SlideShare a Scribd company logo
SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA
Munculnya Sekolah Islamyang pertama kalididirikan di Indonesia, yang selanjutnya bisadisebut dengan madrasah
adalah Madrasah Adabiyah di Padang Panjang (Sumatra Barat) oleh Syeh Abdullah Ahmad pada tahun 1909 M.
Madrasah di Indonesia jauh berbeda dengan madrasah di pusat lahirnya Agama Islam (di Arab atau di Timur
Tengah). Keadaan madrasah di Indonesia merupakan fenomena modern yang muncul pada awal abad ke-20.
Dengan perkataan lain, lahirnya madrasah di Indonesia adalah hasil tarik menarik antara pesantren sebagai
lembaga pendidikan asli(tradisional)yang sudah ada di satu sisi, dengan pendidikan barat (modern) di sisilain.Jika
di Timur Tengah, madrasah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran agama tingkat lanjut,
madrasah di Indonesia lebih mengacu pada lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran Agama tingkat
rendah dan menengah.
Perkembangannya diperkirakan lebih merupakan reaksi terhadap faktor-faktor yang berkembang dari luar
lembaga pendidikan yang secara tradisional telah ada, terutama munculnya pendidikan modern Barat.
Faktor-faktor Munculnya Madrasah
Faktor munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki sejarah panjang dan telah berusia satu
abad lebih, dalam pandangan Mehdi Nakosteen, dalam buku “Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat:
Deskripsi Analisis Abad Keemasa Islam”, sebagaimana dikutip oleh Abdullah Idi dan Toto Suharto dalam buku
“Revitalisasi Pendidikan Islam”, madrasah muncul karena dua faktor: pertama: Faktor internal.
Secara internal madrasah muncul karena proses pendidikan dari lembaga-lembaga sebelumnya yaitu: surau,
kuttab, masjid dan masjid khan. Dalam pandangan Mehdi Nakosteen, disebutkan bahwa: Secara internal, proses
pendidikan yang diselenggarakan dan dilaksanakan di Kuttab, masjid, dan masjid-khan memiliki beberapa
kelemahan, antara lain:
Pertama, Kurikulum dan fasilitas pada lembaga-lembaga tersebut dipandang belum mampu mendukung
terciptanya proses pendidikan yang memadahi. Kedua, adanya pertentangan antara tujuan pendidikan dan tujuan
Agama pada ketiga lembaga tersebut hampir tidak dapat dikompromikan. Ketiga, Tujuan pendidikan memiliki
konsekuensi pada aktivitas yang cenderung menimbulkan suasana hiruk-pikuk. Keempat, kegiatan ibadah (sebagai
tujuan Agama) di masjid menghendaki suasana tenang dan penuh kekhusyuan.
Kedua, Faktor eksternal. Secara eksternal, kemajuan ilmu pengetahuan menuntut adanya sistem pengajian bagi
mereka yang mencari penghidupan melalui dunia pendidikan. Secara lebih lengkap, Mahmud Yunus, dalam buku
Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, ada empat faktor eksternal yang mendasari munculnya madrasah, yaitu:
a) Faktor politik. Para penguasa menarik hati rakyat dengan jalan memajukan Agama dan mementingkan
pendidikan. Untuk tujuan politis tersebut, penguasa tidak segan-segan mengeluarkan sejumlah besar dana
untuk membangun madrasah.
b) Faktor religius. Para penguasa yang hidup dengan kemewahan bermaksud beramal dan menyiarkan Agama
Islam dengan jalan mendirikan madrasah dengan harapan agar mendapat pahala dari Allah.
c) Faktor ekonomi. Para penguasa dan orang-orang kaya mewakafkan harta mereka untuk pembangunan
madrasah, dengan syarat pengelolaannya adalah putera-putera mereka secara turun-temurun.
Dengan demikian, kehidupan ekonomi para keturunan tersebut dapat terjamin. d) Faktor fanatisme. Pertentangan
antara kaum Sunni dan Syi’ah membuat masing-masing pihak berlomba mendirikan madrasah sebagai alat untuk
memperkuat aliran keagamaan masing-masing.
Tokoh dan Organisasi dalam Pembaruan Pendidikan Madrasah
Madrasah sebagai institusi pendidikan keagamaan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang, sehingga dalam
penelusuran perkembangannya kita harus menelusuri dari berbagai jejak pembaruan sistempendidikan Islambaik
yang dilakukan secarapribadi oleh pemimpin-pemimpin Islam,maupun yang dilakukan secarainstitusionalmelalui
organisasi-organisasi sosial-keagamaan.
Berkenaan dengan pembaruan, Iqbal menyatakan bahwa pola pikir dan sikap pandang kaum Muslim yang
menyimpang dan tidak sesuai dengan esensi Islam harus diperbarui. Pembaruan dilakukan dengan cara
mengembalikan pola pikir dan sikap pandang kaum Muslim ke pangkal kemurnian Islam yang bersumber dari al-
Quran dan Sunnah.
Dari perkembangan sejak awal berdirinya hingga berkembangnya madrasah selanjutnya, secara umum dapat di
tandaskan bahwa para tokoh yang berjasa dalamperkembangan madrasah adalah sebagaimana diungkapkan oleh
Abdur Rachman Shaleh yaitu para ulama yang berjasa dalam perkembangan madrasah di Indonesia antara lain:
Syaikh Abdullah Ahmad (1907) di Padang,K.H. Ahmad Dahlan (1912) di Yogyakarta, K.H. Wahab Hasbullahbersama
K.H. Mas Mansyur (1914) di Surabaya, Rangkayo Rahmah Al-Yunusi (1915) di Padang Panjang, K.H. HasyimAshari
(1919) mendirikan Madrasah Salafiyah di Tebuireng Jombang.
Perkembangan Madrasah di Indonesia
Pada masa awal berkembangnya Agama Islam di Indonesia, tentunya tidak terlepas dari bidang pendidikan dan
pengajaran. Islammemiliki lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran yang diwariskan dari masyarakat Bangsa
Arab pada masa itu.
Kemudian untuk kepentingan pengajaran, menulis dan membaca bagi anak-anak yang sekaligus bisa memberikan
pelajaran al-Quran dan Dasar-Dasar Agama Islam, diadakanlah kuttab-kuttab yang terpisah dari masjid, agar anak-
anak tidak mengganggu ketenangan dan kebersihan Masjid. Untuk perkembangan selanjutnya, muncullah sistem
pendidikan dengan sistem klasikal dan berkelas yang selanjutnya disebut dengan ”madrasah”.
Madrasah atau sekolah Agama yang didirikan pertama adalah madrasah atau sekolah Adabiyah di Padang Panjang
(Sumatera Barat), oleh Syeih Abdullah Ahmad pada tahun 1909 M. Pada masa penjajahan Kolonial Belanda,
pertumbuhan dan perkembangan sistempendidikan madrasah tersebut pada dasarnya dipengaruhi dan didorong
oleh adanya perkembangan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, dan
sekaligus sebagai imbangan terhadap sistem pendidikan Kolonial yang tidak sesuai dan bahkan bertentangan
dengan cita-cita umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Pembinaan madrasah mengarah kepada pengintegrasian ke Sistem Pendidikan Nasional bersama-sama dengan
sekolah umum, sebagaimana diamanatkan oleh Unndang-Undang Dasar 1945 yang menghendaki adanya satu
sistem pendidikan dan pengajaran yang bersifat Nasional, maka dalam konteks perkembangan madrasah,
Kementrian Agama menjadi tumpuan untuk dapat mengangkat posisi madrasah, sehingga mendapat perhatian
para pengambil kebijakan.
Salah satunya adalah didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN)29
yang kemudian diikuti berdirinya madrasah-madrasah yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia
seraya terus berusaha untuk membenahi madrasah sebagai bagian dari komponen pendidikan nasional dan
mencari format madrasah yang tepat. Dengan demikian pemerintah bisa berharap bahwa madrasah mampu
melaksanakan amanat UU-PPP No. 4/1950 tentang kewajiban belajar.
DalamUU tersebut pasal 10 ayat 2 dinyatakan bahwa; belajar di sekolah-sekolah agama yang telah mendapatkan
pengakuan dari Departemen Agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar.
Untuk itu, pemerintah menggariskan kebijaksanaan bahwa madrasah yang diakui dan memenuhi syarat untuk
menyelenggarakan kewajiban belajar, harus terdaftar pada Kementerian Agama.Syarat yang harus dipenuhi untuk
itu adalah bahwa madrasah yang bersangkutan harus memberikan pelajaran agamasebagaipelajaranpokok paling
sedikit 6 jam seminggu atau 25 persen dari seluruh mata pelajaran.
Untuk mencapai ke dalam sistem pendidikan Nasional, madrasah tetap diupayakan dengan jalan menyusun pola
dan penjenjangan serta isi (kurikulum) yang mendekati sesuai dengan sekolah-sekolah umum. Secara berangsur-
angsur akhirnya madrasah terus berkembang mengikuti tipe sekolah umum dengan keseimbangan mata pelajaran
dengan pengakuan formal dari departemen pendidikan dan kebudayaan.
Pengakuan ini didukung dengan dikeluarkannya surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri
Agama, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975, yang selanjutnya disebut SKB 3 Menteri; yaitu
keputusan Nomor 6/1975 tentang “Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Madrasah”. Dengan alasan bahwa siswa
madrasah sebagaimana warga negara Indonesia lainnya berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk
peningkatan kualitasnya dalam lapangan pendidikan melalui pengajaran di madrasah.
Dari SKB tersebut disusunlah kurikulum madrasah tahun 1975 dengan perbandingan alokasi waktu 70% pelajaran
umum dan 30% pelajaran agama, yang bisa disebut kurikulum agama. Madrasah-madrasah yang mendapatkan
pengakuan sama dengan sekolah-sekolah umum mempunyai jenjang pendidikan dan pengajaran yang sama
dengan jenjang yang ada pada sekolah-sekolah umum, demikian pula sistempenyelenggaraan dan perlengkapan
atau alat-alat pendidikan lainnya.
Madrasah-madrasah seperti ini terdiri dari:
a) Madrasah tingkat permulaan atau pra-sekolah yang sering juga disebut sebagai taman kanak-kanak, Raudlotul
Athfal (RA) atau Bustanul Athfal (BA). Sistem penyelenggaraannya sama dengan taman kanak-kanak pada
umumnya. Fungsinya untuk mempersiapkan anak-anak memasuki Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
(tingkat dasar), yang setingkat dengan sekolah dasar yaitu 6 tahun, demikian pula sistem penyelenggaraannya.
b) Madrasah Tsanawiyah (tingkat menengah) yang merupakan madrasah setingkat dengan Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Lama belajar 3 tahun sebagaimana pada SMP. Setelah tamat Madrasah Tsanawiyah, murid-murid
bisa melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), baik SMTA umum atau SMTA kejuruan,
demikian pula ke Madrasah Aliyah (MA).
c) Madrasah Aliyah (tingkat atas) yaitu madrasah yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada
madrasah tingkat ini hampir tidak ada bedanya dengan sekolah umum baik lama belajar, sistem
penyelenggaraannya maupun penjurusannya sama dengan SMA, hanya khususnya terdapat jurusan Agama pada
madrasah Aliyah. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia, muncul berbagai macam model
atau format madrasah terpadu, yaitu madrasah negeri yang memiliki standard tertentu dari segi sarana dan
prasarana, jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan (guru), dan siswa-siswi yang terseleksi sehingga
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan intensitas tinggi.
Sedangkan madrasah terpadu adalah madrasah 12 (dua belas) tahun, yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah yang berada dalam satu lokasi, memiliki satu kesatuan administrasi,
manajemen, dan kurikulum. Madrasah yang ditunjuk sebagai madrasah terpadu harus melakukan integrasi
administrasi, integrasi kurikulum, integrasi personel, integrasi sarana dan prasarana, dan integrasi pembiayaan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan: Mehdi Nakosteen, “Kontribusi IslamAtas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad Keemasan
Islam”, alih bahasa: Joko S. Kahhar dan Supriyanto, (Surabaya: Risalah Gusti, 1994). Toto Suharto, Revitalisasi
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006). Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia”,
(Jakarta: Hidakarya Agung, 1990). Muhammad Iqbal, “Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam”, alih
bahasa Ali Audah, dkk. (Jakarta: Tintamas, 1966). Karl A. Steenbrink, Persantren, Madrasah dan Sekolah:
Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, 1994). A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam,
(Jakarta: Fajar Dunia, 1999).

More Related Content

What's hot

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
EVI PAULINA SIMAREMARE
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
okiarisaputra
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
Syarifatul Marwiyah
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
Utami Putri
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Dewi Kurnia
 
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptxPresentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
DiyahSiti
 
Manajemen pengelolaan pondok pesantren
Manajemen pengelolaan pondok pesantrenManajemen pengelolaan pondok pesantren
Manajemen pengelolaan pondok pesantren
cindhi martha
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
m10ehebat
 
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan KurikulumKomponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Sita Nurhalimah
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
Syarifatul Marwiyah
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
komisariatimmbpp
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Mayawi Karim
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
AlfinfatihaRahmah
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Yanaeri1990
 
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di NusantaraModul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Istna Zakia Iriana
 
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantren
Feni Prasetiya
 
Kurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islamKurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islam
Wina Ariyani
 

What's hot (20)

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUMLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
 
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesiasejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
sejarah dan perkembangan kurikulum di indonesia
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
KD 9 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Pesantren dan Madrasah
 
Pendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulumPendekatan pengembangan kurikulum
Pendekatan pengembangan kurikulum
 
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)Kurikulum & pembelajaran (ppt)
Kurikulum & pembelajaran (ppt)
 
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptxPresentasi problematika pendidikan islam.pptx
Presentasi problematika pendidikan islam.pptx
 
Manajemen pengelolaan pondok pesantren
Manajemen pengelolaan pondok pesantrenManajemen pengelolaan pondok pesantren
Manajemen pengelolaan pondok pesantren
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam Konsep Pendidikan Islam
Konsep Pendidikan Islam
 
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan KurikulumKomponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
 
sejarah bimbingan dan konseling
 sejarah bimbingan dan konseling sejarah bimbingan dan konseling
sejarah bimbingan dan konseling
 
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum (Jurnal)
 
POWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAMPOWER POINT STUDI ISLAM
POWER POINT STUDI ISLAM
 
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docxTugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
Tugas PBL Perkembangan Islam di Amerika.docx
 
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di NusantaraModul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
Modul SKI- KB 3 Perkembangan Islam Di Nusantara
 
Manajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantrenManajemen pengelolaan pesantren
Manajemen pengelolaan pesantren
 
Kurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islamKurikulum pendidikan islam
Kurikulum pendidikan islam
 
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
 

Similar to SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA.docx

Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docxTugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Sobirin15
 
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docxBAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
MardikaSandra
 
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxMuhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
AnisaNabilaNurSetya
 
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
dr2200s
 
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
ElezaR1
 
3 tesis bab ii
3 tesis bab ii3 tesis bab ii
3 tesis bab ii
MTs Nurul Huda Sukaraja
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Bams Bams
 
Pendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docxPendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docx
Zukét Printing
 
Pendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdfPendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdf
Zukét Printing
 
Administrasi pembelajaran
Administrasi pembelajaranAdministrasi pembelajaran
Administrasi pembelajaran
NursariAsniah
 
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptxMODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
FirdausAnNuzuula
 
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimypendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
junaidispd76
 
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfDampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Islamic Studies
 
2 tesis bab i
2 tesis bab i2 tesis bab i
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptxppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
SolihinShaqiqcalonsa
 

Similar to SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA.docx (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docxTugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
Tugas Matkul DOLPI - Mad Sobirin.docx
 
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docxBAB II Metodologi Pembelajaran .docx
BAB II Metodologi Pembelajaran .docx
 
Makalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasahMakalah problematika madrasah
Makalah problematika madrasah
 
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docxMuhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
Muhammadiyah_Sebagai_Gerakan_Pendidikan.docx
 
Makalah ipi
Makalah ipiMakalah ipi
Makalah ipi
 
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
Perkembangan Pendidikan Islam Di Brunei Dan Hala Tuju G1
 
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
Pengaruh Falsafah Pendidikan Islam (FPI ) Terhadap Pendidikan Di Malaysia.
 
3 tesis bab ii
3 tesis bab ii3 tesis bab ii
3 tesis bab ii
 
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
Memahami sekolah islam (perkembangan dan karakteristiknya)
 
Pameran madrasah 2013
Pameran madrasah 2013Pameran madrasah 2013
Pameran madrasah 2013
 
Pendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docxPendidikan Pesantren.docx
Pendidikan Pesantren.docx
 
Pendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdfPendidikan Pesantren.pdf
Pendidikan Pesantren.pdf
 
Administrasi pembelajaran
Administrasi pembelajaranAdministrasi pembelajaran
Administrasi pembelajaran
 
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptxMODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
MODEL PENGELOLAAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM.pptx
 
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimypendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
pendidikan agama islam institut agama islam ibrahimy
 
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdfDampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
Dampak UU Pesantren Terhadap Sistem Pendidikan.pdf
 
Adang.ahmad.dimyati
Adang.ahmad.dimyatiAdang.ahmad.dimyati
Adang.ahmad.dimyati
 
2 tesis bab i
2 tesis bab i2 tesis bab i
2 tesis bab i
 
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptxppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
ppt_Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.pptx
 

More from ChankDul

KHUTBAH JUMAT.pdf
KHUTBAH JUMAT.pdfKHUTBAH JUMAT.pdf
KHUTBAH JUMAT.pdf
ChankDul
 
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdfPP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
ChankDul
 
Standar nilai.docx
Standar nilai.docxStandar nilai.docx
Standar nilai.docx
ChankDul
 
SILABUS-PGMI.doc
SILABUS-PGMI.docSILABUS-PGMI.doc
SILABUS-PGMI.doc
ChankDul
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docxRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
ChankDul
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
ChankDul
 
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docxMAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
ChankDul
 
Silabus Karakter Building.docx
Silabus Karakter Building.docxSilabus Karakter Building.docx
Silabus Karakter Building.docx
ChankDul
 

More from ChankDul (8)

KHUTBAH JUMAT.pdf
KHUTBAH JUMAT.pdfKHUTBAH JUMAT.pdf
KHUTBAH JUMAT.pdf
 
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdfPP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
PP_55_2007-Pendidikan-Agama-Keagamaan.pdf
 
Standar nilai.docx
Standar nilai.docxStandar nilai.docx
Standar nilai.docx
 
SILABUS-PGMI.doc
SILABUS-PGMI.docSILABUS-PGMI.doc
SILABUS-PGMI.doc
 
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docxRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER.docx
 
MAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docxMAKALAH LAYANAN BK.docx
MAKALAH LAYANAN BK.docx
 
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docxMAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
MAKALAH Bimbingan dan Konseling.docx
 
Silabus Karakter Building.docx
Silabus Karakter Building.docxSilabus Karakter Building.docx
Silabus Karakter Building.docx
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA.docx

  • 1. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA Munculnya Sekolah Islamyang pertama kalididirikan di Indonesia, yang selanjutnya bisadisebut dengan madrasah adalah Madrasah Adabiyah di Padang Panjang (Sumatra Barat) oleh Syeh Abdullah Ahmad pada tahun 1909 M. Madrasah di Indonesia jauh berbeda dengan madrasah di pusat lahirnya Agama Islam (di Arab atau di Timur Tengah). Keadaan madrasah di Indonesia merupakan fenomena modern yang muncul pada awal abad ke-20. Dengan perkataan lain, lahirnya madrasah di Indonesia adalah hasil tarik menarik antara pesantren sebagai lembaga pendidikan asli(tradisional)yang sudah ada di satu sisi, dengan pendidikan barat (modern) di sisilain.Jika di Timur Tengah, madrasah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran agama tingkat lanjut, madrasah di Indonesia lebih mengacu pada lembaga pendidikan yang memberikan pelajaran Agama tingkat rendah dan menengah. Perkembangannya diperkirakan lebih merupakan reaksi terhadap faktor-faktor yang berkembang dari luar lembaga pendidikan yang secara tradisional telah ada, terutama munculnya pendidikan modern Barat. Faktor-faktor Munculnya Madrasah Faktor munculnya madrasah sebagai lembaga pendidikan yang memiliki sejarah panjang dan telah berusia satu abad lebih, dalam pandangan Mehdi Nakosteen, dalam buku “Kontribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad Keemasa Islam”, sebagaimana dikutip oleh Abdullah Idi dan Toto Suharto dalam buku “Revitalisasi Pendidikan Islam”, madrasah muncul karena dua faktor: pertama: Faktor internal. Secara internal madrasah muncul karena proses pendidikan dari lembaga-lembaga sebelumnya yaitu: surau, kuttab, masjid dan masjid khan. Dalam pandangan Mehdi Nakosteen, disebutkan bahwa: Secara internal, proses pendidikan yang diselenggarakan dan dilaksanakan di Kuttab, masjid, dan masjid-khan memiliki beberapa kelemahan, antara lain: Pertama, Kurikulum dan fasilitas pada lembaga-lembaga tersebut dipandang belum mampu mendukung terciptanya proses pendidikan yang memadahi. Kedua, adanya pertentangan antara tujuan pendidikan dan tujuan Agama pada ketiga lembaga tersebut hampir tidak dapat dikompromikan. Ketiga, Tujuan pendidikan memiliki konsekuensi pada aktivitas yang cenderung menimbulkan suasana hiruk-pikuk. Keempat, kegiatan ibadah (sebagai tujuan Agama) di masjid menghendaki suasana tenang dan penuh kekhusyuan. Kedua, Faktor eksternal. Secara eksternal, kemajuan ilmu pengetahuan menuntut adanya sistem pengajian bagi mereka yang mencari penghidupan melalui dunia pendidikan. Secara lebih lengkap, Mahmud Yunus, dalam buku Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, ada empat faktor eksternal yang mendasari munculnya madrasah, yaitu: a) Faktor politik. Para penguasa menarik hati rakyat dengan jalan memajukan Agama dan mementingkan pendidikan. Untuk tujuan politis tersebut, penguasa tidak segan-segan mengeluarkan sejumlah besar dana untuk membangun madrasah. b) Faktor religius. Para penguasa yang hidup dengan kemewahan bermaksud beramal dan menyiarkan Agama Islam dengan jalan mendirikan madrasah dengan harapan agar mendapat pahala dari Allah. c) Faktor ekonomi. Para penguasa dan orang-orang kaya mewakafkan harta mereka untuk pembangunan madrasah, dengan syarat pengelolaannya adalah putera-putera mereka secara turun-temurun. Dengan demikian, kehidupan ekonomi para keturunan tersebut dapat terjamin. d) Faktor fanatisme. Pertentangan antara kaum Sunni dan Syi’ah membuat masing-masing pihak berlomba mendirikan madrasah sebagai alat untuk memperkuat aliran keagamaan masing-masing. Tokoh dan Organisasi dalam Pembaruan Pendidikan Madrasah Madrasah sebagai institusi pendidikan keagamaan di Indonesia memiliki sejarah yang panjang, sehingga dalam penelusuran perkembangannya kita harus menelusuri dari berbagai jejak pembaruan sistempendidikan Islambaik yang dilakukan secarapribadi oleh pemimpin-pemimpin Islam,maupun yang dilakukan secarainstitusionalmelalui organisasi-organisasi sosial-keagamaan.
  • 2. Berkenaan dengan pembaruan, Iqbal menyatakan bahwa pola pikir dan sikap pandang kaum Muslim yang menyimpang dan tidak sesuai dengan esensi Islam harus diperbarui. Pembaruan dilakukan dengan cara mengembalikan pola pikir dan sikap pandang kaum Muslim ke pangkal kemurnian Islam yang bersumber dari al- Quran dan Sunnah. Dari perkembangan sejak awal berdirinya hingga berkembangnya madrasah selanjutnya, secara umum dapat di tandaskan bahwa para tokoh yang berjasa dalamperkembangan madrasah adalah sebagaimana diungkapkan oleh Abdur Rachman Shaleh yaitu para ulama yang berjasa dalam perkembangan madrasah di Indonesia antara lain: Syaikh Abdullah Ahmad (1907) di Padang,K.H. Ahmad Dahlan (1912) di Yogyakarta, K.H. Wahab Hasbullahbersama K.H. Mas Mansyur (1914) di Surabaya, Rangkayo Rahmah Al-Yunusi (1915) di Padang Panjang, K.H. HasyimAshari (1919) mendirikan Madrasah Salafiyah di Tebuireng Jombang. Perkembangan Madrasah di Indonesia Pada masa awal berkembangnya Agama Islam di Indonesia, tentunya tidak terlepas dari bidang pendidikan dan pengajaran. Islammemiliki lembaga-lembaga pendidikan dan pengajaran yang diwariskan dari masyarakat Bangsa Arab pada masa itu. Kemudian untuk kepentingan pengajaran, menulis dan membaca bagi anak-anak yang sekaligus bisa memberikan pelajaran al-Quran dan Dasar-Dasar Agama Islam, diadakanlah kuttab-kuttab yang terpisah dari masjid, agar anak- anak tidak mengganggu ketenangan dan kebersihan Masjid. Untuk perkembangan selanjutnya, muncullah sistem pendidikan dengan sistem klasikal dan berkelas yang selanjutnya disebut dengan ”madrasah”. Madrasah atau sekolah Agama yang didirikan pertama adalah madrasah atau sekolah Adabiyah di Padang Panjang (Sumatera Barat), oleh Syeih Abdullah Ahmad pada tahun 1909 M. Pada masa penjajahan Kolonial Belanda, pertumbuhan dan perkembangan sistempendidikan madrasah tersebut pada dasarnya dipengaruhi dan didorong oleh adanya perkembangan sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda, dan sekaligus sebagai imbangan terhadap sistem pendidikan Kolonial yang tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan cita-cita umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya. Pembinaan madrasah mengarah kepada pengintegrasian ke Sistem Pendidikan Nasional bersama-sama dengan sekolah umum, sebagaimana diamanatkan oleh Unndang-Undang Dasar 1945 yang menghendaki adanya satu sistem pendidikan dan pengajaran yang bersifat Nasional, maka dalam konteks perkembangan madrasah, Kementrian Agama menjadi tumpuan untuk dapat mengangkat posisi madrasah, sehingga mendapat perhatian para pengambil kebijakan. Salah satunya adalah didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) dan Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN)29 yang kemudian diikuti berdirinya madrasah-madrasah yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia seraya terus berusaha untuk membenahi madrasah sebagai bagian dari komponen pendidikan nasional dan mencari format madrasah yang tepat. Dengan demikian pemerintah bisa berharap bahwa madrasah mampu melaksanakan amanat UU-PPP No. 4/1950 tentang kewajiban belajar. DalamUU tersebut pasal 10 ayat 2 dinyatakan bahwa; belajar di sekolah-sekolah agama yang telah mendapatkan pengakuan dari Departemen Agama dianggap telah memenuhi kewajiban belajar. Untuk itu, pemerintah menggariskan kebijaksanaan bahwa madrasah yang diakui dan memenuhi syarat untuk menyelenggarakan kewajiban belajar, harus terdaftar pada Kementerian Agama.Syarat yang harus dipenuhi untuk itu adalah bahwa madrasah yang bersangkutan harus memberikan pelajaran agamasebagaipelajaranpokok paling sedikit 6 jam seminggu atau 25 persen dari seluruh mata pelajaran. Untuk mencapai ke dalam sistem pendidikan Nasional, madrasah tetap diupayakan dengan jalan menyusun pola dan penjenjangan serta isi (kurikulum) yang mendekati sesuai dengan sekolah-sekolah umum. Secara berangsur- angsur akhirnya madrasah terus berkembang mengikuti tipe sekolah umum dengan keseimbangan mata pelajaran dengan pengakuan formal dari departemen pendidikan dan kebudayaan. Pengakuan ini didukung dengan dikeluarkannya surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975, yang selanjutnya disebut SKB 3 Menteri; yaitu keputusan Nomor 6/1975 tentang “Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Madrasah”. Dengan alasan bahwa siswa
  • 3. madrasah sebagaimana warga negara Indonesia lainnya berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk peningkatan kualitasnya dalam lapangan pendidikan melalui pengajaran di madrasah. Dari SKB tersebut disusunlah kurikulum madrasah tahun 1975 dengan perbandingan alokasi waktu 70% pelajaran umum dan 30% pelajaran agama, yang bisa disebut kurikulum agama. Madrasah-madrasah yang mendapatkan pengakuan sama dengan sekolah-sekolah umum mempunyai jenjang pendidikan dan pengajaran yang sama dengan jenjang yang ada pada sekolah-sekolah umum, demikian pula sistempenyelenggaraan dan perlengkapan atau alat-alat pendidikan lainnya. Madrasah-madrasah seperti ini terdiri dari: a) Madrasah tingkat permulaan atau pra-sekolah yang sering juga disebut sebagai taman kanak-kanak, Raudlotul Athfal (RA) atau Bustanul Athfal (BA). Sistem penyelenggaraannya sama dengan taman kanak-kanak pada umumnya. Fungsinya untuk mempersiapkan anak-anak memasuki Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (tingkat dasar), yang setingkat dengan sekolah dasar yaitu 6 tahun, demikian pula sistem penyelenggaraannya. b) Madrasah Tsanawiyah (tingkat menengah) yang merupakan madrasah setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Lama belajar 3 tahun sebagaimana pada SMP. Setelah tamat Madrasah Tsanawiyah, murid-murid bisa melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA), baik SMTA umum atau SMTA kejuruan, demikian pula ke Madrasah Aliyah (MA). c) Madrasah Aliyah (tingkat atas) yaitu madrasah yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Pada madrasah tingkat ini hampir tidak ada bedanya dengan sekolah umum baik lama belajar, sistem penyelenggaraannya maupun penjurusannya sama dengan SMA, hanya khususnya terdapat jurusan Agama pada madrasah Aliyah. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia, muncul berbagai macam model atau format madrasah terpadu, yaitu madrasah negeri yang memiliki standard tertentu dari segi sarana dan prasarana, jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan (guru), dan siswa-siswi yang terseleksi sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan intensitas tinggi. Sedangkan madrasah terpadu adalah madrasah 12 (dua belas) tahun, yang terdiri dari Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah yang berada dalam satu lokasi, memiliki satu kesatuan administrasi, manajemen, dan kurikulum. Madrasah yang ditunjuk sebagai madrasah terpadu harus melakukan integrasi administrasi, integrasi kurikulum, integrasi personel, integrasi sarana dan prasarana, dan integrasi pembiayaan. Referensi Makalah® Kepustakaan: Mehdi Nakosteen, “Kontribusi IslamAtas Dunia Intelektual Barat: Deskripsi Analisis Abad Keemasan Islam”, alih bahasa: Joko S. Kahhar dan Supriyanto, (Surabaya: Risalah Gusti, 1994). Toto Suharto, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006). Mahmud Yunus, “Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia”, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990). Muhammad Iqbal, “Membangun Kembali Pikiran Agama dalam Islam”, alih bahasa Ali Audah, dkk. (Jakarta: Tintamas, 1966). Karl A. Steenbrink, Persantren, Madrasah dan Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, 1994). A. Malik Fadjar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: Fajar Dunia, 1999).