2. SUMBER BENIH
Zona Pengumpulan Benih adalah suatu
wilayah atau kelompok wilayah di dalam
hutan yang memiliki keadaan ekologis
(ketinggian tempat, arah kemiringan dan
iklim) yang seragam. Di dalam wilayah ini
terdapat tegakan yang asli setempat dan
merupakan suatu sumber benih geografik.
4. Standar mutu fisik-fisiologis ditentukan
berdasarkan pada mutu fisik – fisiologi
bibit yang meliputi nilai kisaran kuantitatif
dan atau kualitatif dari nilai : tinggi,
kekompakan media, kesehatan, umur,
jumlah daun khusus untuk jenis mangrove
STANDAR MUTU SUMBER BENIH
5. Standar mutu genetik ditentukan
berdasarkan kelas sumber benih yang
diatur pada pedoman sertifikasi sumber
benih
STANDAR MUTU SUMBER BENIH
6. Bibit yang berkualitas diperoleh dari
sumber benih (pohon indukan) yang
berkualitas baik secara genetis
maupun secara fisik-fisiologis.
7. Pohon indukan yang baik memiliki ciri:
Berbatang besar, tunggal dan lurus.
Tipe daun yang rimbun dan hujau.
Tinggi batang bebas cabang (tbbc) yang
tinggi.
Memiliki biji yang banyak
Perakaran tunggang dan kuat
Sehat dan tidak diserang penyakit.
8. SUMBER BENIH
• TEGAKAN BENIH TERIDENTIFIKASI,
• TEGAKAN BENIH TERSELEKSI,
• AREA PRODUKSI BENIH,
• TEGAKAN BENIH PROVENAN,
• KEBUN BENIH SEMAI,
• KEBUN BENIH KLON
• KEBUN PANGKAS.
9. 1. Tegakan Benih Teridentifikasi
(TBT),
yaitu sumber benih dengan kualitas
tegakan rata-rata, yang ditunjuk dari
hutan alam atau hutan tanaman dan
lokasinya teridentifikasi dengan tepat.
10. Tegakan Benih Teridentifikasi
(TBT)
1. Asal tegakan berasal dari hutan alam
atau hutan tanaman. Apabila tegakan
berasal dari hutan tanaman, maka
tegakan tersebut tidak direncanakan
dari awal untuk dijadikan sebagai
sumber benih.
2. Asal-usul benihnya tidak diketahui.
11. Tegakan Benih Teridentifikasi
(TBT)
3. Jumlah pohon minimal 25 pohon induk.
4. Kualitas tegakan rata-rata.
5. Jalur isolasi tidak diperlukan.
6. Penjarangan tidak dilakukan.
7. Lihat ilustrasi pada gambar 1.
12. HUTAN ALAM ATAU
HUTAN TANAMAN
TEGAKAN BENIH TERIDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI DAN
DESKRIPSI TEGAKAN
TEGAKAN BENIH TERIDENTIFIKASI
DITERIMA SEBAGAI SUMBER BENIH
BENIH UNTUK
PROGRAM PENANAMAN
13. 2. Tegakan Benih Terseleksi
(TBS)
yaitu sumber benih yang berasal dari
TBT dengan kualitas tegakan di atas
rata-rata.
14. Tegakan Benih Terseleksi (TBS)
1. Asal tegakan berasal dari hutan alam
atau hutan tanaman. Apabila tegakan
berasal dari hutan tanaman, maka
tegakan tersebut tidak direncanakan
dari awal untuk dijadikan sebagai
sumber benih.
2. Asal-usul benihnya tidak diketahui.
15. Tegakan Benih Terseleksi (TBS)
3. Jumlah pohon minimal 25 pohon induk.
4. Kualitas tegakan di atas rata-rata.
5. Jalur isolasi tidak diperlukan.
6. Penjarangan terbatas pada pohon-pohon
yang jelek.
7. Lihat ilustrasi pada lampiran
16. TEGAKAN BENIH
TERIDENTIFIKASI
MEMBANDINGKAN FENOTIPE
POHON BERDASARKAN
DESKREPSI
TEGAKAN BENIH TERIDENTIFIKASI
KUALITAS TEGAKAN RATA RATA
-----------------------------
TEGAKAN BENIH TERSELEKSI
KUALITAS TEGAKAN DIATAS
RATA-RATA
BENIH UNTUK PROGRAM
PENANAMAN
TEGAKAN BENIH TERSELEKSI
17. 3. Areal Produksi Benih (APB)
yaitu sumber benih yang dibangun
khusus atau berasal dari TBT atau
TBS yang ditingkatkan kualitasnya
melalui penebangan pohon-pohon
yang fenotipanya tidak bagus.
18. Areal Produksi Benih (APB)
1. Asal tegakan berasal dari hutan alam
atau hutan tanaman. Apabila tegakan
berasal dari hutan tanaman, maka dapat
berasal dari konversi tegakan yang ada
atau dibangun khusus untuk APB.
19. Areal Produksi Benih (APB)
2. Asal-usul benih untuk tegakan yang
dikonversi sebagai APB sebaiknya
diketahui. Apabila dibangun khusus
untuk APB, asal-usul benih harus
diketahui. Lot benih untuk
membangun APB minimal berasal dari
25 pohon induk untuk menjaga
keragaman genetik.
20. Areal Produksi Benih (APB)
3. Jumlah pohon minimal 25 batang dalam
satu hamparan setelah penjarangan.
4. Kualitas tegakan di atas kualitas TBS.
5. Jalur isolasi diperlukan.
6. Penjarangan dilakukan untuk
mempertahankan pohon-pohon yang
terbaik dan meningkatkan produksi
benih.
7. Lihat ilustrasi pada gambar 3.
21. HUTAN TANAMAN
* TEGAKAN BENIH TERIDENTIFIKASI
* TEGAKAN BENIH TERSELEKSI
BATAS AREAL
PENJARANGAN
SELEKSI MASSA
PENEBANGAN POHON JELEK
MENINGKATKAN PROD BENIH
AREAL PRODUKSI BENIH
BENIH UNTUK PROGRAM
PENANAMAN
PENGELOLAAN SUMBER BENIH
AREAL PRODUKSI BENIH
22. 4. Tegakan Benih Provenan
(TBP)
yaitu sumber benih yang dibangun
dari benih yang provenannya telah
teruji.
23. Tegakan Benih Provenan (TBP)
1. Asal tegakan berasal dari hutan tanaman.
2. Asal-usul benih dari satu provenan
terbaik dari hasil uji provenan. Lot benih
untuk membangun TBP minimal berasal
dari 25 pohon induk untuk menjaga
keragaman genetik.
24. Tegakan Benih Provenan (TBP)
3. Jumlah pohon minimal 25 batang setelah
penjarangan.
4. Kualitas tegakan di atas kualitas APB.
5. Jalur isolasi diperlukan.
6. Penjarangan dilakukan untuk
mempertahankan pohon-pohon yang
terbaik dan meningkatkan produksi
benih.
7. Lihat ilustrasi pada gambar 4.
25. TEGAKAN BENIH PROVENAN
HUTAN ALAM ATAU
HUTAN TANAMAN
PENGUMPULAN BENIH
PERSEMAIAN
TANAMAN UJI PROVENAN PADA SATU
LOKASI DENGAN LINGKUNGAN SAMA
PENIALIAN DAN ANALISIS
PROVENAN HASIL UJI COBA
PROVENAN TERBAIK
PENGUMPULAN BENIH
DARI PROVENAN TERBAIK
PEMBANGUNAN SUMBER BENIH
PENGELOLAAN SUMBER BENIH
TEGAKAN BENIH PROVENAN
BENIH UNTUK PROGRAM PENANAMAN
PENJARANGAN
26. 5. Kebun Benih Semai (KBS)
yaitu sumber benih yang dibangun
dari bahan generatif yang berasal dari
pohon plus pada tegakan yang diberi
perlakukan penjarangan berdasarkan
hasil uji keturunan.
27. Kebun Benih Semai (KBS)
1. Asal tegakan berasal dari hutan tanaman
atau hutan alam.
2. Asal-usul famili dari pohon plus.
Identitas famili dicantumkan di peta
(rancangan kebun) atau tanda famili di
lapangan.
3. Jumlah pohon minimal 25 famili setelah
penjarangan.
4. Kualitas genotipa baik.
28. 5. Jalur isolasi diperlukan.
6. Penjarangan dilakukan untuk
mempertahankan famili-famili yang terbaik
dan meningkatkan produksi benih.
Penjarangan ini didasarkan hasil uji keturunan
di beberapa lokasi, tetapi kadang-kadang
berdasarkan penampakan famili.
7. Lihat ilustrasi pada gambar 5A, 5B dan 5C.
Kebun Benih Semai (KBS)
29. KEBUN BENIH SEMAI
SELEKSI POHON PLUS
PADA HUTAN
PENGUMPULAN BENIH
PERSEMAIAN
PENANAMAN
EVALUASI GENOTIPE (pengukuran
pohon=tinggi diameter
PENILAIAN DAN ANALISIS
HASILPENGUKURAN
PENEBANGAN FAMILI/POHON JELEK
PENGELOLAAN KEBUN BENIH
30. KEBUN BENIH SEMAI SELEKSI MASSA
SELEKSI POHON PLUS PADA HUTAN
PENGUMPULAN BENIH
PERSEMAIAN
PENANAMAN
EV ALUASI FENOTIPE
PENEBANGAN POHON JELEK
BERTAHAP
PENGELOLAAN KEBUN
BENIH
BENIH UNTUK PROGRAM
PENANAMAN
31. KEBUN BENIH HASIL UJI KETURUNAN
SELEKSI POHON PLUS PADA HUTAN
PENGUMPULAN BENIH
PERSEMAIAN
EV ALUASI GENOTIPE
PENEBANGAN FAMILI DAN
POHON JELEK
PENGELOLAAN KEBUN
BENIH
BENIH UNTUK PROGRAM
PENANAMAN
PENANAMAN
PENILAIAN DAN ANALISIS
HASIL UJI KETURUNAN
32. 6. Kebun Benih Klon (KBK)
yaitu sumber benih yang dibangun
dari bahan vegetatif yang berasal dari
pohon plus pada tegakan yang diberi
perlakukan penjarangan berdasarkan
hasil uji keturunan.
33. Kebun Benih Klon (KBK)
1. Asal tegakan berasal dari hutan tanaman
atau hutan alam.
2. Asal-usul klon dari pohon plus. Benih
dipisah menurut kloni (pohon induk).
Identitas klon di kebun benih
dicantumkan pada peta (rancangan
kebun) dan/atau tanda di pohon.
3. Jumlah pohon minimal 25 klon setelah
penjarangan.
34. 4. Kualitas genotipa baik.
5. Jalur isolasi diperlukan.
6. Penjarangan dilakukan untuk
mempertahankan klon-klon yang terbaik
dan meningkatkan produksi benih.
Penjarangan ini didasarkan hasil uji
keturunan berdasarkan penampakan klon
di kebun benih.
Kebun Benih Klon (KBK)
35. Penjarangan terdiri dari penjarangan
klon (menebang klon terjelek) dan
penjarangan dalam klon (menebang
fenotipe jelek dalam klon dan
meninggalkan satu pohon).
7.Lihat ilustrasi pada gambar 6.
Kebun Benih Klon (KBK)
36. KEBUN BENIH KLON
SELEKSI POHON PLUS PADA HUTAN
PENGUMPULAN BAHAN TANAM
PERSEMAIAN
EV ALUASI GENOTIPE
pengukuran pohon
PENEBANGAN KLON JELEK
PENGELOLAAN KEBUN BENIH
BENIH UNTUK PROGRAM PENANAMAN
PENANAMAN
TUNAS, STEK, BENIH
PENILAIAN DAN ANALISIS
HASIL PENGUKURAN
37. 7. Kebun Benih Pangkas (KP)
yaitu sumber benih yang dibangun
dari bahan generatif atau vegetatif
dari pohon induk yang berasal dari
KBK atau KBS.
38. Kebun Benih Pangkas (KBP)
1. Asal-usul bahan tanaman dari pohon
induk dari KBK atau KBS. Bahan ini
berupa vegetatif dan generatif.
Penanamannya terpisah (keturunan dari
satu pohon induk di setiap bedeng)
atau campuran (keturunan beberapa
pohon induk dalam satu bedeng).
2. Jumlah pohon minimal 25 klon atau famili
yang berbeda.
39. Kebun Benih Pangkas (KBP)
3. Kualitas genotipa baik.
4. Tidak perlu jalur isolasi.
5. KBP dikelola dengan pemangkasan,
pemupukan dan perlakuan lain untuk
meningkatkan produksi bahan stek. Kebun
pangkas untuk periode tertentu diganti dengan
bahan tanaman yang baru jika dianggap
steknya sulit berakar karena terlalu tua.
6. Lihat ilustrasi pada gambar 7.
40. KEBUN BENIH PANGKAS
SELEKSI POHON PLUS PADA HUTAN
PENGUMPULAN BENIH ATAU STEK
PERSEMAIAN
PENANAMAN
PENGELOLAAN KEBUN
PANGKAS
STEK
PENANAMAN
BIBIT UNTUK PROGRAM
PENANAMAN
42. A. PERENCANAAN PEMBIBITAN
Pemilihan lokasi
Tempat landai dengan kelerengan tidak
lebih dari 5 %
Tersedia air bersih yang cukup
sepanjang tahun
Dekat jalan angkutan
Tenaga mudah didapat
Tersedia bahan media yang akan
digunakan
43. Tidak ada sumber hama dan
penyakit
Kondisi iklim sesuai dengan daerah
penanaman
44. Perhitungan luas dan rencana pengadaan
benih/bibit
Kebutuhan bibit
Luas areal produksi bibit
Luas areal persemaian
Kebutuhan benih
Kebutuhan wadah bibit per periode
Kebutuhan media
45. Tata letak (lay out) persemaian
Harmonisasi gerakan, posisi badan dan
kenyamanan tempat kerja
Keselamatan kesehatan subyek dan
obyek
Terselenggaranya fungsi pengawasan
dan organisasi kerja yang memadai
Efisiensi dan efektivitas kerja/usaha
46. Penyusunan tata waktu (time schedule)
Kegiatan dirinsi sekecil mungkin dan
diurut berdasarkan waktu pelaksanaan
Menentukan titik awal kegiatan yang
sudah pasti dan tidak bisa diubah
Umur bibit yang dipelihara di
persemaian
47. B. PEMBANGUNAN PERSEMAIAN
Persiapan Lapangan
Pemasangan patok
Pembersihan lapangan
Perataan dan penataan lahan
Pengolahan tanah
48. Pengadaan sarana produksi pokok
Bedengan (tabur, sapih)
Wadah bibit
Naungan
Pembangunan sarana dan prasarana
penunjang
Saluran pembuangan air
Saluran poengairan
49. Jalan angkutan dan pemeriksaan
Kantor pimpinan dan staf
Taman
Operation room
Tempat parkir
Laboratorium
Gudang peralatan
Tempat pencampuran media
51. A. PENYIAPAN MEDIA
Penyiapan Bahan Media
Media tabur (steril dan porus)
Bahan : pasir halus, gambut, akar pakis,
tanah+pasir, kerikil,air
Sterilisasi dilakukan dengan cara digoreng
atau dijemur
Media sapih (gembur,poros,zat hara
cukup)
Bahan : tanah, pasir, gambut, akar,kompos
54. B. PEMBUATAN BIBIT
Perlakuan Pendahuluan
Penaburan
Benih halus(eukaliptus) dicampur dengan
pasir halus/abu, benih disebar merata dan
ditutup dengan pasir halus secara merata dan
tipis
Benih kecil (pinus), dibuat larikan dsedalam1
cm
Benih sedang(gmelina), diatanam 2/3 bagian
dari benih dengan letak lembaga di dalam
tanah
55. Benih besar(kemiri), ditanam 1/3 bagian
dengan posisi lembaga di bawah tanah
Stek pucuk (sebelum ditanam diberi zat
perangkar perakaran)
Stek batang
Stek akar (diatanam mendatar sedalam 2 cm)
Benih cabutan (jika akar terlalu panjang
dipotong)
58. Penyiraman
Tujuan : mencukupi kebutuhan tanaman
Waktu dan cara : tergantung iklim
(CH,suhu, RH)
Penyiangan
Pemupukan
Pengendalian H dan P
Seleksi awal