Teks tersebut membahas tentang perdagangan internasional, terdiri dari pengertian, manfaat, kebijakan, faktor, dan teori-teori ekonomi klasik seperti absolute advantage dan comparative advantage. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan bahwa perdagangan internasional memungkinkan negara-negara untuk memanfaatkan keunggulan komparatifnya dalam memproduksi barang dan jasa tertentu, sehingga dapat meningkatkan kesejahter
materi :
- pegertian perdagangan internasional
- manfaat perdagangan internasional
- faktor faktor perdagangan nternasional
- teori perdagangan internasional
- kebijakan perdagangan internasional
membahas tentang sistem perdagangan internasional, instrumen-instrumen perdagangan internasional, dan intervensi pemerintah dalam perdagangan internasional
Ruang lingkup perdagangan Internasional
Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
Proteksi terhadap perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional
Dampak Negatif perdagangan internasional
materi :
- pegertian perdagangan internasional
- manfaat perdagangan internasional
- faktor faktor perdagangan nternasional
- teori perdagangan internasional
- kebijakan perdagangan internasional
membahas tentang sistem perdagangan internasional, instrumen-instrumen perdagangan internasional, dan intervensi pemerintah dalam perdagangan internasional
Ruang lingkup perdagangan Internasional
Faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional
Proteksi terhadap perdagangan internasional
Manfaat perdagangan internasional
Dampak Negatif perdagangan internasional
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Pe...fya classic
Tugas Ekonomi ALIFYA NURUL W XI MIPA 5 Ranti Pusriana Konsep Dan Kebijakan Perdagangan Internasional SMAN 12 TANGERANG 2017
Menjelaskan tentang konsep dan kebijakan perdagangan internasional
makalah ini saya buat sebagai tugas dari mata kuliah ekonomi internasional. di universitas bina bangsa. semoga isi makalah bisa bermanfaat bagi yang lain.
2. Perdagangan Internasional
A. Pengertian
Perdagangan internasional adalah aktivitas transaksi yang dilakukan pelaku ekonomi
lintas negara dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
B. Manfaat
a. Menjaga stabilitas harga
Apabila permintaan terus meningkat sedangkan persediaan barang terbatas, maka
akan terjadi kenaikan terhadap harga barang atau jasa. Agar harga tetap stabil
maka pemerintah maupun swasta berupaya menambah persediaan barang dengan
cara mengimpor barang atau jasa dari Negara lain.
b. Menambah devisa Negara
Perolehan devisa suatu Negara akan meningkat bila kegiatan ekspor Negara
tersebut juga meningkat.
c. Memperluas lapangan kerja
Dengan adanya permintaan barang atau jasa tinggi dari Negara lain, maka suatu
perusahaan akan membutuhkan lebih banyak tenaga kerja.
d. Transfer teknologi
Dengan adanya kegiatan ekspor dan impor, maka kita dapat dengan mudah
memperoleh teknologi yang tengah berkembang di suatu Negara.
e. Memperluas pasar hasil produksi dalam negeri
3. Perdagangan internasional menyebabkan pemasaran hasil produksi tidak terbatas
hanya di dalam negeri, tetapi dapat dilakukan di luar negeri.
f. Peningkatan kualitas produk
Para pengusaha akan berlomba-lomba meningkatkan kualitas produk yang di
hasilkan. Hal ini dilakukan supaya produk yang dihasilkan akan disukai oleh
semua calon konsumen baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri.
g. Meningkatkan daya saing Negara di dunia internasional
Perdagangan internasional mendorong suatu Negara untu selalu menciptakan
terobosan baru dalam inovasi produk. Sehingga barang-barang yan dihasilkan
mampu bersaing dengan produk Negara lain.
h. Mempererat persahabatan antar Negara dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Perdagangan antar dua Negara atau lebih dapat menciptakan hubungan timbal
balik yang menguntungkan. Hal ini dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan antar
dua Negara atau lebih.
C. Kebijakan
Kebijakan perdagangan internasional diartikan sebagai tindakan dan
peraturan yang dikeluarkan pemerintah untuk memengaruhi struktur,
komposisi, dan arah perdagangan internasional. Jadi dapat dikatakan arah
kebijakan perdagangan internasional itu untuk mengatur perdagangan internasional
agar sesuai dengan yang dikehendaki pemerintah.
Banyak macam atau ragam kebijakan yang bisa diambil oleh pemerintah
dalam bidang perdagangan internasional adapun tujuan kebijakan perdagangan
internasional yang ingin dicapai oleh pemerintah dari kebijakan perdagangan
internasional itu antara lain:
a. Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari berbagai kemungkinan pengaruh
buruk/negatif dari berbagai negara lain
b. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri dari berbagai kemungkinan
persaingan yang tidak sehat maupun kondisi yang kurang menguntungkan.
c. Melindungi lapangan kerja agar bisa tetap bersedia.
4. d. Menjaga keseimbangan dan stabilitas neraca pembayaran internasional.
e. Mampu mendorong laju ekspor.
f. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.
g. Menjaga stabilitas nilai tukar atau kurs.
Adapun macam-macam kebijakan perdagangan internasional yaitu
kebijakan perdagangan bebas dan kebijakan perdagangan proteksionis.
a. Kebijakan Perdagangan Bebas.
kebijakan perdagangan bebas adalah kebijakan perdagangan yang
menginginkan adanya kebebesan dalam perdagangan, sehingga tidak ada
rintangan yang menghalangi arus produk dari dan ke luar negeri. Kebijakan
perdagangan ini berkembang seiring dengan adanya arus globalisasi di mana
antara negara satu dengan negara lain dalam kehidupannya lebih transparan tidak
terbatasi oleh batas-batas teritorial tiap-tiap negara. Karena perdagangan bebas ini
tidak ada rintangan maka harga produk ditentukan oleh kekuatan pasar
(permintaan dan penawaran) sesuai dengan hukum ekonomi. Manfaat dari
perdagangan bebas menurut teori klasik adalah sebagai berikut:
1. Dapat mendorong persaingan antarpengusaha, sehingga nantinya akan tercipta
kualitas produk dengan dasar teknologi tinggi.
2. Mendorong terjadinya efisiensi biaya (cost) sehingga mampu menghasilkan
produk dengan harga yang mampu bersaing.
3. Meningkatkan mobilitas modal, tenaga ahli dan investasi (faktor produksi) ke
berbagai negara sehingga dapat mempercepat pertumbuhan eknomi.
4. Meningkatkan perolehan laba sehingga memungkinkan para pengusaha
berinvestasi lebih luas.
5. Konsumen dapat lebih bebas dalam menentukan variasi dan pilihan produk yang
diinginkan.
Saat ini perdagangan bebas belum berlaku secara menyeluruh dan masih terbatas pada
kawasan-kawasan tertentu saja karena masih adanya keterbatasan pada permasalahan
kebijakan tarif, kuota, diskriminasi harga dan lain-lain, sehingga hanya berlaku bagi
negara yang masih termasuk dalam kawasan tersebut. Contoh organisasi perdagangan
bebas diantaranya adalah NAFTA (organisasi perdagangan bebas untuk negara di
kawasan Amerika Utara), AFTA (organisasi perdagangan bebas untuk negara-negara
di kawasan Asia Tenggara) dan EETA (Organisasi perdagangan bebas untuk negara-
negara anggota masyarakat Uni Eropa).
b. Kebijakan Perdagangan Proteksionis
Kebijakan perdagangan proteksionis adalah kebijakan perdagangan yang
melindungi produk-produk dalam negeri agar mampu bersaing dengan produk
5. asing yang dilakukan dengan cara membuat berbagai rintangan/hambatan arus
produksi dari dan ke luar negeri.
Alasan negara menganut kebijakan perdagangan proteksionis antara lain:
1. Dari adanya perdagangan bebas, yang diuntungkan adalah negara-negara maju
saja, karena merek memiliki modal dan teknologi yang maju. Selain itu harga jual
produk dari negara-negara maju dinilai terlalu tinggi dibanding dengan harga
bahan baku yang dihasilkan oleh negara-negara berkembang.
2. Untuk melindungi industri dalam negeri yang baru tumbuh.
3. Untuk membuka lapangan kerja. Dengan adanya proteksi maka industri dalam
negeri dapat tetap hidup dengan demikian akan mampu membuka lapangan kerja
bagi masyarakat.
4. Untuk menyehatkan neraca pembayaran. Upaya kebijakan proteksi melalui
peningkatan ekspor produksi dalam negeri akan mampu mengurangi defisit neraca
pembayaran.
5. Untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan cara mengenakan tarif tertentu
pada produk impor dan ekspor sehingga negara dapat meningkatkan penerimaan.
Adapun macam-macam kebijakan perdagangan proteksionis antara lain:
1) Kouta Impor
Kebijakan yang menetapkan batas jumlah barang yang boleh diimpor dengan tujuan
untuk melindungi produsen dan produk dalam negeri.
2) Kouta ekspor
Kebijakan dengan menetapkan batas jumlah barang yang diekspor dengan tujuan untuk
menjamin persediaan barang tersebut guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
3) Subsidi
Kebijakan dengan cara memberikan tunjangan kepada perusahaan-perusahaan yang
memproduksi barang untuk keperluan ekspor, sehingga harga barang tersebut bisa
bersaing dengan barang luar negeri.
4) Tarif Impor
Kebijakan dengan mengenakan tarif/bea impor yang tinggi terhadap barang yang
datang dari luar negeri sehingga harga barang impor akan menjadi lebih mahal.
5) Tarif ekspor.
Kebijakan dengan mengenakan tarif atau bea terhadap barang yang diekspor dengan
nilai yang lebih rendah dengan tujuan untuk merangsang kegiatan ekspor.
6) Premi
Kebijakan berupa pemberian hadiah atau penghargaan kepada perusahaan yang mampu
memproduksi barang dengan kuantitas dan kualitas yang tinggi. Pemberian premi ini
diharapkan dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi.
6. 7) Diskriminasi harga
Kebijakan melalui penetapan harga produk secara berlainan dengan negara tertentu,
yang dilakukan dalam rangka perang tarif agar negara tertentu yang dijadikan target
mau menurunkan harga.
8) Larangan ekspor
Kebijakan larangan ekspor untuk mengekspor jenis barang-barang tertentu dilakukan
dengan pertimbangan ekonomi, politik, sosial dan budaya dalam negeri.
9) Larangan Impor
Kebijakan melarang impor untuk barang-barang tertentu dilakukan dengan alasan untuk
melindungi produk-produk dalam negeri atau dengan alasan untuk menghemat devisa.
10) Dumping
Dumping merupakan kebijakan menjual barang ke luar negeri dengan harga lebih
murah dibandingkan dengan harga penjualan didalam negeri. Tujuan dari kebijakan ini
adalah untuk memperluas dan menguasai pasar. Dumping ini bisa dilakukan jika
terdapat aturan/hambatan yang jelas dan tegas sehingga konsumen di dalam negeri
tidak mampu membeli barang yang didumping dari luar negeri.
D. Faktor
a. Pendorong:
o Perbedaan sumber daya alam
o Perbedaan sumber daya manusia
o Keuntungan dari adanya spesialisasi
o Selera / diferensiasi produk
o Perbedaan teknologi
o Kemampuan Negara memproduksi barang / jasa
o Perbedaan biaya produksi
o Perbedaan sosial dan kebudayaan
b. Penghambat:
o Kebijakan proteksi oleh pemerintah
o Apresiasi mata uang dalam negeri
o Kualitas sumber daya yang rendah
7. o Perbedaan sistem pembayaran antar Negara yang sulit dan resiko tinggi
o Terjadinya perang
o Proteksi wilayah regional
o Jarak antar Negara / biaya transportasi
Biaya transportasi yang tinggi dapat
E. Teori
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I. TEORI KLASIK
• Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan
internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel
riil seperti misalnya nilai suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan
akan makin tinggi nilai barang tersebut (Labor Theory of value).
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai tenaga
kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan
bahwa tenaga kerja itu sifatnya homogeny serta merupakan satu-satunya factor produksi.
Dalam kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, factor produksi tidak hanya satu
dan mobilitas tenaga kerja tidak bebas. dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja
yang homogen menghasilkan dua barang yakni gandum dan pakaian. Untuk
menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan
4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing
membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
8. Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di
Inggris sedang di Amerika hanya 8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika
memerlukan 4 unit tenaga kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini
dapat dikatakan bahwa Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan
Inggris memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan
biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu
apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan
internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan.
• Comparative Advantage : JS Mill
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian
mengekspor suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor
barang yang dimiliki comparative diadvantage(suatu barang yang dapat dihasilkan
dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan
ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja
yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut. Contoh :
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi Amerika Inggris
Gandum 6 bakul 2 bakul
Pakaian 10 yard 6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul karena
absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi
yang penting bukan absolute advantagenya tetapi comparative Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika , dalam produksi gandum 6 bakul
disbanding 2 bakul dari Inggris atau =3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6
yard dari Inggris atau 5/3 : 1. Disini Amerika memiliki comparative advantage pada
produksi gandum yakni 3 : 1 lebih besar dari 5/3 : 1.
Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul disbanding 6 bakul dari Amerika atau 1/3
: 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5: 1. Comparative
9. advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh karena
itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum
untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar
nilai pertukaran (term of Trade ) ditentukan dengan batas – batas nilai tujar masing –
masing barang didalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat
diterangkan oleh teori absolute advantage.
II. COMPARATIVE COST DARI DAVID RICARDO
1. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi
produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat berproduksi relative
lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relative
kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan
bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo adalah cost comparative
advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Negara Produksi 1 Kg gula 1 m Kain
Indonesia 3 hari kerja 4 hari kerja
China 6 hari kerja 5 hari kerja
Indonesia memiliki keunggulan absolute dibanding Cina untuk kedua produk diatas,
maka tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua Negara
melalui spesialisasi jika Negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage
atau labor efficiency.
Berdasarkan perbandingan Cost Comparative advantage efficiency, dapat dilihat bahwa
tenaga kerja Indonesia lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1
Kg gula ( atau hari kerja ) daripada produksi 1 meter kain ( hari bkerja) hal ini akan
mendorong Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula.
Sebaliknya tenaga kerja Cina ternyata lebih effisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia
dalam produksi 1 m kain ( hari kerja ) daripada produksi 1 Kg gula ( hari kerja) hal ini
mendorong cina melakukan spesialisasi produksi dan ekspor kain.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
10. Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat berproduksi
relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif
kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina untuk kedua
produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan
menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memiliki
labor productivity. kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat
menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara. Sedangkan
kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi
walaupun hanya 1 negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan masing-masing dari
negara tersebut memiliki perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production
Comparative Advantage.
Teori ini mencoba melihat kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini
berlandaskan pada asumsi:
1. Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, dimana nilai barang yang
ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk
memproduksinya.
2. Perdagangna internasional dilihat sebagai pertukaran barang dengan barang.
3. Tidak diperhitungkannya biaya dari pengangkutan dan lain-lain dalam hal pemasaran
4. Produksi dijalankan dengan biaya tetap, hal ini berarti skala produksi tidak
berpengaruh.
Faktor produksi sama sekali tidak mobile antar negara. Oleh karena itu , suatu negara
akan melakukan spesialisasi dalam produksi barang-barang dan mengekspornya
bilamana negara tersebut mempunyai keuntungan dan akan mengimpor barang-barang
yang dibutuhkan jika mempunyai kerugian dalam memproduksi.
Paham klasik dapat menerangkan comparative advantage yang diperoleh dari
perdagangan luar negeri timbul sebagai akibat dari perbedaan harga relatif ataupun
tenaga kerja dari barang-barang tersebut yang diperdagangkan.
III. TEORI MODERN
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor
produksi yang relatif melimpah secara intensif
11. Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lain disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan
dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif
adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah
labor intensity atau capital intensity.
A. The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut
teori ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada
suatu titik optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau
dengan biaya minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi
faktor produksi yang dimiliki masing-masing Negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif
banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena
negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula
sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks Leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks, melalui
study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta, fakta itu mengenai
struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor). Amerika serikat tahun 1947 yang
bertentangan dengan teori H-O sehingga disebut sebagai paradoks leontief
12. Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan ternyata
paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu :
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja terdidik
maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara kurang memiliki tenaga
kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC ) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu Negara dengan
sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal ini bentuk PPC akan
tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang digunakan yaitu PPC Constant
cost dan PPC increasing cost
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall dan
Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan kesediaan suatu
Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan barang lainnya pada
berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga factor produksi
tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan harga suatu produk. Pada
akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan comparative advantage dan pola
perdagangan (trade pattern) suatu negara. Kualitas sumber daya manusia dan teknologi
adalah dua faktor yang senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional.
Teori perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer
Curve.
F. Alat Pembayaran
ALAT PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
13. 1. Secara kontan/tunai ( Full Bodied Money)
Pembayaran kontan merupakan membeli barang dengan membayar langsung.
Biasanya dilakukan oleh turis, jamaah haji dan sebagainya.
2. Telegrafik Transfer ( Cabie Order)
Pembayaran dengan cara cek yang diteruskan melalui telegram. Cara ini dilakukan
oleh bank di dalam negeri kepada pelanggan di luar negeri dengan mentransfer
rekening deposito.
3. Wesel ( Bill of Exchange)
Surat perintah pembayaran dari Bank di dalam negeri kepada bank di luar negeri
sesuai dengan tujuan, jumlah uang, dan nama orang yang tertulis di dalam wesel.
4. Cek (Cheque)
Pembayaran ini dilakukan dengan cara importir mengirimkan cek kepada eksportir
melalui bank yang ditunjuk di Negara eksportir. Biasanya bank yang ditunjuk adalah
bank yang mempunyai cabang di Negara importir.
5. Emas
Pembayaran dengan emas sama dengan pembayaran dengan menggunakan barang
biasa.
6. Kompensasi pribadi
Cara ini dilakukan dengan cara mengkompensasikan antara eksportir dengan importir
dalam satu Negara.
7. Letter of Credit (L/ C)
L/ C atau Letter of Credit pada prinsipnya merupakan fasilitas atau jasa untuk
memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi
internasional. Bank, pemberi L/ C memberikan jaminan untuk membayar sejumlah
tertentu kepada pihak lain atas permintaan nasabahnya.
G.Faluta Asing
Pengertian Kurs atau Valuta Asing (Valas) - Valuta asing atau sering disebut
Kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara
14. untuk saling melakukan perdagangan. (Mankiw 2007;128). Kurs sering pula
dikatakan valas ataupun nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara
lain.
Mata uang yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan
hitung dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasional disebut sebagai hard
currency, yaitu mata uang yang nilainya relatif stabil dan kadang-kadang mengalami
apresiasi atau kenaikan nilai dibandingkan dengan mata uang lainnya. Total valas
yang dimiliki oleh pemerintah dan swasta dari suatu negara yang pada umumnya
disebut juga sebagai cadangan devisa negara tersebut yang dapat diketahui dari posisi
Balance of Payment (BOP) atau neraca pembayaran internasionalnya.
Makin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk
suatu negara maka berarti makin besar kemampuan negara tersebut melakukan
transaksi ekonomi dan keuangan internasional dan makin kuat pula nilai mata uang
Kurs Nominal dan Kurs Rill
Kurs nominal (nominal exchange rate) adalah harga relatif dari mata uang dua
negara. Sebagai contoh, jika kurs antara dolar AS dan yen Jepang adalah 120 yen per
dolar, maka anda bisa menukar 1 dolar untuk 120 yen di pasar dunia untuk mata uang
asing. Orang Jepang yang ingin mendapatkan dolar akan membayar 120 yen untuk
setiap dolar yang dibelinya. Orang Amerika akan mendapatkan 120 yen untuk setiap
dolar yang ia bayar. Ketika orang-orang mengacu pada “kurs” di antara kedua negara,
mereka biasanya mengartikan kurs nominal.
Kuras rill (real exchange rate) adalah harga relatif dari barang-barang kedua
negara. Yaitu, kurs rill menyatakan tingkat dimana kita bisa memperdagangkan
barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Kurs rill
kadang-kadang disebut terms of trade.
Untuk melihat hubungan antara kurs rill dan kurs nominal, perhatikanlah
sebuah barang yang diproduksi di banyak negara yakni mobil. Anggaplah harga mobil
Amerika $10.000 dan harga mobil Jepang 2.400.000 yen. Untuk membandingkan
harga dari kedua mobil tersebut, kita harus mengubahnya menjadi mata uang umum.
Jika satu dolar bernilai 120 yen, maka harga mobil Amerika adalah 1.200.000 yen.
Membandingkan harga mobil Amerika (1.200.000 yen) dan harga mobil Jepang
15. (2.400.000 yen), kita menyimpulkan bahwa harga mobil Amerika separuh dari harga
mobil Jepang. Dengan kata lain, pada harga berlaku, kita bisa menukar 2 mobil
Amerika untuk 1 mobil Jepang.
Dalam perhitungan hal ini dapat di ringkas menjadi :
Kurs Rill = Kurs Nominal x Harga Barang Domestik
--------------------------------------------
Harga Barang Luar negeri
Tingkat dimana kita memperdagangkan barang domestik dan barang luar
negeri bergantung pada harga barang dalam mata uang lokal dan pada tingkat dimana
mata uang dipertukarkan.
Perhitungan kurs rill untuk barang tunggal ini menjelaskan bagaimana kita
seharusnya mendefenisikan kurs rill untuk kelompok barang yang lebih luas. Kita
nyatakan ℮ sebagai kurs nominal (jumlah yen per dolar), P adalah tingkat harga di
Amerika serikat (diukur dalam dolar), dan P* adalah tingkat harga di Jepang (diukur
dalam yen). Maka kurs rill Є adalah
Kurs rill = Kurs Nominal x Rasio Tingkat Harga
Є = ℮ x (P/P*)
Kurs rill di antara kedua Negara dihitung dari kurs nominal dan tingkat harga
di kedua Negara. Jika kurs rill tinggi . barang-barang luar negeri relatif murah, dan
barang-barang domestik relatif mahal. Jika kurs rill rendah, barang-barang luar negeri
relatif mahal, dan barang-barang domestik relatif murah.
Penentuan Nilai Tukar secara Fundamental
a. Traditional Theories
Traditional Theories terdiri dari Teori Purchasing Power Parity dan Teori
Elastisitas.
1. Teori Purchasing Power Parity
16. Teori ini merupakan teori tertua dan merupakan teori terpopuler. Teori ini
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1556 oleh Martin de Azpilcueta Navarro.
Teori ini berbunyi sebagai berikut: “The price of a good in one country should
equal the price of the same good in another country, exchanged at the current rate.”
(Luca, 1995)
Teori ini menyatakan bahwa harga barang di suatu Negara harus sama dengan
harga barang serupa di Negara lain sesuai dengan tingkat nilai tukar yang berlaku
antarkedua negara tersebut. Teori ini disebut The Law of One Price.
Contoh: harga sepotong roti di Amerika Serikat adalah 1 Dolar AS. Apabila
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang berlaku saat ini adalah Rp 8.000,00/USD,
menurut asumsi The Las of One Price, harga sepotong roti di Indonesia harus Rp
8.000,00. Jadi, di mana pun kita membeli roti, apakah itu di Amerika Serikat atau di
Indonesia, harganya adalah sama, sesuai dengan perbandingan tingkat nilai tukar yang
berlaku antarkedua Negara tersebut.
2. Teori Elastisitas
“Exchange rate is simply the price of foreign exchange which maintains the
balance payment in equilibrium.” (Luca, 1995)
Teori elastisitas mengatakan bahwa nilai tukar adalah harga dari valuta asing
untuk mempertahankan neraca pembayaran internasional suatu negara agar tetap
berada pada tingkat ekuilibrium. Dengan kata lain, respons nilai tukar terhadap
perubahan dalam neraca perdagangan sangat dipengaruhi oleh elastisitas permintaan
terhadap perubahan harga. Jika elastisitas permintaan bersifat inelastis, pengaruh
penurunan impor dan kenaikan ekspor dalam neraca pembayaran internasional akan
sangat kecil. Akibatnya, nilai tukar harus melakukan penyesuaian secara tajam untuk
menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional. Jika elastisitas permintaan
bersifat elastis, pengaruh penurunan impor dan kenaikan ekspor akan sangat
berpengaruh bagi keseimbangan neraca pembayaran internasional sehingga hanya
diperlukan sedikit penyesuaian dalam nilai tukar.
17. b. Modern Monetary Theories on Short Term Exchange Rate Volatility
“Modern monetary theories on short term exchange rate volatility take into
consideration the short term capital market` roles and the long term impact of
commodity markets on foreign exchange.” (Luca, 1995)
Teori ini memperhatikan adanya peran pasar modal dalam jangka pendek dan
peran bursa komoditi dalam jangka panjang terhadap fluktuasi nilai tukar. Teori ini
mengatakan bahwa adanya perbedaan nilai tukar dan perbedaan dalam purchasing
power parity adalah karena adanya suatu perubahan dalam permintaan dan penawaran
terhadap asset-aset keuangan.
Dalam pandangan modern, tori Purchasing Power Parity juga diperluas dengan
menyertakan variabel-variabel, seperti jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga,
dan pendapatan riil, dalam menentukan tingkat nilai tukar dua negara.
c. Synthesis of Traditional and Modern Monetary Views
“Since the financial markets adjust faster than the commodities markets, the
exchange rate tends to be affected in the short term by the capital market changes, and
by the commodities changes in the long term.” (Luca, 1995)
Menurut teori ini, dinamika perubahan yang terjadi di pasar keuangan (pasar
modal dan pasar uang) lebih cepat jika dibandingkan dengan perubahan di pasar
barang komoditi. Oleh karena itu, dalam jangka pendek fluktuasi nilai tukar lebih
dipengaruhi oleh perubahan dalam pasar modal dan dalam jangka panjang fluktuasi
nilai tukar dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di pasar barang.
Perubahan Nilai Tukar
Yang menyebabkan fluktuasi nilai tukar adalah perubahan permintaan atau
penawaran dalam bursa vauta asing. Apapun yang menggeser kurva permintaan akan
suatu mata uang ke kanan atau kurva penawaran ke kiri akan mengundang
apresiasimata uang tersebut. Apa saja yang menggeser kurva penawaran ke kiri akan
mengundang depresiasi mata uang tersebut. Ini merupakan teoritis dari Hukum say
yakni
18. ‘Permintaan akan menciptakan penawaran’
Hanya saja hukum ini kali ini diterapkan pada pasar valuta asing. Namun
pergeseran kurva permintaaan dan penawaran akan mengakibatkan perubahan nilai
kurs. Ada banyak yang menjadi penyebabnya, sebagian bersifat sementara dan lainnya
bersifat permanen antara lain;
1. Kenaikan Harga Domestik atas Barang Ekspor
Misalkan nilai peralatan elektronik buatan Amerika yang dinyatakan dalam
dolar naik. Pengaruh terhadap permintaan dolar akan tergantung pada elastisitas
permintaan untuk barang-barang Amerika. Bila permintaan bersifat elastis, barangkali
karena negara-negara lain menawarkan barang yang serupa di pasaran dunia, jumlah
pembelian terhadap barang-barang Amerika akan menyusut, sehingga lebih sedikit
dolar yang akan diminta. Dengan perkataan lain, kurva permintaan dolar akan
bergeser ke kiri dan dolar pun mengalami depresiasi.
Bila permintaan bersifat inelastis, misalnya karena Amerika secara khas
mampu menyediakan barang yang tidak dibayangi oleh barang subsitusi, jumlah yang
dibelanjakan akan lebih banyak, permintaan dolar untuk membayar tagihan yang lebih
banyak akan menggeser kuyrva permintaan ke kanan, dan dolar akan mengalami
apresiasi.
2. Kenaiakan Harga Luar Negeri atas Barang Impor
Akibat kenaikan harga yang besar pada barang impor yang ditawarkan.
Misalkan harga wiski Scotsh dalam nilai Poundsterling melonjak tajam. Asumsikan
juga para peminum Amerika mempunyai permintaan yang elastis terhadap wiski
scotch tersebut, karena mereka dapat dengan mudah beralih ke minuman subsitusi
lainnya. Maka mereka akan membelanjakan lebih sedikit poundsterling untuk wiski
Scotch dibanding sebelumnya. Dengan perkataan lain, mereka harus menawarkan
lebih sedikit dolar ke bursa valuta asing. Kurva penawaran dolar akan bergeser ke kiri,
dan nilai dolar cenderung naik.
3. Aliran Modal
Aliran modal berskala besar dapat berpengaruh kuat pada nilai tukar. Sebagai
contoh, keinginan pengusaha Amerika yang meningkat untuk menanam modal pada
19. aktiva Indonesia akan menggeser kurva penawaran dolar ke kanan dan nilai dolar
akan mengalami depresiasi.
Aliran dana investasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara pengimpor
modal, dan dengan apresiasi mata uang negara pengekspor modal.
4. Perubahan Struktur
Perekonomian dapat mengalami perubahan struktur yang mengubah nilai tukar
ekuilibrium. Perubahan struktur adalah istilah umum yang berlaku bagi perubahan
struktur biaya, penemuan produk baru atau apa saja yang mempengaruhi pola
keunggulan komparatif. Misalnya, bila produk suatu negara tertentu tidak berkembang
secepat di negara lain, permintaan konsumen (pada tingkat harga yang tetap) bergeser
perlahan menjauhi negara pertama menuju negara-negara pesaing yang lebih maju.
Hal ini menyebabkan apresiasi perlahan pada mata uang negara pertama karena
permintaan akan mata uangnya bergeser perlahan ke kiri.
5. Perubahan Tingkat Harga secara Keseluruhan
Perubahan harga barang ekspor tertentu, seperti kalkulator elektronik, terdapat
pula perubahan semua harga yang disebabkan oleh inflasi. Yang menjadi masalah di
sini adalah perubaha tingkat harga domestik relatif terhadap tingkat harga di negara
rekan dagang kita. Perubahan harga dalam persentase yang sama di kedua negara.
Andaikan ada laju inflasi sebesar 10 persen di Amerika maupun Indonesia. Dalam hal
ini, harga barang-barang Indonesia yang dinyatakan dalam rupiah dan harga barang-
barang Amerika yang dinyatakan dalam dolar akan sama-sama naik 10 persen.
Dengan nilai kurs yang berlaku, baik barang Indonesia (yang dinyatakan dalam dolar)
maupun barang Amerika (yang dinyatakan dalam rupiah) masing-masing akan naik
10 persen. Jadi, harga relatif barang impor dan barang yabtg dibuat dalam negeri tidak
akan berubah dikedua negara. Sekarang tidak ada alasan untuk berharap adanya
perubahan permintaan masing-masing negara untuk barang impornya, dengan nilai
tukar semula. Dengan demikian laju inflasi di kedua negaratidak akan mengubah nilai
tukar ekuilibrium. (Argumen ini merupakan basis dari Teori purchasing power parity
yang berlaku pada nilai tukar)
Sistem Nilai Tukar
20. Nilai tukar suatu mata uang di defenisikan sebagai haraga relatif dari suatu
mata uang terhadap mata uang lainnya. Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar
(Kebanksentralan BI,2004), yaitu :
1. Floating Exchange Rate System ‘sitem nilai tukar mengambang’
Pada sistem ini, nilai tukar dibiarkan bergerak bebas sesuai dengan kekuatan
permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar. Dengan demikian, nilai tukar akan
menguat apabila terjadi kelebihan penawaran di atas permintaan, dan sebaliknya nilai
tukar akan melemah apabila terjadi kelebihan permintaan di atas penawaran yanga ada
pada pasar valuta asing. Bank sentral dapat saja melakukan intervensi di pasar valuta
asing, yaitu dengan menjual devisa dalam hal terjadi kekurangan pasokan atau
membeli devisa apabila terjadi kelebihan penawaran untuk menghindari gejolak nilai
tukar yang berlebihan di pasar. Akan tetapi, intervensi dimaksud tidak diarahkan
untuk mencapai target tingkat nilai tukar tertentu atau dalam kisaran tertentu. Namun
ada beberapa Negara yakni Nilai tukar beberapa mata uang utama (major currencies),
seperti Dolar AS, Euro, Mark Jerman, Yen Jepang, Franc Swiss, dan Poundsterling
Inggris, ditentukan oleh kekuatan pasar (market forces) dan dibiarkan mengambang
bebas terhadap mata uang Negara lain. Dalam sistem ini tidak terdapat tindakan
intervensi yang dilakukan pemerintah (Bank Sentral) untuk mempengaruhi nilai
tukarnya.
2. Fixed Exchange Rate System ‘sistem nilai tukar tetap’
Pada sistem ini, nilai tukar atau kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain
ditetapkan pada nilai tertentu misalnya , nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar
Amerika adalah Rp.8000 per dolar. Pada nilai tukar ini bank sentral aka siap untuk
menjual dan membeli kebutuhan devisa untuk mempertahankan nilai tukar yang
ditetapkan. Apabila nilai tukar tersebut tidak dapat dipertahankan, maka bank sentral
dapat melakukan devaluasi * ataupun revaluasi nilai tukar yang ditetapkan.. 3.
Managed floating Exchange Rate System’sistem nilai tukar mengambang terkendali’
Sistem nilai tukar mengambang terkendali merupakan sistem yang berada di
antara kedua sistem nilai tukar di atas. Dalam sistem nilai tukar ini, bank sentral
menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut
intervention band’batas pita intervensi’. Nilai tukar akan ditentukan mekanisme pasar
21. sepanjang berada dalam batas kisaran pita intervensi tersebut. Apabila nilai tukar
menembus batas atas atau batas bawah dari kisaran tersebut, bank sentral akan secara
otomatis melakukan intervensi di pasar valuta asing sehingga nilai tukar bergerak
kembali ke dalam pita intervensi. Bank Sentral tidak menetapkan suatu acuan
tingkat /level nilai tukar tertentu, seperti yang diterapkan oleh sepuluh Negara Eropa
yang tergabung dalam European Monetary System (1992).
H.Devisa
Sumber-Sumber Devisa
Tinggi rendahnya devisa suatu negara sangat dipengaruhi oleh perkembangan
neraca pembayaran suatu negara. Sumber-sumber tersebut, di antaranya berasal dari:
a. Kegiatan ekspor;
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi terbuka kegiatan ekspor
merupakan salah satu andalan bagi negara untuk memperoleh devisa. Semakin banyak
ekspor barang atau jasa semakin besar pemasukan devisa bagi negara.
b. Perdagangan jasa;
Negara-negara yang tidak kaya akan sumber daya alam, biasanya akan
mengandalkan sumber devisanya dari sektor jasa. Hal ini sebagimana dilakukan
Singapura yang mengandalkan jasa perdagangan sebagai sumber utama devisa.
c. Kegiatan pariwisata;
Salah satu sumber devisa adalah dari jasa pariwisata yang diperoleh dari
kunjungan turis mancanegara maupun domestik. Semakin banyak turis yang
berkunjung semakin banyak devisa yang mengalir ke dalam negara tersebut.
d. Pinjaman luar negeri (bantuan luar negeri);
Pinjaman luar negeri merupakan salah satu sumber devisa suatu negara,
terutama negara-negara dunia ketiga/berkembang. Negara-negara ini biasanya sangat
bergantung dari bantuan luar negeri selain sumber-sumber lain.
22. e. Hibah dan hadiah dari luar negeri;
Hibah atau hadiah merupakan sumber devisa bagi suatu negara yang sifatnya
tidak mengikat. Hibah atau hadiah dapat bersumber dari dalam negeri ataupun luar
negeri.
f. Warga negara yang bekerja di luar negeri.
Sumber devisa yang lain adalah dana yang berasal dari warga negara yang
bekerja di luar negeri, seperti TKI atau TKW. Para pekerja ini akan memberikan
kontribusi yang cukup besar terhadap devisa suatu negara melalui uang yang
ditransfer dari asal negara dia bekerja.
Tujuan Penggunaan Devisa
Sesuai dengan fungsinya, devisa digunakan dengan tujuan:
a. Untuk membayar barang-barang konsumsi yang masih diimpor, seperti handphone
dan kain.
b. Untuk membayar barang-barang modal yang masih diimpor, seperti mesin.
c. Untuk membayar jasa-jasa ke luar negeri seperti jasa pelayaran.
d. Untuk membiayai pengiriman tim kesenian dan olahraga.
e. Untuk membiayai perjalanan dinas para pejabat ke luar negeri.
f. Untuk membiayai korps diplomatik di luar negeri.
g. Untuk membiayai para pemuda dan mahasiswa yang belajar di luar negeri.
h. Untuk memberikan sumbangan ke negara-negara lain yang mengalami musibah.
i. Untuk membangun berbagai fasilitas umum di dalam negeri.
I. Neraca Pembayaran
Definisi
Neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer
keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri
(rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Kegunaan Neraca Pembayaran Internasional
23. Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna sebagai
berikut:
1. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara
penduduk dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2. Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu
negara.
3. Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi
internasional.
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5. Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara
donor untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan
neraca pembayaran internasional.
6. Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai
patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga
pendonor seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan
negara asing terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi
adalah sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran yang
defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit.
Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian
dana pinjaman.
6. Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat
inflasi, pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi perekonomian
khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing adalah juga digunakan sebagai
indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda
ketahui bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan
ekonomi, sebenarnya neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi
perkembangan perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui
bahwa suatu negara tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki
sebuah kekuatan ekonomi.
Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional
a. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di
perdagangan internasional,
b. Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c. Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter
dan fiskal,
d. Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai
kewajiban perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta
produksi, dan
e. Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik
perdagangan dan urusan pembayarannya.
24. Konsep Neraca Pembayaran Intenasional
A. Konsep Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
1. Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut
panduan bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca
pembayaran didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2. Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
B. Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a. Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction(transaksi
yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang
sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau
defisit kedua transaksi tersebut.
b. Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain
diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk penghasilan
(income) dan transfer.
c. Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan
jangka panjang.
d. Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-komponen
transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut :
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price
effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan (income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance
effects).
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
25. b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya kegiatan
ekspor dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca pembayaran
internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses penyeimbangan
kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui
perubahan komponen-komponen berikut ini :
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian
dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan
untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan
untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga
pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal. Oleh
karena itu, proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar
dengan menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga
naik, maka nilai investasi akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai
investasi akan meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang
dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah
dalam lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli
oleh pemerintah, artinya semua alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang
diperoleh seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk
selanjutnya pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
Tata Cara Pembayaran Internasional
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau
Commercial draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik
surat wesel atas importer sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya
pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:
- faktur (invoice),
26. - konosemen atau surat muatan (bill of lading),
- daftar isi barang (packing list),
- surat keterangan asal barang (certificate of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence).
Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel) yang ditujukan
kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai
nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel)
pada tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang
sebelum jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan
menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.
b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang
piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang
sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka
Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan
dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat
pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan
oleh eksportir.
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara pembayaran secara
tunai di antaranya sebagai berikut.
- Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang
dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang
yang dipesan
- Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang
diterima.
- Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran
pihak eksportir.
- Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor
(bonafiditasnya) tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh bank
atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir
(menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu:
- opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada
bank
- issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas
permintaan importir.
- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir.
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
27. - L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar sesuai
dengan harga barang melalui bank yang ditunjuk
- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan barang
terlebih dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar
kemudian.
- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal secara cepat
dan tidak dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada Advising Bank
(bank yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada
eksportin sebelum mengapalkan barang-barang ekspor.
- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu
tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan
dokumen.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai transaksi
perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa
adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah
barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai
dengan penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor
melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.
Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.
- Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
- Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual
seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah
dikenal dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan barang titipan untuk
jangka waktu tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko
penjual, sebaiknya menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan
bonded warehouse untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli
membayar kepada bank sejumlah uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan
menyerahkan delivery instruction kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan
barangnya.
Alat Pembayaran Internasional
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi internasional
diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang
disebut dengan devisa. Sistem devisa yang digunakan antara Negara satu dengan negara
lain berbeda-beda, karena setiap Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang
diperlukan dalam perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh
sebagian besar negara di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk
suatu sistem yang disebut system moneter internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata uang,
digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing (exchange rate). Berdasarkan
sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu
devisa umum dan devisa khusus.
28. a. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari
penjualan jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan
permintaan valuta asing di pasar valuta asing.
b. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri.
Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang bertindak sebagai debitur,
bukan oleh permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.
Permintaan akan valuta asing berasal dari:
a. importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu
transaksinya dengan menggunakan mata uang asing,
b. pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk barang-barang
yang diimpor,
c. para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan
kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi pembelian surat berharga
penduduk negara lain atau transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,
d. wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
e. perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan kepada
para pemegang saham di luar negeri.
Penawaran atas valuta asing berasal dari:
a. eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi perdagangan,
b. valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c. wisatawan-wisatawan mancanegara,
d. pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
e. investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri
Komponen Neraca Pembayaran Internasional
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi
internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai
berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-
barang(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi
barang(visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan
transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk
transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang
berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di
negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain.
Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran
bunga dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi
tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang
diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift),
bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan
29. ke negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara
menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan
dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan
dari tangan penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi
penjualan saham atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah
kekuasaannya, maka pos ini dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang
yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi
kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka
panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman
jangka panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi
transaksi pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka
panjang, maka pos ini dicatat di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang
jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi
padacurrent account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral)
daninvestment account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka
pendek, dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current
account daninvestment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan
tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary
acomodating.
h. Services Account ( Neraca Jasa)
Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi ekspor
dan impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal – hal berikut:
1. Pembayaran Bunga
2. Biaya transportasi
3. Biaya asuransi
4. Remittance ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi, dll.)
5. Tourism
i. Reserve Cadangan Devisa ( perubahan cadangan devisa)
Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau saldo
devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil penjumlahan saldo current
account dan saldo capital account.
Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang bersangkutan ini pada
dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan
transaksi yang tercatat pada currant account dan capital account.
Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu:
30. a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-
jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan
transaksi unilateral.
b. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan
(asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan
pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi
utang piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.
c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya
rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu
Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.
a. Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi debit
dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam neraca
pembayaran di antaranya sebagai berikut :
Transaksi Debit
1. Neraca Barang
· Impor barang dari negara lain
2. Neraca Jasa
· Pembayaran jasa ke penduduk LN
· Pembayaran biaya pariwisata ke LN
3. Neraca Hasil Modal
· Pembayaran bunga dan deviden
4. Neraca Modal
· Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
· Pembelian obligasi dari LN
Transaksi Kredit
1. Neraca barang
§ Ekspor barang ke negara lain
2. Neraca Jasa
§ Penerimaan jasa dari penduduk LN
§ Penerimaan pariwisata dari LN
3. Neraca Hasil Modal
§ Penerimaan bunga dan deviden
4. Neraca Modal
§ Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5. Neraca Utang Piutang jangka panjang
§ Penjualan obligasi ke LN
b. Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit.
Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan
apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran
31. menunjukkan surplus. Neraca pembayaran suatu negara juga dapat dikatakan seimbang
apabila stok nasional (cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran
modal/pinjaman akomodatif.
Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika mengalami surplus, dan
neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami defisit. Akan tetapi,
tidak selamanya bahwa defisit neraca pembayaran berarti kurang sehat atau
membahayakan. Hal ini harus dilihat pada komponen mana yang mengalami defisit.
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit tersebut harus
ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan cara mencari pinjaman
luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam negeri.
Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada komponen transaksi berjalan, maka
untuk menyehatkan atau menutup defisit tersebut harus diusahakan meningkatkan pada
komponen transaksi berjalan, misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan
sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan
oleh komponen berikut :
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok
nasional berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti
merupakan bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya sendiri
(pinjaman otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.
Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian
Negara
Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat semua
transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca pembayaran
terhadap perekonomian adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs
rupiah mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing
mengalami penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b. Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat
laku terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan
32. Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor
akan mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d. Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga
yang berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi
adalah berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka
tingkat bunga yang berlaku tinggi.
1. Dampak Neraca Pembayaran Surplus
Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat
harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/ menjurus kearah
kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Cadangan devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat
2. Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan
terjadi sebagai berikut:
1. Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor
2. Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
3. Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat
dari PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah
penurunan harga (deflasi).
3. Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus
dalam neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan
demikian akan dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.