2. Tuberculosis secara
Global
• Diperkirakan 1/3 penduduk dunia
terkena Mycobacterium Tuberculosa
• Th 1995 ada 9 juta pasien TB baru
dan 3 juta kematian akibat TB di
dunia
• Munculnya HIV/AIDS menambah
kasus TB
3. Tuberculosis secara
Regional
• DiIndonesia Penyakit TB menduduki
peringkat ke 3 setelah India dan Cina
• Th 1995,SKRT TB penyebab kematian
no 3
• Penderita kebanyakan usia produktif
dengan tingkat ekonomi rendah
6. Hasil Penemuan Kasus (Case Detection Rate)
2003
CDR, INDONESIA, 2003
41.6
18.7
23.6
35.3
24.7
27.5
27.8
38.0
35.3
30.1
43.9
35.4
42.3
44.1
42.7
38.6
38.8
42.7
45.1
46.6
47.7
48.3
50.4
51.0
51.8
52.3
52.9
58.0
63.2
89.6
97.6
0 20 40 60 80 100 120
INDONESIA
Bali
North Maluku
East Java
Lampung
Central Kalimantan
Riau
Central Java
East Kalimantan
DI Yogya
NAD
Banten
East Nusa Tenggara
South Sumatera
West Java
Maluku
South East Sulawesi
Jambi
Bengkulu
Papua
West Nusa Tenggara
West Sumatera
North Sumatera
DKI Jakarta
West Kalimantan
Central Sulawesi
Bangka Belitung
South Sulawesi
South Kalimantan
Gorontalo
North Sulawesi
PROV
%
7. Hasil Pengobatan Penderita (Success Rate)
2002
Success Rate, Indonesia, 2002
78.1
78.3
79.2
81.3
82.3
83.6
84.0
84.3
85.0
85.7
85.9
88.9
89.0
89.0
89.2
89.5
89.7
92.2
92.7
92.9
93.5
93.6
94.3
94.7
95.4
95.8
95.8
96.1
97.0
97.0
86.3
0 20 40 60 80 100 120
Maluku
East java
East Nusa Tenggara
Papua
Central Sulawesi
Central Java
North Maluku
West Java
West Kalimantan
DKI Jakarta
North Sumatera
West Sumatera
NAD
South Sulawesi
West Nusa Tenggara
Bangka Belitung
East Kalimantan
South Kalimantan
South Sumatera
Bali
Banten
Bengkulu
Riau
Lampung
North Sulawesi
Central Kalimantan
South East Sulawesi
DI Yogya
Gorontalo
Jambi
INDONESIA
Prov
%
8. Tuberculosis dan
Kejadiannya
• Penyakit menular disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis
• Penularan lewat Droplet
• Resiko penularan tergantung tingkat
pajanan dengan percikan dahak
• Di Puskesmas Srondol th 2008
sebanyak 16 penderita
9. Gejala dan tanda TB
• Batuk berdahak lebih dari 3 minggu
• Batuk berdarah
• Sesak nafas
• Nyeri dada
11. Pengobatan
• OAT,terdiri dari
• Katagori 1,kasus baru Bta Positif
• Katagori II ,kasus kambuh/ulangan
• Katagori III,kasus baru Bta neg,Ro +
• Sisipan
12. Program Yang sedang
berjalan
• Penemuan kasus BTA positiv
• Pengobatan pada kasus TB
• Pemeriksaan kontak serumah pada
kasus TB
• Pelacakan penderita mangkir dan DO
• Sosialisasi kepada masy,kader,linsek
• Survellans TB
13. Organisasi pelaksanaan
• Gerdunas –TB Tingkat pusat,Forum
lintas sektor dibawah koordinasi
Menko Kesra,Menkes
• Gerdunas –TB Tingkat Propinsi,Tim
pengarah dan Tehnis pelaksana
Dinkes Prof
• Gerdunas-TB Tingkat kab/kota,
Pelaksana Dinkes Kota
• UPK (Pusk,RS,RSP,BP4,Praktek dok)
14. KEMITRAAN
Penanggulangan TBC perlu peran aktiv
berbagai pihak
Pemerintah ,swasta
Organisasi sosial/LSM
Organisasi Profesi
Masyarakat Umum
16. Komitmen politis
1
Directly Observed
Treatment Short-course
WHA 1991
5 Komponen DOTS
2
Diagnosa dengan
mikroskop
3
Pengobatan dengan
pengawasan langsung
4
Jaminan
Ketersediaan OAT
Yg bermutu
5
Monitoring dan
evaluasi
17. Program DOTS di
Puskesmas Srondol
Tujuan
Memutuskan rantai penularan
Meningkatkan cakupan penemuan
kasus
Mencegah MDR (Multi Drug resisten)
18. Apa yang terjadi
TANPA DOTS?
• Seandainya DOTS tidak diterapkan
dengan baik, dapat terjadi:
– Resisten terhadap obat TBC
– Ledakan penyebaran kasus baru TBC
– Ledakan penyebaran diduga 3 kali lebih
besar di wilayah dengan penularan
HIV/AIDS
19. Selain Strategi DOTS
• Vaksinasi BCG
• Perhatikan ventilasi rumah
• Kepadatan hunian
• Faktor perilaku (PHBS perlu
diterapkan)
21. Monitoring
• Adanya jejaring yang terpadu
• Supervisi dari Dinas,ketersediaan
logistik baik itu dari OAT,dan
reagensia,pencatatan dan pelaporan
• Validasi data
22. Hambatan
• Dalam penemuan kasus BTA positiv
masih banyak kendala diantaranya
kwalitas dahak tidak sesuai SOP shg
hasil negatif
• CDR masih rendah
• Dalam pengobatan ,kadang dijumpai
pasien DO (karena bosan minum obat)
• Kurangnya peran serta linsek
24. Saran
• Prioritaskan program pengentasan
kemiskinan
• Pemerintah menjamin pendanaan tidak
tergantung donor
• Adanya perundangan yang mendukung
pemberantasan TB
• Peran aktiv linsek sangat diharapkan
• Diklat untuk Pemegang program TB dan
Petugas lab
26. Saya ini sebenarnya sudah mati…..
Pak Us, 52 tahun, buta
sejak usia 7 bulan,
penggali sumur handal
Mulai pengobatan TBC sejak
September 2002, BTA (3+),
BB 27 kg, TB 172cm (BMI 9,13)
Apa akibatnya bila
Tn. Us tidak diobati?
27. Dengan pengobatan
yang tekun dan
teratur
pemeriksaan dahak
pada akhir
pengobatan : BTA (-)
Istri 1989
Anak
perempuan
Usia 21
tahun
Cucu Usia 1 tahun
TBC
TBC
Saat ini, menikah lagi dengan 2 anak
Kegigihan, ketekunan petugas; dukungan keluarga dan orang di sekitarnya telah
menumbuhkan semangat dan keinginan kuat melawan penyakitnya hingga sembuh.
28. Tetap Tegar Dalam Kepedihan
Ibu Murni, 33 tahun, BB 30 kg
Sejak sakit, dikucilkan sang suami
dan keluarga, dianggap kena
kutukan / “prona rasun”
Sakit selama 2 tahun, batuk
berkepanjangan, dan gejala2 lain
yang mendukung TBC hingga
timbul borok di punggung kiri.
Berupaya sendiri dengan
pengobatan tradisional
29. Setelah dengar bahwa sakitnya dapat
disembuhkan, Ibu Murni berobat ke
klinik TBC terdekat.
Ibu Murni tersenyum
bahagia bersama suami
dan suster pendamping
setelah sembuh.
Tekad yang
kuat dan
ketekunan
berobat telah
mengalahkan
pengucilan
akibat penyakit
30. Peduli di Balik Tragedi
Gambar Paru-paru Ibu Ratna
Ibu Ratna, 52 tahun, dengan paru sebelah
Dipapah ke klinik TBC dengan
keadaan sakit berat dan kurus kering.
Meninggal 2 hari sekembali dari klinik.
Tragedi ini menunjukkan
pentingnya kemitraan dan
kepedulian semua pihak
dalam penanggulangan
penyakit TBC.