Dokumen tersebut membahas proses bisnis Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tegal dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Prosesnya dimulai dari satuan kerja membuat tagihan dalam sistem, mencetak Surat Perintah Membayar (SPM), dan menyerahkannya beserta dokumen pendukung ke KPPN. KPPN melakukan penelitian dan pengujian SPM sebelum menerbitkan Surat Perint
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-Daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah.
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Jumlah dana yang dikelola oleh desa semakin meningkat jumlahnya, semakin rawan terjadi penyimpangan. permasalahan terbesar dalam pengelolaan keuangan desa adalah pada proses pengadaan barang jasa
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Disampaikan oleh perwakilan Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu pada Sosialisasi Hukum dan Perundangan terkait Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan. Acara diselenggarakan oleh Pokja AMPL bersama Ditjen PMD Kemendagri, Bali 6-8 September 2007
Jumlah dana yang dikelola oleh desa semakin meningkat jumlahnya, semakin rawan terjadi penyimpangan. permasalahan terbesar dalam pengelolaan keuangan desa adalah pada proses pengadaan barang jasa
TATA CARA PENARIKAN PINJAMAN DAN/ATAU HIBAH LUAR NEGERI
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
1. Pembayaran Langsung (direct payment)
2. Penggantian Pembiayaan Pendahuluan (reimbursement)
3. Letter of Credit
4. Rekening Khusus (special account)
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan aparat pengawasan intern pemerintah. APIP adalah instansi pemerintah yang dibentuk dengan tugas melaksanakan pengawasan intern (audit intern) di lingkungan pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah.
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNAS...Muhammad Rafi Kambara
TRANSAKSI NERACA PEMBAYARAN DAN JENIS-JENIS PERDAGANGAN / TRANSAKSI INTERNASIONAL.docx
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi, yaitu :
1. Transaksi debit, adalah transaksi yang mengakibatkan bertambahnya kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Contoh: Indonesia membeli jasa dari Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk mengadakan pembayaran kepada Malaysia, sehingga transaksi jasa tersebut merupakan transaksi debit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda minus (–).
2. Transaksi kredit, adalah transaksi yang mengakibatkan timbul atau bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
Contoh: Indonesia menjual jasa ke Malaysia, maka transaksi tersebut menimbulkan hak untuk menerima pembayaran dari Malaysia, maka transaksi tersebut merupakan transaksi kredit yang dicatat dalam neraca pembayaran dengan tanda positif (+).
RESUME MATERI MS. ACCESS, APLIKOM
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Microsoft Access 2010 adalah sebuah program database yang dapat mengelolah dan mengorganisir informasi data berbasis RDBMS (Relationship Database Management System). Kemampuannya dapat mengurutkan, mengelompokkan, dan menghapus data dengan mudah.
Area Kerja Access 2010
1.Office Button pengganti menu File yang biasa ditemukan pada aplikasi Microsoft Access.
2.Quick Access Toolbar customizable toolbar yang berisi perintah-perintah penting seperti Save, Undo, Redo dan masih banyak lagi perintah yang dapat ditambahkan sendiri sesuai dengan keperluan.
3.Ribbon pengganti menu bar dan toolbar yang sering ditemukan pada versi Access sebelumnya. Ribbon berbentuk tab yang berisi beberapa Group dan di dalamnya terdapat Command Button.
4.Database Object tempat objek-objek yang telah diaktifkan dan digunakan dalam sebuah database.
5.Object Preview tampilan objek yang diaktifkan seperti Table, Form, Report dan lainnya.
6.View Shortcut fitur dalam Access 2010 yang berguna untuk mengubah tampilan objek dengan mode tertentu sesuai dengan objek yang digunakan.
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU...Muhammad Rafi Kambara
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI
JALUR PENAL MELALUI PEMBAHARUAN RKUHP DENGAN UU TIPIKOR
Disusun oleh:
Ela Amalia
Handinopian
Ismail Imaduddin
Nurul Pratiwi
Muhammad Rafi Kambara
Ratih Listya
Rira Helena
Zaki Dzulfiqar
Dalam menganalisis efektifitas hubungan antara RKUHP dengan UU Tipikor, maka di dalam bab ini akan diuraikan pasal-pasal yang berhubungan antar keduanya. Selanjutnya, hasil analisis akan dituangkan dalam pembahasan di bab selanjutnya. Adapun sebagian pasal-pasal terkait korupsi yang yang termuat dalam Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang tercantum dalam Tabel 001.
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Dua tujuan dalam kebijakan ekonomi yang ingin dicapai namun sering bertentangan adalah inflasi yang rendah dan pengangguran yang rendah. Misalnya, pembuat kebijakan menggunakan kebijakan fiskal / moneter untuk memperbesar permintaan agregat. Kebijakan ini akan menggerakkan perekonomian sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek ke titik output yang lebih tinggi dan tingkat harga yang lebih tinggi.
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENTMuhammad Rafi Kambara
Konsep SCM (Supply Chain Management), BENTUK & MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
• Konsep Supply Chain adalah sistem yang memungkinkan perpindahan barang dari produsen agar hal-hal seperti keterlambatan penyampaian, salah barang, dsb bisa dikurangi atau tidak terjadi. • Konsep lama logistik : sebagai persoalan intern perusahaan dan pemecahannya diutamakan pada pemecahan intern perusahaan. • Konsep baru logistik : dilihat sebagai masalah yang lebih luas sejak dari bahan dasar samapai barang jadi yang dipakai oleh konsumen akhir, sehingga merupakan mata rantai penyediaan barang. • Pengertian SCM menurut para ahli :
MAKALAH SARBANES-OXLEY ACT OF 2002
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Sarbanes-Oxley Act adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002, nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002). Undang-undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap kebijakan atau prosedur pengendalian internal instansi atas belanja subsidi untuk mendeteksi dan mencegah salah saji materil dalam suatu asersi laporan keuangan.
Type of Study
Studying is something that we must do to improve the knowledge, skills through training and experience. Everyone is unique or different, therefore the way to study is also different. As for how a person in studying consists of two types, namely studying alone and studying with grups, between has a distinct effect and advantage.
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARAMuhammad Rafi Kambara
ANALISIS PT BURSA EFEK INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP KEUANGAN NEGARA
Disusun oleh:
- Ama Rohanaya Budiati
- Fajar Firdzatul Nugraha
- Muhammad Rafi Kambara
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi Hambalang
Disusun oleh:
ELA AMALIA
HANDI NOPIAN
ISMAIL IMADUDDIN
MUHAMMAD RAFI KAMBARA
M ZAKI ZULFIQAR R
NURUL PRATIWI
RATIH LISTYAWATI
RIRA HELENA
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode NurhayatiMuhammad Rafi Kambara
Unsur Pasal UU Tipikor dalam Kasus Korupsi dan Pencucian Uang Waode Nurhayati
Disusun oleh:
Handi Nopian
Ela Amalia
Ismail Imaduddin
Rira Helena
Muhammad Rafi Kambara
Ratih Listyawati
M Zaki Dzulfiqar R
Nurul Pratiwi S
Termasuk Penyerahan BKP Bukan Termasuk Penyerahan BKP
1. PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU PERJANJIAN
2. PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATU PERJANJIAN
SEWA BELI & PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)
3. PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG PERANTARA ATAU MELALUI JURU LELANG
4. PEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA
5. BKP BERUPA PERSEDIAAN & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK
DIPERJUALBELIKAN YG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN
6. PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA
& PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG
7. PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI
8. PENYERAHAN BKP OLEH PKP DLM RANGKA PERJANJIAN PEMBIAYAAN
BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH YG PENYERAHANNYA DIANGGAP LANGSUNG
DARI PKP KPD PIHAK YANG MEMBUTUHKAN BKP
Bukan Termasuk Penyerahan BKP
1. PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DLM KUHD
2. PENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN UTANG PIUTANG
3. PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA
& PENYERAHAN ANTAR CABANG DLM HAL PKP MELAKUKAN
PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG
4. PENGALIHAN BKP DALAM RANGKA RESTRUKTURISASI USAHA (PENGGABUNGAN,PELEBURAN,PEMEKARAN,PEMECAHAN, & PENGAMBIL-ALIHAN USAHA) DENGAN SYARAT PIHAK YG MELAKUKAN PENGALIHAN & YG MENERIMAPENGALIHAN ADALAH PKP
5. BKP BERUPA AKTIVA YANG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN, YANG MASIH TERSISA PD SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN, YG PM ATAS PEROLEHANNYA TDK DAPAT DIKREDITKAN MENURUT KETENTUAN PASAL 9 AYAT (8) HURUF B DAN HURUF C.
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit LKPP 2012-2016 atas Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
Analisis Dan Penentuan Prosedur Audit
LKPP 2012-2016 atas Belanja Subsidi
Disusun oleh:
Fakhri Faris
Ilham Maulana
Muhammad Rafi Kambara
Nanda Arya Putra
Rira Helena
Rizky Nur Aprilia
Rangkuman Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receiv...Muhammad Rafi Kambara
Materi Akuntansi Keuangan Menengah Kas dan Piutang (Cash and Receivables)
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Kas (Cash)
• Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
• Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya.
• Instrumen Keuangan- Suatu kontrak yang menambah nilai aset atau liabilitas keuangan.
Piutang (Receivable)
Klaim atas uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.
Piutang dagang (trade receivables) jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal.
Piutang Non-Dagang (Non-trade Receivables)
1. Uang muka kepada karyawan dan staf.
2. Uang muka kepada anak perusahaan.
3. Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan.
4. Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran.
5. Piutang deviden dan bunga.
Implikasi Adanya Paket Undang Undang Keuangan Negara >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara >>Salah satu implikasi penetapan UU Nomor 17 Tahun 2003 adalah mulai diterapkannya anggaran berbasis kinerja (performance-based budgeting). Pendekatan ini diterapkan secara bertahap mulai tahun anggaran 2005. Penganggaran bebasis kinerja merupakan sistem perencanaan, penganggaran, dan evaluasi yang dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Pemerintah Daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja keuanganpemerintah adalah aspek keuangan berupa Anggaran Berbasis Kinerja (ABK). >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara >>·diatur prinsip-prinsip yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi pengelolaan kas, perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang piutang dan investasi serta barang milik negara/daerah yang selama ini belum mendapat perhatian yang memadai. ·Untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan. Karena, Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. Pada saat ini laporan keuangan pemerintah dirasakan masih kurang transparan dan akuntabel karena belum sepenuhnya disusun mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional. >Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. >>yaitu, adanya wewenang BPK untuk memeriksa atas pengelolaan dan tanggung jawab mengenai keuangan negara, selain itu BPK memiliki kebebasan dan kemandirian dalam ketiga tahap pemeriksaan, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kebebasan dalam tahap perencanaan mencakup kebebasan dalam menentukan obyek yang akan diperiksa, kecuali pemeriksaan yang obyeknya telah diatur tersendiridalam undang-undang, atau pemeriksaan berdasarkan permintaan khusus dari lembaga perwakilan, serta BPK dapat menerbitkan surat keputusan penetapan batas waktu pertanggungjawaban bendahara atas kekurangan kas/barang yang terjadi, setelah mengetahui adakekurangan kas/barang dalam persediaan yang merugikan keuangan negara/daerah.
Penerimaan dari Pencetakan Uang (Seigniorage), Inflasi dan Tingkat BungaMuhammad Rafi Kambara
Penerimaan dari Pencetakan Uang (Seigniorage), Inflasi dan Tingkat Bunga
Disusun oleh: Muhammad Rafi Kambara
Penerimaan yang ditingkatkan melalui pencetakan uang disebut seigniorage. Peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi, namun inflasi ini meningkatkan penerimaan bagi pemerintah seakan menetapkan pajak inflasi.
Tingkat bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
manajemen kearsipan subjek peralatan dan perlengkapan tentang kearsipan din...
Proses Bisnis KPPN dan Proses Bisnis Seksi Pencairan Dana.docx
1. Proses Bisnis KPPN Tegal
Pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dalam wujud Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dasar hukum yang
mengatur APBN adalah Undang-Undang Dasar 1945 Amendemen IV pasal 23 bab VIII.
Kegiatan pelaksanaan APBN dilaksanakan mulai 1 Januari sampai 31 Desember pada tahun
berjalan (APBN t). Kegiatan pelaksanaan APBN dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini
kementerian/lembaga (K/L). Setelah APBN ditetapkan, rincian anggaran belanja Pemerintah
Pusat ditetapkan dengan Keputusan Presiden. K/L mengusulkan konsep Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berdasarkan Keppres mengenai rincian APBN dan
menyampaikannya paling lambat pada minggu pertama bulan Desember ke Kementerian
Keuangan untuk disahkan.
Dokumen anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan disampaikan kepada
menteri/pimpinan lembaga, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur, Direktur Jenderal
Anggaran, Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan terkait, Kuasa Bendahara Umum Negara (KPPN) terkait, dan Kuasa Pengguna
Anggaran. Pasal 17 Undang-Undang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran melaksanakan kegiatan yang tercantum dalam dokumen
pelaksanaan anggaran yang telah disahkan dan berwenang mengadakan ikatan/perjanjian
dengan pihak lain dalam batas anggaran yang telah ditetapkan.
Dalam rangka kegiatan pelaksanaan APBN, KPPN Tegal yang tergolong KPPN Tipe
Al mempunyai tugas melaksanakan kewenangan perbendaharaan dan Bendahara Umum
Negara (BUN), penyaluran pembiayaan atas beban anggaran, serta penatausahaan penerimaan
dan pengeluaran anggaran melalui dan dari kas negara berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Secara umum KPPN Tegal berperan dalam menjamin kelancaran pencairan dana
APBN secara tepat sasaran, tepat waktu dan tepat jumlah, mengelola penerimaan Negara secara
proposional dan akuntabel, mewujudkan pelaporan pertanggung jawaban APBN yang akurat
dan tepat waktu, mewujudkan sarana dan prasarana yang aman dan memadai untuk menunjang
pelaksanaan tugas pokok, dan mewujudkan manajemen Satker yang handal dan pengendalian
internal yang tertib dan memadai.
Proses bisnis di KPPN Tegal tersebut dimulai dari Satker membuat data tagihan
langsung dalam SPAN dan mencetak SPM serta menyampaikan resume tagihan/SPM beserta
dokumen pendukung tersebut ke KPPN, resume tagihan dari Satker diterima dan divalidasi
oleh front office Seksi Pencairan Dana kemudian direviu oleh middle office Seksi Pencairan
Dana dan persetujuan dari MO Seksi Pencairan Dana dengan diterbitkannya Surat Persetujuan
Pembayaran Tagihan (SPPT) untuk satu SPM apabila disetujui dilanjutkan ke Kepala Seksi
Pencairan Dana untuk direviu kembali, apabila sudah disetujui SPM kemudian dipecah (split)
menjadi dua bagian terpisah dan diberikan ke Subbag. Umum untuk diberikan ke Satker,
sedangkan satunya yaitu SPM dengan SPPT diberikan ke Seksi Bank untuk dilakukan
penyelesaian tagihan. Di Pelaksana Seksi Bank akan membuat PPR untuk dimintakan proses
pembayaran kemudian direviu serta disetujui oleh Kepala Seksi Bank dan diterbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D). SP2D tersebut diberikan ke Subbag. Umum untuk pemilahan
bukti potong dan distribusi dokumen tagihan, setelah itu diberikan ke Seksi Verifikasi dan
Akuntansi untuk kemudian dilakukan arsip. Atas penggunaan anggaran tersebut
2. dipertanggungjawabkan dengan LPJ yang diterima Seksi Verifikasi dan Akuntansi. Dalam
pelaksanaan pencairan dana tersebut, Subbagian Umum dan Seksi Manajemen Satker dan
Kepatuhan Internal berperan sebagai pendukung yaitu Subbagian Umum dalam hal
mewujudkan sarana dan prasarana yang aman dan memadai untuk menunjang pelaksanaan
tugas pokok dan Seksi MSKI dalam hal mewujudkan manajemen Satker yang handal dan
pengendalian internal yang tertib dan memadai.
Seksi Pencairan Dana
Pengeluaran negara yang dilakukan oleh Pengguna Anggaran terdiri dari 2 mekanisme
yaitu mekanisme pembayaran secara langsung (LS) dan mekanisme pembayaran melalui Uang
Persediaan (UP). Mekanisme LS yaitu Pembayaran atas tagihan kepada Negara dilakukan
secara langsung dari Rekening Kas Umum Negara kepada yang berhak, sedangkan mekanisme
UP yaitu uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme
pembayaran langsung. DIPA berlaku sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran negara setelah
mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan selaku BUN. Alokasi dana yang tertuang dalam
DIPA merupakan batas tertinggi pengeluaran negara. Pengeluaran negara tidak boleh
dilaksanakan jika alokasi dananya tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA. Khusus
pelaksanaan pengeluaran negara untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji
dapat melampaui alokasi dana gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji dalam DIPA, sebelum
dilakukan perubahan/revisi DIPA. KPPN selaku Kuasa BUN melaksanakan pencairan dana
berdasarkan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh PPSPM atas nama KPA. Dalam
pelaksanaan pencairan dana, KPPN memiliki tugas dan wewenang untuk menguji dan
meneliti kelengkapan SPM yang diterbitkan oleh PPSPM.
Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume tagihan dan
Surat Perintah Membayar (SPM), pengujian Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan
Belanja Badan Layanan Umum (BLU), penerbitan Surat Tanggapan Koreksi, melakukan
pengelolaan data kontrak, data pemasok (supplier), dan belanja pegawai satuan kerja,
melakukan pengesahan hibah langsung dalam bentuk uang, serta melakukan monitoring dan
evaluasi penyerapan anggaran satuan kerja.
Proses pencairan dana dimulai dari Satker membuat data tagihan langsung dalam SPAN,
adapun Satker yang mempunyai akses ke SPAN terdiri dari KPPN selaku Satker BUN, Satker
BA BUN lingkup Kementerian Keuangan yang ditentukan dan Satker lain yang ditentukan.
PPSPM Satker melakukan pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung yang
disampaikan oleh PPK. Pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukung SPP
meliputi pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) dan keabsahan dokumen
pendukung. Dalam hal pemeriksaan dan pengujian SPP beserta dokumen pendukungnya
memenuhi ketentuan, PPSPM menerbitkan/ menandatangani SPM. SPM yaitu dokumen yang
diterbitkan oleh PA/KPA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang
bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. Jangka waktu pengujian SPP
sampai dengan penerbitan SPMUP/TUP/GUP/PTUP/LS oleh PPSPM diatur sebagai berikut:
a. untuk SPP-UP/TUP diselesaikan paling lambat 2 (dua) hari kerja;
b. untuk SPP-GUP diselesaikan paling lambat 4 (empat) hari kerja;
3. c. untuk SPP-PTUP diselesaikan paling lambat 3 (tiga) hari kerja;
dan
d. untuk SPP-LS diselesaikan paling lambat 5 (lima) hari kerja.
Penerbitan SPM oleh PPSPM dilakukan melalui sistem aplikasi yang disediakan oleh
Direktorat Jenderal Perbendaharaan. SPM yang diterbitkan melalui sistem aplikasi SPM
Personal Identification Number (PIN). PPSPM sebagai tanda tangan elektronik pada ADK
SPM dari penerbit SPM yang sah.
PPSPM menyampaikan SPM-UP/TUP/GUP/GUP Nihil/ PTUP/LS dalam rangkap 2
(dua) beserta ADK SPM kepada KPPN. Penyampaian SPM-UP/SPM-TUP/SPM-LS diatur
sebagai berikut:
a. Penyampaian SPM-UP dilampiri dengan surat pernyataan dari KPA yang dibuat sesuai
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran PMK No. 190 Tahun 2012 XIV.
b. Penyampaian SPM-TUP dilampiri dengan surat persetujuan pemberian TUP dari Kepala
KPPN.
c. Penyampaian SPM-LS dilampiri dengan Surat Setoran Pajak (SSP) dan/atau bukti setor
lainnya, dan/atau daftar nominatif untuk yang lebih dari 1 (satu) penerima.
Khusus untuk penyampaian SPM-LS dalam rangka pembayaran jaminan uang muka atas
perjanjian/kontrak, juga dilampiri dengan:
a. Asli surat jaminan uang muka;
b. Asli surat kuasa bematerai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan
jaminan uang muka; dan
c. Asli konfirmasi tertulis dari pimpinan penerbit jaminan uang muka sesuai
Peraturan Presiden mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah.
Khusus untuk penyampaian SPM atas beban pinjaman/hibah luar negeri, juga dilampiri dengan
faktur pajak.
PPSPM menyampaikan SPM kepada KPPN paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah SPM
diterbitkan. SPM-LS untuk pembayaran gaji induk disampaikan kepada KPPN paling lambat
tanggal 15 sebelum bulan pembayaran. Dalam hal tanggal 15 merupakan hari libur atau hari
yang dinyatakan libur, penyampaian SPM-LS untuk pembayaran gaji induk kepada KPPN
dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal 15. Pelaksanaan ketentuan tersebut
dikecualikan untuk Satker yang kondisi geografis dan transportasinya sulit, dengan
memperhitungkan waktu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Penyampaian SPM kepada KPPN dilakukan oleh petugas pengantar SPM yang
sah dan ditetapkan oleh KPA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Petugas Pengantar SPM menyampaikan SPM beserta dokumen pendukung dan
ADK SPM melalui front office Penerimaan SPM pada KPPN;
b. Petugas Pengantar SPM harus menunjukkan Kartu Identitas Petugas Satker
(KIPS) pada saat menyampaikan SPM kepada Petugas Front Office dan
4. c. Dalam hal SPM tidak dapat disampaikan secara langsung ke KPPN, penyampaian
SPM beserta dokumen pendukung dan ADK SPM dapat melalui Kantor Pos/Jasa Pengiriman
resmi.
Untuk penyampaian SPM melalui kantor pos/jasa pengiriman resmi, KPA terlebih dahulu
menyampaikan konfirmasi/ pemberitahuan kepada Kepala KPPN.
Dalam pencairan anggaran belanja negara, KPPN melakukan penelitian dan pengujian
atas SPM yang disampaikan oleh PPSPM. Penelitian SPM, meliputi meneliti kelengkapan
dokumen pendukung SPM dan meneliti kebenaran SPM.
Penelitian kebenaran SPM meliputi:
a. meneliti kesesuaian tanda tangan PPSPM pada SPM dengan spesimen tanda tangan PPSPM
pada KPPN;
b. memeriksa cara penulisan/pengisian jumlah angka dan huruf pada SPM; dan
c. memeriksa kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam
penulisan.
Pengujian SPM meliputi:
a. menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN yang tercantum dalam SPM;
b. menguji ketersediaan dana pada kegiatan/output/jenis belanja dalam DIPA dengan yang
dicantumkan pada SPM;
c. menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/kontrak atau perubahan data pegawai
yang telah disampaikan kepada KPPN.
d. Menguji persyaratan pencairan dana; dan
e. Menguji kesesuaian nilai potongan pajak yang tercantum dalam SPM dengan nilai pada SSP.
Pengujian kebenaran perhitungan angka merupakan pengujian kebenaran jumlah
belanja/pengeluaran dikurangi dengan jumlah potongan/penerimaan dengan jumlah bersih
dalam SPM.
Pengujian persyaratan pencairan dana, meliputi:
a. Menguji SPM UP berupa besaran UP yang dapat diberikan.
b. Menguji SPM TUP meliputi kesesuaian jumlah uang yang diajukan pada SPM TUP dengan
jumlah uang yang disetujui Kepala KPPN.
c. Menguji SPM PTUP meliputi jumlah TUP yang diberikan dengan jumlah uang yang
dipertanggungjawabkan dan kepatuhan jangka waktu pertanggungjawaban;
d. Menguji SPM GUP meliputi batas minimal revolvingdari UP yang dikelola.
e. Menguji SPM LS Non Belanja Pegawai berupa kesesuaian data perjanjian kontrak pada
SPM LS dengan data perjanjian/kontrak yang tercantum dalam Kartu Pengawasan Kontrak
KPPN, dan
5. f. Menguji SPM LS Belanja Pegawai sesuai dengan prosedur standar operasional yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Dalam hal terdapat UP tahun anggaran sebelumnya belum dipertanggungjawabkan,
pengujian SPM UP, meliputi:
a. kesesuaian jumlah uang dan keabsahan bukti setor pengembalian sisa UP tahun anggaran
yang sebelumnya; atau
b. kesesuaian jumlah potongan UP pada SPM UP dengan sisa UP tahun anggaran yang
sebelumnya;
Dalam hal jumlah uang yang harus dipertanggungjawabkan kurang dari jumlah
TUP yang diberikan, harus disertai dengan bukti setor pengembalian TUP yang telah dilakukan
konfirmasi KPPN. Ketentuan menyertakan bukti setor tidak berlaku dalam hal SPM -
PTUP diajukan ke KPPN
Dalam rangka pengawasan dan pengamanan terhadap pengembalian pembayaran
jaminan uang muka, KPPN melakukan pencatatan atas pembayaran jaminan uang muka
menggunakan aplikasi SP2D. Pencatatan atas pembayaran jaminan uang mukadibuat sesuai
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XV PMK No. 190 Tahun 2012.
Kepala KPPN mencairkan jaminan uang muka berdasarkan:
a. Surat Kuasa dan
b. Surat pernyataan yang ditandatangani oleh KPA yang menyatakan bahwa telah terjadi
pemutusan perjanjian/kontrak dengan penyedia barang jasa.
Dokumen-dokumen berupa SPM, dokumen pendukung, ADK SPM dan/atau ADK
kontrak yang disampaikan Satker tersebut diterima oleh petugas konversi. Konversi adalah
perubahan dari sistem atau jenis instrumen tertentu menjadi sistem atau instrumen yang lain,
konversi diperlukan untuk mengubah daata pada aplikasi Satker menjadi data yang dapat
dimasukan dalam database SPAN. Petugas Konversi pada front office melakukan pemeriksaan
KIPS, meneliti lampiran dan kebenaran SPM, memvalidasi PIN PPSPM, pemindaian barcode
SPM, dan Pemindaian virus ADK. Petugas konversi melakukan konversi berkaitan ADK
resume tagihan, ADK Supplier, dan ADK kontrak menggunakan aplikasi konversi, petugas
konversi juga melakukan konfirmasi NRS/NRK, apabila konfirmasi NRS/NRK sukses maka
setelah itu diberikan ke Petugas validasi tagihan front office untuk dilakukan validasi tagihan
dan apabila tidak berhasil maka dilakukan pendaftaran S/K oleh petugas validasi S/K.
Petugas FO Validator menerima dokumen tagihan dari petugas konversi dan mencetak
karwas kontrak, kemudian Petugas FO Validator mengunduh ADK resume tagihan dan
mengunggah ADK SPM pada sistem SPAN serta menentukan NRS/NRK. Petugas FO
Validator memvalidasi secara sistem atau manual, apabila tidak valid mencantumkan alasan
ditolak dan apabila valid mengisikan nama petugas dan jam validasi dan mengirim SPM ke
MO Validator Seksi Pencairan Dana. Petugas MO Validator Seksi Pencairan Dana mereviu
dan memvalidasi serta mencetak Surat Persetujuan Pembayaran Tagihan (SPPT). Dokumen
tersebut diteruskan ke Kepala Seksi Pencairan Dana untuk direviu kembali dan dilakukan
validasi, setelah disetujui oleh Kepala Seksi Pencairan Dana 2 rangkap SPM dan SPPTtersebut
dipisah (Split) menjadi 2 bagian terpisah yaitu satu rangkap SPM diteruskan ke Subbagian
6. Umum untuk diberikan ke Satker sementara satu rangkap SPM disertai SPPT diberikan ke
Seksi Bank untuk dilakukan penyelesaian tagihan.
Di Seksi Pencairan Dana kami membantu dalam proses menonaktifkan supplier,
memisahkan SPM, membuat surat tanggapan atas SPM koreksi, mengecek data SKPP, dll.