SlideShare a Scribd company logo
JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 67
Jendela
Keluarga
celah
sebut, lebih banyak perempuan di­
banding laki-laki. Ana­lisa survei men­
du­ga penyebab keinginan bunuh diri
ini dipicu krisis komunikasi de­ngan
orangtua atau ke­luarga. Dari per­ta­
nya­an yang diberikan, beberapa ja­
wa­ban murid mengaku selalu merasa
sendiri, ke­sepian, dan punya tekanan
mental, bah­kan ingin bunuh diri.
Relasi dan keharmonisan antara
orang­tua dan anak me­megang peran
pen­ting bagi perkembangan dan ke­
se­­hatan mental anak. Pemicunya bisa
antara ayah dengan anak atau ibu
dengan anak. Pada kasus di atas, pe­
nye­bab utama adalah hubungan ibu
de­ngan anak.
Kehidupan di zaman sekarang
de­­ngan segala tun­tutan dan kompetisi yang tinggi sering
menjadi pe­nye­bab para ibu berperan gan­da. Seorang
istri sangat mulia jika turut membantu sua­mi menopang
kebutuhan ke­luar­ga. Namun, pastikan bah­wa pekerjaan
itu tidak me­ne­lan­tarkan kesehatan men­tal diri sendiri
dan berdampak pa­da anak.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa orangtua
yang mengalami depresi berpeluang tiga kali lipat untuk
menghasilkan anak-anak yang juga mudah depresi dan
rentan terhadap tekanan psikis serta fisik lainnya.
Oleh karena itu, bagi para ibu, tiga hal penting ini ha­
rus diperhatikan. Pertama, pastikan pekerjaan yang se­
suai dengan perintah Allah Ta’ala.
Kedua, pekerjaan yang digeluti adalah pekerjaan yang
disukai. Capek karena melakukan yang kita sukai, akan
me­nim­bulkan rasa puas dan bahagia.
Ketiga, ikhlas melakukannya. Banyak ibu yang mera­
sa jadi korban dalam keluarga harus mengerjakan pe­
ker­jaan rumah tangga sekaligus mencari nafkah. Hal ini
memicu depresi sehingga berdampak buruk bagi ke­se­
hatan mental anak-anaknya. Penulis buku Serial Ca­ta­
tan Pa­renting Anak dari Surga Menuju Surga
S
eorang kakak perempuan
ber­usia remaja me­ngajak
ber­­dialog pada adik laki-
la­kinya, yang ter­paut dua
tahun usia­nya. Yang di­ba­
has ada­lah ten­tang masalah yang di­
ala­minya.
Si kakak bertanya, “Apakah adik
per­nah me­ra­sa ingin bunuh diri?”
Jawaban si adik sangat me­nga­
get­kan, “Gue pernah ma­sukin pistol
ke mu­lut, tinggal narik pelatuk, gue
udah good bye.”
Si kakak mengira selama ini
hanya dirinya yang me­mi­liki pikiran
seperti itu. Ternyata orang lain juga.
Kisah di atas terjadi di Indonesia.
Di dalam keluarga yang tampak baik-
baik saja. Orang luar tak akan mengira bah­wa pikiran
seperti itu ada di anak-anak tersebut.
Lalu apa penyebab adik-kakak tersebut ingin bunuh
diri? Ternyata masalahnya sama, yaitu ibunya. Mereka
menganggap ibunya pemarah dan sering membentak.
Menurut si kakak, ibunya bekerja. Namun, setiap pu­
lang kerja sering mengeluh. Merasa capek sudah bekerja
ke­ras melakukan segalanya demi anak-anak. Ketika me­li­
hat perilaku anak yang tidak sesuai keinginannya, maka
si ibu memarahi anak-anaknya. Ini membuat si anak me­
ra­sa sedih, takut, bingung, dan serba salah.
Para ibu mungkin berpikir, apakah anak-anak kita
juga pernah punya pikiran seperti di atas? Mereka per­
nah ingin pergi dari dunia ini karena kemarahan kita.
Ada survei tentang bunuh diri pada murid di In­
do­nesia yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pe­
ngem­bangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian
Ke­se­hatan. Hasilnya sebanyak 650 siswa SMP dan SMA
di Indonesia punya keinginan bunuh diri. Survei tahun
2015 ini melibatkan 10.300 siswa sebagai sampel dari se­
lu­ruh provinsi di Indonesia.
Dari 650 siswa yang punya keinginan bunuh diri ter­­­
Kesehatan Mental Seorang Ibu
Oleh Ida S. Widayanti*
foto:rifaifadhly/suarahidayatullah
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com68
tarbiyah
godaan dari lingkungan saya berada.”
“Setelah tumbuh dewasa,
saya mengetahui sebabnya, yaitu
pengalaman saya menyaksikan
ibu berwudhu, shalat, dan shaum
sangat berbekas di hati sehingga
saya menyukai untuk melakukannya.
Pengalaman juga bahwa doa-doa,
shalat, dan shaum saya lihat dan dengar
dari ibu, diterima oleh jiwa dan fitrah
yang telah Allah ciptakan dalam diri
manusia. Ya Allah, ampunilah kedua
orangtua saya dan sayangilah mereka
sebagaimana mereka menyayangi saya
di waktu kecil.”
Anak, Peniru Ulung
Segala gerak-gerik orangtua dalam
menapaki hari-hari di tengah keluarga
akan mendapat pengamatan dari
buah hatinya. Tak hanya mengamati,
ternyata anak juga meniru segala
sesuatu yang diamatinya.
Demikianlah cara belajar anak-anak
kita. Dalam kebersamaannya dengan
orangtua, mereka akan belajar tentang
kata-kata, ekspresi wajah, gerakan
tubuh, perilaku, norma, keyakinan
agama, prinsip dan nilai-nilai luhur.
Seorang anak sangat dipengaruhi oleh
kebiasaan orangtuanya. Tidak hanya
dalam hal yang terkait dengan perilaku
dan emosi, bahkan selera makan pun si
anak akan mengikuti.
Mildred Horodynski, peneliti dari
Michigan, Amerika Serikat, mengatakan
bahwa sesuatu yang dimakan oleh
anak-anak mencerminkan pola makan
ibunya. Apabila ibu tidak suka makan
sayur dan buah-buahan, anak juga
mengikuti kebiasaan itu.
Supaya anak mencintai makanan
sehat, ibu atau ayahnya hendaknya
tak hanya menghidangkan, tapi juga
bersama-sama memakannya. Bila
orangtua mencoba sesuatu makanan,
anak akan tertarik mencobanya juga.
Karena anak adalah peniru ulung,
maka orangtua patut berhati-hati
dalam bertutur kata, bersikap, dan
bertindak. Kesalahan yang diperbuat
orangtua akan menjadi pengetahuan
dan pada akhirnya si anak akan
melakukan kesalahan yang sama.
Sabda Rasulullah di bawah ini
patut untuk kita renungi:
“Barang siapa memulai dalam
agama Islam sunnah (perbuatan)
yang baik, maka baginya pahala
dari perbuatannya tersebut, dan
pahala dari orang yang mengikutinya
setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun
dari pahala mereka. Dan barang
siapa merintis dalam Islam sunnah
yang buruk, maka baginya dosa dari
perbuatannya tersebut, dan dosa dari
orang yang mengikutinya setelahnya
tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka
sedikitpun.” (Riwayat Muslim No 1016).
Teladan Kebaikan
Orangtua semestinya tak hanya
pintar memerintah, tapi harus cerdas
memberi uswatun hasanah. Ada
beberapa keteladanan yang mesti
dibangun oleh setiap orangtua ketika
membersamai anak-anak, di antaranya:
Pertama,taatkepadaAllah .
P
akar parenting dari Madinah
al-Munawwarah, Khalid
Ahmad asy-Syantut, dalam
kata pengantar bukunya
yang berjudul Daurul-Bait
fii Tarbiyatil-Athfalil-Muslim berkisah
tentang masa kecilnya.
“Ketika kecil saya menghafal doa
ini, ‘Dengan kuasa-Mu ya Allah, aku
bangun di Shubuh ini, dan hanya
milik-Mu-lah segala kerajaan. Segala
puji bagi Allah, tiada Tuhan selain
Allah, bagi-Nya segala kerajaan, dan
Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, putihkanlah wajahku ketika
menghadap-Mu. Ya Allah, berikanlah
catatan amalku dengan tangan
kananku dan jadikanlah Muhammad
sebagai syafaatku di hari kiamat. Ya
Allah, permudahlah urusanku ketika
menghadap-Mu dan jadikanlah beserta
kesulitan ada kemudahan. Ya Allah,
teguhkanlah aku dan orang tuaku pada
jalan-Mu yang lurus.’”
“Doa-doa ini saya hafal sejak usia
empat tahun, meski tiada seorangpun
yang mengajarkan. Saya hanya
mendengar ketika ibu membacanya.
Semoga Allah memberi pahala
kepada ibu atas doa yang saya hafal
sepanjang hidup, begitu juga semua
anak-anak.”
“Sejak kecil saya selalu terpanggil
untuk melakukan wudhu, shalat, dan
shaum, walau tidak diperintah oleh
seorangpun. Dari lubuk hati yang paling
dalam, seolah-olah ada dorongan yang
kuat untuk melakukannya. Dan saya
selalu berhasil menghadapi godaan-
Dahsyatnya
Keteladanan
JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 69
Jendela keluarga
ini, bahkan dianggap biasa, bisa jadi
semua ini karena bermula dari sikap
dusta yang dibiasakan dari lingkungan
keluarga. Anak-anak ketika dewasa
terbiasa melakukannya.
Rasulullah mengingatkan agar
orangtua tidak berdusta, misalnya
ketika berjanji hendak memberikan
sesuatu. “Barangsiapa yang
mengatakan kepada seorang anak kecil,
‘Kemarilah aku beri sesuatu’ namun dia
tidak memberinya, maka itu adalah
sesuatu kedustaan.” (Riwayat Ahmad).
Ketiga, beradab Islami. Tempat
un­tuk mendidik adab yang paling baik
ada­lah keluarga. Di sinilah anak-anak
per­tama kali belajar. Orangtua adalah
guru pertama, sebelum anak belajar
kepada guru di sekolahnya.
Orangtua perlu meneladankan adab
sejak anak usia dini. Misalnya adab ketika
berbicara kepada orangtua, guru, teman
sebaya, maupun teman yang di bawah
usianya. Juga adab ketika ma­kan, minum,
belajar di majelis ilmu, dan lainnya.
Sungguh memprihatikan melihat
anak di zaman ini yang krisis adab. Me­
reka tak canggung berbicara kasar mes­
ki kepada orangtuanya sendiri. Me­reka
meremehkan dan tak sopan di ma­jelis
ilmu. Agar krisis adab ini tak te­rus-
menerus menimpa generasi ini, ma­ka
kiranya setiap orangtua mesti me­ne­la­
dankan adab yang Islami sejak dini.
Keempat, cinta ilmu. Hal ini
bisa ditempuh dengan melazimkan
beriteraksi dengan buku, hadir
di majelis ilmu, atau membuat
perpustakaan keluarga. Dengan
begitu diharapkan anak akan tumbuh
kecintaan terhadap ilmu.
Rasanya sulit generasi ini menjadi
ahli ilmu, jikalau dari lingkungan
keluarga tidak terbangun suasana
keilmuan. Untuk itu, orangtua berperan
penting dalam mendorong putra-
putrinya untuk terus bersemangat
dalam belajar. Dan sebelum
memerintahkan hal itu, orangtua perlu
menjadi teladan dalam hal semangat
menuntut ilmu. Masrokan/Suara
Hidayatullah
Teladankancintaibadahdanpatuhpa­da
syariah.Dengan demikian, anak akan
senang dan ringan untuk ber­iba­dah
dan melaksanakan syariah. Sung­guh
sikap yang tak tepat bila orang­tua
mengharapkan anak-anaknya men­
jadi ahli ibadah dan taat syariah tapi
orangtua sendiri justru jauh dari ke­bia­
saan itu.
Contoh keteladan ibadah adalah
apa yang dilakukan oleh Rasulullah
seperti dikisahkan oleh Ibnu Abbas RA:
“Aku menginap di rumah bibiku,
Maimunah, Nabi Muhammad biasa
bangun untuk shalat malam. Suatu
FOTO:RIFA’IFADHLY/SUARAHIDAYATULLAH
malam, Nabi bangun, kemudian
berwudhu dengan wudhu yang
ringan dengan kendi yang digantung.
Setelah itu, beliau shalat. Aku pun
berwudhu seperti berwudhu beliau.
Kemudian aku berdiri di samping kiri
beliau, namun beliau menarikku dan
meletakkanku di samping kanan beliau.
Kemudian beliau shalat beberapa
rakaat...” (Riwayat Bukhari).
Kedua, tampilkanlah kejujuran.
Bila anak menyaksikan kedustaan,
maka besar kemungkinan si anak akan
menirunya. Patut menjadi renungan,
ketika kedustaan merajalela di zaman
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com70
mar’ah
“Assalamu‘alaikum Mbak.”
“Wa‘alaikum salam wa
rahmatullahi wa barakatuh. Ada apa
dik, kok kelihatan panik?”
“Iya, suamiku suka betul makan
pakai sambel. Pekan lalu minta
dibuatkan sambel kacang, kemarin
sambel tomat, dan tadi pesan
agar dibuatkan sambel terasi. Aku
bingung gimana cara membuat
sambel terasi?”
“Alhamdulillah, bagus kalau
suamimu seperti itu.”
“kok, bagus?”
“Iya, itu artinya kepercayaan dan
kesempatan untuk menyenangkan
hati suami. sungguh pahala besar
bagi istri yang bisa membahagiakan
suaminya.”
***
P
engalaman seperti di atas
biasa dialami oleh pasangan
yang baru menikah.
Terkadang yang sudah lama
juga merasakan. Sebenarnya
tidak ada masalah ketika seorang
istri memahami tentang mulianya
tugas memasak untuk suami. Oleh
karena itu, penting bagi seorang istri
membekali diri dan meningkatkan
keterampilannya dalam memasak.
Memasak merupakan pekerjaan
rutin harian dan tidak pernah berhenti,
bahkan sehari bisa tiga kali. Peran itu
sejak dulu sudah melekat pada seorang
istri atau wanita.
Memang di era modern seperti
sekarang ini banyak tempat kuliner. Di
rumah pun ada pembantu. Peralatan
juga canggih, resep bisa dicari di
internet. Seolah memasak menjadi
hal yang ringan dan sepele. Ternyata
kenyataannya tidak semudah itu.
Banyak wanita yang mengaku
pintar memasak terkadang dihampiri
rasa tak percaya diri ketika masakannya
dicicipi orang lain. Tidak sedikit istri
yang bingung kalau ada tamu atau
acara makan­makan di rumah, “Mau
menu apa? Masak apa ya?”
Begitu pentingnya memasak,
karena memang makan adalah
kebutuhan primer. Tidak mungkin
wisata kuliner terus atau selalu pesan
ADA BAU
sURGAdIdAPUR
JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 71
Jendela keluarga
dan membutuhkan banyak biaya
perawatan.
Oleh karena itu, istri harus
memastikan bahwa makanan yang
dimasak adalah halal dan thayyib. Hal
ini amat berpengaruh pada ibadah
seseorang.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik,
Dia tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya Allah memerintahkan
orang-orang beriman dengan apa yang
diperintahkan kepada para Rasul. Maka
Allah berfirman, ‘Wahai para Rasul,
makanlah makanan yang baik-baik
dan beramallah dengan amalan yang
shalih…” (Riwayat Muslim).
Kodrat, Bukan Sekadar
Bakat
Hari ini banyak wanita yang
termakan provokasi program
emansipasi sehingga banyak istri yang
lebih memilih meniti karier di luar
rumah. Dengan berbagai dalih untuk
aktualisasi diri, pengabdian kepada
masyarakat atau membantu suami
dianggap tak penting lagi.
Betapa ruginya yang berpikir bah­
wa dapur bukanlah tempat wanita
mo­dern dalam berkarier. Banyak yang
membuang kesempatan emas ini dan
mem­berikannya kepada pembantu atau
katering. Padahal salah satu karir istri
yang menjanjikan surga adalah di dapur.
Masakan yang disiapkan dengan
penuh keikhlasan dan dedikasi dari
istri akan menjadi sebab terwujudnya
suasana sakinah, mawadah, rahmah,
dan berkah. Sebaliknya, keretakan
rumah tangga bisa saja bermula dari
istri yang tidak pandai memasak.
Tidak ada kata terlambat untuk
terus belajar dan berlatih agar lihai
memasak. Ini bukanlah soal bakat,
tapi kodrat bagi seluruh wanita.
Apalagi ada motivasi keimanan untuk
membahagiakan suami. Tunggu apa
lagi? Abdul Ghofar Hadi, Ketua
Lembaga Pendidikan Pengkaderan
Hidayatullah Balikpapan/Suara
Hidayatullah
Memasak adalah Ibadah
Dapur bukan hanya tempat
untuk meramu bumbu dan bahan
makanan hingga terciptalah masakan
lezat yang siap santap. Memasak bisa
bernilai ibadah jika diniatkan untuk
menyenangkan suami dan agar anggota
keluarga bisa khusyu’ beribadah.
Bahkan memasak bisa dikatagorikan
wajib untuk menguatkan ibadah.
Memang istri akan repot dan
kelelahan. Dari mulai mempersiapkan
segala sesuatunya, perapian, peralatan,
sampai bahan. Belum nanti jika sudah
selesai harus membereskan semuanya.
Namun kelelahan itu tidak ada yang
sia-sia melainkan ada ganjaran berkah
serta pahala.
Bunyi dentingan peralatan dapur,
setiap keringat yang jatuh akibat panas
kompor, atau terkadang tangan sedikit
lecet. Sendok, garpu, pisau, panci, dan
peralatan dapur yang tersentuh saat
seorang istri memasak untuk suami dan
keluarganya menjadi saksi cinta dan
ketulusan. Oleh karena itu, memasak
di dapur itu orientasinya harus akhirat.
Dengan demikian, akan terasalah
aroma surga.
Dapur, Awal Kesehatan
Ada yang mengatakan bahwa
“sehat dapat dimulai dari dapur”.
Tampaknya tidak salah.
Jika seorang istri memiliki
pengetahuan tentang bumbu, nutrisi,
dan khasiat dari setiap bumbu dan
bahan yang akan dimasak, maka
makanan yang masuk ke dalam tubuh
anggota keluarganya akan menjadi
bekal kesehatan yang tidak ternilai
harganya. Sementara makanan yang
dibeli di warung atau restoran tidak
bisa dijamin. Baik dari segi bumbu,
perasa, pewarna, pengawet, dan
berbagai bahan kimia buatan yang
berbahaya bagi kesehatan.
Kesehatan sangat mahal. Gaya
hidup serta pola makan sembarangan
akibat malas memasak sendiri
bisa mendatangkan malapetaka di
kemudian hari. Ketika tua sakit-sakitan
katering. Memasak adalah bagian dari
tugas istri yang berdimensi ibadah.
Bumbu Cinta
Istri dengan keahliannya dalam
me­masak akan membuat suaminya
betah di rumah. Masakan yang enak
bisa menjadi salah satu perekat cinta
se­orang suami kepada istri atau sebagai
per­wujudan cinta seorang istri kepada
suami.
Tentu sangat berbeda rasa masakan
istri dengan koki restoran ternama.
Mungkin sepertinya makanan di
restoran lebih mewah, lezat, dan
mahal, tapi sesungguhnya masakan
istri di dapur jauh lebih nikmat karena
ada keikhlasan bercampur doa dalam
bumbu masaknya. Masakan istri berasa
cinta, kasih sayang, penghormatan,
pemuliaan, dan pelayanan yang
bermula dari dasar hati.
Hendaknya istri memasak apa yang
menjadi kesukaan suami dan anak-anak
serta keluarga. Ini semua dilakukan
dengan harapan dapat membuat suami
dan keluarga bahagia, demi wujud
ketaatan kepada Allah SWT. Cobalah
tanya atau perhatikan makanan apa
yang disukai dan yang tidak.
Makanan memang seringkali
bukan untuk mengenyangkan atau
semata pengisi perut. There’s love in
the food. Orangtua dulu berpesan
kepada anak perempuannya
yang baru menikah, “Cinta suami
bermula dari perut.” Konon banyak
suami yang senang dimanjakan
istri dengan masakan istimewa
kesukaannya.
Ketekunan seorang istri dalam
memberikan hidangan makanan
yang memanjakan lidah, tidak hanya
akan memuaskan suami. Lebih dari
itu juga terbukti bisa menghidangkan
kebahagiaan dalam rumah tangga.
Pada banyak hal, makanan
terkadang mencerminkan rasa cinta
pada orang-orang terkasih. Istri
terkadang sudah merasa kenyang
ketika melihat suami dan keluarga
lahap menyantap masakannya.
SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com72
kita untuk berubah. Jika ada komunitas
kecil yang dapat dipercaya, saling
terbuka dalam hal mendidik anak
terhadap sesama anggota komunitas
dan sekaligus saling menjaga rahasia
dengan tidak menceritakan kepada
orang lain, akan lebih bagus lagi.
Menjadi orangtua ideal memang
luar biasa hebat. Tetapi banyak dari
kita yang tidak bisa tiba-tiba ideal. Kita
melakukan kesalahan, bahkan yang
sangat tidak kita harapkan, dalam
mengasuh anak-anak. Itu merupakan
hal yang lumrah. Yang paling penting,
hati kita harus tetap jernih; berusaha
untuk senantiasa berbenah. Ingatlah
perkataan yang ditulis oleh Hisham
Attalib dan kawan-kawan tersebut,
“Keep parenting lighthearted. Tell
yourself that although we may commit
‘stupid’ mistakes innocently, you cannot
spell ‘STUPID’ without U & I.”
Kerapkali kita mendengar nasehat
baik yang kadang bikin orangtua justru
serasa berputus asa; menguburkan
cita-cita memiliki anak yang bahagia
Oleh Mohammad fauzil adhim
kolom parenting
berlimpah kebaikan. Kita mendengar
nasehat bijak yang mengatakan, “Kalau
ingin mempunyai anak yang rakus
membaca, kita sendiri yang lebih dulu
harus rakus membaca. Kalau kita ingin
mempunyai anak hafal al-Qur’an, kita
sendiri harus hafal al-Qur’an. Kalau kita
ingin mempunyai anak yang hebat,
maka kita harus memantaskan diri
dengan menjadi orangtua yang hebat.”
Kalimat di atas maksudnya barang­
kali untuk memotivasi orangtua.
Te­tapi adakalanya justru membuat
ciut nyali. Padahal kita melihat betapa
banyak anak-anak hebat yang lahir dari
keluarga buta huruf. Kita mendengar
be­tapa banyak anak-anak yang sangat
ting­gi keluhurannya, padahal salah satu
atau kedua orangtuanya memiliki masa
lalu yang kelam.
Lalu mengapa bisa demikian?
Teladan berupa semangat, kecintaan,
serta dorongan kepada kebaikan itu
sama pentingnya dan bahkan bisa lebih
penting daripada kebaikan itu sendiri,
sebagaimana niat lebih menentukan
Menikmati
Beban Mengeluh
Kemudahan
P
ada edisi lalu kita telah
berbincang tentang
bagaimana orangtua yang
berpengaruh. Sekarang
kita akan membahas
bahwa mengasuh anak itu merupakan
perjalanan panjang. Parenting is a
journey, not travelling. Mengapa
demikian?
Banyak yang ingin menjadi
orangtua ideal, tetapi yang dilakukan
saat mengasuh dan mendidik anak
justru sering bikin kesal. Orangtua
belajar banyak hal, tetapi rasanya jauh
sekali dari kenyataan. Ingin sekali sabar,
tetapi yang kerap keluar justru ekspresi
gusar. Ingin sekali lembut, tetapi yang
dirasakan oleh anak justru orangtua
yang kerap bikin cemberut.
Jika sekiranya kita termasuk yang
mengalami kondisi tersebut, mari kita
buka buku Parent-Child Relations: A
Guide to Raising Children (2013) karya
Hi­sham Attalib dan kawan-kawan.
Buku ini menyarankan agar orangtua
le­bih sering bertemu dan berbagi de­
ngan orangtua lain yang lebih ber­pe­
nga­laman.
Belajar dari orangtua sukses yang
berpengalaman sangat bermanfaat
untuk memberi gambaran kepada kita
bagaimana menerapkan ilmu yang
sudah kita miliki dalam mengasuh
anak setiap hari. Pengalaman dan cara
pandang kita bukan ada yang berbeda,
dan itu sangat wajar, tetapi pengalaman
mereka sangat bermanfaat bagi upaya
Kita perlu memperhatikan apakah
anak telah merasa kita cintai atau
belum. Ada anak yang sangat dicintai
orangtua, tetapi ia tidak merasa
dicintai atau bahkan merasa tidak
dicintai orangtuanya.
(Bagian terakhir)
JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 73
Jendela keluarga
Ini dibangun dengan tiga hal: berbicara
dengan qaulan sadiidan (bukan
sekadar jujur), acuan nilai yang jelas,
dan konsistensi terhadap nilai yang
dipegangi dan diajarkannya.
Kualitas berikutnya yang
harus dimiliki orangtua adalah
respect (penghormatan) dari anak
terhadapnya. Kita tidak dapat
memerintahkan anak agar hormat
dan menghargai kita. Penghormatan
(hurmat, takzim) itu lahir dalam diri
anak. Itu lebih baik daripada ketaatan.
Anak yang memiliki sikap takzim
akan cenderung taat kepada orangtua,
meskipun sedang tidak ada. Itu
sebabnya, menyemai rasa hormat
dalam diri anak terhadap orangtua
merupakan hal yang sangat penting.
Apa yang diperlukan?
Tiga hal, yaitu kedekatan
orangtua dengan anak, perhatian dan
kesungguhan orangtua menyayangi
anak, serta komitmen orangtua
terhadap kebenaran dan perbaikan
diri. Khusus mengenai perhatian serta
kesungguhan orangtua menyayangi
anak, kita perlu memperhatikan
apakah anak telah merasa kita cintai
atau belum. Ada anak yang sangat
dicintai orangtua, tetapi ia tidak
merasa dicintai atau bahkan merasa
tidak dicintai orangtuanya.
Jika dua hal ini ada pada orangtua,
akan lebih mudah baginya untuk me­
num­buhkan penerimaan diri yang baik
pada anak. Inilah bekal penting yang
perlu kita perhatikan. Yang menjadikan
bahagia itu bukan ketampanan atau
dapat mencapai sesuatu yang tidak
dapat diraih oleh orang lain, tetapi
yang paling awal adalah menerima
diri sendiri apa adanya, kemudian
mensyukuri keadaan diri. Kita perlu
menanamkan keinginan, kecintaan,
dan kebanggaan terhadap kebaikan,
termasuk di dalamnya soal agama.
Sesungguhnya masih banyak hal
yang ingin saya perbincangkan. Ini
adalah sebagian hal-hal pokok yang
perlu kita perhatikan sebagai orangtua,
sebelum melangkah kepada aspek yang
lebih praktis.
FOTO:RIFA’IFADHLI/SUARAHIDAYATULLAH
dibandingkan amal kita. Keinginan
kuat orangtua kepada kebaikan,
kemuliaan, dan kecemerlangan beserta
kerinduan untuk berbenah dapat
memberi pengaruh yang lebih besar
dibandingkan kebaikan itu sendiri.
Inilah pelajaran lain yang dapat kita
petik dari buku Parent-Child Relations.
Jadi, kalau hari ini kita masih
teramat jauh dari kriteria minimal
sebagai orangtua yang baik, itu
bukanlah pertanda kiamat. Ingatlah,
mengasuh anak merupakan perjalanan
panjang. Parenting is a journey, not
travelling. Parenting adalah perjalanan
panjang, bukan jalan-jalan.
Jika ada yang mengatakan, sekali
berbuat salah selamanya tidak dapat
kita perbaiki, maka ingatlah bahwa
dia bukan Tuhan. Kita bukan ingin
memudah-mudahkan diri berbuat
salah. Bukan pula meremehkan
kesalahan. Tetapi kita perlu ingat
bahwa jika Allah senantiasa
membuka pintu kesempatan untuk
berbenah bertaubat, maka apa hak
manusia untuk menutup pintu
perbaikan? Mengapa kita harus
berputus asa?
Kualitas Orangtua
Kecakapan berkomunikasi dengan
anak adalah hal yang sangat penting.
Tetapi ada yang jauh lebih penting, yak­ni
seberapa besar orangtua memiliki trus­
twor­thiness (kepatutan untuk di­per­caya).
Anak yang betul-betul tsiqah
(percaya) kepada orangtuanya akan
lebih mudah menerima nasehat, lebih
mendengarkan perkataan orangtua.

More Related Content

What's hot

Tanggungjawab anak
Tanggungjawab anakTanggungjawab anak
Tanggungjawab anak
Has Ni
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaAli Murfi
 
Remaja Dan Displin 2008
Remaja Dan Displin 2008Remaja Dan Displin 2008
Remaja Dan Displin 2008bad anuar
 
Peran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunanPeran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunanAgus Gunawan
 
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianPengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianROSMAINIAMRIL29
 
Peran oratu dan guru
Peran oratu dan guruPeran oratu dan guru
Peran oratu dan guru
Blpt Thomas
 
Hadits mendidk anak
Hadits mendidk anakHadits mendidk anak
Hadits mendidk anakRaushan Fikr
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
Ilham Ismail
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
RaufArrasyid
 
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tuaTanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
pjj_kemenkes
 
Aqil bqligh
Aqil bqlighAqil bqligh
Aqil bqligh
awangyie
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anakAde Rifai Kolot
 
Materi Seminar Parenting
Materi Seminar ParentingMateri Seminar Parenting
Materi Seminar Parenting
9elevenStarUnila
 
Konseling agama
Konseling agamaKonseling agama
Konseling agama
haiidar wisam
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanGusti Irwansyah
 
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Meita Rizki
 

What's hot (20)

Tanggungjawab anak
Tanggungjawab anakTanggungjawab anak
Tanggungjawab anak
 
Model Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam KeluargaModel Pola Asuh dalam Keluarga
Model Pola Asuh dalam Keluarga
 
Remaja Dan Displin 2008
Remaja Dan Displin 2008Remaja Dan Displin 2008
Remaja Dan Displin 2008
 
Makalah Parenting
Makalah ParentingMakalah Parenting
Makalah Parenting
 
Peran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunanPeran ibu dalam pembangunan
Peran ibu dalam pembangunan
 
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianPengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
 
Peran oratu dan guru
Peran oratu dan guruPeran oratu dan guru
Peran oratu dan guru
 
Hadits mendidk anak
Hadits mendidk anakHadits mendidk anak
Hadits mendidk anak
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
 
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancaraUas.psi.rauf arrasyid wawancara
Uas.psi.rauf arrasyid wawancara
 
Seminar parenting
Seminar parentingSeminar parenting
Seminar parenting
 
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tuaTanggungjawab anak terhadap orang tua
Tanggungjawab anak terhadap orang tua
 
Aqil bqligh
Aqil bqlighAqil bqligh
Aqil bqligh
 
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
Pengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anakPengaruh   keluarga terhadap   perkembangan anak
Pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak
 
Materi Seminar SD
Materi Seminar SDMateri Seminar SD
Materi Seminar SD
 
Materi Seminar Parenting
Materi Seminar ParentingMateri Seminar Parenting
Materi Seminar Parenting
 
Konseling agama
Konseling agamaKonseling agama
Konseling agama
 
Psikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikanPsikologi anak & pendidikan
Psikologi anak & pendidikan
 
B.indo
B.indoB.indo
B.indo
 
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
Pola asuh yang baik bagi anak usia 4
 

Similar to RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH

B. inggrijjkk
B. inggrijjkkB. inggrijjkk
B. inggrijjkk
ammidoang
 
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)Marzura Abu Bakar
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksSharifah Mohd Zain
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah HidayatullahMAJALAH HIDAYATULLAH
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaBadrus Baedowi Majid
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
MuhammadZaqiFariraSy
 
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
Nuranisah87
 
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdfPola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
astridfarmawati
 
Bab i
Bab iBab i
BINA KETAHANAN REMAJA.pptx
BINA KETAHANAN REMAJA.pptxBINA KETAHANAN REMAJA.pptx
BINA KETAHANAN REMAJA.pptx
fathurrohim11
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual24hourparenting
 
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docxJiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
Zukét Printing
 
Keperawatan agama modul 3 kb3
Keperawatan agama modul 3 kb3Keperawatan agama modul 3 kb3
Keperawatan agama modul 3 kb3
Anton Saja
 
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURU
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURUAKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURU
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURUMoh Holili
 
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak olehOrang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
Rakotoarison Louis Frederick
 
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdfJiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
Zukét Printing
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
Firman Pratama
 

Similar to RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

B. inggrijjkk
B. inggrijjkkB. inggrijjkk
B. inggrijjkk
 
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)
Peranan keluarga dalam menangani gejala (pidato)
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
 
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah HidayatullahRubrik Parenting   Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
Rubrik Parenting Jendela Keluarga Majalah Hidayatullah
 
Memahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluargaMemahami peran remaja dalam keluarga
Memahami peran remaja dalam keluarga
 
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anak dalam pembentukan kepribad...
 
Sex education
Sex educationSex education
Sex education
 
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
 
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdfPola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
Pola Asuh Disiplin Positif Perilaku Beresiko - Ibu Imelda.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
BINA KETAHANAN REMAJA.pptx
BINA KETAHANAN REMAJA.pptxBINA KETAHANAN REMAJA.pptx
BINA KETAHANAN REMAJA.pptx
 
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa SeksualMembantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
Membantu Anak Mencegah Kekerasa Seksual
 
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docxJiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.docx
 
Panggilan menjadi orangtua
Panggilan menjadi orangtuaPanggilan menjadi orangtua
Panggilan menjadi orangtua
 
Keperawatan agama modul 3 kb3
Keperawatan agama modul 3 kb3Keperawatan agama modul 3 kb3
Keperawatan agama modul 3 kb3
 
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURU
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURUAKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURU
AKHLAK ANAK TERHADAP ORANG TUA DAN MURID TERHADAP GURU
 
Bk
BkBk
Bk
 
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak olehOrang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
Orang tua perlu pahami makna pendidikan anak oleh
 
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdfJiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
Jiwa Keagamaan Anak Indonesia.pdf
 
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
Majalah Kekuatan Sugesti Edisi Maret 2016
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH
 

More from MAJALAH HIDAYATULLAH (20)

Generari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIALGenerari muslimah MILENIAL
Generari muslimah MILENIAL
 
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
Rubrik JENDELA KELUARGA Majalah Hidayatullah
 
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK CELAH - MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK IHWAL MAJALAH HIDAYATULLAH
 
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK FIGUR MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA PRICE LIST MAJALAH MULIA
PRICE LIST MAJALAH MULIA
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
MAJALAH HIDAYATULLAH SURABAYA
 
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK LAPORAN UTAMA MAJALAH HIDAYATULLAH
 
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
PRICE LIST IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH 2016
 
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016 MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
MITRA BISNIS MAJALAH HIDAYATULLAH Edisi Maret 2016
 
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
Proposal iklan majalah karima 4 tahun 2016
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI FEBRUARI 2016
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
DR.UMMIAMIZAH Beautiy And Health Supplement
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI JANUARI 2016
 
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
MAJALAH HIDAYATULLAH - Iklan Desember 2015
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
IKLAN MAJALAH HIDAYATULLAH EDISI SEPTEMBER 2015
 

Recently uploaded

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 

Recently uploaded (20)

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 

RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH

  • 1. JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 67 Jendela Keluarga celah sebut, lebih banyak perempuan di­ banding laki-laki. Ana­lisa survei men­ du­ga penyebab keinginan bunuh diri ini dipicu krisis komunikasi de­ngan orangtua atau ke­luarga. Dari per­ta­ nya­an yang diberikan, beberapa ja­ wa­ban murid mengaku selalu merasa sendiri, ke­sepian, dan punya tekanan mental, bah­kan ingin bunuh diri. Relasi dan keharmonisan antara orang­tua dan anak me­megang peran pen­ting bagi perkembangan dan ke­ se­­hatan mental anak. Pemicunya bisa antara ayah dengan anak atau ibu dengan anak. Pada kasus di atas, pe­ nye­bab utama adalah hubungan ibu de­ngan anak. Kehidupan di zaman sekarang de­­ngan segala tun­tutan dan kompetisi yang tinggi sering menjadi pe­nye­bab para ibu berperan gan­da. Seorang istri sangat mulia jika turut membantu sua­mi menopang kebutuhan ke­luar­ga. Namun, pastikan bah­wa pekerjaan itu tidak me­ne­lan­tarkan kesehatan men­tal diri sendiri dan berdampak pa­da anak. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa orangtua yang mengalami depresi berpeluang tiga kali lipat untuk menghasilkan anak-anak yang juga mudah depresi dan rentan terhadap tekanan psikis serta fisik lainnya. Oleh karena itu, bagi para ibu, tiga hal penting ini ha­ rus diperhatikan. Pertama, pastikan pekerjaan yang se­ suai dengan perintah Allah Ta’ala. Kedua, pekerjaan yang digeluti adalah pekerjaan yang disukai. Capek karena melakukan yang kita sukai, akan me­nim­bulkan rasa puas dan bahagia. Ketiga, ikhlas melakukannya. Banyak ibu yang mera­ sa jadi korban dalam keluarga harus mengerjakan pe­ ker­jaan rumah tangga sekaligus mencari nafkah. Hal ini memicu depresi sehingga berdampak buruk bagi ke­se­ hatan mental anak-anaknya. Penulis buku Serial Ca­ta­ tan Pa­renting Anak dari Surga Menuju Surga S eorang kakak perempuan ber­usia remaja me­ngajak ber­­dialog pada adik laki- la­kinya, yang ter­paut dua tahun usia­nya. Yang di­ba­ has ada­lah ten­tang masalah yang di­ ala­minya. Si kakak bertanya, “Apakah adik per­nah me­ra­sa ingin bunuh diri?” Jawaban si adik sangat me­nga­ get­kan, “Gue pernah ma­sukin pistol ke mu­lut, tinggal narik pelatuk, gue udah good bye.” Si kakak mengira selama ini hanya dirinya yang me­mi­liki pikiran seperti itu. Ternyata orang lain juga. Kisah di atas terjadi di Indonesia. Di dalam keluarga yang tampak baik- baik saja. Orang luar tak akan mengira bah­wa pikiran seperti itu ada di anak-anak tersebut. Lalu apa penyebab adik-kakak tersebut ingin bunuh diri? Ternyata masalahnya sama, yaitu ibunya. Mereka menganggap ibunya pemarah dan sering membentak. Menurut si kakak, ibunya bekerja. Namun, setiap pu­ lang kerja sering mengeluh. Merasa capek sudah bekerja ke­ras melakukan segalanya demi anak-anak. Ketika me­li­ hat perilaku anak yang tidak sesuai keinginannya, maka si ibu memarahi anak-anaknya. Ini membuat si anak me­ ra­sa sedih, takut, bingung, dan serba salah. Para ibu mungkin berpikir, apakah anak-anak kita juga pernah punya pikiran seperti di atas? Mereka per­ nah ingin pergi dari dunia ini karena kemarahan kita. Ada survei tentang bunuh diri pada murid di In­ do­nesia yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pe­ ngem­bangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Ke­se­hatan. Hasilnya sebanyak 650 siswa SMP dan SMA di Indonesia punya keinginan bunuh diri. Survei tahun 2015 ini melibatkan 10.300 siswa sebagai sampel dari se­ lu­ruh provinsi di Indonesia. Dari 650 siswa yang punya keinginan bunuh diri ter­­­ Kesehatan Mental Seorang Ibu Oleh Ida S. Widayanti* foto:rifaifadhly/suarahidayatullah
  • 2. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com68 tarbiyah godaan dari lingkungan saya berada.” “Setelah tumbuh dewasa, saya mengetahui sebabnya, yaitu pengalaman saya menyaksikan ibu berwudhu, shalat, dan shaum sangat berbekas di hati sehingga saya menyukai untuk melakukannya. Pengalaman juga bahwa doa-doa, shalat, dan shaum saya lihat dan dengar dari ibu, diterima oleh jiwa dan fitrah yang telah Allah ciptakan dalam diri manusia. Ya Allah, ampunilah kedua orangtua saya dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi saya di waktu kecil.” Anak, Peniru Ulung Segala gerak-gerik orangtua dalam menapaki hari-hari di tengah keluarga akan mendapat pengamatan dari buah hatinya. Tak hanya mengamati, ternyata anak juga meniru segala sesuatu yang diamatinya. Demikianlah cara belajar anak-anak kita. Dalam kebersamaannya dengan orangtua, mereka akan belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip dan nilai-nilai luhur. Seorang anak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan orangtuanya. Tidak hanya dalam hal yang terkait dengan perilaku dan emosi, bahkan selera makan pun si anak akan mengikuti. Mildred Horodynski, peneliti dari Michigan, Amerika Serikat, mengatakan bahwa sesuatu yang dimakan oleh anak-anak mencerminkan pola makan ibunya. Apabila ibu tidak suka makan sayur dan buah-buahan, anak juga mengikuti kebiasaan itu. Supaya anak mencintai makanan sehat, ibu atau ayahnya hendaknya tak hanya menghidangkan, tapi juga bersama-sama memakannya. Bila orangtua mencoba sesuatu makanan, anak akan tertarik mencobanya juga. Karena anak adalah peniru ulung, maka orangtua patut berhati-hati dalam bertutur kata, bersikap, dan bertindak. Kesalahan yang diperbuat orangtua akan menjadi pengetahuan dan pada akhirnya si anak akan melakukan kesalahan yang sama. Sabda Rasulullah di bawah ini patut untuk kita renungi: “Barang siapa memulai dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik, maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk, maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang mengikutinya setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun.” (Riwayat Muslim No 1016). Teladan Kebaikan Orangtua semestinya tak hanya pintar memerintah, tapi harus cerdas memberi uswatun hasanah. Ada beberapa keteladanan yang mesti dibangun oleh setiap orangtua ketika membersamai anak-anak, di antaranya: Pertama,taatkepadaAllah . P akar parenting dari Madinah al-Munawwarah, Khalid Ahmad asy-Syantut, dalam kata pengantar bukunya yang berjudul Daurul-Bait fii Tarbiyatil-Athfalil-Muslim berkisah tentang masa kecilnya. “Ketika kecil saya menghafal doa ini, ‘Dengan kuasa-Mu ya Allah, aku bangun di Shubuh ini, dan hanya milik-Mu-lah segala kerajaan. Segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, bagi-Nya segala kerajaan, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, putihkanlah wajahku ketika menghadap-Mu. Ya Allah, berikanlah catatan amalku dengan tangan kananku dan jadikanlah Muhammad sebagai syafaatku di hari kiamat. Ya Allah, permudahlah urusanku ketika menghadap-Mu dan jadikanlah beserta kesulitan ada kemudahan. Ya Allah, teguhkanlah aku dan orang tuaku pada jalan-Mu yang lurus.’” “Doa-doa ini saya hafal sejak usia empat tahun, meski tiada seorangpun yang mengajarkan. Saya hanya mendengar ketika ibu membacanya. Semoga Allah memberi pahala kepada ibu atas doa yang saya hafal sepanjang hidup, begitu juga semua anak-anak.” “Sejak kecil saya selalu terpanggil untuk melakukan wudhu, shalat, dan shaum, walau tidak diperintah oleh seorangpun. Dari lubuk hati yang paling dalam, seolah-olah ada dorongan yang kuat untuk melakukannya. Dan saya selalu berhasil menghadapi godaan- Dahsyatnya Keteladanan
  • 3. JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 69 Jendela keluarga ini, bahkan dianggap biasa, bisa jadi semua ini karena bermula dari sikap dusta yang dibiasakan dari lingkungan keluarga. Anak-anak ketika dewasa terbiasa melakukannya. Rasulullah mengingatkan agar orangtua tidak berdusta, misalnya ketika berjanji hendak memberikan sesuatu. “Barangsiapa yang mengatakan kepada seorang anak kecil, ‘Kemarilah aku beri sesuatu’ namun dia tidak memberinya, maka itu adalah sesuatu kedustaan.” (Riwayat Ahmad). Ketiga, beradab Islami. Tempat un­tuk mendidik adab yang paling baik ada­lah keluarga. Di sinilah anak-anak per­tama kali belajar. Orangtua adalah guru pertama, sebelum anak belajar kepada guru di sekolahnya. Orangtua perlu meneladankan adab sejak anak usia dini. Misalnya adab ketika berbicara kepada orangtua, guru, teman sebaya, maupun teman yang di bawah usianya. Juga adab ketika ma­kan, minum, belajar di majelis ilmu, dan lainnya. Sungguh memprihatikan melihat anak di zaman ini yang krisis adab. Me­ reka tak canggung berbicara kasar mes­ ki kepada orangtuanya sendiri. Me­reka meremehkan dan tak sopan di ma­jelis ilmu. Agar krisis adab ini tak te­rus- menerus menimpa generasi ini, ma­ka kiranya setiap orangtua mesti me­ne­la­ dankan adab yang Islami sejak dini. Keempat, cinta ilmu. Hal ini bisa ditempuh dengan melazimkan beriteraksi dengan buku, hadir di majelis ilmu, atau membuat perpustakaan keluarga. Dengan begitu diharapkan anak akan tumbuh kecintaan terhadap ilmu. Rasanya sulit generasi ini menjadi ahli ilmu, jikalau dari lingkungan keluarga tidak terbangun suasana keilmuan. Untuk itu, orangtua berperan penting dalam mendorong putra- putrinya untuk terus bersemangat dalam belajar. Dan sebelum memerintahkan hal itu, orangtua perlu menjadi teladan dalam hal semangat menuntut ilmu. Masrokan/Suara Hidayatullah Teladankancintaibadahdanpatuhpa­da syariah.Dengan demikian, anak akan senang dan ringan untuk ber­iba­dah dan melaksanakan syariah. Sung­guh sikap yang tak tepat bila orang­tua mengharapkan anak-anaknya men­ jadi ahli ibadah dan taat syariah tapi orangtua sendiri justru jauh dari ke­bia­ saan itu. Contoh keteladan ibadah adalah apa yang dilakukan oleh Rasulullah seperti dikisahkan oleh Ibnu Abbas RA: “Aku menginap di rumah bibiku, Maimunah, Nabi Muhammad biasa bangun untuk shalat malam. Suatu FOTO:RIFA’IFADHLY/SUARAHIDAYATULLAH malam, Nabi bangun, kemudian berwudhu dengan wudhu yang ringan dengan kendi yang digantung. Setelah itu, beliau shalat. Aku pun berwudhu seperti berwudhu beliau. Kemudian aku berdiri di samping kiri beliau, namun beliau menarikku dan meletakkanku di samping kanan beliau. Kemudian beliau shalat beberapa rakaat...” (Riwayat Bukhari). Kedua, tampilkanlah kejujuran. Bila anak menyaksikan kedustaan, maka besar kemungkinan si anak akan menirunya. Patut menjadi renungan, ketika kedustaan merajalela di zaman
  • 4. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com70 mar’ah “Assalamu‘alaikum Mbak.” “Wa‘alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh. Ada apa dik, kok kelihatan panik?” “Iya, suamiku suka betul makan pakai sambel. Pekan lalu minta dibuatkan sambel kacang, kemarin sambel tomat, dan tadi pesan agar dibuatkan sambel terasi. Aku bingung gimana cara membuat sambel terasi?” “Alhamdulillah, bagus kalau suamimu seperti itu.” “kok, bagus?” “Iya, itu artinya kepercayaan dan kesempatan untuk menyenangkan hati suami. sungguh pahala besar bagi istri yang bisa membahagiakan suaminya.” *** P engalaman seperti di atas biasa dialami oleh pasangan yang baru menikah. Terkadang yang sudah lama juga merasakan. Sebenarnya tidak ada masalah ketika seorang istri memahami tentang mulianya tugas memasak untuk suami. Oleh karena itu, penting bagi seorang istri membekali diri dan meningkatkan keterampilannya dalam memasak. Memasak merupakan pekerjaan rutin harian dan tidak pernah berhenti, bahkan sehari bisa tiga kali. Peran itu sejak dulu sudah melekat pada seorang istri atau wanita. Memang di era modern seperti sekarang ini banyak tempat kuliner. Di rumah pun ada pembantu. Peralatan juga canggih, resep bisa dicari di internet. Seolah memasak menjadi hal yang ringan dan sepele. Ternyata kenyataannya tidak semudah itu. Banyak wanita yang mengaku pintar memasak terkadang dihampiri rasa tak percaya diri ketika masakannya dicicipi orang lain. Tidak sedikit istri yang bingung kalau ada tamu atau acara makan­makan di rumah, “Mau menu apa? Masak apa ya?” Begitu pentingnya memasak, karena memang makan adalah kebutuhan primer. Tidak mungkin wisata kuliner terus atau selalu pesan ADA BAU sURGAdIdAPUR
  • 5. JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 71 Jendela keluarga dan membutuhkan banyak biaya perawatan. Oleh karena itu, istri harus memastikan bahwa makanan yang dimasak adalah halal dan thayyib. Hal ini amat berpengaruh pada ibadah seseorang. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang beriman dengan apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Maka Allah berfirman, ‘Wahai para Rasul, makanlah makanan yang baik-baik dan beramallah dengan amalan yang shalih…” (Riwayat Muslim). Kodrat, Bukan Sekadar Bakat Hari ini banyak wanita yang termakan provokasi program emansipasi sehingga banyak istri yang lebih memilih meniti karier di luar rumah. Dengan berbagai dalih untuk aktualisasi diri, pengabdian kepada masyarakat atau membantu suami dianggap tak penting lagi. Betapa ruginya yang berpikir bah­ wa dapur bukanlah tempat wanita mo­dern dalam berkarier. Banyak yang membuang kesempatan emas ini dan mem­berikannya kepada pembantu atau katering. Padahal salah satu karir istri yang menjanjikan surga adalah di dapur. Masakan yang disiapkan dengan penuh keikhlasan dan dedikasi dari istri akan menjadi sebab terwujudnya suasana sakinah, mawadah, rahmah, dan berkah. Sebaliknya, keretakan rumah tangga bisa saja bermula dari istri yang tidak pandai memasak. Tidak ada kata terlambat untuk terus belajar dan berlatih agar lihai memasak. Ini bukanlah soal bakat, tapi kodrat bagi seluruh wanita. Apalagi ada motivasi keimanan untuk membahagiakan suami. Tunggu apa lagi? Abdul Ghofar Hadi, Ketua Lembaga Pendidikan Pengkaderan Hidayatullah Balikpapan/Suara Hidayatullah Memasak adalah Ibadah Dapur bukan hanya tempat untuk meramu bumbu dan bahan makanan hingga terciptalah masakan lezat yang siap santap. Memasak bisa bernilai ibadah jika diniatkan untuk menyenangkan suami dan agar anggota keluarga bisa khusyu’ beribadah. Bahkan memasak bisa dikatagorikan wajib untuk menguatkan ibadah. Memang istri akan repot dan kelelahan. Dari mulai mempersiapkan segala sesuatunya, perapian, peralatan, sampai bahan. Belum nanti jika sudah selesai harus membereskan semuanya. Namun kelelahan itu tidak ada yang sia-sia melainkan ada ganjaran berkah serta pahala. Bunyi dentingan peralatan dapur, setiap keringat yang jatuh akibat panas kompor, atau terkadang tangan sedikit lecet. Sendok, garpu, pisau, panci, dan peralatan dapur yang tersentuh saat seorang istri memasak untuk suami dan keluarganya menjadi saksi cinta dan ketulusan. Oleh karena itu, memasak di dapur itu orientasinya harus akhirat. Dengan demikian, akan terasalah aroma surga. Dapur, Awal Kesehatan Ada yang mengatakan bahwa “sehat dapat dimulai dari dapur”. Tampaknya tidak salah. Jika seorang istri memiliki pengetahuan tentang bumbu, nutrisi, dan khasiat dari setiap bumbu dan bahan yang akan dimasak, maka makanan yang masuk ke dalam tubuh anggota keluarganya akan menjadi bekal kesehatan yang tidak ternilai harganya. Sementara makanan yang dibeli di warung atau restoran tidak bisa dijamin. Baik dari segi bumbu, perasa, pewarna, pengawet, dan berbagai bahan kimia buatan yang berbahaya bagi kesehatan. Kesehatan sangat mahal. Gaya hidup serta pola makan sembarangan akibat malas memasak sendiri bisa mendatangkan malapetaka di kemudian hari. Ketika tua sakit-sakitan katering. Memasak adalah bagian dari tugas istri yang berdimensi ibadah. Bumbu Cinta Istri dengan keahliannya dalam me­masak akan membuat suaminya betah di rumah. Masakan yang enak bisa menjadi salah satu perekat cinta se­orang suami kepada istri atau sebagai per­wujudan cinta seorang istri kepada suami. Tentu sangat berbeda rasa masakan istri dengan koki restoran ternama. Mungkin sepertinya makanan di restoran lebih mewah, lezat, dan mahal, tapi sesungguhnya masakan istri di dapur jauh lebih nikmat karena ada keikhlasan bercampur doa dalam bumbu masaknya. Masakan istri berasa cinta, kasih sayang, penghormatan, pemuliaan, dan pelayanan yang bermula dari dasar hati. Hendaknya istri memasak apa yang menjadi kesukaan suami dan anak-anak serta keluarga. Ini semua dilakukan dengan harapan dapat membuat suami dan keluarga bahagia, demi wujud ketaatan kepada Allah SWT. Cobalah tanya atau perhatikan makanan apa yang disukai dan yang tidak. Makanan memang seringkali bukan untuk mengenyangkan atau semata pengisi perut. There’s love in the food. Orangtua dulu berpesan kepada anak perempuannya yang baru menikah, “Cinta suami bermula dari perut.” Konon banyak suami yang senang dimanjakan istri dengan masakan istimewa kesukaannya. Ketekunan seorang istri dalam memberikan hidangan makanan yang memanjakan lidah, tidak hanya akan memuaskan suami. Lebih dari itu juga terbukti bisa menghidangkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Pada banyak hal, makanan terkadang mencerminkan rasa cinta pada orang-orang terkasih. Istri terkadang sudah merasa kenyang ketika melihat suami dan keluarga lahap menyantap masakannya.
  • 6. SUARA HIDAYATULLAH | www.hidayatullah.com72 kita untuk berubah. Jika ada komunitas kecil yang dapat dipercaya, saling terbuka dalam hal mendidik anak terhadap sesama anggota komunitas dan sekaligus saling menjaga rahasia dengan tidak menceritakan kepada orang lain, akan lebih bagus lagi. Menjadi orangtua ideal memang luar biasa hebat. Tetapi banyak dari kita yang tidak bisa tiba-tiba ideal. Kita melakukan kesalahan, bahkan yang sangat tidak kita harapkan, dalam mengasuh anak-anak. Itu merupakan hal yang lumrah. Yang paling penting, hati kita harus tetap jernih; berusaha untuk senantiasa berbenah. Ingatlah perkataan yang ditulis oleh Hisham Attalib dan kawan-kawan tersebut, “Keep parenting lighthearted. Tell yourself that although we may commit ‘stupid’ mistakes innocently, you cannot spell ‘STUPID’ without U & I.” Kerapkali kita mendengar nasehat baik yang kadang bikin orangtua justru serasa berputus asa; menguburkan cita-cita memiliki anak yang bahagia Oleh Mohammad fauzil adhim kolom parenting berlimpah kebaikan. Kita mendengar nasehat bijak yang mengatakan, “Kalau ingin mempunyai anak yang rakus membaca, kita sendiri yang lebih dulu harus rakus membaca. Kalau kita ingin mempunyai anak hafal al-Qur’an, kita sendiri harus hafal al-Qur’an. Kalau kita ingin mempunyai anak yang hebat, maka kita harus memantaskan diri dengan menjadi orangtua yang hebat.” Kalimat di atas maksudnya barang­ kali untuk memotivasi orangtua. Te­tapi adakalanya justru membuat ciut nyali. Padahal kita melihat betapa banyak anak-anak hebat yang lahir dari keluarga buta huruf. Kita mendengar be­tapa banyak anak-anak yang sangat ting­gi keluhurannya, padahal salah satu atau kedua orangtuanya memiliki masa lalu yang kelam. Lalu mengapa bisa demikian? Teladan berupa semangat, kecintaan, serta dorongan kepada kebaikan itu sama pentingnya dan bahkan bisa lebih penting daripada kebaikan itu sendiri, sebagaimana niat lebih menentukan Menikmati Beban Mengeluh Kemudahan P ada edisi lalu kita telah berbincang tentang bagaimana orangtua yang berpengaruh. Sekarang kita akan membahas bahwa mengasuh anak itu merupakan perjalanan panjang. Parenting is a journey, not travelling. Mengapa demikian? Banyak yang ingin menjadi orangtua ideal, tetapi yang dilakukan saat mengasuh dan mendidik anak justru sering bikin kesal. Orangtua belajar banyak hal, tetapi rasanya jauh sekali dari kenyataan. Ingin sekali sabar, tetapi yang kerap keluar justru ekspresi gusar. Ingin sekali lembut, tetapi yang dirasakan oleh anak justru orangtua yang kerap bikin cemberut. Jika sekiranya kita termasuk yang mengalami kondisi tersebut, mari kita buka buku Parent-Child Relations: A Guide to Raising Children (2013) karya Hi­sham Attalib dan kawan-kawan. Buku ini menyarankan agar orangtua le­bih sering bertemu dan berbagi de­ ngan orangtua lain yang lebih ber­pe­ nga­laman. Belajar dari orangtua sukses yang berpengalaman sangat bermanfaat untuk memberi gambaran kepada kita bagaimana menerapkan ilmu yang sudah kita miliki dalam mengasuh anak setiap hari. Pengalaman dan cara pandang kita bukan ada yang berbeda, dan itu sangat wajar, tetapi pengalaman mereka sangat bermanfaat bagi upaya Kita perlu memperhatikan apakah anak telah merasa kita cintai atau belum. Ada anak yang sangat dicintai orangtua, tetapi ia tidak merasa dicintai atau bahkan merasa tidak dicintai orangtuanya. (Bagian terakhir)
  • 7. JANUARI 2017/RABIUL TSANI 1438 73 Jendela keluarga Ini dibangun dengan tiga hal: berbicara dengan qaulan sadiidan (bukan sekadar jujur), acuan nilai yang jelas, dan konsistensi terhadap nilai yang dipegangi dan diajarkannya. Kualitas berikutnya yang harus dimiliki orangtua adalah respect (penghormatan) dari anak terhadapnya. Kita tidak dapat memerintahkan anak agar hormat dan menghargai kita. Penghormatan (hurmat, takzim) itu lahir dalam diri anak. Itu lebih baik daripada ketaatan. Anak yang memiliki sikap takzim akan cenderung taat kepada orangtua, meskipun sedang tidak ada. Itu sebabnya, menyemai rasa hormat dalam diri anak terhadap orangtua merupakan hal yang sangat penting. Apa yang diperlukan? Tiga hal, yaitu kedekatan orangtua dengan anak, perhatian dan kesungguhan orangtua menyayangi anak, serta komitmen orangtua terhadap kebenaran dan perbaikan diri. Khusus mengenai perhatian serta kesungguhan orangtua menyayangi anak, kita perlu memperhatikan apakah anak telah merasa kita cintai atau belum. Ada anak yang sangat dicintai orangtua, tetapi ia tidak merasa dicintai atau bahkan merasa tidak dicintai orangtuanya. Jika dua hal ini ada pada orangtua, akan lebih mudah baginya untuk me­ num­buhkan penerimaan diri yang baik pada anak. Inilah bekal penting yang perlu kita perhatikan. Yang menjadikan bahagia itu bukan ketampanan atau dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat diraih oleh orang lain, tetapi yang paling awal adalah menerima diri sendiri apa adanya, kemudian mensyukuri keadaan diri. Kita perlu menanamkan keinginan, kecintaan, dan kebanggaan terhadap kebaikan, termasuk di dalamnya soal agama. Sesungguhnya masih banyak hal yang ingin saya perbincangkan. Ini adalah sebagian hal-hal pokok yang perlu kita perhatikan sebagai orangtua, sebelum melangkah kepada aspek yang lebih praktis. FOTO:RIFA’IFADHLI/SUARAHIDAYATULLAH dibandingkan amal kita. Keinginan kuat orangtua kepada kebaikan, kemuliaan, dan kecemerlangan beserta kerinduan untuk berbenah dapat memberi pengaruh yang lebih besar dibandingkan kebaikan itu sendiri. Inilah pelajaran lain yang dapat kita petik dari buku Parent-Child Relations. Jadi, kalau hari ini kita masih teramat jauh dari kriteria minimal sebagai orangtua yang baik, itu bukanlah pertanda kiamat. Ingatlah, mengasuh anak merupakan perjalanan panjang. Parenting is a journey, not travelling. Parenting adalah perjalanan panjang, bukan jalan-jalan. Jika ada yang mengatakan, sekali berbuat salah selamanya tidak dapat kita perbaiki, maka ingatlah bahwa dia bukan Tuhan. Kita bukan ingin memudah-mudahkan diri berbuat salah. Bukan pula meremehkan kesalahan. Tetapi kita perlu ingat bahwa jika Allah senantiasa membuka pintu kesempatan untuk berbenah bertaubat, maka apa hak manusia untuk menutup pintu perbaikan? Mengapa kita harus berputus asa? Kualitas Orangtua Kecakapan berkomunikasi dengan anak adalah hal yang sangat penting. Tetapi ada yang jauh lebih penting, yak­ni seberapa besar orangtua memiliki trus­ twor­thiness (kepatutan untuk di­per­caya). Anak yang betul-betul tsiqah (percaya) kepada orangtuanya akan lebih mudah menerima nasehat, lebih mendengarkan perkataan orangtua.