SlideShare a Scribd company logo
GAGASAN POKOK KITAB ULANGAN
SEBAGAI DASAR TEOLOGIS KSDTR.
Albertus Purnomo, OFM (SSL)
POKOK-POKOK PEMBAHASAN
• Pengertian Dasar
• Susunan
• Teologi
PENGERTIAN DASAR
ETIMOLOGI
• Deuteronomy, Hebrew Devarim, (“Words”), fifth book of the Old
Testament, written in the form of a farewell address by Moses
to the Israelites before they entered the Promised Land of
Canaan.
• The title Deuteronomy, derived from Greek, thus means a “copy,”
or a “repetition,” of the law rather than “second law,” as the
word’s etymology seems to suggest.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
PERKATAAN TERAKHIR MUSA
• The biblical book Deuteronomy (lit. “second law”) presents itself as an account
of the last day of Moses (according to Deut 1:3, this is the first day of the
eleventh month in the fortieth year [after the Exodus]). At the end of this day
Moses dies (Deut 34).
• However, the main task of the book’s narrator is to introduce the (long)
speeches of Moses. Moses speaks to the people of Israel on the plains of Moab
just prior to their entry into the Promised Land. Above all, Moses teaches Israel a
law (Deut 12:1—26:16).
• http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e53?_hi=1&_pos=6
PERKATAAN TERAKHIR MUSA
• Tujuan dari perkataan / pidato Musa
• 1) mengingat masa lalu Israel,
• 2) mengulangi hukum yang telah dikomunikasikan Musa kepada
orang-orang di Horeb (Sinai), dan menekankan bahwa
• 3) kepatuhan terhadap hukum-hukum ini sangat penting untuk
kesejahteraan orang-orang di tanah yang akan mereka miliki.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
TUJUAN
• Umat Israel harus mempelajari hukum
ini dan menaati perintah-perintahnya di
negeri Terjanji. Hanya dengan begitu
mereka dapat tinggal di sana secara
permanen dan tidak dihancurkan atau
dipaksa ke pengasingan.
SIGNIFIKANSI
• Deuteronomy is arguably one of the most significant books of the Old Testament. It
is the culmination of the Pentateuch, and it throws the shadow of its distinctive
theological perspective on the rest of the Old Testament—history (particularly
Samuel-Kings) and prophets (e.g., Jeremiah) alike. For good rea son, Wenham
(1985) has called Deuteronomy the linchpin of the Old Testament.
• Ulangan bisa dikatakan sebagai salah satu kitab paling penting dalam Perjanjian
Lama. Ini adalah puncak dari Pentateukh, dan memberikan bayangan perspektif
teologisnya yang khas pada bagian lain dalam Perjanjian Lama— kitab sejarah
(khususnya Samuel-Kings) dan para nabi (misalnya, Yeremia). Untuk alasan yang
baik, Wenham (1985) telah menyebut Kitab Ulangan sebagai kunci utama dari
Perjanjian Lama.
• Tremper Longman III – Raymond B. Dillard, An Introduction to the Old Testament,
Grand Rapids Michigan Zodervan, 2009, 102
KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN
PERTAMA KISAH SEJARAH
SELANJUTNYA.
• To this original core of materials other materials were added by interested
parties in the years following the reforms instituted by King Josiah
(reigned c. 640–609 BC).
• The final form is due to the work of a historian who added, among other
things, a second introduction (chapters 1–4) and made Deuteronomy the
book of first principles for his history of the Israelite people in the
land of Canaan.
KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN
PERTAMA KISAH SEJARAH SELANJUTNYA
• Deuteronomy might thus be viewed as the first part of
the history that follows, rather than as the last book of
the Pentateuch, the generally accepted order most
scholars prefer.
• Dengan demikian kitab Ulangan dapat dilihat sebagai
bagian pertama dari sejarah yang mengikutinya,
daripada sebagai buku terakhir dari Pentateukh,
urutan yang diterima secara umum yang disukai
kebanyakan sarjana.
• https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
SUSUNAN KITAB ULANGAN
TEOLOGI KITAB ULANGAN : (ULANGAN
30:19-20 ITB)
• 19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap
kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan
dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya
engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,
• 20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan
suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti
hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang
dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek
moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub,
untuk memberikannya kepada mereka." (Deut. 30:19-20
ITB)
GARIS BESAR KITAB ULANGA
SEBUAH ALTERNATIF
• Recap of Israel’s journey from Egypt (Dt 1–3)
• Recap of Israel’s relationship with God (Dt 4–10)
• How to love God and keep His commandments (Dt 11–26)
• Blessings, curses, and restoration (Dt 27–30)
• The death of Moses (Dt 31–34)
https://overviewbible.com/deuteronomy/
SUSUNAN KONSENTRIS KITAB ULANGAN
• Pembukaan (1-11) – Wejangan Musa
• (inti) Undang-Undang dalam bab 12-
26.
• Penutup 27-30 - Wejangan Musa
• Kisah kematian Musa (31-34)
(tambahan)
WEJANGAN MUSA PERTAMA
• Angkatan lama yang tidak percaya kepada janji Tuhan,
tidak diperbolehkan masuk negeri terjanji (1:19-2:15;
termasuk Musa sendiri, 3:23-29).
• Namun, angkatan baru, yang kini sudah mulai mengalami
perwujudan janji Tuhan, yakni pemberian wilayah di
sebelah timur sungai Yordan (2:16-3:23), hendaknya
menepati ketetapan dan peraturan Tuhan agar dapat
memasuki negeri terjanji itu sepenuhnya (4:1-22). Kalau
mereka lupa akan Perjanjian Tuhan, mereka sebaliknya
akan dibuang dari negeri itu (4:23dst).
WEJANGAN MUSA KEDUA
• Wejangan Musa yang kedua mulai dengan mengingatkan
orang Israel akan pengikatan Perjanjian di Horeb yang
diikat Tuhan bukan hanya dengan moyang mereka tetapi
juga dengan setiap generasi. Dalam kaitan ini dikutip
kembali Sepuluh Firman (5:6-21), yang juga dalam kitab
Ulangan berlaku sebagai ketetapan dasar untuk segala
peraturan lain (bdk. posisi Sepuluh Firman dalam Kel 20
dalam konteks Kel 19- Bil 9).
• Seluruh wejangan yang kedua ini merupakan himbauan
dan memberi dorongan kepada Israel untuk mengasihi
Tuhan dengan cara menepati hukum dan ketetapan-Nya.
BERKAITAN DENGAN MASA LAMPAU
• Untuk memberi motivasi kepada Israel, mereka terus
menerus diingatkan akan masa lampau yang positif
maupun negatif; diingatkan akan sejarah kebaikan
Tuhan, sumpah setianya kepada nenek moyang
bangsa (mis. 6:10), pembebasan dari Mesir (mis.
6:21ii), penyelenggaraan ilahi sepanjang perjalanan di
padang gurun (mis. 8:2ii,15i), tetapi diingatkan juga
akan sejarah amarah-Nya ketika Israel murtad di
Horeb (9:7-10:11).
BERKAITAN DENGAN MASA DEPAN
• Untuk menambah motivasi Israel, mata
mereka diarahkan pula ke masa depan, yakni
ke berkat yang dijanjikan Tuhan, hidup
sejahtera dalam sebuah negeri yang sangat
baik (7:13, 8:7-10, 11:8), tetapi juga kepada
kutukan Tuhan kalau mereka akan melanggar
ketetapan dan peraturannya (7:4,10, 11:28).
UNDANG-UNDANG ULANGAN
(12-26)
• Bagian sentral dari wejangan Musa. Undang-
Undang ini kurang bersifat sebagai kitab hukum
biasa, sebab peraturan-peraturannya terus
menerus diselingi himbauan dan bahkan
renungan teologis.
• Ciri persuasif itu membedakannya dari Kitab
Perjanjian, koleksi hukum yang terdapat dalam
Kel 20:22-23:19 dan yang sering dihubungkan
dan dibandingkan dengan Undang-Undang
Ulangan.
SENTRALISASI PERIBADATAN – TEOLOGI
SENTRAL
PENDEKATAN WELLHAUSEN
• Dalam bagian pertama Undang-undang Ulangan sering diulang peraturan
yang sangat khas Deuteronomis, yang menyangkut sentralisasi ibadat “di
tempat yang dipilih Tuhan, Allahmu, untuk membuat namanya tinggal di
sana”, yaitu di Bait Allah di Yerusalem.
• Perintah sentralisasi ibadat itu diterapkan kepada segala macam korban
persembahan (Ul 12:5,11,13i,18, 21,26), persembahan persepuluhan (14:22
dst), penyembelihan anak sulung (15:19i), dan tiga Hari Raya utama (Ul 16
LANJUTAN
• Sentralisasi ibadat ini muncul sekali lagi dalam sebuah liturgi yang dibicarakan
pada akhir Undang-Undang Ulangan, yakni persembahan hasil pertama (26:1-
11). Di antara peraturan sentralisasi pada bagian pertama dan pada akhir itu
terdapat aneka ragam hukum pidana, sipil dan sosial.
• Rumusan sentralisasi juga masih muncul dalam kaitan dengan pengadilan
tertinggi (17:8ii), dan penghidupan orang-orang Lewi (18:6ii).
BEBERAPA HUKUM BAB 16-25
PENDEKATAN WELLHAUSEN
• 16:18 - 18:22 Hukum tentang yang berwenang: hakim, raja, imam,
nabi
• 19:1 - 21:9 Hukum Pidana
• 21:10 - 22:30 Hukum Keluarga
• 23:1-14 Hukum Ketahiran
• 23:15 - 25:4 Hukum Perikemanusiaan
• 25:5-19 Aneka ragam tambahan
WEJANGAN PENUTUP BAG 1
• Dalam Ul 27-28 disampaikan ucapan berkat dan
lebih banyak lagi ucapan kutuk untuk mendorong
Israel agar melakukan ketetapan dan peraturan
Tuhan yang baru saja diuraikan dalam Undang-
Undang Ulangan, dan jangan mengabaikannya.
BLESSINGS AND CURSES IN ANCIENT NEAR
EAST
• In the Levant, blessings and curses took the form of intentional,
future-oriented, performative speech acts spoken by deities and
humans to promote good or evil, flourishing or injury for individuals
and nations.
• Although some argue that the words themselves carried a semimagical,
automatic power, deity was seen as the ultimate source and executor.
• When human agents offered public acknowledgment of the deity’s favor,
often accompanied by song, dance, and feasting, blessing became an act
of praise.
• http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e27
WEJANGAN PENUTUP BAG 2
• Dalam Ul 29-30 disajikan “perkataan Perjanjian yang diikat Musa dengan Israel
di tanah Moab” (Ul 29:1), suatu wejangan dalam rangka pembaharuan
Perjanjian di Moab. Perkataan Perjanjian itu memuncak dalam peringatan keras
bahwa pelanggaran pasti akan membawa hukuman berupa pembuangan (Ul
29:21dst), tetapi juga disampaikan bahwa masih ada kemungkinan untuk
berbalik kepada Tuhan dan mengalami kebaikan-Nya (Ul 30:1-10).
KISAH PENUTUP 31-34
• Ul 31 menyambung dan melanjutkan riwayat sejarah yang terputus sejak Bil
32 atau Ul 3. Musa tidak diperbolehkan menyeberangi sungai Yordan, maka
kepemimpinan dialihkan kepada Yosua yang — dengan disertai Tuhan —
akan menyeberang di depan umat Israel (Ul 31:1-8, bdk Ul 3:23-29). Untuk
menjaga kelangsungan Perjanjian, ditetapkan pembacaan ulang hukum
Taurat pada hari Raya Pondok Daun, sekali setiap tahun ketujuh (Ul 31:9-13).
Hukum Taurat dituliskan dalam sebuah kitab, dan diberi tempat di samping
Tabut Perjanjian yang memuat 10 Firman (Ul 31:24ii).
DUA SAJAK 32-33
• Di tengah kisah penutup ini disisipkan dua sajak:
sebuah mazmur (Nyanyian Musa, Ul 32) dan
sebuah koleksi ucapan berkat untuk masing-
masing suku (Berkat Musa, Ul 33). Kedua sajak itu
diletakkan dalam mulut Musa sebagai peringatan
maupun janji untuk masa mendatang.
ULANGAN 34
• Dalam Ul 34 riwayat Musa dibulatkan dengan berita
tentang kematiannya. Setelah diberi melihat negeri terjanji,
Musa mati di ambang pintu negeri itu. Kisah terakhir ini
bukan hanya berperan sebagai penutupan kitab Ulangan,
melainkan juga berfungsi sebagai kisah penutupan untuk
seluruh Taurat Musa.
PROSES PENYUSUNAN KITAB
KITAB ULANGAN YANG ASLI?
• Apa yang lazim disebut kitab Ulangan asli perlu dicari
di dalam bab (6-11)12-25. Karangan itu aslinya
berupa sebuah koleksi undang-undang, yang dijiwai
oleh gagasan sentralisasi ibadat. Koleksi yang dikenal
sebagai torah Mošè, sudah diawali beberapa
himbauan yang ditujukan kepada Israel yang
dilukiskan sedang berada dalam perjalanan masuk ke
negeri.
KITAB ULANGAN YANG ASLI?
• Asal mula dari kitab Ulangan asli ini masih
diperdebatkan. Apakah juga berasal dari masa raja
Yosia? Ataukah gerakan deuteronomis serta kitab
mereka sudah ada lebih dahulu; berasal dari masa raja
Hizkia (kl. 700SM), dan kitab itu — setelah hilang
pada masa raja Manasye — sungguh ditemukan
kembali pada masa Yosia?
•
PENGARANG SEJARAH
DEUTERONOMISTIS
• Ulangan asli itu selanjutnya oleh pengarang sejarah
deuteronomistis dimasukkan ke dalam karyanya yang
besar tentang sejarah bangsa Israel, sebagai bagian
pengantarnya.
PENGARANG SEJARAH
DEUTERONOMISTIS
• pengarang KSDtr melengkapi Ulangan asli dengan suatu
kerangka kisah sejarah, yakni kisah perjalanan Israel dari Horeb
sampai ke perbatasan negeri terjanji (Ul 1-3), lagi kisah tentang
pengadaan Perjanjian serta pemberian Sepuluh Firman di
Horeb (Ul 5) dan kisah tentang pelanggaran Perjanjian itu (Ul
9:2-10:10). Kerangka kisah sejarah itu kemudian disambung lagi
dengan penunjukkan Yosua sebagai pengganti Musa (Ul 31)
dan kematian Musa (34:1-6).
EDITOR DI MASA SELANJUTNYA
• Hubungan antara hukum Musa dan Perjanjian Horeb itu
ditingkatkan lebih jauh oleh editor yang kemudian. Tangan editor
itu paling kentara dalam Ul 4, (6-8), 10:12-11:32, 26-30. Apa yang
sudah diceriterakan oleh pengarang sejarah, yakni penyampaian
hukum Musa dalam kerangka sejarah Perjanjian Horeb,
diungkapkan lebih tegas lagi oleh editor yang kemudian. Menurut
edisinya bahkan penyampaian hukum oleh Musa kepada bangsa
diadakan dalam rangka pengikatan Perjanjian, yakni Perjanjian di
tanah Moab (29:1).
GAGASAN TEOLOGIS KITAB
ULANGAN
In some respects Deuteronomy portrays what an
ideal Israel would be. It presents an Israel with
“one God, one people, one land, one sanctuary,
and one law.” Its theological contributions are
intimately bound up with some of the distinctive
concerns that set it apart from the remainder of
the Pentateuch.
An Introduction to the OT, 114
ISRAEL
UMAT PERJANJIAN
• The covenant between God and Israel made at Sinai and
renewed on the plains of Moab before Moses’ death presumes
an Israel that is a united, unified people.
• The nation exists—it receives its national identity—as a people
in covenant with Yahweh. It is a nation set apart and defined
by its adherence to this covenant (Deut. 5:1–3; 6:1–25)
UMAT DALAM RELASI DENGAN TUHAN
• The covenant into which Israel had entered was not simply the
legal acquiescence to a detailed contract, but rather a living
relationship that required the loving commitment of both parties
(6:5; 7:9, 12–13; 11:1, 13, 22; 13:3; 33:3).
• Israel’s unified existence is reflected also in the book’s practice of
referring to members of the people as “brothers” (NIV; Hebrew
’ahîm;for example, 1:16; 3:18, 20; 10:9; 15:3, 7, 9, 11; 17:20; 18:15,
18.
UMAT ISRAEL
• Israel sebagai keseluruhan: sapaan Israel (“Dengarlah, Israel...,” 6:4, 4:1),
juga sering disebut “seluruh orang Israel” (kol Yisrael, 1:1, 5:1).
• Umat pilihan, dipilih oleh Allah (4:37)
• Umat yang dibentuk Tuhan (Am, bukan Goy) “umat milikmu sendiri yang
Kautebus...,” 9:26,29).
• umat yang kudus : suatu umat yang oleh Tuhan dikhususkan bagi diri-Nya.
• Umat kesayangan: ‘am segulah, umat kesayangan, bangsa yang mempu-
nyai nilai khusus bagi Tuhan (7:6).
ALLAH
KARAKTER ALLAH
• Sebutan Allah: YHWH Allahmu [kedekatan] = Allah
Perjanjian
• Transendensi: YHWH digambarkan besar, dahsyat dan
tanpa tandingan dalam karya-Nya (7:21, 4:32-39). ==
menghindari antrophomorfisme
• Imanensi: Allah Israel yang sangat dekat pada umat-Nya
• Keesaan (Ekhad)
• Allah yang cemburu (El Kanna)
NAMA ALLAH
• Deuteronomy refers to the name of God twenty-one times.
• Deuteronomy is presented as in some way
“demythologizing” the divine presence—what is present is
not God himself (for he dwells in heaven), but his “name.”
This theology is commonly said to have developed in Israel
after either the loss of the ark or the division of the kingdom
when the northern tribes no longer had access to this
important object
SABDA ALLAH
In Deuteronomy the word of God is authoritative
and it is written. As a covenant document, the
words of the “book of the law” that Moses wrote
governed, structured, and defined the nation’s
relationship with her suzerain Lord and with one
another.
IBADAH
SENTRALISASI IBADAH
• Deuteronomy repeatedly describes Israel’s worship at “the place the
LORD your God will choose” (12:5, 11, 14, 18, 21, 26; 14:23–25; 15:20;
16:2, 6, 11,15; 17:8, 10; 18:6; 26:2). Ia telah memilih satu tempat untuk
membuat nama-Nya diam di sana (26:2, 12:5,11,21, dst).
• In critical scholarship this choice of a single place for Israel’s worship
has traditionally been associated with Josiah’s effort to centralize
worship in Jerusalem.
• Menghindari Sikretisme:
• Suasana Ibadat sukacita dan gembira
TANAH
• Keistimewaan tanah (berlimpah susu dan madu)
• Anugerah Tuhan yang “direbut”
• Tanah sebagai warisan ((nakhalah, 4:38, 12:9, 26:1).
• Syarat untuk tetap tinggal: harus melakukan perintah dan
ketetapan Allah di dalam negeri itu
• Tanah peristirahatan: menukhah. Kata itu pertama-tama
menunjuk kepada perhentian atau istirahat yang menyusul
perjalanan (3:20); tetapi juga kepada keamanan dari
ancaman-ancaman bangsa-bangsa
• The land was not simply a gift of God to Israel—it was the
gift that made God's power and presence in Israel's life
something real and tangible. It was an act of grace like no
other, for the gift of the land made it possible for the people
of Israel to survive.
• The land provided Israel with its food, clothing, and shelter.
Without it, Israel could not be a people. The land as God's gift
to Israel was a theme that was central to its faith. It was a
motif that was at the core of ancient Israel's stories, poetry,
and prophecy.
HUKUM
HUKUM
• Ketaatan terhadap Undang-undang Ulangan (Ul 12-26).
==ketetapan-ketetapan (khuqqim, harafiah hal-hal yang
sudah ditetapkan dalam tulisan) dan peraturan-peraturan
(mispatim, harafiah keputusan-keputusan pengadilan),
perintah-perintah (mitswot), dan peringatan-peringatan
(edot, harafiah tanda-tanda peringatan).
• Tahap-tahap pemberian Hukum: Di Sinai: TUHAN  Musa
 umat Israel  generasi sesudahnya
• Perjanjian Allah – Israel: mengikat
DECALOGUE (DEUT 5:6–21) AND
DEUTERONOMIC LAW (DEUT 12:1—26:16).
• It is not a coincidence that a law forms the center of Deuteronomy.
• Law is an excellent instrument to construct the identity of a
group.
• A growing number of scholars assume that the major topical units
of the Deuteronomic law are arranged according to the order
of the commandments of the Decalogue quoted in
Deuteronomy 5 (e.g., Kaufman, 1978–1979; Braulik, 1991; Otto,
2005). However, there are too many problems with this assumed
correspondence (Rüterswörden, 2005).
RELASI ULANGAN DENGAN KITAB
SEJARAH BERIKUTNYA
The book of Deuteronomy provided the
theological principles that guided the telling of
the story of Israel in its land.
Among these principles was the importance of
serving the Lord alone by shaping one's
conduct according to the norms of traditional
Israelite morality, as found in the Torah that God
revealed to Moses.
KSDTR - KISAH TRAGIS
• It begins with Joshua and the Israelite tribes taking control of the land,
continues with stories about the judges who lead Israel in maintaining their
presence in the land, and concludes with the stories of Israel's kings, who
eventually lose control of that land.
• The story ends the same way it begins—with the Israelites outside the land.
• At the beginning they are ready to cross the Jordan and take control of the
land; at the end they are in exile from the land, wondering about their future.
• It is a sad story, a tragic story. It is a story that begins with much promise
and ends with great disappointment.
KOTBAH
•The story of Israel in the Promised Land turns
Israel's past into a sermon in order to provide the
exiles some basis for hope by affirming that Israel
can have a future, despite the terrible losses it
experienced when Jerusalem fell.

More Related Content

Similar to Sesi 3. Gagasan pokok Kitab Ulangan sebagai dasar teologis KSDtr.pptx

Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptxSesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
AlbertusPur
 
Catatan singkat: Kitab ulangan
Catatan singkat: Kitab ulangan Catatan singkat: Kitab ulangan
Catatan singkat: Kitab ulangan
albertus purnomo
 
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
FreeChildrenStories
 
KITAB ULANGAN.pptx
KITAB ULANGAN.pptxKITAB ULANGAN.pptx
KITAB ULANGAN.pptx
RichardPatty7
 
Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)
Elsy Dian
 
KERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.pptKERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.ppt
SatrianaHabeahan
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
albertus purnomo
 
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptxSesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
albertus purnomo
 
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdfSesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
albertus purnomo
 
kanonisasi alkitab
 kanonisasi alkitab kanonisasi alkitab
kanonisasi alkitab
ofer5
 
mengenal-perjanjian-lama.ppt
mengenal-perjanjian-lama.pptmengenal-perjanjian-lama.ppt
mengenal-perjanjian-lama.ppt
ssuser220053
 
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxAGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
jengkulpuluz
 
Berjalan dalam taurat tuhan (1)
Berjalan dalam taurat tuhan (1)Berjalan dalam taurat tuhan (1)
Berjalan dalam taurat tuhan (1)
albertus purnomo
 
Teks Misa Hr penampakan tuhan c (2-3 jan 2016)
Teks Misa Hr penampakan tuhan c  (2-3 jan 2016)Teks Misa Hr penampakan tuhan c  (2-3 jan 2016)
Teks Misa Hr penampakan tuhan c (2-3 jan 2016)
karangpanas
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
David Syahputra
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptx
ELASONIARTI
 
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
Adam Hiola
 
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsaMasa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
CIPTO SIMANJUNTAK
 

Similar to Sesi 3. Gagasan pokok Kitab Ulangan sebagai dasar teologis KSDtr.pptx (20)

Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptxSesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
Sesi 3 kisah sejarah deuteronomistik dan kronistis. sesi 2 pptx
 
Catatan singkat: Kitab ulangan
Catatan singkat: Kitab ulangan Catatan singkat: Kitab ulangan
Catatan singkat: Kitab ulangan
 
Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)Ringk alkitab kej (1)
Ringk alkitab kej (1)
 
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
12 Foundation Stones Pelajaran 6a - Memahami Alkitab - Pengetahuan Akan Alkitab
 
KITAB ULANGAN.pptx
KITAB ULANGAN.pptxKITAB ULANGAN.pptx
KITAB ULANGAN.pptx
 
Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)Tugas kelompok (ALKITAB)
Tugas kelompok (ALKITAB)
 
KERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.pptKERAJAAN ISRAEL.ppt
KERAJAAN ISRAEL.ppt
 
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1  pengantar umum Pengajaran TauratSesi 1  pengantar umum Pengajaran Taurat
Sesi 1 pengantar umum Pengajaran Taurat
 
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptxSesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pptx
 
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdfSesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
Sesi 2. Kitab Sejarah Deuteronomistis (KSDtr).pdf
 
kanonisasi alkitab
 kanonisasi alkitab kanonisasi alkitab
kanonisasi alkitab
 
mengenal-perjanjian-lama.ppt
mengenal-perjanjian-lama.pptmengenal-perjanjian-lama.ppt
mengenal-perjanjian-lama.ppt
 
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptxAGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
AGAMA ISRAEL KUNO PERJANJIAN LAMA.pptx
 
Berjalan dalam taurat tuhan (1)
Berjalan dalam taurat tuhan (1)Berjalan dalam taurat tuhan (1)
Berjalan dalam taurat tuhan (1)
 
Ringk alk yos (6)
Ringk alk yos (6)Ringk alk yos (6)
Ringk alk yos (6)
 
Teks Misa Hr penampakan tuhan c (2-3 jan 2016)
Teks Misa Hr penampakan tuhan c  (2-3 jan 2016)Teks Misa Hr penampakan tuhan c  (2-3 jan 2016)
Teks Misa Hr penampakan tuhan c (2-3 jan 2016)
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
Pelajaran Sekolah Sabat ke-3 Triwulan IV 2019
 
KELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptxKELAS X SEMESTER II.pptx
KELAS X SEMESTER II.pptx
 
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
SEKOLAH SABAT - Pelajaran Pertama - Triwulan ke 2 [2020]
 
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsaMasa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
Masa Alkitab Dari Abraham Hingga MUsa
 

More from albertus purnomo

ORK 23 Maret 2023.pptx
ORK 23 Maret 2023.pptxORK 23 Maret 2023.pptx
ORK 23 Maret 2023.pptx
albertus purnomo
 
ORK 23 Agustus 2023.pptx
ORK 23 Agustus 2023.pptxORK 23 Agustus 2023.pptx
ORK 23 Agustus 2023.pptx
albertus purnomo
 
ORK 21 September 2023.pptx
ORK 21 September 2023.pptxORK 21 September 2023.pptx
ORK 21 September 2023.pptx
albertus purnomo
 
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptxOase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
albertus purnomo
 
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptx
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptxMinggu biasa XVI Juli 2023.pptx
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptx
albertus purnomo
 
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptxRenungan ORK 1 Januari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptx
albertus purnomo
 
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptx
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptxRenungan Ork 10 Desember 2022.pptx
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptx
albertus purnomo
 
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptxRenungan ORK 1 Februari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK senin 10 Oktober 2022.pptx
ORK senin 10 Oktober 2022.pptxORK senin 10 Oktober 2022.pptx
ORK senin 10 Oktober 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK 21 Agustus 2022.pptx
ORK 21 Agustus 2022.pptxORK 21 Agustus 2022.pptx
ORK 21 Agustus 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK 10 November 2022.pptx
ORK 10 November 2022.pptxORK 10 November 2022.pptx
ORK 10 November 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK 10 juli 2022.pptx
ORK 10 juli 2022.pptxORK 10 juli 2022.pptx
ORK 10 juli 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK 10 September 2022.pptx
ORK 10 September 2022.pptxORK 10 September 2022.pptx
ORK 10 September 2022.pptx
albertus purnomo
 
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptxORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
albertus purnomo
 
ORK 10 juni 2021.pptx
ORK 10 juni 2021.pptxORK 10 juni 2021.pptx
ORK 10 juni 2021.pptx
albertus purnomo
 
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptxSesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
albertus purnomo
 
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdfSesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
albertus purnomo
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptxSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
albertus purnomo
 
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
albertus purnomo
 
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptxSesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
albertus purnomo
 

More from albertus purnomo (20)

ORK 23 Maret 2023.pptx
ORK 23 Maret 2023.pptxORK 23 Maret 2023.pptx
ORK 23 Maret 2023.pptx
 
ORK 23 Agustus 2023.pptx
ORK 23 Agustus 2023.pptxORK 23 Agustus 2023.pptx
ORK 23 Agustus 2023.pptx
 
ORK 21 September 2023.pptx
ORK 21 September 2023.pptxORK 21 September 2023.pptx
ORK 21 September 2023.pptx
 
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptxOase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
Oase Rohani Katolik 23 Januari 2023.pptx
 
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptx
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptxMinggu biasa XVI Juli 2023.pptx
Minggu biasa XVI Juli 2023.pptx
 
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptxRenungan ORK 1 Januari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Januari 2022.pptx
 
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptx
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptxRenungan Ork 10 Desember 2022.pptx
Renungan Ork 10 Desember 2022.pptx
 
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptxRenungan ORK 1 Februari 2022.pptx
Renungan ORK 1 Februari 2022.pptx
 
ORK senin 10 Oktober 2022.pptx
ORK senin 10 Oktober 2022.pptxORK senin 10 Oktober 2022.pptx
ORK senin 10 Oktober 2022.pptx
 
ORK 21 Agustus 2022.pptx
ORK 21 Agustus 2022.pptxORK 21 Agustus 2022.pptx
ORK 21 Agustus 2022.pptx
 
ORK 10 November 2022.pptx
ORK 10 November 2022.pptxORK 10 November 2022.pptx
ORK 10 November 2022.pptx
 
ORK 10 juli 2022.pptx
ORK 10 juli 2022.pptxORK 10 juli 2022.pptx
ORK 10 juli 2022.pptx
 
ORK 10 September 2022.pptx
ORK 10 September 2022.pptxORK 10 September 2022.pptx
ORK 10 September 2022.pptx
 
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptxORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
ORK 10 Agustus Santo Laurentius.pptx
 
ORK 10 juni 2021.pptx
ORK 10 juni 2021.pptxORK 10 juni 2021.pptx
ORK 10 juni 2021.pptx
 
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptxSesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pptx
 
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdfSesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
Sesi 11. Bait Allah Salomo.pdf
 
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptxSesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
Sesi 12. Kerajaan Israel (Utara) dan Yehuda (.pptx
 
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
Sesi 10. Kitab Raja-Raja dan figur Salomo dan proyek mercusuar kerajaan Israe...
 
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptxSesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
Sesi 8. Figur Samuel dan Saul, serta perannya dalam.pptx
 

Sesi 3. Gagasan pokok Kitab Ulangan sebagai dasar teologis KSDtr.pptx

  • 1. GAGASAN POKOK KITAB ULANGAN SEBAGAI DASAR TEOLOGIS KSDTR. Albertus Purnomo, OFM (SSL)
  • 2. POKOK-POKOK PEMBAHASAN • Pengertian Dasar • Susunan • Teologi
  • 4. ETIMOLOGI • Deuteronomy, Hebrew Devarim, (“Words”), fifth book of the Old Testament, written in the form of a farewell address by Moses to the Israelites before they entered the Promised Land of Canaan. • The title Deuteronomy, derived from Greek, thus means a “copy,” or a “repetition,” of the law rather than “second law,” as the word’s etymology seems to suggest. • https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
  • 5. PERKATAAN TERAKHIR MUSA • The biblical book Deuteronomy (lit. “second law”) presents itself as an account of the last day of Moses (according to Deut 1:3, this is the first day of the eleventh month in the fortieth year [after the Exodus]). At the end of this day Moses dies (Deut 34). • However, the main task of the book’s narrator is to introduce the (long) speeches of Moses. Moses speaks to the people of Israel on the plains of Moab just prior to their entry into the Promised Land. Above all, Moses teaches Israel a law (Deut 12:1—26:16). • http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e53?_hi=1&_pos=6
  • 6. PERKATAAN TERAKHIR MUSA • Tujuan dari perkataan / pidato Musa • 1) mengingat masa lalu Israel, • 2) mengulangi hukum yang telah dikomunikasikan Musa kepada orang-orang di Horeb (Sinai), dan menekankan bahwa • 3) kepatuhan terhadap hukum-hukum ini sangat penting untuk kesejahteraan orang-orang di tanah yang akan mereka miliki. • https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
  • 7. TUJUAN • Umat Israel harus mempelajari hukum ini dan menaati perintah-perintahnya di negeri Terjanji. Hanya dengan begitu mereka dapat tinggal di sana secara permanen dan tidak dihancurkan atau dipaksa ke pengasingan.
  • 8. SIGNIFIKANSI • Deuteronomy is arguably one of the most significant books of the Old Testament. It is the culmination of the Pentateuch, and it throws the shadow of its distinctive theological perspective on the rest of the Old Testament—history (particularly Samuel-Kings) and prophets (e.g., Jeremiah) alike. For good rea son, Wenham (1985) has called Deuteronomy the linchpin of the Old Testament. • Ulangan bisa dikatakan sebagai salah satu kitab paling penting dalam Perjanjian Lama. Ini adalah puncak dari Pentateukh, dan memberikan bayangan perspektif teologisnya yang khas pada bagian lain dalam Perjanjian Lama— kitab sejarah (khususnya Samuel-Kings) dan para nabi (misalnya, Yeremia). Untuk alasan yang baik, Wenham (1985) telah menyebut Kitab Ulangan sebagai kunci utama dari Perjanjian Lama. • Tremper Longman III – Raymond B. Dillard, An Introduction to the Old Testament, Grand Rapids Michigan Zodervan, 2009, 102
  • 9. KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN PERTAMA KISAH SEJARAH SELANJUTNYA. • To this original core of materials other materials were added by interested parties in the years following the reforms instituted by King Josiah (reigned c. 640–609 BC). • The final form is due to the work of a historian who added, among other things, a second introduction (chapters 1–4) and made Deuteronomy the book of first principles for his history of the Israelite people in the land of Canaan.
  • 10. KITAB ULANGAN SEBAGAI BAGIAN PERTAMA KISAH SEJARAH SELANJUTNYA • Deuteronomy might thus be viewed as the first part of the history that follows, rather than as the last book of the Pentateuch, the generally accepted order most scholars prefer. • Dengan demikian kitab Ulangan dapat dilihat sebagai bagian pertama dari sejarah yang mengikutinya, daripada sebagai buku terakhir dari Pentateukh, urutan yang diterima secara umum yang disukai kebanyakan sarjana. • https://www.britannica.com/topic/Deuteronomy
  • 12.
  • 13.
  • 14. TEOLOGI KITAB ULANGAN : (ULANGAN 30:19-20 ITB) • 19 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, • 20 dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka." (Deut. 30:19-20 ITB)
  • 15. GARIS BESAR KITAB ULANGA SEBUAH ALTERNATIF • Recap of Israel’s journey from Egypt (Dt 1–3) • Recap of Israel’s relationship with God (Dt 4–10) • How to love God and keep His commandments (Dt 11–26) • Blessings, curses, and restoration (Dt 27–30) • The death of Moses (Dt 31–34) https://overviewbible.com/deuteronomy/
  • 16. SUSUNAN KONSENTRIS KITAB ULANGAN • Pembukaan (1-11) – Wejangan Musa • (inti) Undang-Undang dalam bab 12- 26. • Penutup 27-30 - Wejangan Musa • Kisah kematian Musa (31-34) (tambahan)
  • 17. WEJANGAN MUSA PERTAMA • Angkatan lama yang tidak percaya kepada janji Tuhan, tidak diperbolehkan masuk negeri terjanji (1:19-2:15; termasuk Musa sendiri, 3:23-29). • Namun, angkatan baru, yang kini sudah mulai mengalami perwujudan janji Tuhan, yakni pemberian wilayah di sebelah timur sungai Yordan (2:16-3:23), hendaknya menepati ketetapan dan peraturan Tuhan agar dapat memasuki negeri terjanji itu sepenuhnya (4:1-22). Kalau mereka lupa akan Perjanjian Tuhan, mereka sebaliknya akan dibuang dari negeri itu (4:23dst).
  • 18. WEJANGAN MUSA KEDUA • Wejangan Musa yang kedua mulai dengan mengingatkan orang Israel akan pengikatan Perjanjian di Horeb yang diikat Tuhan bukan hanya dengan moyang mereka tetapi juga dengan setiap generasi. Dalam kaitan ini dikutip kembali Sepuluh Firman (5:6-21), yang juga dalam kitab Ulangan berlaku sebagai ketetapan dasar untuk segala peraturan lain (bdk. posisi Sepuluh Firman dalam Kel 20 dalam konteks Kel 19- Bil 9). • Seluruh wejangan yang kedua ini merupakan himbauan dan memberi dorongan kepada Israel untuk mengasihi Tuhan dengan cara menepati hukum dan ketetapan-Nya.
  • 19. BERKAITAN DENGAN MASA LAMPAU • Untuk memberi motivasi kepada Israel, mereka terus menerus diingatkan akan masa lampau yang positif maupun negatif; diingatkan akan sejarah kebaikan Tuhan, sumpah setianya kepada nenek moyang bangsa (mis. 6:10), pembebasan dari Mesir (mis. 6:21ii), penyelenggaraan ilahi sepanjang perjalanan di padang gurun (mis. 8:2ii,15i), tetapi diingatkan juga akan sejarah amarah-Nya ketika Israel murtad di Horeb (9:7-10:11).
  • 20. BERKAITAN DENGAN MASA DEPAN • Untuk menambah motivasi Israel, mata mereka diarahkan pula ke masa depan, yakni ke berkat yang dijanjikan Tuhan, hidup sejahtera dalam sebuah negeri yang sangat baik (7:13, 8:7-10, 11:8), tetapi juga kepada kutukan Tuhan kalau mereka akan melanggar ketetapan dan peraturannya (7:4,10, 11:28).
  • 21. UNDANG-UNDANG ULANGAN (12-26) • Bagian sentral dari wejangan Musa. Undang- Undang ini kurang bersifat sebagai kitab hukum biasa, sebab peraturan-peraturannya terus menerus diselingi himbauan dan bahkan renungan teologis. • Ciri persuasif itu membedakannya dari Kitab Perjanjian, koleksi hukum yang terdapat dalam Kel 20:22-23:19 dan yang sering dihubungkan dan dibandingkan dengan Undang-Undang Ulangan.
  • 22. SENTRALISASI PERIBADATAN – TEOLOGI SENTRAL PENDEKATAN WELLHAUSEN • Dalam bagian pertama Undang-undang Ulangan sering diulang peraturan yang sangat khas Deuteronomis, yang menyangkut sentralisasi ibadat “di tempat yang dipilih Tuhan, Allahmu, untuk membuat namanya tinggal di sana”, yaitu di Bait Allah di Yerusalem. • Perintah sentralisasi ibadat itu diterapkan kepada segala macam korban persembahan (Ul 12:5,11,13i,18, 21,26), persembahan persepuluhan (14:22 dst), penyembelihan anak sulung (15:19i), dan tiga Hari Raya utama (Ul 16
  • 23. LANJUTAN • Sentralisasi ibadat ini muncul sekali lagi dalam sebuah liturgi yang dibicarakan pada akhir Undang-Undang Ulangan, yakni persembahan hasil pertama (26:1- 11). Di antara peraturan sentralisasi pada bagian pertama dan pada akhir itu terdapat aneka ragam hukum pidana, sipil dan sosial. • Rumusan sentralisasi juga masih muncul dalam kaitan dengan pengadilan tertinggi (17:8ii), dan penghidupan orang-orang Lewi (18:6ii).
  • 24. BEBERAPA HUKUM BAB 16-25 PENDEKATAN WELLHAUSEN • 16:18 - 18:22 Hukum tentang yang berwenang: hakim, raja, imam, nabi • 19:1 - 21:9 Hukum Pidana • 21:10 - 22:30 Hukum Keluarga • 23:1-14 Hukum Ketahiran • 23:15 - 25:4 Hukum Perikemanusiaan • 25:5-19 Aneka ragam tambahan
  • 25. WEJANGAN PENUTUP BAG 1 • Dalam Ul 27-28 disampaikan ucapan berkat dan lebih banyak lagi ucapan kutuk untuk mendorong Israel agar melakukan ketetapan dan peraturan Tuhan yang baru saja diuraikan dalam Undang- Undang Ulangan, dan jangan mengabaikannya.
  • 26. BLESSINGS AND CURSES IN ANCIENT NEAR EAST • In the Levant, blessings and curses took the form of intentional, future-oriented, performative speech acts spoken by deities and humans to promote good or evil, flourishing or injury for individuals and nations. • Although some argue that the words themselves carried a semimagical, automatic power, deity was seen as the ultimate source and executor. • When human agents offered public acknowledgment of the deity’s favor, often accompanied by song, dance, and feasting, blessing became an act of praise. • http://www.oxfordbiblicalstudies.com/article/opr/t467/e27
  • 27. WEJANGAN PENUTUP BAG 2 • Dalam Ul 29-30 disajikan “perkataan Perjanjian yang diikat Musa dengan Israel di tanah Moab” (Ul 29:1), suatu wejangan dalam rangka pembaharuan Perjanjian di Moab. Perkataan Perjanjian itu memuncak dalam peringatan keras bahwa pelanggaran pasti akan membawa hukuman berupa pembuangan (Ul 29:21dst), tetapi juga disampaikan bahwa masih ada kemungkinan untuk berbalik kepada Tuhan dan mengalami kebaikan-Nya (Ul 30:1-10).
  • 28. KISAH PENUTUP 31-34 • Ul 31 menyambung dan melanjutkan riwayat sejarah yang terputus sejak Bil 32 atau Ul 3. Musa tidak diperbolehkan menyeberangi sungai Yordan, maka kepemimpinan dialihkan kepada Yosua yang — dengan disertai Tuhan — akan menyeberang di depan umat Israel (Ul 31:1-8, bdk Ul 3:23-29). Untuk menjaga kelangsungan Perjanjian, ditetapkan pembacaan ulang hukum Taurat pada hari Raya Pondok Daun, sekali setiap tahun ketujuh (Ul 31:9-13). Hukum Taurat dituliskan dalam sebuah kitab, dan diberi tempat di samping Tabut Perjanjian yang memuat 10 Firman (Ul 31:24ii).
  • 29. DUA SAJAK 32-33 • Di tengah kisah penutup ini disisipkan dua sajak: sebuah mazmur (Nyanyian Musa, Ul 32) dan sebuah koleksi ucapan berkat untuk masing- masing suku (Berkat Musa, Ul 33). Kedua sajak itu diletakkan dalam mulut Musa sebagai peringatan maupun janji untuk masa mendatang.
  • 30. ULANGAN 34 • Dalam Ul 34 riwayat Musa dibulatkan dengan berita tentang kematiannya. Setelah diberi melihat negeri terjanji, Musa mati di ambang pintu negeri itu. Kisah terakhir ini bukan hanya berperan sebagai penutupan kitab Ulangan, melainkan juga berfungsi sebagai kisah penutupan untuk seluruh Taurat Musa.
  • 32. KITAB ULANGAN YANG ASLI? • Apa yang lazim disebut kitab Ulangan asli perlu dicari di dalam bab (6-11)12-25. Karangan itu aslinya berupa sebuah koleksi undang-undang, yang dijiwai oleh gagasan sentralisasi ibadat. Koleksi yang dikenal sebagai torah Mošè, sudah diawali beberapa himbauan yang ditujukan kepada Israel yang dilukiskan sedang berada dalam perjalanan masuk ke negeri.
  • 33. KITAB ULANGAN YANG ASLI? • Asal mula dari kitab Ulangan asli ini masih diperdebatkan. Apakah juga berasal dari masa raja Yosia? Ataukah gerakan deuteronomis serta kitab mereka sudah ada lebih dahulu; berasal dari masa raja Hizkia (kl. 700SM), dan kitab itu — setelah hilang pada masa raja Manasye — sungguh ditemukan kembali pada masa Yosia? •
  • 34. PENGARANG SEJARAH DEUTERONOMISTIS • Ulangan asli itu selanjutnya oleh pengarang sejarah deuteronomistis dimasukkan ke dalam karyanya yang besar tentang sejarah bangsa Israel, sebagai bagian pengantarnya.
  • 35. PENGARANG SEJARAH DEUTERONOMISTIS • pengarang KSDtr melengkapi Ulangan asli dengan suatu kerangka kisah sejarah, yakni kisah perjalanan Israel dari Horeb sampai ke perbatasan negeri terjanji (Ul 1-3), lagi kisah tentang pengadaan Perjanjian serta pemberian Sepuluh Firman di Horeb (Ul 5) dan kisah tentang pelanggaran Perjanjian itu (Ul 9:2-10:10). Kerangka kisah sejarah itu kemudian disambung lagi dengan penunjukkan Yosua sebagai pengganti Musa (Ul 31) dan kematian Musa (34:1-6).
  • 36. EDITOR DI MASA SELANJUTNYA • Hubungan antara hukum Musa dan Perjanjian Horeb itu ditingkatkan lebih jauh oleh editor yang kemudian. Tangan editor itu paling kentara dalam Ul 4, (6-8), 10:12-11:32, 26-30. Apa yang sudah diceriterakan oleh pengarang sejarah, yakni penyampaian hukum Musa dalam kerangka sejarah Perjanjian Horeb, diungkapkan lebih tegas lagi oleh editor yang kemudian. Menurut edisinya bahkan penyampaian hukum oleh Musa kepada bangsa diadakan dalam rangka pengikatan Perjanjian, yakni Perjanjian di tanah Moab (29:1).
  • 38. In some respects Deuteronomy portrays what an ideal Israel would be. It presents an Israel with “one God, one people, one land, one sanctuary, and one law.” Its theological contributions are intimately bound up with some of the distinctive concerns that set it apart from the remainder of the Pentateuch. An Introduction to the OT, 114
  • 40. UMAT PERJANJIAN • The covenant between God and Israel made at Sinai and renewed on the plains of Moab before Moses’ death presumes an Israel that is a united, unified people. • The nation exists—it receives its national identity—as a people in covenant with Yahweh. It is a nation set apart and defined by its adherence to this covenant (Deut. 5:1–3; 6:1–25)
  • 41. UMAT DALAM RELASI DENGAN TUHAN • The covenant into which Israel had entered was not simply the legal acquiescence to a detailed contract, but rather a living relationship that required the loving commitment of both parties (6:5; 7:9, 12–13; 11:1, 13, 22; 13:3; 33:3). • Israel’s unified existence is reflected also in the book’s practice of referring to members of the people as “brothers” (NIV; Hebrew ’ahîm;for example, 1:16; 3:18, 20; 10:9; 15:3, 7, 9, 11; 17:20; 18:15, 18.
  • 42. UMAT ISRAEL • Israel sebagai keseluruhan: sapaan Israel (“Dengarlah, Israel...,” 6:4, 4:1), juga sering disebut “seluruh orang Israel” (kol Yisrael, 1:1, 5:1). • Umat pilihan, dipilih oleh Allah (4:37) • Umat yang dibentuk Tuhan (Am, bukan Goy) “umat milikmu sendiri yang Kautebus...,” 9:26,29). • umat yang kudus : suatu umat yang oleh Tuhan dikhususkan bagi diri-Nya. • Umat kesayangan: ‘am segulah, umat kesayangan, bangsa yang mempu- nyai nilai khusus bagi Tuhan (7:6).
  • 43. ALLAH
  • 44. KARAKTER ALLAH • Sebutan Allah: YHWH Allahmu [kedekatan] = Allah Perjanjian • Transendensi: YHWH digambarkan besar, dahsyat dan tanpa tandingan dalam karya-Nya (7:21, 4:32-39). == menghindari antrophomorfisme • Imanensi: Allah Israel yang sangat dekat pada umat-Nya • Keesaan (Ekhad) • Allah yang cemburu (El Kanna)
  • 45. NAMA ALLAH • Deuteronomy refers to the name of God twenty-one times. • Deuteronomy is presented as in some way “demythologizing” the divine presence—what is present is not God himself (for he dwells in heaven), but his “name.” This theology is commonly said to have developed in Israel after either the loss of the ark or the division of the kingdom when the northern tribes no longer had access to this important object
  • 46. SABDA ALLAH In Deuteronomy the word of God is authoritative and it is written. As a covenant document, the words of the “book of the law” that Moses wrote governed, structured, and defined the nation’s relationship with her suzerain Lord and with one another.
  • 48. SENTRALISASI IBADAH • Deuteronomy repeatedly describes Israel’s worship at “the place the LORD your God will choose” (12:5, 11, 14, 18, 21, 26; 14:23–25; 15:20; 16:2, 6, 11,15; 17:8, 10; 18:6; 26:2). Ia telah memilih satu tempat untuk membuat nama-Nya diam di sana (26:2, 12:5,11,21, dst). • In critical scholarship this choice of a single place for Israel’s worship has traditionally been associated with Josiah’s effort to centralize worship in Jerusalem. • Menghindari Sikretisme: • Suasana Ibadat sukacita dan gembira
  • 49. TANAH
  • 50. • Keistimewaan tanah (berlimpah susu dan madu) • Anugerah Tuhan yang “direbut” • Tanah sebagai warisan ((nakhalah, 4:38, 12:9, 26:1). • Syarat untuk tetap tinggal: harus melakukan perintah dan ketetapan Allah di dalam negeri itu • Tanah peristirahatan: menukhah. Kata itu pertama-tama menunjuk kepada perhentian atau istirahat yang menyusul perjalanan (3:20); tetapi juga kepada keamanan dari ancaman-ancaman bangsa-bangsa
  • 51. • The land was not simply a gift of God to Israel—it was the gift that made God's power and presence in Israel's life something real and tangible. It was an act of grace like no other, for the gift of the land made it possible for the people of Israel to survive. • The land provided Israel with its food, clothing, and shelter. Without it, Israel could not be a people. The land as God's gift to Israel was a theme that was central to its faith. It was a motif that was at the core of ancient Israel's stories, poetry, and prophecy.
  • 52. HUKUM
  • 53. HUKUM • Ketaatan terhadap Undang-undang Ulangan (Ul 12-26). ==ketetapan-ketetapan (khuqqim, harafiah hal-hal yang sudah ditetapkan dalam tulisan) dan peraturan-peraturan (mispatim, harafiah keputusan-keputusan pengadilan), perintah-perintah (mitswot), dan peringatan-peringatan (edot, harafiah tanda-tanda peringatan). • Tahap-tahap pemberian Hukum: Di Sinai: TUHAN  Musa  umat Israel  generasi sesudahnya • Perjanjian Allah – Israel: mengikat
  • 54. DECALOGUE (DEUT 5:6–21) AND DEUTERONOMIC LAW (DEUT 12:1—26:16). • It is not a coincidence that a law forms the center of Deuteronomy. • Law is an excellent instrument to construct the identity of a group. • A growing number of scholars assume that the major topical units of the Deuteronomic law are arranged according to the order of the commandments of the Decalogue quoted in Deuteronomy 5 (e.g., Kaufman, 1978–1979; Braulik, 1991; Otto, 2005). However, there are too many problems with this assumed correspondence (Rüterswörden, 2005).
  • 55. RELASI ULANGAN DENGAN KITAB SEJARAH BERIKUTNYA
  • 56. The book of Deuteronomy provided the theological principles that guided the telling of the story of Israel in its land. Among these principles was the importance of serving the Lord alone by shaping one's conduct according to the norms of traditional Israelite morality, as found in the Torah that God revealed to Moses.
  • 57. KSDTR - KISAH TRAGIS • It begins with Joshua and the Israelite tribes taking control of the land, continues with stories about the judges who lead Israel in maintaining their presence in the land, and concludes with the stories of Israel's kings, who eventually lose control of that land. • The story ends the same way it begins—with the Israelites outside the land. • At the beginning they are ready to cross the Jordan and take control of the land; at the end they are in exile from the land, wondering about their future. • It is a sad story, a tragic story. It is a story that begins with much promise and ends with great disappointment.
  • 58. KOTBAH •The story of Israel in the Promised Land turns Israel's past into a sermon in order to provide the exiles some basis for hope by affirming that Israel can have a future, despite the terrible losses it experienced when Jerusalem fell.