Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
Dalam konteks digital, kerja-kerja jurnalis menghadapi sejumlah tantangan baru yang menambah kerentanan. Presentasi ini mengungkap apa saja situasi terkini yang dihadapi jurnalis dan media di Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang kebebasan berekspresi dalam hukum HAM internasional dan nasional serta ketentuan-ketentuan dalam UU ITE yang berpotensi mengancam kebebasan berekspresi. Teks ini menyarankan perlunya revisi UU ITE dengan memasukkan ketentuan perlindungan HAM dan pengecualian penerapannya untuk kasus-kasus pemberitaan media.
Dokumen tersebut membahas dampak teknologi informasi terhadap perilaku kekerasan di kalangan generasi muda, serta pengaturan hukum terkait cybercrime dan cyber bullying di Indonesia berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai bentuk cybercrime dan cyber bullying serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani permasalahan tersebut.
Situasi kerentanan kebebasan berekspresi termasuk jurnalis dalam konteks digitalDamar Juniarto
Dalam konteks digital, kerja-kerja jurnalis menghadapi sejumlah tantangan baru yang menambah kerentanan. Presentasi ini mengungkap apa saja situasi terkini yang dihadapi jurnalis dan media di Indonesia.
Teks tersebut membahas tentang kebebasan berekspresi dalam hukum HAM internasional dan nasional serta ketentuan-ketentuan dalam UU ITE yang berpotensi mengancam kebebasan berekspresi. Teks ini menyarankan perlunya revisi UU ITE dengan memasukkan ketentuan perlindungan HAM dan pengecualian penerapannya untuk kasus-kasus pemberitaan media.
Dokumen tersebut membahas dampak teknologi informasi terhadap perilaku kekerasan di kalangan generasi muda, serta pengaturan hukum terkait cybercrime dan cyber bullying di Indonesia berdasarkan UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai bentuk cybercrime dan cyber bullying serta upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menangani permasalahan tersebut.
Dokumen tersebut membahas definisi dan ruang lingkup cyberlaw serta undang-undang terkait cyberlaw di Indonesia. Cyberlaw adalah hukum yang berlaku di dunia maya atau internet, yang mencakup berbagai aspek seperti hak cipta, pencemaran nama baik, dan tindak pidana siber lainnya. Beberapa undang-undang terkait antara lain UU ITE, KUHP, dan undang-undang tentang hak cipta, telekomunikasi, dan tindak pidana l
1
“Restorative Justice Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan
Ideologi Negara”
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Politik Hukum Pidana
Dosen : Dr.Eko Budi S,SH,M.H.
OLEH: Surifki Kartiko
NIM : 20107011092
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, pujisyukur saya panjatan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “Restorative Justice
Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan Ideologi Negara” dapat
saya selesaikan dengan baik.Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang adanya pembaharuan alernatif penyelesaian sengketa
melalui pendekatan Restorative Juastice.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan atensi dan kontribusi nyata dalam proses pembuatan makalah ini. Salam hormat
juga saya haturkan kepada Bapak Dr.Eko Budi S,SH,M.H.Selaku Dosen pengampu mata
kuliah Politik Hukum Pidana. Harapan kami, informasi dan materi dalam makalah ini dapat
membawa manfaat sehingga pembaca dapat mengerti terobosam baru terkait Restorative
Justice di Indonesia. Tak lupa saya mohon kritik dan saran yang dapat membawa perbaikan
bagi makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun ketidasesuaian materi yang saya angkat dalam makalah ini, saya memohon maaf
yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih,
Semarang, 4 Juni 2023
Hormat kami
3
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Permasalahan .................................................................................................................... 6
Tujuan................................................................................................................................ 6
BAB II.................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 7
Pembaharuan Hukum Pidana........................................................................................... 7
Tindak Pidana (Criminal Act)....................................................................................... 7
Pertanggungjawaban Pidana (Criminal Responsibility).............................................. 7
Pidana dan Pemidanaan (Punishment and Treatment System)................................... 8
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang mengatur tentang tindak pidana perdagangan orang dan sanksi pidananya. Tindak pidana perdagangan orang diatur mulai dari perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan berbagai cara untuk tujuan eksploitasi. Pelaku dapat dipidana penjara 3-15 tahun dan denda Rp120 juta-
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Damar Juniarto
Dokumen tersebut membahas tentang revisi UU ITE dan masa depan demokrasi di Indonesia. Internet dianggap sebagai alat penting untuk transparansi pemerintahan, akses informasi, dan partisipasi masyarakat dalam demokrasi. Namun, beberapa pasal dalam UU ITE seperti pasal pencemaran nama baik, penyebaran kebencian, dan ancaman kekerasan dinilai dapat membatasi kebebasan berekspresi. Hal ini menjadi perhatian mengingat j
1. Dokumen tersebut membahas tentang phishing pada e-banking BCA dimana pelaku melakukan manipulasi link di email untuk mendapatkan informasi pribadi nasabah seperti ID dan sandi untuk melakukan penipuan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan pasal-pasal UU ITE yang dapat diterapkan terhadap tindakan phishing seperti pasal 30, 35, 46 dan 51.
3. Diberikan saran untuk pemerintah lebih menindak
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana TerorismeIndriany ,
Undang-undang ini membahas perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dengan merubah dan menambahkan beberapa definisi dan sanksi pidana untuk tindakan-tindakan terkait terorisme seperti pelatihan militer untuk terorisme, penggunaan senjata kimia untuk terorisme, dan organisasi terorisme.
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Indriyatno Banyumurti
Dokumen tersebut membahas pemblokiran situs internet oleh Kominfo berdasarkan aduan dari berbagai lembaga pemerintah atas muatan negatif seperti pornografi, perjudian, dan konten SARA. Kominfo telah memblokir ratusan ribu situs berdasarkan berbagai peraturan dan undang-undang tentang pornografi, informasi elektronik, telekomunikasi, dan hak cipta.
Dokumen tersebut membahas definisi dan ruang lingkup cyberlaw serta undang-undang terkait cyberlaw di Indonesia. Cyberlaw adalah hukum yang berlaku di dunia maya atau internet, yang mencakup berbagai aspek seperti hak cipta, pencemaran nama baik, dan tindak pidana siber lainnya. Beberapa undang-undang terkait antara lain UU ITE, KUHP, dan undang-undang tentang hak cipta, telekomunikasi, dan tindak pidana l
1
“Restorative Justice Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan
Ideologi Negara”
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah Politik Hukum Pidana
Dosen : Dr.Eko Budi S,SH,M.H.
OLEH: Surifki Kartiko
NIM : 20107011092
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, pujisyukur saya panjatan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang berjudul “Restorative Justice
Sebagai Pembaharuan Hukum Acara Pidana Sesuai Dengan Ideologi Negara” dapat
saya selesaikan dengan baik.Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang adanya pembaharuan alernatif penyelesaian sengketa
melalui pendekatan Restorative Juastice.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan atensi dan kontribusi nyata dalam proses pembuatan makalah ini. Salam hormat
juga saya haturkan kepada Bapak Dr.Eko Budi S,SH,M.H.Selaku Dosen pengampu mata
kuliah Politik Hukum Pidana. Harapan kami, informasi dan materi dalam makalah ini dapat
membawa manfaat sehingga pembaca dapat mengerti terobosam baru terkait Restorative
Justice di Indonesia. Tak lupa saya mohon kritik dan saran yang dapat membawa perbaikan
bagi makalah yang akan kami buat selanjutnya.
Demikianlah makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun ketidasesuaian materi yang saya angkat dalam makalah ini, saya memohon maaf
yang sebesar-besarnya. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih,
Semarang, 4 Juni 2023
Hormat kami
3
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
Latar Belakang .................................................................................................................. 4
Permasalahan .................................................................................................................... 6
Tujuan................................................................................................................................ 6
BAB II.................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 7
Pembaharuan Hukum Pidana........................................................................................... 7
Tindak Pidana (Criminal Act)....................................................................................... 7
Pertanggungjawaban Pidana (Criminal Responsibility).............................................. 7
Pidana dan Pemidanaan (Punishment and Treatment System)................................... 8
Alternatif Penyelesaian Sengketa
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang mengatur tentang tindak pidana perdagangan orang dan sanksi pidananya. Tindak pidana perdagangan orang diatur mulai dari perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan berbagai cara untuk tujuan eksploitasi. Pelaku dapat dipidana penjara 3-15 tahun dan denda Rp120 juta-
Revisi UU ITE dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia Damar Juniarto
Dokumen tersebut membahas tentang revisi UU ITE dan masa depan demokrasi di Indonesia. Internet dianggap sebagai alat penting untuk transparansi pemerintahan, akses informasi, dan partisipasi masyarakat dalam demokrasi. Namun, beberapa pasal dalam UU ITE seperti pasal pencemaran nama baik, penyebaran kebencian, dan ancaman kekerasan dinilai dapat membatasi kebebasan berekspresi. Hal ini menjadi perhatian mengingat j
1. Dokumen tersebut membahas tentang phishing pada e-banking BCA dimana pelaku melakukan manipulasi link di email untuk mendapatkan informasi pribadi nasabah seperti ID dan sandi untuk melakukan penipuan.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan pasal-pasal UU ITE yang dapat diterapkan terhadap tindakan phishing seperti pasal 30, 35, 46 dan 51.
3. Diberikan saran untuk pemerintah lebih menindak
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme Menjadi Undang-Undang
Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana TerorismeIndriany ,
Undang-undang ini membahas perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, dengan merubah dan menambahkan beberapa definisi dan sanksi pidana untuk tindakan-tindakan terkait terorisme seperti pelatihan militer untuk terorisme, penggunaan senjata kimia untuk terorisme, dan organisasi terorisme.
Kebijakan Penapisan Konten (Azhar Hasyim - Dir eBusiness, Kemkominfo)Indriyatno Banyumurti
Dokumen tersebut membahas pemblokiran situs internet oleh Kominfo berdasarkan aduan dari berbagai lembaga pemerintah atas muatan negatif seperti pornografi, perjudian, dan konten SARA. Kominfo telah memblokir ratusan ribu situs berdasarkan berbagai peraturan dan undang-undang tentang pornografi, informasi elektronik, telekomunikasi, dan hak cipta.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
2. z
Key Message
Berpendapat sekaligus berekspresi di media sosial
saat ini tidak jarang justru menjurus pada tindakan
kurang menyenangkan bahkan merugikan orang lain,
seperti cyber bullying, pencemaran nama baik, dan
pelanggaran privasi. Sebagai digital-citizen yang baik,
kita perlu memperhatikan serta mengindahkan
beberapa hukum yang mengatur cara berekpresi
sebagai bentuk kebebasan berpendapat kita dalam
dunia siber.
3. z
Aturan
Hukum
Kebebasan
Berpendapat
Aturan hukum yang mendasari seseorang bebas
untuk mengeluarkan pendapat dapat dilihat
dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (“UU HAM”) yang berbunyi sebagai
berikut:
"Setiap orang bebas untuk mempunyai,
mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat
sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau
tulisan melalui media cetak maupun elektronik
dengan memperhatikan nilai-nilai agama,
kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum, dan
keutuhan negara".
4. z
Walaupun kebebasan berpendapat kita sudah dijamin oleh negara
dengan adanya undang-undang, sebagai masyarakat melek digital,
dalam berpendapat dan berekspresi, kita harus tetap memperhatikan
nilai, norma, hak orang lain, dan tunduk pada hukum yang berlaku.
Hal tersebut diatur dalam Pasal 28J ayat (2) UUD 1945 sebagai
berikut:
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
5. z
Cyber Bullying
Cyber bullying adalah tindakan penghinaan,
kekerasan psikis, atau intimidasi yang dilakukan
seseorang, kelompok ataupun institusi melalui
dunia internet terhadap orang, kelompok, atau
institusi lainnya (Oktaviani, 2017). Terkadang
pelaku cyber bullying juga melecehkan sampai
korban tidak berdaya dan tak hayal bahkan bisa
memakan nyawa korban. Pengaturan tindakan
cyber bullying diatur dalam UU No.19 Tahun
2016 untuk menjerat para pelakunya.
6. z
Pencemaran Nama Baik
Pencemaran nama baik didefinisikan sebagai tindakan merusak reputasi baik
seseorang melalui penghinaan dan/atau fitnah. Dilansir dari hukumonline.com,
larangan seseorang melakukan pencemaran nama baik di UU ITE diatur pada Pasal
27 ayat (3) UU ITE. Sedangkan sanksi bagi pelaku diatur dalam Pasal 45 ayat (3)
UU19/2016, yakni:
"Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750
juta".
7. z
6 Macam Pencemaran
Nama Baik di KUHP
Penistaan (Pasal
310 ayat (1)
KUHP);
Penistaan
dengan surat
(Pasal 310 ayat
(2) KUHP);
Fitnah (Pasal 311
KUHP);
Penghinaan
ringan (Pasal 315
KUHP);
Pengaduan palsu
atau pengaduan
fitnah (Pasal 317
KUHP);
Perbuatan fitnah
(Pasal 318
KUHP).
8. z
Pencemaran nama baik dan cyber bullying bisa terjadi kepada
siapa saja, dan jika hal ini terjadi pada kita, hal yang harus
dilakukan adalah mendokumentasikan ujaran penghinaan atau
fitnah tersebut sebagai bukti untuk diajukan kepada pihak
berwenang yang selanjutnya dapat diolah secara hukum.