makalah ini saya buat sebagai tugas dari mata kuliah ekonomi internasional. di universitas bina bangsa. semoga isi makalah bisa bermanfaat bagi yang lain.
makalah ini saya buat sebagai tugas dari mata kuliah ekonomi internasional. di universitas bina bangsa. semoga isi makalah bisa bermanfaat bagi yang lain.
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
Â
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdagangan Internasional SMAN 12 TANGERANG 2017
Menjelaskan tentang konsep dan kebijakan perdagangan internasional
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
NAMA : SURYADI
NIM : 11150691
KELAS : 6L-MA
HARI / RUANGAN : SELASA, C.1.4
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
MANAGEMENT KEUANGAN DAN PERBANKAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2018
2. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Ekonomi
Internasional ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
i
3. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR iii
BAB 1 KEBIJAKAN NON TARIF 1
1.1 Pengertian Kebijakan Non Tarif 1
1.2 Macam – Macam Hambatan Non Tarif 1
BAB 2 VALUTA ASING 7
BAB 3 TEORI TENTANG PERUSAHAAN
MULTINASIONAL ( MNC ) 11
3.1 Sifat MNC 11
3.2 Tujuan dan Motiv MNC 11
3.3 Faktor yang mempengaruhi keputusan MNC 12
3.4 Faktor Non Ekonomi 12
BAB 4 TEORI TENTANG PERUSAHAAN
MULTINASIONAL ( MNC ) 15
4.1 Kekuatan Bersaing 15
4.2 Efek Global 16
BAB 5 NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL 18
5.1 Masalah – masalah transaksi Ekonomi Internasional 18
5.2 Pos-Pos dalam Pembayaran Internasional 19
ii
4. BAB 6 NERACA PEMBARAN INTERNASIONAL 23
6.1 Mekanisme Pembayaran 23
BAB 7 CARA – CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI
INTERNASIONAL 27
7.1 Cash ( TUNAI ) 27
7.2 Open Account 27
7.3 Commercial Bills of exchange ( Wesel ) 28
7.4 Letter of credit 29
7.5 Privat Compensation 30
Daftar Pustaka 31
iii
5. KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah Ekonomi
Internasional ini dengan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
i
6. BAB I
KEBIJAKAN NON TARIF
Kebijakan non tarif
1.1 Pengertian
Hambatan non-tarif (non tarifbarrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain beamasuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr.HamdyHady).
1.2 Macam-macam hambatan nontarif
A.M.Rugman dan R.M.Hodgetts mengelompokkan hambatan non-tarif(non
– tarifbarrier) sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik (specificlimitation):
a.Larangan impor secara mutlak
b.Pembatasan impor (quotasystem)
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas
pemasukan barang (kuotaimpor) dan pengeluaran barang (kuotaekspor)
dari/kesuatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.
c.Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d.Peraturan kesehatan/karantina
e.Peraturan pertahanan dan keamanan negara
f.Perizinan impor (importl icence)
g.Embargo
h.Hambatan pemasaran/marketing
1
7. 2.Peraturan beacukai (custom sadministration rules)
a.Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b.Penetapan harga pabean
c.Penetapan forexrate (kursvalas) dan pengawasan devisa (forexcontrol)
d. Packaging/labelling regulations
e. Documentation needed
f. Quality and testing standard
g.Pungutan administrasi (fees)
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a.Kebijakan pengadaan pemerintah
b.Subsidi dan insentifekspor
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau
Bantuan kepada indusrti dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
Pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga, dll.
c. Countervaling duties
d. Domesticas sistance programs
4. Importcharges
a. Importdeposits
b. Supplementary duties
c. Variablelevies
2
8. C. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan hambatan nontarif
(non-tarif barrier)
Beberapa cara yang dilakukan oleh suatu negara dalam Menerapkan
Hambatan nontarif adalah sebagai berikut:
1. Standarisasi Kualitas Produk atau Jasa
2. Pembatasan Kuota Impor
3. Prosedur atau Peraturan Khusus
4. Struktur Pasar
5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Standarisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standar kualitas khusus produk atau
jasa yang akan masuk kesuatu negara tertentu harus memenuhi standar
kualitas negara tersebut. Pembatasan ini samasekali tidak terkait dengan
aspek-aspek finansial.
Pembatasan Kuota Impor:
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke
negara. Pembatasan jumlah Barang dilakukan dengan tujuan produk-produk
impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini
diharapkan produk – produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya
sendiri
3
9. Prosedur atau Peraturan Khusus:
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah setempat
bisa jadi menjadi hambatan Terbesar yang dihadapi produk luar negeri.
Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah Merupakan kunci
masuknya produk luarnegeri. Dengan adanya peraturan khusus tersebut,
gerak produk Luar negeri didalam negeri bisa terbatas.
Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan
pembeli. Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan
berbeda dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas
yang cukup nya taterhadap produk luar yang akan masuk kedalam negeri.
Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor – faktor
Seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut,diharapkan usaha
Pemasaran akan lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya
faktor-faktor tersebut justru
Menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan.
Berbagai Hambatan Nontarif
1. Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah
barang yang boleh diimpor dari luar Negeri untuk melindungi
kepentingan industri dan konsumen.
4
10. Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara:
a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang
selanjutnya akan diikut ikenaikan harga domestik dan produksi domestik
yang lebih besar dari pada yang diakibatkan oleh pemberlakuan tarif impor
yang setara.
b. Dalam pemberlakuan kuotaimpor, jika pemerintah melakukan pemilihan
perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa
mempertimbangkan efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya monopoli
dan distorsi
c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara
lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi impor
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti,
sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang
tidak dapat dipastikan.
2.Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus dimana negara pengimpor mendorong atau
bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya secara sukarela den
ganancaman bahwa negara pengimpor tersebut akan melakukan hambatan
perdagangan yang lebih keras lagi.
Kebijakan ini dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor
tertentu dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih.
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada
umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara
sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang
Lebih mahal bagi negara pengimpor karena lisensi impor yang bernilai
tinggi itu justru diberikan pada Pemerintah atau perusahaan asing.
5
11. 4.Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh dibawah
pasaran, atau penjualan Komoditike luar negeri dengan harga jauh lebih
murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya.
Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
a.Dumping terus menerus atau international price discrimination adalah
kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan monopolis domestik
untuk memaksimalkan keuntungannya dengan menjual suatu komoditi
dengan harga yang lebih tinggi dipasaran domestik, sedangkan harga yang
dipasangnya dipasa rluar negeri sengaja dibuat lebih murah;
b.Dumping harga yang bersifa tpredator atau predatory dumping praktek
penjualan komoditi dibawah harga yang jauh lebih murah ketimbang harga
domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya berlansung sementara,
namun diskriminasi harganya sangat tajam sehingga dapat mematikan
produk pesaing dalam waktu singkat
c.Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi dibawah
harga atau penjualan komoditi itu keluar negeri dengan harga yang sedikit
lebih murah dari pada produk domestik, namun hanya terjadi saat ingin
mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi tanpa menurun kan harga
domestik.
5.Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian keringanan
pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon eksportirnasional,
dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada para pengimpor
asing dalam rangka memacuekspor suatun egara.
6
12. BAB 2
VALUTA ASING
Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi
yangmemperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lainnya(pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama
di duniaselama 24 jam secara berkesinambungan. Valas merupakan suatu
mekanismedimana orang dapat mentransfer daya beli antarnegara,
memperoleh ataumenyediakan kredit untuk transaksi perdagangan
internasioanal, dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian akibat
terjadinya fluktuasi kurssuatu mata uang, dikarenakan perbedaan nilai mata
uang tiap Negara.
Pada kegiatan perdagangan internasional, pembeli dan penjual memiliki
nominaluang dalam mata uang yang berbeda dan tidak ada kurs tunggal
mata uang dollarmelainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank
mana atau pelaku pasarmana yang bertransaksi. Oleh karena itu, si pembeli
membutuhkan kepemilikanatas mata uang yang digunakan penjual agar ia
bisa melakukan transaksi jual beli.
Dengan kata lain, pembeli harus menukar sejumlah uang ke dalam mata
uangpenjual, nilai tukar antara mata uang satu dengan yang lainnya tidaklah
selalusetara. Hal ini bergantung pada mekanisme pasar perdagangan
internasional.Berdasarkan survei BIS (Bank International for Settlement,
bank sentral dunia),yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi
pasar valuta asing mencapailebih dari USD$1,4 triliun per harinya.2
Transaksi pasar valuta asing di Indonesiadari data yang dihimpun dari BI,
sampai September 2014 total transaksi kegiatanusaha penukaran valuta
asing (KUPVA) bukan bank meningkat.
7
13. Rata-ratapembelian uang kertas asing (UKA) dan cek pelawat (travelers
cheque/TC)mencapai Rp 7,9 triliun per bulan. Sedangkan penjualan UKA
sebesar Rp 7,8triliun setiap bulan. Jumlah KUPVA bukan bank di Indonesia
kini mencapai 916kantor pusat yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.
Mengingat tingkatlikuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi
tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. Sehingga
perlu adanya pengawasan kegiatan usaha penukaran valas oleh pemerintah
melalui izin kegiatan usahapenukaran valuta asing.
Izin kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) adalah izin yang
diberikanBank Indonesia selaku Bank Sentral terhadap pedagang valuta
asing yang akanmendirikan dan melaksanakan kegiatan jual beli uang kertas
asing.
Adapuntujuan pemberian izin KUPVA bukan bank oleh Pemerintah
melaluiBank Indonesia dan Pemerintah Daerah yaitu :
1. Melindungi mata uang rupiah dan
2. Memberikan perlindungan terhadap masyarakatPemerintah memberikan
pengawasan untuk melindungi uang rupiah dari adanyakurs jual dan beli
mata uang asing di masyarakat, dimana bisa terdapat permainandalam
penetapan kurs yang dapat berdampak terhadap penurunan rupiah.Pedagang
valas ilegal ini mengupayakan untuk menawarkan jual beli valasdengan
harga lebih menarik daripada perbankan. Ini untuk lebih menarik
banyaknasabah agar mau menukarkan uangnya.
Selain melindungi mata uang rupiah, Pemerintah juga berupaya memberikan
perlindungan terhadap masyarakat, karena apabila tidak adanya pengawasan
daripemerintah dapat terjadi transaksi mata uang palsu baik rupiah ataupun
dolarterlebih dolar dimana masyarakat tidak mengetahui keaslian mata uang
asing.
8
14. Apabila pedagang valuta asing bukan bank telah terdaftar dalam
perizinankegiatan usaha valuta asing, maka pemerintah dapat mengawasi
transaksi matauang asing yang terjadi melalui catatan transaksi pedagang
valas tersebut. Sesuaidengan motif izin yang dikemukakan Ten Berge yaitu
mengendalikan perilaku warga dan juga mengarahkan aktivitas.
Pertama BankIndonesia sebagai lembaga yang bertujuan untuk menjaga dan
memeliharakestabilan nilai rupiah, maka Bank Indonesia mempunyai tugas
untuk :
1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
2) Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran.
3) Mengatur dan mengawasi bank.
Dalam memberikan kepastian perlindungan terhadap masyarakat serta
mengaturdan menjaga kelancaran sistem pembayaran Bank Indonesia
mengeluarkan izinKUPVA bukan bank, sesuai dengan Pasal 7 ayat 1
Peraturan Bank IndonesiaNomor 16/15/PBI/2014 tentang Kegiatan Usaha
Penukaran Valuta Asing, bahwaBadan usaha bukan Bank yang akan
melakukan kegiatan usaha sebagai Penyelenggara KUPVA Bukan Bank
wajib terlebih dahulu memperoleh izin dariBank Indonesia.
2) Mencantumkan dalam anggaran dasar perseroan bahwa maksud dan
tujuanperseroan adalah melakukan kegiatan jual beli UKA dan pembelian
Cek Pelawat
3) Memenuhi jumlah modal disetor yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
4) Modal disetor tidak berasal dari dan/atau untuk tujuan pencucian uang
(moneylaundering).
9
15. Berdasarkan hal diatas setelah mendaftarkan izin dan persyaratan telah
diberikan,selanjutnya Bank Indonesia melakukan pemeriksaan persyaratan
dan lokasitempat usaha, serta melakukan penyuluhan terhadap pemohon
izin. Pemberianizin usaha akan diberikan setelah semua unsur tersebut
dipenuhi dan dilarangdialihkan kepada pihak lain.
Pemerintah Daerah yang diberikan kewenangan Pemerintah Pusat salah
satunyadalam menerbitkan izin, dalam hal ini izin KUPVA Bukan Bank
selain melaluiBank Indonesia juga melalui Pemerintah daerah khususnya
Pemerintah KotaBandar Lampung selaku pemberi izin usaha pedagang
valuta asing melalui BadanPenanaman Modal dan Perizinan berpedoman
pada Peraturan Walikota BandarLampung Nomor 58 Tahun 2011 tentang
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja BadanPenanaman Modal dan Perizinan Kota
Bandar Lampung serta Peraturan WalikotaBandar Lampung Nomor 49
Tahun 2011 tentang Pelimpahan SebagianKewenangan di Bidang Perizinan
kepada Kepala Badan Penanaman Modal danPerizinan Kota Bandar
Lampung.
Berdasarkan dengan Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 66 Tahun
2011tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerbitan Perizinan Pada
BadanPenanaman Modal dan Perizinan Kota Bandar Lampung.
Sebagaimana pemilikKUPVA Bukan Bank harus mendaftarkan izinnya ke
Badan Penanaman Modaldan Perizinan yang meliputi :
1) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
2) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
3) Izin Gangguan (HO/Hinderordonnantie)
10
16. BAB 3
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC )
Sifat MNC dan faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan
MNC
3.1 SIFAT MNC
a. Karakter MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian cabang di
luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luar negeri.
b. Pendirian cabang di luar negeri dengan investasi langsung, dengan cara
mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar
negeri
c. Pengaturan pemilikan dan cabang luar negeri: lebih banyak JOINT
VENTURES
3.2 TUJUAN DAN MOTIV MNC
a. Ekspansi secara vertikal
Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang di luar
negeri untuk menghasilkan input untuk diproses lebih lanjut oleh
perusahaan induk
Contoh: perusahaan minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri di
mana terdapat sumber minyak yang kemudian dapat diproses lebih lanjut
oleh perusahaan induk.
b. Ekspansi horisontal
mendirikan cabang di luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hampir
sama dengan perusahaan induk.
11
17. 3.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MNC
Tujuan penjualan maksimum
Manfaat:
a. Mengetahui kebutuhan dan selera konsumen
b. Pelayanan kepada konsumen
c. Masalah hambatan tarif dapat diatasi
B. Keuntungan maksimum
Pertimbangan efisiensi biaya
Contoh: upah buruh rendah, kerajinan, tidak sering terjadi pemogokan,
biaya transpor, dan pajak rendah
3.4 FAKTOR NON EKONOMI
a. Faktor Sosial dan Budaya
b. Sikap Pemerintah terhadap perusahaan Asing
c. Kestabilan politik negara penerima
Perusahaan multinasional Air Asia sebagai maskapai penerbangan
dikawasan Asia Tenggara sudah tidak asing bagi para wisatawan. Air Asia
terkenalsebagai maskapai yang menawarkan jasa penerbangan murah
menyaingi TigerAirways yang sama-sama beroperasi di kawasan Asia,
terutama Asia Tenggara.
Mulanya maskapai tersebut di bawah kendali pemerintah Malaysia.Namun,
Tony Fernandes mengambil alih kepemilikan pada 2002.
12
18. Di bawahkendali Tony Fernandes, Air Asia menjadi salah satu maskapai
penerbangankebanggaan negara-negara di Asia Tenggara. Hal itu
ditunjukkan dengankebanggaan warga negara di negara-negara tersebut
karena mendapat fasilitaslebih mudah dan murah dalam menjelajahi potensi
di negara lain di Asia
Tenggara. Air Asia membantu mereka terkoneksi. Dengan kata lain, Air
Asiamempengaruhi mobilitas masyarakat yang semula kurang tertarik
untukmelakukan wisata ke luar negeri di kawasan Asia Tenggara.Namun,
ekspansi bisnis Air Asia di kawasan Asia Tenggara adalah halpaling utama
yang menjadi perhatian dunia ekonomi-politik internasional. Dalam waktu
sepuluh tahun, Air Asia memiliki pengaruh kuat di regional Asia Tenggara.
Di balik layar, usaha mengembangkan Air Asia tidak semudah dan
seramahyang Air Asia beri kepada para penumpang. Tony Fernandes yang
bukanketurunan Melayu asli bukan tanpa halangan saat berupaya
mengambil alih AirAsia. Penuh intrik dan strategi yang dilakukan dalam
negosiasi kepentingantertentu. Hal tersebut yang menjadikan perjuangan Air
Asia mempertahankaneksistensi bisnis menjadi menarik untuk didalami.
Bisnis Air Asia tidak sekedardinamika ekonomi rupanya. Ada dinamika
politik yang mengiringi perkembanganbisnis Air Asia, mulai dari politik
dalam negeri hingga politik luar negeri.
Dinamika politik yang harus dihadapi Air Asia didasari pada
banyaknyakelompok kepentingan yang dihadapi perusahaan dalam ekspansi
bisnis keberbagai wilayah di Asia Tenggara. Jika Air Asia melalui Tony
Fernandes sebagaipemilik tidak mengambil risiko tertentu, nama Air Asia
akan sekedar melengkapikeberadaan maskapi-maskapai penerbangan lain
yang sudah lebih dulu berkiprahdi pelayanan transportasi udara.
Asia Tenggara merupakan tujuan utama pengembangan bisnis Air
Asiamengingat kantor pusat berada di Malaysia.
13
19. Dengan jumlah penduduk yang padat,Asia Tenggara menjadi sumber
pendapat terbesar perusahaan Air Asia. Pilihankebijakan Air Asia untuk
berinvestasi di negara-negara di Asia Tenggara menjadipenting agar pasar
semakin mudah dikendalikan. Namun, hal tersebut bukan tanparintangan.
Terkait investasi asing, perusahaan multinasional seperti Air Asia
harusberhadapan dengan aturan-aturan birokrasi pemerintah negara tujuan
investasi.Hal ini kemudian menjadi sorotan yang perlu didalami karena
menjadi dasarkeberhasilan investasi dan pengembangan bisnis Air Asia di
Asia Tenggara.
Jika berbicara aspek ekonomi atau bisnis saja, Air Asia menjadi kurang
menarik dalam studi ekonomi-politik.
Menurut Robert Reich, identifikasi perusahaan multinasional
berdasarkannegara asal tidak bisa disamakan dengan kepentingannya
berinvestasi dengan latarbelakang kepentingan negara asalnya. Perusahaan
Jepang yang masuk ke AmerikaSerikat belum tentu memiliki konsesi politik
juga seperti era perang terdahulu.
Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut bisa jadi malah
membantupeningkatan kesejahteraan warga Amerika Serikat. Pada kasus
perusahaan jepangmasuk Amerika Serikat, peralatan dan sumber daya
manusia lokal masihdiberikan sharing kontribusi oleh perusahaan tersebut.
Hal yang berbedadilakukan oleh perusahaan Amerika Serikat yang
membawa seluruh keunggulanke negara tujuan investasi tanpa memberikan
sharing. Oleh karena itu, argumenperusahaan sebagai aktor imperialisme
baru kurang relevan untuk saat ini.
14
20. BAB 4
TEORI TENTANG PERUSAHAAN MULTINASIONAL ( MNC )
Kekuatan Bersaing Efek Global
4.1 Kekuatan Bersaing
a. MNC dipandang sebagai perusahaan superior
b. Dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena
penggunaan teknologi melalui R & D
c. MNC disebut sebagai perusahaan informasi
d. MNC dapat menikmati adanya skala ekonomis
e. MNC memperoleh manfaat dari besarnya/ luasnya jaringan keuangan
internasional
f. MNC sering punya monopoli pemasaran
g. MNC sering menghindar dari kebijakan tarif atau quota
Perusahaan multinasional (MNC) telah menjadi aktor yang penting dalam
perkembangan perdagangan global. Pada awal perkembangannya,
perusahaan multinasional didominasi oleh perusahaan-perusahaan yang
berasal dari negara Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa dan Jepang.
Dimana negara-negara tersebut merupakan negara maju sehingga MNCs
tersebut memilih untuk melakukan ekspansi keluar dari home country untuk
menghindari pajak yang tinggi, buruh yang mahal, keterbatasan bahan baku
dan persaingan di home country sehingga mereka lebih memilih
menanamkan investasi keluar negaranya dimana negara yang menjadi
tujuannya adalah negara-negara yang sedang berkembang.
15
21. Pada umunya di negara berkembang tidak memiliki aturan hukum yang
ketat, buruh yang murah dan memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Salah satu cara yang digunakan untuk dapat berekspansi ke negara
berkembang yaitu melalui foreign direct investmen (FDI) dengan
mendirikan perusahaan langsung di negara yang didatangi (host country).
Namun, dengan dengan adanya globalisasi sehingga memberikan
kesempatan bagi perusahaan multinasional dari negara-negara berkembang
atau latecomers yang lahir dari emerging market untuk bersaing dalam
perdagangan global dan juga untuk mengembangkan dan memperluas
pasarnya mereka.
4.2 EFEK GLOBAL
a. MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara
Jumlah total investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC
MNC punya akses sumber dana internasional yang lebih luas dan kemudian
menanamkan di negara yang menjanjikan pendapatan tinggi serta resiko
yang rendah
b. MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar negara
Efisiensi alokasi: proses produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses yang
relatif kecil diletakkan di beberapa negara.
Perkembangan multinasional dari negara berkembang sebagai pendatang
baru dimulai sejak tahun 2000-an, dimana perusahaan-perusahaan ini mulai
ikut bersaing dalam pasar internasional. Hal ini disebabkan karena beberapa
negara berkembang mengalami peningkatan jumlah investasi dari tahun ke
tahun sehingga mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat.
Dengan mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dari dalam
negari yang disebut juga latecomers ini sehingga perusahaan-perusahaan
dari negara tersebut dapat tumbuh dan bersaing dalam perdagangan global.
16
22. Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki beberapa karakteristik
umum, seperti memiliki standar hidup yang relatif rendah, ketimpangan
pendapatan, keterbatasan lapangan kerja dan masih banyak lainnya. Dengan
berbagai karakteristik tersebut mencerminkan kekurangan dari negara
berkembang, namun pada realistasnya negara-negara berkembang seperti
Cina, India, Brazil, Rusia dan Afrika Selatan atau disebut juga dengan
BRICS telah menunjukan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari dalam
yang disebut juga dengan emerging market sehingga perusahaan dalam
lokalnya dapat tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan multinasional
dan berekspansi hingga ke negara-negara berkembang bahkan hingga ke
negara-negara maju.
Dalam Fortune’s List pada tahun 2004, dari 500 MNC terbesar yang
menduduki peringkat dunia 44 diantaranya dari negara latecomers.1 Dengan
hadirnya perusahaan mutlinasional dari negara-negara berkembang
memberikan dampak pada persaingan global yang baru dimana dahulunya
hanya dikuasai oleh MNC dari negara maju. Hanya dalam beberapa tahun,
negara-negara latecomers ini terus memunculkan industri atau perusahaan-
perusahaan yang menjadi MNC hingga dapat bersaing secara global.
Perusahaan-perusahaan multinasional yang lahir dari emerging market
disebut juga Emerging Multinational Corporation (EMNCs). Dari negara
anggota BRICS, China dan India yang telah menempati jumlah tertinggi
dalam melahirkan perusahaan multinasional baru. Meskipun demikian dari
laporan yang dikeluarkan oleh Pricewaterhouse Coopers International
Limited (PwCIL) tahun 2010 dengan tema Emerging Multinational; The rise
of New Multinational Companies from Emerging Economies telah
memprediksikan bahwa India memeliki peluang lebih besar untuk
menghasilkan MNC baru dibandingkan dengan China.
17
23. BAB 5
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
Neraca pembayaran adalah catatan dari ekonomi internasional yang
meliputi perdagangan, keuangan dan moneter antara produk dalam negeri
dengan produk luar negeri dalam periode waktu tertentu biasanya satu tahun
atau di katakan sebagai laporan arus pembayaran ( keluar atau masuk )
untuk suatu negara.
Tujuan utama nya untuk memberikan informasi kepada pemerintah tentang
posisi keuangan dalam hubungan negara lain serta membantu dalam
pengambilan kebijaksanaan moneter,fiskal,perdagangan dan pembayaran
internasional.
5.1 Masalah-Masalah Transaksi ekonomi Internasional
a. Masalah Proteksionisme
Meski negara-negara maju mengklaim bahwa
merekaadalahmotordariglobalisasidanpelopordalam menghapushambatan –
hambatan perdagangan namunkebijakanproteksionismediberbagainegara-
negaramaju(developedcountries)
masihsajaberlangsung.Negaramajumasihmelindungipetaninyadaripersaingan
internasional.Pemberiansubsidiekspordanbantuandomestikmasihtetapdilaku
kan.
b. Masalah Fluktuasi Kurs
Ketidakstabilan kurs valuta asing yang teru berlanjut ( yaitu fluktuasi yang
sangat besar dari nilai mata uang internasional). Serta besarnya dan
menetapnya misalignment ( yaitu fakta bahwa kurs dapat berda jauh di luar
keseimbangan untuk jangka waktu lama ). Ketidakstabilan ini ikut memberi
sumbangan terhadap memburuknya perekonomian dunia.
18
24. c. Masalah Pengangguran
Muncul nya tingkat pengangguran struktual yang cukup tinggi dan dalam
jangka waktu yang lama di negara-negara eropa dan negara- negara maju
lainnya. Pengangguran bukan lagi masalah yang menerpa penduduk miskin
dan kelompok berpendidikan rendah. Pengangguran juga menerpa
penduduk kaya dan berpendidikan tinggi.
d. Masalah Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi yang cukup parah dan menghantam negara-negara asia
timur dan tenggara termasuk indonesia, yang hingga kini sebagian negara
negara yang terkena krisis belum pulih sepenuhnya.
e. Masalah Inequalities
Meningkatnya kemiskinan dan melebarnya jurang ketidakadilan yang di
hadapi negara negara paling miskin di dunia terutama benua afrika.
Perdagangan internasional belum mampu mengurangi angka kemiskinan di
negara negara yang paling miskin, hal ini di sebabkan oleh nilai jual
komoditi negara miskin danhgat rendah di banding komoditi negara maju
yang nilai jualnya relatif lebih tinggi.
5.2 Pos – Pos dalam Pembayaran Neraca Internasional
1. Pos Transaksi Dagang
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa.
Impor barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang
dan jasa dicatat di sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang
yang berwujud atau nyata disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible
trade transaction), sebaliknya jika meliputi barang-barang yang tidak nyata
atau transaksi jasa (invisible trade transaction).
19
25. Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos
transaksi dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran
Indonesia. Sebaliknya apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat
Garuda Indonesia Airways dari Kuala Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya
termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-
biaya transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa
lainnya ialah langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan
sewa bangunan.Impor ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya
dipergunakan untuk bahan pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, sebaliknya impor ekspor emas dalam arti
moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan dimasukkan ke dalam pos
transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke dalam pos
tersendiri.
Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction) termasuk pula
pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-pos
lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.
2. Pos Pendapatan Modal
Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi
penerimaan hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan
penerimaan pendapatan oleh penduduk negara lain yang menanam
modalnya di dalam negeri kita. Umumnya berbentuk keuntungan deviden
dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang diterima dari hasil
penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan terlihat
pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya,
keuntungan, deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil
dari penanaman modal di dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi
debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral
Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di
dalamnya hadiah (gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral
transfer).
a. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar
harga hadiah yang telah diterima tersebut.
20
26. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak
menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang
tidak menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi
unilateral (unilateral transaction), atau sering pula disebut sebagai
transaksi sepihak (one way transaction), atau “transaksi tanpa quit pro
quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan prestasi balasan.
b. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media
massa, seperti bantuan makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu
yang sedang dilanda bencana alam juga termasuk transaksi sepihak.
c. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari
transaksi unilateral atau transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi
sepeihak debet atau kredit, maka pos transfer akan menjadi debet dan kredit.
4. Pos Penanaman Modal Langsung
Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment),
ialah seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau
perusahaan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain,
termasuk dalam hal ini adalah penanaman modal langsung oleh penduduk
suatu negara seperti mendirikan perusahan baru di negara lain.
Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh penduduk
suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal
langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan
saham kepada penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang
mendirikaan perusahaan di dalam negeri.
5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang
Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang
jangkanya lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat
obligasi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.
Penjualan obligasi oleh penduduk Indonesia kepada penduduk negara lain,
akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka panjang dalam neraca
pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat di debet
pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli
obligasi dari penduduk negara lain.
Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)
21
27. 6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek
Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang
jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan
pos hutang piutang jangka panjang. Pos hutang piutang jangka pendek
sering diusahakan menjadi:
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)
7. pos Sektor Moneter
Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas
moneter(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi
pembayaran. Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap
transaksi-transaksi yang tercatat dalam rekening berjalan (current account),
seperti transaksi-transaksi perdagangan, pendapatan modal dan transfer
unilateral. Di samping itu termasuk pula transaksi-transaksi penanaman
modal langsung (investment account), seperti hutang piutang jangka panjang
dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter. Jika pengeluaran current
account dan investment account lebih besar dari penerimaan pada current
account dan investment account, maka akan terdapat suatu
perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo
kredit pada pos sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut
sebagai neraca pembayaran sektor moneter (monetary sector account).
Biasanya dalam neraca pembayaran sektor moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
(1) Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
(2) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(3) Mutasi cadangan devisa
(4) Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
(1) Kewajiban-kewajiban jangka pendek
(2) Mutasi cadangan devisa
22
28. BAB 6
NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL
6.1 Mekanisme Neraca Pembayaran
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real
balance effects).
Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada
impor, sedangkan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi
neraca pembayaran menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara
juga dapat dikatakan seimbang apabila stok nasional (cadangan devisa)
tidak berubah dan tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara
dikarenakan oleh komponen berikut.
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan
stok nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor
berarti merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas
kemauannya sendiri (pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
b. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah
pinjaman akomodatif.
23
29. d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Perekonomian Negara
Sebagaimana kamu ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara
mencatat semua transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun
dampak neraca pembayaran terhadap perekonomian adalah sebagai berikut.
a. Perubahan Kurs DevisaJika neraca pembayaran defisit, maka kurs
valuta asing mengalami kenaikan dan kurs rupiah mengalami penurunan.
Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami penurunan dan
kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam
negeri sangat laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri
menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya
nilai ekspor akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
24
30. Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca
pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan
perekonomian suatu negara, namun bukan berarti surplus neraca
pembayaran yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca
pembayaran yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu Negara
adalah keadaan neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut.
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
25
31. Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui
proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur.
Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen
berikutini.
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua
tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu
segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu
kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam negeri terhadap mata
uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan
menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan
tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi
atau neraca modal.
26
32. BAB 7
CARA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI INTERNASIONAL
Cara Melakukan Pembayaran Internasional, Transaksi Luar Negeri -
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
7.1 Cash (Tunai)
Pembayaran cara ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank
drafts, pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini
biasanya tidak disukai oleh pembeli (importir) karena:
1) harus tersedia uang kas yang cukup besar;
2) kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima;
3) harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir.
Cara ini relatif lebih baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya lemah
dan belum mengenal baik importir.
7.2 Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari cara cash. Dengan cara ini, barang yang
telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar
serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu
atau sesuai kebijaksanaan importir. Dalam hal ini, sebagian besar risiko
ditanggung oleh eksportir. Misalnya, eksportir harus memiliki banyak
modal dan jika pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing, risiko
perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini digunakan jika:
1) pembeli sudah dikenal dengan baik;
2) keadaan ekonomi dan politik yang stabil;
3) dekat dengan pasar.
27
33. 7.3 Commercial Bills of Exchange (Wesel)
Cara ini paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering disebut
drafts atau trade bills, yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi
perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
waktu tertentu di masa yang akan datang. Surat perintah tersebut ini sering
disebut wesel. Jika pembeli menyetujui, ia harus membubuhkan tanda
tangan pada drafts tersebut sehingga dapat diperjualbelikan (trade drafts).
Cara pembayaran dengan wesel yang mengikutsertakan peran bank langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Eksportir mengirimkan barang kepada importir melalui maskapai
pelayaran.
b. Eksportir mengirimkan dokumen pengiriman kepada importir dan
memberitahukan adanya penarikan wesel.
c. Eksportir datang ke bank A dengan membawa wesel yang sudah dilampiri
dokumen pengiriman.
d. Bank A membayar kepada eksportir. Bank A bersedia membayar karena
bank memperoleh keuntungan berupa bunga diskonto. Selain itu, pada
umumnya berlaku pula persyaratan bila importir tidak bisa membayar pada
saat jatuh tempo maka eksportirlah yang bertanggung jawab melunasi wesel
tersebut kepada bank.
e. Selanjutnya bank A mengirimkan wesel tersebut kepada bank B di negara
tempat importir tinggal. Dengan diterimanya wesel, bank B akan membayar
kepada bank A. Pembayaran tidak dilakukan dengan cara mengirimkan
uang, tapi hanya dalam bentuk pencatatan saldo, karena sebelumnya sudah
ada perjanjian kerja sama antara bank A dengan bank B.
f. Langkah terakhir, bank B menagih kepada importir. Apabila importir
memiliki rekening di bank B maka bank B tinggal mengurangi jumlah yang
tersimpan di rekeningnya. Sebagai catatan, wesel yang belum jatuh tempo
dan sudah di-accept (diakui) oleh importir bisa diperjualbelikan untuk
mendapat keuntungan, di antaranya berupa bunga diskonto.
Jenis atau macam drafts dapat dibedakan menjadi dua, yaitu clean drafts dan
documentary drafts.
1) Clean drafts, adalah drafts yang tidak disertai jaminan dokumen barang.
2) Documentary drafts, adalah drafts yang disertai jaminan dokumen
pengiriman serta asuransi barang.
28
34. Waktu dilakukannya pembayaran drafts disebut tenor atau usance. Dalam
hubungan dengan tenor atau usance, drafts dapat dikelompok kan menjadi
sebagai berikut :
1) Sight drafts, adalah drafts yang dibayar setelah diperlihatkan pada
pembeli. Jadi, pembayarannya sebelum barang tiba di tempat pembeli
sebab drafts dikirim melalui kapal laut.
2) Arrival drafts, adalah drafts yang dibayar setelah barangnya datang.
3) Date drafts, adalah drafts yang pembayarannya dilakukan pada tanggal
tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut.
7.4 Letters of Credit (L/C)
Cara pembayaran dengan Letter of Credit, wesel ditarik pada bank bukan
kepada importir sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Letter of Credit
adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) tempat bank yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir).
Dengan demikian, letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit
bank dan dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pembayaran letter of credit, yaitu
opener, issuer, dan beneficiary atau acreditee.
1) Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C.
2) Issuer adalah bank yang mengeluarkan L/C tersebut.
3) Beneficiary atau acreditee adalah penjual (eksportir).
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi L/C
ini, yaitu confirming bank. Confirming bank adalah bank di negara
eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C yang
dikeluarkan oleh Issuer.
Dalam melakukan pembayaran dengan L/C terdapat beberapa langkah-
langkah sebagai berikut.
1) Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan
eksportir.
2) Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi
permohonan pembukaan L/C.
29
35. 3) Jika permohonan tersebut disetujui, kemudian L/C ditandatangani oleh
bank. Dengan demikian, bank akan menjamin pem bayaran kepada
eksportir. Sebaliknya, importir akan menjamin pula semua pembayaran
yang dilakukan oleh bank.
4) Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut, kredit telah tersedia
bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir.
5) Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk
memberikan advice of L/C kepada eksportir, kemudian confirming bank
membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C.
6) Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas
Issuing bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen-
dokumen pengiriman barang. Confirming bank memeriksa dokumen-
dokumen tersebut.
7) Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh Confirming bank
dikirimkan kepada Issuing bank.
8) Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank, barang
dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ke tempat importir setelah
menandatangani trust receipt.
9) Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir
membayar kepada Issuing bank. Dengan demikian, selesailah
pembayaran dengan menggunakan L/C.
7.5 Private Compensation
Private compensation adalah cara pembayaran yang dilakukan importir dan
eksportir dengan cara menukarkan utang piutang. Contohnya, Toni di
Indonesia mempunyai utang 1000 ringgit kepada Farhan di Malaysia. Di
lain pihak, Najib di Malaysia mempunyai utang kepada Diki di Indonesia.
Atas kesepakatan mereka, untuk mempermudah transaksi, utang piutang
tersebut diselesaikan dengan cara: Toni membayar utangnya kepada Diki;
Najib membayar utangnya kepada Farhan.
30
36. Daftar pustaka
Dachliani, Diesy. 2006. Permintaan Impor Gula Indonesia Tahun 1980-
2003. Tesis pascasarjana, Universitas Diponegoro.
Hady,Hamdy. 2001. Teori Kebijakan Perdagangan Ekonomi Internasional.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lindert, Peter H. 2003. Voice And Growth. Journal Of Economic History,
6(2), pp: 315
Mankiw, Gregory N. 2003. Makroekonomi, Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Simorangkir, O. P. 1985. Kamus Perbankan. Jakarta: Bina Aksara.
Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional.Munandar dan Sumiharti
[penerjemah]. Jakarta: Erlangga.
Sukirno. 2011. Makroekokonomi: TeoriPengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tambunan, Tulus. 2001. Perdagangan Internasional dan Neraca
pembayaran Cetakan 1. Jakarta Pustaka: LP-FEUI.
31