Proposal tesis ini membahas pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah, dan pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas. Variabel-variabel tersebut dihipotesiskan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Data sekunder 2008-2012 akan dianalisis menggunakan model regresi berganda.
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkan nya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Rostow pula yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern.
Dalam hal pre-kondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan baru yang berkualitas. Teori Rostow ini secara mendasar bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Suatu cabang ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi negara berkembang oleh negara yang sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara berkembang dapat membangun ekonominya lebih baik lagi.
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah.
Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.
Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.
Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik.
Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD.
Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Kemiskinan dibagi menjadi beberapa kategori menurut keadaan dan sumber penyebabnya.
a. Menurut keadaannya dibagi menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut adalah standar yang tetap untuk mengukur batasan minimal kemiskinan pada berbagai tempat dan berbagai keadaan.
Kemiskinan relatif (Relative Poverty) adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan masyarakat dimana warga miskin itu tinggal.
b. Menurut sumber penyebabnya dibagi menjadi kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural.
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang penyebabnya struktur yang merugikan, baik struktur negara, pemerintahan, maupun sistem kemasyarakatan.
Kemiskinan kultural atau budaya miskin adalah kemiskinan yang terjadi akibat dari berlakunya sistem kapitalisme.
C. Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan menurut Sharp, dkk (dalam Prima Sukmaraga, 2011) dari sisi ekonomi adalah sebagai berikut.
1) Secara mikro, kemiskinan muncul karena ketidaksmaan pola kepemilikan sumber daya sehingga distribusi pendapatan timpang.
2) Kemiskinan karena perbedaan kualitas sumber daya manusia.
3) Kemiskinan akibat perbedaan akses modal.
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Ragnar Nurkse (dalam Mudrajad Kuncoro, 2006) mengungkapkan bahwa adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menjadi penyebab produktivitas rendah sehingga pendapatan
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
Intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi fenomena kemacetan lalulintas yang diakibatkan pertumbuhan kendaraan pribadi, keterbatasan jalan dan kurang berfungsinya transportasi publik.
Teori pembangunan ekonomi dari Rostow ini sangat populer dan paling banyak mendapatkan komentar dari para ahli. Teori ini pada mulanya merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economics Journal (Maret 1956) dan kemudian dikembangkan nya lebih lanjut dalam bukunya yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut pengklasifikasian Todaro, teori Rostow ini dikelompokkan ke dalam model jenjang linear (linear stages mode/).
Rostow pula yang membuat distingsi antara sektor tradisional dan sektor kapitalis modern. Frasa-frasa ini terkenal dengan terminologi ‘less developed’, untuk menyebut kondisi suatu negara yang masih mengandalkan sektor tradisional, dan terminologi ’more developed’ untuk menyebut kondisi suatu negara yang sudah mencapai tahap industrialisasi dengan mengandalkan sektor kapitalis modern.
Dalam hal pre-kondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap-tahap yang berbeda ini ditujukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel kritis atau strategis yang dianggap mengangkat kondisi-kondisi yang cukup dan perlu untuk perubahan dan transisi menuju tahapan baru yang berkualitas. Teori Rostow ini secara mendasar bersifat unilinear dan universal, serta dianggap bersifat permanen.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Suatu cabang ekonomi yang menganalisis masalah-masalah yang dihadapi negara berkembang oleh negara yang sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara berkembang dapat membangun ekonominya lebih baik lagi.
KAJIAN TEORITIS PENGELUARAN PEMERINTAH MELALUI BELANJA PUBLIKAloysius Mandowen
Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/ sungai/ air hujan.
Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah.
Hanya mengkonsumsi daging/ susu/ ayam dalam satu kali seminggu.
Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.
Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/ poliklinik.
Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 500m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp. 600.000,- per bulan.
Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ tamat SD.
Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit/ non kredit, emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Kemiskinan dibagi menjadi beberapa kategori menurut keadaan dan sumber penyebabnya.
a. Menurut keadaannya dibagi menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut adalah standar yang tetap untuk mengukur batasan minimal kemiskinan pada berbagai tempat dan berbagai keadaan.
Kemiskinan relatif (Relative Poverty) adalah kemiskinan yang dikaitkan dengan masyarakat dimana warga miskin itu tinggal.
b. Menurut sumber penyebabnya dibagi menjadi kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural.
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang penyebabnya struktur yang merugikan, baik struktur negara, pemerintahan, maupun sistem kemasyarakatan.
Kemiskinan kultural atau budaya miskin adalah kemiskinan yang terjadi akibat dari berlakunya sistem kapitalisme.
C. Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan menurut Sharp, dkk (dalam Prima Sukmaraga, 2011) dari sisi ekonomi adalah sebagai berikut.
1) Secara mikro, kemiskinan muncul karena ketidaksmaan pola kepemilikan sumber daya sehingga distribusi pendapatan timpang.
2) Kemiskinan karena perbedaan kualitas sumber daya manusia.
3) Kemiskinan akibat perbedaan akses modal.
Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty). Ragnar Nurkse (dalam Mudrajad Kuncoro, 2006) mengungkapkan bahwa adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menjadi penyebab produktivitas rendah sehingga pendapatan
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
Intervensi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi fenomena kemacetan lalulintas yang diakibatkan pertumbuhan kendaraan pribadi, keterbatasan jalan dan kurang berfungsinya transportasi publik.
Pembangunan ekonomi daerah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan
masyarakatmengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerrintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsanperkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wiilayah tersebut
Pembangunan ekonomi daerah suatu proses dimana Pemerintah daerah dan
masyarakatmengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerrintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsanperkembangan kegiatan ekonomi
(pertumbuhan ekonomi) dalam wiilayah tersebut
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah berada pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses, yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
2. 1. Latar Belakang
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi daerah dan
pengaturan sumberdaya nasional yang memberikan kesempatan bagi
peningkatan demokrasi dan kinerja daerah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani yang bebas kolusi,
korupsi dan nepotisme.
Salah satu tolak ukur penting dalam menentukan keberhasilan
pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang
menggambarkan suatu dampak nyata dari kebijakan pembangunan yang
dilaksanakan. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem pemerintahan daerah
di indikasikan dengan meningkatnya produksi barang dan jasa yang diukur
melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Pembangunan di Kabupaten Musi Rawas yang berlangsung secara
menyeluruh dan berkesinambungan telah meningkatkan perekonomian
masyarakat. Pencapaian hasil-hasil pembangunan yang sangat dirasakan
masyarakat merupakan agregat pembangunan dari 10 Kecamatan di
Kabupaten Musi Rawas yang tidak terlepas dari usaha keras bersama-sama
antara pemerintah dan masyarakat.
Dari paparan di atas penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana
pengaruh investasi, pengeluaran pemerintah dan pendapatan asli daerah
terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2008-
2012.
3. 2. Rumusan Masalah Penelitian
Beberapa faktor yang nampaknya berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas adalah faktor realisasi
nilai investasi, angkatan kerja, pendapatan asli daerah dan pengeluaran
pemerintah . Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pertanyaan
penelitian yang dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Musi Rawas?
2. Bagaimana pengaruh jumlah pengeluaran pemerintah terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas?
3. Bagaimana pengaruh pendapatan daerah terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Musi Rawas?
4. 3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh investasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Musi Rawas.
2. Menganalisa pengaruh jumlah pengeluaran pemerintah
terhadap pertumbuahn ekonomi di Kabupaten Musi
Rawas.
3. Menganalisis pengaruh pendapatan daerah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Musi Rawas.
5. 4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dikategorikan sebagai manfaat teoritis dan
manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian bermanfaat bagi pengembangan ilmu
ekonomi, khususnya mengenai pertumbuhan ekonomi, lebih
khusus lagi tentang investasi, pengeluaran pemerintah dan
pendapatan asli daerah.
Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan membawa manfaat
sebagai berikut:
Bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan di jajaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Rawas dalam menetapkan
kebijakan pembangunan ekonomi daerah.
Memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar
memahami peran dan tanggungjawabnya dalam pencapaian
pertumbuhan ekonomi.
Memberikan pemahaman kepada dunia pendidikan tentang pentingnya
peran investasi, pendapatan daerah dan pengeluaran pemerintah bagi
pertumbuah ekonomi suatu daerah.
6. 5. Studi Kepustakaan
Teori-teori
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan suatu
ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi
berarti perkembangan fiscal produksi barang dan jasa yang berlaku disuatu Negara,
seperti pertambahan dan jumlah produksi sector jasa dan pertambahan produksi
barang modal (Sukirno, 2011 : 423). Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari
perkembangan suatu perekonomian. Dari suatu periode ke periode lainnya kemampuan
suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.
2. Investasi
Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai ”pengeluaran-
pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi
dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam
perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa
depan” .
Menurut Boediono (1992) investasi adalah pengeluaran oleh sector produsen (swasta)
untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk
perluasan pabrik.
7. 3. Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan seperangkat produk yang dihasilkan yang
memuat pilihan atau keputusan yang dibuat oleh pemerintah untuk menyediakan
barang-barang publik dan pelayanan kepada masyarakat. Total pengeluaran
pemerintah merupakan penjumlahan keseluruhan dari keputusan anggaran pada
masing-masing tingkatan pemerintahan (pusat – propinsi – daerah).
Pada masing-masing tingkatan dalam pemerintahan ini dapat mempunyai
keputusan akhir – proses pembuatan yang berbeda dan hanya beberapa hal
pemerintah yang di bawahnya dapat dipengaruhi oleh pemerintah yang lebih tinggi
(Lee Robert, Jr and Ronald W. Johnson, 1998).
4. Pendapatan Daerah
Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah merupakan
sumber penerimaan daerah asli yang digali di daerah tersebut untuk digunakan
sebagai modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan
usaha-usaha daerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah
pusat. Pendapatan Asli Daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah.
Daerah yang mempunyai sarana dan prasara yang memadai dapat menarik investor
untuk menanamkan modalnya pada daerah tersebut, sehingga akan menambah
PAD. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengalokasian anggaran belanja modal (Darwanto dan Yulia Yustikasi, 2007).
8. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Barro (2001) dengan judul Economic
Growth in a cross section of Country mencoba melihat pengaruh rasio belanja
konsumsi pemerintah-GDP, school attainment, life expectancy, tingkat inflasi,
rasio investasi – hubungan perdagangan (indikator modal manusia : school
attainment & life expetancy) terhadap pertumbuhan ekonomi
Hasilnya menunjukan bahwa penduduk laki-laki berpendidikan menengah
dan tinggi memberi pengaruh dan signifikan terhadap pertumbuhan GDP
perkapita riil, karena pekerja dengan latar belakang pendidikan dilengkapi
dengan teknologi yang baru memiliki peran penting dalam penyebaran
teknologi. Selain itu diketahui bahwa penduduk perempuan berpendidikan
dasar, menengah, tinggi dan penduduk laki-laki berpendidikan dasar tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan GDP perkapita
riil dan pertumbuhan GDP tidak berkaitan secara signifikan dengan lama
sekolah perempuan pada tingkat pendidikan dasar merupakan prasyarat bagi
tingkat pendidikan menengah dan tinggi.
9. Pungki Ardani (2011) dengan penelitiannya yang berjudul Pengaruh
pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana
alokasi khusus terhadap pengalokasian belanja modal. Data yang digunakan
adalah data 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah yang bersumber dari Laporan
Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari tahun 2007-
2009.
Hasil dari peneltian ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh positif terhadap alokasi belanja modal, PAD berpengaruh positif
terhadap alokasi belanja modal, DAU berpengaruh positif terhadap alokasi
belanja modal sedangkan DAK berpengaruh negatif terhadap alokasi belanja
modal.
10. Kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas
sebagai (Y); pertumbuhan stok modal dilihat melalui : (1) realisasi nilai
Investasi (INV), (2) pengeluaran pemerintah daerah (EXPD); dan
pendapatan asli daerah (PAD) sehingga diperoleh persamaan :
Y = f ( INV, EXPD, PAD)........................................(5)
Dari persamaan (4) dan (5) diperoleh :
Y = A INVβ1 EXPDβ2 PADβ3 ……………………(6)
Keterangan :
IVN = Realisasi Investasi
EXPD = Total pengeluaran pemerintah daerah
PAD = Pendapatan Asli Daerah
A = konstanta
β1, β2, β3 = koefisien
11. Skema Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Variabel-
Variabel Yang Mempengaruhinya
12. Hipotesis
1. Diduga Realisasi Investasi berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
2. Diduga Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi.
3. Diduga realisasi Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi.
13. 6. Metode Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera
Selatan dalam kurun watu dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Musi Rawas serta sumber lain yang terkait
dengan penelitian ini. Secara rinci data yang dipergunakan :
1. Pertumbuhan Ekonomi : menggunakan data tentang pertumbuhan PDRB
Kabupaten Musi Rawas atas dasar harga konstan tahun 2006. Data yang
digunakan adalah data tahun 2008 s/d 2012, dinyatakan dalam persen (%).
2. Variabel Investasi : diproksikan melalui data jumlah kredit perbankan di
Kabupaten Musi Rawas, dinyatakan dalam juta rupiah.
3. Variabel Pendapatan Daerah: menggunakan data realisasi pendapatan asli
daerah dalam penelitian ini diukur dengan jumlah seluruh penerimaan pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah yang diperoleh Kabupaten Musi
Rawas.
4. Variabel pengeluaran pemerintah: menggunakan data realisasi total belanja
daerah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, dinyatakan dalam juta rupiah.
14. Data yang digunakan adalah data sekunder selama periode tahun 2005 s/d
2013. Harga konstan dengan memakai tahun dasar tahun 2000 digunakan
sebagai dasar pengamatan dengan pertimbangan bahwa perkembangan angka-
angka pendapatan regional dari tahun ke tahun semata-mata disebabkan oleh
perkembangan riil/nyata dan bukan dipengaruhi oleh perubahan harga, baik
harga naik maupun turun (BPS, 2004).
Sumber data yang digunakan :
1. Musi Rawas dalam Angka tahun 2005 s/d 2013, BPS dan Bappeda
Kabupaten Musi Rawas;
2. PDRB Kabupaten Musi Rawas 2005 s/d 2013;
3. Angkatan Kerja Indonesia tahun 2005 s/d 2013;
4. Berita Resmi Statistik Kabupaten Musi Rawas, berbagai edisi terbitan;
15. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari
instansi, lembaga atau sumber-sumber lain yang relevan. data yang terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis secara kuantitatif regresi berganda.
Definisi Operasional Variabel
Beberapa definisi operasional variabel dalam penelitian ini memiliki batasan
sebagai berikut :
a. Produk Domestik Bruto adalah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa
oleh berbagai sektor ekonomi di suatu daerah dalam waktu tertentu
(Rupiah/tahun). Data PDRB digunakan adalah PDRB Kabupaten Musi Rawas
atas harga berlaku tahun 2008-2012 tanpa migas. PDRB menurut harga berlaku
digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi, pergeseran,
dan struktur ekonomi suatu daerah. Sementara PDRB atas dasar harga konstan
digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan dari tahun ke tahun. PDRB dikeluarkan oleh BPS dan dinyatakan
dalam satuan rupiah
b. Pertumbuhan ekonomi : adalah perubahan relatif nilai riil Produk
Domestik Bruto (PDRB) di Kabupaten Musi Rawas atas dasar harga konstan
tahun 2000 dan dinyatakan dalam satuan persen
Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam suatu tahun tertentu (tahun t) dapat
ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut (Sadono Sukirno,
2000) :
16. c. Investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam
modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan
perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 : 107).
d. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU.No
32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal
dari penerimaan dari dana perimbangan pusat dan daerah, juga yang
berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-lain
pendapatan yang sah.
e. Pengeluaran pemerintah daerah adalah realisasi total belanja daerah
di Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, dinyatakan dalam satuan Rupiah.
17. Metode Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan/ hipotesis
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linier
berganda.
Analisa Kuantitatif
Alat analisa yang dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel realisasi
investasi (I), realisasi pendapatan daerah (PAD) dan realisasi jumlah
pengeluaran pemerintah (EXP) terhadap pertumbuhan ekonomi
adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi ketergantungan variable
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen
(variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau
memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen
berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati,2003).
Teknik estimasi variabel dependen yang digunakan adalah Ordinary
Least Square (OLS) yaitu mengestimasi garis regresi dengan jalan
meminimalkan jumlah dari kuadrat kesalahan setiap observasi
terhadap garis tersebut (Imam Ghozali, 2005).