Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Setiadi daniel 077 ikorb_pendidikan pancasila
1. MAKALAH
KRITIK TERHADAP “KETUHANAN” VERSI PANCASILA
Oleh:
SETIADI DANIEL
16060484077
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN 2017
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kritik Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
Bapak Dr. Made Pramono, M.Hum selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Pancasila Jurusan Pendidikan Kesehtan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Surabaya yang telah memberikan tugas ini kepada penyusun.
Penyusun sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Kritik Terhadap
Ketuhanan Yang Maha Esa”. Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
telah penyusun buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
penyusun sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penyusun
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Surabaya, 03 Maret 2017
Penyuusun
3. 3
DAFTAR ISI
SAMPUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................4
A.Latar Belakang....................................................................................................4
B.Batasan Masalah.................................................................................................5
C.Maksud dan Tujuan Penulisan............................................................................5
BAB II PENDEKATAN........................................................................................6
A.Pengertian Pancasila...........................................................................................6
1)Pengertian Pancasila Secara Etimologis
2)Pengertian Pancasila Secara Sosiologis
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................7
A.Pengertian Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ......................................................7
B.Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..............................................10
Makna Sila
Arti Sila
C.Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa..................................................................12
D.Butir-butir Sila Pertama.....................................................................................12
BAB V PENUTUP ................................................................................................14
1)Kesimpulan.........................................................................................................14
2)Saran-saran.........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
4. 4
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila yang merupakan dasar negara dan juga pandangan hidup
bangsa indonesia, memiliki peran penting bagi kelangsungan hidup negara
kesatuan republik indonesia. Ideologi bangsa ini tidak pernah habis dimakan
waktu, karena nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-silanya masih relevan
hingga saat ini. Nilai-nilai yang terkandung tersebut mengikuti perkembangan
jaman, sehingga pancasila disebut sebagai ideologi terbuka. Di era yang serba
modern ini, manusia ditutunt untuk berpikir inovatif dan kreatif agar bisa
mengikuti perkembangan jaman yang ada. Jika kita tidak mampu mengimbangi
perkembangan jaman yang semakin pesat, kita akan dianggap tertinggal oleh
masyarakat dunia. Apalagi dengan adanya globalisasi dimana batas-batas wilayah
seolah sudah tidak lagi tampak. Globalisasi mempunyai dua sisi yang bertolak
belakang. Satu sisi membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara di Indonesia. Sedangkan sisi yang lain membawa dampak negatif. Hal
ini tentu wajar, karena segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Pasti
ada baik dan buruk dalam setiap halnya. Sebagai bangsa yang menganut pancasila
sebagai pandangan hidup, bangsa Indonesia tentu harus lebih selektif dalam
menentukan budaya-budaya apa saja yang baik atau buruk sebagai dampak dari
globalisasi. Pancasila, terutama sila Ketuhanan Yang Maha Esa, berperan penting
sebagai penyaring dalam menyeleksi baik buruknya budaya yang dibawa arus
globalisasi.
5. 5
B.BATASAN MASALAH
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah
ini, maka saya membatasi masalah-masalah yang akan di bahas diantaranya:
1. Apa arti Pancasila?
2. Bagaimana sejarah penyusunan Pancasila?
3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia?
4. Makna dan Arti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ?
5. Inti Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ?
6. Butir-butir Sila Pertama ?
C.MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan,
yaitu:
1. Penulis ingin mengetahui arti Pancasila sebenarnya.
2. Penulis ingin mengetahui adakah keterkaitannya dengan SILA PERTAMA
atau tidak.
3. Penulis ingin mengetahui Mengkritik terhadap Ketuhanan versi Pancasila ,
sebagai Dasar Negara Republik Indonesia, dan sebagai Ideologi Nasional.
4. Penulis ingin mengetahui ada berapa Butir , Inti , dan Makna dalam Sila
Pertama Pancasila
6. 6
BAB II PENDEKATAN
A.PENGERTIAN PANCASILA
Untuk memahami pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya, maka pengertian pancasila meliputi :
1.Pengertian Pancasila secara Etimologis
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India. Menurut Muhammad
Yamin, dalam bahasa Sansekerta kata Pancasila memiliki dua macam arti
secara leksikal, yaitu :Panca dan Sila. Panca artinya lima
, sila artinya batu sendi, alas, dasar , peraturan tingkah laku yang baik/senonoh.
Secara etimologis kata Pancasila berasal dari Pancasila yang memiliki arti
secara harfiah dasar yang memiliki lima unsur.
Kata Pancasila mula-mula terdapat dalam kepustakaan Budha di India.Dalam
ajaran Budha terdapat ajaran moral untuk mencapai nirwana dengan
melalui Samadhi dan setiap golongan mempunyai kewajiban moral yang
berbeda.Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasyiila.
2.Pengertian Pancasila secara Historis
Pembahasan historis Pancasila dibatasi pada tinjauan terhadap perkembangan
rumusan Pancasila sejak tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan
keluarnya Instruksi Presiden RI No.12 Tahun 1968
Pembatasan ini didasarkan pada dua pengandaian, yakni:
a.Telah tentang dasar negara Indonesia merdeka baru dimulai pada
tanggal 29 Mei 1945, saat dilaksanakan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);
b.Sesudah Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 tersebut, kerancuan
pendapat tentang rumusan Pancasila dapat dianggap tidak ada lagi.
7. 7
Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Ia dianggap sumber dari segala sumber
hukum. Ia sebagai dasar Negara telah dianggap harga mati, dan tak berhak seorang
pun untuk menggantinya. Disini saya sebagai orang yang terusik dengan di-tuhan-
kan Pancasila, mencoba menuaikan kritik yang mungkin dianggap pedas oleh
sebagian orang. Namun saya mengajak kita semua merenungi lagi tentang semua
"doktrin" yang telah mengkristal di dalam otak kita ini.
Sumber Nilai Pancasila
Pancasila dianggap sebagai nilai dari bangsa Indonesia. Nilai Pancasila diantaranya
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Baiklah kita akan
membahas kejanggalan dalam sumber nilai Pancasila ini satu-persatu.
8. 8
BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila ini adalah “Sumber Rohani” yang mengandung arti dan makna
perlunya diberlakukan Kewajiban Asasi Manusia Saling Asih, Saling Asah,
Saling Asuh, karena Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat Maha Belas Kasih. Sila ini
menghendaki agar para agamawan bersatu dalam wadah/lembaga untuk
menebarkan dan mensuburkan watak berbelas kasih satu sama lain antara semua
warga Republik Indonesia secara menyeluruh dan mereata, oleh karena Tuhan
menurunkan Agama-agama itu walaupun berlain-lain coraknya semua agama itu
bertitik-temu pada ajarannya “Berbelas kasihanlah antara sesama manusia” yang
berasal dari satu Bapak (Adam) dan satu Ibu (Hawa) BHINEKA (beraneka-rupa),
tetapi TUNGGAL IKA (sama seajaran). Sila pertama dari dasar negara Indonesia
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila tersebut merupakan sila yang paling
mendasar bagi sila-sila lainnya. Masalah ketuhanan dan kepercayaan seseorang
tidak dapat diganggu gugat karena merupakan hal yang paling hakiki yang
dimiliki manusia. Ketuhanan dan kepercayaan adalah sesuatu yang sangat sakral
dan memiliki makna yang sangat mendalam. Setiap manusia pasti memiliki
kepercayaannya masing-masing, yang jika dia memiliki iman atau keyakinan yang
kuat atas apa yang dipercayainya maka akan tetap ia pertahankan apa pun yang
terjadi. Sehingga, tidak pantas jika kita menganggu atau mengusik kepercayaan
orang lain. Kita wajib menghormati dan menghargai kepercayaan orang lain,
sehingga orang lain pun akan mnghormati dan menghargai kepercayaan yang
yang kita anut. Dengan adanya sikap saling menghormati dan menghargai
kepercayaan masing-masing tersebut, maka akan tercipta kedamaian dan
9. 9
ketentraman. Dengan saling menghormati tidak akan terjadi perpecahan yang
hanya akan membawa keburukan bagi semua. Sikap saling menghormati dan
menghargai sesama inilah yang seharusnya kita kembangkan agar tidak terjadi
perpecahan dan kerusuhan yang berakibat pada kondisi keamanan negara. Sebagai
bangsa yang menjunjung tinggi Pancasila sebagai pandangan hidup, sudah
seharusnya kita menghayati dengan sungguh-sungguh dan mengamalkan sila
pertama Pancasila tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
mengamalkannya, kita akan menyadari bahwa setiap manusia berhak memiliki
kepercayaannya masing-masing dan kita tidak boleh memaksakan keyakinan kita
pada orang lain. Kerukunan beragama jangan hanya semboyan yang kosong,
tetapi kaum agamawan mesti bersatu sebagai tenaga-tenaga ahli yang berfungsi
menghidup suburkan moral warga negara untuk saling mengasihi (asih), saling
membimbing dan mendidik (asah) dan saling melayani dan melindungi (asuh).
Jangan seperti sekarang, ikut adu-domba kekuatan dengan menebarkan
“Kebencian” dan “Permusuhan”. Tidak satu agama pun yang tidak mengajarkan
moral belas kasih-sayang manusia kepada sesama manusia. Adapun dalam hal
hubungan dengan tuhan, masing-masing menurut caranya sendiri-sendiri, itulah
hak asasinya. Tetapi kewajiban asasi manusia terhadap manusia tidak boleh tidak,
mesti saling asih, saling asah, saling asuh, dalam kebersamaan hidup sepersamaan.
Begitulah mestinya sila “ketuhanan yang maha esa” diwujudkan.Sebagai ajaran
filsafat, pancasila mencerminkan nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat
indonesia dalam hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang
Maha Esa sebagai asas fundamental dalam kesemestaan yang kemudiaan juga
dijadikan fundamental kenegaraan yaitu negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.
10. 10
B. MAKNA DAN ARTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Makna sila ini adalah:
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
4. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.
Arti sila ini adalah :
1. Mengandung arti pengakuan adanya kuasa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan
yang Maha Esa
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama.
4. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama.
5. Bertoleransi dalam beragama, dalam hal ini toleransi ditekankan dalam beribadah
menurut agamanya masing-masing.
6. Negara memberi fasilitator bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga
negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
11. 11
Secara filosofis Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung dalam sila
pertama Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar filsafat negara Indonesia,
sehingga sila pertama tersebut sebagai dasar filosofis bagi kehidupan kebangsaan
dan kenegaraan dalam hal hubungan negara dengan agama. Dalam peraturan
perundang-undangan Indonesia bukan mengatur ruang akidah umat beragama
melainkan mengatur ruang publik warga negara dalam hubungan antar manusia.
Sebagai contoh berbagai produk peraturan perundangan dalam hukum positif
Islam, misalnya UU RI No. 41 tentang Wakaf, UU RI No. 38 tentang Pengelolaan
Zakat, ini mengatur tentang wakaf dan zakat pada domein kemasyarakatan dan
kenegaraan. Secara filosofis relasi ideal antara negara dengan agama, prinsip
dasar negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berarti setiap warga
negara bebas berkeyakinan atau memeluk agama sesuai dengan keyakinan dan
kepercayaannya. Kebebasan dalam pengertian ini berarti bahwa keputusan
beragama dan beribadah diletakkan pada domain privat atau pada tingkat individu.
Dapat juga dikatakan bahwa agama perupakan persoalan individu dan bukan
persoalan negara. Negara dalam hubungan ini cukup menjamin secara yuridis dan
memfasilitasi agar warga negara dapat menjalakan agama dan beribadah dengan
rasa aman, tenteram dan damai. Akan tetapi bagaimanapun juga manusia
membentuk negara tetap harus ada regulasi negara khususnya dalam kehidupan
beragama. Regulasi tersebut diperlukan dalam rangka memberikan perlindungan
kepada warga negara. Regulasi tersebut berkaitan dengan upaya-upaya
melindungi keselamatan masyarakat (public savety), ketertiban masyarakat
(public order), etik dan moral masyarakat (moral public), kesehatan masyarakat
(public healt) dan melindungi hak dan kebebasan mendasar orang lain (the
fundamental right and freedom orders). Regulasi yang dilakukan oleh negara
terhadap kebebasan warga negara dalam memeluk agama, nampaknya masih
memerlukan pengembangan lebih lanjut. Misalnya dalam KUHAP, hanya dimuat
dalam beberapa pasal saja misalnya Pasal 156 yang mengatur tentang kebencian
dan penghinaan pada suatu agama,
12. 12
C. INTI SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini nilai-nilainya meliputi menjiwai
keempat sila lainnya. Dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai
bahwa negara yang didirikan adalah sebagai pengenjawantahan tujuan manusia
sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu segala hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara,
moral penyelenggaraan negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan
peraturan perundang-undanganan negara, kebebasan dan hak asasi warga negara
harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal tersebut berdasarkan
pada hakikat bahwa pendukung pokok negara adalah manusia, karena negara
adalah sebagai lembaga hidup bersama sebagai lembaga kemanusian dan manusia
adalah sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, sehingga adanya manusia sebagai
akibat adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai kuasa prima. Tuhan adalah sebagai
asal mula segala sesuatu, adanya Tuhan adalah mutlak, sempurna dan kuasa, tidak
berubah, tidak terbatas serta pula sebagai pengatur tata tertib alam.
D. BUTIR-BUTIR SILA PERTAMA
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
13. 13
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi mnusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
14. 14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan sila yang paling mendasar
bagi sila-sila lainnya dalam pancasila. Ketuhanan yang berkaitan dengan
kepercayaan merupakan hal yang paling hakiki dan tidak bisa diganggu gugat.
Sebagai mahkluk tuhan, kita wajib menghargai dan menghormati kepercayaan
orang lain agar tercipta kedamaian antar umat beragama, terutama di negara kita
tercinta, Indonesia. Dengan adanya filter tersebut diharapkan budaya-budaya
yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa tidak akan meracuni generasi yang ada
dimasyarakat.
B. SARAN
1. Sebagai manusia Indonesia yang berpedoman pada Pancasila, kita harus saling
menghargai agama dan kepercayaan masing-masing agar tidak memicu
perpecahan dan menciptakan suasana yang damai antar umat beragama.
2. Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sudah seharusnya kita mempertebal
keimanan kita agar tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal baru dari berbagai
belahan dunia.
15. 15
DAFTAR PUSTAKA
Dharmodiharjo, Darji. 1985. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Malang :
IKIP Malang.
riyowansyah.co.id/2015/12/makalah-sila-ketuhanan-yang-maha-esa.html
portalgaruda.org/article.php?article=93096&val=4999
http://mpudzz.abatasa.co.id/post/detail/13792/kritik-pancasila