Kitab Ulangan berisi Musa mengulang hukum-hukum Taurat kepada generasi baru orang Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Musa mengingatkan mereka akan kasih setia Allah meskipun kegagalan mereka di masa lalu, serta memberi peringatan bahwa taat membawa berkat sementara durhaka membawa kutukan. Kitab ini menjadi pedoman rohani bagi umat Allah untuk selamanya.
1. Teofani Allah di Gunung Sinai menampakkan sifat-Nya sebagai Allah yang berbelas kasih, murah hati, sabar, dan pengampun dosa.
2. Orang Israel membuat patung anak lembu emas ketika Musa berada di Gunung Sinai, melanggar perintah Allah untuk tidak menyembah berhala.
3. Kitab Keluaran mendeskripsikan peristiwa kelahiran dan tugas Musa sebagai pemimpin umat Israel, 10 tulah Mesir, penyeber
Kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Lama (PPL) akan membuka wawasan kita tentang latar belakang, sejarah, dan isu-isu penting seputar dunia Alkitab Perjanjian Lama (PL). Mempelajari PPL, menolong kita semakin memahami konteks PL dengan lebih baik.
Kelas PPL, yang diadakan oleh SABDA Ministry Learning Center (MLC), akan diadakan melalui grup WhatsApp. Jadwal diskusi akan dilakukan pada 22 Februari - 1 Maret 2023. Presentasi materi akan dilakukan pada Rabu, 22 Februari 2023, pkl. 10.30 - 12.00 WIB untuk kelas pagi dan pkl. 19.00 -- 20.30 WIB untuk kelas malam, via Zoom.
Segera daftarkan diri Anda karena kuota peserta terbatas!
Pendaftaran:
Link: https://bit.ly/form-mlc
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
#alkitab #perjanjianlama #ministrylearningcenter #ylsa #SABDAEvent #sabdalive #kelasonline
Kitab Ulangan berisi Musa mengulang hukum-hukum Taurat kepada generasi baru orang Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Musa mengingatkan mereka akan kasih setia Allah meskipun kegagalan mereka di masa lalu, serta memberi peringatan bahwa taat membawa berkat sementara durhaka membawa kutukan. Kitab ini menjadi pedoman rohani bagi umat Allah untuk selamanya.
1. Teofani Allah di Gunung Sinai menampakkan sifat-Nya sebagai Allah yang berbelas kasih, murah hati, sabar, dan pengampun dosa.
2. Orang Israel membuat patung anak lembu emas ketika Musa berada di Gunung Sinai, melanggar perintah Allah untuk tidak menyembah berhala.
3. Kitab Keluaran mendeskripsikan peristiwa kelahiran dan tugas Musa sebagai pemimpin umat Israel, 10 tulah Mesir, penyeber
Kelas diskusi Pembimbing Perjanjian Lama (PPL) akan membuka wawasan kita tentang latar belakang, sejarah, dan isu-isu penting seputar dunia Alkitab Perjanjian Lama (PL). Mempelajari PPL, menolong kita semakin memahami konteks PL dengan lebih baik.
Kelas PPL, yang diadakan oleh SABDA Ministry Learning Center (MLC), akan diadakan melalui grup WhatsApp. Jadwal diskusi akan dilakukan pada 22 Februari - 1 Maret 2023. Presentasi materi akan dilakukan pada Rabu, 22 Februari 2023, pkl. 10.30 - 12.00 WIB untuk kelas pagi dan pkl. 19.00 -- 20.30 WIB untuk kelas malam, via Zoom.
Segera daftarkan diri Anda karena kuota peserta terbatas!
Pendaftaran:
Link: https://bit.ly/form-mlc
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
#alkitab #perjanjianlama #ministrylearningcenter #ylsa #SABDAEvent #sabdalive #kelasonline
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptxAlbertusPur
Teori penulisan dan penyusunan kitab sejarah Deuteronomistik menurut Martin Noth, F.M. Cross, dan Mayes menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut merupakan kumpulan berbagai tradisi yang disusun oleh pengarang Deuteronomis untuk memberikan kerangka kronologis panjang sejarah Israel sejak Musa hingga pembuangan ke Babel.
Pengajaran Taurat KPKS 2021 membahas pengantar umum tentang Taurat, termasuk definisi, fungsi, pentingnya studi Taurat, penyusunan, dan pembagiannya menjadi lima kitab. Tujuannya adalah memberikan pemahaman dasar tentang Taurat sebagai bahan belajar mandiri dan menemukan pesan teologis di dalamnya.
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdfalbertus purnomo
Kitab Sejarah Deuteronomistis merupakan karya tunggal yang disusun oleh pengarang Deuteronomis untuk menjelaskan sejarah bangsa Israel sejak zaman Musa hingga masa Pembuangan ke Babel melalui kitab-kitab Yosua, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang Perjanjian Lama melalui 3 langkah: (1) memperkenalkan kitab-kitab dan periode sejarah PL, (2) memberikan latihan mengenali kitab dan garis besar sejarah PL, dan (3) mempelajari peta-peta terkait PL.
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxjengkulpuluz
[Ringkasan]
Agama Israel kuno menekankan penyembahan monoteistik kepada Allah (YHWH) dan memiliki sifat dinamis, berkembang, serta menolak politeisme dan sinkretisme. Tempat-tempat ibadah utama meliputi Silo, Gilgal, Nob, Bukit Zaitun, Hebron, dan Yerusalem dimana Bait Suci Salomo dibangun.
Dokumen tersebut merangkum pengajaran tentang Taurat dalam agama Kristen. Ia menjelaskan pengertian Alkitab dan Taurat, pembagian kitab-kitab dalam Taurat seperti Kejadian dan Keluaran, serta tema-tema teologis seperti leluhur Israel dan kelahiran bangsa Israel. Dokumen ini juga menjelaskan tokoh kunci Musa dan peristiwa-peristiwa penting dalam Taurat seperti pemberian Hukum di Gunung Sinai
Dokumen tersebut membahas periode sejarah Alkitabiah dari masa Abraham hingga Musa dan membandingkannya dengan sejarah Timur Dekat Kuno. Dokumen ini juga membahas beberapa kitab nabi seperti Ayub, Mazmur, dan Pengkotbah serta memberikan penjelasan singkat mengenai isi dan tujuan kitab-kitab tersebut."
1) Kisah Musa berusaha melunakkan hati Allah agar tidak membinasakan bangsa Israel setelah mereka membuat patung anak lembu emas.
2) Yesus menjelaskan dirinya sebagai utusan Allah kepada pemuka agama Yahudi yang tidak percaya padanya.
3) Kisah-kisah tersebut memberikan pelajaran tentang sifat Allah dan kepentingan mengikuti teladan Yesus.
Pidato Yotam mengkritik ambisi Abimelekh menjadi raja meskipun tidak berhak. Ia memberi perumpamaan pohon-pohon yang meminta semak duri menjadi raja karena tidak berguna. Perumpamaan ini menunjuk Abimelekh yang arogan walaupun tidak memiliki kualifikasi. Yesus mengajarkan tentang kemurahan Allah yang melebihi logika manusia melalui perumpamaan pekerja kebun anggur.
More Related Content
Similar to Sesi 3. Gagasan pokok Kitab Ulangan sebagai dasar teologis KSDtr.pptx
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptxAlbertusPur
Teori penulisan dan penyusunan kitab sejarah Deuteronomistik menurut Martin Noth, F.M. Cross, dan Mayes menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut merupakan kumpulan berbagai tradisi yang disusun oleh pengarang Deuteronomis untuk memberikan kerangka kronologis panjang sejarah Israel sejak Musa hingga pembuangan ke Babel.
Pengajaran Taurat KPKS 2021 membahas pengantar umum tentang Taurat, termasuk definisi, fungsi, pentingnya studi Taurat, penyusunan, dan pembagiannya menjadi lima kitab. Tujuannya adalah memberikan pemahaman dasar tentang Taurat sebagai bahan belajar mandiri dan menemukan pesan teologis di dalamnya.
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdfalbertus purnomo
Kitab Sejarah Deuteronomistis merupakan karya tunggal yang disusun oleh pengarang Deuteronomis untuk menjelaskan sejarah bangsa Israel sejak zaman Musa hingga masa Pembuangan ke Babel melalui kitab-kitab Yosua, Hakim-Hakim, Samuel dan Raja-Raja."
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang Perjanjian Lama melalui 3 langkah: (1) memperkenalkan kitab-kitab dan periode sejarah PL, (2) memberikan latihan mengenali kitab dan garis besar sejarah PL, dan (3) mempelajari peta-peta terkait PL.
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxjengkulpuluz
[Ringkasan]
Agama Israel kuno menekankan penyembahan monoteistik kepada Allah (YHWH) dan memiliki sifat dinamis, berkembang, serta menolak politeisme dan sinkretisme. Tempat-tempat ibadah utama meliputi Silo, Gilgal, Nob, Bukit Zaitun, Hebron, dan Yerusalem dimana Bait Suci Salomo dibangun.
Dokumen tersebut merangkum pengajaran tentang Taurat dalam agama Kristen. Ia menjelaskan pengertian Alkitab dan Taurat, pembagian kitab-kitab dalam Taurat seperti Kejadian dan Keluaran, serta tema-tema teologis seperti leluhur Israel dan kelahiran bangsa Israel. Dokumen ini juga menjelaskan tokoh kunci Musa dan peristiwa-peristiwa penting dalam Taurat seperti pemberian Hukum di Gunung Sinai
Dokumen tersebut membahas periode sejarah Alkitabiah dari masa Abraham hingga Musa dan membandingkannya dengan sejarah Timur Dekat Kuno. Dokumen ini juga membahas beberapa kitab nabi seperti Ayub, Mazmur, dan Pengkotbah serta memberikan penjelasan singkat mengenai isi dan tujuan kitab-kitab tersebut."
Similar to Sesi 3. Gagasan pokok Kitab Ulangan sebagai dasar teologis KSDtr.pptx (20)
1) Kisah Musa berusaha melunakkan hati Allah agar tidak membinasakan bangsa Israel setelah mereka membuat patung anak lembu emas.
2) Yesus menjelaskan dirinya sebagai utusan Allah kepada pemuka agama Yahudi yang tidak percaya padanya.
3) Kisah-kisah tersebut memberikan pelajaran tentang sifat Allah dan kepentingan mengikuti teladan Yesus.
Pidato Yotam mengkritik ambisi Abimelekh menjadi raja meskipun tidak berhak. Ia memberi perumpamaan pohon-pohon yang meminta semak duri menjadi raja karena tidak berguna. Perumpamaan ini menunjuk Abimelekh yang arogan walaupun tidak memiliki kualifikasi. Yesus mengajarkan tentang kemurahan Allah yang melebihi logika manusia melalui perumpamaan pekerja kebun anggur.
Dokumen tersebut membahas tentang kitab Deuterokanonika dan injil Matius. Kitab Deuterokanonika menjelaskan tentang Allah sebagai pencipta dan pemelihara yang adil dan berbelas kasih, sedangkan injil Matius menjelaskan perumpamaan Yesus tentang lalang dan gandum yang membedakan manusia yang bermanfaat dari yang tidak.
Dokumen ini berisi renungan rohani untuk awal tahun 2022 tentang Hari Raya Santa Maria Bunda Allah pada 1 Januari. Dibahas tentang makna dan sejarah perayaan hari raya ini serta pelajaran dari kisah kunjungan gembala kepada Yesus, Maria, dan Yusuf yang mengajak untuk bersyukur dalam hal-hal kecil dan memohon kedamaian.
Teks tersebut membahas tentang arti menjadi orang Kristen sejati menurut Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia dan pesan Yesus tentang tanda-tanda. Inti pesannya adalah bahwa menjadi orang Kristen yang sejati berarti merdeka dari hukum-hukum Yahudi dan memiliki iman yang kuat tanpa terus meminta tanda-tanda, karena kehidupan dan ajaran Yesus sudah cukup menjadi tanda.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
(1) Surat Paulus kepada Filemon membahas persahabatan dan bagaimana memperlakukan sesama atau orang yang membantu kita, terutama tentang Onesimus, budak Filemon yang melarikan diri dan bertemu Paulus.
(2) Yesus mengajarkan bahwa Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah kita dalam arti spiritual, bukan sesuatu yang akan datang di masa depan, dan kita dia
Teks tersebut membahas tentang berhala dan pondasi keimanan yang kuat. Secara singkat, teks tersebut mengingatkan agar tidak mengikuti guru-guru palsu dan menjauhi penyembahan berhala modern. Pondasi keimanan yang kuat pada ajaran Yesus dapat membantu menghadapi cobaan hidup.
Teks tersebut membahas pentingnya pengorbanan diri sesuai ajaran Yesus dan Santo Laurentius. Pengorbanan diri dapat membawa kemajuan individu dan komunitas karena menciptakan keharmonisan. Contohnya dalam kehidupan gereja, keluarga, atau proyek bersama, pengorbanan ego demi keberhasilan bersama sangat diperlukan.
Pembangunan Bait Allah di Yerusalem oleh Raja Salomo sebagai tempat ibadah tunggal umat Israel sesuai dengan teologi Deuteronomistik. Bait Allah dianggap sebagai manifestasi kehadiran dan kemuliaan Allah di tengah-tengah umatnya.
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...albertus purnomo
Salomo mewarisi kerajaan yang kuat dari Daud dan memerintah selama 40 tahun. Ia dikenal karena kebijaksanaannya, reorganisasi birokrasi administrasi, dan pembangunan Kuil Agung. Salomo mengkonsolidasi kekuasaannya dengan menikahi putri-putri asing dari berbagai negara untuk membangun aliansi politik dan komersial. Kitab Raja-Raja menggambarkan kebijaksanaan Salomo yang luar biasa, terutama dalam memutus
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptxalbertus purnomo
Samuel played a key role in the establishment of the monarchy in Israel. He anointed Saul as the first king after Samuel served as a judge. Saul had some early military successes against the Philistines but disobeyed God by not following instructions to completely destroy the Amalekites. This led to Samuel announcing that God had rejected Saul as king. Samuel then anointed David to be the future king, beginning the transfer of power to David. Saul's reign marked a transitional period as Israel shifted from a loose confederation under judges to a centralized monarchy.
4. ETIMOLOGI
• Deuteronomy, Hebrew Devarim, (“Words”), fifth book of the Old
Testament, written in the form of a farewell address by Moses
to the Israelites before they entered the Promised Land of
Canaan.
• The title Deuteronomy, derived from Greek, thus means a “copy,”
or a “repetition,” of the law rather than “second law,” as the
word’s etymology seems to suggest.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
5. PERKATAAN TERAKHIR MUSA
• The biblical book Deuteronomy (lit. “second law”) presents itself as an account
of the last day of Moses (according to Deut 1:3, this is the first day of the
eleventh month in the fortieth year [after the Exodus]). At the end of this day
Moses dies (Deut 34).
• However, the main task of the book’s narrator is to introduce the (long)
speeches of Moses. Moses speaks to the people of Israel on the plains of Moab
just prior to their entry into the Promised Land. Above all, Moses teaches Israel a
law (Deut 12:1—26:16).
• http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e53?_hi=1&_pos=6
6. PERKATAAN TERAKHIR MUSA
• Tujuan dari perkataan / pidato Musa
• 1) mengingat masa lalu Israel,
• 2) mengulangi hukum yang telah dikomunikasikan Musa kepada
orang-orang di Horeb (Sinai), dan menekankan bahwa
• 3) kepatuhan terhadap hukum-hukum ini sangat penting untuk
kesejahteraan orang-orang di tanah yang akan mereka miliki.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
7. TUJUAN
• Umat Israel harus mempelajari hukum
ini dan menaati perintah-perintahnya di
negeri Terjanji. Hanya dengan begitu
mereka dapat tinggal di sana secara
permanen dan tidak dihancurkan atau
dipaksa ke pengasingan.
8. SIGNIFIKANSI
• Deuteronomy is arguably one of the most significant books of the Old Testament. It
is the culmination of the Pentateuch, and it throws the shadow of its distinctive
theological perspective on the rest of the Old Testament—history (particularly
Samuel-Kings) and prophets (e.g., Jeremiah) alike. For good rea son, Wenham
(1985) has called Deuteronomy the linchpin of the Old Testament.
• Ulangan bisa dikatakan sebagai salah satu kitab paling penting dalam Perjanjian
Lama. Ini adalah puncak dari Pentateukh, dan memberikan bayangan perspektif
teologisnya yang khas pada bagian lain dalam Perjanjian Lama— kitab sejarah
(khususnya Samuel-Kings) dan para nabi (misalnya, Yeremia). Untuk alasan yang
baik, Wenham (1985) telah menyebut Kitab Ulangan sebagai kunci utama dari
Perjanjian Lama.
• Tremper Longman III – Raymond B. Dillard, An Introduction to the Old Testament,
Grand Rapids Michigan Zodervan, 2009, 102
9. KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN
PERTAMA KISAH SEJARAH
SELANJUTNYA.
• To this original core of materials other materials were added by interested
parties in the years following the reforms instituted by King Josiah
(reigned c. 640–609 BC).
• The final form is due to the work of a historian who added, among other
things, a second introduction (chapters 1–4) and made Deuteronomy the
book of first principles for his history of the Israelite people in the
land of Canaan.
10. KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN
PERTAMA KISAH SEJARAH SELANJUTNYA
• Deuteronomy might thus be viewed as the first part of
the history that follows, rather than as the last book of
the Pentateuch, the generally accepted order most
scholars prefer.
• Dengan demikian kitab Ulangan dapat dilihat sebagai
bagian pertama dari sejarah yang mengikutinya,
daripada sebagai buku terakhir dari Pentateukh,
urutan yang diterima secara umum yang disukai
kebanyakan sarjana.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
14. TEOLOGI KITAB ULANGAN : (ULANGAN
30:19-20 ITB)
• 19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan
dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya
engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
• 20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti
hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang
dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek
moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub,
untuk memberikannya kepada mereka." (Deut. 30:19-20
ITB)
15. GARIS BESAR KITAB ULANGA
SEBUAH ALTERNATIF
• Recap of Israel’s journey from Egypt (Dt 1–3)
• Recap of Israel’s relationship with God (Dt 4–10)
• How to love God and keep His commandments (Dt 11–26)
• Blessings, curses, and restoration (Dt 27–30)
• The death of Moses (Dt 31–34)
https://overviewbible.com/deuteronomy/
16. SUSUNAN KONSENTRIS KITAB ULANGAN
• Pembukaan (1-11) – Wejangan Musa
• (inti) Undang-Undang dalam bab 12-
26.
• Penutup 27-30 - Wejangan Musa
• Kisah kematian Musa (31-34)
(tambahan)
17. WEJANGAN MUSA PERTAMA
• Angkatan lama yang tidak percaya kepada janji Tuhan,
tidak diperbolehkan masuk negeri terjanji (1:19-2:15;
termasuk Musa sendiri, 3:23-29).
• Namun, angkatan baru, yang kini sudah mulai mengalami
perwujudan janji Tuhan, yakni pemberian wilayah di
sebelah timur sungai Yordan (2:16-3:23), hendaknya
menepati ketetapan dan peraturan Tuhan agar dapat
memasuki negeri terjanji itu sepenuhnya (4:1-22). Kalau
mereka lupa akan Perjanjian Tuhan, mereka sebaliknya
akan dibuang dari negeri itu (4:23dst).
18. WEJANGAN MUSA KEDUA
• Wejangan Musa yang kedua mulai dengan mengingatkan
orang Israel akan pengikatan Perjanjian di Horeb yang
diikat Tuhan bukan hanya dengan moyang mereka tetapi
juga dengan setiap generasi. Dalam kaitan ini dikutip
kembali Sepuluh Firman (5:6-21), yang juga dalam kitab
Ulangan berlaku sebagai ketetapan dasar untuk segala
peraturan lain (bdk. posisi Sepuluh Firman dalam Kel 20
dalam konteks Kel 19- Bil 9).
• Seluruh wejangan yang kedua ini merupakan himbauan
dan memberi dorongan kepada Israel untuk mengasihi
Tuhan dengan cara menepati hukum dan ketetapan-Nya.
19. BERKAITAN DENGAN MASA LAMPAU
• Untuk memberi motivasi kepada Israel, mereka terus
menerus diingatkan akan masa lampau yang positif
maupun negatif; diingatkan akan sejarah kebaikan
Tuhan, sumpah setianya kepada nenek moyang
bangsa (mis. 6:10), pembebasan dari Mesir (mis.
6:21ii), penyelenggaraan ilahi sepanjang perjalanan di
padang gurun (mis. 8:2ii,15i), tetapi diingatkan juga
akan sejarah amarah-Nya ketika Israel murtad di
Horeb (9:7-10:11).
20. BERKAITAN DENGAN MASA DEPAN
• Untuk menambah motivasi Israel, mata
mereka diarahkan pula ke masa depan, yakni
ke berkat yang dijanjikan Tuhan, hidup
sejahtera dalam sebuah negeri yang sangat
baik (7:13, 8:7-10, 11:8), tetapi juga kepada
kutukan Tuhan kalau mereka akan melanggar
ketetapan dan peraturannya (7:4,10, 11:28).
21. UNDANG-UNDANG ULANGAN
(12-26)
• Bagian sentral dari wejangan Musa. Undang-
Undang ini kurang bersifat sebagai kitab hukum
biasa, sebab peraturan-peraturannya terus
menerus diselingi himbauan dan bahkan
renungan teologis.
• Ciri persuasif itu membedakannya dari Kitab
Perjanjian, koleksi hukum yang terdapat dalam
Kel 20:22-23:19 dan yang sering dihubungkan
dan dibandingkan dengan Undang-Undang
Ulangan.
22. SENTRALISASI PERIBADATAN – TEOLOGI
SENTRAL
PENDEKATAN WELLHAUSEN
• Dalam bagian pertama Undang-undang Ulangan sering diulang peraturan
yang sangat khas Deuteronomis, yang menyangkut sentralisasi ibadat “di
tempat yang dipilih Tuhan, Allahmu, untuk membuat namanya tinggal di
sana”, yaitu di Bait Allah di Yerusalem.
• Perintah sentralisasi ibadat itu diterapkan kepada segala macam korban
persembahan (Ul 12:5,11,13i,18, 21,26), persembahan persepuluhan (14:22
dst), penyembelihan anak sulung (15:19i), dan tiga Hari Raya utama (Ul 16
23. LANJUTAN
• Sentralisasi ibadat ini muncul sekali lagi dalam sebuah liturgi yang dibicarakan
pada akhir Undang-Undang Ulangan, yakni persembahan hasil pertama (26:1-
11). Di antara peraturan sentralisasi pada bagian pertama dan pada akhir itu
terdapat aneka ragam hukum pidana, sipil dan sosial.
• Rumusan sentralisasi juga masih muncul dalam kaitan dengan pengadilan
tertinggi (17:8ii), dan penghidupan orang-orang Lewi (18:6ii).
24. BEBERAPA HUKUM BAB 16-25
PENDEKATAN WELLHAUSEN
• 16:18 - 18:22 Hukum tentang yang berwenang: hakim, raja, imam,
nabi
• 19:1 - 21:9 Hukum Pidana
• 21:10 - 22:30 Hukum Keluarga
• 23:1-14 Hukum Ketahiran
• 23:15 - 25:4 Hukum Perikemanusiaan
• 25:5-19 Aneka ragam tambahan
25. WEJANGAN PENUTUP BAG 1
• Dalam Ul 27-28 disampaikan ucapan berkat dan
lebih banyak lagi ucapan kutuk untuk mendorong
Israel agar melakukan ketetapan dan peraturan
Tuhan yang baru saja diuraikan dalam Undang-
Undang Ulangan, dan jangan mengabaikannya.
26. BLESSINGS AND CURSES IN ANCIENT NEAR
EAST
• In the Levant, blessings and curses took the form of intentional,
future-oriented, performative speech acts spoken by deities and
humans to promote good or evil, flourishing or injury for individuals
and nations.
• Although some argue that the words themselves carried a semimagical,
automatic power, deity was seen as the ultimate source and executor.
• When human agents offered public acknowledgment of the deity’s favor,
often accompanied by song, dance, and feasting, blessing became an act
of praise.
• http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e27
27. WEJANGAN PENUTUP BAG 2
• Dalam Ul 29-30 disajikan “perkataan Perjanjian yang diikat Musa dengan Israel
di tanah Moab” (Ul 29:1), suatu wejangan dalam rangka pembaharuan
Perjanjian di Moab. Perkataan Perjanjian itu memuncak dalam peringatan keras
bahwa pelanggaran pasti akan membawa hukuman berupa pembuangan (Ul
29:21dst), tetapi juga disampaikan bahwa masih ada kemungkinan untuk
berbalik kepada Tuhan dan mengalami kebaikan-Nya (Ul 30:1-10).
28. KISAH PENUTUP 31-34
• Ul 31 menyambung dan melanjutkan riwayat sejarah yang terputus sejak Bil
32 atau Ul 3. Musa tidak diperbolehkan menyeberangi sungai Yordan, maka
kepemimpinan dialihkan kepada Yosua yang — dengan disertai Tuhan —
akan menyeberang di depan umat Israel (Ul 31:1-8, bdk Ul 3:23-29). Untuk
menjaga kelangsungan Perjanjian, ditetapkan pembacaan ulang hukum
Taurat pada hari Raya Pondok Daun, sekali setiap tahun ketujuh (Ul 31:9-13).
Hukum Taurat dituliskan dalam sebuah kitab, dan diberi tempat di samping
Tabut Perjanjian yang memuat 10 Firman (Ul 31:24ii).
29. DUA SAJAK 32-33
• Di tengah kisah penutup ini disisipkan dua sajak:
sebuah mazmur (Nyanyian Musa, Ul 32) dan
sebuah koleksi ucapan berkat untuk masing-
masing suku (Berkat Musa, Ul 33). Kedua sajak itu
diletakkan dalam mulut Musa sebagai peringatan
maupun janji untuk masa mendatang.
30. ULANGAN 34
• Dalam Ul 34 riwayat Musa dibulatkan dengan berita
tentang kematiannya. Setelah diberi melihat negeri terjanji,
Musa mati di ambang pintu negeri itu. Kisah terakhir ini
bukan hanya berperan sebagai penutupan kitab Ulangan,
melainkan juga berfungsi sebagai kisah penutupan untuk
seluruh Taurat Musa.
32. KITAB ULANGAN YANG ASLI?
• Apa yang lazim disebut kitab Ulangan asli perlu dicari
di dalam bab (6-11)12-25. Karangan itu aslinya
berupa sebuah koleksi undang-undang, yang dijiwai
oleh gagasan sentralisasi ibadat. Koleksi yang dikenal
sebagai torah Mošè, sudah diawali beberapa
himbauan yang ditujukan kepada Israel yang
dilukiskan sedang berada dalam perjalanan masuk ke
negeri.
33. KITAB ULANGAN YANG ASLI?
• Asal mula dari kitab Ulangan asli ini masih
diperdebatkan. Apakah juga berasal dari masa raja
Yosia? Ataukah gerakan deuteronomis serta kitab
mereka sudah ada lebih dahulu; berasal dari masa raja
Hizkia (kl. 700SM), dan kitab itu — setelah hilang
pada masa raja Manasye — sungguh ditemukan
kembali pada masa Yosia?
•
34. PENGARANG SEJARAH
DEUTERONOMISTIS
• Ulangan asli itu selanjutnya oleh pengarang sejarah
deuteronomistis dimasukkan ke dalam karyanya yang
besar tentang sejarah bangsa Israel, sebagai bagian
pengantarnya.
35. PENGARANG SEJARAH
DEUTERONOMISTIS
• pengarang KSDtr melengkapi Ulangan asli dengan suatu
kerangka kisah sejarah, yakni kisah perjalanan Israel dari Horeb
sampai ke perbatasan negeri terjanji (Ul 1-3), lagi kisah tentang
pengadaan Perjanjian serta pemberian Sepuluh Firman di
Horeb (Ul 5) dan kisah tentang pelanggaran Perjanjian itu (Ul
9:2-10:10). Kerangka kisah sejarah itu kemudian disambung lagi
dengan penunjukkan Yosua sebagai pengganti Musa (Ul 31)
dan kematian Musa (34:1-6).
36. EDITOR DI MASA SELANJUTNYA
• Hubungan antara hukum Musa dan Perjanjian Horeb itu
ditingkatkan lebih jauh oleh editor yang kemudian. Tangan editor
itu paling kentara dalam Ul 4, (6-8), 10:12-11:32, 26-30. Apa yang
sudah diceriterakan oleh pengarang sejarah, yakni penyampaian
hukum Musa dalam kerangka sejarah Perjanjian Horeb,
diungkapkan lebih tegas lagi oleh editor yang kemudian. Menurut
edisinya bahkan penyampaian hukum oleh Musa kepada bangsa
diadakan dalam rangka pengikatan Perjanjian, yakni Perjanjian di
tanah Moab (29:1).
38. In some respects Deuteronomy portrays what an
ideal Israel would be. It presents an Israel with
“one God, one people, one land, one sanctuary,
and one law.” Its theological contributions are
intimately bound up with some of the distinctive
concerns that set it apart from the remainder of
the Pentateuch.
An Introduction to the OT, 114
40. UMAT PERJANJIAN
• The covenant between God and Israel made at Sinai and
renewed on the plains of Moab before Moses’ death presumes
an Israel that is a united, unified people.
• The nation exists—it receives its national identity—as a people
in covenant with Yahweh. It is a nation set apart and defined
by its adherence to this covenant (Deut. 5:1–3; 6:1–25)
41. UMAT DALAM RELASI DENGAN TUHAN
• The covenant into which Israel had entered was not simply the
legal acquiescence to a detailed contract, but rather a living
relationship that required the loving commitment of both parties
(6:5; 7:9, 12–13; 11:1, 13, 22; 13:3; 33:3).
• Israel’s unified existence is reflected also in the book’s practice of
referring to members of the people as “brothers” (NIV; Hebrew
’ahîm;for example, 1:16; 3:18, 20; 10:9; 15:3, 7, 9, 11; 17:20; 18:15,
18.
42. UMAT ISRAEL
• Israel sebagai keseluruhan: sapaan Israel (“Dengarlah, Israel...,” 6:4, 4:1),
juga sering disebut “seluruh orang Israel” (kol Yisrael, 1:1, 5:1).
• Umat pilihan, dipilih oleh Allah (4:37)
• Umat yang dibentuk Tuhan (Am, bukan Goy) “umat milikmu sendiri yang
Kautebus...,” 9:26,29).
• umat yang kudus : suatu umat yang oleh Tuhan dikhususkan bagi diri-Nya.
• Umat kesayangan: ‘am segulah, umat kesayangan, bangsa yang mempu-
nyai nilai khusus bagi Tuhan (7:6).
44. KARAKTER ALLAH
• Sebutan Allah: YHWH Allahmu [kedekatan] = Allah
Perjanjian
• Transendensi: YHWH digambarkan besar, dahsyat dan
tanpa tandingan dalam karya-Nya (7:21, 4:32-39). ==
menghindari antrophomorfisme
• Imanensi: Allah Israel yang sangat dekat pada umat-Nya
• Keesaan (Ekhad)
• Allah yang cemburu (El Kanna)
45. NAMA ALLAH
• Deuteronomy refers to the name of God twenty-one times.
• Deuteronomy is presented as in some way
“demythologizing” the divine presence—what is present is
not God himself (for he dwells in heaven), but his “name.”
This theology is commonly said to have developed in Israel
after either the loss of the ark or the division of the kingdom
when the northern tribes no longer had access to this
important object
46. SABDA ALLAH
In Deuteronomy the word of God is authoritative
and it is written. As a covenant document, the
words of the “book of the law” that Moses wrote
governed, structured, and defined the nation’s
relationship with her suzerain Lord and with one
another.
48. SENTRALISASI IBADAH
• Deuteronomy repeatedly describes Israel’s worship at “the place the
LORD your God will choose” (12:5, 11, 14, 18, 21, 26; 14:23–25; 15:20;
16:2, 6, 11,15; 17:8, 10; 18:6; 26:2). Ia telah memilih satu tempat untuk
membuat nama-Nya diam di sana (26:2, 12:5,11,21, dst).
• In critical scholarship this choice of a single place for Israel’s worship
has traditionally been associated with Josiah’s effort to centralize
worship in Jerusalem.
• Menghindari Sikretisme:
• Suasana Ibadat sukacita dan gembira
50. • Keistimewaan tanah (berlimpah susu dan madu)
• Anugerah Tuhan yang “direbut”
• Tanah sebagai warisan ((nakhalah, 4:38, 12:9, 26:1).
• Syarat untuk tetap tinggal: harus melakukan perintah dan
ketetapan Allah di dalam negeri itu
• Tanah peristirahatan: menukhah. Kata itu pertama-tama
menunjuk kepada perhentian atau istirahat yang menyusul
perjalanan (3:20); tetapi juga kepada keamanan dari
ancaman-ancaman bangsa-bangsa
51. • The land was not simply a gift of God to Israel—it was the
gift that made God's power and presence in Israel's life
something real and tangible. It was an act of grace like no
other, for the gift of the land made it possible for the people
of Israel to survive.
• The land provided Israel with its food, clothing, and shelter.
Without it, Israel could not be a people. The land as God's gift
to Israel was a theme that was central to its faith. It was a
motif that was at the core of ancient Israel's stories, poetry,
and prophecy.
53. HUKUM
• Ketaatan terhadap Undang-undang Ulangan (Ul 12-26).
==ketetapan-ketetapan (khuqqim, harafiah hal-hal yang
sudah ditetapkan dalam tulisan) dan peraturan-peraturan
(mispatim, harafiah keputusan-keputusan pengadilan),
perintah-perintah (mitswot), dan peringatan-peringatan
(edot, harafiah tanda-tanda peringatan).
• Tahap-tahap pemberian Hukum: Di Sinai: TUHAN Musa
umat Israel generasi sesudahnya
• Perjanjian Allah – Israel: mengikat
54. DECALOGUE (DEUT 5:6–21) AND
DEUTERONOMIC LAW (DEUT 12:1—26:16).
• It is not a coincidence that a law forms the center of Deuteronomy.
• Law is an excellent instrument to construct the identity of a
group.
• A growing number of scholars assume that the major topical units
of the Deuteronomic law are arranged according to the order
of the commandments of the Decalogue quoted in
Deuteronomy 5 (e.g., Kaufman, 1978–1979; Braulik, 1991; Otto,
2005). However, there are too many problems with this assumed
correspondence (Rüterswörden, 2005).
56. The book of Deuteronomy provided the
theological principles that guided the telling of
the story of Israel in its land.
Among these principles was the importance of
serving the Lord alone by shaping one's
conduct according to the norms of traditional
Israelite morality, as found in the Torah that God
revealed to Moses.
57. KSDTR - KISAH TRAGIS
• It begins with Joshua and the Israelite tribes taking control of the land,
continues with stories about the judges who lead Israel in maintaining their
presence in the land, and concludes with the stories of Israel's kings, who
eventually lose control of that land.
• The story ends the same way it begins—with the Israelites outside the land.
• At the beginning they are ready to cross the Jordan and take control of the
land; at the end they are in exile from the land, wondering about their future.
• It is a sad story, a tragic story. It is a story that begins with much promise
and ends with great disappointment.
58. KOTBAH
•The story of Israel in the Promised Land turns
Israel's past into a sermon in order to provide the
exiles some basis for hope by affirming that Israel
can have a future, despite the terrible losses it
experienced when Jerusalem fell.