Topik kedua perkuliahan Statistik Industri di Program Studi Teknik Mesin mencakup materi utama mengenai bagaimana mendeskripsikan data secara numerik dan grafis.
Topik kedua perkuliahan Statistik Industri di Program Studi Teknik Mesin mencakup materi utama mengenai bagaimana mendeskripsikan data secara numerik dan grafis.
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Materi ini merupakan materi yang diberikan oleh Ir. Elisa Kusrini MT, CPIM
adapun maksud saya menyimpan materi ini pada slide untuk memudahkan saya dalam mengakses materi ini dimanapun saya berada
Perencanaan Jaringan Mobile Seluler
Tahapan Perencanaan Jaringan
Prosedur Umum Perencanaan Jaringan
Tujuan Perencanaan Jaringan
Penentuan Spesifikasi Desain
Prediksi Kebutuhan Trafik
Perencanaan Jaringan Akses
Berdasarkan coverage
Berdasarkan capacity
Perencanaan Jaringan Inti
Analisa Hasil Perancangan
Secara Kualitas
Tekno Ekonomi
Jaringan tegangan menengah atau sering disebut jaringan distribusi primer merupakan bagian dari sistem tenaga listrik antar gardu induk dan gardu distribusi.Pada jaringan distribusi primer umumnya terdiri dari jaringan tiga - fasa dengan menggunakan tiga atau empat kawat sebagai penghantar.Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kualitas persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun 2009. Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan di Indonesia adalah 20 kV
Materi ini merupakan materi yang diberikan oleh Ir. Elisa Kusrini MT, CPIM
adapun maksud saya menyimpan materi ini pada slide untuk memudahkan saya dalam mengakses materi ini dimanapun saya berada
Perencanaan Jaringan Mobile Seluler
Tahapan Perencanaan Jaringan
Prosedur Umum Perencanaan Jaringan
Tujuan Perencanaan Jaringan
Penentuan Spesifikasi Desain
Prediksi Kebutuhan Trafik
Perencanaan Jaringan Akses
Berdasarkan coverage
Berdasarkan capacity
Perencanaan Jaringan Inti
Analisa Hasil Perancangan
Secara Kualitas
Tekno Ekonomi
Laporan Geladi Telkom University - muhammad mufid luthfi
Mau Magang di https://idcloudhost.com ?
Yuk Apply sekarang Juga. IDCloudhost merupakan Web Hosting (https://idcloudhost.com/hosting) terbaik di Indonesia dengan [puluhan Ribu Customer di Seluruh Indonesia.
Layanan :
Domain : https://idcloudhost.com/domain
Hosting : https://idcloudhost.com/hosting/
Server VPS : https://idcloudhost.com/server-vps/
Dedicated Server : https://idcloudhost.com/dedicated-server/
Colocation Server : https://idcloudhost.com/colocation-server/
Informasi Tutorial :
Blog : https://idcloudhost.com/blog/
Panduan : https://idcloudhost.com/panduan/
2. I. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi seluler saat ini semakin berkembang karena
kebutuhan user yang semakin meningkat khususnya teknologi seluler berbasis
wireless. Semakin banyaknya user maka semakin besar akses data. Sampai akhir tahun
2014, setidaknya ada sekitar 7.2 miliar pengguna mobile di seluruh dunia. Sementara
itu, jumlah pengguna layanan mobile selama ini tumbuh tiap tahunnya. Pada kuartal
pertama 2015 saja, ada penambahan pengguna mobile baru sebesar 4 % atau 108 juta
pengguna. Dengan laju pertumbuhan seperti itu, maka tahun 2015 nanti jumlah
pengguna mobile diprediksi akan menyusul jumlah penduduk dunia yang saat ini
mencapai kurang lebih 7,2 miliar. maka dari itu teknologi seluler dituntut untuk
meningkatkan kapasitas unutuk melayani user, kualitas layanan dengan datarate yang
tingi bandwidth yang besar dan coverage yang luas.
Pariwisata menjadi salah satu sektor penting bagi operator seluler Telkomsel
dalam menggenjot bisnis layanan data dan suara di kota Makassar. Pasalnya, kota ini
menjadi gerbang untuk masuk ke Indonesia Timur. Traffic data di kota Makassar juga
naik terus menerus. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan pada
Januari 2016 lalu, jumlah penumpang mancanegara di Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar sebanyak 6.348 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan
43,17 persen dari bulan sebelumnya.
Kunjungan yang tinggi itulah yang menjadi lumbung revenue yang ingin
diamankan oleh Telkomsel. Dampak yang diharapkan adalah peningkatan traffic data,
teks, dan suara yang semakin tinggi di Indonesia timur.
Telkomsel juga harus melakukan peningkatan infrastruktur guna mendukung
lonjakan traffic tersebut. Hingga saat ini, Telkomsel mengklaim di kota Makassar
hanya ada 200 pemancar sinyal yang mendukung koneksi 4G. Sementara yang
mendukung 3G ada sekitar 1.600 BTS yang tersebar di Makassar, sedangkan
3. Telkomsel mengklaim jumlah pelanggannya di Sulawesi Selatan sudah menembus
angka 6 juta orang.
Dilihat dari Pengguna seluler operator telkomsel di makasar selalu meningkat
serta pengguna akses data semakin tinggi dan dilihat pertumbuhan penduduk
pertahunnya sangatlah berpotensi, seiring berkembangnya teknologi seluler dan
meningkatnya pengguna seluler khususnya teknologi LTE maka dibutuhkan juga
pembangunan BTS/EnodeB baru untuk mengcover wilayah kabupaten enrekang
makasar sehingga layanan LTE bisa diakses oleh user yang berada dilokasi tersebut.
II. TUJUAN & SASARAN
1. Memperluas coverage jaringan LTE operator telkomsel
2. Mempermudah masyarakat di kabupaten enrekang untuk melakukan
komunikasi
3. Menghasilkan jaringan dengan kualitas layanan yang handal, datarate yang
tingi bandwidth yang besar dan coverage yang luas.
4. Layanan internet untuk masyarakat yang berada di kabupaten enrekang
(makasar, sulawesi selatan)
5. Mendapatkan banyak keuntungan untuk operator telkomsel dari jumlah
penduduk yang banyak di kota makassar
4. III. LINGKUP PEKERJAAN
Pada proyek pembangunan BTS ada beberapa ruang lingkup pekerjaan yaitu :
PROYEK
PEMBANGUNAN BTS
Penyediaan
Lahan
Penyediaan
Perangkat
Pembangunan
BTS
Pembebasan
Lahan
Perizinan
Tower
Rectifier
Antena
Procedure
(Civil)
Instalasi
Tower
Instalasi
Rectifier dan
Antena
Uji Coba
Shelter
Feeder
Baterai
Anti Petir
5. IV. METODOLOGI dan PENDEKATAN
Adapun beberapa metodologi dan pendekatan dari proyek ini adalah sebagai
berikut :
1. Penyediaan Lahan
Dalam penyediaan lahan ada 2 tahapan yang harus dilakukan yaitu
pembebasan lahan dan perizinan. Sebelum membangun proyek BTS ini,
dibutuhkan lahan atau tempat yang akan digunakan untuk membangun BTS.
Jika sudah menentukan lahan yang yang akan digunakan maka langkah
selanjutnya adalah meminta izin kepada masyarakat dan pemerintah kabupaten
setempat.
2. Penyediaan Perangkat
Membangun BTS diperlukan beberapa perangkat, antara lain :
a) Tower : Digunakan sebagai media penempatan atau penginstalan
antena antena dan feeder.
b) Rectifier : Digunakan sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC
yang berasal dari PLN dikonversikan ke dalam tegangan searah untuk
di konsumsi perangkat lainnya.
c) Antena : Digunakan sebagai penerima dan pengirim sinyal informasi
berupa gelombang elektromagnetik.
d) Shelter : Digunakan sebagai tempat untuk menyimpan equipment yang
berada disamping tower.
e) Feeder : Digunakan sebagai media rambatan gelombang radio antara
BTS dan Antenna Sector.
f) Baterai : Digunakan sebagai backup power/daya ke BTS apabila PLN
Padam.
g) Penangkal Petir : Digunakan sebagai penangkal petir.
6. 3. Pembangunan BTS
Untuk melakukan pembangunan BTS diperlukan prosedur, instalasi dan
uji coba. Prosedur yang dilakukan yaitu mematuhi aturan yang sudah ditetapkan
disuatu perusahaan misalnya keselamatan dan waktu yang sudah dijadwalkan
agar proyek tersebut dapat berjalan dengan baik. Kemudian melakukan instalasi
tower seperti mendesign tower mulai dari kaki tower sampai menentukan tinggi
tower tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya melakukan
instalasi perangkat yang berada di shelter seperti rectifire, antena, feeder,
baterai, anti petir dan perangkat pendukung lainnya. Terakhir melakukan uji
coba jaringan apakah jaringan tersebut sudah memenuhi KPI (Key Performance
Indicator) provider tersebut dan layak untuk dioperasionalkan sesuai standar
yang berlaku.
V. RENCANA KEGIATAN(output metodologi)
Berikut rencana kegiatan proyek pembangunan BTS dalam kurun waktu 2
bulan.
Activity Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyediaan
Lahan
Penyediaan
Perangkat
Bangun
BTS
7. VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Activity
Waktu Pelaksanaan
Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8
Pekerjaan pengukuran
Pekerjaan galian
Pekerjaan pasang pondasi
Instalasi perangkat
Instalasi catu daya
Uji coba perangkat
Analisis Kelayakan
Implementasi
Finishing
Dokumentasi
Dilihat dari jadwal pelaksanaan kegiatan pelaksanaan kegiatan pembangunan
BTS/eNodeB membutuhkan waktu 2 bulan atau 8 minggu, pelaksanaan kegiatan ini
hanya untuk proyek pembangunan 1 BTS, mulai dari planning/pekerjaan pengukuran
sampe tahap implementasi, berikut tahapan tahapan proyek :
1. Pekerjaan pengukuran : ini dilakukan selagi planning proyek di lakukan,
pengukuran mulai dari penentuan luas dan panjang lahan yang sesuai dengan
kebutuhan u/ penempatan BTS dan perangkat pendukung lainnnya seperti tower.
Pengukuran dilakukan selama 1 minggu.
2. Pekerjaan galian : setelah pengukuran selesai dan mendapatkan hasil luas dan
panjang yang sudah ditentukan maka dilakukan pekerjaan galian dilakukan secara
sistematik u/ mendapatkan hasil yang sesuai, ini dilakukan selama 1 minggu.
3. Pekerjaan pasang pondasi : pekerjaan pondasi dilakukan bersamaan dengan
pekerjaan galian setelah sedikitnya pekerjaan galian selesai, pekerjaan pondasi ini
terdiri dari pagar untuk keamanan penempatan BTS nantinya , pondasi ini bisa
berupa pendirian dengan batu bata atau pagar dll, ini dilakukan selama 2 minggu.
4. Instalasi perangkat : setelah pondasi selesai pondasi instalasi perangkat mulai
dilakukan seperti pendirian BTS sampe penepatan perangkat perangkat BTS.
5. Instalasi catu daya : setelah selesai dilakukan instalasi perangkat, dilakukan
instalasi catu daya sesuai dengan kebutuhan.
8. 6. Uji coba perangkat : setelah semuanya selesai dilakukan uji coba guna menguji
seberapa sesaui pekerjaan proyek dengan SOP yang sudah ditentukan.
7. Analisis Kelayakan : setelah dilakukan uji coba maka dapat diambil sample satau
kesimpulan apakah semua sudah berjalan dan layak sesuai standart operator
telkomsel. Ini perlu dilakukan agar proyek bisa dikatakan selesai
8. Implementasi : seletah dianalisis kelayakan, jika sudah layak maka diakukan
proses akhir yaitu implementasi.
9. Finishing : bersamaan dengan proses implementasi ini sudah bisa dikatakan
selesai.
10. Dokumentasi : dokumentasi dilakukan dari awal pekerjaan proyek sampai pyoyek
selesai.
VII. STRUK ORGANISASI
9. 1. Project Manager : bertanggung jawab penuh sebagai pimpinan proyek, pengambil
keputusan tertingggi dilapangan, memegang tanggung jawab penuh mulai dari
kelancaran proyek dan team selama pengerjaan proyek.
2. Site Manager : bertugas sebagai pimpinan proyek dilapang. Hampir sama dengan
Project Manager tetapi jabatannya lebih di bawa dari Project Manager.
3. Financial Leader : bertanggung jawab penuh dengan semua keuangan selama
pengerjaan proyek.
4. Superintendent atau manager : membawahi supervisor dan logistic,
bertanggung jawab terhadap area kerja, bertugas mengatur dan memberikan
arahan untuk setiap team supervise.
5. Supervisor : bertanggung jawab untuk sebuah kelompok kerja produksi.
6. Welder : bertugas untuk mengelas ( welding ).
7. Bts Fitter : Bts Fitter memiliki dua tugas yaitu, bertugas membaca dan memahami
gambar atau design drawing yang diberikan. Bertanggung jawab
membuat/fabrikasi bts atau bentuk struktur lainnya sebelum nantinya di las
(welding) oleh welder.
8. Helper : bertugas membantu welder atau fitter.
9. Logistic : bertugas merawat, menjaga, merecord, setiap tools/equipment yang ada
di proyek. Menyediakan keperluan kerja yang di minta oleh
supervisor/superintendent.
10. Project Control : bertugas membuat schedule project dari awal hingga selesai
proyek sesuai durasi proyek, mengontrol dan mengingatkan setiap divisi untuk
bekerja sesuai schedule yang sudah ada, membuat dokumentasi proyek di
tuangkan di dalam laporan harian, mingguan dan bulanan. Membuat pembobotan
(% persentase) setiap task/item kerja, melaporkan kan kemajuan / progress kerja
dan dituangkan di dalam curva (S-Curve).
11. Quality Control : bertanggung jawab untuk mengawasi kualitas produksi,
mengontrol agar hasil kerja sesuai dengan Design / Drawing. Juga berpedoman
terhadap procedure/standart resmi yang sudah baku.
10. 12. Document Control : bertugas mengoordinir document-document project, dan
menjadi bank document. Maksudnya adalah orang yang menyimpan, mengirim
dan menerima document dari berbagai divisi kerja. Yang wajib dilakukan biasanya
adalah membuat laporan document harian, minggua, atau bahkan bulanan, untuk
melaporkan tracking document, tanggal document keluar atau masuk, juga status-
status document nya. Dan juga bertanggung jawab untuk mendistribusikan
document kesetiap divisi.
13. HRD Admin : bertugas untuk mengurus karyawan dalam hal, jam kerja, izin
kerja, melaporkan jam kerja karyawan, mengatur jawdwal karyawan, dan
administrasi lainnya dalam hal kerkaryawanan.
14. HSE Coordinator : bertugas untuk mengomando team HSE, membagi-bagi tugas
HSE, dan bertanggung jawab atas keamanan & keselamatan kerja proyek.
15. HSE Officer : bertugas menerima laporan lapangan dari safety man, membuat
JSA, PERMIT, HIRA, asesment suatu kondisi, Safety Report, dll.
16. Safety Man : bertanggung jawab untuk mengawasi & mengingatkan di lapangan
(area kerja), kondisi pekerja dan kerjaan agar aman dan tidak terjadi kecelakaan
kerja.
11. VI. ANGGARAN PELAKSANAAN KEGIATAN
No URAIAN
KEGIATAN
Satuan Harga Satuan Jumlah JUMLAH
( Rp )
A Material
1 Tower 4 kaki 30 cm 1 650 juta 1 650.000.000
2 Rectifier 1 2,364,864 1 2,364,864
3 Shelter 1 126.950.000 1 126.950.000
4 Antena 1 3.500.000 1 3.500.000
5 Baterai 1 10.500.000 1 10.500.000
6 Penangkal petir 1 1.800.000 1 1.800.000
7 Feeder 100 m 60 m 13.500/meter 60 m 810.000
8 semen 1 57.000 5 285.000
9 pasir 1 bak 500.000 1 bak 500.000
10 Batubata 1 3000 500 1.500.000
Total Anggaran 798.209.864
B Pekerja
2 Lapangan
(supervisor)
5 200.000/hari 2 bulan 60.000.000
1 lapangan M3 10 100.000/hari 60.000.000
Total Anggaran 120.00.000
C Penyediaan lahan
1 Pembebasan lahan 10 x 10 m 200.000.000
2 Perizinan - - 1 minggu 200.000
Total Anggaran 220.000.000
Total anggaran keseluruhan 1.138.209.864
Berikut adalah anggaran pelaksanaan proyek mulai dari anggaran material untuk
perkerja sampe penyediaan lahan. Total anggaran yang dibutuhkan smape proyek
selesai adalah Rp : 1.138.209.864
VII. ANALISIS RESIKO PROYEK
Dalam 3 batasan utama pada sebuah proyek, basis data menunjukkan elemen resiko
dalam urutan frekuensi terjadinya, yaitu :
1) Resiko penjadwalan, meliputi :
Kebergantungan proyek
Penundaan kerja
12. Perkiraan kesalahan
Penundaan keputusan
Kelambatan kinerja hardware.
2) Resiko Ruang Lingkup, meliputi :
Ruang lingkup yang terlalu luas, menjalar kemana-mana
Kerusakan pada hardware
Kerusakan pada software
Pendefinisian ruang lingkup yang tidak bagus
Kebergantungan pada perubahan (hukum dan peraturan yang senatiasa
berubah)
Kegagalan penggabungan ( perubahan karena tindakan yang tidak
diharapkan )
3) Resiko Sumber Daya
Penundaan kedatangan sumber daya yang dipasok dari luar
Kekurangan dana
Pengurangan sumber daya
Kinerja yang lambat pada sumber daya manusia
Kelangkaan keahlian