CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
Majas Makalah
1. MAKALAH
BAHASA INDONESIA
“MAJAS”
Dosen Pengampu
H.M. Tabah, M.Pd.
Disusun Oleh:
Zulfiyah Puteri Nur’aini (22.12.01.01. 7365)
Siti Nur Diana (22.12.01.01.7367)
Zulvia (22.12.01.01. 7366)
Moh. Hasan (22.12.01.01. 7465)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
2023-2024
2. I
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan
rahmatnya makalah “Majas” untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia ini telah
kami selesaikan.
Dengan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat di terima dan membawa
manfaat besar serta memberikan nuansa baru bagi pihak yang berkecimpung dalam dunia ilmu
Bahasa Indonesia. Sebagai penyusun kami menyadari dalam proses penyusunan makalah
“Majas” ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, tetapi berkat bantuan dan kerjasamanya
serta kekompakan kelompok kami alhamdulillah segala hambatan itu dapat teratasi. Dan kami
ucapkan terima kasih kepada Ustad M.H. Tabah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu dan pengarahan.
Akhirnya, jikalau dalam makalah ini ada hal-hal yang kurang berkenan ataupun bahkan
tidak sesuai menurut pengamatan pembaca kami mohon maaf, dan dengan lapang dada kami
akan menerima kritik dan saran demi pembenahan makalah kami selanjutnya, terima kasih
kami harap dari makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Kraksaan, 12 Juni 2023
Penyusun
3. II
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. I
Daftar isi ............................................................................................................................ II
Bab I Pendahuluan .......................................................................................................... 1
A. Latar belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 1
Bab II Pembahasan........................................................................................................... 3
A. Pengertian majas ..................................................................................................... 3
B. Macam-macam majas ............................................................................................. 4
Bab III Penutup................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 10
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara
dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca. Kata
retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa
yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh
karena itu aneka ragam majas sangat penting serta harus dikuasai benar-benar oleh
orang-orang yunani dan romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.
Majas, kiasan atau "figure of speech" adalah bahasa kias, bahasa indah yang
dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda
atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat merubah
serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu. Majas dapat dijadikan sebagai cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase, klausa, dan kalimatnya.
Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak sembarang
kita mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki maksud tersendiri,
karena di dalam majas itu sendiri terdapat banyak macam- macamnya. Berkenaan
dengan hal tersebut, perlu disusun sebuah makalah yang mampu menjadi wahana para
pelajar, mahasiswa, penulis baik novel ataupun penulis puisi untuk memperoleh
wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan tentang majas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam
penulisan ini dapat kami rumuskan sebagai berikut.
1. Apa itu majas ?
2. Apa saja macam-macam majas ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia,
juga memiliki tujuan yang di tunjukkan kepada pembaca :
1. Menjelaskan ap aitu majas
2. Apa saja macam-macam majas
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Majas
Majas merupakan salah satu unsur yang menarik dalam sebuah bacaan.
Pengarang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menuangkan setiap ide tulisannya.
Setiap tulisan yang dihasilkan nantinya mempunyai gaya yang dipengaruhi oleh
penulisnya, sehingga dapat dikatakan, watak seorang penulis sangat mempengaruhi
sebuah karya yang dihasilkannya. Majas atau Gaya bahasa dapat dilihat dari dua sudut
pandang yang berbeda, yakni dari segi non bahasa dan dari segi bahasa. Dari segi
nonbahasa, gaya dapat dikategorikan berdasarkan pengarang, waktu, media,
permasalahan, tempat, tujuan, dan sasaran, sementara itu dari segi bahasa, gaya bahasa
dikategorikan berdasarkan pilihan kata, pilihan nada, struktur kalimat, dan
penyampaian kalimat.
Menurut Keraf pengertiaan gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam
retorika dengan istilah style. Kata style itu sendiri berasal dari kata Latin stilus yang
berarti semacam alat untuk menulis pada lempengan lilin. Majas atau Gaya bahasa
adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan
jiwa kepribadian penulis atau pemakai bahasa. Sama halnya dengan Keraf, dalam
memberikan pengertian terhadap gaya bahasa. Dalam kaitannya dengan gaya bahasa
terdapat istilah-istilah lain yang mungkin muncul, di antaranya: seni bahasa, estetika
bahasa, kualitas bahasa, ragam bahasa, gejala bahasa, dan rasa bahasa. Dua istilah
pertama memiliki penertian yang hampir sama yaitu bahasa dalam kaitannya dengan
ciri-ciri keindahan sehingga identik dengan gaya bahasa itu sendiri. Kualitas bahasa
berkaitan dengan nilai penggunaan bahasa secara umum, termasuk ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa adalah genre (jenis sastra). Gejala bahasa dalam pengertian sempit
menyangkut perubahan (penghilangan, pertukaran) dalam sebuah kata, sedangkan
dalam pengertian luas menyangkut berbagai bentuk perubahan bahasa baik lisan
maupun tulis, majas termasuk dalam gejala bahasa yang paling khas.
Style ditandai oleh ciri-ciri formal kebahasaan seperti pemilihan kata, struktur
kalimat, bentuk-bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dan lain-lain. Gaya bahasa
dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang. Pandangan terhadap gaya bahasa
dapat dibedakan dari jenisnya dibagi menjadi dua segi yakni segi non bahasa dan segi
bahasa. Guna melihat gaya secara luas, maka pembagian berdasarkan masalah non
6. 3
bahasa tetap diperlukan, namun gaya bahasa dilihat dari aspek kebahasaan lebih
diperlukan.1
B. Macam-Macam Majas
Macam-macam majas dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu , majas perbandingan,
majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan.
1. Majas perbandingan
Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk
menyandingkan atau membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui
proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas
perbandingan, teman-teman akan menjumpai beberapa jenisnya.
a. Personifikasi
Gaya bahasa ini menggantikan fungsi benda mati yang dapat
bersikap layaknya seperti sifat manusia. Contohnya, badai mengamuk,
badai sangat dahsyat seolah-olah seperti orang mengamuk.
b. Metafora
Metafora ini seperti halnya sebuah objek yang bersifat sama
dengan pesan yang ingin di sampaikan dalam bentuk ungkapan.
Contohnya, pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari direktur
perusahaan tersebut.
c. Asosiasi
Membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama
dengan pemberian kata sambung bagaikan, baik,ataupun
seperti.contohnya, kakak beradik itu bagaikan pinang dibelah dua.
Artinya kedunya memiliki wajah yang sanagt mirip.
d. Hiperbola
Mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan
hamper tidak masuk akal. Contohnya, orang tuanya memeras keringat
agar anak tersebut dapat terus bersekolah. Memeras keringat artinya,
bekerja dengan keras.
1
Surianti Nafinuddin, ‘Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulangan, Majas Pertautan)’,
Researchgate.Net, 2020, 1–2.
7. 4
e. Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang
baik dengan padanan yang lebih halus. Contoh: Tiap universitas dan
perusahaan sekarang diwajibkan menerima difabel. Difabel
menggantikan frasa “orang cacat”.
f. Metonimia
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk
pada pada benda umum. Contoh: Supaya haus cepat hilang, lebih baik
minum Aqua. Aqua di sini merujuk pada air mineral.
g. Simile
Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan
bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile bukan
membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan
sebuah kegiatan dengan ungkapan. Contoh: Kelakuannya bagaikan anak
ayam kehilangan induknya.
h. Alegori
Yaitu enyandingkan suatu objek dengan kata-kata kiasan.
Contoh: Suami adalah nakhoda dalam mengarungi kehidupan berumah
tangga. Nakhoda yang dimaksud berarti pemimpin keluarga.
i. Sinekdok
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro
toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars pro toto merupakan
gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan
keseluruhan sebuah benda. Sementara itu, sinekdok totem pro parte
adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan
untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
Contoh: Pars pro Toto: Hingga bel berbunyi, batang hidung Renizbelum
juga kelihatan.
Totem pro Parte: Indonesia berhasil menjuarai All England hingga
delapan kali berturutturut.
j. Simbolik
Gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan sikap
makhluk hidup lainnya dalam ungkapan. Contoh: Perempuan itu
memang jinak-jinak merpati.
8. 5
2. Majas pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-
kata kias yang bertentangan dengan maksud asli yang penulis curahkan dalam
kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai
berikut.
a. Litotes
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan,
litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan diri, meskipun
kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya.
Contoh: Selamat datang ke gubuk kami ini. Gubuk memiliki artian
sebagai rumah.
b. Paradoks
Yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang
berkebalikannya. Contoh: Di tengah ramainya pesta tahun baru, aku
merasa kesepian.
c. Anitetis
Yaitu memadukan pasangan kata yang artinya bertentangan.
Contoh: Film tersebut disukai oleh tua-muda.
d. Kontradiksi interminis
Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan
sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti kecuali atau
hanya saja.Contoh: Semua masyarakat semakin sejahtera, kecuali
mereka yang berada di perbatasan.
3. Majas sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk
menyindir seseorang ataupun perilaku dan kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga
subjenis, yaitu sebagai berikut.
a. Ironi
Yaitu menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta
yang ada. Contoh: Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari
bagian kasur yang bisa ditiduri.
b. Sinisme
Yaitu menyampaikan sindiran secara langsung. Contoh:
Suaramu keras sekali sampai telingaku berdenging dan sakit.
9. 6
c. Sarkasme
Yaitu menyampaikan sindiran secara kasar. Contoh: Kamu
hanya sampah masyarakat tahu!
4. Majas penegasan
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan
meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar menyetujui sebuah ujaran
ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai
berikut.
a. Pleonasme
Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga
terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk menegaskan
suatu hal. Contoh: Ia masuk ke dalam ruangan tersebut dengan
wajah semringah.
b. Repitisi
Gaya bahasa ini mengulang kata-kata dalam sebuah kalimat.
Contoh: Dia pelakunya, dia pencurinya, dia yang mengambil
kalungku.
c. Retorika
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang
tidak perlu dijawab. Contoh: Kapan pernah terjadi harga barang
kebutuhan pokok turun pada saat menjelang hari raya?
d. Klimaks
Yaitu mengurutkan sesuatu dari tingkatan rendah ke tinggi.
Contoh: Bayi, anak kecil, remaja, orang dewasa, hingga orang tua
seharusnya memiliki asuransi kesehatan.
e. Antiklimaks
Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks
menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu tingkatan dari tinggi
ke rendah. Contoh: Masyarakat perkotaan, perdesaan, hingga yang
tinggi di dusun seharusnya sadar akan kearifan lokalnya masing-
masing.
f. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-
ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang berbeda. Jika
10. 7
pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika
kata yang diulang ada di bagian akhir kalimat, disebut sebagai
epifora.
Contoh majas: Kasih itu sabar. Kasih itu lemah lembut. Kasih itu
memaafkan.
g. Tautologi
Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan
sebuah kondisi atau ujaran. Contoh: Hidup akan terasa tenteram,
damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling
menyayangi.2
2
Kalimat Efektif and Kalimat Majemuk, ‘Pengertian Majas Macam-Macam Majas Majas Perbandingan’.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Majas merupakan salah satu unsur yang menarik dalam sebuah bacaan.
Pengarang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam menuangkan setiap ide tulisannya.
Setiap tulisan yang dihasilkan nantinya mempunyai gaya yang dipengaruhi oleh
penulisnya, sehingga dapat dikatakan, watak seorang penulis sangat mempengaruhi
sebuah karya yang dihasilkannya
Macam-macam majas ada empat jenis yaitu, majas perbandingan, majas
pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan. Dalam majas perbandinagan ada
sepuluh bagian yaitu personifikasi, metafora, asosiasi, hiperbola, eufemisme,
metonimia,simile, alegori,sinekdok,dan simbolik. Majas pertentangan ada empat
bagian yaitu, litotes, paradoks, antitesis, kontradiksi interminis. Majas sindiran ada
tiga bagian yaitu, ironi,sinisme, sarkasme. Majas penegasan ada tujuh bagian yaitu,
pleonasme, repitisi, retorika, klimaks, antiklimaks, pararelisme, dan tautologi
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Efektif, Kalimat, and Kalimat Majemuk, ‘Pengertian Majas Macam-Macam Majas Majas
Perbandingan’
Nafinuddin, Surianti, ‘Majas (Majas Perbandingan, Majas Pertentangan, Majas Perulangan,
Majas Pertautan)’, Researchgate.Net, 2020, 1–2