Mengenal Gangguan Bipolar [dr. Lahargo Kembaren, SpKJ]Lautan Jiwa
PowerPoint yang dibuat oleh dr. Lahargo Kembaren, SpKJ yang memperkenalkan secara sederhana apa yang menyebabkan seseorang sampai mengalami gangguan jiwa serta menjelaskan apa itu Gangguan Bipolar, disertai episode dan gejala-gejalanya.
Dipresentasikan pada acara Seminar Awam Kesehatan Jiwa tentang "Pengertian, Episode, dan Gejala Gangguan Bipolar" yang diselenggarakan oleh Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 22 Januari 2018 di Wisma Kompas Gramedia, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.
Macam-Macam Gangguan Jiwa - oleh dr. Ida Rochmawati, SpKJ(K)Lautan Jiwa
PowerPoint yang menjelaskan secara dasariah macam-macam gangguan kejiwaan. Berkas dipresentasikan pada Seminar Awam III Tahun II Yayasan Cahaya Jiwa pada tanggal 17 Juli 2017 di Cianjur, Jawa Barat.
3. Depresi unipolar
• Depresi merupakan gangguan mood yang
ditandai dengan gejala emosi, fisiologis
dan perilaku, serta gejala kognitif.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
4. Gejala depresi
Gejala emosi:
• Kesedihan, mood depresif, kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya dilakukan,
mudah marah, mudah tersinggung
Gejala fisiologis dan perilaku:
• Masalah tidur (kurang tidur atau tidur berlebihan), selera makan terganggu, gangguan
psikomotor (gerakan otot), katatonik (dapat berupa tidak mau bergerak sama sekali atau
tidak bisa berhenti bergerak), kelelahan, kehilangan energi
Gejala kognitif:
• Konsentrasi dan atensi (perhatian) menurun, sulit mengambil keputusan, merasa tidak
berharga dan merasa bersalah, kepercayaan diri dan harga diri menjadi rendah, merasa
tidak berdaya, adanya pemikiran mengenai bunuh diri dan kematian, terkadang disertai
juga dengan adanya delusi atau halusinasi dengan tema-tema depresi (delusi dan
halusinasi akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan skizofrenia).
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
5. Diagnosis untuk depresi unipolar
• Ada dua diagnosis yang hanya melibatkan gejala depresi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
unipolar:
– Gangguan depresi mayor
• Diagnosis ini dapat diberikan jika seseorang mengalami mood depresif
atau kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, ditambah
dengan setidaknya 4 gejala lain selama paling tidak 2 minggu berturut-turut.
Gejala-gejala yang dialami pun harus cukup parah hingga
mengganggu fungsi sehari-hari dari orang yang mengalaminya.
– Gangguan distimik
• Gejala depresi yang dialami cenderung lebih ringan daripada gangguan
depresi mayor, tetapi sifatnya lebih kronis. Diagnosis ini dapat diberikan
kepada seseorang yang mengalami mood depresif ditambah dengan 2
gejala lain selama setidaknya 2 TAHUN. Dalam 2 tahun tersebut, orang
tersebut harus setidaknya pernah terbebas dari gejala depresi sama
sekali selama 2 bulan atau lebih, tetapi kemudian gejala tersebut
muncul kembali, seperti datang dan pergi secara konsisten hingga
mencapai 2 tahun.
6. Fakta-fakta mengenai depresi
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Depresi dapat dialami oleh
siapapun, dari latar belakang
usia, jenis kelamin, sosial
ekonomi manapun, tanpa
pandang bulu.
• Setiap orang pasti pernah
mengalami gejala-gejala
depresi dalam hidupnya, dan
ini sangat WAJAR! Tetapi tidak
semuanya sampai dapat
didiagnosis mengalami
gangguan depresi mayor atau
gangguan distimik.
7. Fakta-fakta mengenai depresi
• Orang yang berada pada masa
dewasa muda adalah yang
paling rentan dan banyak
mengalami depresi (terkait
tuntutan hidup yang mulai
berdatangan, harus mulai
bekerja, mulai benar-benar
mandiri dan bertanggung jawab
atas hidup sendiri, memikirkan
pekerjaan, hubungan dengan
lawan jenis, dll).
• Banyak orang yang pernah mengalami depresi selama berbulan-bulan,
akan berkemungkinan mengalami depresi kembali (relapse/
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
kambuh) selama hidupnya.
8. Gangguan mood bipolar
• Gangguan bipolar
– Orang dengan gangguan
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
ini mengalami periode
gejala depresi serta gejala
mania secara bergantian
(oleh karena itu disebut
bipolar, “bi” artinya dua).
9. Diagnosis mania
• Diagnosis mania dapat diberikan jika seseorang menunjukkan mood
yang meningkat drastis selama setidaknya 1 minggu, ditambah
dengan setidaknya 3 gejala berikut ini:
• Mood yang meningkat drastis atau mudah marah
• Merasa sangat percaya diri atau merasa diri sangat hebat
• Kebutuhan tidur berkurang
• Lebih banyak bicara dari sebelumnya, ada dorongan untuk terus berbicara
• Ada lompatan-lompatan ide atau perasaan bahwa pikiran sedang bekerja
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
sangat cepat dan berkejaran
• Sulit konsentrasi, pikiran bercabang-cabang, seperti bingung
• Peningkatan aktivitas yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu
yang tidak masuk akal/ berlebihan
• Terlibat pada aktivitas yang berpotensi membahayakan diri
• Gejala mania yang lebih ringan (tidak parah) dikenal dengan nama:
hipomania.
10. Bipolar I dan Bipolar II
• Ada dua jenis bipolar yang dapat dibedakan berdasakan
ada atau tidaknya episode depresi mayor, kriteria mania,
dan episode hipomania.
Kriteria Bipolar I Bipolar II
Episode depresi mayor Dapat muncul, tetapi tidak
harus ada untuk dapat
diberikan diagnosis ini
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
Episode memenuhi kriteria
penuh untuk mania
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
TIDAK BOLEH ada untuk
dapat diberikan diagnosis ini
Episode hipomania Dapat muncul antara
episode mania parah dan
depresi mayor, tetapi tidak
harus ada untuk diagnosis
ini
HARUS ADA untuk dapat
diberikan diagnosis ini
11. Fakta-fakta seputar gangguan bipolar
• Jumlah orang yang mengalami bipolar lebih
sedikit dibandingkan orang yang mengalami
depresi.
• Laki-laki dan peremuan memiliki peluang yang
sama untuk mengalami gangguan bipolar.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
12. Penyebab: Teori biologis mengenai gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Teori genetik
– Ada gen “gangguan” tertentu yang dimiliki seseorang yang
mengakibatkannya mengalami gangguan depresi atau
bipolar
• Teori neurotransmitter
– Adanya gangguan pada regulasi neurotransmitter dan
reseptor neurotransmitter menyebabkan depresi dan mania.
• Abnormalitas neurofisiologis
– Adanya abnormalitas pada struktur dan fungsi dari daerah-daerah
yang terkait dengan emosi seseorang: prefrontal
cortex, hippocampus, anterior cingulate cortex, dan
amygdala.
• Abnormalitas neuroendokrin
– Orang-orang depresi menunjukkan hiperaktivitas kronis pada
hypothalamic-pituitary adrenal axis, yang bertugas
membantu mengelola respon emosi. Karena hiperaktivitas
tersebut, maka respon emosi menjadi tidak normal.
* Bahasan ini merupakan fokus dari bidang neuropsikologi, pada kuliah ini tidak akan dijelaskan secara detil.
13. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
• Teori perilaku (behavioral)
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
– Teori Lewinsohn:
• Orang dapat menjadi depresi karena mengalami lebih sedikit
kejadian yang mendatangkan konsekuensi positif
(reinforcement positif) dan mengalami lebih banyak kejadian-kejadian
yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Inilah
yang memunculkan depresi dalam diri mereka.
– Teori learned helplessness:
• Orang depresi memiliki kontrol yang minim atas hal-hal yang
terjadi dalam hidupnya, yang kemudian membuat mereka
berpikiran bahwa mereka itu tidak berdaya, dan kemudian
memunculkan gejala-gejala depresi dalam diri mereka.
14. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
• Teori kognitif
– Teori kognitif dari Aaron Beck:
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Orang depresi memiliki pikiran negatif yang mereka
yakini mengenai dirinya, dunia, dan masa depan, dan
keyakinan ini sulit diubah karena orang tersebut
memiliki pikiran-pikiran yang tidak rasional.
– Reformulasi dari teori learned
helplessness:
• Orang depresi memiliki kecenderungan untuk
mengatribukasikan peristiwa-peristiwa yang mereka
alami secara internal kepada dirinya sendiri, yang
berkontribusi pada kemunculan gejala depresi.
– Teori gaya respon ruminasi:
• Orang depresi memiliki kecenderungan untuk berpikir
berlarut-larut (ruminasi) mengenai gejala dan masalah
yang mereka alami.
15. Penyebab: Teori psikologis mengenai gangguan
mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Psikodinamika
– Orang depresi secara tidak sadar menghukum diri
mereka sendiri karena mereka merasa diabaikan oleh
orang lain tetapi tidak dapat menghukum orang
tersebut; ketergantungan yang tinggi kepada orang
lain dan perfeksionisme adalah faktor resiko dari
depresi.
• Teori interpersonal
– Orang yang mengalami depresi biasanya memiliki
hubungan yang buruk dengan orang lain di
sekitarnya (keluarga, pasangan, anak-anak, teman,
kolega, tetangga, dll).
16. Penyebab: Perspektif sosial mengenai gangguan
mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Penelitian menunjukkan bahwa orang
yang berasal dari golongan sosial
ekonomi rendah cenderung lebih
rentan mengalami depresi.
– Hal ini juga terkait dengan temuan
bahwa orang yang berasal dari
golongan sosial ekonomi rendah lebih
rentan mengalami kekerasan dalam
kehidupannya.
• Budaya dengan industrialisasi memiliki
kecenderungan meningkatkan peluang
orang di dalamnya mengalami depresi
daripada yang non-industrialisasi.
• Manifestasi depresi dan mania antar
budaya dapat berbeda satu sama lain.
Penelitian di berbagai tempat dengan
latar belakang budaya berbeda sangat
diperlukan.
17. Terapi biologis untuk gangguan mood
• Medikasi (obat-obatan) menggunakan
antidepresan
– Hanya dapat diberikan oleh psikiater (bukan
psikolog), karena psikiater memiliki latar belakang
pendidikan kedokteran dan berwenang memberi
penanganan dengan obat-obatan.
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
18. Terapi psikologis untuk gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi perilaku
– Meningkatkan konsekuensi positif (reinforcers positif) dan menurunkan
peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan dengan cara mengajarkan orang
depresi mengelola situasi interpersonal yang mereka hadapi dan melakukan
lebih banyak aktivitas yang menyenangkan/ membuat mereka nyaman.
• Terapi kognitif-perilaku
– Terapi ini memiliki prinsip bahwa pikiran yang
dimiliki seseorang dapat mempengaruhi
perasaan dan tindakannya, dan pikiran-perasaan-
tindakan tersebut kemudian akan
saling mempengaruhi satu sama lain.
Menantang pikiran-pikiran yang tidak rasional
dan menolong orang yang mengalami
depresi untuk mempelajari cara berpikir yang
lebih adaptif, serta perilaku yang lebih sehat.
19. Terapi psikologis untuk gangguan mood
Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
• Terapi psikodinamika
– Menolong orang depresi untuk mendapat insight bahwa ia mengalami
kebencian yang tidak ia sadari serta perasaan takut diabaikan yang juga tidak
ia sadari. Hal ini akan memfasilitasi perubahan dalam konsep diri dan perilaku
mereka.
• Terapi interpersonal
– Menolong orang depresi untuk mengubah pola hubungan yang tidak sehat/
disfungsional yang ia miliki agar menjadi lebih sehat.
20. Kuliahkita.com (Psikologi Klinis 2) (E.S. Jaya & R.
Arjadi)
SELESAI
Psikologi Klinis 2 – Pertemuan 2
Oleh:
Edo Sebastian Jaya, M.Psi., Psikolog
Retha Arjadi, M.Psi., Psikolog
Bahan utama:
Nolen-Hoeksema, S. (2007). Abnormal Psychology (5th). New York: McGraw-
Hill.