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kritik Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr. Made Pramono, M.Hum selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila Jurusan Pendidikan Kesehtan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun. Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kritik Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa”. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang. Surabaya, 03 Maret 2017 Penyuusun
  • 3. 3 DAFTAR ISI SAMPUL...............................................................................................................i KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4 A.Latar Belakang....................................................................................................4 B.Batasan Masalah.................................................................................................5 C.Maksud dan Tujuan Penulisan............................................................................5 BAB II PENDEKATAN........................................................................................6 A.Pengertian Pancasila...........................................................................................6 1)Pengertian Pancasila Secara Etimologis 2)Pengertian Pancasila Secara Sosiologis BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7 A.Pengertian Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ......................................................7 B.Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..............................................10  Makna Sila  Arti Sila C.Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..................................................................12 D.Butir-butir Sila Pertama.....................................................................................12 BAB V PENUTUP ................................................................................................14 1)Kesimpulan.........................................................................................................14 2)Saran-saran.........................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pancasila yang merupakan dasar negara dan juga pandangan hidup bangsa indonesia, memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup negara kesatuan republik indonesia. Ideologi bangsa ini tidak pernah habis dimakan waktu, karena nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-silanya masih relevan hingga saat ini. Nilai-nilai yang terkandung tersebut mengikuti perkembangan jaman, sehingga pancasila disebut sebagai ideologi terbuka. Di era yang serba modern ini, manusia ditutunt untuk berpikir inovatif dan kreatif agar bisa mengikuti perkembangan jaman yang ada. Jika kita tidak mampu mengimbangi perkembangan jaman yang semakin pesat, kita akan dianggap tertinggal oleh masyarakat dunia. Apalagi dengan adanya globalisasi dimana batas-batas wilayah seolah sudah tidak lagi tampak. Globalisasi mempunyai dua sisi yang bertolak belakang. Satu sisi membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sedangkan sisi yang lain membawa dampak negatif. Hal ini tentu wajar, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Pasti ada baik dan buruk dalam setiap halnya. Sebagai bangsa yang menganut pancasila sebagai pandangan hidup, bangsa Indonesia tentu harus lebih selektif dalam menentukan budaya-budaya apa saja yang baik atau buruk sebagai dampak dari globalisasi. Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berperan penting sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruknya budaya yang dibawa arus globalisasi.
  • 5. 5 B.BATASAN MASALAH Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka saya membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya: 1. Apa arti Pancasila? 2. Bagaimana sejarah penyusunan Pancasila? 3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia? 4. Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ? 5. Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ? 6. Butir-butir Sila Pertama ? C.MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya. 2. Penulis ingin mengetahui adakah keterkaitannya dengan SILA PERTAMA atau tidak. 3. Penulis ingin mengetahui Mengkritik terhadap Ketuhanan versi Pancasila , sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dan sebagai Ideologi Nasional. 4. Penulis ingin mengetahui ada berapa Butir , Inti , dan Makna dalam Sila Pertama Pancasila
  • 6. 6 BAB II PENDEKATAN A.PENGERTIAN PANCASILA Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut rumusannya maupun peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi : 1.Pengertian Pancasila secara Etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti secara leksikal, yaitu :Panca dan Sila. Panca artinya lima , sila artinya batu sendi, alas, dasar , peraturan tingkah laku yang baik/senonoh. Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur. Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang berbeda.Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila. 2.Pengertian Pancasila secara Historis Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968 Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni: a.Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada tanggal 29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI); b.Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.
  • 7. 7 Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Ia dianggap sumber dari segala sumber hukum. Ia sebagai dasar Negara telah dianggap harga mati, dan tak berhak seorang pun untuk menggantinya. Disini saya sebagai orang yang terusik dengan di-tuhan- kan Pancasila, mencoba menuaikan kritik yang mungkin dianggap pedas oleh sebagian orang. Namun saya mengajak kita semua merenungi lagi tentang semua "doktrin" yang telah mengkristal di dalam otak kita ini. Sumber Nilai Pancasila Pancasila dianggap sebagai nilai dari bangsa Indonesia. Nilai Pancasila diantaranya Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Baiklah kita akan membahas kejanggalan dalam sumber nilai Pancasila ini satu-persatu.
  • 8. 8 BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA Sila ini adalah “Sumber Rohani” yang mengandung arti dan makna perlunya diberlakukan Kewajiban Asasi Manusia Saling Asih, Saling Asah, Saling Asuh, karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini menghendaki agar para agamawan bersatu dalam wadah/lembaga untuk menebarkan dan mensuburkan watak berbelas kasih satu sama lain antara semua warga Republik Indonesia secara menyeluruh dan mereata, oleh karena Tuhan menurunkan Agama-agama itu walaupun berlain-lain coraknya semua agama itu bertitik-temu pada ajarannya “Berbelas kasihanlah antara sesama manusia” yang berasal dari satu Bapak (Adam) dan satu Ibu (Hawa) BHINEKA (beraneka-rupa), tetapi TUNGGAL IKA (sama seajaran). Sila pertama dari dasar negara Indonesia berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila tersebut merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya. Masalah ketuhanan dan kepercayaan seseorang tidak dapat diganggu gugat karena merupakan hal yang paling hakiki yang dimiliki manusia. Ketuhanan dan kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral dan memiliki makna yang sangat mendalam. Setiap manusia pasti memiliki kepercayaannya masing-masing, yang jika dia memiliki iman atau keyakinan yang kuat atas apa yang dipercayainya maka akan tetap ia pertahankan apa pun yang terjadi. Sehingga, tidak pantas jika kita menganggu atau mengusik kepercayaan orang lain. Kita wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain, sehingga orang lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan yang yang kita anut. Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai kepercayaan masing-masing tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan
  • 9. 9 ketentraman. Dengan saling menghormati tidak akan terjadi perpecahan yang hanya akan membawa keburukan bagi semua. Sikap saling menghormati dan menghargai sesama inilah yang seharusnya kita kembangkan agar tidak terjadi perpecahan dan kerusuhan yang berakibat pada kondisi keamanan negara. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai pandangan hidup, sudah seharusnya kita menghayati dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan sila pertama Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkannya, kita akan menyadari bahwa setiap manusia berhak memiliki kepercayaannya masing-masing dan kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita pada orang lain. Kerukunan beragama jangan hanya semboyan yang kosong, tetapi kaum agamawan mesti bersatu sebagai tenaga-tenaga ahli yang berfungsi menghidup suburkan moral warga negara untuk saling mengasihi (asih), saling membimbing dan mendidik (asah) dan saling melayani dan melindungi (asuh). Jangan seperti sekarang, ikut adu-domba kekuatan dengan menebarkan “Kebencian” dan “Permusuhan”. Tidak satu agama pun yang tidak mengajarkan moral belas kasih-sayang manusia kepada sesama manusia. Adapun dalam hal hubungan dengan tuhan, masing-masing menurut caranya sendiri-sendiri, itulah hak asasinya. Tetapi kewajiban asasi manusia terhadap manusia tidak boleh tidak, mesti saling asih, saling asah, saling asuh, dalam kebersamaan hidup sepersamaan. Begitulah mestinya sila “ketuhanan yang maha esa” diwujudkan.Sebagai ajaran filsafat, pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan yang kemudiaan juga dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • 10. 10 B. MAKNA DAN ARTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA  Makna sila ini adalah: 1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut- penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. 3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. 4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.  Arti sila ini adalah : 1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan yang Maha Esa 2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agamanya. 3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama. 4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. 5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah menurut agamanya masing-masing. 6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
  • 11. 11 Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila pertama Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia, sehingga sila pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan dalam hal hubungan negara dengan agama. Dalam peraturan perundang-undangan Indonesia bukan mengatur ruang akidah umat beragama melainkan mengatur ruang publik warga negara dalam hubungan antar manusia. Sebagai contoh berbagai produk peraturan perundangan dalam hukum positif Islam, misalnya UU RI No. 41 tentang Wakaf, UU RI No. 38 tentang Pengelolaan Zakat, ini mengatur tentang wakaf dan zakat pada domein kemasyarakatan dan kenegaraan. Secara filosofis relasi ideal antara negara dengan agama, prinsip dasar negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti setiap warga negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan beragama dan beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu. Dapat juga dikatakan bahwa agama perupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Negara dalam hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan memfasilitasi agar warga negara dapat menjalakan agama dan beribadah dengan rasa aman, tenteram dan damai. Akan tetapi bagaimanapun juga manusia membentuk negara tetap harus ada regulasi negara khususnya dalam kehidupan beragama. Regulasi tersebut diperlukan dalam rangka memberikan perlindungan kepada warga negara. Regulasi tersebut berkaitan dengan upaya-upaya melindungi keselamatan masyarakat (public savety), ketertiban masyarakat (public order), etik dan moral masyarakat (moral public), kesehatan masyarakat (public healt) dan melindungi hak dan kebebasan mendasar orang lain (the fundamental right and freedom orders). Regulasi yang dilakukan oleh negara terhadap kebebasan warga negara dalam memeluk agama, nampaknya masih memerlukan pengembangan lebih lanjut. Misalnya dalam KUHAP, hanya dimuat dalam beberapa pasal saja misalnya Pasal 156 yang mengatur tentang kebencian dan penghinaan pada suatu agama,
  • 12. 12 C. INTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi menjiwai keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengenjawantahan tujuan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara, moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan peraturan perundang-undanganan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut berdasarkan pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia, karena negara adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusian dan manusia adalah sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, sehingga adanya manusia sebagai akibat adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai kuasa prima. Tuhan adalah sebagai asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak berubah, tidak terbatas serta pula sebagai pengatur tata tertib alam. D. BUTIR-BUTIR SILA PERTAMA 1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  • 13. 13 5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi mnusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
  • 14. 14 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang paling mendasar bagi sila-sila lainnya dalam pancasila. Ketuhanan yang berkaitan dengan kepercayaan merupakan hal yang paling hakiki dan tidak bisa diganggu gugat. Sebagai mahkluk tuhan, kita wajib menghargai dan menghormati kepercayaan orang lain agar tercipta kedamaian antar umat beragama, terutama di negara kita tercinta, Indonesia. Dengan adanya filter tersebut diharapkan budaya-budaya yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa tidak akan meracuni generasi yang ada dimasyarakat. B. SARAN 1. Sebagai manusia Indonesia yang berpedoman pada Pancasila, kita harus saling menghargai agama dan kepercayaan masing-masing agar tidak memicu perpecahan dan menciptakan suasana yang damai antar umat beragama. 2. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita mempertebal keimanan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal baru dari berbagai belahan dunia.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Dharmodiharjo, Darji. 1985. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang : IKIP Malang. riyowansyah.co.id/2015/12/makalah-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html portalgaruda.org/article.php?article=93096&val=4999 http://mpudzz.abatasa.co.id/post/detail/13792/kritik-pancasila