3. Judul Resensi : Kata dan Pilihan Kata
Judul Buku : Diksi dan Gaya Bahasa
Penulis : Dr. Gorys Keraf
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Kategori Buku : Nonfiksi
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 1999
Harga Buku : Rp 24.000,00
Tebal Buku : 155 Halaman
4. Buku Diksi dan Gaya Bahasa ini adalah lanjutan dari buku
Komposisi, yang saat ini sudah mengalami ulang-cetak yang
keenam. Diksi dan Gaya Bahasa mencoba memperkenalkan
komposisi dilihat dari segi retorika. Sebagai landasan komposisi
ilmiah, disamping hal-hal yang telah dikemukakan dalam buku
Komposisi, seorang penulis harus memperhatikan pula masalah
Diksi dan Gaya Bahasa, serta masalah Eksposisi, Argumentasi,
Deskripsi, dan Narasi. Buku ini secara khusus mengetengahkan
masalah
Diksi
dan
Gaya
Bahasa.
5. Untuk dapat menulis sebuah karangan – baik fiksi maupun
ilmiah – tentulah dibutuhkan persyaratan tertentu antara lain:
seseorang harus mampu memilih kata-kata yang tepat, harus luas
kosa katanya, harus mampu menggunakan kamus yang ada, dan lainlain. Disamping itu, seorang penulis harus mampu mengungkapkan
maksud dengan gaya bahasa yang cocok dan tepat.
Buku ini mengandung penjelasan mengenai apa itu retorika, kata dan
pilihan kata, kamus sebagai sumber diksi, perluasan kosa kata,
pendayagunaan kata dan ketepatan pilihan kata, pendayagunaan dan
kesesuaian pilihan kata, serta tentang gaya bahasa.
6. Buku yang ditulis oleh seorang Doktor kelahiran 17 November
1936 dalam bidang linguistik lulusan Universitas Indonesia (1978) dengan
disertasi Morfologi Lamalera ini, telah mengalami ulang-cetak yang
keenam belas. Disamping menjadi koordinator Mata Kuliah bahasa
Indonesia dan Retorika di Fakultas Ilmu-ilmu Sosial UI, beliau adalah
pengajar tetap di Fakultas Sastra UI (sejak 1963).
Karya yang telah ditulis oleh Doktor kelahiran NTT, 17 November
1936 sangat mendapat hati di para pencinta bahasa pada umunya, dan
mahasiswa, guru dan pelajar pada khususnya, diantaranya Tata Bahasa
Indonesia (1970), Komposisi (cetakan pertama 1971, cetakan keenam
1980), Eksposisi dan Deskripsi (1983) dan Argumentasi dan Narasi
(1982).
7.
8. Bab IV yang bertajuk perluasan kosa kata yang masih melibatkan kamus
sebagai referensi khusus untuk memperluas pengetahuan kosa kata. Dalam
Bab ini dijelaskan perluasan kosa kata dalam tingkat masa kanakkanak, remaja dan dewasa. Apabila pada Bab sebelumnya tidak teradapat
kesimpulan (penutup), pada bab ini penutup ditampilkan oleh penulis, tetapi
tidak
ada
pendahuluan.
9. Bab VI yang menyajikan syarat-syarat kesesuain diksi, membandingkan
antara kata populer dan kata ilmiah. Perbedaan yang sangat jelas antara
ketepatan dan kesesuaian adalah bahwa dalam kesesuaian dipersoalkan:
apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama
dalam semua kesempatan dan lingkungan yang kita masuki. Konsep
penulisan bab ini dimulai dengan pendahuluan, tetapi tidak ditutup dengan
penutup.
Penjelasan
sub
Bab
sangat
terperinci
dan
jelas.
10. Seseorang yang dapat menguasi sejumlah kata dapat mengadakan
komunikasi dengan orang lain, walaupun dengan cara yang terputus
karena tidak menguasai kaidah-kaidah ketata bahasaan.
11. Kelebihan dan Kekurangan
Namun, tak ada gading yang tak retak. Meski sitematika penulisannya yang
bagus, sayangnya buku ini belum bisa digunakan oleh semua kalangan.
Pelajar SMA misalnya. Sebab kata-kata yang tergores di dalam buku ini bisa
dibilang sukar dimengerti sekilas. Jadi perlu kecermatan lebih untuk dapat
memahaminya.
Sesuai dengan visi dan misi pengarang yang menyatakan bahwa “Mengenal
dan mengetahui isi buku ini memungkinkan seseorang lebih mampu
mengahayati tulisan-tulisan yang dibacanya”. Persyaratan itulah, yang menjadi
titik berat pembahasan buku Diksi dan Gaya Bahasa. Sayangnya, buku ini tidak
mempunyai format yang jelas pada setiap Bab, terkadang Bab mempunyai
pendahuluan, tetapi tidak mempunyai penutup atau sebaliknya, bahkan ada
yang sama sekali tidak memakainya. Sebelum membaca buku ini, sebaiknya
pembaca mencermati secara seksama kata pengantar sebab penulis
menjelaskan sejarah singat terbitnya Diksi dan Gaya Bahasa.