SlideShare a Scribd company logo
PERSEDIAAN
PSAK 14
Tugas Kelompok RINGKASAN
Dibuat oleh, Kelompok 7
1. Wahyuni Ramadhani 023.15.4161
2. Ilyasa Arsinggih 023.15.4173
3. Gresy Estepina 023.15.4177
4. Putri Risca Wulandari 023.15.4185
Tugas Mata Kuliah Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Dosen Titut Ayu Gumilang
Universitas Trisakti
PERSEDIAAN
PSAK 14
A. DEFINISI
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva
berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam
proses produksi
B. PENGUKURAN PERSEDIAAN
1. Biaya Pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas
pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara
langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan
biaya pembelian.
Dalam hal biaya pembelian meliputi selisih valuta asing yang timbul secara
langsung dalam perolehan persediaan yang ditagih dalam valuta asing,
diperkenankan sebagai perlakuan alternatif seperti yang diuraikan dalam
PSAK No 10 tentang transaksi dalam mata uang asing. Selisih valuta asing
tersebut terbatas pada yang ditimbulkan dari devaluasi atau depresiasi suata
mata uang yang cukup besar dan terhadap peristiwa tersebut tidak mungkin
dilakukan hedging dan membawa dampak pada hutang yang tidak dapat
diselesaikan dan timbul dari perolehan persediaan yang baru saja dilakukan.
Namun apabila tersedia kesempatan hedging sebelum devaluasi terjadi akan
tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan maka selisih kurs yang timbul
akibat devaluasi tidak boleh diperhitungkan sebagai dari biaya pembelian.
2. Biaya Konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan
unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga
alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam
mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya
produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume
produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan
peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead
produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara
langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume
produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pengalokasikan biaya overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan
pada kapasitas normal fasilitas produksi. Kapasitas normal adalah produksi
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 2
rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim
dalam keadaan normal, dengan memperhitungkan hilangnya kapasitas selama
pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan bila
mendekati kapasitas normal. Pembebanan biaya overhead produksi tetap pada
setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi
atau tidak terpakainya kapasitas pabrik. Biaya overhead yang tidak teralokasi
diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi luar
biasa tinggi, biaya overhead yang dialokasikan pada unit produk diturunkan
agar persediaan tidak dinilai diatas biaya. Biaya overhead produksi variabel
dialokasikan pada unit produk atas dasar penggunaan fasilitas produksi yang
sebenarnya.
3. Biaya Lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya
tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead
nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai
biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan
dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
 Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang
tidak normal;
 Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
 Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk
membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang, dan
 Biaya penjualan.
4. Biaya Persediaan Pemberi Jasa
Persediaan pemberian jasa terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya
personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk
personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga
kerja dan biaya lain yang terkait dengan personalia penjualan an administrasi
umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai biaya
persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya
persediaan pemberi jasa tidak termasuk margin laba atau overhead yang tidak
dapat diatribusikan yng sering merupakan faktor pembebanan harga oleh
pemberi jasa.
5. Teknik Pengukuran Biaya
Metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan
jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal
penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas
kapasitas. Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk
mengukur
persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 3
memiliki marjin yang sehingga tidak praktis menggunakan metode penetapan
biaya lainnya.
6. Rumus Biaya
Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not
interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek
khusus  identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.
Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
1. Masuk pertama keluar pertama / FIFO
2. Rata-rata / Weighted Average
Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan
yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda
diperkenankan. Contoh :
CV Mulia melaporkan transaksi berikut pada 2004:
Tanggal Pembelian Biaya beli
12 Mei 100 unit $1.000
14 Aug 200 unit 2.200
18 Sep 120 unit 1.800
420 unit $5.000
Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan dan menggunakan sistem
persediaan periodik.
Berapa nilai HPP dan persediaan akhir?
A. Metode Average (Weighted)
Data tersedia:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit $1.000
Aug 14 200 unit $2.200
Sep 18 120 unit $1.800
420 unit $5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : $5.000/420 = $11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk
memperoleh HPP: (420-20) x $11.905 = $4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x $11,91 = $238
B. Metode FIFO ( First-In First-Out)
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 4
Data diberikan:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit @ $10 $1.000
Aug 14 200 unit @ $11 $2.200
Sep 18 120 unit @ $15 $1.800
420 $5.000
HPP (FIFO)
$1.000 (100 terjual)
$2.200 (200 terjual)
$1.500 (100 terjual; 20 sisa)
$4.700
7. Nilai Realisasi Neto
Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi
jumlah yang mungkin dapat direalisasi.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan
untuk membuat penjualan.
Estimasi nilai realisasi bersih :
1. Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia
2. Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait
3. Mempertimbangkan tujuan persediaan
Nilai realisasi bersih :
1. Biaya ganti / replacement cost
2. Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan
C. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Sistem pencatatan persediaan
Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya
persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan
perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir.
Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu
tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya
memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif
kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 5
Biaya Barang
Siap Jual
Persediaan
Akhir
HPP
20*$15 =
$300
$4,700
Biaya Barang
Siap Jual
pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris
handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun
nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap
transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun
demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan
adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan
frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
2. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan
secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan
baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan
dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi
persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan
kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan
alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk
mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian
persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode
akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan
melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
D. METODE PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN
Metode yang dapat kita pergunakan, yaitu :
1. Metode FIFO ( First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual terlebih
dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita adalah barang-
barang yang terakhir dibeli oleh kita.
2. Metode LIFO ( Last In First Out )
Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama disebutkan diatas.
Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang yang terakhir kali
dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah barang-barang
yang pertama kali kita beli.
3. Metode rata-rata ( Average Method )
Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan harga
rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara penghitungan yang
berbeda.
Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli barang
secara global.
Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit.
4. Metode idetifikasi khusus.
Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis
barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana
asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut.
E. PENGAKUAN PERSEDIAAN
Didalam PSAK 14 paragraf 33 menyebutkan bahwa jika persediaan dijual, maka jumlah
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 6
tercatat prsediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas
penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi
nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode
terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai
persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto. Diakui sebagai pengurangan
terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Beberapa
persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya.
F. PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN
Laporan keuangan mengungkapkan:
1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk
rumus biaya yang digunakan
2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang
sesuai bagi entitas
3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual
4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan
yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai
pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan
7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang
diturunkan
8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah
yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban
selama periode yang bersangkutan. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan
biaya yang diakui sebgai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya
tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan perubahan jumlah neto
persediaan pada periode tersebut.
G. TANGGAL EFEKTIF
Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2009. Penerapan dini dianjurkan.
RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 7

More Related Content

What's hot

Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
alif radix
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
Judianto Nugroho
 
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biayaDefinisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
Risa Martia
 
Soal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master BudgetSoal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master Budget
Shobrie Hardhi, SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
 
Psak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuanganPsak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuangan
Dr. Zar Rdj
 
Akuntansi Piutang
Akuntansi PiutangAkuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
Fair Nurfachrizi
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
Febriana Kusumaningrum
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Perum Perumnas
 
Bab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable assetBab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable asset
AndiErwinGhozali
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
Nadia Amelia
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856Sefri Yunita
 
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi PertanggungjawabanInformasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Zombie Black
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahahcitra Joni
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
Trisna Wahyuni
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjono
Wenni Gan
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
jhumanangshare
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)
budi Yulian
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Rahmatia Azzindani
 

What's hot (20)

Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrsCh16 dilutive sucurities kieso ifrs
Ch16 dilutive sucurities kieso ifrs
 
Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5Akuntansi Biaya 5#5
Akuntansi Biaya 5#5
 
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biayaDefinisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
Definisi, proses pembebanan dan perilaku biaya
 
Soal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master BudgetSoal Penyusunan Master Budget
Soal Penyusunan Master Budget
 
Psak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuanganPsak 71 instumen keuangan
Psak 71 instumen keuangan
 
Akuntansi Piutang
Akuntansi PiutangAkuntansi Piutang
Akuntansi Piutang
 
SIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus KonversiSIA - Siklus Konversi
SIA - Siklus Konversi
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
Bab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable assetBab 15 intangiable asset
Bab 15 intangiable asset
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
34020 7-853463552856
34020 7-85346355285634020 7-853463552856
34020 7-853463552856
 
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi PertanggungjawabanInformasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
 
Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3Sekuritas Dilutif Bag 3
Sekuritas Dilutif Bag 3
 
Psak 102 murabahah
Psak 102 murabahahPsak 102 murabahah
Psak 102 murabahah
 
aset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasiaset tetap & properti investasi
aset tetap & properti investasi
 
bab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjonobab10 laba (income) buku suwardjono
bab10 laba (income) buku suwardjono
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)Akuntansi manajemen[7] (1)
Akuntansi manajemen[7] (1)
 
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutangInstrumen keuangan,kas,dan piutang
Instrumen keuangan,kas,dan piutang
 

Similar to Resume 1 psak 14 persediaan

Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruPertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
DarmansyahHS
 
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
DessyNoorFarida1
 
Akuntansi Biaya 1.pptx
Akuntansi Biaya 1.pptxAkuntansi Biaya 1.pptx
Akuntansi Biaya 1.pptx
SantiYulianti13
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
joni201112281
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
ssuserbcb604
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
Nony Saraswati Gendis
 
Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptx
MiaAdinda3
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
Judianto Nugroho
 
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya   (2) Konsep BiayaMgt Biaya   (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya (2) Konsep Biayamondru mondru
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
NursinTahitu
 
AKUNTANTANSI BIAYA
AKUNTANTANSI BIAYA AKUNTANTANSI BIAYA
AKUNTANTANSI BIAYA
Agus arwani
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Ika Putri
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
Lilia Pascariani
 
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxKELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
ssuser28d19b
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Muhammad Fajar
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
Ani Andiyani
 
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen PersediaanBab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Fitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses donePerhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Reza Aprianti
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Mandiri Sekuritas
 
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi BiayaKonsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
DR. (cand) Erwi Yuliansyah, S.E., MBA., QWM
 

Similar to Resume 1 psak 14 persediaan (20)

Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baruPertemuan 1 dan_2_akbi-baru
Pertemuan 1 dan_2_akbi-baru
 
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
1.-Pengertian-Akuntansi-biaya_.ppt
 
Akuntansi Biaya 1.pptx
Akuntansi Biaya 1.pptxAkuntansi Biaya 1.pptx
Akuntansi Biaya 1.pptx
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdfMK_8 Perush.Manufaktur.pdf
MK_8 Perush.Manufaktur.pdf
 
Sistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi BiayaSistem Akuntansi Biaya
Sistem Akuntansi Biaya
 
Akuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptxAkuntansi biaya bab 2.pptx
Akuntansi biaya bab 2.pptx
 
Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5Akuntansi Biaya 2#5
Akuntansi Biaya 2#5
 
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya   (2) Konsep BiayaMgt Biaya   (2) Konsep Biaya
Mgt Biaya (2) Konsep Biaya
 
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptxTemu-4-Process-Costing (1).pptx
Temu-4-Process-Costing (1).pptx
 
AKUNTANTANSI BIAYA
AKUNTANTANSI BIAYA AKUNTANTANSI BIAYA
AKUNTANTANSI BIAYA
 
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.pptSistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
Sistem-Informasi-Akuntansi-Pertemuan-10.ppt
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
 
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptxKELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
KELOMPOK 1 BAB PENCATATAN DAN SISTEM BIAYA PRODUKSI - 17 Mar 23.pptx
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
Bab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen PersediaanBab. 14 Manajemen Persediaan
Bab. 14 Manajemen Persediaan
 
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses donePerhitungan biaya pesanan & biaya proses done
Perhitungan biaya pesanan & biaya proses done
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi BiayaKonsep Dasar Akuntansi Biaya
Konsep Dasar Akuntansi Biaya
 

Recently uploaded

BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
nugrohoaditya12334
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
azfikar96
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
RaraStieAmkop
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
WiwikDewiSusilawati
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
ssuser781f6d1
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 

Recently uploaded (15)

BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptxPPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
PPT Kelompok BAB III PENGGUNAAN BMN DAN BMD.pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptxPPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
PPT Data Ekonomi Wilayah SULTRA_Andi Zulfikar.pptx
 
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptxmateri perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
materi perkuliahan ppt pengendalian intern.pptx
 
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdfMateri Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
Materi Presentasi Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Pusat tanggal 6 Mei 2024.pdf
 
Good Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run withGood Ethic will create good business to run with
Good Ethic will create good business to run with
 
AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 

Resume 1 psak 14 persediaan

  • 1. PERSEDIAAN PSAK 14 Tugas Kelompok RINGKASAN Dibuat oleh, Kelompok 7 1. Wahyuni Ramadhani 023.15.4161 2. Ilyasa Arsinggih 023.15.4173 3. Gresy Estepina 023.15.4177 4. Putri Risca Wulandari 023.15.4185 Tugas Mata Kuliah Standar Akuntansi Keuangan Indonesia Dosen Titut Ayu Gumilang Universitas Trisakti
  • 2. PERSEDIAAN PSAK 14 A. DEFINISI Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva: a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi B. PENGUKURAN PERSEDIAAN 1. Biaya Pembelian Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat didistribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Dalam hal biaya pembelian meliputi selisih valuta asing yang timbul secara langsung dalam perolehan persediaan yang ditagih dalam valuta asing, diperkenankan sebagai perlakuan alternatif seperti yang diuraikan dalam PSAK No 10 tentang transaksi dalam mata uang asing. Selisih valuta asing tersebut terbatas pada yang ditimbulkan dari devaluasi atau depresiasi suata mata uang yang cukup besar dan terhadap peristiwa tersebut tidak mungkin dilakukan hedging dan membawa dampak pada hutang yang tidak dapat diselesaikan dan timbul dari perolehan persediaan yang baru saja dilakukan. Namun apabila tersedia kesempatan hedging sebelum devaluasi terjadi akan tetapi kesempatan tersebut tidak dimanfaatkan maka selisih kurs yang timbul akibat devaluasi tidak boleh diperhitungkan sebagai dari biaya pembelian. 2. Biaya Konversi Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung. Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi. Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik. Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Pengalokasikan biaya overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas normal fasilitas produksi. Kapasitas normal adalah produksi RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 2
  • 3. rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memperhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana. Tingkat produksi aktual dapat digunakan bila mendekati kapasitas normal. Pembebanan biaya overhead produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya kapasitas pabrik. Biaya overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi luar biasa tinggi, biaya overhead yang dialokasikan pada unit produk diturunkan agar persediaan tidak dinilai diatas biaya. Biaya overhead produksi variabel dialokasikan pada unit produk atas dasar penggunaan fasilitas produksi yang sebenarnya. 3. Biaya Lain Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini. Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan. Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:  Jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;  Biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;  Biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan sumbangan untuk membuat persediaan berada dalam lokasi dan kondisi sekarang, dan  Biaya penjualan. 4. Biaya Persediaan Pemberi Jasa Persediaan pemberian jasa terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lain yang terkait dengan personalia penjualan an administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk margin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yng sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa. 5. Teknik Pengukuran Biaya Metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilitas kapasitas. Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk mengukur persediaan yang variasinya demikian banyak dan cepat berubah, serta RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 3
  • 4. memiliki marjin yang sehingga tidak praktis menggunakan metode penetapan biaya lainnya. 6. Rumus Biaya Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus  identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing. Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya : 1. Masuk pertama keluar pertama / FIFO 2. Rata-rata / Weighted Average Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan. Contoh : CV Mulia melaporkan transaksi berikut pada 2004: Tanggal Pembelian Biaya beli 12 Mei 100 unit $1.000 14 Aug 200 unit 2.200 18 Sep 120 unit 1.800 420 unit $5.000 Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan dan menggunakan sistem persediaan periodik. Berapa nilai HPP dan persediaan akhir? A. Metode Average (Weighted) Data tersedia: Tanggal Pembelian Biaya Mei 12 100 unit $1.000 Aug 14 200 unit $2.200 Sep 18 120 unit $1.800 420 unit $5.000 Langkah: 1. Hitung biaya rata-rata per unit : $5.000/420 = $11.905 2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual untuk memperoleh HPP: (420-20) x $11.905 = $4.762 3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x $11,91 = $238 B. Metode FIFO ( First-In First-Out) RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 4
  • 5. Data diberikan: Tanggal Pembelian Biaya Mei 12 100 unit @ $10 $1.000 Aug 14 200 unit @ $11 $2.200 Sep 18 120 unit @ $15 $1.800 420 $5.000 HPP (FIFO) $1.000 (100 terjual) $2.200 (200 terjual) $1.500 (100 terjual; 20 sisa) $4.700 7. Nilai Realisasi Neto Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi. Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Estimasi nilai realisasi bersih : 1. Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia 2. Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang langsung terkait 3. Mempertimbangkan tujuan persediaan Nilai realisasi bersih : 1. Biaya ganti / replacement cost 2. Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan penjualan C. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN Sistem pencatatan persediaan Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah: 1. Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 5 Biaya Barang Siap Jual Persediaan Akhir HPP 20*$15 = $300 $4,700 Biaya Barang Siap Jual
  • 6. pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail. 2. Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave). Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode. D. METODE PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN Metode yang dapat kita pergunakan, yaitu : 1. Metode FIFO ( First In First Out ) Dalam metode ini, barang yang pertama kali masuk dianggap dijual terlebih dahulu. Jadi harga barang yang masih tersisa di persediaan kita adalah barang- barang yang terakhir dibeli oleh kita. 2. Metode LIFO ( Last In First Out ) Metode ini merupakan kebalikan dari metode yang pertama disebutkan diatas. Jadi barang yang pertama kali dijual justu adalah barang yang terakhir kali dibeli. Dan barang yang masih ada di persediaan kita adalah barang-barang yang pertama kali kita beli. 3. Metode rata-rata ( Average Method ) Nilai persediaan barang yang ada di unit usaha kita dihitung berdasarkan harga rata-rata pembelian. Dalam metode ini terdapat dua cara penghitungan yang berbeda. Rata-rata sederhana, Nilai rata-rata ditentukan dari rata-rata harga beli barang secara global. Rata-rata tertimbang, niali rata-rata per unit. 4. Metode idetifikasi khusus. Dalam metode ini penilaian barang sesuai dengan nilai masing-masing jenis barang yang ada. Jadi dalam metode ini setiap barang haruslah jelas darimana asal-usulnya serta harga yang diperoleh ketika pembelian barang tersebut. E. PENGAKUAN PERSEDIAAN Didalam PSAK 14 paragraf 33 menyebutkan bahwa jika persediaan dijual, maka jumlah RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 6
  • 7. tercatat prsediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan dibawah biaya perolehan menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi neto. Diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke pos aset lainnya. F. PENGUNGKAPAN PERSEDIAAN Laporan keuangan mengungkapkan: 1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan 2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas 3. Jumlah tercatat persediaan dan jumlah dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual 4. Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan 5. Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan 6. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan 7. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan 8. Jumlah tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas. Beberapa entitas mengadopsi suatu format laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan. Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebgai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan perubahan jumlah neto persediaan pada periode tersebut. G. TANGGAL EFEKTIF Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2009. Penerapan dini dianjurkan. RINGKASAN SAKI KELOMPOK 7 7