Dokumen tersebut membahas pentingnya ketersediaan data dan informasi yang akurat dan terkini dalam perencanaan pembangunan daerah. Dokumen tersebut menjelaskan proses pengumpulan, validasi, dan pengelolaan data serta tantangan-tantangannya, serta solusi seperti pembentukan forum data dan penguatan kapasitas SDM.
Presentasi Uji Laporan Proyek Perubahan Diklatpim 4 Angkatan 8 Kementerian Se...Gita Savitri
Presentasi Uji Laporan Proyek Perubahan Diklatpim 4 Angkatan 8 Kementerian Sekretariat Negara, "Strategi Penguatan Komunikasi Politik Wakil Presiden Menggunakan Sistem Pusat Data Berbasis Web"
Revisi Proposal Rancangan Proyek Perubahan (1-14) - signedGita Savitri
Proposal Rancangan Proyek Perubahan ini sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Struktural, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan 4, Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015. Diklatpim 4 Angkatan 8 ini adalah Diklatpim 4 yang telah menggunakan kurikulum baru, yaitu peserta tidak hanya mengerjakan KKP atau Kertas Kerja Peserta dimana realisasi dari KKP tersebut belum tentu dilaksanakan di Unit Kerja/Satker masing-masing, namun peserta harus melaksanakan Proyek Perubahan yang telah dirancangnya, dan kelak akan dievaluasi oleh pihak yang berwenang mengevaluasi proyek tersebut.
Presentasi Uji Laporan Proyek Perubahan Diklatpim 4 Angkatan 8 Kementerian Se...Gita Savitri
Presentasi Uji Laporan Proyek Perubahan Diklatpim 4 Angkatan 8 Kementerian Sekretariat Negara, "Strategi Penguatan Komunikasi Politik Wakil Presiden Menggunakan Sistem Pusat Data Berbasis Web"
Revisi Proposal Rancangan Proyek Perubahan (1-14) - signedGita Savitri
Proposal Rancangan Proyek Perubahan ini sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Struktural, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan 4, Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2015. Diklatpim 4 Angkatan 8 ini adalah Diklatpim 4 yang telah menggunakan kurikulum baru, yaitu peserta tidak hanya mengerjakan KKP atau Kertas Kerja Peserta dimana realisasi dari KKP tersebut belum tentu dilaksanakan di Unit Kerja/Satker masing-masing, namun peserta harus melaksanakan Proyek Perubahan yang telah dirancangnya, dan kelak akan dievaluasi oleh pihak yang berwenang mengevaluasi proyek tersebut.
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan DaerahIrmawan Nugroho
Dengan meningkatnya teknologi dan penggunaan aplikasi maka sektor pemerintahan-pun menjadi terus berkembang. Semua instansi/SKPD berupaya untuk memberikan pelayanan yang cepat dan terintegrasi.
Dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan diperlukan sistem yang handal, terintegrasi dan mudah dalam penggunaannya. Sistem ini dikembangkan dengan memenuhi kebutuhan inti dari pengguna dan stakeholder, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selaku pihak yang mengkolaborasikan rencana pembangunan.
Digunakan oleh semua SKPD yang tersebar di seluruh kecamatan pada sebuah kabupaten menjadikan sistem ini sangat membantu dalam mengelola dan mengontrol kegiatan yang dilaksanakan oleh semua instansi/SKPD dan kecamatan.
Dengan menggunakan konsep web based yang tampil secara online menjadikan sistem ini mudah digunakan serta memiliki fitur yang lengkap yang antara lain :
- pengontrolan anggaran
- pengontrolan input kegiatan
- koordinasi dan pengelolaan anggaran
- kemudahan dalam pelaporan
- bisa di akses secara real time
- dengan dukungan 24 jam
- bisa diinput dimana saja
- bisa dikontrol dengan model terpusat
dan fitur-fitur lainnya yang masih banyak.
Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi kami di : http://www.berliansolusi.com
Sistem informasi Perencanaan Pembangunan DaerahIrmawan Nugroho
Dengan meningkatnya teknologi dan penggunaan aplikasi maka sektor pemerintahan-pun menjadi terus berkembang. Semua instansi/SKPD berupaya untuk memberikan pelayanan yang cepat dan terintegrasi.
Dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan diperlukan sistem yang handal, terintegrasi dan mudah dalam penggunaannya. Sistem ini dikembangkan dengan memenuhi kebutuhan inti dari pengguna dan stakeholder, terutama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selaku pihak yang mengkolaborasikan rencana pembangunan.
Digunakan oleh semua SKPD yang tersebar di seluruh kecamatan pada sebuah kabupaten menjadikan sistem ini sangat membantu dalam mengelola dan mengontrol kegiatan yang dilaksanakan oleh semua instansi/SKPD dan kecamatan.
Dengan menggunakan konsep web based yang tampil secara online menjadikan sistem ini mudah digunakan serta memiliki fitur yang lengkap yang antara lain :
- pengontrolan anggaran
- pengontrolan input kegiatan
- koordinasi dan pengelolaan anggaran
- kemudahan dalam pelaporan
- bisa di akses secara real time
- dengan dukungan 24 jam
- bisa diinput dimana saja
- bisa dikontrol dengan model terpusat
dan fitur-fitur lainnya yang masih banyak.
Untuk informasi lebih lengkap silahkan hubungi kami di : http://www.berliansolusi.com
Berdasarkan Instruksi Presiden nomor 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan
strategi nasional pengembangan e-government menginstruksikan kepada seluruh
pemimpin pemerintahan baik pusat dan daerah untuk menyusun rencana tindak
pengembangan e-government dan pelaksanaannya melalui koordinasi dengan
kementerian komunikasi dan informasi. Pada tahun 2002, Kementerian KOMINFO telah
menyusun kerangka konseptual Sistem Informasi Nasional (SISFONAS). SISFONAS ini
dapat digunakan sebagai kerangka berpijak secara konseptual dalam pengembangan
sistem informasi yang terintegrasi secara nasional. Dalam kerangka SISFONAS tersebut
disebutkan bahwa keberhasilan penerapan e-government diperlukan persyaratan yaitu
dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana
tersebut meliputi penyediaan infrastruktur e-government baik yang bersifat teknis dan
non teknis, yang terdiri dari penyiapan aspek kepemimpinan, SDM, regulasi,
infrastruktur jaringan, infostruktur dan infrastruktur aplikasi.
Anjab dan ABK merupakan hal yang sangat penting untuk membangun Profesionalitas pegawai. Kami siap memfasiltiasi dengan asistensi, pendampingan, bimtek dalam menyelesaikan tugas ini.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
2. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Pasal 31, berbunyi bahwa Perencanaan
Pembangunan didasarkan pada DATA dan
INFORMASI yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Tatacara Pengolahan Data dan Informasi
Perencanaan Pembangunan Daerah.
2
4. Data adalah keterangan objektif tentang suatu fakta
baik dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, maupun gambar visual
(images) yang diperoleh baik melalui observasi langsung
maupun dari yang sudah terkumpul dalam bentuk cetakan atau
perangkat penyimpan lainnya.
Informasi adalah data sudah terolah yang digunakan
untuk mendapatkan interpretasi tentang suatu fakta.
Sistem data dan informasi adalah suatu sistem
informasi yang diperlukan bagi proses perencanaan untuk
menghasilkan kebijakan dan keputusan tentang rencana
Pembangunan, sasaran dan hasilhasil yang telah dicapai.
4
5. • Proses perencanaan memerlukan kapasitas data dan
statistik yang baik. Oleh karena itu, ketersediaan data dan
statistik yang andal merupakan salah satu kunci keberhasilan
perencanaan.
• Data dan statistik yang berkualitas merupakan rujukan bagi
upaya perumusan kebijakan dalam:
– menyusun perencanaan,
– melakukan pemantauan/monitoring, dan
– mengevaluasi program agar sasaran yang telah ditetapkan.
• Sehingga tujuan pembangunan, yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat, dapat dicapai dengan efektif.
5
6. Data dan Informasi sangat dibutuhkan oleh suatu lembaga
untuk dapat mengantisipasi segala kemungkinan yang akan
terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan yang sedemikian
cepat dan kompleks.
6
Penyusunan dokumen perencanaan daerah sangat
membutuhkan data dan informasi yang valid, akurat, dan up to
date. Ketersediaan Data dan Informasi yang valid, akurat,
dan terkini ini memerlukan suatu system yang kita bangun
bersama.
7. Alasan dibutuhkannya suatu data adalah untuk mengetahui
apakah ada persoalan atau tidak serta untuk memecahkan
persoalan yang sudah ada atau baru muncul, dan yang
perlu diperhatikan data harus obyektif, yaitu harus sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya supaya informasi lebih
dapat dipercaya atau benar, tepat waktu, tidak kadaluwarsa
dan relevan dengan kebutuhan.
Dengan demikian dapat menyusun perencanaan
pembangunan dengan tepat, sesuai dengan kebutuhan
bukan sesuai dengan keinginan
7
10. • BPS Lembaga penyedia data yang dapat dipertanggungjawabkan
di Indonesia
• Perlunya koordinasi dan kerjasama antara Pemda dan BPS dalam
perencanaan pembangunan
• Sumber-sumber data :
- Sensus
- Survei: Susenas, Sakernas, SDKI, Supas, SUSI, Podes,
- Catatan Administrasi Instansi Pemerintah : Pendidikan,
Kesehatan, Imigrasi, Ekspor Impor, Hotel, dll
10
11. Dalam lingkup nasional, institusi yang menyediakan
data tidak hanya BPS dan BKKBN. Lembaga
pemerintah seperti departemen teknis/sektoral juga
turut melakukan penyediaan data baik untuk program
penanggulangan kemiskinan maupun untuk kegunaan
lainnya. Data-data yang diperoleh dari lembaga
sektoral tersebut bisa dikatakan sebagai data sektoral
yang lingkupnya nasional. Beberapa institusi sektoral
serta contoh data di antaranya adalah sebagai berikut:
ƒ
11
12. Departemen sosial, terkait dengan identifikasi data
kelompok fakir miskin, yatim piatu, jumlah
penyandang masalah sosial dan sebagainya ƒ
Departemen pendidikan nasional, terkait dengan data
jumlah siswa penerima bantuan/beasiswa, jumlah
siswa dari keluarga miskin, data anak putus sekolah
(drop-out) dan sebagainya. ƒ
Departemen kesehatan, memiliki data kesehatan
seperti jumlah anak penerima vaksin, data balita
kurang gizi, dan sebagainya.
12
13. • Ketersediaan data daerah yang kurang timely, sehingga
terkadang perencanaan dilakukan dengan menggunakan
data yang tidak update
• Manajemen data yang kurang diintegrasikan sehingga
banyak data terpisah-pisah meski berada dalam satu
instansi
13
14. Tantangan Ketersediaan Data
Kurangnya kualitas data
Belum teridentifikasinya ketersediaan data untuk
perencanaan dan kinerja di Setiap Bidang di
lingkungan Bappeda dan masing-masing OPD.
Belum teridentifikasinya ketersediaan data di level
Kabupaten, termasuk antara kabupaten induk dan
kabupaten pemekaran
Belum tersedianya data terpilah sesuai dengan
acuan pemerintah pusat
14
15. Tantangan Horisontal
Kurang sinkronnya indikator baik dalam lingkungan
Bappeda maupun OPD di lingkungan kabupaten
Belum lancarnya mekanisme arus dan alur data dari,
ke dan antar OPD dan Bappeda Kabupaten dan
pendokumentasian di tingkat kabupaten
Tantangan Pemanfaatan Data
Belum optimalnya analisis data untuk perencanaan
15
16. Tantangan Vertikal
Belum lancarnya dari sharing data dari Kabupaten ke
Provinsi
Perbedaan kapasitas pendataan antar Kabupaten
Belum Lancarnya mekanisme sharing data dari OPD ke
Bappeda
Belum lancarnya mekanisme sharing pengetahuan dan
pendokumentasiannya di Kabupaten
Kurangnya Bintek dari Propinsi ke Kabupaten dan
Pusat ke Propinsi
16
17. Tantangan Sumberdaya
Belum adanya tenaga fungsional statistik di
lingkungan Bappeda dan OPD
Kurangnya tenaga teknis yang ahli di bidang
database
Kurangnya tenaga teknis yang ahli di bidang web
Belum adanya panduan standar mengenai
penghitungan indikator
17
18. Pemetaan Ketersediaan data pada setiap OPD di tingkat
Kabupaten
Pemetaan Ketersediaan data di Bappeda
Penyiapan Panduan sebagai acuan untuk penghitungan
indikator
Penunjukan Wali Data dari setiap OPD
Pembentukan FORUM DATA Pembangunan di Kabupaten
Tojo Una-Una
18
19. Bekerjasama dengan Mitra Pembangunan untuk Penguatan
Data di tingkat Provinsi dan Kabupaten :
Dukungan terhadap identifikasi data apa yang
harus ada di bagian data Bappeda, bagian lain di
Bappeda dan OPD
Pembuatan SOP mengenai mekanisme sharing
data antar OPD
Harmonisasi indikator dan metadata antara
Bappeda dan OPD
Dukungan teknis terhadap pengelolaan
pengetahuan dan pendokumentasian
19
20. ANGKET
PEMETAAN DATA
IDENTIFIKASI /
PENGISIAN ANGKET
Data itu ‘ADA’
Data ‘VALID’
Data ‘AKURAT’
Data ‘Up to date’
SDM Peng-INPUT DATA
Transfer KNOWLEDGE
Koordinasi Antar OPD
FORUM DATA
20
21. Merupakan Kumpulan dari Wali Data setiap OPD.
Wali Data akan meyampaikan / menyajikan data yang dimiliki oleh
OPD, dengan Program Software DefInfo.
Wali Data berada dalam wadah : FORUM DATA yang terbentuk
berdasarkan SK Bupati.
Secara rutin, Wali Data diharapkan meng-update data yang ada.
Kedepan, Perlu adanya Sosialisasi FORUM DATA di tingkat
Kabupaten/Kota, dan diharapkan adanya hubungan ONLINE
untuk mendapatkan data yang valid, akurat, dan Terkini dalam
mendukung PENTINGNYA DATA Dan INFORMASI BAGI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
21
22. Pembentukan Forum Data Kabupaten Tojo Una-
Una untuk mewujudkan Tojo Una-Una Hebat Satu
Data
Tugas dan Fungsi Forum Data
1. Finalisasi Struktur Data Kabupaten Tojo Una-Una
2. Pertemuan reguler Forum Data
3. Update data secara berkala
4. Agenda Peningkatan kapasitas terkait pengelolaan dan
manajemen data untuk para anggota Forum Data
tingkatan Teknis
22
23. Perlunya ketersediaan data yang Valid, Akurat, dan Terkini dalam
penyelenggaraan pembangunan daerah di Papua.
Perlunya dukungan koordinasi antar lembaga (seluruh OPD)
dalam upaya pengumpulan data, validasi data dan entry data pada
aplikasi.
Agar aplikasi DATA dapat berjalan berkesinambungan perlu
dukungan dan pembinaan SDM yang bertugas entry data ke
dalam aplikasi secara terus menerus dan diperlukan transfer of
knowledge antar SDM yang bertugas dalam entry data jika terjadi
bergantian personel.
Perlu adanya FORUM DATA di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
untuk mendapatkan data yang valid, akurat, dan Terkini dalam
mendukung PENTINGNYA DATA Dan INFORMASI BAGI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
23