Dokumen ini merupakan tugas mata kuliah seminar bahasa yang membahas tentang tuturan kotor pada anak. Tujuannya adalah mendeskripsikan penyebab, pengaruh, dan cara mengatasi tuturan kotor pada anak. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dan observasi untuk mendapatkan data valid. Dokumen ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang peran mereka dalam perkembangan bahasa anak.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
MENGATASI TUTURAN KOTOR PADA ANAK
1. Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Seminar Bahasa
Dosen Pengampu: Arisul Ulumuddin, S.Pd., M.Pd.
Oleh:
Wahidatul Ulya (10410340)
w.oelyea@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI Semarang
2014
2. Tujuan artikel ini adalah :
Mendeskripsikan penyebab anak bertutur
kotor.
Menjelaskan pengaruh tuturan kotor terhadap
perkembangan bahasa anak.
Memaparkan bagaimana cara mengatasi
tuturan kotor pada anak.
3. Melalui penelitian ini, diharapkan mampu
memberikan manfaat kepada pembaca berupa:
Bahan yang dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber informasi kepada pembaca terutama
orang tua yang berkaitan dengan peranannya
dalam perkembangan bahasa anak.
Memberikan
kesadaran
kepada
pembaca
mengenai pentingnya pengawasan orang tua
terhadap bahasa anak.
Memberitahukan kepada pembaca mengenai
bagaimana cara mengatasi anak yang memiliki
bahasa kotor.
4. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
1. Metode
studi pustaka, pada tahap ini
peneliti mengumpulkan sebanyak mungkin
data yang dibutuhkan.
2. Metode observasi yang dilakukan guna
mendapatkan data yang valid, sehingga
sesuai dengan fakta yang ada dalam dunia
nyata.
5. Kaum behaviorisme menekankan bahwa
proses
pemerolehan
bahasa
pertama
dikendalikan dari luar diri anak. Menurut
kaum behaviorisme kemampuan berbicara
dan memahami bahasa oleh anak diperoleh
melalui rangsangan dari lingkungannya.
6. Perkembangan Bahasa
Erat hubungannya dengan
Pemerolehan bahasa anak
Menurut Marjusman Maksan (1993:20),
pemerolehan bahasa adalah proses
penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
seseorang (bukan cuma anak-anak) secara
tidak sadar, implisit, dan informal.
7. Perkataan kotor adalah perkataan yang
tidak pantas bagi norma yang berlaku.
1.
2.
3.
Jenis-jenis kata kotor itu yaitu sebagai
berikut:
Profanity (mempermainkan kata-kata suci
seperti Tuhan).
Cursing
(menyumpahi
orang
seperti
brengsek, sialan dan kurang ajar).
Obscenity
(menggunakan
kata
yang
menggunakan
konotasi
seksual
atau
mencemooh seperti bodoh dan sinting)
8. Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang
berusia tiga sampai enam tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan
dalam
pembentukan
karakter
dan
kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono,
2009: 7).
9. Data anak:
Guna menjaga privacy, maka peneliti menyamarkan
nama asli objek penelitian. Namun hasil penelitian ditulis
dengan sebenar-benarnya. Berikut data diri objek
penelitian:
1. Nama
Umur
: Adik A
: 3,5 tahun
Merupakan anak yatim yang selalu ditinggal ibunya
bekerja dan memiliki kakak berusia 7 tahun.
2. Nama
Umur
: Adik B
: 4,5 tahun
Orang
tua
dari
Adik
B
bercerai.
Selalu
mengungkapkan kata kotor saat ditanya mengenai ayah
kandungnya.
11. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keluarga dan lingkungannya.
Anak mempunyai suatu perasaan
bermusuhan terhadap orang dewasa
Televisi
Memarahi anak dengan kata-kata kasar
Bertengkar di hadapan anak
Memperdengarkan lagu-lagu tentang
kekerasan
12. 1.
2.
3.
Anak akan menganggap biasa dalam
bertutur kotor.
Mempengaruhi lingkungannya untuk
bertutur kotor.
Berani bertutur kotor kepada orang yang
lebih dewasa
13. 1.
2.
3.
Mengevaluasi lingkungan, terutama lingkungan
keluarga
Salah satu tujuan anak bertutur kotor adalah
untuk mencari perhatian. Oleh karena itu jika
anak sudah dilarang untuk bertutur kotor
namun tetap saja dilakukan, sebaiknya
berpura-pura tidak tahu atau mendengar.
Mengingatkan anak saat bertutur kotor
14. Memberikan pengawasan bagi anak
sejak
dini
memang
sulit,
namun
menyembuhkan anak dari perkataan kotor
dirasa akan lebih sulit. Untuk itu,
pengawasan orang dewasa diperlukan
sejak dini guna citra bangsa yang lebih
baik.